Tumgik
#inspirasi
taufikaulia · 3 months
Text
Your Silent Treatment Is Killing Me
Silent treatment itu cuma 'bagus' untuk cooling down, tapi gak akan menyelesaikan apapun. Kalau ada masalah ya diobrolin. Bilang aja kalau gak suka, kecewa, atau marah. Orang yang kamu diemin itu bukan cenayang.
Silent treatment itu gak kayak diemnya orang yang mau nenangin diri. Diam itu gak akan jadi bahaya selama diamnya kamu itu untuk menenangkan dan menyiapkan diri untuk membuka obrolan yang sehat dan setara setelah kamu tenang.
Diam itu jadi masalah—toksik, ketika kamu diam untuk mengontrol dan menunjukkan bahwa kamu punya kuasa dan kekuatan yang lebih besar dalam sebuah hubungan. Di sini diammu tidak menyelesaikan masalah, melainkan hanya akan memanipulasi orang yang kamu diamkan untuk merasa bersalah. That's it. In the end, orang yang kamu diamkan itu akan bingung, frustasi, merasa tidak dihargai dan tidak dicintai. Silent treatment is abussive. Inilah mengapa silent treatment justru hanya akan memudarkan ikatan-ikatan emosional.
Komunikasi adalah kunci. Komunikasi dengan kata-kata ya, bukan komunikasi dengan sandi morse. Maka dari itu, bila ada masalah dengan siapapun, silakan diam untuk menenangkan diri, tapi jangan lari dari masalah.
Siapkan dirimu untuk mendengarkan dan bicara. Setelah kamu tenang, jangan pendam dan bersikap seakan semuanya baik-baik saja.
Jangan ragu untuk bilang, “Hei, we need a talk.”
—@taufikaulia
804 notes · View notes
edgarhamas · 7 months
Text
Emang Boleh Sepeka Itu?
(Tadabbur Surat At Taubah 40)
@edgarhamas
Salah satu momen yang barangkali akan meruntuhkan 'sok kuatnya' kita, adalah ketika seseorang tanpa ada angin dan badai tiba-tiba bertanya, "kamu lagi nggak baik-baik aja ya?"
Kita seperti dibaca olehnya, tepat di halaman terpenting; saat orang-orang sama sekali tak peduli.
Ketika yang lain membaca kita sebagai orang kuat dan tangguh, selalu tersenyum dan teguh padahal di dalamnya terseok-seok; lalu kita terbaca bahwa kita tak baik-baik saja.
Saya pun pernah akhirnya menangis sesenggukan karena pertanyaan sederhana itu, "kamu ga baik-baik aja ya?"
Seseorang yang mampu membaca kita, biasanya ia pun pernah melalui badai hidup yang sama, cobaan yang sama bahkan lebih berat.
Maka ia melihat cukup dari menunduk lesunya kita, atau dari helaan napas yang berat sambil duduk terkulai di kursi. Dari mata sayu yang kurang tidur itu.
Dan kau tahu? Ada kisah manusia paling tajam kepekaannya pada seseorang terabadikan dalam Al Qur'an. Di saat harus melakukan misi berat antara hidup dan mati, dikejar oleh pembunuh dengan janji upah sangat tinggi.
Kalimat itu terucap di gelap gua nan sempit, "jangan bersedih..."
Ialah baginda Rasulullah. Gua Tsur nan sempit dan gelap itu beliau jadikan tempat bersembunyi bersama sahabatnya, Abu Bakr.
Padahal beliau sendiri sedang terancam, tegang dalam kejaran musuh. Tapi beliau tenangkan Abu Bakr, "Jangan engkau bersedih, sungguh Allah bersama kita.” (QS At Taubah 40)
Bagaimana rasanya menjadi Abu Bakr dalam situasi itu?
Bisa saja Rasul tak berkata apa-apa, tak melakukan dan menasihati apa-apa. Tapi, Rasul tenangkan sahabatnya; karena Rasul peduli. Beliau peduli pada keadaan orang lain bahkan di saat paling berat. Shalallahu alaihi wasallam.
