Tumgik
#aku dengarkan
palupiyuliyani · 2 months
Text
Lelakiku : dalam diamnya ternyata dia juga berusaha
Kupikir keluhku tak di dengar, tangisku tak berarti, omelanku bagai angin lalu. Karena dia diam tidak membatah, tidak mencari alasan, tidak meng-iya-kan, tidak juga berusaha menenangkanku. Terasa menyebalkan memang.
Tapi ternyata diam-diam dia belajar, diam-diam dia berusaha, diam-diam dia menyesuaikan diri. Apa yang kukeluhkan ternyata dia mendengarkan.
Akupun harus menyesuaikan diri, berusaha memahami. Sabar menunggunya keluar dari goa ke-diam-annya. Memberinya ruang untuk berpikir. Belajar menyampaikan perasaan dengan cara yang baik di waktu yang tepat. Satu lagi : memahami bahwa laki-laki adalah makhluk yang kurang ekspresif.
Aku tahu perempuan memang makhluk pencerita. Mencari lega dengan bercerita. Tapi egois jika bercerita tanpa memperhatikan kondisinya.
Pahami perbedaan fitrah laki-laki dan perempuan. Perempuan mencari lega dengan bercerita. Laki-laki menenangkan diri dalam diamnya. Temukan titik tengahnya.
Terkadang laki-laki yang harus mengalah menyiapkan pundak dan telinga untuk mendengar cerita perempuan, bolehlah sesekali memberi semangat. Karena sesungguhnya dia hanya butuh telinga. Sederhana
Dan sebaliknya, kadang perempuan perlu memberi laki-laki ruang untuk menenangkan diri. Paham bahwa mendengar cerita juga bukan hal yang mudah. Apalagi di saat lelah. Biar kan dia tenang dulu. Sama-sama sederhana
"Berikan lali-laki ruang untuk menenangkan diri, insyaAllah dia akan memberimu telinga untuk mendengar cerita."
"Berikan perempuan telinga, dengarkan ceritanya. InsyaAllah dia akan memberimu ruang untuk menenangkan diri."
Turunkan ego, jangan tunggu siapa yang memulai duluan.
~a self reminder
Merauke, 3 Maret 2024
229 notes · View notes
mutiarafirdaus · 13 days
Text
Proses Pernikahan, dan Pernak-Pernik Didalamnya
Ketika sedang menjalani proses taaruf dengan suami, Umi berkali-kali ingatkan.
Banyakin tilawah, banyakin istighfar, kamu gak akan tau kedepan ada hal-hal yang terjadi di luar dugaan. Jangan terlalu membulatkan keyakinan pada pilihan yang kita ambil, tetap serahin ke Allah apapun hasilnya. Masa-masa seperti ini harus deketin diri banget ke Allah.
Dan setelah membaca CV, mengobrol dengan suami lewat zoom karena tidak bisa pulang ke Indo, Umi kembali mengingatkan.
Menikah itu bukan karena berlandaskan pada deret prestasi pendidikan yang dimiliki. Bukan karena prestisiusnya pekerjaan. Umi memberikan restu melanjutkan karena melihat sepak terjangnya bareng Quran dan komitmen dia dalam berbakti kepada ibunya, juga karena dia tetap mengikuti pembinaan.
Jangan sampai menyandarkan pilihan dalam pernikahan pada urusan dunia. Kamu harus luruskan niat terus agar menikah karena kebaikan agama yang dia punya.
Saat itu aku hanya anggukan kepala dengarkan nasihat Umi. Tapi sekarang, ketika menemani teman-teman menjalani proses pernikahan mereka, maka nasihat Umi yang dikeluarkan.
Begitu banyak drama dan ujian hati dalam menempuh upaya menyatukan dua keluarga dan menyatukan dua kepala. Disatu sisi harus serius menjalaninya, di sisi lain harus memasrahkan apapun hasilnya dan siap dengan ketetapan takdir melanjutkan atau menyudahi.
Apapun hasil dari proses pernikahan yang sedang ditempuh, kita tetap sangat butuh Allah dalam setiap langkahnya. Maka mendekat pada Allah ketika menjalani proses pernikahan adalah resep jitu yang dengannya kita banyak temukan solusi dari ragam ujian yang datang.
