Tumgik
#tugasnya
guide-saveurs · 1 year
Text
Top News Mengapa Seorang Rasul Selalu Siaga Dalam Menghadapi Tantangan Dan Cobaan Dalam Tugasnya
Tumblr media
Mengapa Seorang Rasul Selalu Siaga Dalam Menghadapi Tantangan Dan Cobaan Dalam Tugasnya adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Mengapa Seorang Rasul Selalu Siaga Dalam Menghadapi Tantangan Dan Cobaan Dalam Tugasnya yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Mengapa Seorang Rasul Selalu Siaga Dalam Menghadapi Tantangan Dan Cobaan Dalam Tugasnya? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/mengapa-seorang-rasul-selalu-siaga-dalam-menghadapi-tantangan-dan-cobaan-dalam-tugasnya/
0 notes
ghostlysongbeard · 1 year
Text
Top News Mengapa Seorang Rasul Selalu Siaga Dalam Menghadapi Tantangan Dan Cobaan Dalam Tugasnya
Tumblr media
Mengapa Seorang Rasul Selalu Siaga Dalam Menghadapi Tantangan Dan Cobaan Dalam Tugasnya adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Mengapa Seorang Rasul Selalu Siaga Dalam Menghadapi Tantangan Dan Cobaan Dalam Tugasnya yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Mengapa Seorang Rasul Selalu Siaga Dalam Menghadapi Tantangan Dan Cobaan Dalam Tugasnya? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/mengapa-seorang-rasul-selalu-siaga-dalam-menghadapi-tantangan-dan-cobaan-dalam-tugasnya/
0 notes
forresthom · 1 year
Text
Top News Mengapa Seorang Rasul Selalu Siaga Dalam Menghadapi Tantangan Dan Cobaan Dalam Tugasnya
Tumblr media
Mengapa Seorang Rasul Selalu Siaga Dalam Menghadapi Tantangan Dan Cobaan Dalam Tugasnya adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Mengapa Seorang Rasul Selalu Siaga Dalam Menghadapi Tantangan Dan Cobaan Dalam Tugasnya yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Mengapa Seorang Rasul Selalu Siaga Dalam Menghadapi Tantangan Dan Cobaan Dalam Tugasnya? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/mengapa-seorang-rasul-selalu-siaga-dalam-menghadapi-tantangan-dan-cobaan-dalam-tugasnya/
0 notes
foodmucem · 1 year
Text
Top News Mengapa Seorang Rasul Selalu Siaga Dalam Menghadapi Tantangan Dan Cobaan Dalam Tugasnya
Tumblr media
Mengapa Seorang Rasul Selalu Siaga Dalam Menghadapi Tantangan Dan Cobaan Dalam Tugasnya adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Mengapa Seorang Rasul Selalu Siaga Dalam Menghadapi Tantangan Dan Cobaan Dalam Tugasnya yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Mengapa Seorang Rasul Selalu Siaga Dalam Menghadapi Tantangan Dan Cobaan Dalam Tugasnya? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/mengapa-seorang-rasul-selalu-siaga-dalam-menghadapi-tantangan-dan-cobaan-dalam-tugasnya/
0 notes
andromedanisa · 6 months
Text
Arti Menikah - Belajarlah tentang banyak hal.
Kata Bapak hafidzhahullah ta'ala, "jika cinta dan kasih sayang seorang laki-laki itu lebih besar dari pada cinta seorang perempuan, maka dia tidak akan pernah melepaskan perempuan itu darinya. ia akan tinggal lama dihatinya. dan untuk membuat seorang laki-laki demikian, dibutuhkan seorang perempuan yang sabar dan pengertian."
aku teringat obrolan santai dengan Bapak, sehari sebelum menjadi seorang istri. Kala semua orang sibuk menyiapkan banyak hal termasuk Ibu, Bapak justru mengajakku lebih banyak cerita dari kebiasaan Bapak yang tidak demikian. Saat itu aku bertanya bagaimana posisi Ibu dihati Bapak. Yang semakin banyak ku rinci, Bapak semakin banyak tersenyum seolah membenarkan.
Namun satu hal yang Bapak katakan membuatku tertarik untuk bertanya lebih lanjut. "Ibumu itu orang yang sabar dan pengertiannya begitu lapang. Ibumu itu keras terhadap pendirian dan pendapatnya, namun ketika keputusan Bapak tak selaras dengan Ibumu, ibumu meletakkan semua pendapatnya dan memilih pada keputusan Bapak. Ada banyak momen dimana Bapak tidak berkata sekalipun, Ibumu lebih peka perihal apa yang Bapak butuhkan. Tanpa bertanya banyak hal, Ibumu sudah menyiapkan semuanya dengan baik. Tanpa memberi tugas, Ibumu telah paham apa yang menjadi tugasnya. Beberapa hal bertanya tentang apa yang Bapak suka dan tidak, selebihnya tanpa Bapak kasih perintah, Ibumu telah lebih dulu mengerti.
Tak pernah bertanya kenapa begini, kenapa begitu sebab paham bahwa Ibumu tidak ingin memberikan banyak beban. Ibumu begitu totalitas menjalani perannya sebagai seorang istri. Tak pernah menuntut harus jalan-jalan setiap pekan, atau liburan setiap tahun, atau hal-hal yang dirasa bapak belum mampu untuk menyanggupinya kala itu. Tidak pernah merengek meminta waktu bapak atau menuntut untuk lebih romantis atau hal-hal yang dimana Bapak harus peka terhadap kondisi ibumu. Ibumu tidak pernah meminta akan hal itu. Kala sudah tenang semuanya, barulah ibumu sampaikan dengan bahwasanya yang dimana tanpa menggurui bapak akhirnya mengerti.
