Tumgik
#tulisan2020
Text
Januari ke-1
Sebuah penjelmaan,
Januari kali ini menjelma menjadi gelap dibalut mendung. Setelah hari kepergianmu, desember siang. Tak ada lagi namamu yang terpatri diujung lidah. Tak ada lagi sejuk telaga dalam matamu, yang ingin kulihat.
Perahu nelayan akan berlayar ketika matahari mulai padam membawa secarik kenangan menerjang badai yang datang pelan-pelan.
Aku kosong dan sunyi menatap jelaga hitam bersama tanya tak terjawab
#tulisan2020
0 notes
janatunrahmilah · 3 years
Text
Mimpi, Peluang, Investasi (Start-Up)
Tumblr media
Buat saya nih, kalau udah di review di Tumbr, berarti ini drama oke banget, dan jadi rekomendasi terbaik versi saya. Dan tetap jadi pemilih drakor, yang sekiranya dapat manfaat, tentang bisnis, keluarga, yuk mari tonton. Sejauh ini yang berkesan baru Reply 1988, Itaewon Class, Prison Playbook, dan ini. Sisanya, nggak tau, karna lebih suka film 1x nonton selesai, daripada berepisode lama (sejujurnya bosenan haha). Next...
Banyak hal-hal baru yg dikenal, istilah bisnis, teknologi AI, investor, saham, IT, kreativitas tinggi, programmer, mimpi, hidup, dan segala macamnya lah. After Itaewon Class, mungkin ini versi ke 2 terbaik tentang drama bisnis, menurut saya ya haha.
So, apa sih yg lo dapat dari nonton drama ini?
1. Follow Your Dream
Bagaimana jadinya Do San yang terlalu diatur ortunya mengenai mimpi-mimpinya. Dan itu jadi bom waktu saat dewasa. Memaksakan kehendak ortu untuk anak seumur itu yang belum bisa menentukan tujuan mimpinya. Pintar sih, tapi dengan banyak ketakutan, tidak percaya diri, tidak bisa berdamai dengan dirinya sendiri, jadi polemik Do San.
Inget banget nih saat Do San bilang bilang ke ayahnya,
Hidup jadi kebanggan seseorang itu hal yang sulit. Harus sembunyikan banyak hal karna takut mengecewakan, harus pura-pura hebat, juga baik-baik saja. Aku tidak ingin jadi kebanggan Ayah. Begitupun Ayah padaku. Maka janganlah jadi kebanggan satu sama lain.
Wah sedep sih ini. Karna kalau hidup mengikuti standar orang lain, capeknya luar biasa, kecewanya pun lebih-lebih. Udahlah, follow your dream! Bukan berarti kita harus melawan orang tua, cara Do San bicara dan hormat pada ortunya juga cakep nih top. Bicarakan apa tujuanmu dengan cara yang baik agar ortu paham dan melihat kedewasaan kita dalam berpikir dan menentukan pilihan.
2. Jujur
Tidak memulai kebaikan dengan kebohongan. Satu kebohongan bisa membawa kita pada kebohongan yang lain. Lupa tuh dulu baca di mana, dan itu yang terjadi di drama ini. Nenek Dal Mi sadar, ternyata kebohongan yang baik itu memang tidak ada. Gimana mau dikatakan baik kalau ujung-ujungnya melukai seseorang. Jadi, meskipun pahit, jujur akan membuatmu lebih tenang menjalani hidup.
3. Investasi
Di poin ketiga ini, saya mau bahas banyak nih. Karna millenial perlu tahu (termasuk saya) yang baru nyemplung, belum jago berenang haha.
Ji Pyeong yang pintar melihat peluang dan eksekusinya. Ini yang paling menarik buat saya dari semua scene. Saat Ji pyeong investasikan uang tabungan Nenek Dal Mi tadinya 8 juta won jadi 80 juta won. Gila return nya 10x lipat bro dalam setahun, di usia muda. Itu bukan hal aneh sih sebetulnya bagi yang sudah bergelut di investasi saham. Tapi bagi pemula seperti saya yang baru banget menyentuh dunianya, ini jadi hal menarik. Dia dari SMA udah kepikiran inves. Dulu gue ngapain aja umur segitu. Jauh banget sama Ji Pyeong haha. Ayo anak muda! Saya suka drama ini karna mengenalkan investasi sejak dini. Caranya gimana? Cari tau dulu aja apa itu saham. Buka deh di IG @/ngertisaham atau kenalan dulu di Youtube Raditya Dika, biar kita mengikuti jejak Ji Pyeong. Haha jadi promo IG saham. Tapi asli bantu banget buat awamers kaya saya! Tau nggak sih guys, di Indonesia yang paham dan ikut jadi investor itu masih 1% dari jumlah penduduk Indonesia. Makanya kita perlu kenalan nih dengan pasar saham, BEI, dll. Kita jadi bagian yang mendukung perusahaan dalam negeri untuk bangkit. Mari sama-sama belajar! :)
4. Simpan Idemu
Nih hampir saja Samsan Tech yang lagi cari investor, malah mau ketipu. Mereka menjelaskan detail bisnisnya dengan cuma-cuma. Kenapa bisa begitu? Karna belum mempelajari bagaimana membangun bisnis itu. Dan taunya cuma tentang programming aja. Business plan yang jelas, rancangan, rencana, tujuan, ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha. Begitupun dengan langkah kita ke depan nih, tentu harus jelas mau kemananya. Tentukan tujuanmu, sebelum mencapainya, dalam hal apapun!
5. Berani Ambil Resiko
Dalam perjalanan mewujudkan mimpi kita, akan ada orang yang meremehkan dan menjatuhkan. Itupun yang saya lihat dari Injae Company sebagai perusahaan perintis di bidang teknologi AI yang bertentangan dengan pegawai pabrik. Gimana teknologi harus sinergis dengan masyarakat, tidak merugikan banyak pihak, tapi tetap berinovasi.
6. Hati-Hati
Scene ini ilmu banget nih. Saat Dal Mi dan Do San taken kontrak akuisisi, tanpa mempelajari dulu detail isi kontraknya dan tanpa bertanya ke mentornya. Tiba-tiba tanda tangan aja. Dalam hal apapun, kita wajib belajar dari orang-orang yang udah pengalaman di bidangnya. Jangan gegabah dalam menentukan pilihan. Pelajari dulu cara dan kemungkinan yang terjadi setelahnya.
7. Gelar Bukan Segalanya
Ini Dal Mi kenapa pinter karna buku bacaannya pun sedep haha. Baca buku bisnis, teknologi, dll yang mendukung mimpinya. Kalau rajin baca, cari tahu ilmunya, itu bisa setara sama yang kuliah ratusan SKS loh.
8. Mengalah
Kalau cinta-cintanya mah nggak usah dibahas lah ya. Udah tau ujungnya hha. Okesip. Kalau nggak mampu, ada saatnya mengalah dengan opsi terbaik, memilih CEO seperti yang di lakukan Do San. Ini pun sama yang dilakukan Dal Mi saat gabung Injae Company. Dia sadar saat itu belum mampu jadi CEO, maka ia melamar kerja di perusahaan kakaknya. Kalau kamu nggak bisa mengalahkan musuh, jadilah sekutunya. Pelajari seluk beluk dunianya, siapa tau kedepannya kamu yang akan jadi pemimpinnya.
