Tumgik
#Toleransi
penaimaji · 11 months
Text
Batas Toleransi
Tidak semua orang memiliki batas toleransi yang sama. Manusia dengan preferensi karakter T (Thinking) seperti ISTP, ESTP, INTP, ENTP, ISTJ, ESTJ, INTJ, ENTJ tentu akan cenderung lebih tolerir pada sesama preferensi T nya
Begitu pula manusia dengan preferensi karakter F (Feeling) seperti ISFP, ESFP, INFP, ENFP, ISFJ, ESFJ, INFJ, ENFJ tentu mereka juga cenderung tolerir dengan sesamanya
Kalau kita memiliki sebuah tim belajar/kerja, hubungan teman, pasangan, dsb yang berbeda preferensi, tentu akan selalu berbeda cara pandang. Satunya cenderung lebih banyak pakai think, satu lagi cenderung pakai feel
Kuncinya adalah saling memahami dan memaafkan satu sama lain. Menurunkan egonya masing-masing. Yaa memang tidak mudah, biasanya manusia dengan preferensi T cenderung tidak mau ambil pusing, yauda bodo amat, eh tapi yang F kepikiran terus :')
Dulu awal menikah, suka sebel sama suami karena gampang bawa perasaan dan selalu ingin diperhatikan. Suami juga kesel karena aku orangnya cuek dan ceplas ceplos. Kalau habis berantem, aku bisa makan dan melakukan aktifitas seperti biasa. Sedangkan suamiku ngambek ga mau makan, sampe pernah bolos kerja ambil cuti gara-gara bete sama aku wkwk
Namun saat sudah dua tahun berjalan, kami mulai memahami karakter masing-masing. Saat aku mulai ngomel, ia memberi ruang sejenak untuk aku meluapkannya. 10 menit kemudian ya udah biasa aja. Baru kami membicarakan hal pemicu pertengkaran tadi
Kalau suamiku marah, aku diam, diamnya karena memang malas menanggapi. Takutnya malah meledak-ledak. Nanti juga reda sendiri. Sekarang dia mulai mengikuti ritmeku, hingga hari dimana ada percakapan yang membagongkan..
"Kamu kok beberapa hari ini nggak pernah ngomelin aku sih?", katanya beberapa waktu lalu
"Seneng ya? Wkwk"
"Aku malah takut. Gapapa diomelin aja. Kan berarti aku diperhatiin"
"Emangg.. aneh. Katanya gak suka kalo aku ngomel-ngomel", jawabku
"Gapapa, kan bentar aja kalo ngomel"
Aku cuma ketawa, memang suamiku ini aneh. Namun kupikir-pikir, berjalan tahun kedua ini aku sudah mulai banyak menerima perbedaan kami yanggggg sangaaaattt berbeda. Lama-lama ketularan suamiku yang tidak over-react dan lebih sabar (sedikit) wkwk
"Kamu itu care tapi kekurangannya cuma satu, reaktif", katanya
Wkwkkwk aku semakin tertawa. Iyaaaa aku sangat reaktif, karena semua keluargaku reaktif, ya biasa suroboyoan emang kayak gitu. Dibalik galaknya, orang-orangnya sangat friendly wkwk. Di tahun kedua ini aku lebih banyak ngerem nya, karena merasa durhaka kalo marah2 ke suami. Nggak tega marahin dia :')
Dari latarbelakang keluarga aja udah beda. Suami aja sampe kaget liat adekku kalo lagi ngomong sama mama, atau cara mama ayah ngilokno anaknya wkwk. Bercandanya seringkali blak-blakan dan kelewatan. Beda dengan keluarga suamiku, yang mirip2 lah sama keluarga ala keraton, karena ada batas-batas yang harus dijaga dengan sopan🤣 jadi mana pernahhh aku ngakak-ngakak di keluarga suamiku wkwk monmaap jaim lah
Balik lagi ke batas toleransi. Kita sebagai manusia seharusnya lebih pemaaf, luwes, lebih mentolerir hal-hal yang bersifat duniawi. Namun seringkali kita denial dengan individu yang berbeda dengan kita. Kita tidak mau mentolerir hal-hal yang sebenarnya tidak mempengaruhi iman dan agama kita
Jangan mudah menjudge orang lain yang 'berbeda' preferensi sifatnya. Apalagi merasa hidupnya sudah paling sempurna, lalu denial dengan kekurangan. Kita cukup perlu mengakui, setiap sisi dari individu pasti punya kekurangan, termasuk diri sendiri
Berusahalah memahami orang lain, sebagaimana kita juga ingin dipahami. Namun jika orang lain memiliki batas toleransi yang sempit terhadap kita, ya itu bukan urusan kita
Semoga Allah memberikan kita hati yang luas; yang mudah lapang; yang mudah memaafkan; yang mau memahami orang lain; yang mau belajar melihat kesalahan diri; yang mudah berbaiksangka; yang melihat setiap masalah dari kacamata agama
Setiap manusia pernah berbuat salah, dan sebaik-baik dari hamba yang berbuat salah ialah bertaubat
Jakarta, 6 Juni 2023 | Pena Imaji
89 notes · View notes
chillinaris · 1 year
Text
Nabi Muhammad tidak pernah mengatakan dia Sunni. Dia memberi kita adalah Sunnah. Dia tidak pernah mengatakan dia Syiah. Tapi melalui putrinya Fatimah dia memiliki Hussein dan Hassan.