Mendekat pada Allah tidak secara otomatis menghilangkan semua ujian, tapi mendekat pada Allah membuat kita tangguh menjalani ujian di hadapan.
Syawal dengan keramaian undangan dari kawan-kawan, bukanlah jadi perkara yang menggoyahkan keyakinan kita bahwa kelak akan disandingkan dengan pasangan yang ia mencintai Allah dan Allah amat mencintaiNya.
There must be, just wait
89 notes · View notes
yunusaziz · 10 months
Text
Nih aku kasih tau...
Salah satu problematika terbesar hidup kita tuh terlalu ambil pusing sama perkataan orang. Tidak semua perkataan orang tuh harus dilakukan. Jangankan dilakukan, didengarpun ada juga yang enggak perlu. With special notes ya hihi.
Kenapa? Dalam hidup tuh akan selalu ada orang yang memainkan peran dalam menanyakan, mengomentari setiap apapun keputusan, sikap, dan tindakan yang kita ambil. Bukan hanya yang buruk, yang baik pun tetap aja pasti ada yang ngomen.
Contoh, ada orang yang menanyakan "Udah usia 25 kok belum nikah. Kapan nikah?", karena ditanya gitu akhirnya dia ketrigger lalu menikah. Setelah menikah, ada yang tanya "Kapan punya anak?". Setelah punya anak ditanya lagi, "Kok cuman satu. Kapan punya anak lagi?" begitu seterusnya. Udah tua pun akan ditanyain, "Kapan punya mantu?" begitu terua sampai Rayanza jadi Presiden Konoha 😇
Ya intinya begitu, selalu akan ada orang-orang yang memainkan peran dalam menanyakan segala sesuatu yang kita jalani. Ada kalanya baik, perlu kita dengar dan kita indahkan, karena barangkali hal itu bisa jadi pelecut semangat, tapi tidak sedikit yang justru menjadi panyakit.
Kuncinya satu, tidak semua perkataan otang harus didengar, apalagi dilakukan. Cukup dengarkan apa yang perlu didengar. Mungkin kamu pernah dengar, kenapa Allah berikan setiap manusia dua telinga satu mulut, hikmahnya agar kita lebih banyak mendengar daripada berbicara, bukan?
Kalau menurutku belum selesai sampai disitu, Allah memang ciptakan kita dua telinga agar kita lebih banyak mendengar dari pada berbicara, tapi Allah juga ciptakan kita dua tangan, untuk menutup telinga dari hal-hal yang emang nggak perlu didengar. Maka gunakan dua tanganmu itu untuk menutupnya.
Imam Syafi'i pernah bilang :
"Menghindarkan telinga dari mendengar hal-hal yang tidak baik merupakan suatu keharusan, sebagaimana seseorang mensucikan tutur katanya dari ungkapan buruk."
Pada intinya sebenernya semua kembali pada diri kita. Karena kita tidak punya kendali atas ucapan orang lain ke kita, maka kendalikan apa yang bisa dikendalikan, apa itu? Respon, dan sikap kita ketika menghadapi itu. Itulah pentingnya kita kenali diri kita, tahu batasan kita; apa yang baik dan buruk buat diri kita.
Jadi,
Kapan mau nikah? Haha
210 notes · View notes
ceritajihan · 10 months
Text
Tuhan, aku tidak sekuat biasanya
Tumblr media
Dalam reinkarnasi waktu yang mengulang dan terus mengulang, detik-detik yang kamu kenali aromanya, hidup yang terasa template sekali.
Memberi sesekali ruang kesedihan menghardik, dan berteriak dekat sekali. Entah di malam itu kamu merasa ingin sekali di peluk dan di dengarkan.
Sebulan yang utuh dan satu malam hati terasa amat remuk melelahkan, di saat yang bersamaan kamu menyadari di malam itu kamu merasa tidak sekuat biasanya.
Melelahkan, sekaligus melegakan rasanya. Akhirnya di malam itu kamu benar-benar menangis.
@ceritajihan
Luwuk Banggai 15/7/23
155 notes · View notes
ayukarima · 1 year
Text
Jalan Yang Jauh, Jangan Lupa Pulang
Tumblr media
“Bagaimana mungkin kamu bisa membuat seseorang menemukan rumahnya, sementara dirimu masih tertatih-tatih mencari jalan pulang?", gumam-mu.
