Tumgik
#taufikaulia
taufikaulia · 5 months
Text
Your Silent Treatment Is Killing Me
Silent treatment itu cuma 'bagus' untuk cooling down, tapi gak akan menyelesaikan apapun. Kalau ada masalah ya diobrolin. Bilang aja kalau gak suka, kecewa, atau marah. Orang yang kamu diemin itu bukan cenayang.
Silent treatment itu gak kayak diemnya orang yang mau nenangin diri. Diam itu gak akan jadi bahaya selama diamnya kamu itu untuk menenangkan dan menyiapkan diri untuk membuka obrolan yang sehat dan setara setelah kamu tenang.
Diam itu jadi masalah—toksik, ketika kamu diam untuk mengontrol dan menunjukkan bahwa kamu punya kuasa dan kekuatan yang lebih besar dalam sebuah hubungan. Di sini diammu tidak menyelesaikan masalah, melainkan hanya akan memanipulasi orang yang kamu diamkan untuk merasa bersalah. That's it. In the end, orang yang kamu diamkan itu akan bingung, frustasi, merasa tidak dihargai dan tidak dicintai. Silent treatment is abussive. Inilah mengapa silent treatment justru hanya akan memudarkan ikatan-ikatan emosional.
Komunikasi adalah kunci. Komunikasi dengan kata-kata ya, bukan komunikasi dengan sandi morse. Maka dari itu, bila ada masalah dengan siapapun, silakan diam untuk menenangkan diri, tapi jangan lari dari masalah.
Siapkan dirimu untuk mendengarkan dan bicara. Setelah kamu tenang, jangan pendam dan bersikap seakan semuanya baik-baik saja.
Jangan ragu untuk bilang, “Hei, we need a talk.”
—@taufikaulia
815 notes · View notes
ceritasiolaa · 1 month
Text
Rasa Tenang
Tumblr media
Aku pernah baca salah satu tulisannya kak @taufikaulia yang kurang lebih berisi begini, "Salah satu pendewasaan yang saya sadari setelah menikah adalah menahan diri untuk tidak bilang ‘sama, aku juga’ saat pasangan sedang mengeluh…" Awal membaca tulisan itu aku enggak terlalu mikir kelain hal. Tapi ketika aku mulai memahami isi tulisannya, aku ngerasa bahwa, "Yap, that's true!" Aku dapat poinnya.
Kenapa begitu ? Karena aku mengalami hal yang mungkin mirip dengan tulisan tersebut, tapi bedanya pasanganku tidak menjawab "sama aku juga", melainkan ia jawab dengan kalimat yang men-support dan menenangkan. Alhamdulillah.
Rasa khawatirku, takut, kecewa, insecure, dan hal sejenis lainnya, seketika lunak dan membuat hatiku lebih tenang dan yakin, "Allah Maha Baik." Akan ada jalannya insyaAllah dari Sang Pemilik Skenario kehidupan ini.
Begitu pun sebaliknya, jika pasangan merasakan hal yang kurang baik pada dirinya, sudah seharusnya kita memberikan support balik. Bukan membuatnya semakin galau dengan apa yang ia rasakan.
Jadi keinget dengan kisah bunda Khadijah, dimana ketika Rasulullah pulang dari Gua Hira setelah mendapatkan wahyu. "Zammiluni, zammiluni!" Ucap Rasulullah dengan rasa takut. Namun bunda Khadijah tidak menyinggung atau menyalahkan Rasulullah yang sudah pergi untuk uzlah ke Gua Hira, tetapi dengan ketenangan hatinya bunda Khadijah menjaga dan menenangkan Rasulullah. Coba misalnya bunda Khadijah ngomel-ngomel atau malah kesal ke Rasulullah, ya mungkin udah beda cerita ya hehe.
Nah dari kisah ini tuh kita bisa ambil satu hikmah bahwa menikah itu membuat kita merasakan ketenangan, yakni sakinah.
Selain itu juga pentingnya komunikasi dengan apa yang kita rasakan. Bukan dengan saling tebak-menebak keadaan, menutup-nutupi keresahan atau ketakutan, dan menjadikan diri kurang ruang untuk berekspresi.
| Medan, 24 April 2024
Olaa.