.....
Mari berkumpul sebagai sebuah keluarga. Dan saling mencintai. Dan saling menghormati. Dan bekerja untuk kebaikan. Dan saling menopang dalam kebaikan.
67 notes · View notes
draftslt · 5 months
Text
SAS Project! 🙇🏻‍♀️💢
Halo halo semuanya! Berikut adalah link yang berisi video wawancara tetangga berbeda agama dari kelompok 1. Kami mohon kritik dan sarannya yaa. Terimakasih! 💌🤠
youtube
6 notes · View notes
isfasyams · 4 months
Text
“Semakin berilmu akan membuat seseorang semakin toleran”
Kalimat ini tidak sepenuhnya benar, dan perlu dirinci.
Ilmu membuat kita lebih mengetahui batas-batas dalam agama, sehingga kita tahu mana yang perlu ketegasan, dan mana yang bisa ditoleransi.
Sehingga semakin berilmu akan semakin toleran pada hal-hal yang memang luas (perkara khilafiyyah ijtihadiyah), dengan tetap berpegang kepada yang kita anggap benar tanpa mencela yang berbeda dalam perkara ini. Dan sebaliknya, akan bersikap tegas pada hal-hal yang memang telah baku sebagai pokok dalam agama.
Kokoh bukanlah kaku dalam hal yang masih bisa ditoleransi, namun ia adalah bagaimana bisa tetap berpegang teguh pada prinsip ketika dihadapkan dengan derasnya arus syubhat dan syahwat.
Sikap seperti ini tidak disukai oleh mereka yang imma'ah, yaitu sikap yang mudah terbawa arus.
Nas'alullah As-Salamah wal ‘afiyah.
2 notes · View notes
azareeart · 10 months
Text
The Tolerance Poster Show was an incredible exhibition curated by Jean Quarcoopome at the Diaspora Fine Arts gallery in Accra from the 9th to the 25th of June, 2023. It featured posters from artists all over the world, each with their own unique take on what tolerance means to them. The posters varied in style, with some artists using creative fonts to express their ideas, while others used metaphorical images to represent tolerance. The exhibition was a great opportunity to see how different people from different cultures and backgrounds approach the same subject in their own unique ways.
Some posters had a very literal interpretation of the theme, others were more abstract, some were very colorful and playful, while others were more serious and thought-provoking. It was fascinating to see how different artists approached the same subject in such different ways.
The different approaches made it clear that everyone had a unique perspective on the theme. It was interesting to see how differently artists approached the same subject, but it was also clear that we all have more in common than we think. While some posters were more memorable than others, it was easy to see how they all reflected the theme. There were a few light bulb moments here and there, and it was also interesting to see how some posters were similar in terms of concept, although the execution seemed different.
It was fascinating to see a poster by an artist from China who used an old and a young hand to symbolize tolerance. It's a subtle representation, but it's a fine example of how different people can learn from each other, regardless of age.
I also found another poster that used humor to address social issues particularly compelling. It cleverly connected the #MeToo movement with the need for tolerance towards former President Trump. The poster's pun was so perfectly placed that it made me smile a little.
