Tumgik
mamadkhalik · 1 day
Text
[ Aku Rindu Dengan Zaman Itu ]
Tumblr media
Aku rindu zaman ketika halaqoh adalah kebutuhan, bukan sekedar sambilan apalagi hiburan.
Aku rindu zaman ketika membina adalah kewajiban, bukan pilihan apalagi beban dan paksaan.
Aku rindu zaman ketika dauroh menjadi kebiasaan, bukan sekedar pelengkap pengisi program yang dipaksakan.
Aku rindu zaman ketika tsiqoh menjadi kekuatan, bukan keraguan apalagi kecurigaan.
Aku rindu zaman ketika tarbiyah adalah pengorbanan, bukan tuntutan dan hujatan.
Aku rindu zaman ketika nasihat menjadi kesenangan, bukan su’udzon atau menjatuhkan.
Aku rindu zaman ketika kita semua memberikan segalanya untuk da’wah ini.
Aku rindu zaman ketika nasyid ghuroba menjadi lagu kebanggaan.
Aku rindu zaman ketika hadir di liqo adalah kerinduan, dan terlambat adalah kelalaian.
Aku rindu zaman ketika malam gerimis pergi ke puncak mengisi dauroh dengan ongkos ngepas dan peta tak jelas.
Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah benar-benar jalan kaki 2 jam di malam buta sepulang tabligh dakwah.
Aku rindu zaman ketika akan pergi liqo selalu membawa uang infak, alat tulis, buku catatan dan Qur’an terjemahan ditambah sedikit hafalan.
Aku rindu zaman ketika seorang binaan menangis karena tak bisa hadir di liqo’.
Aku rindu zaman ketika seorang murobbi sakit dan harus dirawat, para binaan patungan mengumpulkan dana apa adanya.
Aku rindu zaman itu, Aku rindu… Ya Allah..
Jangan Kau buang kenikmatan berda’wah dari hati-hati kami.
Jangan Kau jadikan hidup ini hanya berjalan di tempat yang sama.
---
Tulisan ini selalu berhasil membuatku rindu dengan teman-teman yang pernah melingkar bersama, dari awal mengenal tarbiyah hingga dibesarkan oleh tarbiyah saat ini.
Mereka langka, tak akan mudah ditemukan dizaman ini. Sulit, bahkan sudah hampir tidak ada. Zaman betul-betul berbeda. Semoga Allah menjaga kita selalu.
-Abubua | Ustd Tarbiyah Rahmat Abdullah
32 notes · View notes
mamadkhalik · 5 days
Text
Catatan Kemenangan : Overthinking Hari Buku
Saya sepakat, menara gading intelektual itu nyata. Pengalaman pribadi, dengan membaca buku genre sosial akan memberikan pemahaman yang konstruktif atas fenomena sosial, sampai akhirnya kita mencapai kedewasaan intelektual dan memantapkan diri untuk bergerak menyongsong perubahan.
Menyambut hari buku sedunia, aku rekomendasikan 2 buku yang cukup mencengangkan. Setidaknya bagi saya yang naif ini.
1. Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur - Muhiddin M. Dahlan
Dulu membaca judulnya saja sangat anti. Pasti isinya agak tabu, pikirku sebagai seorang ADK anyaran. Ternyata isinya sangat menampar.
Tumblr media
Berkisah tentang seorang muslimah hijrah yang memiliki pergulatan pemikiran. Bersentuhan dengan kelompok sufi, Tarbiyah, hingga Negara Islam Indoneisa, membuat tokoh utama memiliki kekecewaan berat dengan jamaah hingga akhirnya masuk dalam kubangan maksiat.
Ketika perasaan itu memuncak, tidak banyak orang hadir untuk sekadar menjadi teman bicara, akhirnya orang-orang yang 'tidak bertanggungjawab itu' hadir silih berganti, memberikan kenyamanan semu, lalu pergi meninggalkan luka begitu mendalam
Cerita di dalamnya sangat relate sekali, terkhusus bagi kita yang aktif dalam jamaah dakwah. Ketika ghiroh mengalahkan amaliyah, ketika pertanyaan tidak terjawab dengan rasional, ketika kekecewaan tidak terkelola dengan baik, ketika ukhuwah sebatas lip service, dan judgment kekhilafan tanpa tabayyun.
Bagian yang sangat mengiris hati adalah ketika tokoh utama di cap pengkhianat dakwah hanya gara-gara mempertanyakan anomali dalam aktivitas dakwah.
Bukan hendak mengeneralisir tapi fenomena-fenomena itu memang banyak saya temui. Buku ini memang cerita satu arah, emosional, belum tentu kebenaranya, hanya dilakukan oknum dalam jamaah, tapi cukup memberi refleksi yang mendalam bagaimana sebuah jamaah dakwah Islam mengelola organisasinya.
Buku ini baru saja saya baca tapi cukup memvalidasi tulisan sebelumnya. Bahwa dalam dakwah bukan berarti otomatis menjadi orang baik tapi Allah menjaga dari hal-hal yang merugikan, dan menegaskan bahwa kita hanya sekumpulan manusia yang tak luput dari dosa.
Semua itu kembali lagi ke kita dalam menyikapi segala dinamika dan jamaah dakwah hanyalah wasilah. Ini penting saya utarakan.
2. Gerakan Dakwah Islam dan Kelas Menengah Muslim - Eko Novianto
Bagi kita yang aktif di tarbiyah, buku ini menyadarkan betapa pentingnya kita menganalisis mad'u dan juga kita sendiri sebagai seorang aktivis dakwah. Bagaimana melihat karateristiknya dan akhirnya memberika n pendekatan yang sesuai bagi 2 sisi.
