Tumgik
#melaknat
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Maha Menerima Tobat. Aku Jadi Kesayangan Alloh Saat Tobat Dari "Melaknat Umat Islam" #Dakwah #Islam
Tumblr media
Saudariku, Jangan Gunakan Lisanmu untuk Melaknat! Penulis: Ummu Salamah As-Suluni Termasuk bagian dari kenikmatan yang diberikan Allah kepada hamba-Nya adalah lisan. Dengan lisan, kita dapat mengungkapkan pikiran dan perasan kita. Terkadang kita menganggap sepele atau bahkan melupakan perkara yang berhubungan dengan lisan, sehingga kita sering mendengar seseorang yang mengucapkan sesuatu yang tanpa disadari bisa menimbulkan murka Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lisan terkadang dapat mengantarkan pemiliknya ke tingkat tertinggi apabila lisan itu digunakan untuk kebaikan atau diarahkan kepada apa yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun lisan juga dapat menjerumuskan pemiliknya ke tingkat yang paling rendah, yaitu apabila lisan digunakan untuk perkara yang tidak diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang mukmin senantiasa diperintahkan untuk menjaga lisannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.” (QS. Al-Mukminun: 1-3) Menjaga lisan termasuk salah satu kesempurnaan Islam seseorang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik (kualitas) keislaman kaum mukminin adalah orang yang kaum muslimin merasa aman dari (kejahatan) lisan dan tangannya. Sebaik-baik (kualitas) keimanan kaum mukminin adalah mereka yang paling baik akhlaqnya…..” (HR. Ath-Thabrani) Sebagai seorang mukmin, penting bagi kita untuk mengetahui apa saja yang termasuk kejahatan lisan. Diantara kejahatan-kejahatan lisan tersebut adalah melaknat. Apa itu melaknat? Melaknat memiliki dua makna, yaitu makna pertama adalah mencela dan makna kedua adalah mengusir serta menjauhkan dari rahmat Allah. Melaknat bukanlah perangai orang beriman, dari ‘Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang mukmin bukanlah orang yang suka mencela dan bukan orang yang suka melaknat serta bukan orang yang suka bicara jorok dan kotor.” (HR. Al-Bukhari) Banyak bahaya yang ditimbulkan karena melaknat. Di antara bahaya tersebut adalah tukang laknat tidak dimasukkan dalam golongan para syuhada dan tidak termasuk orang-orang yang memberi syafa’at disisi Allah untuk memintakan ampun bagi seseorang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang suka melaknat tidak akan menjadi pemberi syafa’at dan tidak pula syuhada pada hari kiamat.” (HR. Muslim) Melaknat juga bukan sifat para shidiqqun, disebutkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak sepatutnya bagi seorang shidiqq menjadi pelaknat.” (HR. Muslim) Lalu bagaimana jika seseorang melaknat orang lain yang tidak berhak untuk dilaknat? Jawabannya, laknat itu akan kembali pada orang yang melaknat. Dalam suatu hadits dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba apabila melaknat sesuatu, niscaya laknatnya akan naik ke langit, maka tertutuplah pintu-pintu langit hingga ia (laknat -ed) tak dapat masuk, maka kembalilah ia terhujam ke bumi, akan tetapi pintu-pintu bumi pun tertutup untuknya, maka ia berputar-putar ke kanan dan kiri, dan jika tak menemui jalan keluar (menuju sasarannya), maka ia akan tertuju pada orang yang dilaknat jika memang ia pantas untuk dilaknat, akan tetapi jika tidak pantas, maka ia akan kembali kepada orang yang mengucapkan laknat tadi.” (HR. Abu Daud) Kadang kita mendengar orang berkata, “dasar batu sial!” atau “sial kamu!”, kata-kata ini terdengar sangat sepele, namun ketahuilah Saudariku, bahwa kita dilarang untuk mengucapkan atau melaknat sesuatu tanpa adanya keterangan dari agama bahwa sesuatu tersebut mendatangkan kesialan. Selain itu, kita juga dilarang melaknat angin, binatang, ayam jago, waktu, serta manusia tertentu, terutama seorang mukmin karena hal tersebut terma
