Tumgik
#pengingatdiri
ulvafdillah · 11 months
Text
Karena menikah adalah tentang mengubah kebiasaan.
Menikah bukan hanya menyoal menyatukan persepsi. Atau membangun komunikasi.
Bukan pula menyoal maklum-memaklumi. Atau menerima segalanya dengan besar hati.
Menikah adalah perihal nafkah lahir dan batin yang diberikan oleh suami kepada istri. Juga perihal pengabdian dan ketaatan dari istri untuk suami.
Menikah adalah tentang mengubah kebiasaan, mengatur waktu, merencanakan masa depan, mengolah finansial, pun mengambil peran dalam pengasuhan.
Jika segala urusan rumah diberikan sepenuhnya kepada istri, maka bukan penampakan baru lagi. Jika di kemudian hari kita mendapatkan para istri yang hidupnya penuh dengan tekanan, penuh dengan derai air mata, penuh pembangkangan dan penolakan.
Sebab mentalnya rusak, fisiknya lemah akibat dari pekerjaan rumah yang dianggap - oleh hampir keseluruhan manusia - adalah tanggung jawabnya.
Padahal rumah adalah tentang bersama. Pekerjaan yang melingkupi di dalamnya adalah tanggung jawab anggota keluarga.
Pun sama ketika seorang suami hanya memposisikan diri sebagai tulang punggung keluarga, sebagai sumber dana, sebagai pencari nafkah. Sehingga mindset yang tertata hanyalah menyoal uang. Untuk kemudian lahirlah sifat dan sikap yang menggurat luka di dalam diri sang istri.
Tidak ingin berperan dalam urusan rumah dan mendidik anak. Tidak ingin meringankan beban istri, tidak ingin berusaha lebih untuk menyenangkan hati istri.
Karena tidak selalu perihal uang yang membuat seorang istri bahagia.
Adakalanya pelukan hangat, bantuan mengurus rumah dan menjaga anak, waktu-waktu yang dihabiskan berdua, janji-janji yang ditunaikan, perasaan-perasaan yang dihargai; adalah bentuk bahagia yang lain.
Karena menikah adalah upaya mengubah kebiasaan. Mengubah semua hal-hal yang pernah dilakukan seorang diri, menjadi kebiasaan yang harus dilakukan berdua bersama pasangan.
Karena menikah adalah upaya memberikan lebih banyak waktu kepada keluarga. Menomorsatukan mereka, menjadi peka terhadap perasaannya.
Karena menikah adalah perihal saling; saling meringankan beban pekerjaan rumah; saling menghargai dalam setiap keputusan; saling menghormati dalam berbagai keadaan.
Karena menikah adalah tentang mengubah kebiasaan. Menjadi tahu dan paham bahwa begitu banyak kebiasaan yang mesti diubah jika telah hidup berkeluarga.
Bukan malah berlaku seenaknya hanya karena dia adalah kepala rumah tangga. Dan bukan pula bertingkah semaunya hanya karena dia adalah seorang wanita yang mesti dimuliakan oleh suaminya.
Karena sungguh, menikah adalan tentang kesadaran untuk mengubah kebiasaan.
Kesadaran untuk mau memahami bahwa sebaik-baik waktu yang dihabiskan seorang laki-laki adalah bersama keluarga dan istri.
Kesadaran untuk mau mengerti bahwa sebaik-baik ketaatan yang mesti dilakukan oleh seorang perempuan adalah ketaatan kepada suami.
06.13 a.m || 13 Juni 2023
929 notes · View notes
andromedanisa · 1 month
Text
aku menangis sendiri dalam lelah, dalam sepi, dalam-dalam. aku menangisi sesuatu yang entah mungkin belum aku miliki atau aku menangisi atas penyesalan terhadap sesuatu yang telah kumiliki. aku tak paham..
bulan Ramadhan, bulan dimana seharusnya ku sibukkan diriku dengan melakukan ibadah dan ketaatan kenyataannya aku disibukkan dengan sesuatu yang akan hilang sewaktu-waktu (perihal dunia). aku yang paham bahwa aku tak seharusnya demikian namun tetap saja tak beranjak dari tempatku sekarang.