Tumblr media
Buku ini mengupas perihal pengalaman penulis dalam melihat gerakan tarbiyah, dampak dari dakwahnya, dan fenomena sosial yang hadir setelahnya. Tak bisa dipungkiri gerakan tarbiyah cukup dominan di era pertengahan orde baru hingga saat ini dan menjadi role model kelas muslim menengah.
Tapi muncul dari kelas menengah muslim yang memiliki ghiroh tinggi, ternyata tak cukup memberikan dampak yang signifikan, terkhusus dampak elektoral. Tak bisa dipungkiri tarbiyah-PKS adalah sebuah komunitas epistemik yang memiliki ikatan kuat dalam sejarah.
Dengan gerakan yang semakin membesar akan memunculkan karateristik kader yang beragam, kebutuhan yang semakin luas, dan juga tantangan pembaharuan yang perlu disikapi dengan cepat.
Buku ini menjelaskan 2 fenomena :
a. Kelas Menengah Muslim Yang Konsumtif.
Media Sosial menjadi aktor utama pembentuk kultur masyarakat ini. Di sisi lain masyarakat sudah aware akan kajian keislaman, prinsip-prinsip Islam dalam muamalah (Bank Syariah, Kosmetik Halal) tapi itu tidak berbanding lurus dengan penerapan Islam dalam ruang yang lebih luas dalam seperti kebijakan publik dan pendidikan reguler.
Akhirnya umat hanya dijadikan komoditas bisnis dan politik, tidak memiliki bargaining position yang kuat dan mudah di pecah belah oleh oligarki dan kaum nasionalis.
b. Sindrom Eksklusifitas Gerakan
Melihat poin sebelumnya, akhirnya jamaah terkesan ekslusif, jumud, curiga satu sama lain akhirnya tidak fokus dalam penyelesaian masalah umat.
Padahal kelas menengah ini harapanya dapat menjadi jembatan untuk mengurangi disparitas antar kelas borjuis dan proletar. Apalagi mereka yang tergolong kaum terdidik dan tershibgah dengan nilai-nilai Islam tentu menjadi peluang besar untuk membumikan nilai-nilai Islam.
Tapi realitanya tidak begitu. Curiga satu sama lain bukan hanya antar gerakan, mungkin juga orang yang ada di dalamnya. Mungkin hal ini yang mengakibatkan peristiwa di buku pertama terjadi. Mungkin saja.
Sekali lagi, kejayaan Islam hanya akan tercapai ketika antar gerakan Islam saling bekerja sama satu sama lain, menghilangkan sekat-sekat perbedaan, dan fokus kepada pemberdayaan umat. Sederhana tapi sulit, namun bukan berarti tak bisa.
***
Setidaknya 2 buku ini cukup membuat overthinking. Ternyata realitas tak bisa dipandang teori saja, bukan hitam putih.
PR kita masih banyak. Untuk memperbaiki diri, menjaga komunikasi antar sesama, memberbaiki sistem gerakan, hingga akhirnya Islam berjaya kembali, menjadi soko guru perdaban, dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Selamat Hari Buku. Jangan Lupa Baca Buku.
Arroyan, 16 Syawal 1445 H.
11 notes · View notes
mamadkhalik · 6 days
Text
TAPAK JEJAK
Lagi belajar nulis. Kumpulan kabar gembira bagi umat manusia sekaligus pengingat bagi diri sendiri.
Berikut beberapa tulisan tematik yang semoga bermanfaat bagi para pembaca.
#CatatanKemenangan
Kumpulan tulisan yang ditulis saat bulan Syawal 1445 Hijriyah sebagai ikhtiar menjemput kemenangan abadi.
Adab Komunikasi Dalam Silaturrahmi
Amanah Rasul
Syahadat Adalah Perlombaan!
Adab Tak Lekang Zaman
Cinta dan Kacaunya Dunia Kita
Kenapa Dakwah?
Overthinking Hari Buku
#PerihalCinta
Kumpulan tulisan yang mencoba tidak bucin tapi mengajak untuk memahami arti cinta sejati.
Realitas Cinta
Absurditas Cinta : Cerita Buku
Seni Menanti Cinta : Cerita Buku
Ibadah Terlama
Cinta dan Perang Suci
#DakwahKampus
Kumpulan tulisan perihal dakwah kampus. Mayoritas berdasar keresahan dan pengalaman pribadi.
Soal Waktu
Amal Jamai
Tahu Tempe Dakwah
Teruslah Bergerak
Amal Yaumi
Kemenangan Dakwah Kampus
Pendewasaan
Perbaikan Diri
Dai dan Murrabi
Post Crisis Dakwah Kampus
#CeritaBuku
Aku juga menulis buku :
Bahtera Dakwah 2024 (Kumpulan tulisan tentang Dakwah Kampus) Kalau mau membeli, DM saja.
Menyala Kesatuan 2024 (Kumpulan tulisan menyambut Milad KAMMI ke-26) bisa baca di sini.
Kalau ingin membaca cerita buku yang pernah kubaca, bisa ke sini.
5 notes · View notes
mamadkhalik · 6 days
Text
Catatan Kemenangan : Kenapa Dakwah?
*Baca judul pake nada, "Kenapa Bandung?
Kenapa dakwah? kenapa harus capek-capek ngurusin orang lain? ngurus diri sendiri saja belum selesai.
Tumblr media
Pernahkah kamu ketika aktif di Lembaga Dakwah Kampus merasa lebih baik dari orang lain? pernahkah kamu sekadar membaca satu atau dua buku tentang dakwah lantas merasa paling paham akan masalah umat? Saya pernah!