11 notes · View notes
nadi3roar · 1 year
Text
Tumblr media
I posted 21 times in 2022
That's 12 more posts than 2021!
12 posts created (57%)
9 posts reblogged (43%)
Blogs I reblogged the most:
@thoughtkick
@taufikaulia
I tagged 2 of my posts in 2022
#reminder - 1 post
#note to self - 1 post
#allah - 1 post
#rindu - 1 post
#telahpergi - 1 post
#puisi - 1 post
#mengingatlagi - 1 post
Longest Tag: 13 characters
#mengingatlagi
My Top Posts in 2022:
#5
Di titik ini, aku memahami bahwa saat menghadapi persoalan jangan mencari kambing hitam. Rehatlah sejenak lalu fokus tenangkan pikiran dan perasaan. Setelah jiwa dan akalmu kembali, peluk dirimu dan kuatkan bahwa kamu tidak sendirian.
1 note - Posted March 10, 2022
#4
Mengikhlaskan Kepergian
Perpisahan itu datangnya tiba-tiba, seperti saat berjalan tak kita duga bertemu kerikil dan tersandung. Namun, beberapa perpisahan terasa begitu membekas.
Bulan ini, aku kehilangan salah satu anggota keluargaku. Jujur, meskipun sebenarnya aku tidak begitu dekat dengan beliau... namun ketidakadaan dirinya sungguh terasa saat aku pulang.
Aku yang berusaha menguatkan diri dengan tidak banyak menumpahkan emosi, tergoyahkan dengan bagaimana aku melihat raut wajah ayahku, bibi dan pamanku menyiratkan bahwa mereka sangat terpukul dengan kepergian ini.
Dan saat kepergian terjadi, memang selalu tiba-tiba. Disiapkan sebagaimana pun, rasanya tetap menyisakan efek kaget tersendiri. Lalu tiba-tiba diikuti oleh rasa 'menyesal'.
Menyesal belum ini, menyesal belum itu.
Saat itu terjadi, aku pun juga merasa demikian. Saat ini aku masih mencoba untuk menerima kepergian ini dengan ikhlas. Semoga Allah menguatkanku dan keluarga. Aamiin.
1 note - Posted March 8, 2022
#3
I've Been There
Halo! Apa kabar?
Kayaknya hampir satu tahun penuh kemarin itu gue ga ada update di sini. Bisa dibilang, hampir lupa kalo punya tumblr atau pun blog.
Gue ilang lama, karena tenggelam banget dengan kerjaan. Sebenarnya ga yang sibuk banget.. tapi mungkin kemarin tuh gue lagi di posisi yang udah ga begitu enjoy sama kerjaan dan ngerasa stuck makanya yaudah gitu deh wkwkw.
Good news-nya, tahun ini gue udah di tempat baru. Yang isinya alhamdulillah beberapa orang terdekat gue. Not all, but i have some people that i can rely.
Untuk pertama kalinya, gue ngerasain hidup sendiri. Ngekos untuk waktu yang lama. Dulu sempet ngekos, tapi berdua dan itu pun juga ga sampe sebulan. Jelas dong, terasa banget bedanya.
Bahkan, kemarin gue sempat ngerasain yang namanya sakit di kosan. Alhamdulillahnya, kantor gue bisa izin WFH. Jadi kerjaan tetap bisa kepegang secara remote working. Gue bersyukur banget soal ini.
Masya Allah banget deh ujian sakit kemarin itu. Hampir 5 harian, gue di kosan wfh dalam keadaan sakit. Keluar kamar, cuma buat take away order makanan di gojek.
Awalnya terasa berat banget, harus bisa ngurus diri sendiri pas sakit gitu. Gue ada temen kantor yang kosannya sebelahan. Tapi teteup, ada rasa yang bikin gue tuh gaenakan buat banyak minta tolong.
Mana alhamdulillahnya, itu masih tanggal muda. Masih adalah biaya buat makan dan kebutuhan yang dikit-dikit kudu nge-ojol :" dan ga enak juga kalo kudu ngerecokin ke ortu soal biaya hidup sendiri.