suk dosa besar. Tsabit bin Adh-Dhahhak rahimahullahu Ta’ala berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melaknat seorang mukmin maka seakan-akan dia membunuhnya.” (HR. Al-Bukhari) Lalu apakah ada laknat yang diperbolehkan? Jawabannya ada, yaitu melaknat pelaku kemaksiatan dari kalangan kaum muslimin tanpa menunjuk personnya. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melaknat wanita yang menyambung rambutnya dan yang minta disambungkan rambutnya. Selain itu boleh juga melaknat dengan menunjuk orang terrtentu yang sudah mati untuk menjelaskan keadaannya pada manusia dan untuk kemashlahatan syari’ah. Adapun jika tidak ada maslahat syari’ah maka tidak diperbolehkan karena, dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian mencaci maki orang-orang yang telah mati, karena sesungguhnya mereka telah mendapatkan balasan dari apa yang telah mereka perbuat dahulu.” (HR. Al-Bukhari) Seorang mukmin hendaknya tidak berkata kecuali yang baik. Perkataannya adalah suatu kejujuran, di samping sebagai perbaikan di antara manusia, amar ma’ruf nahi munkar, doa, dan ketundukan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak inginkah kita termasuk orang-orang yang disebutkan dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini? “Barangsiapa menjamin untukku apa yang ada diantara kedua dagunya (lisan) dan apa yang ada diantara kedua kakinya (kemaluan), maka aku akan menjamin untuknya surga.” (HR. Al-Bukhari) Karena itu, marilah kita memohon kepada Allah Ta’ala agar melindungi kita dari kesalahan-kesalahan lisan kita serta janganlah kita merasa aman terhadap tipu daya lisan, agar kita tidak binasa dalam neraka jahim dan kerugian. Maraji’: Manajemen Lisan Saat Diam Saat Bicara (Husain al-Awayisyah) Wahai Muslimah Dengarlah Nasehatku, edisi revisi (Ummu Abdillah Al-Wadi’iyyah) Tarjamah Riyadhus Shalihin (Imam Nawawi) Dosa-Dosa yang Dianggap Biasa (Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid) Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/121-saudariku-jangan-gunakan-lisanmu-untuk-melaknat.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali.
0 notes
ann7am · 5 months
Text
Sebuah Kritik untuk Para Bedebah di Pelayanan Publik
Jika Tuan dan Puan masih hobi berteriak-teriak tak patut dalam mengamankan antrean
Tak usahlah berkecimpung di pelayanan publik
Jika Tuan dan Puan masih ada rasa jumawa dengan jabatan yang diemban,
Lantas kemudian berbangga-bangga dengan jabatan tersebut
dan seenak pikirmu menindas rakyat kecil
Tak usahlah berkutat di pelayanan publik
Jika Tuan dan Puan masih haus puja-puji dan gila hormat dari rakyat kecil
Lantas semena-mena dan serampangan mengurusi urusan rakyat kecil yang kau anggap remeh itu
Enyahlah kalian dari urusan pelayanan publik
Jika tidak,
Maka,
Malulah anda jadi bagian dari pelayanan publik
Malu lah Tuan dan Puan
Hadirkan rasa malu itu
Hadirkan janji-janji terdahulu atas nama rakyat kecil
Hadirkan kata tulus melayani yang kau gaung-gaungkan itu
Tunjukan dan buktikanlah!
Tunjukan dan buktikanlah pada kami!
Agar kami tak melulu mengutuk perilakumu
Agar kami tak selalu melaknat perilaku bedebahmu
11 notes · View notes
andromedanisa · 2 years
Text
Penerimaan Meski Sedikit.
Dalam rumah tangga sekali lagi dibutuhkan sabar yang luas dalam mengarunginya. Mengapa sabar yang menjadi utama? Sebab Allaah yang memerintahkan demikian. Sabar tidak hanya masuk dalam aspek rumah tangga namun setiap aspek mestilah kita bersabar.
Perihal penerimaan meski sedikit maksudnya apa? Maksudnya adalah kelapangan hati seorang istri kala menerima apapun yang diberikan oleh suami. Tidak mengeluhkan, tidak mencaci, tidak cemberut atas pemberitaan tersebut. Mengapa demikian? Sebab jika seorang istri melakukan hal demikian ditakutkan akan menyakiti hati suami, padahal suami telah berupaya penuh meski sekadar mendapatkan hal yang sedikit itu.
