Tumgik
#Psikologi
chillinaris · 1 month
Text
Tumblr media
"Jadilah penguasa atas dirimu sendiri, dan kamu akan menjadi penguasa atas alam semesta."
~ Demokritus
Bahwa kekuatan sejati seseorang terletak pada kemampuan mereka untuk mengendalikan diri sendiri. Menjadi "penguasa atas diri sendiri" berarti memiliki kendali penuh atas pikiran, tindakan, dan emosi mereka. Bahwa dengan mencapai otonomi dan kendali atas diri sendiri, seseorang dapat mencapai keberhasilan sejati dan memengaruhi dunia di sekitarnya.
7 notes · View notes
aprilliouz · 2 months
Text
Tentang di mana kamu berada saat ini
Belajar untuk gak melihat titik seseorang berdiri dengan tatapan iri. Mungkin adanya perbandingan menjadi godaan untuk terus memaksakan diri supaya sesuai dengan standar orang lain. Seolah-olah kalo tidak sama artinya salah. Kalo berbeda, artinya kalah.
Padahal mungkin di titikmu dan di titiknya, kalian berdua sama-sama dihadapkan dengan tantangan. Masalahmu tak jadi lebih sepele hanya karena kamu belum ada di titiknya.
Mungkin belum sampainya di titik yang sedang orang lain pijak bukan karena kamu buruk. Tapi kamu memang belum layak.
Belum layak karena kamu masih disiapkan banyak bekal. Diberikan hal-hal lain yang bermakna di posisimu sekarang.
Jangan sampai, kamu kehilangan value. Kehilangan kesempatan menemukan hal-hal bermakna di tempatmu sekarang hanya karena pandanganmu terlalu fokus ke seberang.
Mari merayakan pencapaian mereka, Sambil belajar memahami betapa hebatnya mereka dengan segala apa yang dilaluinya untuk sampai di sana.
Sama sepertimu, Yang hebat untuk sampai di titikmu saat ini 🫰🏻❤️
7 notes · View notes
yayanurcahyati98 · 1 day
Text
Mungkin apa yang di rasakan oleh dirimu saat ini berat, merasa apa yang di usahakan belum sesuai dengan apa yang di dapatkan. Ekspektasi yang di harapkan belum sesuai dengan apa yang terjadi dalam kenyataan.
Tapi ingatlah, di luar sana banyak orang yang dia rela untuk di eksploitasi tenaganya, hanya untuk menjaga kehormatannya agar tidak di eksploitasi.
Ya Rabb..
Bukan nikmat yang gak ada atau kurang, tapi hati yang kurang syukur..
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.”
(Q.S. Al Baqarah: 172)
Inspirasi dari : Buku The Psychology of Money (sudah di paraprase dan di tambahkan)
@yayanurcahyati_
Al-Multazam, 5 Mei 2024
2 notes · View notes
o-agassy · 16 days
Text
Berkenalan dengan diri sendiri
Tumblr media
Sudah seperti kalimat klise yang selalu dikatakan anak muda di era ini; "better kalo kita bisa berdamai dengan diri sendiri terlebih dahulu sebelum kita melangkah menuju something new"
Jujur saja, saya terlampau bingung dengan diksi "berdamai dengan diri sendiri".
Gimana caranya? itu kan yang diomongkan orang-orang hanyalah konseptual, definitif dan filosofis. Trus gimana teknisnya? apa saya harus ngomong sendiri di depan cermin terus? atau bahkan harus bercermin di Bak Kamar mandi? saya bingung dulunya, langkah filosofis tanpa dibarengi keterangan teknis malah membuat orang awam semakin tersesat.
Kemaren hari, saya mendapai sebuah AHA momen dari video mas Adji diatas.
Ketika kita bertemu dengan orang baru di lingkungan yang baru, secara otomatis kita tidak akan langsung mempercayainya begitu saja. Naluri sosial kita menuntun untuk tetap waspada dan mengambil jarak, karena kita belum tau siapa dia sebenarnya.
Waktu demi waktu berlalu. Karena kita sudah terbiasa bersama dalam bekerja dan aktifitas sehari-harinya, maka kita MULAI untuk meletakkan kepercayaan terhadapnya. Mulai yakin untuk menitipkan suatu barang hingga puncaknya kita mempercayainya dengan sebuah amanah.
Dan begitupula dengan diri kita.
Kita butuh waktu untuk "mempercayai diri kita sendiri". Satu dua percobaan kita coba dengan trial error. kita harus yakin bahwa kita mampu menjalankan sebuah kepercayaan ini. Tentunya harus dibarengi dengan aspek kesadaran.
Kita mampu melakukan sebuah hal namun dengan batasan-batasannya. Jadi diusahakan kita sudah memahami resiko dan konsekuensi terlebih dahulu, kemudian menentukan batasannya.
Perlu pembiasaan untuk percaya kepada diri kita sendiri. Dalam beberapa percobaan, mungkin akan ada kegagalan. Namun itu merupakan bagian dari perjalanan. Tak apa. Namanya juga usaha ~
Jadi teknisnya, adalah tetap memberikan kesempatan diri ini untuk berbenah menjadi lebih baik lagi. Terus dan terus. Kalo ada gagal ya mohon untuk dimaafkan, kemudian dievaluasi salahnya diamana.
