Tumgik
#puisipendek
sajaksesak · 8 months
Text
Jika nanti giliranku punya rumah sendiri. Aku upayakan ruangan itu akan dipenuhi oleh banyak kasih; banyak kehangatan; banyak rasa aman.
Kupastikan ada pula ruang untuk merasa takut, merasa lemah, waktu untuk didengarkan, dipeluk, digenggam.
Aku upayakan disana banyak kedekatan, tawa, tangis, pengertian, pula meja yang terhias makanan lantas kebersamaan di sekelilingnya.
Pintunya akan selalu terbuka, aku akan sedia menunggu. Pastikan kau pulang ke rumah itu.
Disana akan ada kebaikan, ada cinta, ada kasih. Semuanya akan kucintai.
Akan ku upayakan.
Arief Aumar | akankuupayakan
464 notes · View notes
sajakjalansunyi · 7 months
Text
Jangan mencintai orang terlalu dalam nak. Karena jika kau kehilangan dia, kaupun akan kehilangan dirimu dan jangan benci orang terlalu besar nak, karena benci itu seperti mengharapkan orang yang kau benci mati dengan segelas racun yang kau teguk untuk dirimu sendiri.
Yang sedang-sedang saja nak. Cinta yang tidak membuatmu kehilangan dirimu sendiri dan benci yang tidak membunuh esensi kemanusiaanmu
68 notes · View notes
melodirinai · 3 months
Text
Pemahaman yang tak sejalur. Merubah cinta di awal menjadi ketidaksukaan yang tampak tumbuh begitu subur.
Keegoisan yang ikut berbaur. Menenggelamkan pemakluman, menarik kebencian yang tak lagi bisa di pukul mundur.
Ironisnya manusia seringkali dipaksa melakukan hal-hal yang tak diinginkannya.
Sebagai penjaga hati, ia kerap kali menoleransi, hingga membiarkan diri terikat dalam benalu ketidakbahagiaan yang penuh dengan duri.
Begitupun juga dengan kebebasan yang hanyalah angan-angan, manusia dikelilingi oleh jutaan aturan yang tak terkatakan.
Manusia juga tak sepenuhnya dapat mengendalikan kehidupannya, ada jalan takdir yang memegang kendali, yang tak dapat dipungkiri, tak dapat dihindari.
Beberapa manusia memilih untuk hidup dalam kepura-puraan. Bukan hal yang salah, nyatanya dengan kepura-puraan duka akan kenyataan dapat terelakkan.
Dan beberapa manusia lainnya hidup terlampau sadar diri, terlampau mengenali diri sendiri, terlampau peka pada kepalsuan yang mengelilingi, hingga mengundang duka untuk menyertai hari-harinya yang pada akhirnya dipenuhi dengan kontradiksi.
—@melodirinai
Gemuruh Malam | January 30, 2024.
24 notes · View notes
vxyntsa · 14 days
Text
Sore itu aku datang seperti biasa, selepas kerja membawa penat dan cerita yang aku rasa layak engkau dengar.
Sore itu aku datang seperti biasa, ku lintasi jalanan itu tanpa ragu karena hapal di luar kepala.
Sore itu aku datang seperti biasa, karena yakin engkau ada di sana. Menungguku hanya untuk menuangkanmu segelas susu.
Tapi ayah, Selasa sore itu ternyata tak biasa. Kedatanganku disambut tangis dan ricuh ruang yang memekakkan. Dirimu terbujur kaku, dingin seperti habis bertemu kematian.
Apakah sakit? Apakah malaikat maut itu menjemputmu dengan lembut Ayah?
Sore itu menjadi saksi bisu antara Tuhan dan aku. Walaupun Ia mengambil seluruh yang ku punya. Aku selalu bisa membayangkanmu menungguku di dalam kamar itu, menunjukkan baktiku hanya padamu.
Selamat jalan Ayah,
dari anak bungsumu.
Tumblr media
16 notes · View notes
langitdanlaut · 5 months
Text
Tolong katakan padaku Tuan Jikalau Rindu terus datang Pada tiap malam Apa yang harus kulakukan Sedang Tuan Jauh dalam pandang
50 notes · View notes
ruang-bising · 9 months
Text
Tumblr media Tumblr media
"Seutuhnya, Seluruhnya."
Aku adalah orang asing yang tidak sengaja datang ke ceritamu, dalam sub-bab datang dan pergi mungkin.
Oleh karena itu, dengan peranku yang cukup singkat ini, aku ingin melakukan hal-hal sederhana yang dapat mendatangkan kebaikan untukmu.