ada apa dengan diriku ya Allaah, mengapa aku bisa sejauh ini dariMu. setiap hari aku mencoba untuk memahami diriku namun aku tak pernah menemukan diriku dengan versi yang lebih tenang, lebih membahagiakan. aku selalu sibuk membereskan airmata yang selalu jatuh agar tak diketahui dunia. sekali lagi aku disibukkan dengan perkara dunia yang sewaktu-waktu bisa hilang kapan saja.
bulan Ramadhan ini aku merasa sangat lelah sekali, sekadar berdiri dengan kedua kakiku saja rasanya tak sekuat dulu. kala mengingat itu aku kembali menangis. rupanya aku pernah sangat bersemangat kala menujuMu. mempelajari ilmu untuk mendekatkan diriku kepadaMu. kini rasanya hampa terlebih banyak lelah. benar, dunia begitu melelahkan sekali..
kini, aku mencoba mengulang kembali perjalananku. meski tertatih aku mencoba meyakinkan diriku kembali bahwasanya ampunanMu sungguh luas dan terbuka untukku. dalam doaku, hanya meminta ampunanMu saja. "Allaah, ampuni aku, ampuni aku, kasihanilah aku."
doa itu mampu menembus relung hatiku yang telah lama jauh dariMu. aku menangis kembali setiap kali aku mengulang doa-doaku. ampuni aku, ampuni aku, kasihanilah aku. bagiku, bila Engkau telah mengampuniku, aku merasa sangat begitu ringan kala aku menjalani hidupku. kala Engkau mengasihaniku, aku merasa sangat begitu lapang dan tenang dalam menjalani kehidupanku.
setiap hari aku selalu berpikir, "apa peranku, apa yang bisa aku perbuat, mengapa aku hanya seperti ini saja setiap harinya. mengapa tidak begini, mengapa tidak begitu." pertanyaan-pertanyaan itu selalu mengulang setiap waktu dalam kepalaku. dan kini, aku mencoba untuk melepaskan semuanya. aku ingin kembali dalam keadaan tenang. dan Ramadhan adalah momentum terbaik untuk melepaskan dan memulangkan semua kekhawatiran.
aku menanamkan dalam diriku, biar Allaah yang tentu jalan hidupku, biar Allaah yang mengatur baiknya nanti bagaimana. sebab kala aku menginginkan ini dan itu dan tak berjalan sebagaimana, aku merasakan lelah dengan begitunya.
Allaah, aku menulis dengan begitu panjang sekali. keluhanku terlalu banyak untuk ukuran diriku. ampuni aku, ampuni aku, kasihanilah aku. sungguh ya Allaah, kala dibulan ini bulan dimana semua kebaikan dilipat gandakan dan ampunan terbuka lebar. maka sungguh merugikan diri ini jika aku tak mendapatkan ampunan dariMu.
Allaah, tolong aku. jangan tinggalkan aku. aku mencari banyak jawaban dari semua pertanyaanku, maka disaat itulah dunia berpaling sejauh-jauhnya meninggalkanku. rupanya aku salah menaruh sesuatu yang sedari awal memang semu dan rapuh.
wahai diri, tak ada kata terlambat untuk kembali kepada ampunan Allaah. kembalilah dengan seluruh perasaanmu, letakkanlah semuanya sesuai dengan tempat semestinya. jangan khawatirkan apa-apa yang bukan menjadi ranahmu, sayang. sebab kau sudah merasakannya bukan? bahwasanya semua itu sangat melelahkan bagimu.
kembalilah dengan apa yang tersisa pada dirimu saat ini, sebelum terlambat, sebelum dirimu menyesal telah berakhir semuanya. mulai saat ini paksalah dirimu untuk tidak mencintai atau menaruh dunia pada hatimu. melepaskan itu sulit tapi hidup dalam keadaan lelah setiap harinya sebab dunia untuk sungguh akan menguras dan merugikan dirimu. melembutlah wahai diri, melembutlah..
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni.. (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–)
ya Allaah, aku pulang menuju ampunanMu tak mengapa kan? belum terlmbatkan? maka terimalah aku, ampunilah aku, ampunilah aku ya Allaah..