9. Tanpa Pamrih
Belajar banyak ya dari Nenek Dal Mi ini. Tanpa pamrih dari awal episode sampai akhir. Betul-betul mengayomi dan selalu membantu dalam keadaan apapun. Bahkan membantu orang yang dibencinya. Selalu jadi rumah bagi mereka yang tidak tahu arah pulang. Mantep halmoni!
10. Belajar Dari Kesalahan
In Jae yang pernah jadi CEO sebelumnya tapi nggak punya saham jadi belajar banyak dari kesalahan masa lalunya. Dia jadi lebih matang dalam mengelola perusahaan barunya. Bersaing sehat dan percaya dengan team nya.
11. Kreativitas dan Menghargai Orang Lain
SandBox ini jadi Sillicon Valley nya Korea. Paling greget tuh SandBox ini sih. Wah keren kalo sebuah perusahaan di Indonesia dan CEO nya seperti SandBox ini. Mewadahi kreativitas anak muda, ide bisnis, keahlian yang beraneka macam. Sehingga nantinya melahirkan perusahaan rintisan. Ibaratnya makcomblang startup dan investor. Salut juga dengan sikap CEO SandBox (Bu Yoon) yang selalu menghargai sekecil apapun perbuatan/usaha orang lain, patut diacungi jempol nih. Mulai dari Ayah Dal Mi sampai Ayah Do San, diberikan kesempatan olehnya untuk bicara. Top dah!
Sekian aja deh. Udah kebanyakan. Haha. Sisanya tonton sendiri. Jadi nonton itu jangan pake hati, saling sikut kamu #team mana. Hahaha. Tapi cari sudut lain, ada banyak hal penting yang bisa dipetik!
7 Desember 2020
@janatunrahmilah
14 notes · View notes
janatunrahmilah · 4 years
Text
Sudahkah Kita Merdeka?
Sebuah tulisan dari sudut pandang pribadi untuk direnungi dan dimengerti dirinya sendiri, kini dan nanti. Mohon kepada penulis, sadarlah🙄
Tumblr media
Sudahkah kita merdeka?
Dari masa lalu yang bukan sekedar aku kamu tapi juga mereka yang sempat sedikit membuatmu kecewa. Entah itu perkataan, sikap, atau timbal balik seseorang. Mungkin ia yang sempat berkata tidak baik pada kita karna sesuatu hal. Atau bisa jadi sikap kita yang begitu pada orang lain. Sudahkah kita merdeka dalam saling memaafkan?
Sudahkah kita merdeka?
Dari keinginan yang melebihi kebutuhan. Memilih tanpa memilah. Bertransaksi tanpa berinvestasi. Hal-hal yang tidak hanya untuk kepuasan pribadi tapi juga untuk masa depan nanti. Ya, mungkin kita masih merangkak, tapi setidaknya cobalah satu persatu. Bukan berarti harus punya segala. Tapi belajar berdikari dan mandiri. Sudahkah kita merdeka secara finansial?
Sudahkah kita merdeka?
Atas hidup kita dengan orang lain. Atas segala macam perbandingan. Siapa yang lebih baik, lebih mapan, lebih tahu, lebih terpuruk, lebih sakit, lebih "ah gak seberapa dibanding aku". Kalau memang sulit untuk menghilangkan, cobalah mengurangi perbandingan baik itu positif atau negatif. Seringkali lupa, kita manusia. Tapi kita harus belajar mengontrol apa yang perlu dan tidak perlu. Sudahkah kita merdeka dari menimbang-nimbang nasib?
Sudahkah kita merdeka?
Dari banyaknya pertanyaan yang belum juga ada jawabannya. Menyerah sebelum melangkah. Mendikte setiap kemungkinan kenapa begini dan begitu. Menyimpulkan lebih dulu tanpa sabar menunggu. Padahal sedikit lagi saja, selagi kita mampu mengupayakan. Doa lagi, usaha lagi, coba lagi. Lelah? Tenang, hatimu tahu kapan harus berhenti. Sudahkah kita merdeka dari kayanya ini emang takdir deh, yaudahlah ya?
Sudahkah kita merdeka?
Atas harapan yang terlalu mengedepankan manusia dan sering lupa melibatkan-Nya lebih dulu. Mendekat dan meminta lebih dulu pada Dia yang berhak jadi yang pertama dan tidak untuk di dua. Sudahkah kita merdeka dalam menuhankan?
Sudahkah kita merdeka dari masa lalu, keinginan, hidup, pertanyaan, dan harapan? Semoga kita merdeka dari apa-apa yang ingin kita merdekakan.
Dirgahayu Negeri. Gimana hati? Semoga keduanya semakin baik apalagi di masa pandemi. Jangan gampang terprovokasi, jaga diri, jaga hati, jaga jarak, jaga iman😊
17 Agustus 2020
@janatunrahmilah
31 notes · View notes
janatunrahmilah · 4 years
Text
Perlu Nggak Sih Self Reward?
Beberapa bulan belakangan ini, saya kepikiran perihal Self Reward. Bagaimana seharusnya self reward ini? Kewajiban atau bukan? Dampak positif atau negatif? Lalu saya mencari di beberapa artikel psikologi tentang Self Reward ini. Kebetulannya, nggak ada yang kebetulan sih, hhe. Qodarullah nya, saya ikut webinar tentang Self Love, Self Talk yang didalamnya menyinggung juga tentang self reward.
Ternyata guys, dalam Psikologi ada pembahasan khusus "The Psychology of Rewarding" dan ini sangat menarik untuk dikenali. Dan ternyata, tanpa sadar saya dan mungkin teman-teman, pernah dan sedang menerapkan self reward ini loh...
Memang gunanya apa sih? Buat saya nih ini mah, memberikan hadiah kepada diri itu sebagai:
Berterimakasih pada diri.
Setelah lama bekerja keras, belajar, dan banyak menghabiskan waktu pada apa yang jadi rutinitas kita sehari-hari, tidak ada salahnya kita punya 'hadiah' untuk diri sendiri. Berterimakasih karna telah bertahan sejauh ini, selalu sehat fisik, meskipun tidak melulu sehat mental. Hha ini PR banget sih.
Bersyukur atas apa yang diraih.
Syukur atas setiap tahapan demi tahapan yang kita raih, juga rezeki yang masih saja tanpa bosan berpihak pada kita.
Menjadi hobi, pelepas penat dan stres.
Mengendalikan emosional dalam diri. Baik perasaan negatif yang sering berlama-lama diam pada diri, baik pengaruh pikiranmu ataupun ucapan orang lain. Tentu perlu ada obatnya, ya salah satunya dengan si self reward ini. Eh jangan salah loh, terlalu lama melototin laptop tuh bikin puyeng. Tapi anehnya nonton film mah enggak ya, haha. Ya karna ada emosional lain yang mempengaruhi mood kita juga.
Sebagai motivasi dalam bekerja
Ayolah, jangan terus-terusan jadi persekutan duniawi haha. Perlu juga kita membangkitkan motivasi baik dalam belajar, bekerja, ataupun tanggung jawab lainnya yang pastinya membuat diri lelah. Dan self reward ini kudu jadi motivasi kita buat lebih baik lagi dalam bekerja. Apalagi kalo self reward nya kecapai beli Macbook Pro. Wah makin semangat hahaha.