I found it intriguing how several artists approached the theme of tolerance by using race as a context. By incorporating black and white boxing gloves, black and white knives, and black and white cats, they were able to creatively depict tolerance between races. It's interesting to note that throughout history, people of different races have been intolerant of each other, making the artists' contributions to the theme particularly poignant.
It's clear that the artists' unanimous decision to explore the theme of tolerance through race, despite their different backgrounds, underscores the need for tolerance among people of different races. The exhibition's artworks demonstrate the importance of understanding and respecting each other's differences, and the power of art to promote empathy and encourage positive change.
Finally, I noticed several artworks that depicted tolerance through the use of rainbow colors and images related to the LGBTQ+ movement, which I found interesting. There were about three artworks from Israel that explored this angle, prompting me to wonder about Israel's stance on LGBTQ+ rights. I was surprised to learn that Israel's LGBTQ+ rights are considered the most developed in the Middle East. Thank you poster show, because I don’t think I would’ve ever come across that piece of information in my life!
Long story long, the Tolerance Poster Show was a fantastic exhibition that showcased the incredible talent of artists from all over the world. It was a great opportunity to see how different people from different cultures and backgrounds approach the same subject in their own unique ways. I would highly recommend that type of exhibition to anyone who is interested in art, culture, or social issues.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
3 notes · View notes
dihatikuadakamu · 2 years
Quote
Toleransi itu ketika kamu minum kopi dan saya minum teh di satu meja yang sama. Dan kita asik menikmatinya, tanpa harus kamu masukin kopi kamu ke teh saya.
@naim_ku
10 notes · View notes
oceanasenja · 2 years
Text
Dalam menjalani kehidupan perlu saling toleransi, seperti yang diajarkan guru saat kita sekolah dulu. Tapi semua itu tergantung pribadi masing-masing. Dan umur tidak menjamin seseorang itu bisa saling toleransi, atau paling tidak pengertian lah sama teman atau orang di sekitar kita. Kita tidak bisa hidup sendirian, pasti membutuhkan seseorang untuk membantu kita dalam hal apapun. Jadilah pribadi yang berguna untuk sekitar kita, sekalipun kita tidak berguna atau tidak di butuhkan, ya paling tidak jangan menyusahkan orang sekitar. ☺
6 notes · View notes
baliportalnews · 4 months
Text
Perkuat Toleransi dan Jaga Keharmonisan, Bupati Sanjaya Apresiasi Musda V FKUB Tabanan
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, TABANAN - Partisipasi Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE., MM., dalam Musyawarah V Daerah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) periode 2023-2028, Selasa (19/12/2023), menunjukan komitmen Pemerintah Daerah untuk selalu mendukung kerukunan antarumat. Hal Ini juga merupakan langkah positif untuk memperkuat toleransi antarumat dan membangun kerjasama yang harmonis guna memajukan kehidupan beragama di masyarakat. Kehadiran Bupati Sanjaya yang saat itu didampingi Sekda, Ketua FKUB Tabanan dan OPD terkait di lingkungan Pemkab Tabanan, sekaligus membuka acara Musyawarah Daerah V FKUB Kabupaten Tabanan yang dilangsungkan di Warung Dewi Sri, Jl. Ahmad Yani, Abiantuwung, Kediri, Tabanan. Turut hadir saat itu, Para Ketua Kerukunan Umat Beragama di Tabanan, Camat dan unsur Forkompimcam Kediri, Perbekel, Bendesa Adat dan undangan terkait. FKUB Tabanan sebagai suatu organisasi yang memiliki peran penting dalam menampung dan menyalurkan aspirasi organisasi masyarakat Kabupaten Tabanan. Dengan pelaksanaan dialog antar pemuka dan antar tokoh agama dan masyarakat di Kabupaten Tabanan dan melaksanakan sosialisasi peraturan perundangan-undangan serta kebijakan di bidang keagamaan sebagai upaya mewujudkan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Tabanan. Bupati Sanjaya mengapresiasi panitia dan semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Musda V FKUB Tabanan periode 2023-2028 serta ucapan terimakasih