Pernah saat dimana belum ada HP dan saat itu posisi ibumu sedang mengandung kamu 6 bulan, belum ada telpon rumah juga. Saat itu bapak harus lembur dan tidak pulang karena memang harus menyelesaikan deadline, dimana besok pagi presiden pak Soeharto akan berkunjung. Bapak nggak bisa ngabari ibu, karena memang tidak bisa pulang. Kamu tahu apa yang ibumu lakukan? Ibumu jalan sama emak tetangga sebelah rumah mau pergi menyusul bapak dikantor. Sebelum sampai kantor ada pos marinir dan bertanya perihal ada perlu apa jam segini kok mau ke PT.Pal dari pos ke kesana masih sangat jauh sekali. Lalu ibumu bilang kalau suaminya dari kemarin belum pulang, ia khawatir takut terjadi apa-apa. Lalu seorang petugas meminta ibumu dan emak untuk menunggu di pos, salah satu petugas berangkat menanyakan hal tersebut ke kantor. Setelah memastikan nama dan divisi bapak. Petugas tersebut menyampaikan bahwa seluruh karyawan disivi tersebut memang harus lembur, karena besok pagi akan ada kunjungan presiden. Setelah tahu kabar itu, ibumu dan emak pulang kerumah. Dan setelah beres semuanya bapak pulang kerumah, sampai dirumah ibumu tetap menyambut bapak dengan baik. Tak bertanya ini itu dengan banyak pertanyaan atau memasang muka cemberut. Nggak, ibumu tidak demikian.
Ibumu tetap melayani bapak dengan baik dan membiarkan bapak beristirahat dengan nyaman. Tanpa bertanya kenapa ndak pulang, bapak lebih dulu menjelaskan perihal tersebut.
Sebetulnya diawal pernikahan laki-laki itu sudah siap untuk mengayomi, mendidik, dan siap untuk memenuhi semua kebutuhan istri dan anak-anaknya nanti. Terkadang yang membuat mereka berubah salah satunya dari pasangannya sendiri. Yang mungkin terlalu menuntut banyak hal dan tidak memberikan rasa tenang itu. Memang manusia tidak ada yang sempurna, demikian juga dengan Bapak ataupun ibumu ini. Namun ada banyak hal kebaikan ibumu yang tidak bisa bapak sebutkan satu persatu. Biarlah bapak banyak doakan untuknya, biar Allaah yang balas dengan banyak kebaikan untuknya. Sekali lagi pernikahan itu adalah salah satu karunia yang harus disyukuri selama perjalanannya. Ujar bapak mengakhiri ceritanya.
Lalu malam harinya aku memutuskan untuk tidur dengan ibu sebelum menjadi istri esok harinya. Sebelum tidur banyak hal yang aku tanyakan, aku tak pernah merasa benar-benar begitu sangat dekat ketika saat itu juga. Salah satunya aku bertanya perihal cerita bapak tadi sore itu, mengapa ibu bersikap demikian dan demikian.
Ibu menjelaskan dengan bahwasanya yang apa adanya, "ketika seorang wanita telah memutuskan untuk menikah, maka seharusnya ia sudah paham perihal hak dan kewajiban serta konsekuensinya. bagaimana jika nanti pasanganku seperti ini, bagaimana jika nanti masuk fase seperti itu. Apalagi ketika seorang perempuan telah menjadi istri maka ia sudah mengerti bagaimana seharusnya berkhidmat untuk suaminya. Jika sudah paham dan mengerti bagaimana seharusnya bersikap, maka sudah sepatutnya kita harus memberi banyak udzur kepada pasangan kita. Saat itu ibu mencoba untuk memberi banyak udzur kepada bapak.
Tidak ada seseorang yang melakukan tanpa ada alasan. Dan bapakmu pasti sedang dikondisi yang demikian. Ibu mencoba belajar untuk mengerti, terkadang tidak semua kondisi bisa berjalan dengan sebagaimana mestinya. Tidak semua kondisi bisa dijelaskan saat itu juga. Pernikahan itu ibadah terlama, dan dalam beribadah tidak semuanya berjalan menyenangkan sesuai dengan keinginan kita kan ya, nduk. Itulah mengapa sabar diperlukan untuk menjalani setiap prosesnya.
Intinya jangan pernah merasa paling capek, paling menderita, paling jenuh, atau paling sibuk. Jika nanti kamu menemukan kondisi yang demikian, cobalah kembalikan ke dirimu sendiri. Saat capek, jenuh dan kondisi tidak baik-baik saja, pasanganmu menuntut banyak hal darimu. Apakah kamu senang? Tentu tidak kan ya, maka diperlukan hati yang lapang untuk mengerti.
Jangan banyak menuntut hak sama manusia, sebab balasan terbaik adalah balasan dari Allaah. Karna kalau banyak menuntut dari manusia, kamu akan merasa capek sendiri dan tidak menemukan ketenangan nantinya. Serahkan semuanya sama Allaah, biar tenang.
Apa yang bisa kamu beri kepasanganmu nanti, berikanlah senampumu. Berkhidmatlah dengan totalitas untuknya, tidak akan sia-sia apa yang kamu berikan. Sebab sekecil apapun upayamu, Allaah melihatnya. Ketika sudah melakukan yang terbaik, jangan berkecil hati bila balasannya tidak sesuai apa yang kamu harapkan.
Berkhidmat itu yang menyenangkan hati suamimu, yang dimana suamimu betah dirumah sebab ia temukan ketenangan dalam rumahnya.
Empat tahun lalu nasihat ini aku simpan ditumblr, ku baca kembali. Dan aku menangis. Sebab memang benar, dalam sebuah pernikahan tidak hanya tentang aku saja melainkan dia juga yang menjadi kita.
