Tumgik
o-agassy · 4 days
Text
Proses mengenali diri sendiri ternyata masih tetap berjalan tanpa kita sadari
Parameter utama untuk "sadar" bahwa kita sudah dewasa adalah kemampuan untuk menentukan prioritas dan kesadaran secara intelektual bahwa kita harus bertanggung jawab atas semua keputusan yang kita ambil.
Dimana setiap keputusan akan ada resiko dan konsekuensi yang harus kita jalani secara simultan.
"Kesadaran" tentang tanggung jawab, komitmen, dan pemahaman resiko-konsekuensi inilah yang mahal. Ini yang menjadikan kita dewasa.
sayangnya, kita tidak diajarkan ini dulu, kita harus mencarinya perlahan, terjatuh, dimaki orang, menangis dan akhirnya bangkit lagi untuk sekian kalinya, hanya untuk menjadi waras dan sadar bahwa kita sekarang sudah jadi "Dewasa"
27 notes · View notes
o-agassy · 4 days
Text
Meragukan ku.
Ini bukan tentang cerita cinta, melainkan cerita tentang pekerjaan.
Singkat cerita, ada seorang senior yang dia 10 tahun lebih dulu masuknya dari pada aku di kantor.
Saat aku ambil master degree di Korea Selatan, dia (fulan) ambil juga di dalam negeri. Dia selalu bercerita dengan membara kalo kuliah di luar negeri itu adalah yang terbaik. Namun sayang, dia tak berani mengambil resiko dan konsekuensi untuk mejalaninya. Hanya di omongan saja ternyata. Dengan seribu satu alasan, ia selalu menghindar. Padahal kalo secara akademis, dia memang cerdas. Aku harus mengakui itu.
But, somehow, orang yang cerdas memang kadang punya karakter unik, untuk kasus ini, dia memang agak susah berbicara dan menjelaskan kepada orang dengan cara yang santun, melainkan dia akan terbang tinggi dan gampang menjatuhkan orang lain. Hemat kata, ia cerdas secara akademis, tapi minus untuk urusan sosial komunikasi.
Saat aku sedang di Korea, kita sempat bertukar cerita. sampai pada satu titik, ia mulai mengeluarkan kalimat-kalimat yang bernada "meragukan ku". Pada waktu itu, aku diam saja.
Ternyata, hal tersebut terulang kembali ketika aku sudah pulang ke Indonesia. Kalimat - kalimat yang vibesnya "meragukan ku" juga diucapkan kembali.
"Ngapain ngerjain itu, mending ngerjain ini bla bla bla sambil tertawa...."
Well, setelah sekian lama saya berdiam diri, sekarang saya memberanikan diri untuk bercerita kepada kawan kalo saya kurang nyaman dengan tipe komunikasi tersebut. Tapi ceritanya saya bawa dengan nada bercanda.
bagi ku, "untuk dia yang selalu memerintah ku, bahkan menyuruh aku untuk tetap melanjutkan studi PhD di Korea, tanpa tau betapa beratnya beban hidup dan akademis disana, bahkan ia juga tak berani mengambil resiko ini, itu sama aja kayak Jomblo lagi nasehatin orang yang udah nikah dan punya anak".
Juga, ada temen (sebut saja budi) yang cerita kalo dia (fulan) juga kemaren sempat melontarkan kalimat "meragukan" topik studi doktoral ku saat ini.
Well, aku tetep diem kok.
Sekarang ganti aku bertanya balik ke temen ku (budi) yang diajak fulan bicara itu.
Jadi si fulan itu pas waktu master degree nge hasilin berapa paper dalam publikasi untuk lulusnya?
Ternyata belum publish sama sekali, kata budi.
Langsung saja aku menyodorkan tangan ku ke budi tanda untuk menginisiasi jabat tangan formal sembari berkata:
"mohon maaf pak, kalo dia lulus S2 tanpa publish paper, saya berhasil lulus S2 dengan publish dua paper internasional dan satu paten"
------------
Somehow, diam lebih baik dari pada kita membalas dengan kebencian juga. yang paling penting adalah kita mampu membuktikan dengan prestasi di depan, tanpa banyak bicara yang penting kerjakan!