pada pengurus FKUB di periode 2019-2023 yang telah turut serta secara konsisten dalam melaksanakan pembangunan masyarakat dan turut menjaga harmoni kerukunan antarumat beragama di Tabanan. “Semoga melalui pelaksanaan kegiatan ini, dapat menjadi momentum bagi kita semua mempererat rasa kekeluargaan, mempererat rasa silaturahmi, mempererat rasa kerjasama dan gotong royong serta silaturahmi yang sudah terjalin sangat baik selama ini," ujar Sanjaya penuh semangat. Bupati Sanjaya berharap dengan pelaksanaan acara Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Tabanan ini akan dapat melahirkan pemimpin yang terbaik daripada FKUB Kabupaten Tabanan yang dapat melanjutkan, meningkatkan program kerja dan mewujudkan tujuan organisasi, membangun sinergitas, komunikasi dan kolaborasi lintas organisasi kemasyarakatan dengan Pemerintah Kabupaten Tabanan serta secara bersama-sama membangun dan mensukseskan pembangunan di Kabupaten Tabanan. Melalui forum Bhineka Tunggal Ika yang juga didirikan, Politisi asal Dauh Pala tersebut juga terus berupaya menguatkan rasa persatuan lintas agama di Kabupaten Tabanan. “Astungkara saya mencoba juga menyalurkan beberapa aspirasi umat beragama lintas suku dan lain-lain. Saya bersama saudara-saudara di lintas agama mendirikan Forum Bhineka Tunggal Ika di Kabupaten Tabanan sebagai contoh pemersatu dan mengeratkan tali silaturahmi yang astungkara sudah berjalan dengan baik. Forum Bhineka Tunggal Ika yang sudah ada, tolong dijaga dan dipupuk karena ini bagian dari lintas agama," tegas Sanjaya. Selaku Ketua Panitia, Haji Anwar Haryono menyampaikan, dengan Musyawarah Daerah ini dibiayai dengan hibah dari Kementerian Agama Kabupaten Tabanan dana Pemda Kabupaten Tabanan. Pihaknya sekaligus menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasihnya kepada Bupati Tabanan yang dalam kesempatan tersebut sekaligus memberikan bantuan dan dukungan, sebagai bentuk perhatian dalam memperkuat keberagaman sebagai sumber kekuatan bersama untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan di Kabupaten Tabanan.(bpn) Read the full article
0 notes
hidayatuna · 5 months
Text
Upaya Institut Leimena Bangun Literasi Keagamaan di Indonesia
Jakarta, IL News – Upaya Institut Leimena bersama berbagai mitra dari dalam dan luar negeri untuk membangun literasi keagamaan secara skala besar di Indonesia mendapatkan sambutan positif. Director International Center for Law and Religion Studies (ICLRS) Brigham Young University, Brett Scharffs, dan President International Religious Freedom (IRF) Secretariat, Nadine Maenza, mengapresiasi peran…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
ceritawali · 8 months
Text
Tumblr media
Cerita Wali Songo adalah kisah yang kaya akan sejarah, budaya, dan nilai-nilai moral. Kisah-kisah ini telah menginspirasi masyarakat Indonesia selama berabad-abad
Sunan Gresik, wali Songo pertama, adalah sosok yang bijaksana dan toleran. Ia menggunakan pendekatan budaya untuk menyebarkan agama Islam di tanah Jawa
Wali Songo menyebarkan agama Islam dengan cara yang damai dan toleran. Mereka mengajarkan nilai-nilai moral, seperti toleransi, kearifan lokal, dan keadilan.
1 note · View note
rainilamsari · 9 months
Text
7an
sebuah tulisan episode belum move on dari topik overthinking akhir pekan lalu. tentang tujuan.
saya mengunggahnya seketika, di platform sebelah, mumpung masih hangat di kepala. tentang pertanyaan-pertanyaan yang tiba-tiba muncul tentang tujuan..
apakah tujuan selalu bermakna tempat?
jawabannya, tentu tidak. saya yang terlalu sempit menafsirkan. KBBI bahkan mencatatnya sebagai: arah, haluan, maksud, tuntutan.. maka bisa dikatakan saat bertemu dengan kawan-kawan di perjalanan, bertemunya di tengah perjalanan, berpisahnya juga di tengah perjalanan; kami 'sempat' memiliki tujuan yang beririsan: bersepeda. sesederhana itu, rupanya.
jika demikian, apakah tujuan itu berjenjang?
bisa jadi, ya, tergantung bagaimana diri memetakannya. juga strategi yang disusun dalam mencapainya. apakah sedetail itu kita tetapkan step by step-nya.. bagaimana kita memandang milestone, menjadikannya batu lompatan untuk meraih tujuan-tujuan kecil dan jangka pendek menuju tujuan akhir yang lebih besar. atau justru tujuan akhir yang lebih kecil, namun berdampak besar.