Istirahat boleh, tapi menyerah jangan.
Ternyata saya belum cukup kenala dengan diri saya sendiri.
4 notes · View notes
mibeau · 4 months
Text
💔Mendewasa Dengan Luka - Aiman Amri❤️‍🩹
🧮 Skor: 4.9/5.0
Tumblr media
■ Buku ini sememangnya pilihan yang tepat untuk peringkat saringan…
Tumblr media Tumblr media
• …bagi mereka yang ingin muhasabah dan mengenal masalah diri(jika ada) dan mencari keyakinan diri untuk pergi mendapatkan bantuan(jika perlu). Sebabnya, ada orang mungkin tiada masa, atau segan untuk berjumpa dengan kaunselor kerana fikir, masalah beliau perkara biasa, dan orang sekeliling ramai tak memahami.
• Tapi, tak semua orang mengerti diri sendiri, atau berupaya(mempunyai kapasiti/pengetahuan) untuk proses emosi sendiri. Kadang-kadang orang yang banyak tolong orang lain, tuan empunya badan sendiri, secara separa sedar yang telah lama “menderita” yang terseksa. Terutama mereka yang sudah terbiasa memikul tanggungjawab “besar” dan jarang mengeluh, sejak kecil lagi. Atapun orang yang memang lahir “timid”. Mereka memerlukan bimbingan, bahu untuk bersandar untuk berehat sebentar, teman berbual agar minda tidak terlalu berkecamuk dan tersusun, dan lain-lain. Tak semua orang familiar dengan konsep journaling.
Tumblr media
■ Bahasa mudah faham dan mesra pembaca.
Tumblr media
• Ada empati. Sesuai untuk semua lapisan masyarakat. Tetapi masih memerlukan orang yang mempunyai penguasaan Bahasa Melayu yang baik atau orang yang memang minat membaca. Sebabnya, saya ada beri kepada seorang remaja dewasa perempuan berbangsa India, beliau hanya baca sekerat jalan sahaja kerana banyak perkataan yang beliau tak “familiar”. . ■ Pembahagian bahagian utama dan penyusunan kandungan yang baik dan memberangsangkan!
Tumblr media
• “Masalah” atau “simptom” atau “kecendurangan akibat trauma” yang kebanyakan orang alami, disimpulkan dan disampaikan dan 5 bentuk cerita. Saya percaya banyak orang dapat “relate”, cuma tahap “severity” setiap individu berlainan. • Penggunaan typesetting yang kontra further emphasised the main points and fun soft illustrations that make the presentations more impactful for us, the readers, inshaAllah.
• Selepas bahagian penceritaan, baru sampai ke bahagian perbincangan mengenai kisah-kisah yang disampaikan, dan apa diperjelaskan lagi isu-isu yang ingin diketengahkan dan dikenalpasti serta apa stigma atau stereotaip masyarakat mengenai perihal-perihal tersbut.
Tumblr media
• Dan di bahagian terakhir, diberikan bahan-bahan dan alat-alat pengukur kendiri, untuk kita self-evaluate. Kemudian, cuba buat keputusan apa langkah seterusnya. Dapatkan khidmat professional atau mempunyai keberanian diri dan keyakinan diri untuk menyatakan pendapat atau bincangkan apa yang bersarang di fikiran dengan orang yang terdekat dan dipercayai.
Tumblr media Tumblr media
• Cuma, perkongsian rajah dan jadual sampingan yang diselitkan, tulisannya rata-rata agak kecil. Kalau tak pakai kaca mata pasti susah nampak. Kalau orang yang sah-sah rabun dekat, lagilah! .
Tumblr media Tumblr media
■ Percayalah, inshaAllah, buku ini sangat membantu! Mungkin orang yang tak pernah trauma boleh jadi terbahagi kepada dua, “stereotyping” dan meperkecilkan orang lain atau menjadi individu yng cuba memahami keadaan dan carikan bantuan. Bagi orang yang memang mengalami, dan baru mula cuba memahami diri, buku ini adalah satu bentuk “support system” yang ada.
Kita boleh! Healthy Mindset, Happy Life!
Tumblr media
--- 🛒 Get the book from Imanshoppe.com 🛍 --- *Read also on other platforms:
Instagram
Facebook --- Follow me on Telegram for quick updates!
3 notes · View notes
persona-bilah · 1 year
Text
Mengenal Emosi Generasi Strawberry
1. Apa itu Generasi Strawberry
Anak usia 9 tahun ke atas, itulah generasi Strawberry
Kenapa strawberry?
Strawberry dilambangkan sebagai buah yang indah, lucu, menadik, tetapi gampang mengkerut, dan mudah hancur
Generasi Strawberry selunak strawberry, tak tahan tekanan sosial
Generasi Strawberry adalah generasi yang penuh dengan gagasan kreatif tetapi mudah menyerah dan gampang sakit hati
Mental strawberry ini adalah mental semua bukan yang sebenernya dimiliki generasi Z.
Sebagai orang tua, mari menanamkan afirmasi positif kepada diri sendiri bahwa, "Anak saya memiliki mindset yang positif, dan jiwa yang kuat,"
Apa yang orang tua yakini akan mantul ke anak kita.