Kita buktikan bahwa kita bisa!
Tumblr media
4 notes · View notes
o-agassy · 4 days
Text
Mengusahakan PhD #21
Ternyata memang tidak mudah untuk menjadi mahasiswa kembali. Bagi saya, mungkin ini perjalanan yang membutuhkan komitmen jangka panjang.
Agar tetap mau meluangkan waktu di setiap harinya ber-progres untuk studi program doktor ini.
Jalan sudah dipilih, saya harus tetap berkomitmen dan berusaha dengan sungguh-sungguh. Terkait hasilnya bagaimanan nanti, itu urusan Nya di belakang.
sekarang waktunya terus berusaha, ngga usah kebanyakan menengok spion kanan dan kiri. Sesekali boleh, tapi jangan dijadikan fokus.
Ingat, setiap kita sudah punya jalan hidup masing-masing. Dan jalan hidupmu adalah disini, di ranah akademik.
Tenang, semua berhak untuk mendapatkan gelar doktor kok, itu bukan hanya untuk mereka yang pintar. Tapi itu untuk mereka-mereka yang tetap mau menjaga komitmen untuk tetap membuka buku di setiap harinya. Mengumpulkan bahan, dan mulai menulis perlahan. Jadi kamu juga berhak, asal tetap berusaha!
2 notes · View notes
o-agassy · 1 month
Text
Hari keempat Ramadhan
Ingin sekali berusaha agar tidak menyesal di akhir ramadhan ini. Menjaga konsistensi dan motivasi diri adalah salah satu kunci yang harus dibarengi dengan support satu sama lain di keluarga.
Karena semua itu demi untuk keinginanku agar tidak berkata (lagi):
"Ramadhan, Maaf kami masih sibuk"
3 notes · View notes
o-agassy · 1 month
Text
Ini saya copas dari grup sekolah anakku.. Tulisannya ustadznya anakku. Ustadz Zakariya..
Maa syaa Alloh ini related banget
---------------------------------------
bismillah
HP = Tidak Hafal Al Qur'an
1. Kunci hafal Al Qur'an adalah banyak pegang mushaf. Anak yang pegang HP, dia akan sedikit pegang mushaf. Bagaimana bisa hafal?
2. Orang tua yang memberikan HP kepada anaknya, sama saja dia tidak ingin anaknya hafal Qur'an
3. Orang tua yang bercita cita anaknya hafal qur'an tapi dipegangi HP, cita citanya hanyalah mimpi dan khayalan belaka
4. Membiarkan anak pegang HP, sama saja menjadi anak itu lalai dari menuntut ilmu.
5. Memberi mainan anak yang bernama HP, sama seperti memberi beban pengajarnya. Karena anak yang pegang HP lebih susah untuk dididik dibanding anak yang tidak pegang HP. Itulah kenapa pesantren melarang muridnya pegang HP
6. Memberi anak HP sama seperti menghancurkan pondasi yang telah berusaha ditanamkan dengan susah payah oleh para mu'allimmya di sekolah. para pengajarnya telah mentalqin, berusaha keras membuatnya hafal di sekolah. Tapi semua itu dirusak dengan yang namanya HP.
7. Orang tua yang memberi HP pada anaknya sama seperti ingin menjadi anaknya tumbuh sebagai seorang pemalas. Betapa susahnya menyuruh anak yang sudah kecanduan HP untuk shalat? Karena agamanya dikalahkan dengan HP nya.
8. Dulu seorang murid saya tanya, “ kenapa tidak setoran kepada ayahnya? ” dia jawab karena ketika dia minta setoran ke ayahnya, ayahnya mengatakan tunggu gamenya selesai. Sejak saat itu dia tidak setoran ke ayahnya. Liat bagaimana HP bisa menghancurkan masa depan seorang anak?