Satu realitas yang perlu dipahami, ketika aktif dan masih istiqomah dalam agenda dakwah, belum tentu kita lebih baik dari orang lain yang tidak ikut LDK, atau belum tentu juga kita lebih baik dari mereka yang "berguguran di Jalan Dakwah"
Pernah suatu masa saya membuka lockscreen HP seorang kawan yang bukan golongan "ukhti-ukhti LDK". Apa yang terpampang sangat mencengangkan. Checklist amal yaumi yang cukup penuh dan sangat jauh dibandingkan saya yang aktif di LDK.
Boleh jadi mereka itu lebih unggul dalam amalan ibadah lain, bedanya mereka tidak share di medsos seperti kita saat share agenda-agenda LDK. Jangan pernah ujub diri.
Saya sadar bahwa diri ini sangatlah jauh dari kata sempurna, masih banyak melakukan dosa dan tidak memiliki ilmu yang banyak untuk melakukan agenda dakwah yang besar. Maka, prinsip saya adalah menjadikan aktivitas dakwah hari ini sebagai amalan unggulan untuk meraih pahala, bukan untuk menjudge orang lain, sembari memperbaiki diri, dan mencari ilmu dari orang-orang yang shaleh.
Dalam keberjalanya, saya mengetahui realitas kedua bahwa apa yang kita lakukan melalui LDK ternyata belum cukup. Problem erasa lebih baik dari orang lain adalah satu dari banyak sindrom yang menjangkiti ADK. Kita masih dipandang ekslusif oleh mereka. Banyak gunung es yang belum kita lihat. Sungguh, amanah kita begitu berat kalau hanya dipikul oleh satu orang.
Di jalan dakwah ini, alhamdulillah saya banyak bertemu orang-orang yang memiliki kemampuan sebagai pendengar yang baik. Saya menyimpulkan bahwa salah satu kunci keberhasilan dakwah mungkin sesederhana menjadi pendengar yang baik.
Kita tentu memiliki segudang masalah kehidupan dan terkadang kita juga sudah tahu penyelesaianya. Tapi di hati kita yang terdalam butuh validasi dan didengarkan. Mungkin dari tahap ini akan meluluhkan mad'u dakwah dan perlahan siap untuk menerima fikrah islam yang lurus.
Realitas ketiga, banyak yang tidak menyadari bahwa sejak kecil model pendidikan Islam kita adalah membiasakan ibadah tapi minim pemahaman kenapa kita harus berislam. Maka tak heran munculnya gelombang hijrah sebagai sarana mencari jati diri dan alasan untuk berislam. Banyak yang berhasil, banyak juga yang gugur.
Kembali ke bagian sebelumnya, ini menjadi tantangan terkhusus untuk LDK menjadi perantara bagi orang di luar sana, agar kembali memahami esensi kenapa harus berislam, dimulai dengan menjadi teman yang baik, mendengarkan setiap keluh kesah mereka, lalu mengajaknya dalam proyek kebaikan.
Terdengar mudah tapi sulit dipraktekan. Kurang lebih itu alasan saya kalau ditanya kenapa berdakwah.
Arsa Coffee & Library, 13 Syawal 1445 H.
youtube
15 notes · View notes
mamadkhalik · 7 days
Text
Catatan Kemenangan : Cinta dan Kacaunya Dunia Kita
Hari ini adalah hari bahagia, setidaknya bagi beberapa kawan saya yang telah menyempurnakan separuh agamanya. Barakallahulaka wa baarakaa alaika wa jamaa bainakumaa fii khoir. Semoga Allah mudahkan jalannya. Aamiin.
Tumblr media
Akan tetapi, ada satu hal penting yang perlu saya utarakan dan perlu menjadi perhatian bersama.
Ini tentang bagaimana makna pernikahan yang suci itu oleh musuh-musuh Islam seakan-akan dibuat menjadi hal yang menakutkan, perlu dilawan, bahkan dijadikan alasan untuk membenarkan maksiat.
Yang pertama, media sosial kita dipenuhi oleh kampanye yang mendegradasi makna pernikahan seperti LGBTQ+. Mereka-mereka ini menantang moralitas dan mencari pembenaran atas maksiat yang dilakukan. Dari propaganda langsung dan tidak langsung, banyak orang mulai terbiasa dengan istilah mereka dan tak jarang membela dengan dalih hak asasi manusia.
Terlebih juga, ada gerakan-gerakan yang mengatasnamakan perjuangan perempuan yang sangat masif mengkampanyekan narasi merusak pernikahan seperti childfree, kebebasan keluarga, dan juga zina. Masalahnya, banyak juga Muslimah yang secara sadar atau tidak sadar ikut mengkampanyekan itu!
Kedua, di medsos banyak bertebaran aib-aib keluarga yang mudah menjadi konsumsi umum. Perceraian, perselingkuhan, aib suami-istri, dan bahkan rumah tangga ulama sekalipun.
Akibatnya isu-isu tersebut menjadi gorengan oleh pejuang kepalsuan itu untuk menjadi pembenaran, yang sebenarnya kita tidak tahu duduk perkara masalahnya. Ini bahaya.
Di sisi lain, awam sangat rentan terbawa arus sampai-sampai menjadikan makna pernikahan terlihat menakutkan. Dari satu kasus ke kasus, validasi, sampai menjadi perbincangan umum yang muaranya agama menjadi kambing hitam.
