Tumgik
#tidak bepergian
masbagyo · 2 years
Text
Jangan Naik Pesawat, Harga Tiket Menggila
Jangan Naik Pesawat, Harga Tiket Menggila
tempo Sejak menjelang lebaran bulan April lalu, harga tiket pesawat terus merangkak naik. Saya kira karena sedang musim mudik, sehingga terjadi demand tinggi, sedangkan supply sedikit, akibatnya harga naik. Sebagaimana layaknya hukum ekonomi standar terkait permintaan dan penawaran. Apalagi kala itu, mudik relatif diberikan kemudahan dan kelonggaran, setelah dua tahun banyak yang menahan diri…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Lokasi ! WA : 0858-5614-7751 (ISAT), Supplier souvenir tas belanja Banten
Supplier souvenir tas belanja Garut, Jual souvenir pernikahan tas belanja Jakarta, Grosir souvenir tas belanja anyaman plastik Bandung, Pengerajin souvenir tas belanja anyaman Bekasi, Lokasi souvenir tas belanja besar Bogor, Pusat souvenir tas belanja custom murah Tanggerang, Produsen souvenir tas belanja cantik murah Depok, Supplier souvenir tas belanja cowok Indramayu, Jual souvenir tas belanja indonesia Tasikmalaya, Grosir sovenir tas anyaman plastik murah di indonesia Banten
Tumblr media
PRODUSEN - WA : 0858-5614-7751 (Bp. Bramasta)- Kami menjual Tas Anyam dari Plastik dengan harga Grosir, Grosir Tas Anyam Plastik adalah solusinya, Tas Anyam Plastik adalah wadah untuk bepergian dengan fashion yang unik dan mengesankan Ada sedikitnya 7 alasan membeli di produk kami 1. Tas anyaman terbuat dari bahan jali-jali yang premium, lentur dan anti pecah (bukan yang kaku) 2. Sudah melewati proses Quality Control terlebih dahulu, sehingga hanya produk berkualitas yang kami kirim. 3. Tersedia warna warni pastel yang cantik- cantik 4. Cocok untuk ke kantor, jalan-jalan, ke mall, kondangan dan lain-lain 5. Dijamin harga murah dan kualitas terbaik 6. Warna tidak mudah pudar 7. 100% high quality SEGERA KONTAK KAMI UNTUK PEMBELIAN: TELP : 0858-5614-7751 (Bp. Bramasta) WA : 0858-5614-7751 (Bp. Bramasta) ATAU BISA KLIK : http://wa.me/6285856147751 www.pusattasanyamanplastik.com #TasAnyamanPlastik #TasAnyamanPlastikModern#TasAnyamanPlastikTradisional#TasAnyamanPlastikFashion #TasAnyamanPlastikUnik #TasAnyamanPlastikMurah #TasAnyamanPlastikPremium #TasAnyamanPlastik#TasAnyamanModern#TasAnyamanTradisional#TasAnyamanFashion #TasAnyamanUnik #TasKeranjangPlastik#TasAnyamanMurah#TasAnyamanPlastikPremium#TasAnayamanPlastikHajatan#TasAnyamanPlastikSouvenir#JualTasAnyamanPlastik#ProdusenTasAnyamanPlastik#TasKeranjangPlastik#PengrajinTasAnyamanPlastik"
2 notes · View notes
kurniawangunadi · 2 months
Text
Ramadan #17
Tidak ada yang memberi tahuku dahulu jika menjadi dewasa artinya memikul tanggungjawab peran, kukira dulu menjadi dewasa berarti kebebasan untuk bepergian atau membeli sesuatu tanpa perlu izin orang tua.
Tidak ada yang memberi tahuku dahulu jika ternyata untuk memiliki apa yang orang tuaku miliki saat ini, seberat itu. Aku tidak pernah memikirkan sewaktu kecil tentang bagaimana orang tuaku menghidupiku atau bahkan menyediakanku rumah. Kini, aku dihadapkan pada kenyataan bahwa untuk memiliki rumah ternyata seperti itu rasa perjalanannya.
Tidak ada yang memberi tahuku dahulu kalau tumbuh dewasa akan lebih banyak diselimuti kesendirian, karena orang lain pun sedang sibuk mengurus dunianya sendiri, sedang berjuang, sedang fokus di jalan hidupnya masing-masing. Aku pikir akan seseru waktuku kecil dulu, ramai riuh pertemanan.
Tidak ada yang memberi tahuku dahulu. Kini, aku takkan membiarkan anak-anakku nanti tak tahu apa-apa tentang banyak hal.