bagaimana mekanisme "tujuan yang sama dapat mempertemukan orang-orang"?
sepertinya saya kembali ditautkan dengan tema ini. saya sedang senang mengaitkannya —selain memang terkait entah secara langsung maupun tidak. tentang ruh-ruh yang saling mengenal, tapu kali ini dengan spektrum yang lebih luas. saya bisa membayangkan contohnya tapi tidak bisa mendeskripsikannya. misalnya destinasi bepergian, kebutuhan MCK, kewajiban beragama.. orang-orang dengan tujuan Depok dari Parung akan punya pilihan untuk naik angkot 03 atau ojek/taksi online atau menumpang kendaraan tetangga/kenalan, misalnya, dengan tumpangan berbeda tujuannya sama-sama Depok. kalau terkait Depoknya sebelah mana, ya, itu beda lagi. Depok adalah irisan tujuan.
tapi bukankqh ada yang tujuannya sama tapi rute yang diambilnya berbeda? sehingga tidak terjadi pertemuan di antara mereka?
kita bisa cek setidaknya dua perspektif. pertama, pertemuan tidak selalu harus di awal atau di tengah, bukan? bisa saja memang skenario-Nya menghendaki pertemuan di akhir :) yang kedua, kita bisa nilai, apakah ketidaksamaan jalur menuju titik temu masih bisa dikomunikasikan? berada dalam batas toleransi? tidak menyalahi hal-hal fundamental yang kita genggam erat dan justru lebih sarat dengan makna-makna hebat?
ugh. emotional damage.
1 note · View note
chillinaris · 9 months
Text
MENELADANI AKHLAK RASULULLAH KEPADA UMAT KRISTEN
“DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG. Dari Muhammad sebagai Nabi kepada Uskup Abul Harits, uskup-uskup Najran, para pendeta, para rahib, dan semua orang yang ada di bawah kuasa mereka sedikit maupun banyak. Perlindungan Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada seorang pun uskup, rahib, atau pendeta yang diganti, dan juga tidak ada satu pun hak dan kekuasaan mereka yang akan diganti, dan tidak juga yang sudah menjadi kebiasaan mereka. Perlindungan Allah dan rasul-Nya selamanya, selama mereka berdamai dan jujur serta tidak berlaku zalim.”
Demikian isi perjanjian Nabi Muhammad dengan orang-orang Kristen Najran.
📎 https://tinyurl.com/k65x6fxf
3 notes · View notes
deeptalkind · 1 year
Text
Please check this out
1 note · View note
detikkota · 1 year
Text
Milenial Tangerang Center Minta Hindari Politik Identitas Pada Pemilu 2024
TANGERANG, detikkota.com – Dalam rangka mewujudkan toleransi antar umat beragama, untuk pertama kalinya, Milenial Tangerang Center (MTC) melaksanakan acara dialog publik dengan tema “Penguatan Toleransi Beragama Serta Pemahaman Politik Identitas Guna Pemilu Damai” di Gedung Serba Guna Pemerintah Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten pada Sabtu, (15/4/2023). Acara tersebut dihadiri Bupati…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kbanews · 1 year
Text
Kiai Lamongan Ini Tepis Tuduhan Anies Intoleran
LAMONGAN | KBA — , KH Muhammad Dawam Sholeh menepis tuduhan tidak tepat yang menganggap bakal calon presiden dari poros Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan, sebagai sosok intoleran. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Ishlah, Sendangagung, Paciran, Lamongan, Jawa Timur itu mengatakan, orang Islam yang benar dan pengetahuannya luas pasti toleran. Selain itu mengerti apa…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
hidayatuna · 1 year
Text
Dialog Antar Agama: Sebuah Upaya Kerukunan Umat Beragama
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Konflik atas nama agama masih mengalami perkembangan hingga sekarang. Baik penodaan agama, penyerangan atau pengeboman tempat ibadah, terorisme, penyerangan aparatur pemerintah, bahkan aksi pembunuhan dan lain sebagainya masih menjadi kasus yang belum terselesaikan. Sepanjang tahun 2021, dari data Global Terrorism Indeks (GTI) 2022 menyebutkan terdapat 5.226 aksi…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes