Tumgik
#perbaikan diri
ydlinx · 1 year
Link
0 notes
milaalkhansah · 2 months
Text
Semoga kelak kamu bertemu dengan seseorang yang bisa membuatmu percaya bahwa menyayangimu bukanlah sebuah pekerjaan yang berat. Seseorang yang bisa membuatmu percaya bahwa kau pantas untuk disayangi dengan layak. Bahwa kau dan segala kurangmu tak lantas membuatmu menjadi tak bernilai di mata seseorang yang tepat.
Semoga kau kelak bertemu dengan seseorang yang tak perlu membuatmu memohon dan mengemis untuk dicintai. Karena kau dan segala apa yang ada di dirimu telah membuatnya jatuh hati di kali pertama dia melihatmu.
Semoga kau bertemu dengan seseorang yang sudah lama sekali kau perjuangkan dalam diam. Seseorang yang seringkali hadir dalam doa-doamu yang panjang. Seseorang yang kau ceritakan pada Tuhan. Dan seseorang yang membuatmu begitu giat belajar menjadi lebih baik dan melakukan perbaikan.
Wahai diri, semoga doa-doa yang kau langitkan itu kelak menemukan jawaban. Maka bersabarlah kamu dalam penantian dan yakinlah bahwa balasan Tuhanmu tidak pernah salah sasaran.
@milaalkhansah
188 notes · View notes
penaimaji · 8 months
Text
Membangun Narasi Indah Pernikahan
Dibalik narasi-narasi indah pernikahan, tentu berawal dari ketidaksempurnaan kita—manusia yang juga banyak salahnya. Jangan denial, manusia juga memiliki kekurangan
Kesalahan bukanlah sebuah masalah, selama kita mau memberi ruang kepada pasangan untuk upgrade diri menjadi lebih baik. Melihat potensi dan sisi baik pasangan yang jaaauuhhh lebih banyak
Dua manusia yang hidup dari sisi berbeda. Masing-masing membawa dampak dari luka-luka selama dua puluh lima tahun silam, yang kini berubah menjadi cerita perenungan dan pembelajaran. Ruang-ruang itu tertata lebih baik; bertahap melalui ruang validasi-penerimaan-melakukan perbaikan-melakukan perubahan
Melihat kilas diriku yang sekarang amat jauh berbeda. Sampai di titik ini, keberadaan anak membuat kami semakin dekat, meski tidak selalu mulus jalannya. Hal-hal sederhana seperti beres-beres rumah, memasak, mengurus anak, yang dilakukan bergantian juga kerjasama. Menemani tumbuhkembangnya, berdiskusi, menceritakan hal-hal kecil satu sama lain
Hidup sederhana, apa adanya, tanpa banyak drama. Memprioritaskan kebutuhan yang penting-penting saja. Tidak perlu berisik ketika bertemu banyak prahara, dan tetap menjaga hubungan dengan Yang Maha
Melewati satu persatu masalah yang dihadapi, mengembalikan semuanya pada diri sendiri supaya tidak mudah menyalahkan orang lain. Kuncinya ialah bersyukur, menikmati yang indah hingga yang pahit sekalipun
Terimakasih sudah mau menjadi tempat, dimana aku merasa diterima tanpa takut dihakimi. Terimakasih sudah membantu banyak hal untuk lebih memahami diri sendiri; juga saling memaklumi
Semoga Allah mampukan menjalani skenario kehidupan ini yang muaranya tentu kembali pada Ia—Pencipta Alam Semesta
Jakarta, 6 September 2023 | Pena Imaji
211 notes · View notes
kayyishwr · 4 months
Text
Bersamamu, di Akhir Pekan
Kamu mau memilih yang mana; berpergian keluar rumah sambil mentadabburi ciptaan Allah, atau kita berangkat ke majelis ilmu untuk sama-sama belajar, atau tidak kemana-mana tapi tetap mengambil pelajaran setelah seminggu berlalu
Bersamamu, di akhir pekan