Sebagaimana pengertiannya Ibunda Khadijah radhiyallaahu anha yang tanpa bertanya mengapa Rasulullaah Shallaahu alaihi wassalam tubuhnya gemetar dan meminta Ibunda Khadijah untuk menyelimuti Rasulullaah. Yang dengan totalitas berkhidmat dan menyerahkan seluruh harta, jiwa dan hidupnya kepada orang yang tercintanya. Itulah mengapa Ibunda Khadijah radhiyallaahu anha tinggal begitu lama dihati Rasulullaah Shallaahu alaihi wassalam.
Bukan perihal apa yang sudah pasangan berikan kepada kita, melainkan sudah sejauh dan semaksimal apa yang telah kamu lakukan untuknya karena Allaah. Maka mintalah kepada Allaah Ta'ala untuk menganugerahi rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warohmah. Sebab rumah tangga sakinah adalah karunia Allaah yang harus terus dipintakan hingga akhir hayat..
للَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا ، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا ، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ
"Ya Allaah, satukanlah hati kami. Perbaikilah keadaan kami jalan-jalan keselamatan (menuju surga)." - HR. Abu Daud, no 969, dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallaahu anhu.-
Pernikahan itu tidak tegak karena rupa yang elok atau harta, akan tetapi dia tegak dengan agama dan akhlak. (Syaikh Muhammad Mukhtar Asy Syinqithi rahimahullaah)
Akhlak, sabar dan saling mengerti masuk dalam kategori akhlak kan? Maka berakhlak dengan akhlak yang baik. Semoga Allaah menganugerahi kita semua pasangan yang menyejukkan mata dan hati. Yang menjadi penenangan dalam segala kondisi apapun. Allaah anugerahi kita rumah tangga sakinah, mawaddah, warahmah. Sehidup sesurga bersama.. aamiin..
Kontemplasi 9/11/19 - 9/11/23
783 notes · View notes
maitsafatharani · 3 months
Text
Terimakasih, Pak Anies.
Barangkali, itu kalimat pertama yang ingin aku ungkapkan, jika ditanya tentang kesan di Pemilu 2024.
Terimakasih ya Pak, sudah berjuang untuk maju, menjadi salah satu calon presiden yang membuat kontestasi Pemilu terasa lebih ada 'ghirah'nya.
Jujur, di 2014 dan 2019, rasanya jengah sekali. Setiap membuka medsos, isu-isu SARA yang menjadi bahasan. Kampanye yang begitu-begitu saja, membuat bosan untukku pribadi melihat perjalanan kampanyenya. Karena paling ya, begitu saja tren-nya. Blusukan ke warga-warga, kampanye di atas pentas sembari bermonolog di bawah terik matahari, juga bagi-bagi amplop *eh.
Di 2024, Pak Anies dan tim menciptakan atmosfer yang berbeda. Desak Anies dan Slepet Imin, menjadi model kampanye yang berani tampil beda di sejarah pesta demokrasi Indonesia.
Dalam Desak Anies dan Slepet Imin, terjadi dialog antara capres-cawapres, dengan audiens. Audiens bisa menanyakan apa pun, bahkan mengadukan keresahan apa pun.
Ini menarik.
Melihat bagaimana para calon pemimpin kita berdialog dengan rakyat biasa maupun para mahasiswa, yang penuh dengan keluhan dan kritik yang beraneka ragam. Gaya kampanye ini meruntuhkan gaya konservatif, dan aku tidak bisa bilang tidak, gaya kampanye ini adalah gaya yang mendidik rakyat.
Buatku pribadi, ini mengagumkan. Bagaimana capres-cawapres bahkan memperhatikan bagaimana strategi dalam berkampanye. Memperhatikan bahwa proses pesta demokrasi, bukanlah sekedar pesta untuk yang akan maju mencalonkan diri. Tapi senyatanya, pesta demokrasi haruslah dirasakan sebagai 'pesta' oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Meski tidak bisa langsung mengikuti agenda Desak Anies, aku adalah salah satu pendengar setia rekamannya di Youtube. Pak Anies selalu menyampaikan di setiap dialog, bahwa Desak Anies adalah cara paslon 01 menawarkan 'cara berpikir' mereka. Menurut beliau, rakyat harus tahu bagaimana cara pemimpinnya membuat keputusan, dimana keputusan lahir dari cara berpikir. Menurut beliau lagi, pemimpin itu tugasnya membuat keputusan, maka sudah seharusnya rakyat memilih pemimpin dengan cara berpikir yang paling relevan. Aku semakin kagum dengan strategi beliau.
Terbayang, menghadiri berbagai dialog pasti adalah hal yang menguras pikiran dan tenaga. Belum lagi jika ada kritik-kritik yang perlu dijawab, betapa melelahkannya. Tapi Pak Anies dan segenap tim, tetap memilih proses yang 'out of the box' ini demi mendidik rakyat dalam proses pemilu. Selain juga pasti ada misi menjaring suara.
Pak Anies, kuakui adalah sosok yang memiliki kelebihan dalam public speaking nya. Beberapa pihak bersentimen negatif, menyebut kelebihan ini sebagai 'omon-omon' belaka, atau 'janji manis' tanpa eksekusi nyata. Beberapa juga berpandangan, orang yang ucapannya manis di mulut, tidak selalu baik dalam bekerja. Tapi, kurasa itu logika yang tidak selalu benar dan tidak bisa dipukul rata. Kecerdasan berbicara tidak berarti payah dalam kerja nyata. Tidak bisa dihakimi begitu saja. Dan lagi, rekam jejak selama Pak Anies menjabat Gubernur Jakarta pun dapat kita pelajari di berbagai platform media sosial.