Rumah yang kamu maksud berdefinisi lebih luas. Bukan yang sekedar berbentuk bangunan maupun tanah, kan?
Tempat dimana kamu bisa merasa aman dan nyaman untuk menumpahkan segala rasa dan kejadian yang tengah menerpa.
Tenang, ada yang siap siaga menjadi telinga untuk mendengarkan ceritamu yang meluap-luap. Menyediakan pundak untukmu rehat setelah menyelesaikan senja yang penuh dengan kepenatan.
Barangkali aku mampu menjadi salah satunya? Tentu tanpa penghakiman, tanpa menempeli label hitam. Kamu—diterima seutuhnya, seapa-adanya.
Aku mencoba menelusuri isi kepalamu lewat lagu-lagu yang kamu dengarkan saat tengah malam. Lewat tulisan-tulisan manis yang kamu bagikan melalui sosial mediamu. Foto anak kecil yang kamu potret secara diam-diam. Gurat awan dan gelombang laut yang kamu simpan gambarnya dengan senang.
Melalui waktu yang tak pernah kamu ketahui, aku membaca dirimu dari dekat, dari jauh. Mendapati dirimu tangguh dan rapuh disatu waktu. Bertahan di kota asing yang berisik. Kamu menjelma menjadi sosok yang kuat dan tahan banting. Tapi, disatu waktu yang utuh, aku juga menemukan dirimu tanpa atribut kekuatan yang biasa kamu gemakan.
Kamu yang terbiasa hidup dalam guncangan dan segala ketidakpastian, kini telah menemukan satu rumah yang ramah, kamu merawat dengan hati yang penuh sampai hari ini. Ia hidup dan tumbuh dengan baik, sama sepertimu.
01 April 2023 II 00.20
206 notes · View notes
journeyofken · 2 months
Text
Ternyata aku begitu tidak menyukai perasaan kesepian. Sebab saat merasakannya, banyak perasaan-perasaan lain yang ikut bermunculan. Seperti perasaan tak cukup, perasaan tak layak, perasaan ingin di dengarkan, perasaan ingin di bersamai.
Sungguh, aku tak menyukai perasaan ini. Banyak hal yang seharusnya perlu aku kerjakan tapi entah, aku merasa hilang semangat dan motivasi. Aku tau ada yang salah dengan diriku tapi aku belum tau betul apa itu, aku belum bisa menguraikannya.
Sudut Kontemplasi, 26 Februari 2024
36 notes · View notes
kevinsetyawan · 5 months
Text
Dibalik Kelabu Pada Bulan Desember
Oleh : kevin Setyawan
Tumblr media
Dibalik damainya semilir angin pada bulan terakhir, jutaan kenangan tentangmu datang menemuiku pada sudut di titik akhir.
Menerka jutaan tanya yang masih dengan indah menggantung dilangit kelabu yang seolah siap menurunkan rintik dari jutaan jawabannya.
Banyak cerita yang telah kita ukir bersama dari rangkaian tawa bahagia sampai tangis yang menjelma mengurai seluruh gelak tawa kala itu.
Ingin rasanya berdiri disampingmu menatap jauh kedalam dirimu dan mencari sedikit kepingan diriku disana.
Ingin juga aku sentuh lubuk hatimu memastikan bahwa diriku masih hidup dengan naskah indah masalalu didalamnya.
Dibalik waktu yang begitu cepat ini ingin rasanya kusimpan kenangan tentangmu pada semerbak harum petrikor dibulan ini.
Yang wanginya menyeruak selalu mengingatkan aku tentang gambaran dirimu bertahun tahun lalu.
Kini aku tak bisa menyimpanmu dibalik setiap lagu yang aku dengarkan lagi. akan tetapi aku mencoba menyimpanmu dibalik wangi dari aroma petrikor kala hujan sedang turun, yang wanginya bisa membawa dirimu pada kepingan kecil dari masalalu,
karena hujan pada bulan desember selalu membawa ingatan kita menuju momen kita berdua menari dibawah jutaan rinai hujannya.
Dibalik kelabu pada desember kutuliskan jutaan kenangan tentangmu kusimpan dengan erat pada aroma petrikor kala itu supaya kelak saat hujan pertama turun baunya selalu membawaku pada dirimu.
