Tumgik
#uneguneg
dengarkanakuu · 2 years
Text
Sehat Itu Bukan Cuma Fisik, please..
Kesehatan jiwa atau mental itu seyogianya jauh lebih penting.
Semakin berumur semakin sadar deh kalo kesehatan itu bukan cuma fisik. Sering banget aku dengar orang bilang "aku tuh sehat", iya, fisiknya sehat, tapi what's in your mind, not really.
Banyak juga yang punya mindset kalo kesehatan kita itu bisa baik-baik aja HANYA dengan minum vitamin dan makan sehat. Oh no no, bukan begitu Esmeralda... Di dunia ini, sayangnya, enggak ada tuh yang bisa berdiri sendiri hanya dengan kata-kata "cuma/hanya". Yaah, sejauh 31 tahun aku hidup di dunia ya, enggak ada suatu hal yang bisa berdiri sendiri begitu aja.
Misal, "aku bisa hidup bahagia dengan HANYA beriman pada Tuhan", lah? terus enggak berdoa? enggak melakukan apa yang Tuhan ingin kita lakukan di dunia??
"aku bisa kok tetap sehat, kan kerja di rumah aja, CUMA duduk walaupun 13-14jam enggak beranjak sama sekali. Lah? terus enggak makan sehat? duduk berjam-jam itu sama sekali enggak sehat. Terus engga istirahat gitu??"
Nah, kalo begitu ilustrasinya, udah mulai nangkep dong ya? Maka dari itu, kata-kata "cuma/hanya" ini sebenanya menjebak banget. Jahat, udah kaya lingkaran setan aja gitu. Mendadak "ilang" aja tuh hal baik lainnya di hidup.
Oke, balik lagi ke kesehatan. Jadi, saat kita ngerasanya kalo badan kita baik-baik aja, udah makan sehat, ada olahraga juga seminggu beberapa kali, dan minum multivitamin segambreng, ENGGAK BISA DIPASTIIN kalo mental kita juga sehat. Bagus kalo iya, tapi kalo enggak ada istirahat, enggak ada kapasitas di dalam otak untuk memikirkan hal lain yang berguna (enggak cuma satu hal yang jadi fokus ya), kesehatan mental kita apa kabar deh?
Kita harus mulai memikirkan hidup yang balance, antara kesehatan fisik dan mental. Ok, aku revise sedikit tulisan di atas yang bilang seyogianya kesehatan mental lebih penting, enggak ya gengs, KESEHATAN secara menyeluruh itu penting. TAPI, kesehatan mental itu berpengaruh besar di kesehatan fisik kita.
Ok ok, mana hasil risetnya? adalah lah pokoknya, aku pernah baca beberapa artikel tentang itu, ya kalian cari sendirilah ya, udah gede kan, bisa googling pake gawai kalian yang katanya smart itu. Eh, maaf kok jadi nyolot..
Yes, intinya ini adalah tulisan sebagai muntahan uneg-uneg aku. Entah nyambung atau engga, bermanfaat bagi kalian atau engga, intinya ini bermanfaat buat aku karena kalo aku enggak keluarin uneg-uneg ini jadinya nanti kesehatan mental aku makin terganggu.
Hmm, apa ke psikiater aja ya abis ini?
Well, sampe bertemu di uneg-uneg selanjutnya, yuk ah, dengarkan akuu, dong!!
9 notes · View notes
diksidee · 2 years
Text
Idealnya...
sebua berjalan sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi)nya masing-masing
Yayasan dengan Tugasnya: - Menjaga dan  memastikan pelaksanaan kerja - Menetapkan dan mengkoordinir karyawan2 - pengayomannya dll Kepala Sekolah Dengan Tugasnya: -Membuat perencanaan - Mengkoordinasikan dan mengatur proses pembelajaran - Pengawasan - Kebijakan - Keputusan - Administratif - evaluasi - Laporan pelaksanaan dll Komite Sekolah dengan Tugasnya :  -Pengembangan Kerja sama Madrasah -membantu Finansial Madrasah - Penetapan kriteria kinerja madrasah dll Guru dengan tupoksinya: -Membuat administratif pembelajaran -melaksanakan pembelajaran - membuat analisis - evaluasi - pelaporan Tapi nyatanya kita hidup diantara masyarakat yang komitenya tidak paham dengan tupoksinya, Komite yang kita tunjuk tidak paham dengan tupoksinya sementara kita tidak mungkin menyodorkan pada mereka “Nih  Tupoksi kalian” karena toh kita tak memberikan mereka apa-apa sebagaimana kita yang diberikan gaji. so.. udah, yuk kita yang sudah paham kita bergerak, beri ruang untuk mereka mau menerima kita dengan bangga. Bukan hanya menyalahkan “Ini harusnya tupoksinya kok...Dll” Catatan UnegUneg
3 notes · View notes
kikyrezki · 2 years
Text
26 Juli 2022
Aktifitas pagi dimulai dengan facescan dan briefing pagi, briefing paginya terharu, kenapa? karena dipimpin pak PLT Dirut yg mencurahkan unegunegnya perihal jam kerja salah satu instalasi di RS dan saya pribadi jujur setuju dengan uneguneg beliau, kalau untuk kebaikan pribadi masingmasing kenapa harus banyak kata TAPI dari kita yg notabene hanya bawahan😅.