Falsafah Menggenggam Air
Praktik: tangan dikepal, telapak dihadapkan ke atas.
Jiwa kita adalah air dalam tubuh kita. Air tidak mungkin digenggam, dia keluar melalui ekspresi mata, hidung, pipi, dan seluruh ekspresi tubuh.
Inilah yang sengaja tidak sengaja berefek ke jiwa anak.
Seharusnya air dipikiran dan hati terkendali, supaya kita tidak pancarkan lewat ekspresi jiwa kita.
2. Mengukur Kesiapan Menjadi Orang Tua & Mengenali Type Ortu
Sebelum Menikah
Apakah anda siap untuk:
• Menikah saja
• Menikah dan menjadi Orang Tua
Benarkah sudah siap juga menjadi orang tua?
Apakah anda, Mengenali diri sendiri dan pengaruh pengasuhan terhadap kemampuan menjadi ortu?
Apakah anda, Disiapkan oleh Ortu untuk menjadi Ortu?
Apakah anda, Sungguh-sungguh belajar parenting/psikologi?
Apakah anda, Mengenali kesiapan dan kemampuan pasangan jadi Ortu?
Ketika sudah siap menjadi orang tua
Anda Type Ortu yang mana?
• Ayah bekerja - Ibu di rumah?
• Ayah ibu bekerja?
Jika Ayah Ibu bekerja:
Siapa yang mengasuh anak anda? Kakek nenek? Suster? Daycare?
Anak anak strawberry ini berayah dia ada, berayah dia tiada. Beribu dia ada, beribu dia tiada.
Maksudnya: Ada orang tuanya, namun dia tidak merasakan peran orang tuanya
3. Komunikasi, Pangkal Masalah Emosi Gen Strawberry
Mengelola emosi sesederhana dari gimana kita ngomong, ngomong kita inilah yang sangat berbahaya.
Tanpa disadari, biasanya, Kalau ngomong atau bicara buru-buru, kecepetan.
Supaya tidak bicara buru-buru.
Apa yang perlu dilakukan?
Berpikir, Memilih, Mengambil Keputusan
Contoh: pagi mau sarapan apa?
Anak suruh berpikir, memilih apa saja yang dimau, belanja.
Jangan kau gesa gesakan anakmu ketika dia kecil, karena kau akan mendapatkan orang dewasa yang kekanak-kanakan (gak bisa bertanggung jawab sama diri sendiri)
Karena buru buru, akhirnya, keluarlah, Nada tinggi
Bagaimana cara menurunkan nada bicara:
Sebelum keluar pintu kamar pagi, setelah sholat, angkat tangan, bermunajat kepada Allaah, "Ya Allaah Afrig Alayna Shobron,".
Setelahnya, tarik nafas 3x.
Mulai dengan senyum.
Siap mental ngadepin berbagai tingkah dan cerita.
Contoh: mau berangkat sekolah.
Buat aturan, berikan konsekuensi.
Konsekuensi logis (kalau lelet, terlambat sekolah) dan alamiah (telat makan, Laper)
Harus TEGA.
Kalau dibalas marah. Jika seperti ini anak merasa tidak pernah dikenali.
Perasaan itu perlu 3D: Dikenali, Diterima, Dihargai
Emosi anak yang tertahan, dibawa ke sekolah, disenggol temennya, langsung marah "heh jangan pegang pegang", itu bisa jadi awal penyebab perilaku bullying
Tidak Membaca Bahasa Tubuh (bahasa tubuh tidak pernah berbohong), Tidak Mendengarkan perasaan
Contoh: Anak lelet dalam siap-siap sekolah, anak keluar dari kamar dengan ekspresi marah.
Harusnya dibaca bahasa tubuhnya, "Ya Allaah, marahnya anak Bunda, aduh, itu alis sampe mengkerut, mata mendelik ga keliatan kelopak matanya,"
Cara baca bahasa tubuh:
• Sebut saja apa yang nampak
• Sabar tunggu reaksi
• Tebak perasaan yang mewakili dan mendekati bahasa tubuh
• Menamakan perasaannya (sebal, kesal, marah, benci)
• Menerima
Menggunakan 12 Gaya Populer
1. Memerintah: "Cepetan bunda bilang"
2. Menyalahkan: "Makanya, Apa bunda bilang,"
3. Meremehkan: "Itu aja jadi masalah,"
4. Membandingkan: "Si kakak daritadi udah duduk, udah kelar,"
5. Mencap / Melabel: "Makanya jadi orang jangan lelet, gesit sedikit,"
6. Mengancam: "Besok pagi kalau kamu begitu, udah gausah sekolah,"
7. Menasehati: "dengerin ya, kamu tuh jadi orang... (Mulai nasehat panjang),"
8. Membohongi
9. Menghibur
10. Mengkritik
11. Menyindir
12. Menganalisa
Setiap pagi seperti itu, Can you imagine kenapa dia jadi strawberry? Senggol sedikit merasa ditonjok?
Senggol sedikit keluar cairannya? Itu keluar cairan merah, darah, dari strawberry.
Yang keluar dari jiwa anak kita darah bening yang tak tampak warnanya, tapi dia mengalir terus lewat wajah anak kita.