Ada lagi yang menarik menurutku. Performa Pak Anies saat debat. Aku kebetulan menyimak debat ketiga secara live via Youtube. Disana, Pak Anies tampak begitu 'menyerang'. Jujur, sebagai orang yang tidak suka dengan konflik, aku agak jengah menonton serangan demi serangan tersebut. Tapi, secara jernih aku mencoba berpikir. Acaranya ini judulnya debat, lagipula saat itu temanya adalah pertahanan, dimana salah satu paslon adalah juga menteri pertahanan. Wajar kalau terjadi kritik yang pedas, dan harapannya yang bersangkutan piawai dalam menjawab. Namun, seperti yang kita lihat dan saksikan sendiri, yang terjadi justru sebaliknya. Ah, sepertinya tidak perlu kujelaskan, netizen bisa menilai sendiri dengan mindsetnya masing-masing :)
Aku tersadar, bahwa saat itu Pak Anies sedang menjalankan peran, sebagai seorang kontestan yang berdebat. Terimakasih Pak, sudah menjalankan peran sesuai dengan situasinya.
Lalu tentang visi-misi. Aku belum membaca dokumen visi-misi paslon secara lengkap. Tapi beberapa kali, aku melihat postingan yang mengutip visi-misi dari para paslon. Dan, aku melihat hampir di setiap aspek, Pak Anies selalu memiliki visi-misi yang digagas. Di isu kesehatan, ekonomi, sampai diaspora pun beliau tuangkan gagasan. Dokumen visi-misi yang lengkap ini amat membantu jika kita ingin mencari isu yang menjadi fokus kita. Dan rata-rata mostly isu-isu tersebut ada di dokumen paslon 01.
Tidak hanya itu, muncul juga berbagai gerakan organik seperti aniesbubble, humanies, senimanbersatu, dll yang mendukung perjalanan kampanye Pak Anies. Pak, rasanya saya susah membayangkan gerakan-gerakan seperti itu terbentuk jika tidak ada ketulusan (apalagi tanpa bayaran), karena satu tujuan menginginkan perubahan.
Oh ya, aku juga respect dengan para pendukungnya yang tetap objektif meski mendukung paslon AMIN. Contohnya, pada saat debat cawapres. Patut diakui Cak Imin masih sangat blunder ketika itu. Tapi, para pendukung mengkritik dan menasihati, bukan menutup mata atas kekurangan itu. Dan alhamdulillah, Cak Imin pun terbuka dan menerima kritik. Di debat berikutnya, performanya lebih baik daripada sebelumnya. Membayangkan Indonesia dengan pempimpin yang terbuka, berkepala dingin, mampu memproses (bukan hanya menampung lalu jadi angin lalu) kritikan, luar biasa sekali rasanya.
Pak Anies, aku berharap, apapun yang terjadi selepas Pemilu, Pak Anies tetaplah menjadi Pak Anies yang seperti ini. Pak Anies yang menginspirasi, dan terus menyuarakan suara rakyat, terlepas apa pun pilihan politik Pak Anies. Aku sudah di titik pasrah dengan hasil Pemilu. Pak Anies terpilih ataupun tidak, Allah sudah mengaturnya, bukan.
Namun, setidaknya rakyat mendapat pendidikan yang berharga sepanjang perjalanan pesta demokrasi ini. Dan semoga, terus terdidik dan naik kelas demokrasi di Indonesia.
Pak Anies, terimakasih karena banyak kalimat Pak Anies yang menggugah dan terngiang di banyak orang. Aku jadi teringat salah satu ayat Al Quran,
Tidakkah kamu memperhatikan bagai-mana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit (QS. Ibrahim ayat 24).
Salah satu kalimat yang aku ingat dari Pak Anies adalah saat Pak Anies membicarakan prinsip kebijakan. Kata beliau, "Membesarkan yang kecil, tanpa mengecilkan yang besar.". Maknanya, dalam sekali. Dan kalau itu menjadi basis dari setiap kebijakan, rasanya Indonesia Adil Makmur untuk semua bisa terlaksana.
And, the last. Terimakasih Pak Anies, sudah menggerakkan saya untuk menulis. Baru pertama ini, saya mendukung dan memilih calon pemimpin sampai dituangkan dalam sebentuk tulisan.
Semoga, Allah memberikan yang terbaik untuk Indonesia.
273 notes · View notes
ibnufir · 3 months
Text
Berumah tangga, bukan soal rumah yang selalu rapih
Sedang di fase penyesuaian baru dalam pernikahan. Bertambah keturunan, bertambah pula amanah yang diemban.
Ada begitu banyak penyesuaian yang saat ini betul-betul butuh menurunkan ego.
Berbagi peran satu sama lain, yang kadang bikin kepala lebih keras. "Harusnya aku engga gini, tugasku bukan ini"
Menjadi suami siaga yang bilang gpp kalau harus nyuci baju, yang mau bilang gpp kalau harus nyetrika, cuci piring dan harus masak.
Ketika adek kecil menangis, kakaknya juga ikut menangis. Sama-sama minta digendong, sama-sama minta didekap.
Kalau bukan karena kasih sayang, tidak mungkin semua bisa berjalan tenang.
Yang ada pasti saling menggantungkan. "Kamu aja"
Padahal pernikahan ini milik bersama, butuh hati yang saling menguatkan.
Ternyata pembagian peran di dalam rumah tangga yang menanangkan itu fleksibel.
Pembagiannya tidak harus selalu sama. Dan mungkin akan terus berubah, bergantian.
Jika hari ini istri mengerjakan tugasnya, maka esok hari mungkin tidak sempat lagi. Suami butuh menggantikan perannya.
Gpp jika suami harus bangun tengah malam buat gendong. Gpp jika suami menyuapi, dan memandikan.
Sebab berumah tangga, bukan soal rumah yang selalu rapih.