Membahagiakan diri dan sekitar.
Salah satu ciri bahwa kita mencintai diri sendiri adalah kita sudah bisa membahagiakan diri sendiri. Karna betul seseorang yang bilang, "sebelum kita membahagiakan orang lain, coba bahagiakan dulu diri sendiri". Jangan sampai lupa bahwa dirimu berhak bahagia guys. Apalagi kalo bisa bahagia bareng-bareng sama keluarga. Self reward terbaik sih itu!
Gretchen Rubin, seorang penulis buku-buku humaniora terbaik (katanya bukunya keren-keren yang judulnya Better Then Before dan The Happiness Project), dia pernah menulis begini:
If I give more to myself, I can ask more from myself. Self-regard isn’t selfish.
Semakin banyak memberi, ya seharusnya semakin banyak juga menerima. Jangan egois. Harus seimbang, kita sudah diporsir untuk hal-hal yang sifatnya 'tanggung jawab', maka berikan jeda untuk memulihkannya dengan apa yang kita senangi.
Dikutip dari https://www.jmcacademy.edu.au/ menyebutkan bahwa reward ini ada di dua macam: reward internal dan external.
Eksternal itu hal-hal yang mungkjn bisa untuk memanjakan diri sendiri misalnya: menonton, liburan, atau perjalanan singkat, makanan enak. Dll.
Internal: mengacu pada apa yang ada dalam diri kita. Seperti bersyukur atas kerja keras, bahagia ketika pekerjaan selesai, emosional, keadaan pikiran kita, atau merasa puas karna kita mendekati tujuan tertentu. ,
Menariknya menurut hasil penelitian, dalam jangka panjang reward internal itu lebih efektif untuk memotivasi belajar atau bekerja kita loh. Ini juga karna pengaruh pikiran positif yang muncul dari diri kita. Karna perasaan positif tuh penting banget kita pupuk terus.
So, what rewards work best?
Kalau kamu suka games, luangkan waktu. Nggak ada salahnya kok. Film, jalan-jalan, olahraga, atau apapun hal positif yang membuatmu senang. Dulu saya mikir, ngapain sih orang-orang tuh ngumpulin duit cuma buat beli album BTS, nonton konser, produk Apple, dan lainnya, buang-buang duit. Woow picik banget saya waktu itu. Setelah melewati serangkaian pekerjaan dan kehidupan haha, saya sadar betul. Oh itu tuh bisa saja self reward dia terhadap setiap usahanya, pencapaian, terimakasihnya pada diri. Karna itu yang saya rasakan sekarang. Ingin beli sebuah barang yang diidamkan sejak dulu sebagai self reward (alah ini mah mencari pembenaran diri guys hha)
Tapi harus tahu juga porsi, kapasitas, dan urutan prioritasnya. Saya pernah nonton seseorang yang mengilustrasikan prioritas. Ibaratnya kita nih punya wadah atau akuarium kecil, lalu punya bola pingpong sebagai prioritas utama (pekerjaan misalnya), kelereng sebagai prioritas kedua, dan pasir sebagai hobi atau kesenangan. Kalo urutan yang di masukan ke wadah tadi pasir duluan dan dengan terus-terusan, maka nggak bisa nampung semua bola pingpongnya yang jelas-jelas ini lebih penting. Mau sesibuk apapun, tenang, pasti ada celah kok untuk menyenangkan hati dan pikiran dengan porsi yang pas. Kalau bola pingpong duluan, tambah kelereng, ditambah pasir pun masih bisa masuk melalui celah-celah tadi. Begitupun dengan celah waktu yang kita punya. Manfaatkan meskipun hanya celah sedikit.
So don’t feel guilty for taking a moment for yourself after an accomplishment – it’s healthy! (jmcacademy)
Yap setuju banget, nggak boleh ya kita merasa bersalah karna meluangkan waktu untuk diri sendiri. Me time itu perlu. Apa benar-benar harus sendiri? Tergantung. Kalau self reward kamu adalah keluarga, luangkan. Mau kamu merogoh kocek berapapun, ya kalo itu membuatmu bahagia, kenapa enggak. Apalagi ketika bahagiamu melibatkan orang lain. Wah perfect ini mah!
Udahlah, kepanjangan hahaha. Ini juga sebagai pengingat kalau kamu tiba-tiba lupa diri, Tun.
Jadi, apa self reward mu? Mari wujudkan!
Cibinong, 19 Oktober
@janatunrahmilah
13 notes · View notes
janatunrahmilah · 4 years
Text
Mau Ayo, Enggak Yaudah
Di umur segini dan di zaman ini. Rasanya bagi saya udah cukup deh dengan bualan dan kata manis. Pujian dan gombalan. Untuk apa juga ngarepin yang begitu. Gak bikin tenang hati juga. Apalagi yang sama sekali belum ada ikatan apa-apa. Jadi maaf, saya terbilang cuek bebek sama tipe pria begini. (Pria = kesannya biar dewasa gitu)
Emang ada? Ada. Dengan kerendahan hati, bukan maksud sombong atau menolak kasar. Tapi sejatinya perempuan di usia matang gak butuh digombalin. Asli. Haha. Geli aja rasanya. Lebih baik saya menjauh perlahan kalau gak ada kepastian. Pikirannya udah gak mau ribet, gak mau ambil pusing, gak mau juga disibukkan sama hal begitu. Rugi aja rasanya waktu terbuang dengan orang yang belum tentu kelak bersama kita. Setdah!
Sudah pada titik fokus yang lebih serius. Tidak untuk main-main. Apalagi baper-baperan. Oh nggak deh, maaf. Lebih baik saya sibuk mengerjakan RPP, media, dll ketimbang harus meladeni. Makanya akan saya jawab seperlunya, sesingkatnya. Biar cepat kelar perbincangannya, gak mengarah ke gombal-gombalan.
Sudah pada titik. Mau ayo, enggak yaudah. Selesai.
Kejam gak sih? Enggak. Justru ini cara agar hati kita gak terombang-ambing. Bener-bener dijaga untuk ia yang nanti bener-bener pasanganmu. Makanya perlu banget kita minta dikuatkan hati untuk selalu dicondongkan kepada keridhoan-Nya.
Kalau masih ada tipe pria begini, saya balik kanan bubar jalan.
@janatunrahmilah
Cibinong, 19 Juni 2020
24 notes · View notes
janatunrahmilah · 4 years
Text
#SajakCerita: Petrikor
Bau khas tandus yang diguyur
Membawa memoar kala itu
Setengah tahun layu
Kuncup merekah di balkon rumah
Tatap dua insan saling berbalas
Akhirnya,
Sua kita seperti bumi sore itu
Saling beradu tak lagi semu
Tanah bertemu hujan
Layaknya kita
Jeda berakhir sementara
Lamat penuh makna
Tatap bahagia jua duka
"Hanya 365 hari, tidak kurang, mungkin lebih"
Angin bersiru, ombak bersabung
Memintal sabar
Merajut percaya
Hatinya meretih
Tuannya meneduhkan
Genggamnya tak lantas lepas
"Baca lagi enam larik Sapardi," bisiknya
Tentang seseorang yang harus berjarak waktu dan tempat dengan pasangannya. Lalu bertemu pun hanya untuk pamit kembali. Berat, tapi mencoba kuat. Sepanjang obrolan di temani riak hujan di penghujung Agustus. Ini bukan bulannya hujan. Setelah kemarau, ini kali pertama. Wangi seduhan kopi kalah kuat dengan petrikor (bau khas setelah hujan) sore itu. Tuan harus kembali menjadi 'abdi' di negeri sebrang. Kepulangan kedua dalam setahun, dan kembali izin untuk menahun.