Falsafah Kantong Jiwa Berisi Bola Pingpong
Kantong kenceng atau kantong kempot
Kantong jiwa anak: Berisi kata-kata dari orang tua, kakek, nenek, kakak, adik, paman, teman, guru.
Kalau kata kata baik: Pengakuan, Penghargaan, Pujian, Penghargaan, Kasih sayang
Maka kantong jiwa akan kenceng
Tapi kalau yang masuk adalah kata kata negatif 12 kata popüler, setiap kata negatif yang keluar, bola pingpong juga dikeluarkan, kantong jiwanya kempot. Inilah yang menjadikan anak anak yang tidak percaya diri.
Jiwa anak kita kenceng atau kempot?
Apa yang sudah kita produksi selama ini?
Kita selalu takut memuji, maka kempot jiwa anak kita.
Kenapa kita melakukan seperti itu?
Karena dulu kita dibesarkan seperti itu.
Banyak bener orang tua punya jiwa kempot, jadi dia tularkan lagi ke anaknya. Anaknya menjadi generasi Strawberry, anaknya hidup di dunia digital.
Darimana? Muncrat dari masa lalu.
Mengenal Konsep Diri
Anak diri anak kita? Bagaimana dia merasa dirinya?
Berharga atau tidak berharga?
Mengenal Harga Diri
Bagaimana melihat diri
Beruntung atau tidak beruntung memiliki orang tua seperti itu?
Mengenal Kepercayaan diri
Bagaimana menghargai dirinya?
Kalau jiwanya kempot, didepan emak bapak kandung dia ga berharga. Itu kenapa dia mencari pelukan lain di luar.
Jangan jangan dia ga sempet dipeluk atau bahkan dielus kepalanya
Anak anak dengan jiwa yang kempot, merasa tidak berharga.
Menerima siapa saja yang bisa peluk, karena pelukan dari orang tuanya jarang.
Menerima siapa saja yang bisa bilang sayang, karena dia gak pernah mendapatkan kata sayang dari orang tuanya.
Efek negatifnya?
64.000 anak Indonesia tahun 2019 menurut kementerian pemberdayaan perempuan, mengajukan dispensasi izin nikah di Mahkamah Agama seluruh Indonesia.
288 di Ponorogo
Anak siapa itu?
Berayah anak itu ada, berayah dia tiada
Beribu anak itu ada, beribu dia tiada
Dia hanya mendapatkan pelukan, kasih sayang, cinta dari temennya sesama siswa SMP. Maka banjirlah anak haram di Indonesia.
Gak punya waktu untuk mendengar aktif
Apa yang dilakukan anak?
Ketika anak tidak bisa mengeluarkan apa yang dibicarakan orang tua, mengeluarkan emosi yang tertahan, akan menjadi dasar bullying
4. Mendengar Aktif
Jadilah cermin, minta maaf
Kita harus merendah, untuk membuka tirai tirai luka yang terselubung. Minta lah maaf, umur belum tentu panjang, selesaikan urusan dunia kita, selama kita masih di dunia. Jangan gengsi.
Tanyakan pendapatnya
Hargai dan diskusikan, bahas bersama, duduk santai "Wa quuluu linnasi husna,".
11 notes · View notes
kiranih · 3 months
Text
Investasi
Orang tua lah yang menginginkan seorang anak. Lalu Allah memberikan keinginan itu sebagai tanggung jawab untuk orang tuanya.
Kenapa?
Karena Allah sudah menitipkan manusia kecil hadir di antara orang tua nya, sesuai harapan orang tuanya yang ingin memiliki anak.
Anak adalah investasi.
Kayaknya akan lebih baik berfikir bahwa anak adalah titipan Allah yang harus dipertanggungjawabkan. Agar diri terbiasa ikhlas memberi kasih sayang tanpa pamrih
2 notes · View notes
rangkaiansejalan · 3 months
Text
Kamu nggak akan pernah tahu sepenuhnya perjalanan seseorang dalam hidupnya, meskipun kamu orang terdekatnya sekalipun.
Kamu nggak tahu dalam hati dan pikiran seseorang itu gimana. Kadang lain di mulut lain di hati.
Kamu nggak tahu bagaimana seseorang berjuang melalui setiap harinya, untuk memenangkan pertarungan dengan diri sendiri.
Jadi, be kind always yaa.. Remember!
2 notes · View notes
saudarimu · 5 years
Text
Bunga tidak mekar bersamaan
“Meski ditanam bersamaan, bunga tidak mekar di waktu yang sama.” Kutipan dari kakak senior dari Forum Studi Islam ketika aku menceritakan kecemasanku tentang menulis skripsi.
Satu hal yang sering banget bikin galau mahasiswa semester akhir itu ya tugas akhir bernama sknpsi. Butuh perjuangan dan pengorbanan banget buat bikin bundelan yang satu itu. Bahkan tidak jarang sampai menguras emosi dan air mata. Di awal-awal menulis skripsi semangat juang kita pasti begitu terbakar. Tapi tidak semua orang bisa menjaga semangat dengan konsisten hingga di akhir penulisannya. Di tengah prosesnya terkadang ada saja berbagai cobaan halang rintang. Mulai dari revisi dari dosen yang tidak kelar-kelar, dosen sibuk terus susah banget ditemui, harus cari data penelitian ini itu ke sana kemari, referensi yang susah ditemukan, dan masih banyak lagi. Ditambah lagi dengan padatnya agenda ngaji yang haram buat ditinggal.