Ya jika kamu putuskan untuk berpergian ke rumah, mari kita siapkan seluruh panca indera kita untuk mentadabburi ciptaan Allah; angin yang berhembus membelai kulit kita, hujan gerimis ataupun deras yang mungkin terpaksa menghentikan kita lalu berteduh, atau sengatan terik matahari yang membuat kita memesan satu gelas minuman dengan es supaya lebih segar
Bersamamu, di akhir pekan
Kalaupun kamu memilih untuk berangkat ke majelis ilmu untuk sama-sama belajar; mari kita rencanakan mau belajar apa pekan ini, janjian dengan kawan-kawan dahulu yang membuat kita semakin semangat belajar, dan ingatlah ilmu Allah itu luas dan jangan lupa berdoa supaya ilmu yang kita pelajari bermanfaat dan semakin membuat khusyuk dalam beribadah
Bersamamu, di akhir pekan
Pun, jika kamu memilih untuk tidak kemana-mana, mari duduk di sampingku, atau kita sekadar menyeduh minuman hangat di pagi hari, sembari mengambil pelajaran setelah seminggu berlalu; berlalu dengan manfaat, atau tanpa manfaat, berlalu dengan makna atau tanpa makna, sehingga bisa menjadi persiapan untuk seminggu selanjutnya
Ya, bersamamu di akhir pekan; semoga tetap kebaikan yang dilakukan, entah berpergian santai, hadir di majelis ilmu, atau mengevaluasi seminggu lalu
Ya, bersamamu di akhir pekan; semoga tetap ada peningkatan diri untuk kemudian hari, tetap saling menasehati, dan bisa refleksi diri
Ya, bersamamu di akhir pekan; semoga membuat kita siap menghadapi seminggu kedepan, tetap memiliki harapan, dan ada perubahan serta perbaikan
133 notes · View notes
kurniawangunadi · 1 year
Text
Membingungkannya Orang Dewasa
Ada sebuah hal yang kalau sampai ada dalam diri kita, mudah-mudahan itu bisa ilang.  Salah satunya adalah memiliki pikiran “paling benar”, itu justru adalah hal yang bisa berakibat fatal.
Kehilangan relasi, kehilangan teman, kehilangan kepercayaan, dan banyak sekali yang akan hilang. Apalagi jika pikiran paling benar itu muncul dari asumsi, bukan data. Datang dari pikiran sendiri, bukan dari hasil diskusi. Disimpulkan sendiri, tidak dikonfirmasi.
Hal-hal yang selama ini menjadi hambatan terbesar dalam sebuah relasi adalah pikiran tersebut. Rasanya semua kesalahan itu ada di orang lain, bukan salah kita, bahkan kita tidak merasa memiliki kontribusi pada kesalahan yang terjadi. Lupa untuk mengevaluasi diri sendiri. Apalagi dalam pernikahan, ini adalah pikiran yang bisa menghancurkan pernikahan tersebut.
Itulah kenapa seringkali kita menemukan nasihat; lemesin ego, belajar minta maaf meski gak salah, mengalah, dan banyak hal lainnya sebelum kita menikah.
Karena, meski benar, belum tentu lawan bicara kita tahu bahwa dia salah. Menyalahkan orang lain yang tidak tahu salahnya apa dan tidak juga menjelaskan dengan baik di mana salahnya di momen yang tidak tepat itu sama juga kita berkontribusi salah. Memang, seni dalam berkomunikasi itu sesuatu yang perlu untuk kita pelajari seumur hidup.
Selebihnya, kelapangan hati untuk menerima salah dan khilafnya orang lain. Apalagi jika itu sesuatu yang bisa diperbaiki bersama. Untuk kebaikan bersama adalah hal yang mungkin sudah jarang saat ini. 
Jadilah orang yang dihatinya memiliki ruang yang cukup untuk melihat kesalahan sebagai sebuah tanda bahwa “ini akan bertumbuh”. Artinya akan ada perbaikan, artinya akan ada sesuatu yang lebih bermanfaat lagi ke depan, artinya akan semakin baik lagi dengan evaluasi yang dilakukan.