166 notes · View notes
yunusaziz · 2 months
Text
Bagaimana visi orang tua diwariskan kepada anak? -bagian 2-
Tumblr media
Jika belum ada yang baca -bagian 1- kemarin, sila baca terlebih dahulu ya. Karena tiap bagian akan bersambung^^
Perlu saya tegaskan kembali. Bahwa 'mewariskan' visi kepada anak merupakan peran dari Ibu dan Ayah. Keduanya memiliki peran yang 'parsial', tetapi saling berkesinambungan dan melengkapi. Jika pada bagian 1 kemarin, tindakan menjadi 'asbab' yang paling diutamakan, sebab mendidik ada kalanya lebih powerful ketika dicontohkan. Maka pada bagian 2, saya akan bahas dari sisi bahasa, baik yang melalui verbal dan non verbal.
Eits, ini ko tiba-tiba jadi formil gini bahasanya, beda sama sebelumnya.. Gapapa ya.. 😂
Manusia dibekali Allah otak yang luar biasa, mampu merekam apapun yang ada di sekelilingnya. Mau itu baik atau buruk, selama berinteraksi dengan panca indera, semua akan terekam. Maka, memperhatikan bahasa, atau cara berkomunikasi kepada anak juga merupakan hal fundamental dalam upaya mewariskan visi kepada anak.
Sesuatu yang baik, tentu akan menjadi input yang baik untuk anak. Adanya obrolan yang bernuansa positif, semisal menanyakan kabar, obrolan ringan tentang hobby, minat-bakat, sampai ke diskusi berat perihal masa depan, adalah sarana yang tepat dalam memberikan 'masukan' pada proses anak membangun visi hidupnya.
Oleh karenanya, sekali lagi menjadi hal yang penting bagi (calon) orang tua, untuk memperhatikan tutur katanya. Tidak sedikit kita jumpai, anak yang bahkan masih di usia balita berkata yang tidak sepantasnya. Tentu banyak kemungkinan hal itu terjadi, entah karena mereka mendengar dari lingkungannya, tayangan media, dan tidak menutup kemungkinan dari orang tuanya. Ya hal demikian sering terjadi :)
Fatherless Country
Mungkin bukan jadi istilah asing bagi mereka yang peduli akan dunia parenting. Bahwa salah satu penyebabnya adalah rendahnya komunikasi Ayah terhadap anak. Tidak sering obrolan Ayah stagnan pada satu topik saja, alhasil suasana jadi kering dan dingin. Jika anak nggak balik inisiatif bertanya, kelar dah tuh obrolan :'D
Atau dalam hal lain, ketika menemani anak bermain. Seringkali hanya badannya saja yang menemani, tetapi tidak pada pikiran dan ucapannya; semisal bertanya apa yang didapatkan di sekolah hari ini, hobi yang sedang ditekuni, bahkan bercerita tentang kisah yang mengajarkan nilai dan moralitas kehidupan.
Yah, pada intinya 'kata-kata' merupakan bagian penting yang jangan sampai dilewatkan. Mulai latih diri untuk bagaimana berkomunikasi yang baik, menjaga tutur kata, kapan harus memberi semangat dan memvalidasi variansi perasaan mereka, dsb.
Sedikit tips, jika yang belum menikah atau calon orang tua, latih diri untuk hal demikian itu, misalnya kalau punya ponakan ajak dia ngobrol sembari bermain, bagaimana menghadapi mereka ketika menangis, dsb. Jika tidak punya, bisa main ke TPA atau forum sosial sejenis lainnya :D kalau gaada lagi, nemu anak kecil ajak dah tuh ngobrol, tapi izin mak bapaknya dulu 😂👍🏻
Rasulullah pun juga melakukan hal demikian, dalam beberapa sirah dikisahkan misalnya ketika bepergian bersama cucu maupun anaknya, ataupun anak muda, selalu ada obrolan. Baik itu tentang ketauhidan, pelajaran tertentu, dsb. Ya, tauhid diajarkan saat kanak-kanak, tentu saja dengan bahasa yang mereka mudah pahami.
Akhir kata, semoga kita semua Allah mudahkan dalam mendidik generasi yang Allah kelak akan titipkan nanti, di tengah zaman yang subhanallah 'luar biasa' ini. 🤲🏻
*oiya, seri ini memang akan saya banyakin pov laki-laki, supaya jadi pengingat diri dan bekal dikemudian hari hehe✌🏻
99 notes · View notes
langitawaan · 8 months
Text
176.
Allah Maha Baik. Dulu waktu masih sendiri banyak hal yang pengen banget aku lakukan tapi terpaksa harus ku lupakan karena satu dan lain hal. Garis besarnya karena izin bepergian jauh tanpa mahrom yang tidak ku dapatkan dari Ayah.
Sekarang, aku tinggal ngomong sama beliau walau bukan saat itu juga ia wujudkan tapi selalu diusahakan biar akunya senang.
