Tumgik
pulperkrunk · 6 months
Text
Perjalanan
Di jalan tak berujung, kami berangkat
Menjelajahi dunia yang luas, tanpa henti
Perjalanan membuka pintu kisah-kisah
Menyentuh jiwa, seperti lukisan seni
Dalam tas kami bawa impian dan rindu
Menyusuri alam, gunung, sungai, dan pantai
Pada perjalanan ini, kami menemukan diri
Menghadapi tantangan, mengikuti matahari terbit
Kota-kota asing dengan jalan-jalan berliku
Wajah-wajah baru yang bersahabat
Setiap sudut menyimpan misteri kehidupan
Perjalanan adalah guru, belajar tak berujung
Terlepas dari jarak dan waktu yang berlalu
Perjalanan membentuk ingatan yang abadi
Dalam puisi ini, kita merayakan perjalanan
Sebuah petualangan yang takkan pernah mati
0 notes
pulperkrunk · 6 months
Text
“Hati-hati dengan cinta yang salah. Karena dengannya kau bisa membenci dirimu sendiri, atau bahkan memutuskan untuk tidak mencintai lagi.”
-Adzkia N
Banjarmasin, 5 Oktober 2023 pukul 19.54 WITA.
70 notes · View notes
pulperkrunk · 6 months
Text
Sepenggal kopi dan secangkir sajak
Di meja kayu, secangkir kopi mengundang senyum,
Aroma harumnya merayu hati yang kini sunyi.
Di dalam cangkir, cerita-cerita tertumpah,
Kopi, engkau adalah sajak yang tak pernah berhenti.
Biji biji yang tua, telah menjelma dalam cangkir,
Cairan hitam pekat yang mengalir dan berkilau.
Tiap tegukan adalah perjalanan dalam diri,
Menuju imajinasi, dalam setiap kisah yang terpintas.
Di sudut kedai, kita berjumpa dan berkisah,
Bertukar cerita, dan dalam tawa berlayar.
Kopi, kau adalah penghubung dan peneman setia,
Dalam sajak hidup, kau adalah bait yang membahana.
11 notes · View notes
pulperkrunk · 7 months
Text
Time flies
In the river of life, time's relentless tide,
Drifts us along, our hopes and dreams denied.
Like shadows in twilight, the days slip by,
Leaving echoes of sorrow, beneath the somber sky.
Memories linger, like bittersweet wine,
In the depths of our hearts, they intertwine.
Regrets and lost chances, like ghosts they haunt,
As the clock's mournful ticking, forever taunts.
Yet in melancholy's embrace, we find a song,
A beauty in sadness, a place to belong.
For even in sorrow, there's a grace to be found,
As we navigate the river, in silence profound.
1 note · View note
pulperkrunk · 7 months
Text
Di bawah rembulan malam yang bersinar cerah,
Seseorang yang pernah muda, kini sendirian dalam sepi.
Rambutnya yang dulu hitam, kini putih bersama usia,
Tetapi semangat di matanya masih membara, tak pernah luntur.
Dia merenung di kursi kayunya, di ruang yang sunyi,
Kenangan masa lalu mengalir dalam pandangan matanya.
Tapi teman-teman dulu, mereka pergi satu per satu,
Meninggalkannya sendiri di dunia yang terasa sunyi.
Walau usianya bertambah, hatinya masih penuh harap,
Mengenang masa-masa indah, dia tersenyum dalam sepi.
Meski kesendirian meliputi, dia merasa beruntung,
Karena hidupnya telah penuh dengan cinta dan kenangan yang tak terlupakan.
Di malam yang sunyi, dia menemukan keindahan dalam sendiri,
Bintang-bintang di langit mengingatkannya akan keabadian.
Seseorang yang menjadi tua, tetap memancarkan cahaya,
Dalam kesendirian, dia menemukan kedamaian, tiada tergantikan.
1 note · View note
pulperkrunk · 7 months
Text
Di senja yang ironis ini, langit menyapa,
Menyoroti kota yang tak pernah berhenti.
Puing-puing harapan tersebar di jalanan,
Seperti cerita-cerita yang tak tuntas.
Gelapnya malam mengejutkan kita,
Seakan-akan misteri yang tak terpecahkan.
Seno Gumira Ajidarma tertawa di sini,
Dalam ironi yang tak pernah mati.
Pohon-pohon meratap, manusia berlarian,
Tetapi kebingungan tak pernah hilang.
Senja yang penuh makna tersembunyi,
Di bawah misteri yang kita temui.
Tetapi jangan lupa, di balik gelap,
Selalu ada bintang yang bersinar.
Seno Gumira Ajidarma mengajarkan,
Bahwa dalam keironian, kita belajar.
1 note · View note