Ini adalah nasihat yang selalu kepegang setiap kali bertemu masalah,”Tenang! Ini pertanda akan bertumbuh jika kita berhasil menyelesaikan masalah ini. Jangan khawatir, hadapi saja.” Bukan justru pergi dan menghindarinya. (c)kurniawangunadi
440 notes · View notes
diksifaa · 3 months
Text
Berhentilah dari ratapan salah yang berkepanjangan. Sebab hidup memang berdampingan dengan kesalahan. Nyatanya, selalu ada ruang-ruang perbaikan di tiap kesempatan.
Menepilah sejenak untuk mendamaikan nurani yang terbelenggu dosa. Bukan berlari sejauh mungkin dari segala masalah yang telah tercipta.
Sebentar saja, jiwa hanya butuh hening. Berdiam diri dan merenungi tiap-tiap luka yang menganga, dan tiap perasaan bersalah yang menderita. Juga merombak hati dari desahan pilu yang kian menggerogoti seisi raga.
Pada akhirnya, hidup tetap dilanjutkan. Dan kita telah meraih penerimaan yang utuh, hati yang membaik, jiwa yang pulih, dan ketenangan untuk memperbaiki semua salah dan berusaha tak mengulanginya lagi.
~Faa
56 notes · View notes
auliasalsabilamp · 4 months
Text
Memaksimalkan Masa Single-mu, Jangan Jadi Pemuda Biasa!
"How we spend our youth will determine our state in old age and our state of dying." (Dr. Bilal Philips)
Tak sedikit dari kita yang bingung harus menghabiskan masa mudanya untuk apa. Ada pula mungkin yang tanpa tersadar melewatinya begitu saja, tanpa ada banyak guratan kebaikan dan kebermanfaatan disana. Mungkin letak permasalahan utamanya adalah hidup tanpa rencana. Iya, kalau kata Alan Lakein sih, mereka yang gagal merencanakan laksana seseorang yang merencanakan kegagalan.
Jadi, sebaiknya apa yang bisa dilakukan dimasa muda ini? Masa-masa masih single, belum jadi emak berdaster atau suami yang sibuk ngantor :D Tenaaaaang… ada beberapa opsi yang bisa kita lakukan.
1. Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu adalah ibadah yang tak akan pernah berkesudahan, hingga akhirnya nyawa terpisah dari badan. Ilmu adalah wasilah (jalan) untuk dapat membangkitkan diri agar bisa lebih banyak memberi. Ilmu adalah pintu untuk lebih banyak menebar kebaikan dan membangun perbaikan pada sekitar.
2. Maksimalkan Potensi
Saya amat sangat menganjurkan kepada teman-teman semua untuk memaksimalkan potensi di masa-masa single kita. Dengan cara apa? Yang pertama, kamu bisa mengisi masa muda dengan mengikuti berbagai les atau kursus yang bermanfaat.
Cara mengisi masa single kedua adalah dengan banyak-banyak mengikuti kajian keislaman, bisa dimulai dari kajian-kajian di masjid-masjid besar, masjid fakultas, universitas, atau masjid di dekat lingkungan rumah.
Yang ketiga, memaksimalkan potensi juga bisa dilakukan dengan mengikuti kursus-kursus keterampilan. Tapi, semua berawal dari mengetahui minat dan bakat kita.
Intinya, asah dan kembangkan minat atau bakat yang kita punya dan maksimalkan pelatihannya di masa-masa single kita.
3. Jadilah Bermanfaat dan Mengukir Prestasi
"The results you achieve will be in direct proportion to the effort you apply." (Denis Waitley)
Kalau istilah saya mah, jangan mau jadi pemuda biasa! Kalau bisa menjadi pemuda yang luar biasa, kenapa memilih yang biasa? Kalau bisa dikerjakan sekarang juga, kenapa menunggu esok atau lusa? Kalau bisa menghasilkan lima, kenapa berhenti di pencapaian ketiga? Kalau bisa bermanfaat di bidang 1,2,3 kenapa hanya berkutat pada 1 saja, dan seterusnya. Intinya, jangan mau jadi pemuda Islam yang gitu-gitu aja.
