MENIKAH ITU MEMANG UNTUK MEREKA YANG SIAP
SIAP ITU BUTUH ILMU YA!
Enggak kerasa sebentar lagi pernikahan gue dengan suami sudah mau memasuki usia 3 tahun. Belum apa-apa memang, masih seumur jagung, tapi sudah banyak nano-nano yang dirasakan oleh kami. Alhamdulillah.
Sebelum gue memutuskan untuk menikah, ada banyak nasihat yang gue terima dari teman-teman ataupun saudara dekat bahwa pernikahan itu adalah gerbang permulaan, gerbang dimana kita mulai harus belajar kembali. Belajar memahami diri, belajar memahami orang lain, belajar sabar, belajar mendewasakan diri, belajar memilah ego, belajar menerima diri, menerima orang lain, dan belajar segalanyaaaaa. Karena emang sebanyak itu gaes proses belajar dalam sebuah pernikahan wkwkwk. Totally true, bahwa pernikahan itu adalah tempatnya kita belajar semua hal yang (mungkin) belum pernah kita pelajari secara serius sebelum terjun ke dunia pernikahan. MasyaAllah, semoga Allah SWT berkahi selalu pernikahan kami dan juga pernikahan kalian, bagi yang sudah menikah.
Gue menulis ini sebenarnya bukan untuk memberikan wejangan bagi yang belum menikah, karena mungkin gue jauh dari kata mumpuni dan berpengalaman, ya baru juga seumur jagung. Tapi karena gue dikelilingi teman-teman yang masih single dan banyak juga yang sering bertanya:
"Gimana lo bisa yakin untuk menikah?"
Jadi gue mau sharing beberapa insight aja terkait pernikahan yang menurut gue penting perlu diperhatikan dan dipersiapkan bagi kalian yang terpikir mau nikah atau bahkan sedang mempersiapkan pernikahan. Karena, kalo soal yakin mah tiap orang beda-beda gaes. Somehow, kita enggak minta diyakinkan, tapi yakin itu Allah datangkan sendiri, karena Allah tahu memang waktunya sudah tepat untuk kita.
Barangkali hal-hal yang gue akan tulis ini bisa membantu mereflesikan diri kita kembali bahwa pernikahan memang perlu diluruskan niatnya hanya untuk Allah SWT (note to my self). Supaya apa ... supaya selalu siap dalam menghadapi apapun dalam perjalanan pernikahan. Karena, percayalah bahwa pernikahan itu lebih dari sekedar pesta pernikahan semata. Mikirin perayaan nikahnya emang pusing dan harus disiapin, tapi dunia setelah pesta pernikahannya selesai justru yang harus lebih dipersiapkan. Butuh ilmu untuk itu, ilmunya juga enggak semudah mengangkat jari telunjuk dalam praktiknya, dan ilmunya juga enggak sedikit, tapi banyakkkk baaaangeeeet gaesss, praktiknya juga sepanjang kita menjalani kehidupan rumah tangga hehehe. Maap ya kalo sok tua, tapi emang begitu gaes, tanya aja emak bapak kalian yang udah puluhan tahun mengarungi lautan rumah tangga.
Menikah Jangan Hanya Mikirin Pestanya!