9. Banyak orang tua mengeluh, dan keluhan mereka semuanya sama, yaitu anaknya suka HP an. memberikan anak HP = merusaknya
10. anak yang diberi HP, dia akan mengadopsi setiap kejelekan yang ia lihat di HP, kemudian ia akan bawa kejelekan itu ke dalam lingkungan sekolahnya sehingga ditiru oleh teman temannya.
11. Ada siswa bernyanyi, sebabnya karena HP. Ada siswa yang berbicara sesuatu yang belum pantas sebabnya HP. Ada siswa yang berbicara dengan istilah istilah orang dewasa yang seharusnya seumuran dia belum mengenalnya, sebabnya karena HP. Mereka dewasa belum waktunya
12. Ada siswa yang matanya telah rabun. Karena ternyata suka lihat HP. Cahaya atau sinar HP belum saatnya diterima oleh mata anak kecil
13. Anaknya berhasil hafal sekian juz, hadiahnya adalah HP. Wahai Ibu, engkau secara tidak langsung ingin anakmu hancur. karena dengan HP itu, dia akan malas murojaah. Berikan hadiah apa saja, asal jangan HP.
14. Anak saya, saya kontrol HP nya ustadz. Betapa banyak anak yang lebih canggih dibanding orang tuanya. Lebih pintar dalam menyembunyikan sesuatu yang tidak diketahui orang tuanya. Sehingga orang tuanya yang gaptek mengira anaknya baik baik saja, padahal sedikit demi sedikit anak ini telah berjalan menuju jurang kehancuran.
15. Kesalahan terbesar orang tua adalah ketika ia menjadikan hp sebagai solusi untuk menghibur anak atau menenangkan tangisan anak. beri dia hiburan apapun, asal jangan HP. Karena dia akan lebih sayang kepada hpnya dbanding kepada orang tuanya.
16. Ahli psikologi mengatakan bahwa untuk menanamkan kebaikan kepada anak, dibutuhkan 1000x pengulangan. Tapi untuk menanamkan kejelekan, hanya butuh satu kali saja dan itu akan melekat kepada benak mereka. Berapa jam kejelekan itu tertanam ketika ia bermain HP?
17. Kadang orang tua sudah memprotec anaknya di rumah sedemikian rupa. Tapi kadang kerusakan itu di dapat dari teman temannya di sekolah yang suka HP an. Sehingga pulang ke rumah, anak ini membawa sesuatu yang ia peroleh dari temannya.
18. Darimana mereka tau cinta cintaan? Istilah pacaran? , jawabnya satu. Dari HP faktor terbesar nya. Dia jadi tau sesuatu yang belum pantas untuknya. Meskipun ada faktor lainnya seperti teman kampungnya
19. Jika orang tua sayang anak nya, jangan beri dia HP. Karena memberi mereka HP adalah cara menyayangi yang keliru. Anak yang awalnya rajin, setelah ia dapat hadiah HP orang tuanya, menjadi anak yang malas, suka begadang, dan lainnya. Saya pernah katakan kepada orang tua yang seperti ini, “ jenengan salah langkah dan sekarang telah terlanjur ”
20. Mereka bermain boneka, bermain petak umpet, sepedaan, itu lebih baik ketimbang bermain HP. Karena memberinya HP sama seperti merenggut kebahagiaan masa kecilnya
21. HP nya saya batasi kok ustadz, HP itu ibarat racun. Namanya racun tetap akan merusak meski dibatasi. Apa ini yang diinginkan?
Sebagai seorang pengajar, saya menulis ini karena melihat banyaknya anak yang malas karena sebab HP. Banyaknya anak yang tidak hafal karena HP, banyaknya kasus yang terjadi yang ujung ujungnya hp, banyaknya keluhan orang tua sebabnya hp.
Solusi : kita hidup di zaman yang tidak lepas dari teknologi. kalaupun harus lihat hp, maka lihat bersama orang tua, bukan sendirian. Kalaupun ada hajat yang membutuhkan HP, dan itu berhubungan dengan sekolah, maka pakai HP orang tua. Setelah hajat selesai, kembalikan. Jangan pernah membiarkan mereka berdua dengan HP. Jika orang dewasa saja tidak selamat dengan HP yang ada ditangannya bagaimana dengan anak kecil?