Kembali ke topik mengukir prestasi, mumpung di masa single ini Allah berikan kita kekuatan yang lebih, kesempatan yang lebih luas. Di saat yang sudah berkeluarga mungkin harus mengalokasikan waktu untuk pasangannya, atau malam harinya harus terlewatkan karena sibuk mengurus anak yang demam, bagi yang single, hal itu mungkin bukan hambatan. Maka tambah lagi beban dan target pencapaian!
Intinyaaa… mumpung status masih sendiri, ayo coba kita ukir sebanyak-banyaknya prestasi!
4. Berkarya dan Berdaya
Yang terakhir, mumpung masih muda, mari kita ukir kebermanfaatan sebanyak yang kita bisa. Dengan cara apa? Bisa melalui keilmuan yang dipunya, seperti menuliskan karya tulis ilmiah, menghasilkan tulisan-tulisan berfaedah, menulis buku, maupun publikasi ilmiah. Bisa juga dengan membaktikan sekian jam dari waktu yang kita punya dengan mengajar dan menurunkan keilmuan.
Selain itu, memberdayakan diri juga bisa dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan bakti sosial. Iya, sedikit peran tersebut adalah gambaran bahwa ada banyak banget cara untuk menjadi insan yang berdaya.
Terakhir, meski masih single, sumbangsih ide dan kreativitas kita juga bisa memberikan kebermanfaatan melalui kehadiran inovasi-inovasi di tengah masyarakat. Inovasi ini bisa diwujudkan dari berbagai bidang, entah teknologi, kesehatan, bisnis, maupun bidang sosial. Ada banyak inovasi yang bisa dihadirkan untuk untuk memberikan kebermanfaatan.
Maka jangan ragu untuk menyampaikan idemu hari ini karena bisa jadi, ide abstrak di hari ini menjadi penemuan besar di keesokan hari.
Dewi Nur Aisyah - Buku Awe Inspiring Us
66 notes · View notes
andromedanisa · 1 year
Text
Tulisan: Sebelum Pernikahan.
Beberapa tahun lalu setiap kali Ramadhan datang, banyak hal yang dimintakan kepada Allaah. Paling kenceng mintanya untuk segera dipertemukan seorang suami. Banyak yang menyarankan untuk tidak terlalu ribet soal kriteria calon suami kala itu. Yang penting sholat, udah cukup katanya. Yang penting bekerja, udah cukup juga katanya. Atau yang penting agamanya baik, udah lebih dari cukup katanya.
Aku yang memahami bahwa menikah tidak pernah sesederhana itu. Meminta dengan sungguh-sungguh seseorang yang memang bisa menyamai perjalananku dan membimbing diri ini bertumbuh dalam manhaj salaf. Bagiku patokan manhaj menjadi penting agar hal-hal kecil tidak menjadi permasalahan baru nantinya.
Lalu beberapa hari ini membaca tulisan untuk tidak ribet memilih pasangan hidup. Nggak salah dengan tulisan itu, namun kurang sependapat saja. Bahwasanya nggak salah kok kalau diri kita menginginkan yang seperti ini dan itu dengan beberapa kriteria yang menurut kita wajar. Bukankah membawa semua hal yang kita inginkan dalam doa termasuk menceritakan kondisi betapa lemahnya kita dalam menentukan pilihan. Nah, setelah dibawa dalam doa. Urusan dikabulkannya doa kita sekarang, ataupun ditunda nanti sudah bukan termasuk dalam ranah kita sebagai manusia.
Membawa dalam doa serta diiringi perbaikan dalam diri setiap harinya. Jika menginginkan yang berkualitas, tentu diri kita juga harus berkualitas bukan? Ibaratnya kalau kita tahu suatu barang itu berkualitas apa tidak, tentu kita harus punya ilmunya. Sebab hanya yang berkualitas saja yang tahu standar kualitas baik itu seperti apa. Itulah dibutuhkan ilmu dalam pelaksanaannya.