Banyak diantara kita yang pusing dengan hal-hal materi saat menuju pernikahan dan bahkan takutnya justru saat materi belum siap. Belum punya rumah, belum punya duit banyak buat pestanya, belum punya mobil, belum punya pulau, belum punya negara,dan belum punya materi yang lainnyaaaaa. Ya enggak sepenuhnya salah sih, cuma mungkin jangan sampe fokus hanya ke hal-hal materi yg sebenernya masih bisa di cari dan jelas tolak ukur kesiapannya. Misal nih kita mau nikah, butuh uang sekian untuk pesta pernikahan sekian, artinya hal-hal materil itu bisa kita ukur dengan estimasi yang mendekati pasti karena sifatnya mereka memang bisa diukur dengan andal, kita akhirnya bisa dikatakan siap menikah saat uang kita mencapai plan pesta pernikahan yang diinginkan tadi. Jelas parameternya. Tapi ngomong-ngomong soal pesta pernikahan, mau kasih tips sedikit, kita harus punya sikap menghadapi pesta pernikahan yang kita mau seperti apa, jangan sampe menyita pikiran lebih dominan daripada hal-hal lain yang lebih penting. Apalagi yang selama ini ada tuntutan dari orang tuanya harus begini, harus begitu, harus ngundang ini, ngundang itu. Okesip, gue yakin itu pasti pusing. Tapi gaes, maksud gue jangan sampai fokus kesitu aja, harus bisa juga mengedukasi keluarga terutama terkait hal ini. Karena, kita loh yang akan mengarungi rumah tangga ini ke depannya. Urusan yang non-materil, atau non-moneter kali ya bahasanya wkwkwk yang sifatnya juga jangka panjang bahkan daily problem, yg enggak kalah penting, bahkan harusnya lebih penting daripada urusana moneter tadi. Urusan setelah menikah itu akan jauh lebih memusingkan kalo enggak dipersiapkan juga. Bagi yang belum menemukan calon, yuk ubah mindset jangan cuma mikirin uangnya aja buat ngelamar dan nikahin anak orang, apalagi laki-laki, karena urusan setelah menikahnya anda butuh lebih banyak persiapan, kan lo calon pemimpin! Siapin ilmunya juga dong, bos! hehehe
Siapin ILMU untuk mengarungi rumah tangga juga salah satu hal penting dan paling penting!
Satu, ikut kajian pra nikah, bahkan kalo bisa ikut sekolah rumah tangga juga, minta calon pasangan juga ikut. Enggak perlu kajian bareng, ya di tempat masing-masing aja, tapi sama-sama menyimak materinya.
Dua, ikut juga kelas parenting dan kehamilan, kan kalian calon orang tua toh, enggak perlu deep, ya akan better kalo deeply, but at least basic you understand. Kalo deeply, mungkin nanti after sudah bersama dia dalam satu atap juga bisa. eeaaak.
Tiga, ikut juga kelas edukasi seks menurut islam tapi ya. Ini sering dianggap tabu, but very important gaes, apalagi kita orang yang baru akan terjun ke dunia tersebut secara halal ya kan ya dong. Hal ini enggak bisa dianggap tabu lagi, karena ini pun butuh ilmu sodara sodari, serius gue enggak boong sangat penting untuk mengarungi kehidupan rumah tangga, harus di take noted!.
Empat, belajar mengenal otak laki-laki dan otak perempuan juga ini penting sekali, supaya bisa saling memahami, jadi enggak mudah berasumsi nantinya tentang apa yang dirasakan dan dipikirkan pasangan kita. Apalagi perempuan, sangat butuh terkait ini, taulah ya kadang perempuan itu lebih pinter berasumsi tentang pasangannya dan hal lainnya wkwkwk.
Lima, perbanyak baca buku serba-serbi ibadah dalam pernikahan, adab pernikahan, dan sebagainya.
Enam, belajar manajemen keuangan rumah tangga. Ini bahasan soal duit ya. Tapi titik beratnya bukan di uangnya itu sendiri, tapi bagaimana uang dalam rumah tangga harus dikelola. Uang itu sensitif, ga terkecuali dalam rumah tangga. Makanya perlu ilmu juga toh. Belom lagi belajar komunikasi soal keuangan dengan pasangan, itu lain hal lagi itu, ilmu yg lain lagi.
dan masih banyak lagi......
Serius gue, konsep pesta pernikahan ya penting sih, materi juga penting, tapi bukan satu-satunya yang terpenting. Tapi soal ilmu, ini jauh lebih penting dan seringkali banyak ke skip sama orang-orang yang merasa sudah siap utk menimah, jadi jangan dilupain ya.
Sekenal Apapun Kalian dengan Calon Pasangan, Pasti Ada yang Belum Kalian Kenal!
"Gue udah tau bgt calon gue, jelek dan baiknya dia, gue yakin bgt sama dia!"