Berumah tangga bukan soal tidur yang selalu pulas.
Berumah tangga, bukan soal membangun atap yang paling kokoh.
Tetapi perihal menguatkan punggung dan meredakan tangis satu sama lain.
Tidak ada pondasi yang paling kuat di dalam pernikahan, selain kesediaan untuk memahami satu sama lain.
—ibnufir
226 notes · View notes
nalza73 · 1 year
Text
Hassnah
Setelah hampir tiga tahun berkahwin, Halim dan Hassnah tidak dikurniakan cahayamata. Hati mana yang tidak kecewa kerana zuriat merupakan penghibur kepada setiap pasangan yang berumahtangga.
"Kau try ler pergi kat Klinik Keluarga Kita" Ujur Rohaya kepada Hassnah rakan karibnya sejak sekian lama. Hassanah hanya membisu sambil menuangkan secangkir minuman kepada Rohaya.
"Aku dulu susah juga nak mengandung… tapi pergi kat sana, dah ngandung dah…" Ujur Rohaya lagi sambil matanya melihat gelagat Hassnah.
"Nanti abang Halim balik aku cakap kat dia" Hassana membetulkan kainnya yang sedikit terlibat sewaktu duduk diatas sofa empuk kepunyaannya.
Entah mengapa sejak Rohaya mencadangkan ke Klinik Keluarga Kita, hati Hassnah bagaikan melonjak-lonjak tidak sabar untuk bertemu pakar sakit puan untuk meleraikan masalah yang dihadapinya.
Hari Sabtu Halim tidak bekerja, mereka bersetuju untuk ke kelinik tersebut untuk mengajukan masalah yang mereka hadapi, bukan apa, selama ini mereka telah berusaha pelbagai cara, moden hingga ke tradisional namun hampa.
"Kita cuba, mudah-mudahan berhasil" Ujur Halim sambil memimpin tangan Hassnah masuk kedalam klinik Keluarga Kita. Didalam klinik meraka mendaftar nama dan menunggu giliran.
"Ramai juga bang" Ujur Hassnah sambil matanya meneliti setiap seorang pesakit yang menunggu giliran. Halim hanya menganggukkan kepala.
"Hassnah Jamal" Sahut jururawat. Setelah hampir 20 minit menunggu bukan suatu jangka masa yang cukup panjang untuk mereka. Halim menjangka setiap pesakit bertemu dengan doktor antara 5 minit dan ada seorang pesakit mengambil masa kira-kira 20 minit baru keluar dari bilik doktor. Mungkin banyak masalah dan kounseling yang diberikan doktor.
"Hassana, awak baring di sana" Arah doktor sambil menunjukkan katil yang telah sedia menunggu jururawat wanita, disekeliling katil terdapat tirai dari kain yang menutup katil tersebut. Terpampang diatas meja nama Dr. Ranjit Singh.
"Sudah berapa lama awak kahwin?" Tanya doktor Ranjit yang berada disisi kanannya.
"Tiga tahun doktor" Ujur Hassnah. Hatinya berdebar-debar apa yang akan ditanya lagi oleh doktor benggali itu.
"Awak releks, bertenang, kerana doktor akan membuat ujian pada kamu, jika kamu tak bertenang, nanti ujian tidak tepat" Ujur doktor sambil menghulurkan tangannya kepada jururawat yang sedia menanti. Tanpa berlengah lagi jururawat terus menyarungkan sarung tangan plastik kedalam tangan doktor Ranjit.
"Saya akan bukakan pakaian kamu, ok?" Ujur jururawat sambil membuka kancing kain lipat yang dipakai oleh Hassnah.
"Apa nie… mana boleh macam nie.." Bantah Hassanah sambil tanggannya menahan tangan Jururawat.
"Jangan bising, saya hanya mahu merawat kamu" Pujuk doktor Ranjit sambil menatap wajah Hassnah.
"Awak jangan takut, jururawat saya ada" Sambung doktor Ranjit sambil jururawat pembantu mula melucutkan kain dan seluar dalam yang dipakai Hassnah. Hasrat inginkan anak membuatkan Hassnah mula kendur dan mengikut setiap arahan yang diberikan oleh doktor dan jururawat tersebut.
Tiba-tiba doktor Ranjit memasukkan jarinya kedalam faraj Hassnah.
"Doktor!!, apa nie?" Hassanah hampir terjerit bila terasa jari doktor berada didalam farajnya.
"Sikit ajer… untuk diambil untuk ujikaji" Jelas doktor Ranjit sambil tangannya terus menusuk dan berlegar-legar didalam faraj Hassnah. Ghairah Hassnah mula sedikit demi sedikit menguasai perasaannya, dan tidak lama faraj Hassnah mula dibasahi cecair air mazi. Doktor Ranjit terus memainkan tangannya didalam faraj Hassnah, nafsu Hassnah tidak terkawal, matanya terpejam merasa kenikmatan seluruh badan. Nafasnya sudah tidak teratur.
"Doktor mau air mani awak untuk tahu punca awak tidak boleh mengandung…." Bisik doktor Ranjit. Hassnah hanya menganggukkan kepala tanda faham/
Nafsu doktor Ranjit tidak terkawal, kerana terasa faraj Hassnah agak sempit bila jarinya masuk kedalamnya. Doktor Ranjit memberi isyarat agar jururawatnya beredar dan menutup tirai. Tanpa membantah jururawat terus melaksanakan tugasnya dengan patuh. Tiba-tiba doktor Ranjit membuka zip seluarnya dan ternyata doktor Ranjit tidak pakai seluar dalam, perlahan-lahan dia merendahkan katil kira-kira separas pinggangnya.