37 notes · View notes
selongsongpeluru · 11 months
Text
In the night the stormy night she'll close her eyes
Tumblr media
Hai kamu, tak terasa genap dua puluh duan tahun kamu turut serta menghirup oksigen di bumi dan bercokol di dunia yang fana ini. Kamu hebat. Bagaimana bisa kamu melewati ini semua, padahal baru pertama kali hidup di dunia? Cepat beri tepuk tangan yang meriah untuk dirimu sendiri.
Usiamu bertambah, tapi bukankah sejatinya umur kita berkurang hari demi hari? Maka dari itu pejamkan mata, lalu berdoalah yang baik-baik. Para malaikat siap mengaminkan doamu satu per satu sampai menembus langit. Lantas, Sang Maha Segalanya mengambil ancang-ancang mengabulkan doamu hanya dengan berkata “kun fayakun”.
Semoga diberikan selalu padamu usia panjang yang berkah, agar kamu bisa membahagiakan orangtua, orang yang kamu sayang, dan tentu saja dirimu sendiri. Semoga dipermudah jalanmu menuju kesuksesan, dipermudah menyelesaikan skripsi dan bisa lulus serta wisuda dengan predikat baik tahun ini. Semoga, saat waktunya tiba nanti dipertemukanlah kamu dengan orang yang baik lagi tepat.
Seluruh amin yang kencang, untukmu dan mimpimu yang mulia.
Mohon haturkan beribu terima kasih kepada dirimu sendiri. Terima kasih karena sudah memilih untuk tidak menyerah. Terima kasih sudah mati-matian bertahan. Ucapkan pula permohonan maaf karena sering mengajaknya makan tak enak, tidur tak nyenyak, dan melakukan semuanya sendirian. Berjanjilah akan sering mengajaknya bergembira dan menikmati hidup.
Pesanku, lipatgandakan rasa syukurmu kepada Tuhan. Atas berkat rahmatnya, kamu dapat merasakan manis-pahitnya hidup di dunia. Kamu banyak dipertemukan dengan orang-orang baik; orangtua & keluarga yang menyayangimu, sahabat-sahabat tempatmu bercerita, teman yang selalu memberi uluran tangan, serta orang-orang yang memberikan kesan dalam hidupmu. Kamu dipertemukan dengan para malaikat yang menyembunyikan sayapnya.
Pesanku lagi, tutuplah telingamu akan hal-hal yang mengecilkan hatimu, merendahkan, dan meremehkan dirimu. Mereka tak ubahnya hanya sekelompok orang yang tak akan pernah memahamimu, karena mereka tak akan pernah berada di posisimu. Jangan hiraukan, toh mereka tidak membuat saldo rekeningmu bertambah. Pikiran orang-orang yang sayang kepadamu saja.
Pokoknya hari ini harinya kamu. Lompatlah setinggi langit, pergilah jalan-jalan, makanlah makanan enak. Tak lupa dengarkan lagu favoritmu. Apapun itu, lakukan sesukamu. Lakukan sepuasnya seakan tidak ada hari esok. Dunia milikmu hari ini!
Selamat ulang tahun.
Jangan lupa, aku akan terus bersamamu. Aku masih ingin melihatmu esok hari.
58 notes · View notes
sastrasa · 5 months
Text
Sejak dulu aku terbiasa mendengarkan lagu-lagu itu, tapi setelah aku tahu bahwa lagu yang kamu dengarkan sama denganku, sekarang aku mendengarnya gak lagi dengan cara yang sama. Setiap lagu itu berputar aku hanya berpikir; siapa yang kamu pikirkan ketika mendengar lagu ini, aku? Atau masa lalumu?