Aku adalah orang asing, sebutlah aku pujangga bising. Berkelana kesana-kemari, demi mendapat validasi dari kepala sendiri. beruntungnya kamu dicintai seorang pujangga, kata mereka. "Sebab bersama atau tidak nantinya kedepan, kau akan terus hidup di dalam aksaranya."
tadinya, kupikir, berteman dengan kesendirian adalah hal yang menyenangkan. Aku takut ketika sosok itu datang. lebih tepatnya aku terlalu fokus mencari yang tepat. Padahal, mungkin, bisa saja yang tepat hanyalah tokoh fiksi di novel maupun film.
Diantara pengelanaan yang melelahkan, kutemukan keberanian diriku yang dulu, aku mengakuinya lagi. Setelah takdir memainkan peran antagonisnya, merenggut semua hal tentangmu. Belakangan, baru kusadari, ternyata semua kembali di waktu yang tepat. Dan waktu yang tepat adalah kumpulan dari pilihan dan takdir yang bersamaan. Tidak seratus persen kerja alam. Dan aku merasa kalau aku mencintai orang baik sepertimu.
Kamu adalah sosok yang mengantarkanku kepada banyak kebaikan. Mungkin itulah alasanku tetap mencintaimu. aku dibuat sadar olehmu kalau mencintai adalah proses yang amat panjang dan melelahkan, tapi ketika kita mencintai dengan benar, kita bisa menemukan diri kita sendiri, sebab itulah aku menjadi lebih mencintai diri sendiri.
Kamu juga sosok yang membuatku bangga sekaligus insecure dengan diri sendiri. Apa aku cukup baik? Apa aku pantas? Apakah Aku tidak membebanimu? Apa aku sosok yang mudah dicintai olehmu? Apa fungsiku di hidupmu? Dan banyak pertanyaan lain yang justru pada ujungnya adalah usahaku menjadi sosok yang lebih baik. Terlalu banyak hal yang membuatmu spesial, dan pantas untuk aku cintai.
jika kamu bertanya "lebih memilih dicintai atau mencintai?" Jelas aku akan memilih 'mencintai', mencintai segala hal tentangmu, mencintai tingkah lucumu. mencintai caramu hidup. mencintai selera makanmu yang aneh. mencintai caramu menggunakan tissue. mencintai caramu berpikir kritis. mencintai hidung mancungmu. dan mencintai semua hal yang takkan habis jika kutuliskan. Meskipun aku bisa saja memaksa diriku menulis tentangmu, sampai kelak salah satu patah antara hati dan jari.
Kelak, jika nanti ada waktu, marilah kita duduk di selasar panjang toko buku terbesar di kota kita. Akan kugunakan waktuku yang sedikit ini untuk mencintaimu satu-satunya, kucintai kamu dengan segala dan segilanya. Aku ingin melihatmu sehat dan baik-baik saja sembari memanggil namamu yang indah itu.
Kelak, jika nanti ada waktu, akan kugunakan peranku yang sebentar ini untuk menyayangimu satu-satunya. Aku akan membawamu ke tempat-tempat indah yang kuketahui, aku akan bercerita untukmu; tentang mengapa senja hanya sebentar, tentang mengapa hujan tidak merata di kota kita, tentang janji-janji politikus negeri para bedebah, atau tentang rahasia Tuhan yang kupelajari.
Kelak, jikapun pada akhirnya ternyata waktuku sedikit saja, izinkan aku melihatmu sekali lagi. Memeluk dan menatap matamu sepanjang hari. izinkan aku mengambil lebih banyak gambarmu. izinkan aku melihatmu dengan rasa yang sama utuhnya sesaat setelah kuputuskan akan mencintaimu pertama kali, saat aku menyadari dan mensyukuri keberadaanmu di bumi ini. Sebab karena itulah kau akan hidup lebih lama dalam ingatanku di waktuku yang sebentar ini.
Izinkan aku mencintaimu,
sebentar,
sedikit,
seremeh, dunia.
Seutuh-utuhnya.
61 notes · View notes
arvsee · 2 months
Text
Seperti yang pernah aku katakan padamu dahulu. Sampai kapan pun, kamu akan memiliki tempat tersendiri dalam ruang amigdala ku. Meskipun kini kita memilih jalan untuk sendiri. Kamu tetaplah menjadi tokoh favorit pada setiap bait sajak ceritaku.
12 notes · View notes
merayusemesta · 4 months
Text
pertemuan tidak disengaja akan berlangsung manja,
sebab kau tidak tahu akan ada kejadian apa didalamnya,
akan menjadi kepingan memori yang terus kau ingat.
sebab hari itu juga, ada dua insan yang sedang membuai cerita yang tak disengaja
dan terus bertanya dalam kepala "akankah datang lagi, hari lain seperti hari ini?" yang terus menghantuimu,
sebab pertemuan itu menjadi candu.