Sempet, ada kepikiran keknya gue ga bisa terus-terusan ngekos deh. Faktor utama, tentu karena biaya. Uang sewa dan kebutuhan hidup yang terpisah dari keluarga utama tuh kek menambah beban banget bagi gue untuk awal-awal. Tapi, gue ngeliat pas pulang pun, kalo gue lagi di rumah.. gue juga menyadari kalo kapasitas rumah tuh udah ga ideal sebenernya buat kita tidur berlima :"
Kayak udah disuruh tinggal pisah sama alam wkwkwk
Jadi yhaaa.. insya Allah selama kerjaan dan gaji gue aman. Gue mau stay di sini. Doain yaa!
1 note - Posted February 9, 2022
#2
Kaset Rusak
Di malam pertama bertarawih Memori kenangan melangkah bersama ke masjid ini Tetiba mengalir bergitu deras
Hingga seketika aku lupa Kita tak lagi di ruang dimensi yang sama
Hati yang sedari kemarin kukuatkan Malam ini, lumer dan membanjiri pelupuk mata
Seluruh ruang di rumah ini Rasanya ingin kujaga benar supaya tidak berubah Agar aromamu yang tertinggal, dapat bertahan lebih lama
Namun apa daya, Lantai harus kubersihkan Seprai dan sarung bantal harus kucuci dan kuganti Perlahan, namun pasti sisa-sisa aroma khas tubuhmu Mulai mengabur
Yang kulakukan, hanya Berdoa semoga barang-barang peninggalanmu tak cepat lapuk
Aku berusaha, menjaga segala yang kau tinggalkan Agar tetap selalu terasa kehadiranmu
Semua ini, tak hanya untuk aku Namun untuk semuanya Yang juga merindukanmu
Tenanglah di sana Janganlah kau risau Kami yang tetap hidup di sini Akan selalu mengingatmu
Kebayoran Lama, 2 April 2022 Satu bulan pertama tanpamu Ramadhan pertama tanpamu
4 notes - Posted April 2, 2022
My #1 post of 2022
Mencari Mentari
Kemarin, sepanjang perjalanan aku merapalkan do'a tiada henti
Meminta pertolongan Tuhan, agar aku dikuatkan saat mendengar sebuah kenyataan
Namun, hari ini... Aku bagai hilang kendali Emosi tak tertahan lagi Pikiranku kosong dan sepi Tak menemukan tepi
Rasanya, ingin terus menangis Namun air mataku terlanjur kering Kepalaku kelewat pusing
Dalam kelam begini Memori dipenuhi hal-hal pelik yang bertautan
Kerlap-kerlip memori bahagia Tertutup kabut kelamnya persoalan
Aku masih mencari sinar mentari Yang mampu memberikan titik terang Dan bangunkanku dari mimpi buruk berkepanjangan
Saat ini, aku masih mencari titik seimbang Untuk jiwa yang tenang dan berkurangnya beban di bahu ini
12 notes - Posted March 10, 2022
Get your Tumblr 2022 Year in Review →
0 notes
dailysecret · 2 years
Text
Kadang kita perlu berhenti sejenak untuk berpikir ulang, apakah memang ini jalannya? Karena kalau bukan, semoga saja putar baliknya belum terlalu jauh. (Cuma kadang-kadang ya, jangan keseringan. Hanya sejenak ya, jangan kelamaan.)
- taufikaulia -
0 notes
kiku29nohana · 2 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Bagian tersulit dari kehilangan adalah rindu yang menetap dan harus ditanggung sendirian.
Rindu tak dapat dibagi karena ia ada dalam hati.
Tapi untunglah ada Allah. Kepada Allah rindu ini kita titipkan. Dalam untaian doa-doa dan dalam rangkaian kebaikan yang kita rutinkan.
Semoga kelak nasib baik akan datang pada kita, berkumpul kembali bersama orang yang disayang di tempat terbaik yang pernah Allah ciptakan.
Sampai jumpa kembali.
@taufikaulia
0 notes
gadisturatea · 2 years
Text
Kita tidak akan tahu bagaimana ujian dalam rumah tangga sebelum kita benar-benar terjun ke dalamnya. Ternyata masalah sepele saja sudah bisa membuat pertengkaran terjadi.
Ternyata, rumah tangga memang tidak seindah drama Korea. Ternyata menghadapi suami tidak gampang. Ternyata menurunkan ego diri, tidak semudah yang dibayangkan.