Kadang masih suka nangis. Amalan apa yang aku lakukan sampai Allah kirim dia buat aku? Sosok yang baik dan pengertiannya luar biasa.
Ternyata penantianku lebih lama dari teman-teman karena Allah memang sudah mempersiapkan seseorang yang aku butuhkan. Allah tahu aku butuh teman hidup yang seperti apa.
Jangan ragu sama Allah. Allah selalu kasih yang terbaik untuk kita. Kitanya saja yang kadang tidak bisa sabar dan sering ngeluh bahkan mendikte Allah padahal kita ini siapa? Cuma hamba-Nya yang bahkan tubuh ini sendiri pun akan Dia ambil jika sudah tiba waktunya.
Kita ini bukan apa-apa tanpa Allah. Lagi, lagi terima kasih Allah.
Rumah, 19.49 | 06 Oktober 2023.
178 notes · View notes
apriliakinasih · 1 month
Text
Menghargai Diri Sendiri
Biasanya, seseorang dihargai karena pencapaian-pencapaian yang telah diraihnya. Pencapaian dalam hal ini misalnya adalah karir. Tentu pandangan masyarakat kepada seseorang yang telah sukses berbeda dengan pandangan mereka pada orang yang masih belum punya pekerjaan.
Kendati demikian, terlepas kita sudah punya karir atau belum, sudah punya pencapaian-pencapaian atau belum, tidak ada yang bisa lebih menghargai diri kita selain kita sendiri.
Menurutku, ada banyak cara untuk kita bisa menghargai diri sendiri. Pertama, menjaga kebersihan diri. Dengan menjaga dan merawat diri, itu artinya kita sudah menghargai diri kita sendiri. Terlebih lagi, jika kita adalah muslim. Dalam agama Islam, menjaga kebersihan sangatlah dianjurkan. Bukankah, kebersihan adalah sebagian dari iman?
Cara kedua yang bisa kita lakukan adalah memakai pakaian yang bagus dan rapi, terutama ketika hendak menemui seseorang, bepergian, atau ketika ada meeting meskipun meeting-nya dilakukan secara online.
Ya, memakai pakaian bagus adalah salah satu cara kita untuk bisa menghargai diri kita sendiri. Orang lain yang melihat pun juga akan nyaman. Coba bayangkan, jika kita menemui seseorang dengan pakaian yang acak-acakan. Pasti seseorang tersebut melihat kita pun juga kurang nyaman. Kita juga pasti malu kalau berpenampilan yang tidak rapi, sementara orang yang kita temui berpenampilan begitu rapi dan pantas.
Aku pernah ditanya oleh temanku saat kami hendak menghadiri rapat secara online. Pada waktu itu, aku memakai pakaian seperti biasanya: gamis dan jilbab segi empat, lengkap dengan brosnya. Kemudian temanku ini mengatakan,"Mau ke mana sih rapi banget padahal 'cuma' rapat doang?"
Ada juga yang pernah mengatakan padaku,"Udah rapi-rapi tapi kok off cam?" Yang ini ceritanya memang agak lucu. Aku sengaja mematikan kamera waktu itu, karena hampir semua yang ikut rapat mematikan kameranya. Aku jadi sungkan sendiri kalau menyalakan kameraku. Hehe.
Namun, saat itu aku tidak merasa percuma telah berpenampilan rapi. Sebab, menurutku selain untuk menghargai diri sendiri, berpenampilan rapi juga bisa membangkitkan semangat untuk beraktivitas.
Cara ketiga adalah dengan menghindar dari orang-orang yang tidak bisa menghargai kita. Entah itu dengan cara mengurangi intensitas pertemuan, mengurangi komunikasi, atau kalau perlu kita juga bisa meng-cut off orang-orang yang tidak pernah membuat kita merasa berharga dan juga orang yang toxic. Bukan berarti niat kita jahat. Tidak, tidak seperti itu. Hanya saja, kadang-kadang kita juga perlu untuk mengutamakan diri kita sendiri, demi kesehatan mental kita sendiri. Untuk apa mempertahankan orang-orang yang tidak bisa menghargai kita?
Cara keempat adalah menjaga sikap. Berperilaku sopan dan santun pada orang lain juga menandakan bahwa kita menghargai diri kita sendiri. Izinkan saya menuliskan nasihat berharga satu ini:
"Ada banyak hal bisa yang menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri."
–RA. Kartini–
Menurut kamu, apa cara lain yang bisa kita lakukan untuk bisa menghargai diri kita sendiri?