Benar, kita itu manusia yang tak luput dari khilaf, pun juga keluarga yang memiliki segudang masalah. Tapi sekali lagi, kita hanya manusia, justru kalau tak memiliki masalah, bukankah itu menjadi masalah juga?
Kita sebagai makhluk yang beriman, perlu menyadari bahwa semua itu sudah diatur, bahkan dari hal yang paling kecil sekalipun, termasuk pernikahan. Di mulai dari mempersiapkanya, merawatnya, dan apa-apa yang menjadi batasanya.
Dengan kondisi seperti itu, tugas kita adalah belajar, mencari ilmu atas segala hal yang tidak kita ketahui. Carilah guru yang mampu membimbing dalam proses tersebut, terkhusus pernikahan.
Selanjutnya, untuk mengurangi prasangka dengan sesasama manusia, batasilahh dirimu dengan hal-hal yang tak perlu kamu ketahui, terkhusus masalah keluarga orang lain.
Jagalah lisan, pendengaran, dan perbuatan agar kelak keluarga kita menjadi terbiasa dan terjaga pula. Ingatlah medsos begitu mudah membuka aib-aib manusia, jangan menjadi bensin atas api yang terbakar.
Di tengah zaman yang penuh fitnah ini, pentingnya untuk menjadikan agama sebagai pedoman dalam kehidupan. Semoga kita menjadi manusia yang senantiasa terjaga dan senantiasa berusaha menjadi lebih baik lagi.
Setelah ini, berdoalah lebih lama, agar kebaikan selalu menyertai kita, diberikan umur yang panjang, dilanggengkan pernikahan kita kelak, dan yang pasti tetap istiqomah di jalanNya. Aamiin.
Jebres, 12 Syawal 1445 H.
8 notes · View notes
mamadkhalik · 8 days
Text
Tumblr media
Mempercayai yang terbaik dalam diri seseorang akan menarik keluar yang terbaik dari mereka
Berbagi senyum kecil dan pujian sederhana, mungkin saja mengalirkan ruh baru pada jiwa yang nyaris putus asa
atau membuat sekeping hati kembali pecaya bahwa dia berhak dan layak untuk berbuat baik
Semua manusia yang Allah ciptakan memiliki potensi khas dan istimewa, namun yang berbeda adalah ada yang mengalir tampak ada yang perlu diberikan kesempatan, pun sama halnya dalam bertumbuh dan melakukan hal yang baik telah melekat sebagai fitrah manusia yang perlu diberikan kepercayaan dan dibukakan kesempatan. Siapapun tanpa terkecuali. dan dengan itu juga manusia berpotensi berbuat salah, haruslah berikan maaf dan berikan kesempatan untuk berbenah.
Kisah sahabat Rasulullah, Abu Mihjan Ats-Tsaqafi. Seorang perwira pemberani yang sulit dicari tandingannya yang dulu seorang peminum khamr pada masa jahiliyahnya.
Ketika penaklukkan persia di zaman khalifah Umar bin Khattab, Abu Mihjan dikirim sebagai salah satu prajurit yang dipimpin oleh Sa'd bin Abi Waqqash yang terkenal dengan sebutan singa yang menyembunyikan kukunya.
Pada saat perang berkecamuk, Abu Mihjan tertangkap basah meminum khamr sehingga Sa'd bin Abi Waqqash menghukumnya dengan mengikat dan menyekapnya di dalam kemah utama.
Perang masih berlangsung, sayangnya Abu Mihjan masih dihukum, orang-orang persia menyerang penuh murka dengan gajah-gajah dan kereta perangnya, pertempuran pun semakin sengit banyak korban berjatuhan pada kubu kaum muslimin karena pasukan panahan yang mahsyur terus menghujani barisan depan.
Saat itu Panglima Sa'd bin Waqqash tak bisa memimpin barisan depan perang kaum muslim karena dilanda suatu penyakit disekujur tubuhnya sehingga harus berbaring diatas ranjang panggung yang tinggi sambil terus memberi perintah, menerima laporan, dan mengatur siasat.
Kondisi kaum muslimin saat itu dibuat semakin kacau karena pasukan musuh dengan gajah-gajah besarnya dengan gelang baja berpisau pada belalainya menjadi masalah terbesar yang dihadapi kaum muslim, karena tak terbiasa menghadapinya. Hewan-hewan yang biasanya tangkas itu panik, lalu menjadi liar dan tak terkendali.
Dari kejauhan dimedan perang, Sa'd bin Abi Waqqash melihat sosok mirip Abu Mihjan diatas seekor kuda yang ditutupi matanya menghambur ke medan perang. Dengan sebilah tombak , diserangnya pemimpin gajah yang paling besar dengan gerak lincahnnya menusukkan tombak tepat di mata gajah sehingga gajah itu tak terkendali, dan kaum muslim lainnya pun melakukan hal yang sama pada gajah lainnya. sehingga pasukan gajah itu terobrak abrik tak karuan.
Sa'd bin Abi Waqqash bangun dari pembaringannya menyaksikan sosok yang mirip Abu Mihjan. Dengan gagah dan lincahnya membuat pasukan musuh kewalahan melawanyya. Meski menggunakan penutup wajah, Sa'd kenal jelas mata sahabatnya itu ditambah lagi kuda yang dipakai adalah kuda milik sa'd. Pertanyaan pun muncul dari benak Sa'd apakah itu benar-benar Abu Mihjan? bukankah ia terikat di tenda utama
Kebingungan Sa'd pun sirna setelah mendapatkan penjelasan istri dari Sa'd, yang melepaskan Abu Mihjan tidak lain istri Sa'd. Abu Mihjan bersumpah atas nama Allah untuk kembali terikat di sore harinya setelah ikut berperang dan meminta izin sekaligus memakai kuda Sa'd , dan ia menepati janjinya.