- Sastrasa
21 notes · View notes
teguhherla · 1 month
Text
Wajar saja kamu bisa berpikir begitu, berpikir aku seperti sedang berpura-pura baik kepadamu
Tapi dari dalam lubuk hati, sungguh tidak ada kepura-puraan dalam hal ketulusanku terhadapmu
Sebab sejatinya jika aku hanya bermain-main, aku tidak akan sampai sejauh ini bermain hati denganmu
Keadaan dan pikiran kita yg memaksa untuk terlihat seperti itu
Aku tidak menyalahkan jika ada pemikiran dari orang-orang terdekatmu yg kamu dengarkan, itu karena mereka menyayangimu dan ingin yg terbaik untukmu
Hanya saja kamu punya hak bebas memilih untuk lebih mendengarkan kata hatimu
Aku menanti hadirmu dalam keadaan tenang dan tanpa ragu untuk memilih
Salam untukmu yg selalu kurindukan
11 notes · View notes
indefinitesatellites · 4 months
Text
Dari Minato, Untuk Yori
Tumblr media
yori, dunia ini katanya sangat luas buat ditempati manusia, tapi ternyata malah mereka sendiri yang buatnya makin sempit. pola pikir mereka mencekik, ucapan mereka buat isi kepala makin berisik, semuanya terasa menyesakkan. mereka bilang kamu beda ─ ibuku, ayahmu, teman-teman, guru-guru ─ katanya, ada sakit yang bersemayam dalam kepala cemerlangmu. omong kosong yang aneh, ya. padahal, kamu sehat-sehat saja. kilau gemerlap nebula seperti di buku ensiklopedia dalam matamu masih bersinar terang. senyummu ingatkan aku dengan mentari pada pertengahan musim semi yang hangat. tanganmu usap rambutku dengan lembut dan penuh perhatian, takut-takut kalau aku bisa pecah saat itu juga jika kamu terlalu kasar.
padahal kamu juga sama-sama bernapas, berjalan dengan dua kaki dan sepasang sepatu, serta bisa merasa sakit seperti mereka. warna-warna yang tercetak nyata di kulit kamu itu bukti bahwa kamu sama manusianya dengan mereka. kalau mereka bilang kamu beda, berarti aku juga sama bedanya dengan kamu. karena aku tidak menganggap kamu beda. kamu dan aku sama. mungkin memang kitalah monster yang mereka takut-takutkan itu.
yori, kalau di bagian sini kita tidak diterima, ayo kita pergi saja. kita berangkat naik kereta ini dan pergi ke luar angkasa, mungkin di sana kita bisa temukan rasi bintang yang membentuk nama kita. atau mungkin kita cari tempat lain di dunia ini. lihat pagar itu, itu tanda awal kita bisa bebas berkelana. siapa tahu kita bisa temui ibumu di perjalanan menuju tempat itu. tempat di mana kamu bisa sebutkan nama segala jenis bunga di dunia dan aku akan ekori kamu dari belakang sambil dengarkan ucapanmu. tempat di mana kita bisa berlari sepuasnya di padang rumput sampai kaki kita bisa copot dan anggota tubuh kita lainnya terlepas dari badan satu per satu. tempat di mana kita tidak perlu mati dan hidup lagi bukan sebagai sepasang anak laki-laki cuma untuk bisa diterima dengan sentosa.
13 notes · View notes
mutiarafirdaus · 4 months
Text
Ketika kita dibuat sedih oleh seseorang di ujung hari, ingatlah bahwa Allah telah mengirimkan belasan hingga puluhan orang yang membuat bahagia juga di hari ini. Semisal ada pihak lain yang membuatmu terhentak, ayolah itu hanya satu orang yang bersikap begitu.
Dalam satu hari, memang harus diwaspadai jika dari pagi sampai malam segalanya berjalan mulus, lancar dan seperti tanpa gesekan sosial dengan orang-orang terdekat. Bisa jadi malam menjelang tidur, bom waktu yang memantik kesedihan itu meledak.
Dan memang benar itu yang terjadi. Menghancurkan batu bata kebahagiaan yang sudah tersusun rapi sedari pagi. Membuat berpikir kembali apakah besok-besok harus seterbuka ini menyampaikan informasi. Tapi kita tak akan bereaksi menjadi puing kan?
Kita akan tahan gejolak kesedihan itu dengan tenang dan mengingat pihak-pihak lain yang sudah menorehkan kebahagiaan. Kita tidak akan mengkufuri nikmat ukhuwah yang telah Allah kucurkan dari pagi tersebab lontaran sarkasme dari orang yang bersangkutan. Tidak apa-apa, dengarkan dan terima. Juga diperhatikan solusi dari apa yang terselip dari lontaran kalimatnya.