Cobaan-cobaan itu tidak jarang membuat kita down. Lalu perlahan-lahan menggerogoti pikiran kita hingga menimbulkan stres. Bahkan tidak menutup kemungkinan dapat memicu depresi. Dan depresi itu rawan banget menimbulkan dorongan untuk bunuh diri. Ada loh yang bunuh diri gara-gara skripsi. Naudzubillah tsumma naudzubillah.
Stres juga bisa dipicu oleh kecenderungan kita untuk membandingkan diri sendiri dengan teman kita. “Dia bimbingan cuma dua kali sudah maju ujian, aku bimbingan lima kali masih minta revisi. Dia gampang banget dapat tanda tangan acc dosen, aku pulang balik ketemu dosen masih disuruh revisi. Dia sudah penelitian, aku masih revisi. Perjalanan dia mulus banget, sementara perjalananku terasa berat banget.” Astagfirullah, pemikiran seperti itu adalah kesalahan besar (aku juga pemah sih dibuat galau dengan pikiran-pikiran seperti itu hehe).
Kita tidak tahu seberapa besar usaha yang telah dia lakukan, sehingga kita hanya bisa membandingkan hasil dia dengan hasil kita. Tidak membandingkan usaha dia dengan usaha kita.
Kata kakak seniorku, “meski bunga kita ditanam bersamaan, masuk kuliah bersama, dikader bersama, belajar bersama, ujian bersama. Namun, bunga tidak mekar di waktu yang sama.” Ada yang bunganya baru saja mekar, bahkan ada yang sudah mekar dengan indah. Sementara kuncup bunga kita masih tertutup malu untuk menampakkan diri.
Kuncinya satu, yaitu Sabar. Tunggu sampai bunga kita mekar dengan indah. Jangan biarkan kuncup bunga kecil itu layu. Tetap jaga semangat, tingkatkan ikhtiar, perkuat doa, tambah kesabaran, lalu serahkan dengan tawakal. Ingat, Allah selalu bersama kita dan tidak akan membiarkan hamba-Nya pulang dengan tangan kosong setelah mengadahkan tangan.
Hidup bukan hanya untuk berlomba mengejar gelar sarjana.
Padahal, kalau dipikir-pikir untuk apa sih kita menghabiskan waktu bermuram durja akibat skripsi? Bukankah tujuan utama kita hidup di dunia itu bukan sekadar mengejar gelar sarjana. Status sarjana itu hanya akan menjadi bukti eksistensi diri kita bahwa kita hidup dan bergerak di dunia.
Hanya perkara dunia dan kita telah berhasil dibuat sedih dan cemas olehnya?
Tidak tidak tidak. Itu juga adalah kesalahan yang besar.
Kita mengalami kecemasan menulis skripsi karena kita menstandarkan kebahagiaan kita pada sebuah gelar sarjana. Sebagaimana Al-Andalusi menuliskan bahwa kesenangan dari orang sehat adalah kesehatannya, kesenangan seorang juru masak dari masakannya, pemabuk dari minumannya yang memabukkan, pencinta dari aksi cintanya, penakluk dari taklukannya, pemain dari permainanya, dan seorang komandan dari perintah yang dikeluarkannya.
Secara otomatis kita memang bergerak untuk menghilangkan kecemasan dalam hidup. Terutama menghilangkan kecemasan tugas akhir. Tapi, bukan berarti standar kebahagiaan kita sekadar itu saja.
Al-Andalusi dalam bukunya yang berjudul Buku Saku Psikologi Akhlak: Agar Hidup Bijaksana dan Lebih Bahagia juga mengatakan bahwa ada satu jalan yang sungguh-sungguh mampu membuat kita menghilangkan kecemasan tersebut. Jalan yamg menjadi tujuan berharga yang dicita-citakan oleh semua orang. Jalan itu hanya berada dalam satu hal.
Adalah “perbuatan mendekatkan diri kepada Allah swt dalam amal saleh yang dilakukan demi kehidupan akhirat.”
Kecemasan pasti terjadi. Mau itu kecamasan akan kegagalan, kecemasan akan pencapaian, kecemasan akan ketidakmampuan. Namun, amal yang dilakukan demi kehidupan akhirat akan membuat kita terbebas dari segala kecemasan.
So, jangan gunakan tenaga kita secara sia-sia kecuali demi jalan yang lebih mulia daripada diri kita sendiri. Sebab kita adalah orang yang beriman, maka di dalam setiap diri orang yang beriman akan terdapat kemuliaan.