Lanjut ke ruangan, rupanya lebih terharu pas melihat BRM yg bersusun di meja, pandangan ke papan makin terharu melihat nomor setiap kamar cuman sisa 1 atau 2 bed.
Lagi asik nulis ASKEP, datang anak perempuan dengan suara lembut tapi lebih kearah bisikbisik sih "kak, infus kakekku terlepas, darahnya banyak".
Langsung gercep (maklum masih baru, semangatnya masih on), siapkan alat dan jgn lupa handrub wkwkwk. Sampek kamar 108, kakek dan istrinya panik saya baru di pintu beliau ngomong dengan bhs. Makassar "saya tidak sengaja nak", saya jawab dengan bhs. Indonesia "iya tdk apapa ini pak, baringkii dih biar saya perbaiki" pasiennya masih panik dengan bhs. Makassar, cucunya ngomong kalau kakeknya tidak bisa dan tdk ngerti bhs. Indo, disinilah kemampuanku berbahasa isyarat diuji.
Beres itu, saya merenung ya Allah kuatkan hambaMu untuk terus bisa menggunakan bahasa isyarat. Dan kuatkan tulangku, karena disini ganti tabung oksigen bisa 4-5 kali sekali shift 😅
0 notes
sedikitkeluhkesah · 2 years
Text
#UnegUneg : Hei apakah kamu tau aku menunggu balas mu yang makin lama makin singkat haha. Daritadi siang upload story ig hingga kini wkwkwk tapi pesanku hanya sekedar dibaca.
Ktbm, 29 Mei 2022; 20:45 WIB
0 notes
aprlyahuraera-blog · 5 years
Text
Sesak yang paling sesak  : bukanlah rindu yang tak berbalas, ceklist dua dengan warnah biru, cinta yang jauh, doa dalam rindu dan segala macam sekutunya melainkan : udah nulis sepanjang - panjangnya di TUMBLR. ehh klik posting gagal post !! “ koneksi gonjang - ganjing. “ koneksi mandek ” sepertinya ada kesalahan, coba lagi nanti.
Dan tulisan menguap begitu saja, hilang tanpa bekas mencoba menulis ulang juga percuma, tak akan sama. ternyata benar, yang baru belum tentu lebi baik dari yang lama !
1 note · View note
leadmetojannah · 2 years
Text
Kemana Aja Aku Selama Ini?
2012–2014 adalah fase di mana kita baru mengenal Instagram. Kala itu pengguna Instagram masih sedikit, biasanya epone users yang bisa posting-posting di Instagram, wqwq. 2015–2018 adalah fase di mana Instagram “mencapai popularitasnya”. 2019–now, adalah fase di mana Instagram, TikTok, dan YouTube membuat kita menjadi makhluk yang super duper insecure.
Di ketiga platform tersebut banjir (digital) marketing. Semua orang pada jualan. Di ketiga platform tersebut pula bertebaran berbagai macam ilmu, perspektif, ocehan, informasi, influencers, dsb. Apalagi sejak adanya pandemi Covid-19, ketiga platform ini semakin riuh dengan pikiran, perspektif, dan ocehan manusia, sebab banyak orang menghabiskan waktu secara online.
Gegara ketiga platform itu pula, sekitar 3 tahun lalu beberapa kali terlintas di kepala saya, “Kemana aja aku selama ini? Kenapa aku baru tahu ini itu?”
Saya pernah menulis ini (klik di sini) awal Januari 2022 kemarin.