Ada beberapa orang di sekitar gue yang akan menikah, mengutarakan hal tersebut. Tapi, menurut gue pribadi, percayalah saat kita sudah menikah, akan ada ... at least satu hal aja yang kalian baru akan tahu tentang pasangan kalian, saat kalian sudah menikah, sudah satu rumah dan sudah satu kamar dengan dia hehehe. Karena ... please atuhlah, kalian itu berasal dari latar belakang keluarga yang beda, selama ini kan enggak pernah satu rumah, apalagi satu kamar, referensi kalian pun beda toh, budaya keluarga kalian juga berbeda, jadi harus siap juga menghadapinya. Makanya jangan merasa paling tahu dengan calon pasangan sebelum beneran nikah, harus ditanamkan mindset bahwa kita dan calon pasangan itu adalah dua manusia yang pasti beda, jadi mau enggak mau harus siap-siap dengan perbedaan apapun yang akan dihadapi antara kita dengan pasangan nantinya. Ilmu kontrol diri, belajar dewasa, meredam ego, perbedaan otak laki-laki dan perempuan dan belajar komunikasi yang efektif dengan pasangan sangat kepake sekali saat menghadapi masalah macam begini.
Menikah itu Berarti Siap Menerima!
Menerima yang dimaksud bukan hanya menerima diri pasangan loh ya, tapi juga menerima apapun yang membersamai pasangan. Keluarga besarnya, budaya keluarganya, pola pikir keluarganya, referensi keluarganya, bagaimana keluarganya bersikap, dan semua hal yang membersamai pasangan kita itu perlu sekali kita terima. Kenapa terima doang??? >>> sebenarnya bukan hanya terima aja sih, tapi karena sebuah penerimaan itu adalah sesuatu yang kita perlu lakukan di awal secara sadar dulu, sebelum masuk ke tahap mindfulness (eeeaaakkk). Saat ada perubahan ataupun perbedaan yang kita temukan akan mengganggu tatanan kehidupan kita, otak kita perlu dibantu untuk menyadari dulu perubahan dan perbedaan tersebut, sampai akhirnya otak kita menerima semua itu, barulah setelah itu otak kita bantu untuk menyusun ulang strategi dan mapping ulang gimana menghadapi semua perbedaan dan perubahan itu (kata seorang pakar psikologi pada saat gue ikut seminar, gue lupa lagi namanya siapa, maap wkwkwk). Karena pastiiiii bgt ada perbedaan yang kita temukan antara apa yang kita bawa dan apa yang pasangan kita bawa. Enggak sedikit loh, hal kaya gini kalo enggak bisa dilewati, bisa jadi masalah terus. Jadi harus siap, bahwa ini bisa jadi akan kita alami, jadi harus kita sadari bahwa kita harus belajar menerima dulu, sebelum akhirnya masuk ke tahap mindfulness dan komunikasi lebih lanjut hehehe.
Perbaharui dan Sinkronkan Selalu Tujuan Pernikahan!
Tujuan pernikahan itu harus selalu kita sinkronkan dengan pasangan. Karena, ya namanya juga manusia, banyak khilafnya gaes. Jadi penting sekali untuk mengingat kembali dan meluruskan kembali tujuan pernikahan kita, bukan hanya dunia aja, tapi juga utk kehidupan setelah kita meninggalkan dunia yang fana ini. Makanya penting sekali deep talk dengan pasangan. Kadang ada juga pasangan yang mungkin enggak mau diajak deep talk, tapi menurut gue sebenarnya bukan enggak mau sih, cuma kitanya aja yang musti pinter menentukan waktu dan momentumnya, kapan kita bisa melakukan deep talk tersebut. Karena gue sebelumnya berangggapan demikian, but when i know when is the right time dan momen yang pas, yes i got him! hahahaha. Pelan-pelan, pasti nanti akan tahu sendiri kapan waktu yang pas untuk bisa deep talk dengan pasangan. Terkait deep talk ini juga jangan sampe kita mematok standar tertentu pembicaraan macam apa yang bisa dikatakan deep talk, karena setiap rumah tangga akan punya gaya masing-masing saat ngobrol. Jangan sampe karena kita sering denger deep talk itu biasanya sebelum tidur, lantas kita menyamakan gaya kita dengan pasangan harus seperti itu. Bisa jadi, kita punya gaya lain, bukan saat sebelum tidur, tapi saat makan bareng, atau saat kerja bareng, atau saat lagi naik motor bareng, atau saat-saat lainnya. That's your world, you and your mate who know the best time to do it!