Wahai kaum wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah istighfar karena aku melihat penghuni neraka terbanyak adalah (kaum) kalian.’ Kemudian diantara mereka ada  seorang wanita berpantat besar bertanya, ‘Kenapa (kaum) kami menghuni sebagian besar neraka?’ Beliau menjawab, ‘Karena kalian sering melaknat dan mengingkari (kebaikan) suami.’” (HR Muslim)
Salah satu nasihat rumah tangga yang selalu kita dengar yaitu perihal sifat qanaah yang harus ada pada seorang istri. Sebab mereka para suami, kala menghadapi masalah yang amat besar, mereka menyembunyikannya dari istrinya. Kala sedang lelah-lelahnya bekerja, kala uang yang didapat tidak mencukupi kebutuhan, namun raga mereka sudah terlalu penat untuk mencarinya lagi, mereka pulang ke rumah berharap disambut dengan penyambutan yang baik, dengan senyuman sekalipun yang dibawa adalah penghasilan yang seadanya.
Harapan ketika pulang kerumah sang istri menghiburnya dan menerima apapun penghasilan suami tanpa memperhatikan seberapa jumlahnya. Tanpa mengeluh ataupun tidak senang dengan pemberiaan yang sedikit itu. Dan solusi dari itu semua adalah sabar dan diiringi dengan sikap qana'ah. Sebab qana'ah akan memuliakan seorang istri dengan melapangkan dadanya, dan melonggarkan pikirannya untuk tidak mengeluh atas pemberiaan tersebut.
Memang secara teori terasa mudah untuk menerapkannya. Namun terkadang banyak para istri yang jatuh dan tidak bersyukur dengan yang sedikit. Sekalipun mereka telah mempelajari hal ini jauh sebelum mereka menikah. Tidak semua bisa melalui hal ini dengan mudah. Tentu ini semua hanya bisa dilalui dengan terus meminta pertolongan Allaah hingga akhir.
Sabar dan syukur atas pemberiaan yang sedikit akan mendatangkan ketengan dalam biduk rumah tangga yang sedang dijalani. Menikah adalah ibadah tepanjang yang setiap waktu bernilai pahala berlipat-lipat didalamnya. Karena dalam menikah ujian yang dilalui setiap pasangan berbeda-beda. Bahkan hal kecil pun bisa menjadi ujian jika tak bisa menyelesaikannya dengan baik.
Pentingnya bertanya kala proses salah satunya adalah bagaimana calon pasangan setiap kali menghadapi permasalahan. Perihal sabarnya kala sedang diuji. Perihal syukurnya kala dilebihkan dan sifat yang tidak mudah mengeluh dan mencela.
Eh perihal mengeluh atau sambat. Setiap kita kalanlelah atau sedang capek-capeknya pastilah pernah mengeluh atau sambat betapa lelahnya perasaan dan raga. Mengeluh itu wajar, manusiawi. Yang tidak wajar kala mengeluh sudah menjadi kebiasaan. Sedikit-sedikit mengeluh, sedikit-sedikit mencela. Ini tentu tidak terpuji. Karena jika hal ini sudah menjadi kebiasaan maka akan menjadi suatu kebiasaan buruk kala setelah menikah. Ini akan menjadikan seseorang tidak bisa berterimakasih dengan pemberian yang sedikit. Dan akan mengeluh atas pemberiaan yang sedikit itu.
Jika ia seorang istri tentu ini akan menyakiti hati suaminya yang seharian mencari nafkah dengan peluh dan lelah. Jika ia seorang suami tentu ia tidak akan mudah berterima kasih atas apa-apa yang telah dilakukan istrinya kala berkhidmat kepadanya.
Semoga Allaah menolong kita selalu agar diberikan hari yang senantiasa bersyukur atas kenikmatan sekecil apapun itu dan karuniakan sifat qana'ah dalam diri kita. Sehingga menjadikan kita pribadi yang tidak mudah mengeluh atas ujian yang menimpa.
Dalam rumah tangga pasti akan diuji dengan sedikit kekurangan harta, maka semoga Allaah mampukan kita menjadi pasangan yang menjadi penyejuk hatinya sekalipun apa yang kita terima adalah pemberian yang sedikit. Semoga pemberian yang sedikit itu menjadikan kita hamba yang selalu bersabar dan tak lupa bersyukur setiap waktu.
Akan ada masanya, setiap rumah tangga melewati masa getir dan akan ada masanya setiap rumah tangga melewati masa puncak kejayaannya. Dan mereka yang bersabar dan bersyukur yang menjadikan beda.
Ditulis di bulan Syawal kala melihat sudah banyak undangan yang diterima. 02 Syawal 1443 H
169 notes · View notes
frasa-in · 2 years
Text
Tumblr media
Dear sisters,
Setelah Perang Uhud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat sedih melihat jasad Hamzah dengan dada terkoyak, dan 70 sahabat beliau lainnya yang ikut syahid.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun kemudian memanjatkan do’a, “Ya Allah, laknatlah Abu Sufyan! Ya Allah, laknatlah Al Harits bin Hisyam! Ya Allah, laknatlah Sahl bin Umar! Ya Allah, laknatlah Shafwan bin Umayyah!” HR, Ahmad, Bukhari, At-Tirmidzi, An-Nasa’i.
Nama-nama yang disebut Rasulullah adalah para pemuka quraisy ketika itu. Namun Allah subhanahu wa ta’ala langsung menegur Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
“Itu bukan menjadi urusanmu (Muhammad) apakah Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.” QS. Ali Imran: 128.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun tersadar, menghukum seseorang adalah hak prerogatif Allah subhanahu wa ta’ala. Sejak itu Rasulullah tidak pernah lagi melaknat seseorang.
Beliau pun bersabda: “Seorang muslim bukanlah orang yang banyak mencela, bukan orang yang banyak melaknat, bukan pula orang yang keji (buruk akhlaknya), dan bukan orang yang jorok omongannya.” HR. Tirmidzi, Ahmad, dll.
Saat ini muncul kembali istilah self love, yang diartikan sebagai kecintaan pada diri sendiri, harus bisa menggapai kebahagiaan dan keuntungan bagi dirinya. Konsep self love dijadikan sebagai kebutuhan dasar manusia.
Self love bisa dimaknai dari dua sisi, negatif dan positif. Bila self love tidak dibaluti dengan keimanan, maka sifat egoisme yang akan mendominasi, seperti yang marak sekarang terjadi. Alih-alih dengan alasan melindungi diri jangan sampai tersakiti, maka lebih baik menyakiti lebih dulu, meluapkan emosi ketika marah dengan sumpah serapah, dan mampu membalas rasa sakit itu melebihi yang dia dapatkan dari orang lain, berinteraksi layaknya kompetisi, harus ada yang menang atau kalah.
Namun bila iman yang terdepan, maka self love menjadi cara untuk memahami diri dengan selalu intropeksi. Mampu memahami kelemahan dan kelebihan yang dimiliki. Jika tersakiti, bukan kemudian mencari cara bagaimana membalasnya. Tapi menyayangi diri untuk belajar lapang dada dan memaafkan.
Jangan biarkan setan mempermainkan hati yang terus menumbuhkan aura negatif dalam diri. Tapi sebaliknya, terus belajar membangun sifat-sifat kebaikan sehingga itu menjadi kebiasaan, bukan keterpaksaan berpura-pura menjadi baik.
Bagi kita, kejadian yang menimpa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan kaum muslimin dalam perang uhud sangat wajar bila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam marah dan sangat sedih. Tapi Allah hendak membersihkan hati Rasul-Nya dengan melarang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat. Karena sekali kita memulai, maka selanjutnya akan merasa makin terbiasa dan memaklumi kemarahan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang melaknat seorang mukmin maka ia seperti membunuhnya.” HR. Bukhari.
Beliau juga bersabda, “Orang yang banyak melaknat tidak akan diberi syafaat dan syahadatnya tidak akan diterima pada hari kiamat.” HR. Muslim.
Mengutuk, mengumpat, menyumpah, baik dalam hati ataupun diungkapkan, adalah sarana kebencian dan menyingkirkan ia sendiri dari rahmat Allah subhanahu wa ta’ala. Maka perkataan sumpah serapah tidak sepatutnya keluar dari lisan seorang muslim.
Kadang masalah yang muncul hanya karena salah paham, prasangka yang tidak terklarifikasi, teracuhkan oleh orang-orang terdekat, perbedaan memaknai situasi sehingga candaan dianggap ledekan dan seterusnya.
Maka, mulailah belajar mengelola rasa. Memahami rasa apa yang sebenarnya dibutuhkan jiwa. Makin matang dan dewasa kita, kemampuan mengelola emosi dan kata akan semakin baik. Tak heran bila sastrawan biasanya adalah orang yang lembut hatinya, karena kata-kata yang tersusun baik menunjukkan kematangannya berfikir sebelum berbuat.
Belajarlah melatih diri dengan ribuan kalimat-kalimat positif, ketimbang sebaliknya. Sehingga kita tidak punya kosa kata lagi untuk memaki.
Frasa: Perempuan, Ilmu, dan Rasa
57 notes · View notes
afakhrunnisaa · 10 months
Text
PENGINGAT
Bismillah.
Pertama mungkin tentang platform ini, semoga ia bisa lebih lama eksis agar aku bisa kembali mengingat bahwa masa-masa seperti ini pernah ku alami. Dan bagaimana Allah menyelamatkanku.
Berikutnya tentang segala hal yang ingin  direcap tentang perjalanan dalam waktu hampir setahun ini. Atau mungkin lebih. Tentang memasuki angka 25.
PERTAMA -
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاه
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidaklah seorang muslim itu ditimpa musibah baik berupa rasa lelah, rasa sakit, rasa khawatir, rasa sedih, gangguan atau rasa gelisah sampaipun duri yang melukainya melainkan dengannya Allah akan mengampuni dosa-dosanya” (HR. Al-Bukhari, no. 5641 dan Muslim, no. 2573)
Pesan ini untuk kamu yang selalu mengatakan bahwa aku dihantui rasa bersalahku mengenai dosa-dosaku di masa lalu yang membuatku sedih dan merasa bersalah berkepanjangan sebab dirimu merasa belum menemukan jalan keluar terbaik untuk menebus rasa bersalahmu. Percayalah dengan semua rasa sedih dan bersalahmu itu adalah cara Allah yang sedang mengampuni dosa-dosamu. Bersikaplah pertengahan mengenai kematian. Kematian adalah takdir yang pasti terjadi dan harus dipersiapkan. Pun kematian bukan berarti menjadi alasan untuk berpasrah. Sebab seberapa panjang usiamu di dunia hanya Tuhan mu lah yang mengetahuinya. Bukan karena sebab kau merasa tak ada yang kau inginkan akan dunia menjadi alasan bagimu berpasrah. Iya, walau sebenarnya juga nyatanya kamu sangat keras mendidik dirimu sendiri. Tak apa, dunia ini hanya sebentar bila dibanding akhirat yang abadi maka kembali lagi nasehat yang berharga itu hanya satu, jadilah hamba yang pertengahan- antara khouf dan roja’. Tetaplah berdo’a kepada Rabb mu meski pun kamu merasa dirimu kotor, mudah futur, atau dadamu sesak dengan hal-hal yang sulit kamu kendalikan. 
KEDUA -
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia, sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh” [Al-Ahzab/33:72]
إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ بَعْدِي أَثَرَةً شَدِيدَةً، فَاصْبِرُوا حَتَّى تَلْقَوُا اللَّهَ وَرَسُولَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الحَوْضِ
“Sungguh sepeninggalku nanti kalian akan melihat banyak perkara yang sangat berat. Maka dari itu bersabarlah hingga kalian berjumpa dengan Allah dan Rasul-Nya ﷺ di telaga al-Haudh.”([57])
Surga hanya bagi mereka yang berjuang menegakkan al-haq. Sungguh berlindunglah engkau dari harta haram, harta ghulul, harta khianat. Harta itu yang akan mengalir di tubuh, menyatu dalam darah, menjadi segumpal daging. Tidakkah kau jijik jika diperlihatkan padamu dosa-dosa apalagi segumpal daging yang kau makan dari harta haram. Bagi mereka yang sedang bersenang-senang dengan harta khianat itu cukupkan pada dirimu untuk mendo’akan taufiq dan hidayah Allah bagi kita semua. Kamu juga telah berupaya semampumu. Berdo’a dan berusahalah untuk melindungi dirimu dan keluargamu. Sungguh Allah melaknat segala perilaku kedzoliman. Tetaplah teguh seperti Ibrahim, Musa, Muhammad. Ibrahim ‘alaihissalam yang tak gentar menghadapi api yang bersiap membakarnya karena keyakinannya menegakkan Al-haq. Berdiri tegak menjadi khalilullah yang hanif. Musa ‘alaihissalam yang dengan seluruh keyakinannya kepada Rabbul ‘Alamin menghadapi Fir’aun yang bengis dan pertolongan itu datang di waktu yang sangat krusial ketika Allah memberinya mukjizat agar dapat membelah Laut Merah. Muhammad shalallahu’alaihi wa salam yang terus bersabar tatkala diperlakukan tidak adil bahkan oleh keluarganya sendiri. Tatkala beliau dan keluarganya diboikot oleh kafir Quraisy di negerinya sendiri. Begitu sabarnya beliau dan umat Islam di masa itu menghadapi kekejian dan kedzaliman. Begitu tabahnya meski hidup serba kekurangan. Sungguh Allah Maha Penolong, mintalah padaNya. Berdo’alah pada Allah niscaya Allah akan mengijabah do’a-do’a hamba yang meminta dengan penuh rasa percaya. 
KETIGA -
Allah ta’ala berfirman,
ومن يتق الله يجعل له مخرجا ويرزقه من حيث لا يحتسب
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar baginya. Dan akan memberinya rezeki dari jalan yang tidak ia duga” (QS. Ath-Thalaq: 2-3).
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
Jika hari ini rasanya  begitu lelah menanti maka saranku bersabarlah. Sabar sebab yang dijanjikan Allah itu surga. Iya, tak mengapa apabila yang masih ditempa pada dirimu adalah perkara ikhlas dan sabar dari sumber yang masih sama. Jika ujianmu masih tentang suatu perkara yang belasan tahun selalu datang dan pergi pada hidupmu. Terima kasih untuk kali ini kamu telah begitu teguh, meski hatimu mungkin terasa hampir saja runtuh. Allah merahasiakan takdir untuk menguji seberapa besar iman dan rasa cintamu padaNya. Terima kasih untuk kembali tidak kalah pada nafsumu. Meski menjaga iffah seperti pesan namamu semakin hari rasanya semakin pelik. Namun, bukankah sebaik-baik penjaga tempat kamu meminta adalah Allah? Jadilah iffah, al-ghuroba’, golongan para hunafa’ tanpa menggantungkan apapun harapanmu pada manusia. Tanpa dan adanya bantuan manusia hubungi Allah lebih dahulu sebagai call center utama. Tetaplah menjadi kamu, hamba yang terus belajar dan berdaya. Jadilah wanita mulia yang begitu berharga. Tetaplah tertutup dan asing. Terima kasih karena telah mengalahkan seluruh egomu akan kepemilikan harta duniawimu. Meski kamu juga tertatih untuk mengupayakan ikhlas pada dirimu ya? Siramilah hatimu selalu dengan ikhlas dan sabar. Sekali lagi, bukankah kamu yakin bahwa yang dijanjikan Allah itu surga? Menjadi wanita yang hidup di akhir zaman dan masih berkubang pada berbagai celah fitnah dunia pasti membuatmu kelelahan. Namun, apa yang telah kamu upayakan sampai sejauh ini percayalah bahwa itu hal yang cukup menawan. Terus berusaha ya? terus yakin. Lelahmu hari ini atas rasa keterasinganmu pada dunia yang semakin mendekati akhir zaman ini akan berakhir indah dengan sabarmu di atas tauhid dan sunnah. Berjanjilah untuk membawa seluruh keluargamu ke surga firdaus ya..
KEEMPAT - 
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Jumu’ah: 8).
Kata ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz, “Aku tidaklah pernah melihat suatu yang yakin kecuali keyakinan akan kematian. Namun sangat disayangkan, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.” (Tafsir Al Qurthubi) Berkemaslah. Iya, sungguh kematian bukan sesuatu yang bisa kamu pelajari dengan teori peluang. Kematian adalah kejadian dengan peluang 100 persen. Pasti terjadi, entah bagaimana kamu lari darinya. Persiapkan diri dengan baik. Berwasiatlah yang baik. Iya, kemarin diingatkan lagi tentang kematian seseorang yang sebenarnya tidak kukenal, namun begitu mempersiapkannya dengan telah bersiap menulis pesan bagi mereka yang masih hidup. Maka jika telah usai usia ku di dunia semoga seluruh yang tertinggal adalah kebaikan. Untuk seluruh tulisan-tulisan ini semoga hanya kebaikan yang tertinggal.
- Perlakukan jenazahku, mandikanlah aku, sholatkanlah aku, dan kuburkan lah aku sebagaimana Rasulullah dikuburkan. Sebagaimana para syuhada’ uhud dikuburkan. 
- Jangan sekali pun memasang foto ku; bahkan apabila masih tertinggal jejak fotoku di dunia bantulah aku menghapusnya. Sungguh diri ini berlepas diri dari segala kejahilan dalam bentuk seperti ini.
- Jangan menangis berlebihan atas kepergianku (niyahah), sebab sungguh sejatinya semua manusia pasti akan berpulang kepada Rabbnya.
- Untuk hutang yang mungkin belum sempat kutunaikan maka hubungilah ahli warisku dan maafkanlah atas kekhilafanku.
- Untuk harta yang mungkin masih kutinggalkan, bagilah sesuai dengan yang Allah perintahkan dalam ilmu faraidh.
- Untuk semua yang tercinta, sungguh jangan karena hidup ini maka kita merasa bisa tanpa Allah. Jauhi riba. Sungguh pelaku riba adalah musuh Allah yang nyata.
- Untuk semua kesalahanku, kumohon ridho yang setulusnya untuk memaafkan.
- Do’akan aku semoga pengampunan Allah luas bagiku. Semoga hanya Surga Firdaus tempat kita berkumpul kelak.
Untuk kamu pada kehidupan yang masih berjalan ini..
Sesungguhnya untuk kehidupan ini, bercerminlah pada bagaimana Allah mengajarkan pada Nabi Muhammad. Allah menurunkan ayat tauhid selama 13 tahun sebelum hijrahnya Nabi ke Madinah. Tanamkan dan kuatkan tauhid setiap waktu, detik demi detik. Tenanglah dan perlihatkan bahwa mukmin itu kuat dan tenang. Sungguh sabar itu berada di hentakan pertama ketika datangnya musibah. Perbaikilah sholat, sungguh sholat itu tiang agama. Jika sholatmu tidak baik sudah pasti Islam dalam dirimu mudah runtuh. Nggakpapa kalau masih naik turun, terseok-seok, minta bantuan Allah terus ya. Jangan hilang rasa percaya. 
Belajarlah terus menerus. Jika ada yang mematahkan bahkan jika itu dirimu sendiri jangan percaya. Belajar itu tidak pernah ada yang sia-sia. Berakhlaq lah yang baik. Jadilah muslim yang menunjukkan jati diri muslim sejati. Amalkan dengan baik ilmu-ilmu yang telah kamu pelajari.
Berdzikirlah. Banyaklah mengingat Allah di waktu apapun itu. Bahkan jika waktumu terasa sempit beristighfarlah. Allah akan memberi pada hambaNya yang membersihkan diri dengan istighfar dan tobat. Tobat lah, minta ampunlah kepada Rabb mu.
Bershadaqohlah. Jangan biarkan harta itu membelenggumu menjadi orang yang bakhil. Jangan biarkan ia menjadi pemberat yang tidak baik di yaumul hisab.
Jadilah muslimah yang baik. Ikutilah jejak ummahatul mu’minin. Ketauhidannya, kesabarannya, kecerdasannya, kedermawanannya, kekuatannya, seluruh akhlaqul karimah yang sangat patut dijadikan panutan bagimu wanita akhir zaman. Janji ya? Jadilah muslimah sejati.