101 notes · View notes
rismaisnayah · 1 year
Text
Ketika menemui diri sedang futur futurnya tapi kok dibilang futur cuma durasinya kelamaan, barangkali cara terbaiknya adalah tetap mengusahakan kebaikan sebagaimana dilakukan sebelum futur itu hadir. Meski, tidak ada makna atau terasa kosong saja ketika melakukannya.
Apakah menjamin akan kembali lagi semangat seperti sebelumnya ? Tidak, jika hanya dilakukan sekali. Maka kebiasaan baik itu perlu terus dilakukan dan dilakukan. Lagi lagi meski terasa begitu hambar dan tidak ada ghiroh disana. Percayalah batu saja bisa hancur seiring dengan seringnya terkena tetesan air, apalagi hati yang sejatinya tiap orang memiliki sisi terbaiknya masing-masing.
Keinginan kuat kita untuk mengembalikan diri seperti sedia kala (sebelum futur) adalah kesadaran yang baik yg hadir dari hati kita. Kita merasa ada yg salah dengan diri, merasa ada yg perlu diperbaiki, merasa ada yg perlu dikembalikan. Maka sejatinya hal itu sudahlah pertanda yang baik. Hati kita, tidak benar benar keras/mati, naudzubillah..
Wahai diri yang setiap harinya ada saja dosa yg dilakukan, membaiklah, bangkitlah, paksalah dirimu bergerak. Meski, meski lagi lagi kau temui kemalasan yg berkepanjangan, rasa berat untuk beramal tapi ringan sekali untuk melakukan hal hal yg tidak bermanfaat, meski kamu harus tertatih dalam prosesnya, tetaplah bergerak. Dan jangan biarkan setan menuntunmu untuk terus nyaman pada kondisimu saat ini.
Wahai hati, membaiklah, ingatlah Allah banyak banyak, sujudlah dan tumpahkan semua padaNya. Katakan dengan sejujurnya bahwa saat ini kamu sedang jauh, minta ditarik kembali, minta dibimbing kembali, agar tak semakin jauh kesana. Yakinlah, seribu persen yakinlah bahwa Allah tak akan pernah meninggalkanmu.
Dan jangan pernah sekalipun kamu berputus asa terhadap rahmatNya sekalipun kamu merasa bahwa dirimu penuh dengan dosa dosa..
154 notes · View notes
zahrotulistiqomah · 4 months
Text
Keberanian bukan berarti ia tidak takut, namun keberanian adalah sabar menanti pada tempat yang semestinya meski dalam keadaan takut sekalipun. #26
Za.
35 notes · View notes
aksarahumaira · 2 months
Text
Keadaan Kita Hari Ini
Tumblr media
"Baju kamu warnanya merah muda semua deh kak"
--
Manusia memang begitu ya, karena terbiasa bisa memilih sesuai pilihannya, sesuai yang dikehendaki, seringnya tidak siap ketika dihadapkan pada sesuatu yang tidak disuka atau keadaan yang tidak diharapkan. Padahal akan ada masa dimana fase hidup berubah, entah lebih bahagia atau pada kesedihan yang menyempitkan dada.
Tak jarang, kita terlalu fokus pada beratnya ujian, sampai lupa mensyukuri banyak keadaan. Lupa bahwa di kelilingi orang baik atau masih bisa melantunkan ayat-ayatNya adalah sebuah kesempatan sekaligus keistimewaan yang tidak Allah berikan kepada semua hambaNya.
Terkadang tanpa sadar kita menuntut dengan kata-kata, "kenapa hidup begini" atau "bagaimana bisa hidup serumit ini". Padahal kalau dipikir-pikir, kenapa tidak? Kita hanyalah pemeran, sedangkan Allah yang menentukan bagaimana jalannya.
Aku rasa setiap orang sedang berjuang dengan caranya sendiri-sendiri, menjadi "sedikit" lebih baik dari sebelumnya, meski memang tidak semua orang mengerti. Hidup tak pernah dituntut sempurna tanpa kegagalan. Kalaulah hidup terus baik-baik saja, bagaimana caranya kita bisa jadi hamba yang senantiasa berharap hanya kepadaNya? Bagaimana caranya kita menjadi hamba yang terus mensyukuri nikmat dan karunia yang diberikanNya?.