Karena imam Syafi'i mengatakan kepada pihak lain yang berselisih dengannya, "Pendapatmu salah dan tidak aku terima. Tetapi didalamnya terselip kebenaran juga. Dan perselisihan kita adalah perselisihan pikiran, bukan perselisihan hati. Sehingga meski tak se-iya sekata, kita tetaplah menjadi saudara."
Ahad, 14 Januari 2024
13 notes · View notes
yasmijn · 1 year
Text
The day my grandmother passed away
Kami semua tahu kanker Nini sudah metastasis ke paru-paru, tulang, dan liver di bulan November 2022, setelah Nini sering batuk-batuk dan mengeluhkan paru-parunya yang terasa sesak. Dulu Nini didiagnosis kanker payudara, tapi sejak masektomi, kemoterapi, mencoba berbagai pengobatan alternatif, tidak lagi makan daging merah dan mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat, ia sudah bebas kanker selama tujuh tahun terakhir. 
Sudah 28 hari terakhir Nini ada di rumah sakit, kunjungan keduanya tahun ini. Tujuan awalnya adalah mengeluarkan cairan dari paru-parunya yang mengalami efusi pleura - dokter bilang biasanya setelah seminggu cairan sudah habis dan pasien bisa pulang. Keluarga juga masih optimis karena apa sih yang tidak mungkin? Tapi sampai kemarin, cairan dan paru-parunya masih terus keluar, jadi dia belum bisa pulang. Sampai akhir, masing-masing paru-parunya sudah mengeluarkan 7 liter cairan. Dokter juga bingung, dan kesimpulan akhirnya adalah: ya itu disebabkan oleh kankernya. 
Sebenarnya selama di rumah sakit pun kondisinya masih cukup baik, sudah lebih semangat makan, dan terlihat lebih segar. Cuma memang dalam 2 minggu terakhir kondisinya sering drop, tidak sadar, dan waktu hari Selasa malam (dua hari yang lalu) aku mengunjunginya, Nini sedang tidak sadar, detak jantungnya sudah irregular, dan bahunya naik-turun ketika mengambil nafas, terlihat sesak. Ngeliatnya bikin takut dan sangat sedih. Ternyata kata Arka Nini sudah seperti itu dari minggu lalu. Malam itu Nini sempat sadar dan menjawab ketika aku ngomong, dan beliau juga ngomong ke Mama (minta mukena karena mau solat, minta minum). Malam itu mama nginep di RS untuk nemenin.
Kemarin pagi aku pergi ke rumah sakit jam setengah 8 untuk jemput mama, dan di hari itu ada banyak saudara yang datang untuk menjenguk jadi ruangannya penuh. Karena aku ada meeting kantor dan juga janji dengan orang lain, akhirnya baru bisa pergi jam 9.50-an. Waktu kami pergi, di kamar ada suster dan 2 orang adik Mama. Lokasi RS-nya di Cihampelas, jadi waktu pulang harus ambil Pasupati dan turun di Taman Sari. Di Taman Sari tiba-tiba adik Mama bilang bahwa semuanya sebaiknya pergi ke RS. Mama telfon dia tapi nggak diangkat, lalu dia ganti menelfon suster - dan saat itulah kami tahu bahwa Nini sudah nggak ada. Nini berpulang jam 10 pagi kemarin di RS Advent Bandung.
Ternyata mengurus kepulangan itu nggak sebentar ya. Dari jam 10, dokter dan suster baru mulai melepaskan infus dan selang-selang mungkin sejam setelahnya, dan dari situ Nini dimandikan di fasilitas ruang jenazah rumah sakit. Jam setengah 2-an kami semua baru bisa pulang mengantarkan Nini ke rumah. Nini disolatkan di ruang keluarga, dan aku sempat cium keningnya sebelum rombongan berangkat ke tempat pemakaman. Aku bilang “Sampai ketemu lagi, Ni.” 
Jam setengah 4 rombongan berangkat, dan pemakaman selesai dilakukan jam setengah 6 sore. Nini dimakamkan di taman pemakaman keluarga di Cibodas, Lembang. 