Jika bertemu orang yang mampu membaca bahwa dirimu sedang tak baik-baik saja saat yang lain tak peduli, pasti kau akan mengenangnya dalam memori teristimewa.
Dan, begitulah Abu Bakr menjadi perisai dan pembela Rasul paling perkasa. Karena Rasul peduli pada sahabat-sahabatnya.
"Kala itu Rasul sedang berhadapan pada tugas besar bernama hijrah yang dirongrong kaum musyrikin" kata Syaikh Abdullah Balqasim, "tapi, beliau tidak lupa untuk menghibur sahabatnya yang bersedih. Maka tak ada alasan bagi kita untuk tidak peduli pada sahabat kita."
masyaAllah!
Aku tahu kita seringkali tak baik-baik saja. Kamu bisa saja tak peduli, bisa saja tak pakai hati, karena kamu sendiri sudah remuk redam.
Tapi percayalah, salah satu hal yang kau butuhkan untuk mengobati kusamnya hidup itu adalah peduli. Dunia sudah kejam, kita jangan ikut-ikutan.
572 notes · View notes
chillinaris · 8 months
Text
Tumblr media
How I have grown.. ~
656 notes · View notes
lembarkertas · 6 months
Text
Tumblr media
Segala cara untuk membahagiakanmu adalah sumber energi yang menghidupkanku sepanjang usia.
232 notes · View notes
inikumi · 7 months
Text
Sekarang aku mengerti kenapa orang tua dulu suka sekali duduk menyendiri di teras depan.☺️🥹
Menjadi dewasa rupanya penuh dengan berbagai pertimbangan dalam sebuah keputusan. Makanya banyak belajar dari mana pun itu penting. Juga memahami diri jauh lebih penting.
Tidak semua yang indah adalah kebahagiaan. Karena kerapkali ia justru melalaikan.
Tidak semua yang kelam itu adalah kesedihan. Karena kerapkali ia justru menguatkan.
Pahami diri dulu.
160 notes · View notes
aksarahumaira · 2 months
Text
Ujian Perjalanan
Tumblr media
Jika orang lain telah sampai pada apa-apa yang dituju, kamu tidak harus sampai pula di garis akhir pada waktu yang bersamaan. Barangkali selain prosesnya berbeda, ujiannya juga berbeda kan?
Di pertengahan jalan mungkin pernah terlintas bahwa, "Mengapa ya ujian perjalanan ini begitu berat? Kenapa rasanya orang lain tidak seberat itu?"
Padahal kita tidak tau kapan waktu tiap orang mengalami ujian terberat dihidupnya. Mungkin kamu mengalaminya saat ini, tapi bisa jadi orang lain juga punya giliran yang sama. Entah esok atau nanti. Entah cepat atau lambat.
Kita tidak pernah mengira kapan waktu ujian itu akan datang. Tugas kita hanya menyiapkan diri, jika suatu saat ujian itu hadir, apakah iman kita sudah cukup kokoh mengahadapinya?. Karena katanya dalam hidup, setelah kebahagiaan akan ada kesedihan, dan pasca kesedihan akan lahir kebahagiaan.
Nyatanya, perkara cepat atau lambat sampai tujuan hanya takaran manusia. Karena sejatinya, takaran Allah adalah waktu terbaik. Jika waktu terbaik itu datang lebih cepat, maka semoga Allah berikan kekuatan lebih banyak untuk segera sampai tujuan.
Jika waktu terbaik itu datang lebih lambat, semoga Allah penuhi hatimu dengan kelapangan dan kesabaran. Entah kelapangan dalam penantian atau kesabaran menghadapi ujian di perjalanan.
Semoga Allah masih jadi yang pertama ya.
Depok, 1 Maret 2024 | 21.02
"Menulis buat siapa?"