(23 April 2024 | 10:15WIB)
16 notes · View notes
karbonklorida · 27 days
Text
May 09, 2024
Tahun ini sangat berbeda,bukan? Dada yang lebih lapang Sabar yang lebih luas Hati yang kian tabah Do'a yang kian panjang Meski begitu, rupanya ada yang tak berubah. Ternyata level tertinggi dari pembuktian adalah hilangnya rasa ingin membuktikan itu sendiri Selamat ulang tahun ya! Mari terus safar untuk meraih mimpi! Doa orang yang bepergian kepada orang yang ditinggal, sebagaimana dalam hadistnya Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu: أَسْتَوْدِعُكَ اللَّهَ الَّذِي لَا تَضِيعُ وَدَائِعُهُ Artinya: “Aku titipkan kamu kepada Allah yang tidak akan tersia-sia apa yang dititipkan kepadaNya.” (HR. Ibnu Majah 2/943 no:2825, dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albany dalam Shahihul Jami’ no:958)
{Ccl}
7 notes · View notes
milaalkhansah · 3 months
Text
Belajar untuk tidak geer
Salah satu hal yang selalu kulatih beberapa tahun belakangan ini adalah untuk tidak mudah geer.
Belajar untuk mengganggap diri bukan siapa-siapa (dalam artian yang positif tentunya) seperti belajar untuk tidak merasa bahwa semua orang merasa diri ini penting. Belajar untuk tidak merasa istimewa, belajar untuk tidak merasa diperhatikan, selalu disukai, atau menjadi pusat dunia orang lain.
Belajar untuk tidak mudah geer ini juga berlaku dalam hal perasaan ke lawan jenis. Melatih diri untuk tidak mudah geer akan perilaku seorang laki-laki yang tidak selalu ditujukan untuk menarik perhatian diri. Belajar untuk tidak merasa si yang paling cantik, si yang paling disukai, dipedulikan, atau selalu dicari.
Belajar untuk merasa diri biasa-biasa saja lambat laun mengubahku menjadi pribadi yang jauh lebih tenang. Karena perasaan "tidak istimewa" atau "tidak selalu diperhatikan orang lain" itu membawaku untuk lebih percaya diri melakukan apa saja. Seperti bepergian ke tempat-tempat umum tanpa ditemani siapa pun. Aku dengan santai bisa melakukan apa saja karena aku tahu aku tidak sepenting dan seistimewa itu untuk selalu menjadi bahan sorotan orang lain.
Aku bisa dengan tenang tidak aktif bermedia sosial dalam waktu yang lama. Aku bisa dengan santai mematikan handphone atau juga tidak membuka aplikasi chat karena aku tahu, tidak akan ada yang mencariku, atau bahkan menyadari keberadaanku.
Pemikiran ini kini membuatku melakukan banyak hal atas pertimbangan diriku sendiri. Bukan lagi karena orang lain. Aku dengan bebas melakukan apa pun yang membuatku bahagia, karena aku tidak lagi takut akan penilaian manusia yang belum tentu juga peduli pada apa yang aku lakukan.
Sebenarnya, secara tidak sadar, hampir semua orang merasa dirinya selalu diperhatikan orang lain. Walaupun faktanya tidak selalu demikian. Perasaan selalu diperhatikan yang hampir dirasakan semua orang ini harusnya membuat kita perlahan memahami bahwa fokus setiap orang adalah dirinya sendiri bukan diri orang lain. Apalagi diri kita. Sehingga melalui pemahaman itu, kita tidak perlu lagi merasa ragu untuk melakukan sesuatu hanya karena merasa takut akan penilaian orang lain.
Belajar untuk merasa diri kita tidak sepenting itu untuk menjadi bahan pemikiran dan juga pertimbangan dalam hidup orang lain. Karena memang faktanya seperti itu. Dan itu nggak papa. Nggak papa jika diri kita gak penting untuk semua orang.
Karena yang paling penting ialah bagaimana kita menjadikan diri kita sendiri sebagai hal terpenting bagi diri kita sendiri.
@milaalkhansah
19 notes · View notes
penaalmujahidah · 3 months
Text
Cerita Ramadan
"Kick Starter Membuatku Lebih Berani"
Beberapa bulan lalu, kakak menyuruhku untuk membeli motor matic second. Karena selama ini aku selalu menggunakan motornya untuk kegiatan sehari-hari. Alhasil, kalo kakak mau kemana-mana jadi susah. Mungkin beliau lama-lama kesel juga motornya dipake terus sama adiknya. Akhirnya dengan sangat terpaksa aku harus mengeluarkan beberapa uang tabungan untuk membeli motor second itu. Aku senang karena sudah punya motor sendiri meskipun bekas. Yaa, setidaknya aku gak usah direpotkan lagi dengan panggilan kakak yang tiba-tiba menyuruhku pulang saat aku sedang bepergian. Namun, kebahagiaan itu sirna seketika saat motor bekas yang kakak beli itu mogok saat digunakan ke kota oleh kakakku. Beberapa bulan ia masuk bengkel. Aku pun masih menggunakan motor matic punya kakak. Namun, suatu ketika kakakku pergi lebih dulu dengan motornya. Aku pun uring-uringan karena mau pergi tapi gak ada kendaraan. Sebenernya ada, tapi itu motor gigi. Aku tidak terlalu lihai menggunakannya. Mana motornya Astrea 700 yang super antik.