Semoga kita semua (yang sudah menikah) diberikan kekuatan sabar lebih besar dari sebelumnya, hingga kita berhasil melewati segala fase-fase sulit dan rumit dalam rumah tangga.
Tidak ada penolong kecuali hanya Allah.
84 notes · View notes
arikasaputra · 4 years
Text
"Setiap kita mungkin bisa berbohong tentang apapun, namun tidak akan pernah bisa menjaganya sampai kapanpun."
Karena hakikatnya 'bangkai' itu akan berbau dan bertambah baunya jika dalam waktu yang lama.
Maka bersyukurlah jika lisan terbiasa berucap jujur, karena tak ditemukan 'bau tak sedap' yang bisa membuat orang menjauh darinya.
Wallahua'lam bishawab
87 notes · View notes
dardawirdhaa · 4 years
Text
Yang horor itu bukan ketemu hantu.
Tapi ketemu laki-laki yang zhahirnya kelihatan saleh tapi genit ke banyak perempuan.
─Taufik Aulia
153 notes · View notes
rantingbatas · 4 years
Text
[Tentang Bahagia]
Pagi ini ketika satu per satu draft kubaca dan aku tersadar akan satu hal. Satu hal yang sangat berarti bahwa dulu sebelum menikah aku sempat menuliskan, “Kita tak boleh menggantungkan kebahagiaan pada manusia termasuk pasangan kita, kebahagiaan biarkan diri kita yang menciptakan. Bukankah Allah Ta’ala sebaik-baiknya tempat menggantungkan segalanya. Semoga Allah Ta’ala sandingkan bahagia melalui pasangan kita salah satunya”. 
Ketika setelah menikah akan banyak perubahan yang terjadi. Mungkin dahulu banyak teman yang siap siaga nemenin kapanpun dan dimana pun, sekarang perlahan “tak enak” katanya hehe
Butuh effort lebih untuk beradapatasi dengan semuanya. Tentu, karna ini tak mudah, maka Allah Ta’ala hadiahkan Syurga bagi yang dapat melaluinya dengan baik. Maklum, terkadang manusia sering khilaf, mudahnya runtuh seketika ketika sedikit bisikan syaitan berhembus masuk ke relung relung tiap insan. Seketika mengeruh dan hanya ingin dimengerti. Tak apa, setidaknya kamu mampu untuk bersikap tenang, karna kekuatan Istighfar tetap terhujam dalam biasamu. 
Lalu teruslah belajar untuk tetap menggantungkan segala sesuatu padaNya. Agar langkah tak lagi salah, sikap tak lagi khilaf. Bukan kita yang ingin dimengerti, tapi memang ujian dalan Rumah Tangga bisikan syaitan akan semakin banyak. Jadi, mari kita kuatkan pondasi Iman dalam Rumah Tangga. 
Kita kuat karna kita bersama. Bukan aku atau kamu, tapi Kita. 
Terimakasih untuk terus berusaha menjadi yang terbaik. Semoga Allah Ta’ala perkenankan kita untuk saling menemukan dalam JannahNya. ❤
Jakarta, September 2020 Ranting Batas
35 notes · View notes
mynrhyt97 · 4 years
Text
Ketika males ibadah
katakan pada diri
Astaghfirullah, kamu berdosa bangeet.
karena yang menghalangi seseorang dari Amal Soleh adalah Dosa
8 notes · View notes
taufikaulia · 3 months
Text
Gak semua orang layak didorong untuk segera menikah. Bahkan beberapa orang perlu diingatkan agar sabar dan tidak gegabah.
Menikah itu baik dan utama, tapi gak semua orang bisa dipukul rata. Alih-alih didorong buat menikah, ada yang justru lebih perlu didorong untuk giat belajar dan bekerja dulu. Karena menikah itu bukan cuma perkara hari ini, tapi juga soal masa depan.
Jangan cuma senang karena berhasil memotivasi seseorang untuk menikah. Momen akad dan resepsi pasti bahagia. Tapi hari-hari setelahnya amat panjang dan pasti ada ujiannya.
Ada orang lebih memilih nikah muda karena broken home tapi kondisinya gak punya pekerjaan, pendidikan, dan ilmu yang cukup terus jarak kelahiran anak-anaknya terlalu dekat. Dikiranya menikah itu jalan keluar dari semua permasalahan, ternyata malah membawa permasalahan baru.