"Buat diri sendiri :')"
92 notes · View notes
sastrasa · 3 months
Text
Dulu, kukira tingkatan tertinggi dari mencintai seseorang adalah membersamai, tanpa memiliki. Tapi ternyata, masih ada yang lebih tinggi dari itu. Yaitu membebaskan, memerdekakan. Aku mencintaimu sepaket dengan membebaskan dan memerdekakanmu. Kamu bebas hidup seperti apapun yang kamu mau. Kamu bebas mencintaiku dengan cara apapun itu. Kamu bebas enggak mencintaiku atas pilihanmu. Aku tetap mencintaimu. Kamu bebas. Kamu merdeka.
- Sastrasa
147 notes · View notes
mnurulwathoni · 2 months
Text
Tumblr media
Untukmu yang telah suka hati menawarkan peta baru untuk dituju bersama aku ucapkan terimakasih ..
Tidak ada kesiapan untuk perjalanan panjang denganmu, aku hanya bisa melindungimu dengan ragaku dulu selama dalam perjalanan panjang ini..
Tapi nanti setelah kereta ini berhenti selamatkanlah rasa itu dengan memilih dan memutuskan untuk terus bersama..
Karena bahagia itu untukmu aku tujukan ...
SUDUT PANDANG JILID 2
55 notes · View notes
kayyishwr · 6 months
Text
Sebagai manusia yang mengaku-dan semoga Allah mengakui juga-sebagai penyeru kebaikan (Da'i) kita seharusnya siap dengan banyak bahasan dan pembicaraan
Kita sedang menuju jalan perbaikan
Kita sedang menuju perubahan peradaban
Kita sedang menuju Allah
Dan banyak jalan menuju itu semua, tidak hanya terbatas pada kemenangan capres-cawapres, tidak hanya sebatas banyaknya hadirin yang hadir, tidak hanya sebatas pada ketertarikan orang
Memang, kita diminta punya spesialisasi, tapi jangan alergi dengan banyak bahasan. Memang, kita diminta untuk produktif, tapi jangan meremehkan yang lain; itulah tugas kita, selalu menghadirkan makna walau kecil, walau terbatas, walau sempit; agar semua merasa pantas dalam jalan perbaikan ini
Dan, mari kita terus mengingat bagaimana Shalahuddin Al Ayyubi, lahir dari kegelisahan generasi, bukan satu dua orang; lahir dari kesadaran kolektif, tidak peduli apa latar belakangnya; semua sepakat, perbaikan diri kemudian perbaikan institusi keluarga, hingga perbaikan lingkungan akan menghadirkan perbaikan peradaban
Tapi, itu jalan panjang, dan dimanakah kita?🇮🇩🇵🇸
92 notes · View notes
amelianurhabibah · 11 months
Text
Selalu salut sama orang-orang yang menahan diri untuk tidak mempublikasikan rasa senang dan sedihnya. Karena ia sadar, ada banyak hati yang harus dijaga.
Memang, sebagian orang berniat tidak berbangga bangga, hanya ingin memotivasi dan menghargai berkah hidup. Tapi sadarkah kita, tidak semua orang memiliki apa yang kita miliki. Dan iya memang benar juga, semua kembali kepada diri sendiri untuk belajar mensyukuri apa yang dimiliki, dan ikut bahagia saat orang lain bahagia.
Tapi maukah kita untuk ikut memikirkan bagaimana perasaan orang lain? Sebagai contoh, saat kita mempublikasikan makanan, maukah kita memikirkan bagaimana perasaan seseorang yang melihat itu, bisa jadi ia sedang menahan lapar diperutnya.
Memiki rasa empati kepada sesama ternyata bisa menciptakan lingkaran nasib yang lebih indah. Tidak akan ada yang merasa tersakiti dan terintimidasi. Justru yang ada akan merasa saling disayangi dan saling dihargai.
Indah bukan?
Jum'at 9 juni 2023
196 notes · View notes
mamadkhalik · 1 year
Text
Buya Hamka
Seumur hidup, membaca tulisan Buya Hamka adalah obat tersendiri dari setiap kegalauan yang ada. 