Pertemuan antara keduanya seperti pertemuan hujan dan tanah untuk pertama kalinya. Baunya khas, menenangkan, menyenangkan. Bahkan menurut Psychology Today, aroma tanah ini bisa memicu emosi dan memori.
Untuk kamu pejuang LDR atau LDM, seperti kata Sapardi, dan laki-laki ini pun menyuruh wanitanya membaca "Sajak-Sajak Kecil Tentang Cinta", itu pun tahu dari wanitanya saat membacakan untuknya. Laki-laki harus bisa menenangkan, perempuan harus bisa menguatkan, begitupun sebaliknya. Selalu ada cara bagaimana memupuk rindu tanpa temu.
@janatunrahmilah
5 September 2020
9 notes · View notes
janatunrahmilah · 4 years
Text
Balas Dendam Paling Elegan
Tumblr media
Berhubung banyak yang review positif sama drakor ini, saya coba tonton Itaewon Class. Dan gimana tun?
Hmm.. Ada sedikit kesamaan sama motivasi diri sendiri. Saat nonton dan setelahnya, saya mikiiir banget. Saya cerita dulu kesamaannya.
Dulu, saat awal kuliah saya pernah di posisi sakit hati karna "diinjak" oleh kata-kata seorang teman di jurusan, yang sebetulnya saat itu kenal pun enggak karna baru ospek. Yang intinya adalah meremehkan. Empat tahun kenal, dan saya mencoba mengatur gemuruh sakit hati itu, hahaha rapih emang kalo soal menyembunyikan sesuatu mah. Dan pernah juga merasa sakit hati oleh beberapa teman pas direndahin karna golongan miskin alias anak Bidikmisi. Lucu memang hidup ini. Beberapa orang cuma menilai Bidikmisi itu beasiswa bagi si miskin, bukan beasiswa bagi si prestasi. Menganggap bahwa kita benalu. Tapi saya dan teman-teman senasib berusaha sabar, gak pernah berani macem-macem. Bukan karna gak punya nyali buat melawan, tapi saya sendiri punya cara lain untuk membalas. Waktu itu saya cuma nulis dan saya yakini dalam hati, bukan hari ini, jangan hari ini. Sabar, kamu kuat. Selalu kencangkan sabuk yang kuat, tujuan saya di sini, kuliah tepat waktu karna negara yang bayarin. Dan saya punya utang budi sama negara. Ok sip, ok skip. Btw, makasih loh sama Pak SBY berjasa banget di jaman saya. Hehe.
Lalu kemarin, dia (yang tak ingin kusebut namanya, haha canda candaaa) datang untuk minta bantuan. Boro-boro ngobrol, komunikasi di WA pun belum pernah.
Saya cerita ke ibu tentang orang ini dan saya bilang (sambil tarik napas, karna sakit hati itu sangat sangat susah hilangnya gaes), "kalau saya gak dididik dgn baik sama Mamah, mana mau bantu orang yang pernah nyakitin hati, cuekin aja, blokir sekalian. Tapi sayangnya selama ini Atun gak dididik gitu sama Mamah, Allah juga gak akan suka kalo Atun balas dgn cara yg Atun mau. Ah gimana sih Mah, gagal kan mau balas dendam hahaha"
Kata ibu yang buat saya tenang seketika dan merasa malu, syukur kalo kamu udah bisa berpikiran gitu, pembalasan terbaik atas perilaku orang lain yang menyakiti kita itu cuma ada satu cara buat balasnya, berbuat baik.
Jawaban itu nambah kekuatan banget. Sekarang ada yang nyakitin hati selalu nyoba nguatin hati, yuk balas sama hal baik apa ya.. (wooo ini tak mudah sodaraa)
Sampai pas nonton episode demi episode Itaewon Class ini, saya nangis sesenggukan. Haha aduh lebay sih. Ya, sakit hati meluap lagi. Muncul kembali setelah bertahun-tahun reda. Tapi untuk kali ini, merasa plong. Banyak pelajaran baru yg saya dapet dari drama ini.
Kau tak perlu meyakinkan orang lain soal siapa dirimu. Ya kata ini nancep banget. Iya ya, ngapain juga kita butuh pengakuan dari orang. Toh mau kita miskin atau kaya, orang gak pengen tahu prosesnya. Dan orang hanya tahu akhir dan hasil. Gak perlu juga memperlihatkan ketar ketirnya kita kaya apa di masa berjuang. Toh tiap hari juga buat saya adalah hari-hari perjuangan.
Aku tak mau goyah oleh siapapun atau situasi apapun. Aku ingin membuat keputusan sendiri dalam hidupku. Iya kadang, eh sering sih. Keputusan yang kita ambil, atas dasar orang lain. Gengsi, menuruti apa kata orang, ikut-ikutan, dsb. Bukan atas kemauan diri sendiri. Tumbang sebelum menang. Beda ya tolong tun, antara pasrah dengan menyerah. Seringnya kita menempatkan menyerah di awal.
Dan dari drama ini juga saya bisa lihat sosok dua Ayah yang berbeda karakter dan cara mendidik anak-anaknya yang beda 180°. Hasil didikan Ayah yang luar biasa akan menghasilkan anak yang luar biasa juga. Dan didikan yang salah, tentu akan menerima akibatnya. Banyak belajar juga gimana harusnya jadi orangtua yang bener, yang bisa menumbuhkan prinsip anaknya, membantu kepercayaan diri anaknya, dan saling bangga baik sebagai Ayah ataupun anak. Luar biasa banget pelajarannya. Calon Ayah dan Ayah cik sok naronton gera.
Perjuangan Park Saeroyi dari kedai kecil dan akhirnya jadi waralaba dan jadi bisnis makanan nomor 1 di Korea Selatan. Wah keren lah gila gilaaa! Yang lagi butuh semangat kudu nonton deh. Perhatiin deh, ah ini mah semuanya berjuang, tiap peran di drama ini memperjuangkan apa yang jadi tujuan masing-masing.
Ya begitulah harusnya balas dendam paling elegan. Tanpa perlu banyak tenaga untuk melawan. Mohon maaaaf banget sama teman-teman yang selama kenal sama saya dan banyak tersakiti. Gak dipungkiri kita sering gak sadar sedang melukai hati orang. Sekali lagi, mohon maaf. Mari hidup tenang dan damai. Lalu, jadi hikmah bersama.
@janatunrahmilah
Cibinong, 4 Juli 2020
14 notes · View notes
janatunrahmilah · 3 years
Text
2020
Meskipun tahun ini banyak yang pengen skip (termasuk saya haha), tapi tetap tahun ini menjadi lebih menarik bagi saya pribadi. Saya memutuskan untuk... no skip!