“Anda harus memahami bahwa hanya ada satu tujuan yang mesti diperjuangkan, yakni menjauhkan diri dari kecemasan. Dan hanya ada satu jalan untuk mencapai hal tersebut, yakni beribadah kepada Allah swt.” (Ibn Hazm Al Andalusi)
Gowa, 7 Maret 2019
5 notes · View notes
poemstories · 1 year
Text
30.01.23-20.42 (Sudah cukup lama gambar itu di buat)
Karena tidak boleh berteriak, aku menggumamnya dalam hati. Aku lupa caranya bersuara, jadi aku biarkan tanganku mengingatnya. Aku syukur pada Tuhan karena memberikan ku banyak cara untuk berbahasa. Karenanya, kepalaku tidak meletus karena bom kecewa. Sabar adalah racunku. Aku pun belajar akan hal itu, tapi aku tidak seperti nabi. Ada kalanya teriakku membuatku tuli, meski berteriak dengan jari jemariku. Selama ini tidak ada sabar dalam dadaku. Sabar tidak mungkin ber"tapi.. tapi..." seperti apa yang ku jalani tiap waktu di buku ku.
Tumblr media
13 notes · View notes
x-notes · 1 year
Text
“Redha dgn ketentuan Allah s.w.t tidak bermaksud pasrah dan tidak berubah. Redha adalah kalimah positif dan tidak sepatutnya dikaitkan dgn apa-apa konotasi negatif. Keredhaan adalah titik tolak utk manusia mencari hikmah tersembunyi drpd percaturan Allah s.w.t tanpa menyalahkan takdir.”
- Dr. Rozanizam Zakaria
Tumblr media
10 notes · View notes
chillinaris · 30 days
Text
Tumblr media
Banyak orang ketakutan saat mereka melihat ke dalam cermin oleh karena bukan menampilkan wajah mereka seperti apa adanya, TETAPI KARAKTER MEREKA.
*Yuk bercermin 🤭
5 notes · View notes
aprilliouz · 1 year
Text
To dearest my self.
Sebenarnya menuliskan sesuatu soal dirimu bukan hal yang paling mau aku lakukan, saat aku mengingat masih banyak kekurangan dan kebodohan yang kamu lakukan selama ini.
Tapi, aku ingat bahwa hari kelahiranmu adalah hari perjuangan Mama membuatmu hadir ke dunia ini.
Hari ini, apa yang dikatakan beberapa artikel soal birthday depression sangat bisa aku mengerti. Mencapai usia 26 tahun dengan hal-hal yang belum aku capai saat teman-teman sebaya, bahkan yang lebih muda sudah bisa lakukan kadang membuatku tertunduk malu.
Belum lagi, apa yang mau dirayakan tanpa ada mama disampingku.
Tapi, rasanya tak adil jika hanya menyalahkan tanpa mengingat bahwa ada perjuangan mama dibalik titik berpijakku saat ini.
It's your birthday, bay.
And it's not just about you. It's also about all the people belongs to you.
Tumblr media
17 notes · View notes
frasa-in · 2 years
Text
Tumblr media
Dear sisters,
Di antara kita, mungkin ada yang terlahir dari orang tua yang pola pengasuhannya tidak sesuai dengan harapan kita, yang berdampak pada membekasnya luka pengasuhan, menancapkan benci, dan membakar amarah. Tentang mulut yang mencaci, tentang tangan yang memukul, dan tentang kaki yang menendang.
Luka pengasuhan sejatinya adalah luka pada ‘rasa’ yang diterima seorang anak dari orang tuanya, bisa pula luka pada fisik sehingga membekas pada ‘rasa’. Maka, mengobatinya pun harus dengan menguraikan rasa dan berpedoman pada Al-Qur’an.
Perasaan disimpan dalam satu ruang bernama qolbu. Qolbu mampu menampung apa-apa yang disadari oleh pemiliknya. Sementara, untuk menampung apa-apa yang tidak disadari oleh manusia, wadah di dalam dirinya itu disebut dengan nafs. Nafs adalah hasil bertemunya unsur jasad dengan ruh (fisik dan jiwa). Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa dalam hidup ini, ada dua jalan: fujuur dan takwa.
“Demi jiwa dan penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” QS. As-Syams: 7-10.
Jalan fujuur (kefasikan) itu amat disukai oleh jasad kita (berkaitan dengan kenikmatan dunia), sedangkan takwa (kesalehan) itu disukai oleh ruh kita. Keduanya saling tarik menarik.
Dalam konteks luka pengasuhan, tak heran jika akan sangat mudah bagi anak untuk menyalahkan orang tuanya atas yang diterimanya di masa pengasuhan. Sedangkan memaafkan orang tua atau proses membasuh luka sangat sulit dilakukan, karena ini merupakan jalan takwa.
Menyadari adanya luka pengasuhan dalam diri bukan berarti membuka luka lama, namun untuk menuntaskan hutang luka pengasuhan yang kita dapatkan agar tidak kita lampiaskan kepada pasangan dan anak-anak kita kelak. Luapan emosi atau perasaan negatif yang tertumpuk akan berakibat tidak murninya hati untuk berbakti kepada orang tua. Maka, terimalah diri mempunyai luka pengasuhan sebagai bagian proses panjang untuk menyempurnakan bakti dan cinta kepada orang tua secara tulus dan penuh kesadaran.
“Dari Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu dan bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” QS. Al-Isra: 23-24.