Kalau sedang tinggi hati, merasa berilmu, menyalahkan amalan orang lain meski baru membaca satu dua buku, bacalah “Prinsip Kebijaksanaan Dakwah Islam” dan “Bohong Di Dunia”. Kalau sedang merasa sedih karena asmara, bacalah “Di Bawah Lindungan Ka’bah, Terusir, dan Sabariah.” Kalau ingin bertualang, bacalah Di Tepi Sungai Dajlah, Merantau Ke Deli atau 4 Bulan di Amerika. 
Kalau ingin lebih tau Cover Both Side Beliau yang banyak mengandung hikmah, bacalah “Buya Hamka: Ulama Teladan Rakyat.” tulisan Ustadz Yusuf Maulana, mengulas bagaimana sikap Beliau sebagai Ulama Muhammadiyah ikut tahlil, dari hisab ke rukyat, dan bahkan mengucapkan Selamat Natal kepada tetangga semasa di Jakarta, tentunya dengan banyak pertimbangan
Dan yang paling favorit, ketika kau merasa insecure, hilang arah dan motivasi, bacalah “Pribadi Hebat”  kau seperti dinasehati secara langsung, tentang fitrah manusia, dan tujuan hidup. 
Ada satu quote yang cukup mengena bagiku :
“Bebanmu akan berat. Jiwamu harus kuat.Tetapi aku percaya langkahmu akan jaya. Kuatkan pribadimu!” -Buya Hamka
Permata umat yang karya-karyanya sangat menginspirasi sampai hari ini. Semoga kelak kami semua bisa melanjutkan perjuanganmu, tanpa putus asa, juga istiqomah.
Tumblr media
265 notes · View notes
taufikaulia · 3 months
Text
Mumpung belum nikah, pelajarilah ilmu pernikahan. Pahamilah benar-benar hak dan kewajiban dalam rumah tangga agar kelak pasanganmu tidak hidup degan mode 'survival'.
Taufik Aulia
720 notes · View notes
ecoamerica · 17 days
Text
youtube
Watch the 2024 American Climate Leadership Awards for High School Students now: https://youtu.be/5C-bb9PoRLc
The recording is now available on ecoAmerica's YouTube channel for viewers to be inspired by student climate leaders! Join Aishah-Nyeta Brown & Jerome Foster II and be inspired by student climate leaders as we recognize the High School Student finalists. Watch now to find out which student received the $25,000 grand prize and top recognition!
6K notes · View notes
edgarhamas · 1 month
Text
"Masa Ini Akan Berlalu..."
Edgar Hamas | @ceritaedgar
Pernah dengar kisah seorang raja yang memiliki cincin bertulis "masa ini akan berlalu?"
Ia kisah singkat, tentang seorang raja bijak yang selalu diingatkan dengan kalimat "masa ini akan berlalu" setiap kali ia mendengar sebuah laporan dari menteri-menterinya.
Ketika ada laporan tentang hal buruk dan itu sampai ke telinga sang raja, ia pun sempat gelisah dan khawatir berlebih. Namun ia melihat cincinnya dan membaca "masa ini akan berlalu."
Gelisahnya hilang. Ia tahu masa buruk tak akan selamanya. Maka ia fokus membenahi masalahnya.
Pun ketika ada kabar gembira yang membuat semua orang bersorak-sorai, sang raja pun kembali menoleh melihat cincinnya, "masa ini akan berlalu."
Tadinya ia senang berlebihan. Namun setelah diingatkan oleh tulisan itu, ia kembali tenang. Ia senang, namun tak terlena dan bereuforia.
Siklus, itu adalah kuncinya. Sang raja jadi bijak karena tahu masa buruk tak akan selamanya. Masa senang pun tak akan berlama-lama. Sebab ia mengerti bahwa hidup berputar.
"Masa ini akan berlalu", kini coba kau renungkan. Jika kau sedang sedih, ketahuilah ia tak akan selamanya.