Dunia berubah begitu cepat. Technology changes, everything changes. 5 tahun yang lalu berbeda sekali dengan sekarang, apalagi 10–15 tahun yang lalu. I’ve been taking a trip down memory lane these past few weeks. Ternyata dulu sebelum usia 25 tahun saya sudah “pernah kemana-mana”, alias gak diam di tempat. I see myself in the past doing things. Versi "kemana-mana"-nya saya tentu berbeda dengan versi "kemana-mana"-nya orang lain.
I’m now at the point where I have accepted that masa lalu adalah suatu hal yang gak bisa saya kontrol. Apapun dan siapapun saya di masa lalu adalah kombinasi antara takdir + apa-apa yang saya lakukan/perbuat + privilege.
Dulu jaman saya kuliah sampe wisuda, gak ada kelas-kelas online tentang self-development, gak ada webinar-webinar yang membahas ini itu, gak ada LIVE Instagram dari para ahli, belum bermunculan fintech (kalopun sudah ada, bisa dihitung jari), dan sedikit pula channel-channel YouTube yang berfaedah + educating. Orang-orang yang satu generasi dengan saya berasa buta tentang masa depan dan hidup kurang terarah (atau bahkan ada yang sama sekali gak terarah).
Dulu jaman kuliah, saya lumayan sering join webinar dan online meeting cuma gegara jadi pengurus di sebuah organisasi internasional. Ya jelas aja isi webinarnya berbeda dengan webinar-webinar jaman now. Dan kala itu belum ada aplikasi Zoom, tapi pake Skype dan platform lainnya (saya lupa nama platform-nya, padahal dulu sering banget dipake untuk online meeting di organisasi, wqwqwq).
Jaman saya kuliah dulu juga belum ada influencers dan para ahli finansial yang ngoceh dan berbagi ilmu di medsos. Walhasil dulu saat kuliah cuma sebatas tahu manajemen keuangan dan macam-macamnya instrumen/produk investasi lewat matkul 3 SKS, dan gak paham gimana bentuk praktik real-nya, hahahahahahaha!!! Kalo di jaman itu sudah ada cryptocurrency, pasti dosen saya setidaknya bakal memberi insight kok, wqwqwq.
Jaman dulu saya pun juga gak bakal mengenal tentang mental health kalo bukan karena punya banyak teman online dari berbagai English-speaking countries di tahun 2010–2012. Sebab di Indonesia, hal seperti itu belum pernah diperbincangkan. Mental health dan hal-hal berbau psikologi mulai nge-hits diperbincangkan di tanah air ini sekitar tahun 2019.
Beruntunglah kalian yang lahir di atas tahun 1997, apalagi yang lahir tahun 2000-an. Kalian lahir ketika the internet and technology are ready to use. Hidup kalian menjadi lebih terarah. Apapun bisa kalian pelajari dan dapatkan di internet, asalkan punya privilege untuk beli Smartphone dan kuota internet, wqwqwq. Tapi, beban hidup kalian juga semakin berat. Persaingan juga dimana-mana.
Kemana aja aku selama ini?
Saya sudah (pernah) kemana-mana. I’ve been to “different places”. It’s just the world that keeps changing. There is always something new to learn every single day. Life is constantly showing me that I don’t know everything. And as you get older, you find new things that you NEED TO LEARN.
Jember, 3 Maret 2022
0 notes
sandyakalarenjana · 3 years
Text
Tumblr ini akan jadi curahan hahahihi, sok bijak, dan dibumbui cintak dari pemiliknya.
0 notes
chocolatosdingin · 6 years
Text
Senggama Legal setelah Bertunangan
Gimana? Udah klikbait belum judulnya? Ternyata susah ya bikin judul ala-ala media daring yang sekali baca orang langsung terpantik nafsunya buat baca. Huf.
Gue kepikiran ini sambil goler-goler di kasur setelah sakit kepala reda pagi ini. Jadi gini, waktu salah satu saudara gue menikah, ada saudara lain yang nanya dengan tampang tanpa dosa disertai cengengesan yang entahlah, "kamu sudah pernah senggama belum sama tunanganmu?"
*halus bener bahasanya, padahal nggak gitu nanyanya*
Dan itu berulang ke beberapa saudara lain yang akan menikah. Seperti sebuah pemakluman kalau senggama adalah hal yang legal dilakukan setelah tunangan. Dengan pemikiran yang, "yaelah, udah tunangan itu, ntar juga nikahnya sama dia".