Yang paling utama adalah tidak memberinya kecuali urgent
Orang tua harus memiliki ketegasan dalam hal ini. Tega. Lebih baik ia nangis tidak pegang hp daripada bahagia karena pegang HP.
Boleh tidak setuju dengan hal ini, tapi point point di atas adalah realita yang terjadi. Keselamatan anak = jangan pegangin dia HP
20 notes · View notes
o-agassy · 1 month
Text
Hari ketiga Ramadhan
KIta semua sudah tau bahwa puasa itu bukan hanya sebatas menahan lapar dan haus, namun lebih dari itu, kita menahan hawa nafsu kita sendiri. Karena biasanya, mereka lebih sering take over kehidupan kita yang bisa membuat semua kebablasan.
Namun lagi-lagi, kita cuma manusia. Yang bisa kita lakukan ya terus dan terus berusaha.
Beruntung yang puasa ini dapat mencoba mengontrol diri, termasuk saat berbuka puasa. Berbuka dengan sederhana dan apa adanya.
Karena dulu waktu kecil, yang ada adalah puasa sebagai momen menunggu waktu berbuka dimana semua makanan terhidang di meja :)
1 note · View note
o-agassy · 2 months
Text
Hari kedua Ramadhan
Para perantau merindukan rumah, tapi bukan tentang makanannya.
Ketika dulu masih kecil, mereka banyak merindukan makanan yang mewah, bukan tentang rumah dengan segala kehangatan canda dan tawa seluruh keluarga.
Tetang Ramadhan dan manfaatnya membentuk ikatan keluarga yang erat untuk beribadah. Walaupun pada perjalanannya tak ada yang sempurna, tapi saya yakin semua memiliki rindu ketika bulan ramadhan datang.
Marhaban Ya Ramadhan
3 notes · View notes
o-agassy · 2 months
Text
Apa yang dirindu?
Apa yang dirindu ketika bulan Ramadhan tiba?
Kehangatan keluarga di rumah waktu kecil dulu.
Waktu dimana kita masih muda belia, belum mempunyai tanggung jawab sebesar sekarang.
Waktu dimana kita masih bisa berbuka dan bersantap sahur dengan kedua orang tua, walaupun dengan ala kadarnya.
Waktu dimana sering nya malam jam sepuluh dijemput bapak di mushola karena belum pulang sejak terawih.
Sekarang semua sudah berbeda. Waktu sudah menunjukkan bahwa usia memang ada batasnya.
Al-fatihah untuk bapak dan ibu kita yang masih sehat dan yang sudah berpulang duluan.
Rindu Ramadhan.
13 notes · View notes
o-agassy · 2 months
Text
TEGAS
Ternyata memang benar, tak akan pernah ada habisnya jika kita memikirkan omongan orang lain. Yang ada malahan kita sendiri yang capek.
Pelan-pelan mulai kembali menata hati dan pikiran bahwa perjalan kita ini memang tiada duanya, karena untuk kita dan memang kita yang berjuang. Bukan orang lain.
Yang capek ya kita, yang sedih ya kita. Bukan bos kita~
Sebagai orang yang "sangat gampang goyah" karena omongan orang, menjadi TEGAS dan mampu menutup celah di hati agar omongan orang tidak masuk dan melukai diri adalah sebuah prestasi dan achievement yang butuh waktu untuk mencapainya.
Pelan-pelan, pasti bisa. We can do this.
"Termasuk saat kepala instansi saya berbicara di depan publik bahwa 99% hasil riset penelitian kami ini tidak berguna untuk negara"
4 notes · View notes
o-agassy · 2 months
Text
Mengusahakan PhD #20
Ingat, ini hanya perjalanan PhD, mari dibawa santai.