Tak ada satu pun takdir Allah yang buruk, kita hanya belum tahu hikmah dan rahmat yang akan Allah berikan di dalamnya. Terkadang, tanpa kita sadari, yang menghalangi kecintaan dan keutuhan penghambaan diri kepada Allah adalah karena kedengkian kita kepada orang tua, menganggap bahwa orang tua yang salah karena telah mengukir luka, daripada hati yang ber-azzam memaafkan kesalahan yang telah orang tua lakukan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah seseorang memaafkan kecuali Allah akan menambah kemuliaannya.” HR. Muslim.
Orang tua kita sama. Jika mereka mengasuh kita seperti itu, maka bisa jadi mereka juga diasuh oleh orang tuanya seperti itu. Pengasuhan ini seperti mata rantai. Jika kita pernah terluka, mereka juga pasti pernah terluka. Maka, membalas orang tua dengan perbuatan buruk dan ketidaktulusan sebagai bentuk ‘dendam’ luka pengasuhan akan semakin melukai mereka.
Jika bukan kita yang memutus rantai luka pengasuhan ini, maka ia akan terus bergulir. Maka putuslah rantai luka pengasuhan ini dengan keluasan maaf dan bangunlah kecintaan kepada orang tua dengan kemurnian bakti. Uraikan rasa negatif yang kita rasakan: marah, kesal, iri, dengki, kecewa, dan murka. Lalu kembalikan perasaan itu kepada pemiliknya, yaitu Allah subhanahu wa ta’ala, Sang Pemilik Rasa.
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” QS. Ibrahim: 41. 
Frasa: Perempuan, Ilmu, dan Rasa
28 notes · View notes
sparklingpensieve · 1 year
Text
"Adult are deteriorated children"
When you were much younger, you understood how to live. Staring at stars filled you with delight.
Running in a park made you feel alive. And chasing butterflies flooded you with joy. Oh, how I adore butterflies. Then, as you grew up, you forgot how to be human. You forgot how to be bold and enthusiastic and loving and wildly alive.
Your precious reservoirs of hope faded. Being ordinary became acceptable.
- The 5 A.M club
11 notes · View notes
sabilania · 1 year
Text
Laki-Laki Menguasai, Patriarki Harga Mati
Menurut Rokhmansyah (2016), patriarki berasal dari kata patriarkat yang berarti sistem yang meletakkan laki-laki sebagai sosok otoriter dan sentral yang segala-galanya. Menurut Bressler (2007), Patriarki adalah suatu sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai penguasa tunggal dalam kelompok sosial. Secara tak langsung, sistem ini mengistimewakan hak-hak laki-laki dan menuntut subordinasi perempuan. Hal ini merupakan hal yang penting untuk dibahas karena budaya patriarki telah merugikan laki-laki dan khususnya perempuan. Dengan adanya budaya patriarki ini, ketidakadilan gender telah sering terjadi. Ketidakadilan gender ini bermacam-macam, ada yang berupa diskriminasi, eksploitasi, marginalisasi, subordinasi, stereotipe, ataupun kekerasan terhadap perempuan dan beban kerja yang lebih panjang dan lebih berat bagi perempuan (Suryadi & Idris, 2004). Salah satu bentuk dari budaya patriarki adalah seksisme. Menurut Feldman (2011), seksisme adalah sikap atau perilaku yang negatif terhadap seseorang berdasarkan pada gendernya.
Masyarakat yang patriarkat berpandangan bahwa laki-laki lebih superior daripada perempuan telah menyusun tatanan budaya yang lebih berpihak pada laki-laki. Contoh praktik patriarki ialah pada zaman Vedic 1500 SM, masyarakat Hindu tidak memperbolehkan perempuan mendapat harta peninggalan suami atau keluarga yang meninggal (Sakina & Siti, 2017). Konstruk budaya ini membentuk perbedaan perilaku, status, dan kewenangan antara laki-laki dan perempuan yang kemudian berubah menjadi hierarki gender (Faturochman, 2002). Karena merupakan hasil pembelajaran dari budaya yang dipercayai secara turun-menurun dari generasi ke generasi, perilaku itu dianggap sebagai budaya setempat oleh masyarakat (Umar, 2001).
Dewasa ini, praktik budaya patriarki masih berlangsung dalam berbagai bentuk, seperti dalam kegiatan politik, ekonomi, domestik, dan sosial budaya. Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump, seperti yang dilansir The Hollywood Reporter pernah membuat tweet mengenai Arianna Huffington yang berisi “Unattractive both inside and out. I fully understand why her former husband left her for a man ̶ he made a good decision.”. Tak hanya itu, dilansir dari CNN, Donald Trump juga pernah mengatakan “What do you think of Lindsay Lohan? There’s something there, right? But you have to like freckles. I’ve seen a close-up of her chest. And a lot of freckles. Are you into freckles?... She’s probably deeply troubled, and therefore great in bed. How come the deeply troubled women ̶  deeply, deeply troubled ̶ they’re always the best in bed?” dalam sebuah wawancara dengan Howard Stern pada tahun 2004. Pernyataan-pernyataan ini tak hanya mengandung unsur seksisme, tetapi juga mengandung unsur misogini. Figur publik sebagai subsistem ekosistemtentunya ikut berperan dalam keberlangsungan budaya patriarki. Orang-orang cenderung meniru tingkah laku orang lain yang memiliki status di masyarakat. Penelitian mengenai imitasi membuktikan bahwa tak seperti pelatihan instrumentasi yang prosesnya lambat, ketika seorang panutan hadir, sebagian besar atau seluruhnya pola tingkah laku diperoleh secara cepat (Bandura, 1962). Orang-orang akan berpikir bahwa mengatakan hal yang berbau seksisme dan misogini merupakan hal yang boleh dilakukan jika figur panutan mereka melakukan hal yang sama. Ketika persepsi tersebut telah tertanam dengan dalam, persepsi tersebut dapat berubah menjadi sebuah kepercayaan yang baik secara sadar maupun tak sadar akan memunculkan penilaian yang baik ataupun buruk yang akan memengaruhi sikap.