Sebab rumah tangga itu tidak selalu sederhana seperti roman picisan yang kita lihat pada hari ini. Pun rumah tangga itu tidak selalu rumit seperti drama makjang yang juga sering kita lihat pada hari ini. Terkadang sesuatu yang kita kira ringan bisa jadi rumit bila tidak meminta pertolongan Allaah. Dan sesuatu kita kira rumitpun bisa jadi ringan juga karena pertolongan Allaah.
Tidak ada yang sederhana dalam memilih seseorang sebelum pernikahan. Kerepotan dalam memilih pasangan sebelum menikah itu lebih baik daripada kerepotan setelah menikah nanti. Jangan jadikan dalil 'dia bisa berubah setelah menikah'.
Enggak, enggaak ya. Menikah justru seharusnya saling menguatkan. Sebelum menikah nggak apa-apa repot memilih. Ketika proses ta'aruf nggak apa-apa banyak bertanya, banyak menyelidiki diam-diam, agar kita paham seperti apa pasangan kita ini. Ingat, pernikahan itu adalah ibadah terlama. Oleh karenanya sebab terlama jangan sampai salah memilih.
Berkali-kali gagal ta'aruf itu lebih baik daripada menyesal setelah menikah."
ahhh, mumpung bulan Ramadhan. Banyakin doa sama Allaah, kencengin doa di 10 hari terkahir Ramadhan. Minta ampun, minta semuanya agar dimudahkan. Jelaskan semuanya kepada Allaah, jelaskan. Tanpa sekat, dan katakan semua hajatmu kepada Allaaj dengan yakin, dengan sungguh-sungguh. Sebab pada akhirnya segala sesuatunya kita kembalikan kepada Allaah, dan takwa adalah sebaik-baik bekal.
16 Ramadhan 1444H
310 notes · View notes
mamadkhalik · 25 days
Text
TAPAK JEJAK
Lagi belajar nulis. Kumpulan kabar gembira bagi umat manusia sekaligus pengingat bagi diri sendiri.
Berikut beberapa tulisan tematik yang semoga bermanfaat bagi para pembaca.
#CatatanKemenangan
Kumpulan tulisan yang ditulis saat bulan Syawal 1445 Hijriyah sebagai ikhtiar menjemput kemenangan abadi.
Adab Komunikasi Dalam Silaturrahmi
Amanah Rasul
Syahadat Adalah Perlombaan!
Adab Tak Lekang Zaman
Cinta dan Kacaunya Dunia Kita
Kenapa Dakwah?
Overthinking Hari Buku
Satu Alasan Bangkit
#PerihalCinta
Kumpulan tulisan yang mencoba tidak bucin tapi mengajak untuk memahami arti cinta sejati.
Realitas Cinta
Absurditas Cinta : Cerita Buku
Seni Menanti Cinta : Cerita Buku
Ibadah Terlama
Cinta dan Perang Suci
#DakwahKampus
Kumpulan tulisan perihal dakwah kampus. Mayoritas berdasar keresahan dan pengalaman pribadi.
Soal Waktu
Amal Jamai
Tahu Tempe Dakwah
Teruslah Bergerak
Amal Yaumi
Kemenangan Dakwah Kampus
Pendewasaan
Perbaikan Diri
Dai dan Murrabi
Post Crisis Dakwah Kampus
#CeritaBuku
Aku juga menulis buku :
Bahtera Dakwah 2024 (Kumpulan tulisan tentang Dakwah Kampus) Kalau mau membeli, DM saja.
Menyala Kesatuan 2024 (Kumpulan tulisan menyambut Milad KAMMI ke-26) bisa baca di sini.
Cerita buku yang pernah kubaca, bisa ke sini.
35 notes · View notes
journeyofken · 2 months
Text
Tapi katanya, kesepian adalah salah satu harga dari perbaikan diri.