Doktor Ranjit menarik Hassnah hingga kaki Hassnah terjuntai kebawah, Bagai dipukau Hassanah mengikut tanpa membantah, dia juga tidak menyedari zakar doktor Ranjit telah terpacak kukuh keras menantikan saat yang sesuai untuk dilabuhkan.
"Emmmm….oooo…..apa nieeeee?" Renget Hassnah kenikmatan bila zakar Doktor Ranjit yang besar sedikit demi sedikit mengelonsor masuk kedalam farajnya.
"Cara tadi kamu lambat klimiks, jadi doktor guna cara nie" Ujur doktor Ranjit. Hassana tidak membantah, farajnya mencengkam kemas zakar Doktor Ranjit, memang luar biasa dan inilah pertama kali dia merasakan sesuatu yang selama ini diidamkannya.
Ooo..hh…emmm….." Renget Hassnah bila doktor Ranjit menarik dan menyorong zakarnya. Setiap kali tarikan zakar akan mengikut sekali seakan-akan seluruh isi farah Hassnah terikut keluar.
Lebih lima belas minit berlalu, Hassnah telah dua kali klimiks dan tiba-tiba seluruh tubuh Hassnah kembali menjadi tegang dan tangganya segera menarik kepala Doktor Ranjit, kepala Hassnah mengeleng-ngeleng kekiri dan kekanana, farajnya berdenyut-denyut mencengkap zakar yang besar dan panjang yang pertama kali mencecah lantai rahimnya.
"Ohhhhoohh…oohhhh…emmmmehuh…huh..huuuhh….h uh.. oooo..mmmm …" Doktor Ranjit mencapai klimiks, air maninya terkumpul didalam kondom yang dipakainya. Hassnah kelayuan melepaskan kepenatan dari kenikmatan yang dirasainya.
"Awak bole pakai pakaian semula, doktor dah ambil sample air mani awak…" Ujur Doktor Ranjit sambil membangunkan Hassnah. Mata Hassnah tertunduk malu menatap wajah Doktor Ranjit yang agak tampan.
"Doktor akan beri kamu ubat, awak ikut peraturan yang diberikan, lepas 4 bulan awak datang semula" Ujur doktor Ranjit sambil mencatitkan sesuatu diatas kertas rawatan.
Hassnah mengenakan pakaiannya dan keluar menunggu namanya dipanggil untuk diberikan ubat.
"Best ker perempuan tu?" Tanya jururawat yang bersama doktor setelah Hassnah keluar. Doktor Ranjit menganggukkan kepala sambil tersenyum.
"Lepas kerja nanti, awak nak?" Tanya doktor Ranjit pada jururawatnya. Seperti tahu apa yang doktor Ranjit maksudkan, jururawatnya hanya menganggukkan kepala.
362 notes · View notes
kang-islah · 20 days
Text
Tumblr media
Catatan Ramadhan beberapa tahun yang lalu di Masjid At-Taubah Kota Serang. Saat itu masih banyak waktu untuk diri sendiri.
Setelah menikah dan memiliki anak, waktu berlalu lebih cepat. Membagi untuk pekerjaan, untuk istri dan anak. Membagi peran sebagai seorang pengusaha dan seorang kepala keluarga.
Semua ada masanya, bukan berarti tak ingin seaktif dulu di masjid-masjid. Keadaan setiap orang berbeda —saya termasuk orang dalam tahap berkejaran antara waktu, dan kebutuhan keluarga, ditambah tanggung jawab kepada orang tua. Orang bilang sandwich generation.
Setiap orang punya jalan kebaikannya sendiri. Seorang dokter akan masuk surga ketika banyak menolong orang yang sakit. Seorang ustadz akan masuk surga ketika banyak orang yang dinasihati kembali ke jalan yang benar. Seorang pengajar/ dosen yang mendidik, mengajar, membimbing, memberikan relasi, lalu sampai mahasiswanya berhasil. Dst.
Apapun peran dan profesi itu, selama dijalankan dengan benar, tanpa melanggar perintah-Nya, itu adalah pintu kebaikan.
Maka jalanilah hidup dengan benar, dengan prinsip, dengan komitmen. Maknai setiap prosesnya, dan bertanggung jawab penuh atas tugas-tugasnya.
Bogor, Penghujung Ramadhan 1445 H
28 notes · View notes
uuoia · 6 months
Text
248
Dalam dakwah ini setiap orang memiliki perannya masing-masing.
Ada yang menjadi wajah yang selalu nampak oleh khalayak, ada juga yang menjadi kaki yang mengupayakan setiap tapak, ada yang jadi tangan, telinga, mata, hingga organ yang tak terlihat namun terasa kerjanya seperti paru-paru, jantung, hingga sistem pencernaan, dll.
Jangan pernah remehkan setiap kontribusi karena semua berharga dalam perjuangan panjang ini. Semua punya amanah berbeda yang tidak bisa dibanding-bandingkan antara satu dan lainnya. Bagaimana mau membandingkan, bila mata tugasnya melihat sedang telinga mendengar? Keduanya memiliki indikator kehebatannya sendiri-sendiri bukan?
Jangan memaksa kaki untuk menjadi tangan ataupun sebaliknya. Tangan tak sekuat kaki untuk menopang seluruh tubuh organisasi dan kaki tak selues tangan dalam menggenggam. Semua punya kapabilitasnya sendiri-sendiri.
Lalu bagaimana jika ada bagian yang tidak ada?
Berarti kondisinya istimewa.
Layaknya manusia, tidak semuanya diciptakan sempurna. Namun kita sudah melihatnya sendiri bahwa kekurangan sering kali menjadi kelebihan. Allah ﷻ sudah mengukurnya dengan bijak, bahwa bisa saja satu pejuang bisa memikul lebih dari satu peran. Walaupun kesulitan, tapi inilah indahnya perjuangan yang selalu menuntut pengorbanan. Dan dalam pengorbanan itu juga... sering kali kita mendapat banyak pelajaran dan keberkahan.