Gue menulis ini karena salah satu bulek gue pernah cerita soal ini, doi nanya ke bulek yang satunya, yang waktu itu baru mau menikah. Terus gue mikir, ntar kalau gue mau nikah terus ditanyain gitu, gue jawab apa enaknya ya?
"Enggak pernah kok, cuma cipokan doang!"
"Enggak dong, paling cuma petting aja!"
"Pernah dong, berkali-kali malah."
Abis itu emak gue denger, langsung darah tinggi. Astagfirullah. Maaf mak, bercanda doang.
Ya kenapa sih urusan selangkangan orang lain selalu menarik buat diurusin? :(((
Gue heran aja sih, la ya kenapa? Emang kalau udah ena-ena sebelum halal, situ mau nanggung dosanya? Emang kalau udah nyicil bikin dedek, situ mau apa? Seriously, gue kesel liatnya, sepenting apa sih faedahnya 'sudah tahu' pasangan A-B udah pernah senggama sebelum nikah? Mau dibuat bahan gosip? Mau dinyinyirin? Mau dikasih tips and trick bikin pasangan betah di ranjang? Apa? Biar apa? Atau cuma sekadar tahu, lalu dimaklumin gitu aja? Bikin stereotip baru, bahwa pasangan yang sudah tunangan lalu ena-ena halal semakin banyak dan itu gapapa?
(Kalau yang nanya bulek gue sih, gue gak heran ya. Orangnya emang selo banget, sampe segala hal urusan orang doi ikutan ngurus -,-)
Lalu gue keinget beberapa teman gue yang udah tunangan tapi batal nikah. Sepele aja sih masalahnya. Karena salah satunya ketahuan selingkuh, selingkuhnya udah sampe batas bobo ena berdua. Itu semua berawal dari 'gapapa senggama aja, kan kalian udah tunangan'. Ugh.
Jadi gue punya kenalan dari kampus tetangga, cewek, anak Proling dan doi Madura. Gue kenal karena doi anak PMII, kala itu gue sering gaul sama anak PMII, jadi yaudah lah kenal aja gitu. Anak ini tuh adik tingkat gue, anaknya humble, terus suka cerita-cerita.
Doi bilang, di kampung dia yang mayoritas orang Madura, dijodohin dari kecil itu udah adat. Nah, tunangan doi tuh anak NJ, ponpes paling tersohor di Proling. Tapi kata doi, tiap tunangannya pulang, mereka selalu having sex. Gue pernah dikasih liat merah-merah di leher dia —yang belakangan gue tahu itu namanya cupangan alias love bite. Dia juga cerita kalau pertama kali dia senggama ketika jaman SMA. Gue udah ngga tahu ekspresi muka gue kayak gimana kala itu.
Beberapa bulan kemudian yang gue tahu, cewek ini bubaran sama tunangannya. Sepele aja. Gak kuat LDR, si cewek punya pacar lain di Jember, sering having sex juga —mungkin karena dia mikirnya 'ah, gue kan udah pernah senggama, tunangan gue taunya gue udah lepas perawan sama dia', lalu ketahuan kalau selingkuh. Dan bubar jalan deh. Case closed.
Hmm, see!!!
Gitu tuh kalau dikasih pemakluman 'gapapa, senggama aja dulu, nikah kemudian'.
Ya sebenernya sih terserah, mau ena-ena dulu atau nahan supaya jadi kejutan biar bisa canggung-canggung lucu pas malam pertama. Bebas. Hak masing-masing orang. Toh, dosa ya dia sendiri yang nanggung.
Gue cuma notis poin utamanya, kenapa harus nanya udah pernah senggama atau belum? Kenapa nggak nanya hal lain yang lebih related gitu? Kayak,
"Deg-deg'an ya? Biasa itu mah, namanya nikah sekali seumur hidup. Pasti deg-deg'an. Banyak doa aja, ya."
"Gimana rasanya mau nikah? Nggak nyangka ya, udah mau jadi pengantin. Semoga jadi keluarga bahagia dan samara, ya."
Iya, sesepele basa-basi itu aja bakal bikin calon pengantin seneng. Bisa ngebantu nenangin perasaan manten yang campur aduk udah kayak rujak. Udah bisa ngurangin ketegangan sebelum akad, di mana biasanya para manten mikir yang enggak-enggak. Siapa tahu tiba-tiba mantannya si pengantin laki-laki dateng dengan perut buncit kayak di sinetron-sinetron? Wallahu'alam. Amit-amit jangan sampai.