Lingkungan yang patriarkat tentunya akan memengaruhi sikap, perilaku, dan cara pandang dari anak-anak yang masih dalam proses belajar. Terutama keluarga sebagai subsistem mikrosistem sangat memengaruhi sikap dan perilaku anak-anak. Peran gender dalam kehidupan sehari-hari, seperti laki-laki sebagai pencari nafkah dan perempuan sebagai ibu rumah tangga dapat membentuk stereotip yang bias gender. Contohnya tak peduli setinggi apa pun pendidikan perempuan, akan lebih baik jika menjadi ibu rumah tangga, atau beban ganda bagi perempuan yang bekerja dan tetap mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Berdasarkan survei yang diadakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) pada tahun 2020, 69% perempuan dan 61% laki-laki menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Hal ini memperlihatkan bahwa perempuan menanggung beban terberat menimbang 61% perempuan dan 48% laki-laki juga menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengurus dan menjaga anak. Peneliti mengobservasi anak-anak yang sedang bermain dan hasilnya adalah anak-anak acapkali berperilaku seperti orang tuanya, mulai dari menunjukkan reaksi pada situasi yang terjadi, nada suara, sampai perilakunya (Bandura, 1963). Pembagian peran yang tidak seimbang ini dapat membuat anak perempuan menginternalisasikan bahwa pekerjaan rumah tangga merupakan kewajiban perempuan, padahal pekerjaan rumah tangga tak berjenis kelamin. Sosialisasi peran gender seperti itu menyebabkan perempuan merasa bersalah jika tidak mengerjakan pekerjaan rumah tangga (Fakih, 2008).
Subsistem Ekosistem lainnya yang juga turut memberi sumbangsih terhadap keberlangsungan budaya patriarki adalah media massa. Media massa dapat memengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat (Ilyas, 2015). Berdasarkan hasil survei internet Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2019 ̶ 2020, jumlah pengguna internet di Indonesia sebanyak 171,1 juta jiwa dan 33,07% di antaranya berusia 0-19 tahun. Sebanyak 13,6% dari 171,1 pengguna internet menjadikan layanan informasi berita sebagai alasan kedua mereka mengakses internet. Perkembangan teknologi membuat media massa online mudah diakses oleh siapa pun, di mana pun, dan kapan pun. Saya pernah melihat judul artikel yang diterbitkan oleh Daily Mail UK yang berbunyi “On Target! Make-Up Free Amy Adams Is Anything but Glamorous as She Goes Wild in the Aisles in Los Angeles Supermarket” dan “Catch Carrie if you can! Homeland Star Claire Danes Displays Her Fit Figure in Tight Exercise Gear as She Sweats It Out During a Grueling Run”. Saya juga pernah melihat artikel dari celebrities.id yang berjudul “Heboh Yudha Febrian Diduga Lakukan Pelecehan, Yuk Intip Style Simpel dan Maskulinnya” dan artikel lain dari Okezone yang mengatakan “Tersandung Pelecehan Seksual, Intip Gaya si Ganteng Yudha Febrian”. Artikel-artikel tersebut berfokus pada hal yang berbeda. Bahkan saat sudah terbukti bahwa Yudha Febrian melakukan pelecehan seksual, media massa malah menyanjung gaya berpakaiannya seolah-olah pelecehan seksual yang dilakukannya bukan merupakan hal yang berarti. Sedangkan pada aktris Amy Adams dan Claire Danes, mereka dikritisi atas penampilan mereka (wajah tanpa riasan dan memakai pakaian olahraga) yang mana seharusnya bukan menjadi hal yang besar.
Hal ini disebabkan masyarakat yang menseksualisasi perempuan sehingga perempuan dianggap sebagai objek seksual, penampilan dan tubuhlah yang menjadi fokus utama. Feminis eksistensialis percaya bahwa eksistensi perempuan di media merendahkan martabat perempuan dan mempromosikan patriarki (Ilyas, 2015). Dalam kebanyakan budaya, konstruksi seksualitas perempuan sangat dipengaruhi oleh ideologi gender yang tersohor dalam masyarakat yang akan menjadi penentu atas sikap dan perilaku perempuan yang semestinya yang kemudian akan menghasilkan stereotip-stereotip terhadap perempuan (Ilyas, 2015). Apabila perempuan tidak sesuai dengan stereotip-stereotip tersebut, perempuan akan dihina dan dipermalukan sehingga mereka memenuhi stereotip-stereotip tersebut yang dikonstruksi oleh sesuatu yang ada di luar perempuan.
3 notes · View notes