Kumpulin Memori Tentang Semua Kelebihan Pasangan!
"Rumput tetangga memang lebih hijau!"
Sering kan denger ungkapan macam begini, seringkali setan itu bikin kita kerjaannya lihat rumput tetangga mulu. Padahal rumput dirumah kita sendiri lupa kita rawat, lupa kita siram, padahal kalo dirawat dengan penuh cinta, telaten dan sabar, bisa jadi akan jauh lebih hijau dari rumput tetangga. Manusia memang puasnya suka enggak terbatas. Makanya dalam rumah tangga kita harus pintar-pintar mengolah pikiran dan hati kita. Kita itu menikah dengan manusia, karena kita manusia, kan enggak mungkin nikahnya sama hewan toh. Manusia itu memang sudah fitrahnya banyak salah dan banyak kelemahannya. Tapi, disamping kelemahan, Allah sertakan juga kebaikan dan kelebihan dalam diri manusia. Nah itu yang harus kita banyakin di dalam tangki memori kita kalo dalam pernikahan, kelebihan pasangan harus kita catat baik-baik, kalo perlu di list down di notes, selalu harus kita ingat. Supaya saat kita dihadapi kelemahan pasangan yg kita rasa susah bgt kita nerimanya, kita bisa inget terus kelebihannya yang lain, supaya bantu kita utk lebih banyak bersyukur sama Allah. Allah pasti akan ngasih apa yang kita butuhkan, ketimbang apa yang kita inginkan. Saat kita mulai sering mengeluhkan tentang pasangan kita yang kok beda ya dengan pasangan tetangga sebelah, coba kita duduk dan merenung sejenak aja, take our time to see in deeper side, pasti ada kelebihan lain yang ada pada diri pasangan kita yang enggak dimiliki sama pasangan tetangga dan coba tengok juga diri kita dengan serius, diri kita juga punya kelemahan loh yang mungkin kalo dengan orang lain, mereka enggak akan betah dengan itu, tapi pasangan kita justru sabar sekali menghadapi kelemahan kita. Semoga Allah mudahkan kita untuk selalu melihat kebaikan dari pasangan kita ya. Harus siap ya menghadapi kelamahan pasangan dan juga mengakui kelemahan diri kita! karena kita sama-sama dibekali kelemahan sama Allah. Tapi bukan untuk insecure, tapi untuk mencari celah agar tetap bersyukur.
Kelamahan itu juga sebenarnya kan sesuatu yang bisa diperbaiki bersama, jadi mintalah ke Allah supaya kita juga dikasih jalan untuk selalu sepakat dengan pasangan untuk memperbaikinya ya.
Marriage is a very long journey!
"Menikah itu ibadah terpanjang."
Pernah dengar kan kata-kata itu kan?
Yes betul. Karena panjangnya itu lah harus siap kita bersamai dengan terus belajar sepanjang pernikahan. Karena, dalam pernikahan itu harus menjamin satu hal, kita dan pasangan harus berproses menjadi lebih baik. Proses loh ya, dan itu enggak instan. Jadi ya ilmu sabar akan kepake bgt disini. Ujian kampus aja yang cuma beberapa hari kita belajarnya ekstra keras. Apalagi pernikahan, belajarnya juga harus lebih ekstra. Jangan mudah dan sering mencari pembenaran terkait pemenuhan hak kita terus, somehow kita juga perlu belajar dan bertanya apakah kewajiban kita sudah kita penuhi atau belum. Harus siap dengan itu ya.