Gue yakin, si Mas kalo baca ini bakal ketawa-tawa sambil bilang, "kepikiran dari mana nih anak bisa nulis beginian."
Tapi ya emang sebuah pertanyaan bisa sengaruh itu sih. Dan, daripada memaklumi senggama legal setelah bertunangan, kenapa nggak ngasih nasihat pernikahan aja ke si calon pengantin?
Sekali aja dimaklumin sih, bakal banyak hal-hal yang nggak diinginkan terjadi. Sifat alami manusia sih ya, buat selalu nggak puas dan kemaruk. Kalau ada yang selingkuh karena nggak ada remnya, ya yang salah siapa? Ya habit, ya lingkungan, ya pemakluman dari orang sekitar. Iya, pemakluman senggama legal setelah tunangan juga bisa jadi awal mula benih selingkuh. Sudah kodratnya kalau lelaki itu cari perempuan muda, yang lebih menyenangkan untuk dilihat dan dicumbu. Gimana ngga selingkuh, la sama istrinya sendiri udah pernah senggama jauh sebelum menikah. Secara nggak langsung, ketika menikah yang tersisa cuma sebatas menjalankan kewajiban. Euforia seneng-senengnya udah abis sebelum menikah. Kasarnya mah, tinggal ampasnya doang. Senggama bukan lagi perkara mencocokkan diri antar pasangan agar punya kemistri yang bisa bikin bertahan sampai tua, tapi jadi sebatas pemenuhan hak dan kewajiban. Sudah.
Makanya gue sedih membayangkan nanti kalau ada yang nanya apakah gue sama si Mas udah pernah senggama atau belum. Kebayang aja gimana cengonya muka gue jika kejadian itu beneran terjadi. Gue bisa-bisa ngamuk di hari pernikahan gue, atau minimal malah badmood seharian :')))
Yasudahlah, mari pindah ke draft yang lain meski kuyakin dengan sangat bahwa tulisan ini amburadul nggak nyambung sama sekali. Bhay.
3 notes · View notes
adityacharly-blog · 7 years
Text
Bahagia?
"JENUH" kata yang akhir-akhir ini selalu terngiang di fikiran gua, entah jenuh dari pekerjaan ataupun kegiatan yang setiap hari nya itu-itu saja. terkadang gua bingung kenapa harus "Jenuh", padahal materi gua bisa dapatkan dengan hasil Kerja keras gua, keluarga juga semuanya care terhadap gua, tapi kenapa gua selalu merasa kebahagiaan gua belum cukup, apa sebenarnya yang kurang? apa gua kurang bersyukur? (jawaban nya : gua selalu bersyukur). apa gua kurang waras? (jawaban nya : gua nggak gila) apa gua gak normal? (jawaban nya : gua NORMAL ) apa gua kurang ganteng? (jawaban nya: maaf gua gak bisa jawab 😁) sesekali gua ingin bertanya kepada teman atau mereka yang bisa di bilang kurang begitu beruntung daripada gua, yaitu : apa sih yang bikin lu bahagia??
0 notes
theresiajuju · 7 years
Text
Am I?
Tumblr media
pic.: https://id.pinterest.com/pin/847450854865561154/
Euforia Natal dan tahun baru tahun ini bagiku doesn't mean something. Akhir-akhir ini aku sering berkutat dengan pikiranku sendiri, memikirkan hal yang seharusnya tak dipikirkan secara berlebihan olehku. Anggapku aku berlebihan, ya. Aku seringkali menduga-duga, berprasangka, yang pada akhirnya terbantahkan oleh nyata.
Selalu saja tentang seseorang, kamu, kamu yang entah siapa. Aku terus saja mengarus pada kata itu, 'kamu'. Ya, terang saja aku tak mau mengulang, mengalami hal yang serupa untuk ke-sekian kalinya. Aku juga selalu bertanya..pada apapun yang mau mendengarku, apa yang kulakukan ini wajar, apakah terlalu mengada-ada, tak realistis?
Aku mencoba serealistis mungkin, aku merasa percuma ketika aku meminta tanda pada-Nya tapi aku tak dapat mengejanya, bahkan menyadarinya pun tidak. Mungkin tanda itu ada dan aku menyadarinya, aku juga bisa mengejanya, namun karena aku terlalu takut pada nyata, aku berulang kali menyangkalnya. Bingung? Aku pun.