Sa'd melepaskan Abu Mihjan. Karena kecintaannya kepada Allah, ia telah berperang dijalan Allah dan menepati janjinya yang telah bersumpah atas nama Allah, Sa'd berpesan kepada Abu Mihjan untuk menyibukkan dirinya untuk memenangkan agama Allah, dan jangan sampai terpedaya dengan tipu syaitan untuk mendekati khamr.
Kisah Abu Mihjan memberikan gambaran tentang setiap orang memiliki potensi yang luar biasa jika diberikan kesempatan.
Sungguh, setiap orang ingin hidupnya memiliki arti. Semua orang ingin merasa dirinya penting dan punya makna.
Setiap orang, bahkan mereka yang tidak memepertunjukannya. Mungkin saja, mereka sedang menunggu dorongan / sentuhan kecil dari kita untuk menjadi seorang yang hebat. Kita harus selalu membukakan kesempatan itu dengan mempercayai adanya kebaikan yang tersembunyi. Ada potensi seseorang yang hebat, sebab setiap orang pasti memerlukan kesempatan dan dukungan kita.
Dan kita memilih untuk memulainya dengan berbaik sangka.
-Abubua
16 notes · View notes
mamadkhalik · 9 days
Text
Kalau tidak bertemu di pelaminan, semoga bertemu di jalan kebaikan.
38 notes · View notes
mamadkhalik · 10 days
Text
Uninstall 2 mental ini, kalau mau Growth:
1. Mental instan: Nggak mau effort, amati-tiru-plek, copas, plagiat, banyak protes, maunya gratisan, dan melupakan proses saat ini.
2. Mental Korban: fokus pada hambatan, mencari kambing hitam, menyalahkan orang lain dan keadaan, tidak bertanggungjawab atas nasib diri sendiri.
100 notes · View notes
mamadkhalik · 11 days
Text
Merasa paling berperan adalah sifat yang harus dijauhi.
Ada kalanya kita merasa paling berperan dibanding yang lain.
Tumblr media
Seolah keberhasilan yang didapat itu karena upaya kita, seolah kontribusi kita yang paling banyak, sedangkan yang lain hanya membantu sebagian kecil saja. Padahal jika kita lebih peka pada masalalu, ada masa dimana justru peran kita lah yang paling sedikit.
Perputaran roda kehidupan itu tidak hanya perihal ekonomi dan kedudukan saja, melainkan pada peran kita, baik itu dalam pekerjaan ataupun kehidupan rumah tangga.
Seringkali kita hanya sibuk menghitung peran diri hingga lupa melihat peran orang lain. Pandangan kita terlalu sempit karena hanya melihat pada apa yang terlihat, tanpa mencari tahu apa yang sudah dilakukan orang lain diluar pandangan kita.
Selalu ingat bahwa, tidak ada keberhasilan atas diri, melainkan atas pertolongan dan kuasa-Nya.
Selepas Bicara, 160424.1523.
57 notes · View notes
mamadkhalik · 12 days
Text
Catatan Kemenangan : Adab Tak Lekang Zaman
Tumblr media
Ceritanya paklik saya ini dapat undangan menjadi pembicara di suatu kampung. Tiba-tiba saat perjalanan beliau dikabari panitia bahwa ada seorang gus dari pondok ngalongnya dulu datang dan bersilaturahmi di pengajian kampung tersebut.
Setelah merenung di perjalanan, paklik saya akhirnya memutuskan untuk memberikan ruang bagi gus tersebut untuk ceramah dahulu. Meskipun menjadi pembicara utama dan lebih tua, gus tersebut lebih berilmu dibandingkan beliau yang hanya kyai kampung sederhana, disisi lain ini sebagai bentuk adab dan penghormatan bagi Pak Kyai tempat ngalongnya dulu.
Menjadi pembicara utama tentu paklik sudah menyiapkan materi, tapi realitanya apa yang ingin disampaikan sudah cukup dijelaskan oleh gus tadi. Beliau akhirnya improvisasi menyampaikan materi lain dengan maksud tak ingin menambahkan materi sebelumnya.
Tak disangka, salah satu niat gus tadi hadir adalah sebagai rutinan untuk menyambung silaturahmi dengan warga, juga ingin ngalap berkah kepada pembicara utama. Setelah berbincang pasca agenda itu, akhirnya beliau ini baru tau kalau paklik pernah ngalong di pondoknya. Paklik sengaja tidak memberitahu di awal karena tentu akan mempengaruhi cara berkomunikasi gus itu kepadanya.
Sekali lagi ini, bentuk adab antara orang-orang berilmu.
Kisah paklik ini cukup menampar saya, terkhusus bab tentang adab. Nasihat beliau, memang akan ada masanya kita itu merasa jumawa akan ilmu, manusiawi. Tapi saat kita sadar, tugas kita harus mengejar ketertinggalan kebodohan akan ilmu, tapi yang tak kalah penting, adab harus menjadi laku utama di setiap zamanya. Itu menjadi tanda keberkahan ilmu yang kita dapatkan.
Kerten, 06 Syawal 1445 H.
21 notes · View notes
mamadkhalik · 13 days
Text
Catatan Kemenangan : Syahadat Adalah Perlombaan!
Ingatkah kamu akan ambisi Umar untuk mengungguli Abu Bakar? 2 sahabat ini memiliki kisah yang berbeda dalam mendeklarasikan Syahadat. Pada akhirnya kita tahu siapa pemenangnya dan dari kedua tokoh ini kita juga tahu apa yang mereka persembahkan untuk dunia Islam.