Sebelum Memutuskan Menikah, Banyakin Dialog tentang Prinsip dan Value kalian dalam Pernikahan!
Lagi dan lagi jangan hanya sibuk membahas persiapan pesta pernikahan, bahkan bukan hanya sekedar aku sayang kamu, kamu sayang aku, buktinya mana dan apa. Tapi hal yang esensial dalam pernikahan kita lupakan. Masa depan keluarga, posisi Allah dalam keluarga, pola asuh anak, pola asuh keluarga besar terhadap pasangan selama ini, keuangan, prinsip dan value keluarga, sebagai istri apakah sudah paham dengan hak dan kewajibannya, sebagai suami sudah sesiap apa utk menjalani hidup sebagai pemimpin tertinggi dalam rumah tangga, dan segala hal prinsipal lainnya itu perlu dibahas. Jangan sampai hal-hal semacam ini justru baru dibahas pada saat sudah terjun ke rumah tangga. Ya enggak apa-apa juga sih kalo mau dibahas entar-entaran, selama bisa tetap stay cool dan enggak kaget aja setelahnya. Karena, hal semacam ini. sudah dibahas sebelum pernikahan aja kadang ada aja salah pahamnya, apalagi belum di bahas hehehe. Menurut gue hal-hal yang sifatnya prinsipal harus tetap dibahas di awal, untuk menentukan kelanjutannya juga antara kita dengan si calon pasangan. Cocok atau enggak cocok, mau lanjut atau enggak dengan si dia, yg penting harus siap menghadapinya bersama! Once ternyata terlanjur menikah dan baru tau, it's okay bro sis, sudah dibahas diawal bukan berarti menjamin tidak ada problem-problem yang hadir. Pembahasan di awal itu hanya berusaha menyamakan arah pandang hidup, bahan pertimbangan dan meminimalisir konflik setelahnya aja sebenarnya, karena kan kita akan berjalan di atas perahu yang sama setiap hari loh, setiap waktu, setiap detik. Rumah tangga itu penuh dengan dinamika, jangan langsung merasa insecure ya, mulai banyakin dialog dan diskusi dengan pasangan terkait ini sampai klop.
Hmmm ... apalagi ya ... masih banyak sih sebenernya. Cuma mungkin itu yang terpenting dan perlu kita persiapakan menurut gue. Bukan berarti rumah tangga gue sudah jauh dari kata problematika ya gaes, namanya juga rumah tangga ya, dinamis hehehe. Sekali lagi, ini hanya sharing insight aja dari gue yang udah lebih dulu terjun ke dalamnya. Barangkali bisa mencerahkan bagi yang mau menikah ya.
Mungkin kalo ada yang notice, dari poin satu sampai akhir, enggak lepas dari kata "harus siap", karena memang sebenarnya pernikahan itu adalah soal kesiapan menghadapi dan menjalaninya. Jadi, karena ini soal kesiapan, pasti mereka-mereka yang SIAP-lah yang akan berani dan tangguh menghadapi lika-liku perjalanan rumah tangga nantinya. Karena menikah bukan hanya perkara aku cinta kamu, kamu cinta aku. Tapi, soal bagaimana kita SIAP mengambil peran dalam rumah tangga kita masing-masing. Yang tau sudah siap atau belum adalah diri kita masing-masing.
Rumah tangga itu unik, tidak bisa disamakan antara lampu rumah tangga satu dan lainnya. Jadi, saat nanti kita menikah, jangan sering melihat tetangga yang lampunya nyala terus menerangi rumah lainnya, tapi lihatlah rumah tangga kita sesekali, barangkali kita merasa rumah tangga kita gelap karena memang lampunya belum dinyalain. Susah nyalainnya??? minta pasangan untuk bantu menyalakannya ya, supaya satu sama lain yang ada di dalam rumah tersebut bisa saling terlihat, sehingga kita bisa sadari bahwa kita tidak lagi sendirian.
Selalu libatkan Allah dalam rumah tangga kita nantinya ya! :)
Semangat untuk kalian yang sudah SIAP!
1 note
·
View note