Dengan segenap keberanian, akhirnya aku memutuskan untuk membawa motor antik itu. Awalnya aku ragu, karena aku belum pernah menggunakan kick starter saat mengendarai motor gigi. Namun, setelah aku melihat tetanggaku saat menstarterkan motor kakak, aku memberanikan diri untuk mencoba. Di awal belum berhasil, sampai akhirnya meminta tolong ke tetangga, pas beliau starter ternyata kunci motornya belum aku on-kan. Ya Salaam (tepok jidat). Malu sekali aku. Tapi setidaknya aku bisa jalan dengan motor itu. Eh pas datang di tujuan, dan jalannya agak menurun, aku lupa kalo motor itu rem belakangnya dibagian kaki, dan rem depannya sudah tidak berfungsi. Jadilah aku kebingungan karena rem oblong. Untungnya ada lapangan untuk aku membelokkan motor. Aish.. Untung saja tidak banyak kendaraan yang lalu lalang saat itu. Satu lagi pengalamanku menggunakan motor antik itu, yaitu saat aku kesusahan kick starter yang ternyata penyebabnya adalah keadaan motor masih masuk gigi. Aissh.. Ada-ada aja emang. Ribet banget yaa pake motor gigi tuh.
Tapi, di sisi lain aku menjadi banyak belajar dan merasa bahagia karena ternyata aku bisa mengendarai motor gigi antik dan bisa melakukan kick starter. Itu merupakan pencapaian luar biasa bagiku. Karena sebelumnya aku dipenuhi keraguan bahwa aku tidak akan bisa melakukan starter motor manual. Ternyata untuk mendobrak keraguan itu adalah dengan mencoba, tak peduli seberapa sering kita gagal dan melakukan kesalahan dalam proses percobaan itu, karena pada akhirnya kita akan berhasil di waktu yang tepat dan merasakan bahagia atasnya. Bukankah untuk mendapatkan kebenaran kita harus tau kesalahan lebih dulu? Meskipun tidak selalu begitu. Tali itulah pentingnya sebuah proses. Dari belajar kick starter motor gigi, aku belajar untuk lebih berani. Bahwa nyatanya keraguan dan ketakutan kita tidak pernah benar-benar terjadi.
8 notes · View notes
Pengerajin ! WA : 0858-5614-7751 (ISAT) Lokasi tas sovenir anyaman plastik Jakarta
Tumblr media
2 notes · View notes
kurniawangunadi · 9 months
Text
Cerpen : Are You Near Me?
Aku meraih helmku yang kugantung di spion motor. Agak basah sedikit karena tadi gerimis dan aku salah menggantungnya. Tak apa, mungkin nanti kerudungku basah sedikit. Tak masalah.
Aku melajukan motorku menuju kesepian. Aku selalu benci pulang dari tempat kerja ini, karena aku akan bertemu dengan diriku sendiri di atas motor yang kukendarai, pikiranku yang berlari ke sana kemari, kos yang dihimpit oleh gang sempit dan dinding yang lembab. Sepinya seperti itu.
Aku pernah tidak seperti ini. Aku pernah tak terhitung bepergian ke sana kemari, menaiki kereta apapun jenisnya, menyeberangi pulau, menginap di masjid, di McD, di terminal, pom bensin, dan segala hal yang dulu kupikir akan mempertemukanku dengan banyak jawaban dari pertanyaan.
Tumbuh dewasa, menamparku dengan realita yang berbeda. Aku butuh uang, aku bekerja, kemudian semua abisi itu menguap tak bersisa. Aku merasa kehilangan gairah hidup, terjebak dalam rutinitas sehari-hari yang membuatku lelah. Aku dulu berpikir akan mengarungi dunia, hidup dengan diriku yang bahagia. Kini untuk bahagia, aku lupa bagaimana caranya, aku lupa merasakannya. Aku belajar, hidup ini tidak selalu semenyenangkan itu. Aku berusaha sebaik mungkin meski aku tahu, itu takkan membawaku lebih jauh lagi.
Aku pernah bersimpuh menangis, mengadu kepada Tuhan kenapa hidupku begitu kosong, tak lagi seisi dulu, tak lagi sebahagia dulu. Apakah aku akan begini seumur hidupku? Aku tidak mau. Bolehkah aku minta kepadaNya untuk mengubah takdirku, tak apa jika caraNya mungkin akan membuatku harus tertatih-tatih.