Depok, 9 Maret 2024 | 21.35
Tumblr media
Menampung cerita dan memberi saran kepada orang lain itu seperti menasihati diri sendiri. Setiap kata "Coba minta petunjuk Allah" yang keluar sebagai jawaban dari pertanyaan, masuk ke pendengaran sebagai cara mengingatkan diri dengan kata-kata yang sama :)
20 notes · View notes
ruanguntukku · 11 months
Text
Hari ini kembali diingatkan tentang sebuah nasihat yang masih membekas, perihal bagaimana kita menyikapi takdir buruk yang ada.
Manusia menerima takdirnya itu terbagi menjadi 4 golongan, yakni :
Orang itu marah kepada Allah akan takdir buruk yang dia terima dan ini adalah tingkatan yang paling rendah.
Orang itu bersabar, tapi kesabarannya masih terasa sempit di dadanya. Masih ada keluh kesah yang dia rasakan dan butuh waktu yang cukup lama untuk bisa menerima kondisi yang ada.
Orang itu merasa lapang dan ridho dengan segala takdir Allah dan ini terjadi pada hentakan pertama ujian. Dia yakin bahwa apa yang Allah gariskan itu pasti ada hikmahnya, sehingga dia yakin dengan janji-Nya.
Orang itu merasa bersyukur dengan takdir buruk yang dia alami, jelas untuk bisa ke tahap ini seseorang butuh ilmu, hidayah, kekuatan dan pertolongan dari Allah. Perlu adanya latihan dan didikan yang kuat kepada diri sendiri untuk bisa sampai di tahap ini. Karena pada hentakan pertama takdir itu datang, kita bukan hanya sekadar bisa lapang menerima, tapi juga mampu menyadari bahwa apa yang terjadi saat ini adalah karunia yang besar dari Allah, kita betul-betul meresapi bahwa di balik semuanya ada balasan yang indah dari Allah untuk kita. Oleh karena itu, orang-orang yang ada di tahap ini benar-benar tidak bisa tergoyahkan dengan celaan dan ucapan buruk manusia, bahkan apa-apa yang telah hilang darinya tidak membuatnya bersedih apalagi bersusah hati.
Aku tahu tentu mempraktikkan ilmu tidak semudah itu, tapi hendaklah kita terus memupuk prasangka baik terhadap Allah, terus berusaha memperbaiki diri menjadi hamba yang semakin baik di sisi-Nya.
Jika banyak sekali kisah-kisah di luar sana tentang kesuksesan meraih perbendaharaan dunia dari tahap yang sangat mustahil menjadi berhasil, sungguh tidaklah ada kata mustahil untuk bisa menjadi hamba Allah yang beriman dan bertaqwa.
Selama ruh belum sampai ke kerongkongan dan sebelum matahari terbit dari barat, maka masih sangat mungkin kita berupaya di dunia ini untuk menjadi golongan yang selamat di kampung akhirat nanti.
Jika ada banyak orang yang berjuang mati-matian untuk bisa sukses di dunia, maka jadilah yang betul-betul jujur dan berupaya sekuat tenaga untuk bisa menjadi sukses di akhirat.
Perjalanan kita masih sangat panjang dan berat, yang dimulai setelah ruh kita dicabut dan raga kita bermalam pertama di alam kubur.
—SNA, Ruang Untukku #109
Senin, 12-06-2023 | 15.11
Venetie Van Java,
Semoga Allah membalas dengan jannatal firdaus bagi para asatidzah hafidzakumullah yang tidak hentinya memberikan nasihat dan peringatan di atas al-Haq tentang akhirat. Aamiin.
89 notes · View notes
xzy-anonym · 5 months
Text
Adakah yang pernah tersakiti oleh saya? baik itu lisan, tulisan ataupun perbuatan?
Jika ada mari kita selesaikan di dunia. Karena jika sampai di akhirat, maka akan sulit, dan sangat sulit serta berat jika diselesaikan.
Dan kepada hati yang pernah saya sakiti entah tidak sengaja maupun disengaja. Pada amanah-amanah atau janji-janji yang pernah saya lalaikan, pada orang-orang yang pernah bermuamalah dengan saya namun mendapatkan kekecewaan.