2020 mengajarkan banyak hal yang tadinya nggak mungkin jadi mungkin, yang tadinya nggak bisa jadi bisa, yang tadinya terpaksa jadi biasa.
Terutama dalam pembelajaran di sekolah. Dulu nggak kebayang bisa mengajar ala Binus (hahaha knp ingetnya kesini yak, karna taun lalu pernah liat iklan Binus bisa kuliah online gitu guys) eh sekarang mengalami. Termasuk juga anak-anak yang mulai terbiasa belajar daring.
Btw, pernah baca di buku psikologi, sesuatu hal bisa jadi kebiasaan kalo dilakukan lebih dari 30 hari. Dan ini udah mau satu tahun. Wajar kalo nanti bukan antusias sekolah masuk tapi malah keenakan belajar di rumah. Jangan dong ah, di rumah nggak ada kantin hahaha.
2020 juga mengubah segala aspek kehidupan. Banget banget. Perkembangan digital, teknologi, pengetahuan, lengkap sudah di tahun ini. Nggak ada tuh dulu seminar gratis, free sertifikat, tanpa snack. Hahaha. Konser virtual, foto virtual, bioskop online, dan masih banyak lagi penemuan lainnya. Cuma tahun ini inovasi itu datang bejibun. Bahkan jadi ide baru untuk menciptakan teknologi lain di masa depan.
Orang tua juga jadi lebih tau anaknya kaya apa kalo kebanyakan diem di rumah. Hahaha. Sampai capek ngingetin, ikut pusing, marah-marah juga nggak guna, ah udahlah. Tapi di sisi lain, ada ikatan kuat antara orang tua dan anak yang terjalin selama pandemi. Ikatan emosi makin bertambah. Emosi apapun, positif dan negatif haha. Semoga positif dong. Makin cinta.
Anak-anak juga makin paham bagaimana kesibukan orang tua di rumah. Mereka juga ikut terlibat dalam diskusi keluarga, emosi keluarga, belum lagi dampak covid untuk keluarganya masing-masing. Tentu tiap rumah punya cerita berbeda. Suka dan duka makin terasa. Mungkin ada juga yang melihat dan membantu langsung proses pekerjaan orang tuanya. Nggak apa-apa, itu semakin menyadarkan bahwa capeknya kita belajar, belum ada apa-apanya dibanding orang tua yang bekerja.
2020 bukan akhir. Kita masih terlalu muda untuk menyerah. Semoga 2021 semakin baik dalam segala aspek kehidupan. Siapkan resolusi terbaikmu.
Tulisan terakhir di tahun ini. Bagaimanapun terseoknya, terima kasih 2020 :)
30 Desember 2020
2 notes · View notes
janatunrahmilah · 4 years
Text
#Sajakcerita: Cela Orang Dewasa
Malam itu nanar membisu
Kalang kabut terpukul atas mimpi-mimpi kecilnya
Ia terbawa cerita dunia, "Semua baik-baik saja"
Dewasa menjelma tak lagi merekayasa
Sirna, mimpinya
Risau, candanya
Tak bisa memutar, "Bertahan sebentar saja"
Harap lamat-lamat pada titah bertahan
Menyisih dari ketakutan
Melangkah tak tahu arah
Pucuk layu disiram hujan
Mimpinya sederhana, wujudnya banyak rupa
Ia baru dalam cela orang dewasa
Sebab tak semua takdir bersabda: "Ya, baiklah"
(Seperti anak kecil pada umumnya yang berharap lebih pada kata-kata orang dewasa. Lantas kecewa saat ia dewasa. Ternyata tidak semua mimpi kecilnya terwujud seluruh, yang ada malah luruh. Ia kecewa bukan pada mimpinya. Tapi pada dirinya yang tak mencari tahu bahwa dewasa itu banyak rupanya)
@janatunrahmilah
1 September 2020
6 notes · View notes
janatunrahmilah · 4 years
Text
Juni
Bagiku, bulan Juni itu bulan yang teristimewa dari deretan bulan di kalender. Bulan lahir dan juga bulan penuh kesan dari beberapa kejadian di tahun-tahun sebelumnya. Semua bulan itu baik, tapi selalu merasa beruntung ketika memasuki bulan ini. Selalu ada banyak syukur dan hikmah yang membersamai.
Juni seringkali menjadi awal dan akhir dari sebuah perjalanan, bisa juga kelak menjadi tengah. Menjadi ajang perhelatan waktu yang terbatas dan saling tukar pikiran antara diri dengan diri. Merefleksikan setiap apa-apa yang sudah terlewati dan mengumpulkan tenaga untuk setengah tahun berikutnya.
Bukan hanya tenaga, kamu juga perlu hati yang lapang atas apa yang belum tercapai. Pikiran yang luas atas apa yang belum terukur. Dan tentu semakin sadar bahwa perjalanan bukan sekedar capaian dan ukuran.
Selamat bulan Juni, semoga hal-hal baik menyelimuti hari, bulan, tahun, dan seumur hidup.
Bandung, 1 Juni 2020
9 notes · View notes
janatunrahmilah · 4 years
Text
Ternyata Ada
Tumblr media
Ternyata ada beberapa hal bahkan banyak yang tidak bisa kita ungkap dikhalayak ramai. Misalnya, kita nggak bisa cerita detail perjuangan kita menuju satu titik tertentu dari A-Z. Membuat orang-orang paham kalau kita ini pernah gagal berkali-kali. Pernah terpuruk sampai pada titik paling buruk. Sama sekali nggak bisa. Dan untuk apa juga. Toh hanya kita yang merasakannya. Tanpa perlu melibatkan banyak perasaan orang lain. Orang lain sudah terlalu sibuk dengan urusannya sendiri, tak perlu lah ditambah harus memaksakan paham atas masalahmu. Egois sekali kamu.
Ternyata ada beberapa hal yang harus kita simpan rapi sendiri. Menutupnya rapat, tanpa perlu membukanya sesekali pada mereka. Sekalipun percaya, tetap ada batas. Cukup kita yang amati pada bagian mana terasa sakit. Kita juga yang tahu obat penenangnya. Hilang? Tentu sulit, yang ada hanya perlu menenangkan. Lupa? Jelas nggak mungkin. Karna bagaimanapun, kita terlahir dari masa lalu juga masa depan.
Ternyata ada beberapa hal yang tak perlu kita ikut campuri lebih jauh. Seperti terlibat masalah orang lain, memberi solusi lebih intens, membahasnya berkali-kali, atau.... memaksakan peduli. Lagi-lagi ada barier yang tak perlu dihilangkan.
Ternyata ada beberapa hal yang tidak harus kita pahami seutuhnya. Cukup tahu, tanpa ingin menggelutinya. Bukan menyerah, hanya saja kita tahu atas kemampuan. Kita akan menghabiskan banyak waktu pada apa yang kita sukai. Tidak salah. Karna memaksakan pun hanya akan memupuk penyesalan di masa depan.
Ternyata ada beberapa hal yang tak perlu kita dengar perihal siapa kita dari sudut pandang orang lain. Seolah kita adalah milik mereka dan kita akan menjadi apa yang mereka mau. Jangan. Kamu adalah kamu dengan dirimu, dan hanya kamu yang tahu seperti apa dirimu. Untuk apa juga menjadi bagian dari mulut orang lain.