Tumblr media
Tapi sekali lagi, kita harus bersepakat bahwa setiap memiliki latar belakang berbeda, pemahaman berbeda, dan juga pengalaman spiritualitas berbeda (proses memahami Islam).
Namun kita juga harus bersepakat dengan start yang berbeda, semua memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi terhadap Islam. Dengan syarat pemaknaaan syahadat yang baik sebagai titik tolak perubahan.
Syahadat itu adalah pemusnah belenggu kebodohan. Berapa banyak kebodohan zaman yang berulang, berapa banyak penyeru tauhid yang datang, dan berapa banyak orang-orang mereka seru jatuh dalam lubang yang sama dan menyekutukanNya? Sekali lagi, semua kembali atas pemaknaan syahadat.
Syahadat itu adalah kebersamaan. Kita ingat akan penaklukan Konstantinopel oleh Sebaik-baik pemimpin dan sebaik-baiknya pasukan. Kita ingat bagaimana kisah Itsarnya para sahabat ketika dilanda kehausan saat perang. Kita juga ingat betapa bergantinya masa Pemerintahan Islam, dipergilirkan dari satu kaum ke kaum lainya untuk memegang amanah ini karena keyakinan dan amal jamai yang kuat.
Tapi ketika syahadat bermakna kebersamaan, dimana kaum muslimin ketika saudaranya dibantai? bahkan dari sebagian mereka ada yang bekerja sama dengan kaum kafir untuk membantai saudaranya sendiri.
Apa jawaban kaum beriman itu? "
Jangan sedih, Allah Bersama kita
"Hanya Allahlah sebaik-baiknya penolong"
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, "Kami telah beriman, sedangkan mereka tidak diuji? (QS Al-Ankabut: 2)
Kaum beriman ini adalah contoh yang nyata di tengah zaman yang penuh fitnah.
Rasullullah Shalallahu alaihi wassalam menjadikan syahadat, tauhid sebagai dasar pendidikan pertama untuk menyambut perubahan.
Tidak seperti seperti kaum barat akan kapitalismenya, tidak seperti kaum komunis sebagai antitesa kapitalis yang menyerukan revolusi, juga bukan Hitler dengan ideologi Fasisnya. Tapi sekali lagi, bukan itu solusinya.
Beliau hadir ditengah peradaban yang kehilangan akhlak dan melupakan fitrah sebagai manusia. Dengan penuh sabar dan keikhlasan, peradaban itu berubah menjadi peradaban yang besar dan menyebar ke seluruh dunia. Bahkan anak keturunan dari bangsa yang menghancurkan peradaban Islam setelahnya, ketika mereka melafalkan syahadat, mereka menjadi mulia dengan Islam. Sebut saja Bangsa Tatar, Mongol, dan Turki.
Abu Bakar, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan Para Generasi Terbaik menjadi contoh realisasi syahadat untuk berlomba-lomba di jalan kebaikan. Fastabiqulkhairat.
Juga untuk generasi kita hari ini, jangan pernah merasa puas akan sebuah ilmu yang sedikit itu. Ingatlah sebaik-baiknya ilmu adalah yang diamalkan, untuk berlomba-lomba dalam kebaikan juga.
"Jalan Allah ini panjang sekali, untunglah kita tidak diwajibkan sampai ke ujungnya. Kita hanya diperintahkan untuk mati di atasbya." - Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
(Ditulis setelah membaca buku "Menggali Ke Puncak Hati" Karya Ust. Salim A. Fillah)
Surakarta, 6 Syawal 1445 H.
youtube
25 notes · View notes
mamadkhalik · 13 days
Text
Izin menambahkan.
Kadang pernyataan itu sebenernya ya biasa-biasa saja bagi sebagian orang. Tapi karena medsos seakan pernyataan itu dianggap "menyerang" atau "terlalu personal" padahal yang bertanya itu nggak ada niat seperti itu.
Betul. Kita harus selalu mengedepankan berprasangka baik dalam menjaga hubungan sosial. Dan yang tak kalah penting adalah bijak melihat fenomena yang ada di medsos. Jangan ikut arus.
Tumblr media
Opini Tidak Populer : Tren Jawaban Savage!
Mungkin ada yang nggak sepakat, tapi izinkan saya berbagi insight✌🏻
Kadang saya bertanya, mulanya darimana pertanyaan-pertanyaan seperti “Kapan menikah?”, “Sekarang kerja dimana?”, dsj. yang dulu menjadi prolog keramah-tamahan seolah menjadi pertanyaan yang sifatnya seolah intimidatif? Sehingga mengharuskan jawaban savage agar penanya mati kutu, bahkan sampai dibuat malu? Nanya serius 😅✌🏻
Aneh saja rasanya. Saya mewajarkan jika sebagian orang yang melakukan itu akibat mungkin memiliki ‘luka’ di masa lalunya; misal pernah dipermalukan karena status sosial yang ‘kurang’, dianggap remeh karena kelas ekonomi rendah, dsb. Akan tetapi, jangan sampai hal yang demikian ini kemudian digeneralisir ke semua orang.
Kenapa? Karena kita tidak sepenuhnya tahu, mengerti motif di balik sebuah pertanyaan. Bisa jadi pertanyaan itu sebatas prolog basa-basi, tujuannya untuk mencairkan suasana, atau bertegur sapa karena sudah lama tak jumpa, ataupun bahkan bentuk ‘kepedulian’ yang ingin diberikan; mencarikan jodoh, atau tawaran kerja? Who knows? Pun halnya jawaban apapun dari kita, mereka sesaat akan lupa.