Jalan sedikit demi sedikit tidak apa-apa. Satu hari berprogres nulis satu kalimat itu sudah sangat bagus. Misal mampu lebih, berarti itu rejeki.
karena yang paling penting adalah tentang istiqomah
2 notes · View notes
o-agassy · 2 months
Text
kita akan tau mengapa Allah memilihkan jalan takdir ini di kemudian hari, ketika kita sudah berusaha ikhlas dalam menerima dan menjalani peran yang diberikan
Walaupun pada awalnya mengambil jalan "ikhlas" merupakan opsi satu-satunya, tapi pada akhirnya kita tidak akan menyesalinya.
Dan salah tanda bahwa jalan yang kita pilih adalah jalan yang terbaik, adalah diberikannya kemudahan-kemudahan dari pintu yang tak terduga
105 notes · View notes
o-agassy · 2 months
Text
Mengusahakan PhD #19
Alhamdulilah, per-Februari 2024 ini saya diterima di laboratorium di kampus sebagai mahasiswa doktoral. Tempat baru, teman baru, semangat baru.
Apa harapannya?
tentunya bisa jadi betah dan belajar bareng-bareng mahasiswa yang lain. Jika ada kesulitan bisa saling memberikan masukan.
Tempat yang akan saya huni, semoga dalam tiga tahun ke depan ini.
Mari mengusahakan!
3 notes · View notes
o-agassy · 2 months
Text
Robbun Ghofur
Dalam satu kesempatan, Gus Baha' pernah menjelaskan bahwa keburukan akan selalu menjadi keburukan dan begitu pula kebaikan akan selalu menjadi kebaikan walaupun kebaikan itu dilakukan oleh orang yang jahat sekalipun.
Orang akan mengatakan bahwa warna putih adalah warna putih, tanpa harus diancam dengan senapan laras Panjang yang sudah diposisikan di kepalanya.
kebaikan akan menjadi kebaikan, keburukan ya keburukan. Dua hal ini akan terus berdampingan ila yaumil qiyamah
Seperti kata Cak Nun, Indonesia adalah bagian dari desa saya. Jadi ada apa-apa di desa kita, ya minimal harus terlibat. Terlibat untuk apa? Untuk mendamaikan keadaan Kembali, minimal di keluarga kita masing-masing. Meskipun sudah ada Pak Kades, ada Pak RW dan jajaran RT, peran kita masih sangat penting. Ketua tanpa anggota ya tidak akan jadi satu tim. Satu juta kurang 100 perak juga tak akan jadi satu juta.
Di desa itu pada umumnya hidupnya guyub rukun, Tata tentrem kerta raharjo, kalo Bahasa Quran nya ya "Baldatun Thoiyyibatun Wa Robbun Ghofur" - kalo dalam konteks negara, ya negara yang baik dengan Tuhan yang Maha Penyayang - . Atau dalam Bahasa gampangnya, ini negara yang nyaman dimana semua masyarakatnya dapat hidup baik, bisa makan semuanya, ayem ga ada yang sikut2an. Tinggi ya? iya karena Bahasa Quran, Bahasa yang ideal. dimana di negara kita masih diusahakan dan terus diusahakan oleh semua orang (harapnnya sih gitu).
Menilik tiga ungkapan tadi, sebenernya bangsa Indonesia sudah bisa damai dalam menjalankan kenegaraan dan kehidupan bermasyarakat ini. Ya rukun, ya damai, tapi kadang tidak thoyyib, bisa membuat Allah marah. Padahal itu berbahaya jika Allah marah kepada kita.
Gimana contohnya? Katakanlah, mereka yang gemar judi. Bandar sama pejudinya juga rukun, interaksinya damai. Tapi ngga thoyyib, bisa bikin Allah marah. Begitu pula mas-mas yang suka "njajan" dilokalisasi. Mas-mas dan mbak2 penyedia jasa juga cinta damai. mereka rukun, wong buktinya jasa nya juga bisa digunakan bahkan hingga beberapa malam. Tapi sayang, perbuatannya ngga baik, ini dibenci dan bisa membuat Allah murka.
mari kita coba sambungkan dengan konteks pemilu tahun ini. Ada tiga kandidat capres cawapres. Pada bingung milih siapa. Alhasil, kita ikut premis mari kita pilih yang kiranya "mudhorotnya" sedikit.
lalu apa hubungannya dengan narasi diatas tadi?
sebenarnya saya mau menghubungkan, bahwa masyarakt Indonesia itu juga pada pintar karena tokoh akademis dan tokoh agamanya juga banyak. Masyarakat juga sudah tau mana yang baik dan mana yang buruk. Namun kadang itu tertutupi oleh premis-premis yang lain.