Tumblr media
Nini itu bukan nenek jauh di mata yang hanya aku temui setahun sekali ketika Idul Fitri. Sejak kami pindah ke Bandung, ya rumah Nini adalah titik kumpul untuk segala hal. Pertama kali di Bandung kami ikut tinggal di sana, sebelum akhirnya pindah ke Cigadung dan ke Dago Pakar. Karena Mama yang sibuk antar jemput anak setiap hari ke sekolah dan juga berbagai tempat kursus, dan juga sering minta bantuan supir Nini untuk antar-antar kami untuk kegiatan ekstrakurikuler, rumah Nini adalah titik kumpul yang paling nyaman untuk semua orang karena lokasinya yang strategis di Siliwangi (kami interchangeably bilang rumah ini sebagai Siliwangi/Rumah Nini). Aku bisa ketemu Nini hampir tiap hari, dan cerita-ceritanya aku dengarkan langsung dari Nini dan bukan dari tangan kedua ketiga. Semua temanku, dari SMP sampai S2, hampir pasti sudah pernah mampir di Siliwangi dan ketemu Nini. 
Nini itu kuat dan sehat banget. Mama sama Nini itu bertahun-tahun mengadakan yoga bareng di teras belakang rumah - temen mama itu ya temennya Nini juga. Mereka ikut pengajian bareng di Hegarmanah. Akupuntur bareng. Pun ketika keluargaku liburan ala backpacker ke luar negeri, Nini selalu bisa ngikutin pace kami yang penuh jalan kaki dan naik turun public transport tanpa mengeluh. Nini itu kuat. Sampai akhir sebelum kesadarannya hilang pun sebenarnya ia masih duduk dengan tegak, masih terlihat kuat dan mampu. Dan kami juga tahu bahwa Nini masih bisa pulang. Karena Nini kuat. 
Ada banyak sekali hal di kehidupanku yang belum terjadi, dan aku sangat sangat berharap Nini masih ada untuk mendengar kabar-kabar bahagia dari mulutku. Pernikahanku, kehamilan pertamaku, kelahiran anak pertamaku dan mungkin cicit kedua atau ketiganya, rumah pertamaku.... hal-hal yang belum terjadi dan nantinya pasti akan membuat hatiku sedih karena meskipun aku senang, aku akan sadar bahwa aku sudah tidak bisa lagi memberitahukannya langsung kepadanya dan melihat senyumnya lagi.
Aku sayang sekali padanya, dan aku tahu bahwa aku akan selalu merindukannya.
Kesedihan ini datang seperti ombak, kadang kecil, kadang besar, dan kadang seperti sebuah tsunami. Kemarin tangisku bisa meledak karena hal-hal sederhana, seperti ketika aku melihat keranda yang sudah menunggu di depan lift rumah sakit, dan ketika aku melihat bendera kuning berkibar di depan rumah Nini yang sudah dipenuhi para pelayat. Rasanya masih sulit diterima bahwa dalam enam bulan aku akan kehilangan nenek yang sangat aku sayang.
Tumblr media
Aku yakin Allah sudah menyiapkan tempat terbaik untuknya - tempat yang penuh rahmat, bebas, lepas, mulia, luas, jernih dan sejuk. Aku harap aku bisa bertemu lagi dengannya nanti.
Good bye Nini, I will never not miss you. 
*
In loving memory of my wonderful grandmother, Kusumahhani binti Abdullah 02 April 1947 - 10 Mei 2023
22 notes · View notes
ameliazahara · 6 months
Text
Kenapa seseorang bisa meninggalkan solat?
Bahkan dengan sengaja menyadarinya, tanpa cemas atau gejolak bathin yang terasa janggal–meninggalkannya.
Gue bisa memahami bahwa solat adalah lekat dengan mereka yang berani terus bermimpi dan berjalan di jalan juang dengan menyadari bahwa kekuatan dirinya lemah, butuh penolong, penguat, dan penyelamat dikondisi berjuang yang sulit ditakar.
Namun, ketika manusia merasa bisa menakar hidupnya, merasa bisa mengontrol segala apapun yang terjadi dalam hidupnya, punya kekuatan kontrol seperti uang, kerabat berkedudukan, dan dalih mahir bercerita–merangkai narasi sebagai senjata, juga mereka yang tidak mau atau berani keluar dari zona yang telah diterima, atau bahkan mereka yang tidak mau berjalan lebih jauh. Bisa dibilang, mereka angkuh. Mereka tidak merasa butuh Allah yang telah menciptakan, tidak perlu Allah dalam memudahkan urusannya, dan merasa tidak perlu Allah dalam hari-hari yang dijalani.