Ternyata ada beberapa hal yang harus kita selesaikan sendiri. Bukan berarti anti sosial. Justru karna kamu tahu kapasitas dari masalahmu. Tanpa perlu melibatkan solusi orang lain, yang ternyata tidak betul-betul bersolusi, dan kembali pada dirimu sebagai penentu dan pengguna solusi.
Ternyata ada beberapa hal yang tidak bisa dipahami dari sifat orang lain. Menyebalkan, buat risih, tidak nyaman dan lainnya yang sebetulnya bisa jadi kamu pun begitu di mata orang lain. Kita tidak bisa terus-terusan membuat nyaman orang. Kita hanya perlu membuka pikiran, melapangkan ego tanpa perlu memaksakan nyamanmu. Kita juga bisa menghindar tanpa menyakiti secara lisan dan perlakuan. Tentu kamu yang lebih tahu bagaimana baiknya.
Ternyata ada beberapa hal yang tidak bisa kita miliki sekalipun kita berupaya lebih dan lebih. Jangan khawatir, kamu tidak sendiri. Karna apa yang kita upayakan, belum pasti kita dapatkan. Dan ketika dapat pun, belum tentu membuat hatimu tentram. Kamu seringkali tidak sadar, yang dimiliki sekarang adalah apa-apa yang diupayakan orang lain. Berkali-kali lipat ikhtiar, dan akhirnya harus kembali tegar.
Ternyata ada. Selalu ada. Pada setiap sudut ruang hidup, kita dijejali banyak hal. Menerima, membuang, menyaring. Dan hanya kita yang bisa memilahnya.
@janatunrahmilah
Cibinong, 5 Oktober 2020
6 notes · View notes
janatunrahmilah · 4 years
Text
#Perduitan: Belilah Apa yang Kamu Perlukan
Sebenernya udah lama pengen berbagi tips ini. Karna saya termasuk yang telat dalam pola pikir mikirin duit. Gak mau ribet, udah aja kaya air mengalir. Tapi gaes gitu banget juga ternyata salah. Makanya saya coba testimoni apa yang saya terapkan. Lah gimana wkwk. Yang bikin sendiri, yang testi sendiri. Oke tanpa capcicup!
Alhamdulillah setiap bulan ada rezeki yang Allah titipkan ke saya lewat gaji. Ini beberapa tips dari saya yang siapa tau bisa manfaat nih buat teman-teman, khususnya yang baru di dunia kerja dan pengen belajar ngatur keuangan. Apalagi yang masih jomlo. Wowowow.
Jujur, sampe beberapa tahun bekerja, saya belum bisa nabung kaya orang-orang. Haha. Sebel kan?! Tapi saya bersyukur bisa 'banting setir' dari tabungan ke 'apa yang saya perlukan'. Sebelum bahas, tolong kerahkan ini dalam dirimu:
1. Tekad
Tekadkan dalam diri, kamu harus mandiri. Mau orang lain panjang lebar ngasih tips juga percuma, kalo kita nggak mengazzamkan diri. Eaa.
2. Tidak Mengandalkan Orang Lain.
Berusahalah buat nggak tergantung orang tua. Kalo mepet, nah baru. Akadnya juga kudu jelas. Kalo minta ya minta, hutang ya hutang. Tapi kadang suka dianggap lunas ya haha. Ah dasar ortu hhu.
3. Bulan Kategori
Ini yang bakal saya bahas cukup panjang. Jadi setiap beberapa bulan, saya coba list bulan kategori. Apaan tuh? Gini. Dalam setahun, ada beberapa bulan yang saya bagi untuk memenuhi kebutuhan. Setelah menyisihkan untuk bayar hutang, zakat, dan sedekah, pastikan untuk membagi seperti ini.
a. Bulan Pakaian
Di bulan ini, misal Januari. Adalah bulan yang kamu peruntukkan untuk beli pakaian, tas, sepatu, kerudung dll, penampilan juga perlu gaes dalam menunjang pekerjaan.
b. Bulan Makeup
Di bulan ini, misal April. Adalah bulan yang kamu tunggu banget. Hahaha. Ya bulan make up, dimana kebutuhanmu sebagai wanita harus terpenuhi juga. Ya sekedar beli yang kamu pakai dan sesuai kebutuhan.
c. Bulan Rumah Tangga
Di bulan Juli misalnya ya. Ini bulan RT, kamu bisa mengatur uangmu buat beli perkakas yang diperlukan sepeti kasur, lemari, alat masak, dll. Karna kebetulan saya kost, dan barang-barang gak ada yang bawa dari ortu, kembali lagi ke tekad. Itu tekad saya dari pertama kerja (gak boleh bawa apa-apa dari ortu). Kamu? Ya atur sendiri aja baiknya gimana hhe.
d. Bulan buku dan ATK
Nah selain bulan aneh-aneh di atas itu hahaha. Kita lanjut ke Oktober. Di bulan ini, saya beli buku yang udah di list di note hp, kira-kira mau beli buku yang mana dulu dengan budget yang udah ditentukan. Biasanya sekalian dengan ATK.
Nah ingat ini. Priority kamu dimana.
Tumblr media
Hal-hal lain diluar itu ada? Pasti ada. Kebutuhan service motor dan lainnya, dan sering banget ada kebutuhan mendadak di luar kategori itu. Sisanya atur-atur. Kalo mendesak beli di luar bulan kategori gimana? Ya lo atur lah. Coret list barang yang udah kebeli. Tiap beberapa bulan, harus ada yang bertambah. Meskipun cuma 1-2 barang. Dan perhitungkan juga dengan kebutuhan keluarga. Itu cuma tips sederhana dari saya yang belum bisa ngatur duit dengan baik, lama kelamaan kita bakal expert kok. Tanpa perlu belajar dari orang lain pun, kita bakal 'nyadar' sendiri kemana larinya duit dan 'harusnya kemana'. Kita akan belajar 'taubat' dari apa yang kita belanjakan sebelumnya haha. Oh ternyata beli ini tuh gak penting, harusnya ini dulu. Yaaa begitulah kerasnya dunia😂.
Segalanya bisa disesuaikan, gak perlu juga kudu sama. Kamu yang tau kebutuhanmu. Kamu juga bisa nambah kategori lain.
Satu lagi deh. Saya biasa pakai apk Money Lover buat ngatur list debit kredit, bisa tau juga sisa hutang hho. Biar nyaho tuh duit larinya kemana. Dan biar kamu gak bilang, duit kemana ya, cepet banget abisnya🤣. Nah apk nya cari aja di google play. Sekian dan terima gaji. Moga manfaat❣
Tumblr media
Semoga dengan kebiasaan baik yang kita bangun ini, bisa melahirkan sesuatu yang baik lainnya. Harapannya sih bisa terpenuhi kebutuhan dan juga menabung perlahan. Tapi juga butuh pengorbanan. Semangat!