Yogykarta
15 notes · View notes
jeritmalam · 3 months
Text
Terjadi lagi, hampa terasa hidup tak lagi berelegi, bernafas hari ini saja sudah cukup beresensi, kenapa sulit menggambar tragedi yang sebenarnya fantasi.
12 notes · View notes
gadis-rahasia · 1 month
Text
Sudah cukup aku terluka oleh belati yang aku asah sendiri, lukanya bukan hanya goresan, pula.
Seandainya aku tahu akan terluka sedalam ini, maka tidak akan aku biarkan selalu berada di dalam genggaman tangan.
Belati itu ku harapkan bisa ku gunakan untuk membela diri, namun pada akhirnya aku yang terluka sendiri.
Dan sekarang aku hanya berjalan sampai akhir, tanpa menemukan seseorang yang pantas untuk aku lukai.
Lalu bukankah ini saatnya untuk membuangnya?
9 notes · View notes
sajaksesak · 5 months
Text
Aku pikir, jatuh cinta–mencinta–dicintai seseorang itu gila luar biasa. Kau temukan dirimu giat tanya "apakah kau tetap mencintaiku meski aku terpatri kekurangan?" kepada ia yang jawabannya selalu, ya.
Gila!
Aku pikir, pada akhirnya kita hanya perlu menemukan seseorang yang melihat kita bak museum karya seni: yang tindak buah ketulusannya mengapresiasi guratmu, memahami nilaimu, mencintaimu dalam karena kau layak mendapatkannya.
— Arief Aumar | flaws
207 notes · View notes
sajakjalansunyi · 5 months
Text
Rumi pernah berkata, "Jangan lari, terlukalah sampai kau benar-benar sembuh". Hanya dalam hati aku berujar, sudah berhitung tahun. Aku tak lari kemana-mana demi menjaga kenangan, tapi mengapa aku tak sembuh-sembuh jua?
52 notes · View notes
melodirinai · 3 months
Text
Adakalanya merindukan gemuruh hujan, karena aroma sejuk yang menguar ketika hujan datang dapat menyejukkan kekosongan hati yang kadang kala tak tertahankan.
Adakalanya menikmati matahari tenggelam di langit petang, rasa sesak akan keramaian siang akhirnya dapat ditepikan, dan tibalah waktunya untuk beristirahat pulang.
Adakalanya menantikan kelap-kelip bintang di langit malam, dengan kilau keramaian mereka diantara kegelapan, rasa sepi yang menyesakkan entah kenapa dapat diredam.
Adakalanya mengagumi fajar yang membentuk langit pagi tampak kemerahan, di awal hari kedatangan sang terang, layar-layar harapan dapat kembali di bentangkan.
—@melodirinai
19 notes · View notes
karbonklorida · 27 days
Text
Banyak Tanya
Mereka sibuk bertanya-tanya; Bagaimana rasanya dicintai oleh perempuan sepertiku? Yang meriah tawanya Yang lebar senyumnya Yang banyak katanya
Sayangnya mereka enggan bertanya; Bagaimana rasanya menjadi perempuan sepertiku. Sebab aku tahu persis rasanya Bukan diam memperbaiki diri, ada yang sibuk berkemas untuk pergi Bukan mendengar untuk mengerti, malah bersiap untuk mengkhianati
Mereka tetap sibuk bertanya-tanya; Siapa gerangan yang akan menggenapkan perempuan sepertiku? Yang keras kepalanya Yang banyak kurangnya Yang rumit pikirnya
Sayangnya mereka tak pernah tau; Bagaimana rasanya dicintai sebegitunya Sebab aku tahu persis rasanya Diberi ratusan bunga matahari tanpa pamrih Menjadi tamengku tanpa pernah ingin diketahui
Kelak, akan datang hari dimana semua tanya itu menemukan jawabannya. Akan ada waktu dimana semua tanda tanya itu menjadi titik. Karena selesai sudah. Perempuan sepertiku akhirnya menemukan lelakinya. Kemudian, lembar cerita baru akan dimulai.
{Ccl}
14 notes · View notes
langitdanlaut · 5 months
Text
Tuan, aku sedang membungkusmu untuk kubuang ke lautan. Selamat datang Tuan. Di bangkai orang-orang yang ku asingkan. Dan koleksi kejahatanku dalam doa-doa malam.
28 notes · View notes
segudangpikiran · 6 months
Text
Oktober
Oleh @segudangpikiran
Ku tatap awan-awan
Layaknya menanti datangnya hujan
Berharap terkabulnya harapan
Ternyata sirna dibawa angin
Sungai-sungai telah mengering
Karena hujan tak kunjung datang
Kini Oktober benar-benar gersang
Bagaikan hati yang telah kosong
18 notes · View notes