Lantas apa tidak boleh menikah? Bukan begitu. Boleh, tapi menikahlah dengan penuh kesadaran atas situasi hari ini dan kemungkinan-kemungkinan di masa depan, menikahlah dengan penuh tanggung jawab, menikahlah dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang. jangan gegabah.
Kalau kondisi ekonomi kurang baik, gak usah maksain diri, gaya hidup yang sesuai saja, dan pandai-pandai mengatur jarak kelahiran anak. Ini penting disadari buat pasangan-pasangan muda.
Sekian.
@taufikaulia
459 notes · View notes
princessconfessionn · 3 years
Text
Dear Sahabat,
Sering-seringlah melangitkan doa untuk orang yang kamu lihat berbahagia, untuk keluarga dan juga orang lain hatta kamu tidak mengenalinya. InshaAllah, doa kamu akan kembali ke kamu juga. Semoga satu hari, dikasih bahagia sama Allah.
Fiefie Fazila, Sandakan
3 notes · View notes
mhmddrifki · 4 years
Text
capek nya kehidupan, lelah nya kenyataan, ngebuat kita jadi tak karuan.
capek yang mancem" ada di kehidupan tu harus ter arahkan, terwadahi.
capek fisik ya tidurin, cape pikiran ya hiburan, capek hati ya konsultasi, kemana? ke yang nyiptain hati dong :)
yang ngebuat kita capek banget tuh, ya sering nya kita nyampur adukin capek" itu,
warna warni di warna emng bagus, tapi engga deh kalo warna warni di capek, nanti kurus.
semangat, semoga lekas baik.
3 notes · View notes
putridz · 4 years
Text
Tumblr media
2 notes · View notes
rintikhujannn · 4 years
Text
Assalamualaikum:)
Apa kabar kamu?
Baik? Alhamdulillah ya Rabb.
Gimana-gimana quarantine nya selama Ramadhan ini?
Hemm aku tau:", kamu baca Sirah, khatam Al-Qur'an, menyelesaikan project-project dakwah, mempelajari new skill, apalagi? Iri aku, produktif sekali kamu :".
Eum, take a rest yah, don't forget👌. Penting nih dicatet wkwk, demi ke produktifan hari-hari selanjutnya.
Jaga kesehatan ya :).
I miss everything outhere, wish can meet again, before graduated 😞, next year :)
1 note · View note
lukakita · 5 years
Text
Ambigu #3
Hay, Rev. Apa kabar? Lama tak saling bertukar kabar, ya, kita? Kalau diingat-ingat lagi, satu tahun yang lalu terakhir kalinya aku mengirim surat kepadamu seperti ini. Maaf, Rev, bukannya ingin melupakanmu, tapi aku memang ingin meniadakan sejenak segala kenangan tentangmu. Kamu tahu, Rev? Semakin aku mengingatmu, semakin pula tersiksa bantinku.
Tapi itulah aku, Rev. Tak bisa berlama-lama meniadakanmu. Iya, kali ini aku akan kembali mengirim surat untukmu, surat yang mungkin tak akan pernah kau baca, surat yang mungkin tak akan pernah lagi kau eja aksaranya.
Dan kali ini, di bawah senja pukul lima, di kedai kopi pusat kota seusai aku pulang kantor, sembari menunggu kemacetan, aku kembali menulis surat untukmu. Aku kembali, Rev, dengan cerita baru, dengan petualangan baru tentunya. Semoga kamu siap untuk mendengarkannya, agak panjang, sih, kamu tidak keberatan, kan? Baiklah, aku akan mulai bercerita.
Kemarin, tanggal 01 Februari sampai 04 Februari, aku memutuskan untuk berkelana ke Malang, ke kota yang pernah menjadi persinggahan pertama kita. Kau tahu, Rev, misi petualanganku kali ini adalah untuk mengenang kebersamaan kita. Iya, dengan low budget, sama seperti masa-masa SMA kita dahulu kala. Tapi aku tetap membawa debit card, credit card dan segala aplikasi transaksi lainnya yang sengaja aku instal di handphone.