Aku memang sedikit tak tau diri, tak pernah bersyukur, dan terlalu sering mementingkan perasaan sendiri tanpa peduli dengan nyata  (seperti yang pernah seseorang katakan padaku). Aku memang terlalu sering menuntut, iya kan Tuhan? Aku kurang memahami bahwa segala sesuatu punya saat, waktu, dan cara sendiri untuk hadir.
God am I a dreamer? Tak bolehkah aku menginginkan satu saja untuk jadi nyataku? Ya inilah rasa tak pernah bersyukurku, sekalipun aku tahu dan percaya Kau telah menuliskan skenarioku dengan baik, memilihkan a brilliant ending, mempersiapkan segalanya dengan sangat rapi, akhir-akhir ini entah aku merasa tak tenang, banyak hal yang kupikirkan, hingga aku tak dapat mengutarakan satu hal pun di antaranya.
 Jogja..Kamis 10 Desember 2016
12.28 p.m.
0 notes
dengarkanakuu · 2 years
Text
Umur 31 Cari Temen? Susah!
Nah, ini uneg-uneg nih.
Di umur yg 31 tahun ini tuh ternyata crucial banget pemikiran tentang diri sendiri. Self-image lah ya bahasa keren jaman sekarang. Tapi asli, ternyata segitunya, dimana aku sampe ngerasa ini aku bisa enggak punya temen ngobrol di umur 31 tahun ini tuh bodoh banget rasanya. Selama ini temen banyak pada kemana?! Aku tuh salah apa ya sampe gak punya temen?? Temen-temen deket semuanya offshore.. Blah..
Susah sih di Jabodetabek ini. Kalau mau kumpul-kumpu sama temen tuh jadinya ngeluarin uang yang enggak sedikit. Misal ke cafe, pasti carinya yang di tengah-tengah, udah ongkos lah, jajan paasti akan banyak karena beram-jam. Nah, kalo dilakuin tiap hari, boncos lah. Walaupun ya bukan ini juga concern utamanya, tapi... ada enggak temen yang bisa diajak kumpul-kumpul lagi? Segitu susahnya kah sekarang cari teman yang memang pure Ibu Rumah Tangga di rumah dan belum ngurus anak??
Mau nangis.. Udah itu aja. Nice kan..
Salam hangat, Dengarkan Akuu, dong!
1 note · View note
gigigitz · 7 years
Photo
Tumblr media
Hate the traffic! 😠🚗🚙🚚🚛🚓🚌 . Sepanjang pulang dan pergi rute rumah (kopo)-kantor(dago) aja udah banyak banget cerita. Entah kenapa beberapa minggu ini, Bandung udah sangat amat parah macetnya. Kalo kata orang orang mah efek mau puasa jadi pada keluar semua. Gak ngerti juga sih. Berangkat ke kantor mau lebih pagian atau siangan, nyampenya sama aja. Bahkan perjalanan kerasa makin cape karena di beberapa titik macetnya luar biasa kalo jam 8-10an. Rute yang biasa dilewatin itu pasti lewatin bunderan soehat terus ke rajawali. Nah! Perjuangan dan kudu sabar banget lewat jalan-jalan ini. Alternatif rute: 1. Jalan Elang, lalu rajawali. Biasanya lsgs belok ke pajajaran. Tapi bbrp minggu ini macet parah dr rel sampai lampu merah IP *yang ini uwow bangetlah* 2. Dari rajawali, lurus ke rajawali timur ke arah Andir. Masalah disini itu parkir, angkot, dan kendaraan yang nyalahin peraturan lalu lintas. Banyak banget yang gak sadar kalo bikin macet. Sayang banget lah... Asal sabar masih lebih mending lewat sini drpd ke pajajaran. 3. Dari rajawali muter dulu ke sudirman terus lewat jalan tembus ke rajawali timur. Ini relatif lebih lancar jalanannya. Tapi yah stuck juga di andir 😵 . Yah gitulah tiap hari, plus macet di holis dan pasupati. Bisa 2 jam sendiri di jalan. Belom bolak balik 😧😧 Semoga aja kedepannya bisa lebih patuh peraturan lalu lintas, jadi cuman padat aja jalananya, bukannya macet stuck kayak akhir" ini. Makasih buat yang mau baca curhatan pengendara yang menghabiskan banyak waktu di jalan 😤 *yang garis-garis tanda daerah macet. Kalo di googlemap sih warnanya orange ke merah pekat* . . #doodle #illustration #art #draw #drawingpen #instadraw #artsy #artwork #coratcoret #fullpage #curhatan #uneguneg #iseng #sakingkeselnyasamajalan #bandung #bandungrasajakarta #macet #trafficjam #traffic #maps #map #isengkarenakesal #ceritahariini #bandungsekarang #capekaki #gigitzstory #gigitz