54 notes · View notes
senjadanaksara · 2 months
Text
Tumblr media
"Ya Allah, jadikanlah pemimpin kami orang yang baik. Berikanlah taufik kepada mereka untuk melaksanakan perkara terbaik bagi diri mereka, bagi Islam, dan kaum muslimin. Ya Allah, bantulah mereka untuk menunaikan tugasnya, sebagaimana yang Engkau perintahkan, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jauhkanlah mereka dari teman dekat yang jelek dan teman yang merusak. Juga dekatkanlah orang-orang yang baik dan pemberi nasihat yang baik kepada mereka, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jadikanlah pemimpin kaum muslimin sebagai orang yang baik, di mana pun mereka berada."
- repost instagram rifqantv
26 notes · View notes
hellopersimmonpie · 2 years
Text
Tumblr media
Jadi pengen cerita dikit. Temen kerja gue tuh lebih banyak bapak-bapak dibanding ibu-ibu. Selama berinteraksi sama mereka, gue dapat banyak banget pelajaran.
Manusia tuh macem-macem. Ada yang patriarkis banget, ada yang asshole dan tukang flirting. Tapi yang family man dan baik tuh nggak kalah banyak juga.
Baca thread ini, gue jadi penasaran mbaknya umur berapa dan circlenya seperti apa 😂 Gue cerita dikit tentang bapak-bapak yang baik di sekitar gue ya.
Ada bapak-bapak di sekitar gue yang kalo gue pengen belanja barang murah, gue nanya ke dia. Soalnya dia tuh jago banget belanja. Pas minyak goreng mahal kemarin, dia yang paling update tentang harga minyak murah dimana aja.
Ada juga bapak-bapak yang bagus banget kerjanya di kantor. Terus pas isteri atau anaknya sakit, dia langsung ngabarin kalau dia lagi nggak bisa ke kantor. Tugas-tugasnya di-hand over ke temen dengan baik. Besoknya, pas udah masuk lagi, dia langsung ngambil alih tugasnya lagi. Enggak nyusahin temen sama sekali.
Beliau ini juga pengertian banget. Kalo orang lain suka maksa pegawai baru buat kerja overload, si bapak ini nggak kayak gitu. Beliau lebih mikir gimana kerjaan di kantor efisien. Karena kalo di rumah, bapak itu milik keluarga.
Pernah suatu hari kami ngobrol tentang rumah tangga. Kalo orang lain tuh nyuruh segera nikah ntar keburu begini begitu, bapak-bapak jenis ini biasanya malah nyuruh lebih mindfull. Gue pernah dapet nasihat kalo misal nyari pasangan, cari yang sudah siap memikul tanggung jawab dan konsekuensi hidup bersama termasuk berbagi tugas rumah tangga. Jangan sampai dapet suami yang nggak faham bahwa rumah dan anak itu juga urusan suami. Cari suami yang mau diajak diskusi tentang masalah finansial. Jangan cari yang cuma mau kerja tapi nggak mau mikir manajemennya bareng-bareng. Dan yang terpenting, cari orang yang aware sama emosi dan siap membicarakan masalah bareng-bareng. Rumah tangga tuh pasti ada konfliknya. Kalau orang yang di rumah nggak bisa mengelola emosi dan nggak terlatih membicarakan masalah, ya buyar.
Gue lebih percaya nasihat bapak-bapak seperti mereka dibanding bapak-bapak yang cuma ngobrol soal perempuan kudu begini-begitu tralala trilili 😂 😂 Soalnya mereka beneran terlibat dalam semua keribetan rumah tangga mulai dari mikirin biaya daycare, mending mana daycare ato nyari baby sitter, mau jemput anak, dst-dst.
Pinter-pinternya kita aja ya buat nyari circle yang pas. Biar kita dapet pelajaran yang baik-baik. Lagian siapa kita sih sampe ngerasa berhak judging orang cantik, jelek, pinter, oon, dst.
Orang tuh mungkin kurang cakap di satu bidang tapi punya kelebihan di bidang lain. Fitrahnya manusia mah gitu. Kalo kita udah sayang sama seseorang, yang kelihatan di mata kita kebaikannya aja. Tapi kalo nggak sayang dan nggak berkomitmen buat merawat hubungan, yang udah baik banget aja masih bisa dicari celahnya.
747 notes · View notes
gadisturatea · 2 years
Text
Berdoalah kepada Allah, semoga suatu saat kamu menikah dengan seseorang yang dengannya kamu tidak kaku membicarakan tentang nikmat dan kebesaran-kebesaran Allah.
Karena betapa bahagianya rumah tangga yang di dalamnya terdapat suami dan istri yang beriman. Yang sama-sama senang membicarakan tentang Allah. Yang pembahasannya tidak jauh-jauh dari agama, yang setiap perkara selalu dikaitkan dengan Allah. Sungguh bahagia.
Mereka jadikan akhirat adalah orientasinya. Mereka jadikan akhirat adalah motivasi terbesarnya. Hingga ia menjalani tugasnya di muka bumi sebagai suami/istri yang senantiasa bertaqwa kepada Allah. Tidak melanggar batasan-batasan syariat.
509 notes · View notes
milaalkhansah · 4 months
Text
Update Kabar
Ditidurkan oleh rasa lelah, dibangunkan oleh rasa tanggung jawab dan disemangati oleh cicilan.