Dengan hati yang tulus saya meminta halal, minta ridho dunia akhirat serta meminta maaf sebesar-besarnya.🌷
Tumblr media
31 notes · View notes
apriliakinasih · 3 days
Text
Menghargai Diri Sendiri
Biasanya, seseorang dihargai karena pencapaian-pencapaian yang telah diraihnya. Pencapaian dalam hal ini misalnya adalah karir. Tentu pandangan masyarakat kepada seseorang yang telah sukses berbeda dengan pandangan mereka pada orang yang masih belum punya pekerjaan.
Kendati demikian, terlepas kita sudah punya karir atau belum, sudah punya pencapaian-pencapaian atau belum, tidak ada yang bisa lebih menghargai diri kita selain kita sendiri.
Menurutku, ada banyak cara untuk kita bisa menghargai diri sendiri. Pertama, menjaga kebersihan diri. Dengan menjaga dan merawat diri, itu artinya kita sudah menghargai diri kita sendiri. Terlebih lagi, jika kita adalah muslim. Dalam agama Islam, menjaga kebersihan sangatlah dianjurkan. Bukankah, kebersihan adalah sebagian dari iman?
Cara kedua yang bisa kita lakukan adalah memakai pakaian yang bagus dan rapi, terutama ketika hendak menemui seseorang, bepergian, atau ketika ada meeting meskipun meeting-nya dilakukan secara online.
Ya, memakai pakaian bagus adalah salah satu cara kita untuk bisa menghargai diri kita sendiri. Orang lain yang melihat pun juga akan nyaman. Coba bayangkan, jika kita menemui seseorang dengan pakaian yang acak-acakan. Pasti seseorang tersebut melihat kita pun juga kurang nyaman. Kita juga pasti malu kalau berpenampilan yang tidak rapi, sementara orang yang kita temui berpenampilan begitu rapi dan pantas.
Aku pernah ditanya oleh temanku saat kami hendak menghadiri rapat secara online. Pada waktu itu, aku memakai pakaian seperti biasanya: gamis dan jilbab segi empat, lengkap dengan brosnya. Kemudian temanku ini mengatakan,"Mau ke mana sih rapi banget padahal 'cuma' rapat doang?"
Ada juga yang pernah mengatakan padaku,"Udah rapi-rapi tapi kok off cam?" Yang ini ceritanya memang agak lucu. Aku sengaja mematikan kamera waktu itu, karena hampir semua yang ikut rapat mematikan kameranya. Aku jadi sungkan sendiri kalau menyalakan kameraku. Hehe.
Namun, saat itu aku tidak merasa percuma telah berpenampilan rapi. Sebab, menurutku selain untuk menghargai diri sendiri, berpenampilan rapi juga bisa membangkitkan semangat untuk beraktivitas.
Cara ketiga adalah dengan menghindar dari orang-orang yang tidak bisa menghargai kita. Entah itu dengan cara mengurangi intensitas pertemuan, mengurangi komunikasi, atau kalau perlu kita juga bisa meng-cut off orang-orang yang tidak pernah membuat kita merasa berharga dan juga orang yang toxic. Bukan berarti niat kita jahat. Tidak, tidak seperti itu. Hanya saja, kadang-kadang kita juga perlu untuk mengutamakan diri kita sendiri, demi kesehatan mental kita sendiri. Untuk apa mempertahankan orang-orang yang tidak bisa menghargai kita?
Cara keempat adalah menjaga sikap. Berperilaku sopan dan santun pada orang lain juga menandakan bahwa kita menghargai diri kita sendiri. Izinkan saya menuliskan nasihat berharga satu ini:
"Ada banyak hal bisa yang menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri."
–RA. Kartini–
Menurut kamu, apa cara lain yang bisa kita lakukan untuk bisa menghargai diri kita sendiri?
(23 April 2024 | 10:15WIB)
11 notes · View notes
penaimaji · 1 year
Text
Diuji
Yang sudah belajar aqidah dengan benar, bisa diuji dengan akhlak buruk dan penyakit hati. Yang sungguh-sungguh ibadahnya, bisa diuji dengan aqidah yang menyimpang. Yang baik dan santun akhlaknya, bisa diuji dengan meremehkan perintah dan kewajiban agama
Semoga kita ini lebih mawas pada diri sendiri; lebih banyak mengintrospeksi diri. Apabila kita mendapat ujian, bisa jadi Allah sedang menegur kita juga
Semoga Allah karuniakan hati kita ini hati yang bersih, mudah melihat aib dan kesalahan sendiri, mudah menerima, mudah berbaiksangka, dan mudah memaafkan orang lain
Allahummaghfirlanaa dzunuubanaa..
Pena Imaji
149 notes · View notes
muhekokurniawan · 1 year
Text
Kelaparan selama 14 jam berpuasa, namun terasa penuh hanya dalam 5 menit berbuka, adalah contoh nyata betapa singkatnya kenikmatan dunia.
Hidup ini singkat, lantas apa yang mau di sombongkan?
47 notes · View notes
sekadarnya · 2 months
Text
Kehilangan Diri Sendiri
Bismillah..
jika sebelumnya aku membahas tentang kita yg berubah dan berbeda itu tidak apa-apa, maka kali ini aku membahas tentang batasan kita berubah.
diambil dari kisahku sendiri yang baru saja tersadarkan bahwa kita berubah tetap ada batasan sebagaimana kita tetap tak kehilangan diri kita sendiri yang dulu.
seperti selalu berupaya mendekat diri kepada-Nya, berbuat kebaikan tanpa pikir panjang, dan selalu menerima segala keadaan yang sudah menjadi ketetapan-Nya.
sekarang aku merasa kehilangan itu semua hanya karena aku tak bisa menolak orang lain. sekarang aku jadi berpikir, "oh ternyata, seni menolak ajakan orang lain itu harus ada juga ya..."
kita boleh jadi lebih pede, tapi tetep jangan sampai pede kita menjerumuskan diri kita sendiri ke kubangan buruk itu sendiri. kita boleh jadi aktif di kelas saat matkul, tapi tetap kasih kesempatan untuk teman yg lain agar bisa aktif juga.
selain itu, kehilangan teman pengingat juga semenyakitkan itu. aku bahkan sangat membutuhkan teman yang seperti itu. karena aku sadar jika aku kehilangan diri sendiri ketika aku diingatkan oleh temanku meskipun ia secara tersirat dan beda permasalahannya. Alhamdulillah, aku tiba-tiba kepikiran banget soal pernyataannya "kamu sekarang beda banget" dan aku mulai berpikir dan Alhamdulillah menemukan jawabannya.
tentu semakin dewasa, semakin merasa kita hidup sendiri-sendiri. tidak akan dicampuri urusan orang lain. senenarnya, pernyataan ini ada benarnya sih, tapi kalau kita cuek dan bomat sampai teman dekat kita terjerumus kepada keburukan, bukankah kita yang akan ditanya juga?
"Kenapa kamu tidak mengingatkannya padahal kamu tahu itu salah?"
aku juga belum bisa menjadi baik dan membaikkan orang lain, tapi masih berusaha sebisa aku menjangkau🙏
semoga bermanfaat🫶
anyway, selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1445 H✨️
9 notes · View notes
ulvafdillah · 5 months
Text
Perempuan - sepandai apa pun ia menjaga diri, ia tetap akan kalah. Saat ia telah berani membiarkan cinta menguasai hatinya.
04.26 p.m || 08 Desember 2023
272 notes · View notes
dstdr · 2 months
Text
Kalau ada batu kecil yang menghalangi langkahmu, tidak perlu ngeluh kenapa batu itu ada di situ, tapi cobalah tenang dan mulai singkirkan
Kalau ada benda yang membuatmu tersandung, tidak perlu ngeluh gara" benda itu disitu kau tersandung, tapi tenanglah, karena mungkin itu kesalahanmu yang kurang hati-hati dalam melangkah
😊
Magelang, 3 Maret 2024
7 notes · View notes
rismaisnayah · 7 months
Text
Selamat Datang Quarter Life Crisis
Oh beginikah rasanya di fase QLC ? Nano nano ngga jelas mana rasa yang dominan. Semua bercampur aduk asin, manis, pahit, pedas, hambar. Semua hal terasa menumpuk di pikiran, gonjang ganjing masalah pekerjaan, tak jarang dan bahkan keseringan membandingkan diri dengan orang lain, merasa tidak bisa apa apa, pertemanan yang terasa tak sesehat dulu (barangkali sedang masanya seleksi circle pertemanan saja, tapi kitanya tidak sadar).
Ditambah lagi merasa belum bisa membahagiakan keluarga terutama orang tua, belum menemukan jodoh yang tepat disamping teman2 sebaya atau dibawah kita sudah pada menimang anak dan masalah-masalah lain yang dirasakan sampai di level berulangkali diri mempertanyakan apa sebenarnya tujuan hidupku ? Apa yang sebenarnya kucari ?.
Kerungsingan kerungsingan itu akan sampai di fase ketika usia kita mendekati atau mencapai quarter. Hello selamat datang quarter life crisis!! Masa masa yang hampir pasti dialami semua orang pada usia ini. Menjadi ujian pertama pendewasaan diri jika sebelumnya kita pusing dengan pencarian jati diri. Fase yang begitu memusingkan bahkan sampai stressful dan tak jarang sampai mengganggu kesehatan mental.
Mencari solusi atas apa yang saat ini dialami biasanya adalah hal yang pertama kali dilakukan. Padahal barangkali, tidak semua masalah perlu dicari solusinya. Ada hal hal yang hanya perlu dijalani saja. Ibaratnya kita tidak tau sampai dimana ujungnya tapi kita tetap terus melangkah menyusuri setapak demi setapak untuk sampai kesana.
Penerimaan diri terhadap apa yang saat ini dijalani mungkin adalah solusi terbaik. Terima bahwa kita sedang stres, marah, bingung, pusing, sedih, dan sedang tidak jelas rasa yang paling dominan yang mana. Ibarat bubur, rasa rasa itu masuk ke tim bubur diaduk jadi satu dan tidak terlihat komponen mana yang memberikan rasa terkuat. Its okay tak apa, terima bahwa kamu sedang dalam kondisi ini dan yakini bahwa sebentar lagi kamu akan baik baik saja.
Support kepusingan itu dengan banyak banyak mendekat kepadaNya. Ceritakan bahwa saat ini diri sedang dalam kondisi tidak baik baik saja dan minta agar dikuatkan hati, jiwa dan perasaan selama menghadapi proses ini. Satu prinsip yang perlu kuat kuat dipegang adalah yakin bahwa Allah tidak akan pernah menempatkan kita pada ujian yang kita tidak mampu untuk menghadapinya. Fase ini adalah fase yang bahkan Allah tidak pernah ragu bahwa kita sanggup melewati prosesnya.
Dan satu prinsip lagi yang perlu diilmui pada fase ini adalah kesadaran bahwa begitu banyak pelajaran yang kita dapatkan yang barangkali menjadi bekal kita untuk menghadapi tempaan hidup ke depan. Ingat satu hal ini dan camkan ke diri, Allah menempatkan kita pada fase ini tentu untuk suatu kebaikan. Yang saat ini barangkali kita belum tau maksudnya, dan Allah tidak akan pernah sedikitpun menyakiti hambaNya.
Its okay tepuk tepuk pundakmu dan katakan "kamu pasti bisa bertahan ada Allah sebagai sandaran". Hai diri, sekali lagi kukatakan selamat datang di fase mencintai diri sendiri :)
33 notes · View notes
zahrotulistiqomah · 4 months
Text
Jika putus asa tertanam dalam diri, air zam-zam tidak akan pernah ada. Maka dari itu jangan pernah putus asa dalam hal apapun, karena kamu punya Allah yang Maha Akbar. #10
Za.
17 notes · View notes
ceritasonia · 10 months
Text
Bagaimana bisa seorang manusia berharap kepada manusia lainnya padahal ia sangat mengetahui bahwa manusia itu lemah, rapuh, dan mudah terbolak-balik hatinya.
Berharap kepada manusia adalah salah satu jalan untuk menghancurkan harapan. Adalah kelelahan, adalah kekecewaan, adalah apapun yang menyakitkan.
Berharap pada Allah sajalah ya!
19 notes · View notes