Dan benar saja. Di penghujung umur 29 ini, aku masih tak tahu akan ke mana, dengan siapa aku akan menikah, tak tahu. Gelap. Setertatih itu aku dengan takdirku sendiri.
Aku ingin sekali menemukan sesuatu yang kubutuhkan, meski aku tidak benar-benar tahu apa yang aku butuhkan. Dia Maha Tahu. Jika memang dia ada didekatku, buatlah dia menyapaku terlebih dahulu. Aku takut salah memilih. Aku mohon dengan sangat, pilihkanlah. (c)kurniawangunadi
342 notes · View notes
aprilliouz · 6 months
Text
Satu kata tentang tahun ini
Tahun ini hampir sampai penghujung. Sampai menemukan titik akhir menutup penanggalannya.
Biasanya manusia akan merayakan, mengenang atau banyak menyesali apa yang sudah terjadi dan dilewati. Termasuk meminta memberikan definisi untuk apa-apa yang terjadi sejak awal hingga akhir tahun.
Jika harus menggunakan satu kata untuk mewakili, aku akan memilih kata progres. Tahun ini, rasanya ada progres paling nyata dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ada banyak hal yang menandakan bahwa aku bertumbuh dan berkembang dalam kurun waktu setahun ini.
Jika boleh menambahkan satu kata lagi untuk mendeskripsikan, aku akan memilih kata trust. Percaya. Rasa percaya adalah bagian yang penting yang membuatku sampai titik ini dan berprogres. Aku bisa mendapatkan banyak kesempatan karena adanya trust dari orang-orang. Mereka melihat aku, melihat potensiku, melihat sesuatu yang bahkan mungkin aku ragukan dari diriku sendiri.
Dipercayakan untuk membuat karya pertama.
Dipercayakan menjadi asisten untuk seorang pendidik, seorang pengajar, dan seorang yang amat bertalenta di bidangnya.
Dipercayakan sebuah karya dari seseorang, yang punya cerita dan bahkan ketika karya tersebut belum dinikmati khalayak.
Dipercayakan lagi untuk membantu pekerjaan seseorang.
Selain karena adanya orang baik yang hadir dengan rasa percayanya, rasa percaya dari diri sendiri juga adalah modal besar. Karena tanpa keberanian dan rasa percaya pada diri sendiri,
Aku tidak mungkin mau bepergian seorang diri.
Aku tidak mungkin mau menyapa dan memperluas relasi.
Aku tidak mungkin mau memulai membuat karyaku sendiri.
Aku tidak mungkin mencoba semua hal baru ini.
Beginilah ceritaku di penghujung 2023. Kamu punya cerita apa?
12 notes · View notes
rismaisnayah · 5 months
Text
"Bapak sakit ? ko ngga bilang ?" tanyaku hari itu
"Sakit apa ? bapak sehat ko, nih sehat bugar" jawab beliau sambil mengepalkan tangannya, saat itu momen vidcall.
"Gimana kakinya sudah sembuh ? kata mba, bapak sakit kaki. Ko ngga bilang kalau sakit ?" tanyaku to the point
"Sakit kecil aja, palingan bentar lagi sembuh" jawab beliau akhirnya
Lagi banget kangen sama orang tua, percakapan dengan bapak beberapa hari lalu buat aku berpikir lebih jauh. Percakapan itu mengalihkanku akan kekhawatiran bapak yang sering diungkapkan jika itu terkait denganku.
Khawatir kalau di kosan sendirian, khawatir kalau sampai belum makan, khawatir kalau pulang kerja jalan kaki, khawatir kalau bepergian jauh, khawatir ini dan itu. Tapi bapak, tidak pernah mengizinkan kami anak-anaknya mengkhawatirkan beliau.
Bahkan untuk urusan sakit, bapak akan mengatakan kalau bapak sehat-sehat saja, sebab tau kalau aku juga tidak melihatnya secara langsung. Tapi kenapa orang tua selembut itu hatinya ya ? Selama ini sudahkah kita melihat kelembutan itu dari diri orang tua ?
Atau selama ini kita hanya fokus ke hal-hal kurangnya saja ? sewajarnya orang tua layaknya kita juga, masih ada kekurangan di satu dan lain sisi. Tapi berfokus kepada kekurangan orang tua tidak akan menjadikan kita lebih sayang sama mereka, justru mungkin lama-lama kebencianlah yang akan bertumpuk.
Selama orang tua masih ada, mereka adalah ladang amal dan syurga kita. Mendoakan, memberi semampu kita, mengajaknya beribadah, menasihati dg cara yg baik, mengasihi dan memberi kabar, sering berkomunikasi dan mendedikasikan amal kebaikan untuk mereka, barangkali adalah cara kita untuk bersyukur terhadap nikmat Allah berupa orang tua.