Dulu sekali, waktu aku masih berada dalam masa-masa depresi karena berbagai permasalahan yang menghimpit kala itu. Aku ingat pernah doa sambil nangis-nangis ke Allah minta dikasih kesibukan. Sibuk yang benar-benar sibuk. Sampai nggak dikasih waktu tidur pun nggak papa. Pintaku waktu itu. Alasannya? Supaya aku gak ada lagi waktu buat bersedih, supaya pikiranku hanya fokus mikirin pekerjaan, gak fokus mikirin permasalahan yang bikin aku seperti kehilangan kewarasan apalagi mikirin seseorang yang cuman bisa menaruh kekecewaan.
Tahun kemarin, aku memang cukup sibuk berhubung tahun kemarin aku menerbitkan buku pertamaku. Jadi emang butuh penyesuaian yang banyak dalam belajar sebagai penulis yang mulai dikenal dan dibaca bukunya. Tetapi setidaknya waktu itu aku masih bisa menyisihkan waktu untuk naik sepeda di hari Minggu, ngobrol random sama teman-temanku, gabung dan aktif dalam beberapa komunitas, dan sesekali juga sering bikin deeptalk dan ngebanyol di story wa. (Teman Whatsappku banyak yang nyariin aku semenjak aku udah gak pernah lagi bikin ginian huhuhu!!)
Sedangkan awal tahun 2024 ini, aku mendapatkan tawaran menjadi fulltime content writer & copywriter di sebuah brand milik kenalan temanku. Kebetulan temanku jadi freelance di sana, dan satu anggotanya izin karena keperluan, jadi beliau nawarin apa aku bisa membantu tugas-tugasnya.
Jujur di awal aku ragu menerima, karena mikirin apa aku sanggup dan layak untuk mendapatkan tawaran ini (aku masih belum cukup percaya diri dengan skill nulisku saat ini ><) tetapi aku mikir lagi, gimana mau tau sanggup apa enggak kalau gak dijalani? Dan soal kelayakan, aku pernah baca ada seseorang yang mengatakan bahwa setiap kesempatan yang datang kepada kita itu sudah merupakan kelayakan jadi gak usah bertanya lagi, kita layak apa enggak mendapatkan kesempatan tersebut.
Dengan menguatkan niat aku akhirnya mengambil tawaran tersebut.
Ngaji yang ditawarkan sebenarnya gak lebih besar dari gaji pekerjaan tetapku saat ini sebagai karyawan. Tetapi karena di awal ambil tawaran ini niatku untuk mencari pengalaman—aku bahkan sempat bilang ke temanku gak digaji juga nggak papa (karena aku merasa keahlianku belum cukup layak buat dibayar, yaa aku sangat kurang percaya diri sekali!!)—aku gak masalah sama hal tersebut. Tetapi temanku bilang gak boleh gitu, karena dengan adanya bayaran bisa jadi motivasi juga buat aku bekerja lebih baik katanya.
Jujur aku capek banget wkwk, karena pas tidur pun aku mimpi soal kerjaan ckck. Tetapi kalau mau pencapaian banyak harus banyak capeknya juga, kata postingan yang aku baca di Instagram. Aku juga kangen banget sama teman-temanku dan agak merasa bersalah karena semakin lambat balas pesan mereka. Aku bahkan memutuskan untuk keluar dari beberapa komunitas karena merasa gak sanggup lagi membagi fokus ><. Tetapi dalam hidup emang tentang memilih prioritas bukan? Dan prioritasku saat ini bukan ada dalam pertemanan...
Sebenarnya, sama seperti yang sudah aku pernah cerita di tulisan sebelumnya kalau aku tuh berencana untuk kerja WFH as freelancer writer beberapa tahun mendatang. Karena aku udah capek ketemu sama manusia tiap hari wkwkwkw (si anak introvert akut) selain itu, aku kasihan liat Mama yang cuman tinggal berdua sama adek di rumah dan belio juga udah sering curhat kalau beliau pengen tinggal sama anak-anaknya tetapi kan kondisi kami nggak memungkinkan untuk seperti itu. Jadi, aku harap dalam beberapa tahun ke depan, aku bisa mewujudkan keinginan beliau itu.
Tahun lalu aku belajar banyak sekali hal, dan salah satu pelajaran yang paling membekas ada pada pertemanan. Tahun lalu membuatku belajar lebih memprioritaskan diriku di bandingkan orang lain, dan betul-betul memilah apa yang perlu aku tidak pedulikan lagi, dan aku ingin mempraktekkan apa yang udah aku pelajari itu di tahun ini.
Em, mungkin itu aja update kabar dari aku untuk kali ini (*geer amat ada yang nyariin wqwqwq)
Doain ya, semoga kesempatan yang aku dapatkan kali ini bisa membawaku lebih dekat dengan tujuan dan mimpi-mimpiku selama ini. Dan buat teman-teman yang baca tulisan ini, aku berharap apa pun yang sedang kalian kerjakan semoga dilancarkan ya^^
Salam sayang @milaalkhansah
26 notes · View notes
auliasalsabilamp · 1 year
Text
Hidup itu misinya adalah beribadah kepada Allah, tugasnya adalah taat kepada Allah, melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
- Ustadz Salim A. Fillah
71 notes · View notes
dedehighdream · 14 days
Text
Tumblr media
Gak pernah kebayang satu keputusan kecil bisa membawa diriku pada kualitas kehidupan yg gak pernah aku bayangkan sebelumnya.
Padahal menurutku, hal yg aku usahakan yah biasa aja (effortless).Di dunia ini, banyak hal yg menjadi teka-teki. Manusia yah tugasnya berusaha di arena mereka. Menyusun puzzle sesuai kapasitas, hasil akhir yah bukan mereka yg tentukan.
Life has no script, live it! Jangan takut salah langkah, bisa jadi satu keputusan kecil itu yg akan memberikan dampak yg berbeda.
Yogyakarta, 14 April 2024
7 notes · View notes