Selain ingin mengenang masa lalu kita, tujuan utamaku ke Malang adalah untuk riset naskah dan menemui beberapa narasumber yang bisa membagikan pengalamannya kepadaku, mumpung weekend dan libur imlek, Rev. Tapi di luar dugaan, waktu aku bikin story di Instagram, rupanya ada beberapa kawan dunia maya yang mengajak aku untuk menjelajah alam Kota Malang. Kami tak saling kenal sebelumnya, Rev. Selama ini kami hanya berinteraksi di Instagram, Mas Dimas namanya, dia adalah salah satu pengurus TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru), Mas Dimas ini baik sekali rupanya. Nanti aku ceritakan lebih detailnya lagi.
Hari pertama aku di Malang, aku menginap di kontrakannya Rafin Gilang.
Tumblr media
Itu adalah yang namanya Rafin, Rev. Anaknya seru, bahkan beberapa kali kami kerap bercanda, ngobrolin banyak hal, seperti sudah kenal lama padahal nyatanya kami baru kenal, kami mungkin sudah seperti sahabat. Ah, andai saja kau ikut, kau pasti juga akan merasa senang jika bertemu dengannya. Ah, ya, dia juga berperan penting untuk naskah saya nanti, Rev. Jangan penasaran, ya? Aku juga tak bisa menceritakan di dalam surat ini detailnya seperti apa, tapi kalau kamu ingin tahu alasannya kenapa, kau bisa datang di alam bawah sadarku, nanti di dalam mimpi akan aku ceritakan kenapa dan mengapa semua itu bisa terjadi.
Lalu, Rev, keesokan harinya, aku pamit untuk meninggalkan kontrakannya Rafin, waktu malam hari, Mas Dimas menjemputku di kontrakannya Rafin, tujuan kami malam ini adalah pergi ke Bromo, sebenarnya bukan ke Bromonya, melainkan ke Bukit B30, kata Mas Dimas lokasi itu sudah bukan termasuk TNBTS. Perjalanan kami kali ini ditempuh dengan menggunakan montor trail. Kau bisa bayangkan bagaimana sulitnya aku pertama kali mengendalikan kuda mesin itu, Rev? Hampir beberapa kali aku terperosok ke dalam selokan! Tolong jangan tertawa, jujur saja aku baru pertama kali mencoba hal seperti itu.
Saat masa percobaan mengendalikan kuda mesin sudah selesai, dan aku rasa aku juga sudah mulai bisa mengendalikannya. Kami yang saat itu berjumlah enam orang mulai membelah jalanan Kota Malang. Gila, Rev, adrenalinku mulai terpacu saat dihadapkan dengan situasi semacam itu. Tapi, Rev, keberanian dan adrenalin yang aku rasakan mulai menciut saat memasuki belantara. Di sana jelas sekali ditulis “Hati-hati Satwa Liar dan Hewan Buas”. Aku mulai ragu, Rev, sempat aku ingin mundur saja, putar balik dan pulang ke kontrakannya Rafin. Tapi Mas Dimas bilang kepadaku, “Di hutan seperti ini, yang bisa bikin kita selamat adalah doa dan keberanian. Kau penggal kepala hewan buas yang menyerangmu, atau kau serahkan kepalamu untuknya. Kau bunuh begal yang ada di hadapanmu, atau kau serahkan nyawa dan hartamu untuknya.” Ah, sial, mau tidak mau aku harus kembali melakukan perjalanan, Rev. Sudah sampai sejauh itu, tak mungkin untuk balik arah dan menyerah begitu saja.
Kami mulai menerabas belantara dengan menggunakan kuda mesin yang kami tunggangi, Rev. Suara mesinnya beberapa kali menggema, mengaung dengan sangat garang di dalam kegelapan. Kami membelah kegelapan, melewati jalanan berkerikil, mempertaruhkan nyawa karena di samping kiri dan kanan kami adalah jurang dengan kedalaman ratusan meter, kami menerabas kabut, mengabaikan segala bentuk ketakutan yang ada. Tak ada penerang di dalam hutan, kami hanya mengandalkan senter dan lampu dari kuda mesin yang kami tunggangi. Rumah penduduk? Jangan harap bisa bertemu dengan rumah penduduk di sana, Rev, tempat itu jauh dari keramain dan pusat kota, jauh sekali bahkan, atau jika misal kamu tersesat di dalam sana, kamu mungkin tak akan bisa kembali dengan selamat, Rev.