Eh sebenernya nulis begini tuh nampar diri sendiri, diingetin, suruh baca lagi kalau nanti khilaf dan kalap😂
Cibinong, 29 Juni 2020
@janatunrahmilah
3 notes · View notes
janatunrahmilah · 4 years
Text
WFH #3: Cerita Orang Dewasa
Kadang, saya terlalu lelah untuk memikirkan mimpi-mimpi orang dewasa yang berawal dari duit berujung dengan duit juga. Semakin kesini, bukan berarti nggak ada tujuan ya. Tapi semakin matang aja, ya semoga. Semakin gampang buat memilah mana kebutuhan mana keinginan, meskipun harus dipaksakan dan dipatahkan berkali-kali, karna suka lupa diri. Ya lagi-lagi kamu orang dewasa, yang dalam memilih pun gak boleh salah. Ah kata siapa? Kadang kita seperti remaja.
Saat ini saya menjalani banyak mimpi tapi hanya berani mewujudkan beberapa mimpi. Merombak total malah. Kebanyakan. Pusing. Lalu hapus! Kenapa? Kamu nggak PD sama mimpimu? No! Kamu akan tahu saat menginjak dewasa. Ternyata mimpi masa kecilmu itu belum matang. Belum digodog kehidupan. Belum menakar ini dan itu. Belum juga mengukur panjang, lebar, tingginya yang tidak setara di kemudian hari. Lalu menyerah? Bukan juga. Ini seperti menerima. Menerima atas apa yang sudah didapat, lalu menerima atas tujuan yang terlalu kejauhan.
Pikiran remaja sebelum bekerja dengan dewasa karna usia ternyata sangat jauh berbeda levelnya. Begitupun dalam membereskan mimpinya. Dulu, menuliskan penuh sebuku-buku dengan deretan mimpi. Sekarang hanya bisa seperti ini: saya ingin satu barang lalu mengumpulkan uang dan membelinya. Yes misi selesai! Selalu berulang, saya ingin satu mimpi ini nih, ayo wujudkan. Sesederhana satu persatu terwujudkan. Tidak banyak menuliskan, lantas kecewa dengan sedikitnya coretan. Terus aja di lingkaran resolusi tanpa aksi. Dari situlah, saya mulai mikir.
Apa ya namanya? Realistis mungkin. Ya itu kali, saya nggak tahu apakah ini baik atau tidak secara manusiawi, psikologis, dll. Yang pasti saya nyaman dengan cara seperti ini. Tidak harus sama perlakuannya, mungkin kalian masih menuliskan banyak catatan mimpi? Bagus. Lanjutkan!
Setiap orang punya cara yang tak harus sama dengan orang lain. Tetap jadi dirimu, percaya kamu mampu, dan yakin Allah bantu❤️
Cibinong, 14 April 2020
@janatunrahmilah
6 notes · View notes
janatunrahmilah · 4 years
Text
Kalo Punya Mimpi, Ya Kudu Yakin!
Beberapa bulan gak baca buku rasanya hampa gaes. Haha. Lebay lu!
Sejujurnya paling gak bisa baca buku cepet-cepet, kecepatan membaca saya masih kaya siput. Dan hari ini bikin rekor! WOW! Baru selesai baca buku UNLIMITED YOU karya Wirda Mansur.
Tumblr media
Aje gileee ini buku nampol banget. Targetnya mungkin buat remaja, ABG, tapi gue yang remako (remaja kolot) wkwk. Ketampar abiiizzz!
Curhat dulu. Baru semalem kebangun terus doa kejer sama Allah. Minta satu doa yg menyeluruh, bukan karna sekarang merasa kurang. Justru karna saya ngerasa apa-apa dikasih mulu sama Allah. Dimudahin segalanya, meskipun ADA SIH MASA TERSULIT dalam hidup. Pasti! Ya tapi gak seberapa dibanding kesulitan orang lain. Yang diuji dengan begitu banyak rupa. Dan bukan hak saya buat bandingin setiap ujian yang Allah kasih buat hamba-Nya. Dia Yang Maha Tahu, sedangkan saya gak tau apa-apa. Saya cuma minta satu doa doangan, tapi gatau kenapa kejer. Udah lama gak curhat depan Allah kali, so sibuk sama dunia, ya begitu. "Ya Allah toloooong banget bimbing saya, dalam keadaan pegimanapun, tolong tegur kalo salah, ingetin kalo salah, dan kasih petunjuk ke saya jalan kebenarannya. Saya gak bisa ngadepin dunia sendiri kalo tanpa-Mu. Saya juga gak bisa ngarepin manusia buat bantu segala hal, saya pengen mulai segalanya dari Engkau dan kembali kepada Engkau. Sebelum minta tolong orang, tolong ingetin saya buat minta apa-apa ke Engkau dulu Yang Maha Segalanya".
Sampai kemarin, gak tau kenapa tergerak beli buku Wirda Mansur. Ni anak emang kece banget sih. Apalagi cara dia nyemangatin anak muda.
Baru baca beberapa halaman, wah gila gila. Gak berhenti! Terooos saya baca sampe tuntas. Masa ini buku kebilang rame dan asyik, tapi di beberapa halaman bikin saya nangis, sampe bawa tissue wkwk. Lebay? Saya gak ngerasa gitu. Justru ini jawaban doa yang pengen banget dibimbing Allah kan, ditegur sama Allah. Ya ini terjawab doa lu!
Ini buku ke-5 nya, dan pengen punya semua sih. Ntar ya Wir, kalem. Haha. Saya termasuk yang ngikutin dia, Ayahnya, dan keluarganya. Ademers aja gitu liatnya. Apalagi, liat UYM yang bisa dibilang BERHASIL jadi panutan buat anak-anaknya. Kalo dari Ayahnya, saya ngikutin dari dulu di TV, ini ustadz kok ngajak sedekah mulu sih, haha, sampe saya penasaran, dan ngikut kajiannya, ngamalin dikit-dikit, sampe sekarang. Suka iri liat kehangatan keluarga mereka. Iri bilang bos! Wkwk
Buku ini tentang motivasi membangun dan mewujudkan mimpi. Gaya bahasanya enak bener, kaya diajak ngobrol aja, seolah Wirda depan muka lagi nasehatin. Wkwk serius eh asli.
Yang suka dan emang lagi saya cari ada semua di sini. Tentang gali potensi, raih mimpi-mimpi, ilmu yakin ke Allah, selalu positive thinking sama Allah (yang ini nih pooool bgt, karna ngerasa lagi banyak khawatir sama hidup, lupa kali ya Tun lo punya Allah). Ah banyak deh pelajarannya. Gak mungkin saya tiba-tiba nangis gak jelas, kalo bukan ada 'apa-apa' sama buku ini! Ih ngeri dah, baca aja ndiri rasain sama kalian, energi positif dari buku ini nyampe banget ke lubuk hati terdalam.
Seusia saya yang udah tuwir aja, nih buku cocok. Apalagi buat kelean nak remaja yang unyu. Cocok syekalee. Jangan salah, mimpi tuh gak mandang umur. Umur segini aja, 27 tahun (noh gue sebut wkwk), saya masih proses dalam membangun banyak mimpi. Gak apa-apa, kata Wirda juga, gedein mimpi lo sekaligus gedein juga doanya, sedekahnya, shalawatnya, dzikirnya, sunnahnya. Dream big, pray bigger.
Dan lucunya, di setiap beberapa halaman ada pertanyaan yang kudu diisi, saya ikutan isi. Contoh, apa kemampuan yang ingin kamu asah tahun ini?