Pun bagi siapapun yang berbuat zalim. Kau mengira mereka akan di atas selamanya? Mengira bahwa mereka tak terkalahkan?
"Masa ini akan berlalu", yang zalim akan hilang. Yang di bawah akan naik. Yang tenggelam akan timbul. Yang dizalimi akan menang.
Termasuk di Gaza, Palestina.
Semua ada masanya. Semua ada waktunya. Yang sedang naik daun akan ada saatnya hilang. Yang terkenal akan redup. Yang berkuasa akan usai.
Semua yang di bumi itu fana. Akan usai. "...tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal..." (Ar Rahman 27)
236 notes · View notes
jusuffarhan · 2 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Apresiasi yang setinggi tingginya buat kita yang terus memilih baik, meskipun kesempatan untuk membalas sangat terbuka, karena tak mudah untuk menahan diri atas perlakuan buruk orang lain bukan?
Terima Kasih
Temanmu @jusuffarhan
31 notes · View notes
rizqikhildaamalia · 7 months
Text
Akhir-akhir ini, aku baru menyadari bahwa ternyata yang kita butuhkan dalam hidup ini adalah ketenangan. Rasa yang membuat hati kita seketika merasa cukup.
Tenang, karena bisa menyantap makanan dengan lezat dan tidak kelaparan. Tenang, karena memiliki tubuh yang sehat. Tenang, karena kebutuhan kita tercukupi.
Tenang, karena dikelilingi teman-teman yang mendukung dalam kebaikan. Tenang, karena dikaruniai pasangan yang senantiasa mengajak kita dalam ketaatan. Tenang, karena memiliki orangtua dan keluarga yang harmonis, serta anak-anak yang sholih sholihah. Tenang, karena diberikan rezeki untuk bersedekah dan membantu orang lain.
Tenang, karena kita bisa menikmati setiap ibadah yang kita jalani dengan khusyu'. Tenang, karena kita berusaha menjemput semuanya dengan cara yang Allah sukai.
Rasa tenang yang semoga dapat mengantarkan kita kepada jalan-jalan kebaikan yang lebih luas nantinya. Lalu membuat kita bertemu dengan orang-orang baik lainnya yang membuat kebaikan itu semakin berlipat dan menghebat.
83 notes · View notes
inikumi · 6 months
Text
Cintai apapun ���secukupnya” saja.
Karena segala kepemilikan di dunia ini hanyalah “sebuah titipan”.
Percaya atau tidak, segala sesuatu yang melekat pada hati terasa akan menyakitkan jika kehilangan.
Seakan hidup sudah tidak ada harapan lagi. Seakan hidup terasa begitu hancur.
Seakan hidup terasa tidak adil.
Percaya atau tidak, segala sesuatu yang melekat pada hati tetapi sesuatu nya itu bukan “Allah”, secara tidak langsung telah menduakan Allah.
Padahal puncak atas segala nya adalah “Cukuplah hanya Allaah” didalam hati.
Dikasih duit 50juta, girangnya bukan main, sampai-sampai sholatpun tidak khusyuk karena saking bahagia nya. Bukan lagi menomor-satukan Allah, tetapi tindakan kita malah seakan menduakan Allah. Lebih condong kepada “sesuatu” yang seharusnya tidak perlu dimasukkan ke hati.
Ada seseorang yang melabuhkan komitmennya kepada diri, bahagia nya bukan main. Sampai-sampai saking girangnya merasa semesta milik seorang sahaja. Lupa bersyukur, lupa diri, lupa siapa pemilik hati.
Secara tidak langsung, tindakan kita mencerminkan bahwa diri begitu mencintai “sesuatu” itu ketimbang menomorsatukan Allah.
Perlahan, diri mulai jauh. Jauh dari Allah. Bahkan di sela sholat pun, masih dunia yang ada di hati — Yang katanya bukan dunia yang ada dalam hati :)
6 November 2023.
126 notes · View notes