Apakah Allah marah? Tentu tidak. Mereka tetap diberi jabatan dan kedudukan yang baik di masyarakat. Mereka tetap diberi capai atas apa yang mereka kejar. Mereka diberi rejeki dan terkadang kelimpahan rezeki juga. Apakah Allah adil terhadap mereka daripada mereka yang melaksanakan solat? Tentu Allah maha adil dari segala sisi.
Tidak ada yang mengajari awalnya perihal, mengapa kita harus solat, selain karena meninggalkan solat itu adalah dosa. Dan apa itu dosa? Toh dosa seperti tidak memberi pengaruh apapun di dunianya seorang hamba. Padahal hakikat mengapa kita solat bukan semata-mata hanya menghindari dosa, atau perbuatan–ritual ibadah yang harus dipenuhi saja karena wajib.
Melainkan dalam pelaksanaan solat adalah bentuk kerendahan hamba dihadapan rabb-Nya. Allah tidak menciptakan hamba-Nya sembarangan. Allah tau kita semua manusia tidak minta dilahirkan ke bumi, tidak minta jadi penduduk bumi, tidak minta diberi ujian-ujian yang tidak berkesudahan. Allah tau segala duka-keluh sebagai manusia: yang beragama.
Untuk itu, Allah minta kita solat. Allah seolah bilang, ada Aku di sini selalu bersamamu, dalam rintangan hidup yang kau lalui. Solatlah, di sana kau akan bertemu dengan-Ku, ku dengarkan segala keluh-kesah dan takutmu akan dunia yang begitu menguji. Semua ada di-tangan-kehendak-Ku. Aku bersamamu, dan aku akan membuat kau menjadi hamba yang kuat.
Semua orang di dunia ini akan mendapat satu ditambah satu sama dengan dua. Namun beda hitungannya, jika kita solat dan meniatkan hal baik disetiap perbuatan. Allah mungkin tidak akan mengabulkan permintaan si mereka yang solatnya lebih rajin dibanding yang tidak. Mungkin Allah punya rencana baik yang tidak bisa diketahui saat itu. Harusnya sebagai hamba beragama, solat tidak selalu jadi korelasi antara pengabulan doa:’) dan semoga amalan solat benar-benar ikhlas dilakukan sebagai wujud penghambaan pada-Nya.
Jangan menakar solatmu dengan neraka orang lain, atau dengan surgamu sendiri.
Dan gue merasa takaran bagaimana seseorang bisa dipercaya di lingkungan masyarakat (khususnya muslim) adalah dengan bagaimana ia menjaga solat / shalatnya. Ini penting. Bagaimana seseorang berkomitmen dengan hidup yang dijalani beserta orang-orang yang dia hadapi adalah dengan solatnya. Jika solatnya saja demikian, tolong jangan berekspektasi banyak padanya. Di sini lah letak solat sebagai tiang agama: landasan komitmen. Tuhannya saja dia abaikan, apalagi kamu:’)
Mau tidak mau, jangan pernah mengandalkan apalagi bergantung sama manusia. Andalkan dan bergantunglah hanya pada-Nya: dengan teguh menjaga solat.
8 notes · View notes
dindabudii · 6 months
Text
Aku senang sekali waktu berkenalan denganmu, kita banyak samanya. Kau baca buku yang aku baca, mendengarkan lagu yang aku dengarkan, menonton film yang aku tonton, dan memahami komedi yang aku pahami. Aku tak perlu menerjemahkan diriku kepadamu. Rasanya seperti menemukan sosok aku pada diri orang lain.
Namun ternyata banyak sama bukan berarti kita bisa bersama ya? Mungkin kita harus membagikan diri kita kepada orang lain, biar mereka tahu ada dunia seperti yang kita miliki. Meski begitu, aku sungguh senang pernah mengenalmu. Karena dengan begitu, aku jadi tahu sosok seperti apa aku sebenarnya. Terima kasih telah membiarkan aku bercermin, ya!
8 notes · View notes