Maka, mari coba tuk terus rasakan dengan hati yang lapang. <3
27 notes · View notes
ydlinx · 1 year
Link
0 notes
milaalkhansah · 2 months
Text
Disakiti Asumsi Sendiri
Seringkali kita disakiti oleh pikiran & juga asumsi yang kita buat sendiri. Tentang diri kita. Tentang orang lain. Padahal semua asumsi-asumsi tersebut tidak terjadi. Kita membiarkan diri kita hidup dalam pikiran kita. Bukan pada kenyataan yang sedang kita jalani. Kita menyakiti diri kita dengan membuat banyak pengandaian dan khayalan. Menciptakan asumsi-asumsi yang kita benarkan berdasarkan perasaan kita semata. Bukan pada apa yang sebenarnya terjadi.
Belajarlah untuk hadir & fokus pada apa yang kita jalani hari ini. saat ini. Tidak perlu teralu larut menyesali apa yang sudah terjadi, namun jadikan hal tersebut sebagai bahan perbaikan dan koreksi diri. Tidak perlu teralu mencemaskan apa yang akan terjadi di masa depan, cukup berusaha sebaiknya dan serahkan semuanya kepada Tuhan yang telah mengatur segalanya.
Karena terkadang, tidak ada yang lebih sering menyakiti kita dibanding perasaan dan pikiran yang kita ciptakan sendiri.
@milaalkhansah
93 notes · View notes
mulyanah · 1 month
Text
Aku tidak ingin merindukan diriku yang dulu karena bagaimanapun versi yang skarang adalah versi yang paling baik yang Allah anugerahkan kepadaku
Aku tidak ingin kembali ke diriku yang dulu mau sebahagia dan sesakit apapun karena waktu terus berputar dan aku harus tetap berjalan menata diri saat ini untuk kehidupan masa depan yang lebih berarti
Ada masa-masa dimana aku bingung bagaimana cara menghadapi diriku sendiri tapi yang pasti aku saat ini jauh lebih kuat dari kemarin, cukuplah bagiku melihat masa lalu sebagai pelajaran sebagai alat untuk perbaikan.
Masa lalu tetaplah masa lalu ia tak akan pernah berubah menjadi masa depanmu
Perihal masa lalu, Jika Allah sudah memberikan tanda titik (.) maka jangan lagi kau ubah dengan tanda Tanya (?), masanya sudah habis.
Milikmu hanya saat ini jadi mari fokuskan hati dan fikiranmu sekarang tidak kemarin juga tidak esok.
19 notes · View notes
kayyishwr · 7 months
Text
Sebagai manusia yang mengaku-dan semoga Allah mengakui juga-sebagai penyeru kebaikan (Da'i) kita seharusnya siap dengan banyak bahasan dan pembicaraan
Kita sedang menuju jalan perbaikan
Kita sedang menuju perubahan peradaban
Kita sedang menuju Allah
Dan banyak jalan menuju itu semua, tidak hanya terbatas pada kemenangan capres-cawapres, tidak hanya sebatas banyaknya hadirin yang hadir, tidak hanya sebatas pada ketertarikan orang
Memang, kita diminta punya spesialisasi, tapi jangan alergi dengan banyak bahasan. Memang, kita diminta untuk produktif, tapi jangan meremehkan yang lain; itulah tugas kita, selalu menghadirkan makna walau kecil, walau terbatas, walau sempit; agar semua merasa pantas dalam jalan perbaikan ini
Dan, mari kita terus mengingat bagaimana Shalahuddin Al Ayyubi, lahir dari kegelisahan generasi, bukan satu dua orang; lahir dari kesadaran kolektif, tidak peduli apa latar belakangnya; semua sepakat, perbaikan diri kemudian perbaikan institusi keluarga, hingga perbaikan lingkungan akan menghadirkan perbaikan peradaban
Tapi, itu jalan panjang, dan dimanakah kita?🇮🇩🇵🇸
92 notes · View notes
yunusaziz · 2 years
Text
Nasihat Syaikh Qaradhawi : Produktivitas Dakwah dan Spirit Keumatan
Tumblr media
Produktivitas dakwah tidaklah diukur dari seberapa sibuk seseorang terhadap aktivitas dakwahnya, melainkan dari seberapa banyak aktivitas tersebut mampu meringankan beban dakwah itu sendiri.