Mereka yang terpilih, kemudian mengkhianati rakyat, menurut saya merupakan sebuah pengkhianatan seorang pemimpin kepada rakyatnya. Dan ini ngga baik, ngga thoyyib. Bisa jadi Allah marah nanti. Wallahu a'lam
Yang jelas, kami yang masih mencitai desa kami, kami ingin membuat Indonesia Kembali kepada negara yang baik dan damai. Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghofur.
3 notes · View notes
o-agassy · 2 months
Text
Menjadi Burung
Ada jenis burung yang sengaja ia terbang sangat tinggi, dimana kondisi oksigen menjadi sangat tipis. Ketika burung itu tidak bisa mengkondisikan dirinya, maka ia akan jatuh karena kelelahan atau kehabisan oksigen.
Sebaliknya, jika burung itu berhasil bertahan di ketinggian, ia akan mempu memiliki sudut pandang yang lebih luas untuk melihat daratan guna menemukan sumber makanan yang lebih banyak.
Namun, ada juga burung yang hanya hidup dengan jangkauan area mencari makan yang sangat relative dekat. Bisa dikatakan sudah bisa bertahan hidup dari pohon dan dahan tetangga samping rumah.
Belajar dari burung, sebenarnya kita manusia diberikan kebebasan untuk menentukan diri kita mau menjadi seperti apa.
Pada kenyataanya, sekarang kita berada pada era dimana "kadang kita tidak diberikan kesempatan untuk menjadi diri sendiri"
Menjadi burung yang terbang tinggi, tentu bagus. Secara teknis itu diwujudkan dengan kita belajar hingga perguruan tinggi, kemudian kita bekerja keras, dimana semua itu membutuhkan pengorbanan dan usaha. Namun, hasilnya juga akan sebanding apa yang diusahakan. Hasilnya tentunya tak hanya terbatas dalam konteks materi.
Namun, untuk mereka yang tak ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi bagaimana? apakah itu salah?
tentunya tidak.
Burung kecil yang hanya bisa wara-wiri di rumah tetangga itu tentunya sudah menyadari kapasitasnya, bahwa ia tidak bisa terbang tinggi. Dengan menyadarinya, kemudian ia mencoba untuk mensyukurinya dengan cara ia tidak mencoba untuk terbang tinggi. itu cara dia bersyukur.
Dengan dia tidak terbang tinggi, itu berarti juga bahwa ia sedang menjadi apa yang Allah inginkan, sudah sesuai dengan Qodo dan Qodar Allah.
Simpelnya, dengan begitu saja ia mampu bertahan, maka kenapa harus berusaha terbang keatas sana yang notabene bukan wilayah dan bukan kapasistasnya?
burung kecil dan burung yang terbang tinggi itu, sama-sama mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah kepada mereka.
lalu kita bagaimana? apakah sudah mensyukuri dan sudah berusaha menjadi apa yang telah ditetapkanNya?
11 notes · View notes
o-agassy · 3 months
Text
Datang ke Psikolog
Datang ke psikolog bukan berarti kita sedang "gila". Kita masih sehat secara akal dan pikiran, namun hanya saja mungkin kita sedang buntu untuk mengurai benang ruwet yang ada di pikiran kita.
Setelah beberapa kali datang dan konsultasi ke psikolog, saya bisa bilang bahwa para psikolog ini benar-benar membantu kita untuk menemukan benang merah dan akar masalah.
Memang datang ke psikolog tidak akan menyelesaikan masalah pada saat itu juga. Kembali lagi, mereka bukan solver, tapi helper. Mereka hanya membantu kita untuk bangkit dan kembali lagi menatap masa depan dengan lebih baik.