Saya sendiri setelah memahami dan menerapkan betul konsep bahwa “Kita tidak bisa mengendalikan ‘apapun’ dari orang lain” menjadi lebih tenang dalam menyikapi hal demikian ini. Jika pertanyaan itu bisa dijawab ya upayakan jawab, kalau misal tidak dalam arti ketidaktahuan dan ketidaknyamanan, sampaikan tidak tahu, atau cukup diam dan senyum. Jika perlu, sampaikan "Do'akan saja yang terbaik.
Menurut saya, jika tren ini kemudian dijadikan kebiasaan, kita kemudian menyikapi semua pertanyaan dari orang-orang dengan sikap yang seperti itu, malah justru tidak baik untuk diri kita kedepannya. Relasi menjadi mentok, menjadi garing diranah sosial, kita jadi parnoan dengan pertanyaan-pertanyaan, dsb.
Mungkin di sisi lain ini juga pentingnya kita senantiasa mendahulukan prasangka baik kepada siapapun. Jika hati sudah dikondisikan baik, semua hal dari tubuh kita akan baik pula, sehingga kalaupun pada akhirnya pertanyaan itu betul intimadatif, pikiran jadi lebih dewasa dan bijak dalam merespon.
Ini hanya opini saja ya, bukan bermaksud mengeneralisir keadaan juga, mungkin orang punya alasan tersendiri juga, atau ada penjelasan dari aspek psikologis tentang hal ini. Sekali lagi hanya opini, sekalian mumpung longgar dan mau mengurai pikiran, kayaknya udah lama nggak nulis, udah numpuk di kepala 😂.
Dah ya, selamat hari Senin para pencari cuan~ 💰
67 notes · View notes
mamadkhalik · 14 days
Text
Catatan Kemenangan : Amanah Rasul
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainya. Begitu perintah Rasulullah Shallalahualaihi Wassalam kepada kita para umatnya.
Satu mindset penting yang ditanamkan oleh guru kami adalah ketika kita menyelamatkan satu orang dan mengajaknya dalam kebaikan, sesungguhnya kita sedang menyelamatkan satu peradaban suatu hari kelak.
Cerita Abdur tentang membaca buku Saksikan Aku Seorang Muslim tulisan Ustadz Salim ini menyadarkan tentang bagaimana ikhtiar kita untuk memberikan kebermanfaatan pasti akan menemukan jalan kebaikan lainya, dan tentu akan kembali kepada kebermanfaatan untuk pribadi baik dunia dan akhirat.
Ustadz Salim dengan dinamika penulisan buku tersebut, mungkin tak akan pernah berpikir akan mempengaruhi satu komika yang cukup berpengaruh di skena Stand Up Comedy Indonesia saat ini. Beliau hanya mengazamkan diri untuk bermanfaat melalui tulisan.
Memang benar, kebermanfaatan itu akan terkapitalisasi dengan sendirinya. Tugas kita itu sederhana, bermanfaat dengan mengoptimalkan apa yang kita miliki saat ini untuk mengajak dalam kebaikan mendekat kepada takwa.
Tentu dalam perjalananya pasti akan muncul perasaan takut, ragu, dan akhirnya mengurungkan niat. Namun Ustadz Salim memberikan analogi yang menarik dengan mencontohkan seorang Muadzin. Dia belum menjalan sholat dan belum memperoleh 'kemenangan' tapi tetap menyeru untuk mengajak kepada 2 hal tersebut. Itu menjadi dasar kenapa kita harus tetap yakin dalam menyeru dan mengajak dalam kebaikan, syaratnya tetap dibarengi dengan niat tulus yang ikhlas.
Jadi seorang muslim memang semudah itu. Tinggal kita saja yang mau bergerak dengan apa yang kita yakini, tentunya mengharap apa yang kita lakukan menjadi hujjah untuk masuk di SurgaNya kelak. Semoga.
Surakarta, 05 Syawal 1445 H.
youtube
15 notes · View notes
mamadkhalik · 16 days
Text
Catatan Kemenangan : Adab Komunikasi dalam Silaturrahmi
Tumblr media
1. Tidak Jumawa Akan Ilmu
Seandainya kamu bertemu dengan orang yang lebih berilmu, dengarkan dan jangan memotong pembicaraanya. Barangkali ada satu pelajaran yang dapat kamu ambil dari nasihatnya.
Pengalaman saat menjadi ADK anyaran, pasti akan mengalami sindrom merasa paling paham medan dakwah, tahu permasalahan umat, dan tahu solusi penyelesaianya. Tapi ketika silaturrahmi ke Kyai Kampung saya, kontribusi dakwah yang ku lakukan ternyata tak ada apa-apanya dibanding beliau.
Beliau dengan segala keluasan ilmu itu dengan sederhana mengaplikasikan dalam penyelesaian masalah sosial dan dengan tekun membersamai masyarakat agar selalu dekat dengan agama.
Maka, jangan jumawa akan sebuah ilmu. Apalagi hanya berbekal ikut lembaga dakwah kampus atau baca buku ringkasan Ihya Ulumuddin. Tetap ilmu padi abangkuh.
2. Belajar Mendengar
Ketika ada orang yang berbicara akan suatu hal, sedangkan kamu lebih paham akan hal tersebut, dengarkanlah selama tidak mengarah kepada syirik dan kemudharatan.
Pengalaman poin kedua ini hampir setiap hari saya dengarkan. Mendapat cerita yang sangat tidak masuk akal seperti berjalan di air lah, bermimpi ketemu ini dan itu lah, atau bisa mengatasi genderuwolah. Ya intinya nggak masuk akal pokoknya.