Hantu? Hahaha... saya tidak sepenakut itu jika dengan hantu, Rev. Yang saya takutkan hanyalah begal dan hewan buas saja. Tapi, Rev, untungnya Mas Dimas sebelumnya sudah bilang denganku, bahwa salah satu peralatan yang wajib kami bawa adalah senjata tajam, atau kalau bisa senjata api atau senapan. Tujuannya cuma satu, Rev, untuk melawan jika ada serangan yang tidak kami inginkan. Parang berukuran 40 cm yang sengaja aku gantungkan di pinggang telah berhasil mengusir rasa takutku. Dengan begitu ketika ada serangan hewan buas seperti macan, singa, srigala, ular besar yang menggantung di atas pohon, atau babi hutan, aku bisa dengan muda melawannya, aku bisa dengan mudah memegal kepalanya dan dagaingnya yang lezat itu bisa kami jadikan santapan makan malam atau bekal untuk dua hari ke depan. Atau misalnya kalau ada begal, aku bisa dengan mudah menancapkan parang itu ke dalam perutnya, atau kucongkel matanya dengan pisau. Pikirku saat itu, kami yang harus meregang nyawa atau begal yang harus kami bunuh. Kami yang mati konyol karena diserang hewan buas, atau hewan buas itu yang harus kami penggal kepalanya. Ah, Rev... kami terlihat begitu sangat liar sekali malam itu. Andai kamu bisa ikut, Rev, mungkin kamu juga akan menikmati perjalanannya. Petualangan seperti itu yang dari dulu kamu ingini, bukan?
Rasa lelah dan rasa takut akhirnya terbayarkan saat kami sampai di atas Bukit B30. Setelah menaiki bukit menggunakan kuda mesin dan melewati mara bahaya, ada golden sunrise dengan balutan samudra di atas awan yang mulai nampak di kaki langit, Rev. Indah sekali. Kau mungkin bisa membayangkan rasanya jadi aku saat itu seperti apa, Rev? Bahagia, setelah hampir meregang nyawa ketika melewati zona bahaya, akhirnya semesta menghadapkan kami dengan harta karun yang jarang sekali manusia bisa menjamahnya.
Setelah menikmati matahari yang muncul di kaki horizon, kami kemudian mendirikan tenda, memasak makanan, dan setelah itu kami tidur untuk mengistirahatkan tenaga. Sorenya, lagi-lagi ada samudra di atas awan yang muncul tepat di depan tenda kami, Rev, indah sekali, tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Kami sebenarnya ingin lebih lama lagi untuk tinggal di Bukit B30 itu. Tapi waktu yang kami miliki tak banyak, Rev. Kami harus kembali dengan kesibukan kami masing-masing. Kami harus kembali kuliah, bekerja, ke kantor, dinas luar kota, atau dengan cara lain untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah untuk sekadar menabung atau menyambung kehidupan.
Itulah yang namanya hidup, Rev, harus seimbang. Seperti katamu dulu. Ah, rasanya aku rindu sekali denganmu. Jika sempat nanti tolong balas suratku ini dengan cara memasuki alam bawah sadarku. Karena aku tahu, di sana, di surga tempatmu berada, tak ada tukang pos yang siap mengantarkan suratmu untukku.
Oh, iya, titip salam juga untuk malaikat-malaikan yang selalu setia berada di sampingmu, Rev. Jangan kau ganggung mereka seperti kamu mengangguku ketika kita masih saling bersama. Jangan nakal, kamu bisa ambil apa saja di Surga, bukan? Makanannya enak-enak pasti, makin gendut saja kamu di sana, ya? Hahaha... maaf, aku hanya bercanda, Rev.
Terakhir, akan aku sudahi saja suratku ini, jalanan sudah tidak lagi macet, senja juga sudah menghilang, kopi yang aku pesan juga sudah mulai habis. Aku mau pulang dulu ke rumah. Kamu, baik-baik saja di Surga, ya.
PS: aku lampirkan beberapa foto petualanganku kemarin, untuk mengobati rasa rindumu juga.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Sebelumnya di sini.
64 notes · View notes