Bahkan mohon maaf, bagi yang orang tuanya sudah meninggal, doa terbaik kita selalu bisa menjadi hadiah terbaik untuk mereka. Kita tidak bisa memilih ingin dilahirkan dari orang tua yang seperti apa, namun kita selalu bisa mengasihi orang tua dengan cara apa dan melihat kebaikan-kebaikan pada diri orang tua.
11 notes · View notes
yunusaziz · 3 months
Note
Hai kak... aku cewe, agak idealis ga mau naik motor karena nambah polusi bumi. sampe suatu ketika, di kendaraan umum udah kedua kalinya kena pelecehan padahal udah pake pakaian tertutup (syar'i) . dan akhirnya minta motor untuk perjalanan. Sampe sekarang belum pernah lagi naik kendaraan umum kalau itu penuh / lagi malem, dan takut perjalanan jauh sendiri.
Cuma pengen cerita, mungkin bisa kasih saran yang bisa dibagiin juga ke yang lain kak?
Halo, sebelumnya aku turut prihatin ya atas apa yang menimpamu, juga untuk perempuan-perumpuan lain yang pernah mengalami hal serupa di luar sana. Semoga hal serupa, tidak terulang lagi🙏🏻
Ruang aman bagi wanita memang masih jadi pr besar bagi negara ini. Upaya mewujudkan itu memang perlu melibatkan banyak pihak, tidak hanya pemerintah dengan segala pendekatan infrastruktur dan regulasinya, tetapi juga pola pikir dan perilaku sebagian masyarakat yang masih perlu dibenahi.
Menanggapi pertanyaanmu, sisi ideliasme yang kamu coba pertahankan itu pada dasarnya bagus, akan tetapi menurut saya keselamatan diri saya rasa tetap menjadi hal yang lebih prioritas daripada sisi idealismu tadi.
Solusi terbaik pada pelaku dan perilaku demikian membutuhkan waktu yang cukup panjang, selain adanya penegakan hukum sebagai faktor punishment, perlu juga adanya edukasi dan komunitas yang proaktif untuk mencegah dan mendidik masyarakat akan buruknya perilaku itu.
Sekali lagi hal itu memerlukan waktu, oleh karena itu aku rasa yang bisa dilakukan saat ini lebih ke aksi preventif;
Hindari berpergian sendiri terutama ketika malam hari, jika tidak begitu urgent. Jika terpaksa, upayakan ajak teman/mahrom.
Mencari alternatif transportasi yang kredibel dan tegas dalam upaya memberantas perilaku ini. Aku rasa beberapa provider sudah cukup 'open' akan hal ini.
Jika perlu, sediakan juga alat pertahanan diri (semprotan merica, dsj) atau juga nyalakan fitur live location.
Adik saya perempuan selalu saya tekankan untuk sebelum bepergian harus berkabar. Dengan siapa, kemana, dsb. Mungkin hal ini juga bisa kamu lakukan.
Perbanyak do'a sebelum dan ketika di perjalanan banyak dzikir kalau pesan Umi saya.
Memang ini tidak semudah itu, dan mungkin menyebalkan bagia para perempuan. Akan tetapi beginilah adanya, semoga kedepan ada langkah lebih serius dalam upaya pencegahan ini. Aamiin.
7 notes · View notes
ulvafdillah · 2 years
Text
Yang Diperlukan Adalah Konsisten
Agama ini tidak didesain hanya untuk memuaskan nafsu belajar kita. Sebab dibanding ilmu yang banyak di dalam kepala, sikap konsisten adalah yang utama.
Tidak ada yang lebih utama selain konsisten. Saat ilmu perihal agama ini telah memenuhi ruang-ruang di dalam kepala, pada akhirnya sikap kita terkait ilmu tersebut yang akan menentukan kualitas diri kita.
Karena rupanya benar, telah banyak yang paham mengenai kaki yang juga merupakan aurat bagi wanita. Namun untuk konsisten mengenakan kaos kaki saat bepergian keluar rumah, hanya sedikit yang bisa.
Telah banyak yang paham bahwa dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan, ada yang dikatakan bukan mahram. Tapi rupanya sedikit sekali yang bisa berlapang dada untuk meninggalkan campur baur sebuah lingkar pertemanan.
Telah banyak yang mengerti bahwa perempuan adalah fitnah terbesar bagi laki-laki. Tapi popularitas dan kesenangan duniawi, mengalahkan syariat yang telah ada sejak zaman Nabi.
Untuk itulah ilmu konsistensi lebih utama dari yang lain. Karena betapa banyak orang yang sudah belajar, namun akhirnya lepas pegangan karena kurang konsisten.