Perjalanan dakwah hari ini menuntut adanya kerja-kerja nyata yang proaktif untuk umat dari para pengusungnya. Sebab, jika kemungkaran hari ini, yang didukung semua fasilitas dan dana yang berlebih meracuni kehidupan, melemahkan ketetapan Allah dan menggiring manusia ke jurang kehancuran, maka bagaimanakah kita akan bersikap terhadapnya?
Apakah banyaknya jumlah ibadah telah membuat aman dan tenang perhitungan kita di hadapan Allah nantinya? Sementara setiap hari, selalu saja kita mendapati kabar dari saudara-saudara kita yang kepayahan, menderita atau bahkan gugur di depan mata?
Apakah kita hanya akan tetap berdiam saja? Perlahan mundur, lantas berbalik arah, kemudian menyerah begitu saja?
Mari kita lihat sejenak ke dalam diri kita. Ada dimana sikap kita hari ini? Bagaimana kabar spirit totalitas berkhidmat, kontributif untuk umat yang dahulu selalu kita gaungkan itu? Sudahkah hal tersebut memiliki dampak yang berarti hari ini? Atau justru membuatmu lelah, lalu berbalik arah?
Lihatlah kembali. Perusahaan tempat kita bekerja, kampus tempat kita berkarya, lingkungan masyarakat dimana kita berada, sekolah tempat kita berlatih, atau dimana saja aktualisasi dakwah kita. Seberapa besar kontribusi produktif diri kita?
Maka mengaminkan sebuah nasihat dari seorang syaikh yang Allah panggil beliau pada tanggal 26 September 2022, Dr. Yusuf Al-Qaradhawi (Semoga Allah menerima amal dan merahmati beliau) bahwa :
"Bukanlah dikatakan beriman, seorang yang bagus shalatnya, puasanya, zakat, dan ibadah-ibadahnya saja, melainkan mereka yang senantiasa memperhatikan urusan umat Islam dan beramal untuk urusan tersebut."
Itu menjadi pesan yang begitu mendalam bagi siapapun yang hari ini merasa kehilangan dan ingin melanjutkan perjuangan beliau dari segi apapun yang dapat dilakukan.
Jangan sampai upaya-upaya perbaikan diri yang merupakan suatu kewajiban insani, melalaikan upaya-upaya lain dalam membangun, memperbaiki, membawa angin perubahan untuk perbaikan umat. Yang hal itu sejatinya juga merupakan kewajiban lain, yang melekat pada insan yang beriman.
Sebagaimana beliau yang selalu tampil terdepan dan totalitas mengambil peranan-peranan itu, baik dalam tulisan-tulisan beliau, pendapat dan sikap beliau, maupun buku-buku yang telah beliau terbitkan, menjadi inspirasi, pencerah, semangat baru dalam kontribusi membangun umat.
Semoga kita hari ini, yang mengenal, bertemu beliau baik dari segi fisik maupun karya-karya beliau mampu mengambil ibroh untuk memaksimalkan sisa-sisa usia dalam upaya membangun peradaban umat, yang tidak lain adalah upaya untuk menjemput keridhoan-Nya.
Wallahua'lam.
359 notes · View notes
azurazie · 5 months
Text
Setelah berbuat baik, tidak perlu menengok ke belakang. Tidak untuk diungkit atau bahkan diperhitungkan. Biarkan kebaikan itu tumbuh sendiri menjadi ranting yang bercabang, yang menghadirkan kebaikan lainnya. Kita tidak perlu menengok kebelakang untuk mencari tahu. Agar definisi ikhlas itu tetap terjaga dengan baik.
Dan ketika berbuat salah, sering-seringlah menengok ke belakang. Untuk memastikan, sudahkah ada perbaikan setelahnya, dengan meminta maaf, dengan berintrofeksi diri. Untuk mencari ridho. Jangan sampai kesalahan itu membekas lama, sehingga akan semakin sulit dihilangkan. Tidak mudah dimaafkan. Atau bahkan sampai tidak bisa dilupakan orang lain.
@azurazie
29 notes · View notes