Kadang, kita hanya butuh untuk didengarkan, bukan untuk dikomentari, apalagi untuk dinasehati. Tidak, kita hanya butuh untuk didengarkan.
Disitulah kita butuh psikolog. Mereka mendengarkan, membantu kita berfikir sistematis, tanpa ada judging apalagi menyalahkan kita.
Jadi. tak ada salahnya mencoba datang ke psikolog. Jika ada lagi, InsyaAllah saya akan berkonsultasi kembali. karena saya masih penasaran dengan diri saya sendiri :)
4 notes · View notes
o-agassy · 3 months
Text
Motor Bekas
Sudah satu tahun belakangan ini merencanakan finasial dengan cara menabung demi membeli sebuah motor baru.
saya dan istri bersepakat jangan sampai beli dengan cara kredit, karena akan membebani secara pikiran dan finansial, juga tidak dianjurkan karena unsur riba - nya terlalu besar.
Singkat cerita, tabungan tidak kunjung terkumpul, karena banyak hal yang harus diprioritaskan.
Tiba-tiba ada supervisor yang ingin menjual motor vixion tahun 2015 dengan harga dibawah 10 juta.
Saya menyambut baik tawaran tersebut, karena uang kami yang terkumpul juga tidak lebih dari 10 juta. Harga motor matic baru, dengan kelas nmax ataupun PCX masih diatas 33 juta, terlampau jauh ternyata diatas tabungan kami.
Berfikir kredit kembali? menarik memang tawarannya, tapi kami masih berusaha untuk menghindarinya selagi bisa.
Akhirnya kami ambil juga motor vixion tersebut, deal dalam satu hari karena kami memprioritaskan harga yang murah dan tidak sampai hutang.
Satu minggu pasca saya menaikinya, tidak ada yang salah, mesin bagus juga tampilan masih oke. Hanya saja tambah capek karena motor kopling dan Jakarta macetnya minta ampun.
Jujur saja saya tidak mempertimbangkan nya dahulu, karena memang tidak terfikirkan.
Tambah capek lagi pas mendengar temen-temen komen mengenai motor ini. Yang menyebutnya masih kemahalan, ga logis karena jakarta macet kok malah ambil vixion, dll. Saya tambah capek mendengarkan mereka. Kok sepertinya mereka nyinyir sekali, dan seakan-akan pembelian saya ini mubadzir untuk mereka.
Saya dan istri berusaha mensyukuri nikmat motor ini, alhamdulilah masih dititipi motor untuk bekerja, walaupun bekas dan memang motor kopling yang notabene kurang cocok di daerah macet.
Meskipun motor bekas, alhamdulilah kami membelinya dengan cara kontan dan tidak riba. Semoga membawa berkah buat keluarga kami.
Untuk teman-teman yang masih ingin nyinyir, saya beri saran. dari pada hanya nyinyir, mending bantu saya dengan uang anda supaya saya bisa beli motor baru yang matic. Ehe.
Tumblr media
5 notes · View notes
o-agassy · 3 months
Text
Nasehat Bapak
Kalo kamu di kantor hanya disuruh untuk fotokopi, ya lakukanlah. Karena kamu dibayar per bulan itu untuk melakukan hal itu. InsyaAllah nanti hasil kerja mu jadi halal dan barokah, jadi jangan mengeluh, lakukanlah dan syukurilah.
Teringat kembali nasehat Bapak lima tahun lalu, dimana saya merasa tidak berada pada tempat yang saya inginkan. Kondisi serba susah, tidak ideal sama sekali.
Antara jurusan kuliah dan pekerjaan tidak nyambung. Antara senior dan junior di kantor jarak pengetahuan dan level karirnya begitu jauh.
Hanya bisa berpasrah, lalu bagaimana lagi?
Kemudian bapak menasehatkan kalimat tersebut. Yang intinya adalah kerja untuk hasil yang halal dan barokah, walaupun di kantor kamu hanya disuruh hal-hal yang sepele, yang bukan kamu banget, atau bahkan remeh temeh. Asalkan masih dalam koridor kebenaran, kebaikan dan tidak melanggar syariat.
7 notes · View notes