Dijawablah di kertas, ditulisin, pengen bisa masak, nulis terus di Tumblr, ngafal juz lain jangan mentok mulu di Annas, belajar nabung dan investasi. Ceilah gayanyaaaa😂
Asli, seseru ini ya baca bukunya. Baru kali ini baca buku, yaaaah yaaah kok udah tipis lagi aja sih, kan masih mau baca. Wkwkwk shombong amat, so asik lu.
Beberapa quotes yang saya suka dari buku ini. Saya fotoin, mudah-mudahan Wirda ngizinin nih.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
NB: Hati-hati. Baca buku ini menyebabkan semangat membara meraih mimpi, pengen baca buku Wirda lainnya, tambah yakin sama Allah, tambah percaya diri, tambah rajin ibadahnya. Aamiin semoga yang baek-baek. Makasih ya Allah bimbing saya beli buku ini, thankyou Wir udah nulis buku sekece ini. Apapun hajat lo semoga terkabul, doain yang baik-baik juga buat gue.
*dih kepedean banget Wirda bakal baca, yee siapa tau kan, Kun Fayakun!
@janatunrahmilah
Cibinong, 19 Juli 2020
5 notes · View notes
janatunrahmilah · 4 years
Text
Terima Kasih
Semakin melangkah jauh, semakin banyak hal-hal baru yang kamu temui, kamu coba, kamu rasakan. Kamu telaah, baik buruknya. Beberapa kali menemui persimpangan, beberapa kali juga meragu atas pilihan. Apa benar ini takdir Tuhan? Antara memastikan, mengira, dan belajar menerima. Antara ketiganya pun masih menebak-nebak.
Seringkali mempertanyakan atas apa yang sudah terlewatkan. Padahal sudah terjadi. Hanya ingin memastikan semua baik-baik saja. Lalu mengira apa yang terjadi setelahnya adalah efek dari perlakuan sebelumnya. Lantas belajar menerima apapun hasilnya, baik buruknya, mudah sulitnya, karna tidak ada lagi pilihan untuk mundur. Yang ada hanya, yuk melangkah!
Memang, melakukannya tidak semudah menuliskan ceritanya. Tapi orang tua kita menjadi bukti akurat bagaimana mereka berjuang, melepas ego hanya untuk kepentingan bersama.
Untuk diri ini yang mau-mau saja diajak terombang-ambing, diajak pelesiran tanpa arah, bahkan diajak pesimis. Terima kasih. Pikiran-pikiran negatif yang menakutkan, ternyata bisa selesai saat dikerjakan. Lagi-lagi karna takut berlebihan yang mengurung keberanian. Tak perlu terbebani untuk terus berpikiran positif. Ada saatnya pikiran negatif itu membantumu untuk tetap waspada. Tidak terlalu berharap pada orang lain, pada mimpimu, atau usahamu. Kita juga harus bisa mengukur kemampuan. Sejauh mana kita bisa melampauinya, jangan juga terlalu yakin atas dasar gak ada yang gak mungkin di dunia ini. Belajarlah menambahkan kata, gak ada yang gak mungkin buat Allah kalo usaha kita udah pol!
Untuk kali ini, esok, dan seterusnya.
Cibinong, 3 Juni 2020
-Setelah rehat sejenak PAT Online yg luar biasa menguras energi-
2 notes · View notes
janatunrahmilah · 4 years
Text
Hati-Hati Menyakiti
Pernah gak sih dimintain tolong sama orang yang dulu gak mau tau tentang kamu. Nanya aja gak pernah, ngobrol apalagi. Tiba-tiba hari ini dia menyapa ramah. Sontak curiga. Oh ternyata. Firasatku betul adanya. Ada maunya...
Okelah kalo sekedar 'gak mau tau tentangmu'. Ada lagi yang lebih pahit. Dia pernah membuatmu kesal, kata-katanya pernah menyakiti, sikapnya sungguh menyebalkan. Lalu sekarang datang membawa bungkusan. Oh sorry ternyata tidak.
Gedeg nya kaya apa. Yayaya aku tau. Sangat tau. Dari sinilah setan berbisik, sombong yuk! Lalu malaikat bilang, apa yang akan kau sombongkan hei manusia? Sesungguhnya kau hanya setetes mani. Gajadi deh, iya iyaa.
Kalo jalan aja nih papasan, memicingkan mata. Ah pernah liat banget. Ngeliat jelas. Udeh ala sinetron kamseupay. Haha. Kadang nih. Tapi gak terucap wkwk. "Dih giliran ada maunya, lo sok baik sama gue. Kemaren lo hina-hina gue". Cuma selebihnya hanya bisa senyum dan ketawa sendiri saat dia chat. Mungkin aku yang dulu bukanlah yang sekarang. Ha! Kalo berhadapan di umur 20an mungkin bisa ngomong gitu. Sekarang udah malu sama umur. Damai aja deh. Kalo aku begitu, childish banget. Karna aku tau diperlakukan begitu tuh gak enak, ya usahakan kita gak kaya gitu.
Tapi untungnya roqib atid terbayang-bayang dalam pikiranku. Haha. Baik akan ku bantu sebisanya, meskipun luka hati ini masih aja membekas. Aku jabanin dia nanya apapun, minta file ini itu, biar malu sendiri. Eeeh ikhlas ikhlas. Tapi org ikhlas tuh biasanya gak banyak ngomong ikhlas tun. Hm baiq.
Jadi pelajaran berharga juga sih buatku, boleh jadi akupun pernah begitu yang tanpa sadar sudah menyakiti secara verbal dikarnakan kecongkakan, kepongahan, kejulidan, dan kebodohan memandang rendah orang lain. Btw, kita gak pernah tau loh nasib seseorang 10-20 tahun ke depan. Boleh jadi, yang dulu kita sakiti, adalah orang pertama yang bantu kita disaat sulit. Boleh jadi, yang dulu bawahanmu adalah yang nanti jadi atasanmu. Boleh jadi, yang dulu gak pernah kamu lirik adalah orang yang kini menarik. Eeh sok jadi kadinya.
Akan sangat nyaman kan kalo kita saling bantu dalam ikhlas bukan karna keterpaksaan atau kasihan. Tapi betul-betul empati terhadap teman. Dan membangunnya harus dari dua kubu yang sama-sama baik. Maka terciptalah pemberian dan penerimaan yang terrrbaik.
Aku yakin, kita akan berusaha lebih baik kepada teman yang pernah berbuat baik.
Pelayanan kita dalam menjawab setiap tanya pun pasti detail rinci dan tulus. Karna sambil ngetik balas chat, sambil nostalgia kebaikannya. Makasih ya kalian yang selalu baik dari dulu, sekarang, dan semoga selamanya. Aku sayang kalian karna Allah juga pasti sayang kalian.
Hati-hati menyakiti. Mohon maaf bila ada yang terlanjur tersakiti ya. Aku traktir goyobod Bandung deh. Biar hatinya segerr kembali. Kiw.
(tulisan ini ditujukan untuk penulisnya, agar dibaca kembali di kemudian hari dan tetap waras)
Cibinong, 6 Januari 2020
@janatunrahmilah
9 notes · View notes