Karena tolok ukur dari ilmu yang kita pelajari adalah sikap yang senantiasa mengitari setelah mengetahui. Karena konsep dari berilmu sebelum beramal tidak semata-mata ada tanpa hikmah yang berarti.
Karena sungguh, ilmu ada untuk kemudian disempurnakan oleh amalan. Karena kita belajar bukan hanya untuk menjadi tahu, namun untuk mengamalkan hasil belajar itu di dalam kehidupan.
Lantas apakah benar sikap konsisten akan diperoleh dari ilmu yang diamalkan?
Tentu saja tidak!
Sikap konsisten lahir dari jalan-jalan panjang permohonan kepada-Nya. Permohonan untuk senantiasa diteguhkan dalam beramal sesuai perintah-Nya. Sikap konsisten lahir dari sikap pantang menyerah untuk terus berusaha dan mencoba.
Agama ini didesain untuk mengingatkan kita perihal besar-kecil sebuah amalan yang kita kerjakan - selama tidak menyimpang dari syariat yang diajarkan - maka segalanya akan terhitung pahala.
Termasuk mengenakan kaos kaki saat hendak keluar rumah. Atau menghindari pergaulan yang mengantarkan kita pada sesuatu yang sia-sia.
Agama ini memang tidak menjanjikan kepada kita perihal iman yang tidak akan kendur. Tapi agama ini selalu menyajikan solusi terkait masalah yang kita hadapi.
Termasuk masalah kesulitan istiqomah di jalan-jalan yang dulunya sudah pernah kita jejaki.
09:42 p.m || 07 November 2022
Source : @ulvafdillah
108 notes · View notes
mutiarafirdaus · 7 months
Text
Selamat siang Anak Baik. Wah, tumben kita bertemu di siang hari. Biasanya ketika malam sudah menggulita kau baru memanggilku.
Kamu sedang capek sekali ya? Atau sudah di tahap muak? Haha jangan berlebihan seperti itu anak baik. Ingat rumus jitu yang kau ulang terus ketika isi kepalamu mulai ribut, All is Well.. All is Well..
Coba ingat kembali, momen ini yang kamu tunggu sejak berbulan bulan lalu kan? Momen ini yang selalu menghiasi doa di akhir perkumpulan bersama anak halaqah asrama kan? Amunisi dan aneka fasilitas untuk mengerjakannya sudah tersedia dengan mudah kan?
Kita sudah berpindah domisili dari Depok ke Sukabumi kemudian kembali ke Depok lagi, berpindah gaya belajar dari luring ke daring hingga luring lagi. Dan kamu tetap bertahan di tempat ini, tidak lain tujuannya adalah untuk menuntaskan apa yang sudah kita mulai.
Memang capek, tapi setidaknya pembimbingmu seorang yang luar biasa baik. Memang banyak sumber yang harus dibaca, tapi Alhamdulillahnya topik itu sudah kau pahami dan geluti beberapa tahun terakhir ini. Memang menyenangkan jika bersantai saja di rumah, tapi Surga mana yang kamu mau perjuangkan jika memilih hanya yang senang-senang?
Segala sesuatu pasti ada yang pertama kalinya. Kamu pertama kali mengerjakan skripsi, kalau pusing tidak mengapa. Itu wajar, wajar sekali. Ingat ketika kamu pertama kali akan bepergian dengan pesawat? Atau pertama kali mengajar langsung kelas private? Atau pertama kali bertemu dengan calon suamimu tanpa sekat?
Takut. Pusing. Bingung. Dan tumpah ruah semua. Tapi dengan kebaikan dari Allah semua terlewati. Dengan baik. Dengan mudah. Dengan lancar. Alhamdulillah.
Ayo anak baik. Kita bisa insya Allah sepekan ini menyelesaikan proposalnya. Kemudian kau akan mendaftar sempro, lalu penelitian. Alhamdulillah kau sudah ditunggu di tempat penelitiannya kan? Alhamdulillah pihak kampus tidak menarget waktu yang lama untuk penelitian di lokasi sekolah. Lalu kamu akan kembali melanjutkan penulisan. Dan sesudah itu menjalani sidang.
Insya Allah bisa. Tidak usah terpaku pada tenggat waktu yang tersisa 2 bulan lagi. Tapi ingatlah kamu punya 60 hari lagi. Juga punya 1.440 jam lagi. Hey, ayo bahagia. Waktu yang kamu punya banyak sekali! Ayo dikerjakan anak baik!
Banyak doa terlangitkan untukmu. Banyak orang yang menunggu senyum lebarmu. Banyak adik-adik yang menanti bimbingan darimu. Tuntaskan urusanmu, agar kau bisa bantu orang-orang lain tuntaskan urusan mereka. Ayo kerjakan lagi, Anak Baik!
7 notes · View notes