0 notes
kasamago · 7 years
Photo
Tumblr media
Usia baru 3 bulanan, akibat jatuh dari tempat tidur, kipas sempat gagal hidup. Dicoba lagi hidup tapi performa kipas langsung anjlok. Penasaran, saya pakai cara jaman purbakala. Mesinnya ditepuk berharap mesin kipas kembali normal. Eh bilah baling-balingnya malah copot dari dudukanya. Kualitasnya benar benar jauh dari SNI #uneguneg #insiden #kipasangin #kipasduduk #floorfan
0 notes
sedikitkeluhkesah · 2 years
Text
#UnegUneg; Jujur disetiap perayaan Lebaran kadang timbul rasa iri dengan teman sebaya yang berfoto dengan keluarga kecil mereka ((Astaghfirullah)). Kadang berpikir baikah rasa iri ini walau sebentar? Semoga pertanyaan ini selalu menjadikan pribadi yang pandai bersyukur apapun kondisinya. Jika temui sulit, Tenang ada Allah :')
Untuk diriku, semoga lekas menemukan separuh jiwa yang menjadi teman dikala senang maupun sulit. Yang menjadi semangat dikala redup. Yang menjadikan tenang dikala hadapi kerasnya hidup. Yang menjadi penyejuk hati dikala godaan didepan mata. Yang dengan bersamanya Jalan Syurga jadi sedikit lebih mudah. Allah Yaa Mujiib :')
Ktbm. 15/5/2022; 3:29
0 notes
amtullah · 6 years
Quote
Halo cinta. Selamat malam. Kamu sedang apa? Ada nusantara mengaji malam ini. Kamu? Udah mengaji? Kapan bareng aku? Heu. Dah ah. Aku mau cerita. Tau nggak? Aku bolos hari ini. Aku sedikit tidak enak badan. Aish. Manja sekali. Aku harap saat kau temukan aku, aku sudah tidak semanja ini. Wkwk. Hikmah. Adalah sesuatu yang hilang milik orang beriman, bukan? Kau tahu? Hikmah apa yang ku dapatkan setelah aku mengambil keputusan luar biasa buat ga masuk dua matkul tadi? Aku mendapati dua bidadari ku kembali. Dari adzan dzuhur sampai ashar. Di tangga yang panas. Eh. Wkwk. Lemah sekali. Tak sepanas api neraka. Astaghfirullah. Kali ini, kami bercerita banyak. Bukan itu sebenaranya yang menjadi poin. Justru, ada hal yang tak diketahui semesta yang membuat pandangan ku menjadi penuh bunga. Seperti itu analoginya. Ya Rabb. Akankah semua akan begini adanya? Bagaimana bisa aku meminta mereka tetap tinggal sedangkan aku harus meninggalkan sesuatu yang menyatukan kami. Oke. Btw, aku ketemu beberapa ciwi humas. Ya. Di luar ekspektasi. Aku nggak bisa cool dikit di depan puspi. Aku sebel ih. Dia hampir nangis loh. Wkwk aku menang. Meski aku sering bgt nangis di depan dia. Heran. Ada gitu orang sekeras dia? Hmmm. Selain itu ketemu nita. Finally aku bisa mengungkapkan uneguneg selama i'tikaf. Dia nangis juga. Wkwk. Kami sangat lemah. Nisa juga nangis. Endang juga nangis. Padahal di depan mereka berdua aku bisa cool. Wkwk. Aku masih ingat. Gimana rasanya aku membaca nama mereka pertama kali. Aku mencoba mengambil hatinya. Dengan hatiku. Aku berusaha memberi mereka pesan hingga hal itu menjadi kebutuhan untukku. Aku mudah mengatakan rindu padanya. Kata puspa. Lalu? Jangan salahkan aku. Namun. Ketika aku sedang di puncak rasaku. Mengapa aku tak punya lagi alasan untuk meminta Selasa mereka? Aku tak punya alasan lagi kah untuk mengirim puisi?