Lama kelamaan, saya mencoba memahami apa yang dibicarakan. Mendengar dengan niat tidak menyepelekan, meskipun kita paham kadang itu cuman cerita rekayasa tanpa arti. Tapi, itulah wajah masyarakat kita, setidaknya apa yang saya lihat dan dengarkan.
Akhirnya hanya saya jadikan hiburan dan dari lingkungan itu secara tidak langsung juga sadar itu hanya bualan. Dengerkan agar senang.
3. Memperbaharui basa-basi
Lebaran kali ini tidak basa-basi ke ponakan dengan kalimat, "wah udah gede ya". Hendak menjadi om-om yang ramah dengan gen-Z.
Setidaknya saya sudah menyiapkan poin basa-basi yang tidak basi untuk ponakan :
Gimana kuliah/sekolahnya?
Di kampus makanya masak sendiri atau pokwe?
Rektor kampusmu bersahabat nggak?
Di kampus tahu KAMMI nggak?
Kemarin nyoblos siapa?
Tapi ya baru disiapin, belum ditanyain juga sih wkwk
Intinya, Selamat Hari Raya Idulfitri 1445 H. Selamat Hari Raya Makan-Makan. Mohon maaf kalau ada khilaf mutual tumblrku. Menyala abangku.
Ngawi, 03 Syawal 1445 H.
32 notes · View notes
mamadkhalik · 25 days
Note
In relationship with ikhwan, long distance relationship sih.
aku nyadar sih kalau hubungan ini gak kemana2 kecuali ke mudharatan.. attention seeker, berharap, bergantung, rayuan2, cemas, khawatir dan banyak lagi yang belum pada waktunya
tapi tu si ikhwan ini ada riwayat penyakit mental depresi yang membuat ini semua jadi lebih rumit, aku gak bisa pergi gitu aja mengingat kondisi psikis nya yg sering naik turun drastis.
apakah itu bisa jadi pembenaran atas hubungan ini? toh hanya hubungan jarak jauh.
Terimakasih
Hati-hati dengan hati. Kalimat kedua sudah memberi gambaran jelas tentang hubungan itu. Kemudharatan.
Mau LDR atau tidak menaruh rasa pada orang asing tanpa ikatan hanya akan memunculkan kerugian. Di fase-fase saling nyaman itu, hati akan selalu mencari pembenaran atas apa yang kita lakukan. Walau di dalam hati sama-sama tahu. Ini tidak baik.
Soal kondisi psikologis, caranya disembuhkan dengan orang profesional. Psikolog dan psikater. Hati-hati dengan modus mental health dsb.
Mohon bisa menambahkan kalau ada kurangnya. @kayyishwr @yunusaziz
5 notes · View notes
mamadkhalik · 29 days
Text
Menulislah
Sejak menonton film catatan akhir sekolah dan radio galau FM, ketertarikan akan dunia menulis mulai muncul. Kadang iseng-iseng buat buku harian, nulis di blogspot, Instagram, dan sekarang tumblr.
Ketika kuliah, membaca kebiasan menulis tokoh-tokoh Islam besar seperti Buya Hamka, Sayyid Qutb, Abbas As-Sisiy, Yusuf Qardhawy, dan tokoh lainya, membuat diri ini menyadari betapa sesederhana tulisan mampu merubah zaman saat itu dan juga setelahnya.
Menulis tak hanya menulis, namun memberikan ruh dalam tulisan agar mengingatkan manusia untuk belajar dari kesalahan dan mendekat kepada ketakwaan.
Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Ust. Sholikin Abu Izzudin, bahwa tulisan kita itu haruslah senantiasa memberikan hikmah, pengingat, dan juga menyalakan optimisme selayaknya pribadi seorang muslim agar lebih semangat lagi untuk berbuat baik dengan orang lain, dan tentu harus bertanggungjawab.
3 bulan kebalakang, mencoba belajar menulis untuk mengikuti jejak orang-orang shaleh, berbagi ilmu, menyalakan optimisme, dan yang paling minimal bermanfaat untuk orang lain melalui tulisan.
So, here we go. Bahtera Dakwah dan Menyala Kesatuan.
Tumblr media Tumblr media
Surakarta, 20 Ramadan 1445 H.
41 notes · View notes
mamadkhalik · 1 month
Text
Seni Menanti Cinta
Setelah membaca buku dari Kak @kkiakia saya teringat dengan hadist ini :
Dari Umar R.A, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah," (HR. Bukhari-Muslim)
Satu fase bernama pernikahan itu haruslah dimulai dengan niat yang benar.
Tumblr media
Akan ada masanya rasa yang menggebu-gebu itu hadir, akan ada masanya kecewa itu menjadi momok yang berlarut-larut, dan juga akan ada masanya ketika kita merasa bahagia dengan sederhana, dari menemukan pasangan yang tepat, seseorang yang mau mendengarkanmu, seseorang yang menjadikan dirimu lebih percaya diri.
Memang rumit kalau urusan yang satu ini. Tapi ada satu kalimat yang cukup ngena :
Pernikahan adalah keputusan yang harus kita lakukan dengan kesadaran, kesiapan, dan tanggungjawab.
Mungkin sangat klise sekali, tapi memang cinta itu haruslah memahami darimana berasal. Kepada Sang Pencipta kita merapal doa, selanjutnya berusaha dengan niat yang tulus tanpa menghilangkan jati diri, tidak terjebak ingin terlihat baik di depan manusia. Sesederhana itu.
Surakarta, 10 Ramadhan 2024
111 notes · View notes