November rains. Seminar. NH. Surakarta.
0 notes
leadmetojannah · 2 years
Text
Sudah Akan Memasuki 2022, Seharusnya.....
Kamu kok gak S2 juga kaya si A B C D E?
Seharusnya: Kalo kamu, apakah ada rencana S2 juga?
XYZ itu apaan sih? / XYZ itu apa ya?
Seharusnya: Maaf, saya belum paham apa itu XYZ. Kira-kira saya bisa baca di mana ya untuk dapat pengetahuan dan info yang tepat/menyeluruh tentang XYZ?
Jangan kebanyakan pilih-pilih, ntar gak nikah-nikah!
Seharusnya: Kalo kiranya boleh tahu, kriteria calon suami/istri kamu seperti apa? Barangkali aku atau temanku bisa bantu carikan.
Gimana caranya agar bisa kuliah di Universitas Y?
Seharusnya: Saya sudah browsing dan kepo-in info-info tentang Universitas Y dan syarat-syaratnya. Tapi saya mau make sure sekaligus minta insight tambahan dari mas/mbak, barangkali ada saran/nasehat/info tambahan/perspektif yang berbeda. (Lalu lanjutin tuh curhatnya, wqwq)
Kak, syarat-syarat apply Beasiswa X apa aja ya?
Seharusnya: Kak, aku belakangan ini coba cari info-info tentang Beasiswa X, tapi ada beberapa hal yang belum aku pahami/pengen aku tanyakan. Boleh aku minta waktunya buat tanya-tanya, kak?
Aduh, aku gak bisa basa enggres! Ada yang basa endonesa aja gak?
Seharusnya: Makasih ya! Aku coba copas ke Google Translate ya. Ntar kalo ada kata-kata/frase/kalimat yang ambigu atau kurang aku pahami maksudnya, aku tanya kamu ya! Hehehe.
Kak, itu bukunya beli di mana ya?
Seharusnya: (Ya browsing/searching/googling dulu atuh sebelum tanya! Hufffttttt......) ATAU kalo bukunya memang beneran susah dicari: Kak, aku sudah cari buku itu di beberapa lapak online, tapi out of stock. Kira-kira kakak ada rekomendasi toko buku online kah, di mana kiranya aku bisa dapatin buku itu?
Caranya bikin kaya gitu gimana sih?
Seharusnya: Aku pernah coba-coba bikin kaya gitu, tapi hasilnya gak sama (persis) kaya kamu. Kalo kamu ada waktu luang, bolehkah aku minta tolong kamu buat ajarin aku?
Ente jangan asal ngebacot!
Seharusnya: Ente ngomong gitu ada bukti ilmiahnya gak? / Ente ngomong gitu ada datanya gak? / Ente ngomong gitu ada dasarnya gak?
Jangan sedih, ya! Tetap semangat!
Seharusnya: Maaf ya, aku gak tahu kronologi/latar belakang kenapa kamu bisa gini. Maaf, aku juga gak tahu apa yang (sebenarnya) kamu rasakan. Semoga Allah meringankan bebanmu dan segera hapus kesedihanmu.
Kamu keburu nolak! Pekerjaan macam apa sih yang kamu cari?
Seharusnya: Boleh tahu gak, apa alasan kamu menolak? Barangkali aku bisa bantu carikan lowongan kerjaan lain yang sekiranya cocok buat kamu.
Jangan nunda-nunda punya momongan! Segerakan mumpung belum kepala 3!
Seharusnya: Semoga doa dan ikhtiarnya segera membuahkan hasil. Semoga Allah berikan di waktu yang tepat. Dan semoga dimampukan secara ilmu, fisik, mental, dan finansial dalam menjalani peran sebagai orang tua. Aamiin.
_________
Banyak pipel +62 yang minim effort dan (kemungkinan) kurang menyalakan akalnya. Padahal banyak diantara mereka yang sebenarnya punya privilege dalam hal finansial/sosial/pendidikan/tekonologi, dll yang harusnya membuat mereka mampu melakukannya.
Ada juga manusia-manusia yang mainnya kurang jauh, kurang baca buku, kurang belajar. Padahal mereka mampu melakukannya dan mengaksesnya. Akhirnya terbentuklah orang-orang yang sempit perspektifnya, kurang terasah empatinya, dan keburu judging.
Dan saya, saya gak tahu apakah saya termasuk salah satu diantara mereka.
Jember, 29 Desember 2021
1 note · View note