Do’a panjang itu harus terus kamu panjatkan sepanjang hidup di dunia ini masih ada. Jangan berputus asa. Allah sedang membantumu. Tentang seluruh pertolongan-pertolongannya padamu, tidakkah kamu lihat betapa Allah sungguh sedang menyelamatkanmu? Bersiaplah dengan seluruh pengabulan do’amu. Do’a itu permohonan bukan pemaksaan. Maka do’a itu adalah keyakinan. Allah mengijabah do’a dalam 3 bentuk bagi seorang mukmin: Mewujudkannya karena itu baik bagi hambaNya; Tidak mewujudkannya dan menyelamatkannya karena itu tidak baik bagi hambaNya; Disimpan di hari kiamat sebagai tabungan pahala bagi hambaNya. Tetaplah berdo’a, berikhtiar, dan bertawakkal, sebab demikianlah bagaimana seorang mukmin sepantasnya hidup.
Palu, 7 Dzulhijjah 1444H
6 notes · View notes
groovylovepeanut · 11 months
Text
*🌹SUNGGUH..! IA SANGATLAH MAHAL  LAGI MULIA🌹*
اللهم صل على سيدنا محمد و على ال سيدنا محمد
_Wahai Saudaraku! Berprasangka baiklah kepada makhluk-makhluk Allah._
_Semoga Allah membaguskan Kematianmu. Semoga Allah tetapkan imanmu ketika ruhmu sampai di kerongkonganmu dan ketika ruhmu keluar dari jasadmu._
Maka saat kematian itulah, kita dapat melihat Allah SWT menetapkan iman siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Dan asal mula perkataan dalam tetapnya iman adalah *لاإله الا الله*
*Lihatlah wahai Saudaraku*
*Ada sebagian manusia yang jika tiba saat Kematiannya, Allah menjauhkan dirinya dari mengucapkan kalimat لاإله الا الله , seperti jauhnya timur&barat.* *Sehingga sekalipun ditalqin kalimat لاإله الا الله oleh seratus orang di telinganya,  dia tidak mampu mengucapkan kalimat tersebut*
*Dan walaupun diingatkan oleh seribu orang manusiapun, dia tidak teringat juga*
_Itulah keadaan sebagian manusia ketika hampir meninggal dunia,  sebagai *AKIBAT* dari apa-apa yang ada di hati mereka ketika mereka hidup di dunia dahulu Juga dari apa-apa yang keluar dari perkataan mereka._
Dan sungguh telah ditalqinkan pada telinga sebagian manusia yang hampir meninggal,  kalimat لاإله الا الله,  tetapi dia diam.
Namun jika dikatakan padanya perkataan-perkataan yang lain,  dia bisa berkata-kata. Maka seseorang bertanya kepadanya,  "Ada apa denganmu? Jika kami bicara,  kamu bicara, tapi jika kami talqin لاإله الا الله, engkau diam??"
Diapun menjawab, *"Saya telah dihalangi karena saya memandang pada perkara-perkara yang diharomkan, saya tidak perduli dan saya tidak bertobat darinya*
*Maka hari ini dia menjadi penghalangku dari mengucapkan kalimat*
*لاإله الا الله*
*Inilah akibat bagi mereka yang lalai*
*Inilah akibat bagi mereka yang jahil*
*Jika setiap hari seseorang berada dalam kelalaian, terus-menerus dengan perkataan yang buruk,  tiap hari mengumpat, mencela, melaknat, memandang pada perkara harom..*
*Maka bagaimana mungkin dia bisa mengucapkan kalimat        لاإله الا الله di akhir hayatnya*
_Sungguh kalimat لاإله الا الله adalah kalimat yang sangat mahal lagi mulia.._
Tidak semua orang dapat mengucapkan kalimat tersebut.  Hanya orang-orang yang senantiasa mengucapkannya dimasa hidupnya,  yang akan mampu mengucapkannya menjelang wafatnya.
*Semoga Allah menetapkan lidah kita atas kalimat tersebut dan menutup usia kita dengannya.*
Aamiiin Yaa Robb
*اللهم احينا عليها يا حي، وامتنا عليها يا مميت، وابعثنا عليها يا باعث*
🌹Alhabib Umar bin Hafidz🌹
2 notes · View notes
dioramadilla · 1 year
Text
KITA BERTEMU LAGI DI JANUARI
Di ruangan yang pengap. Seorang lelaki bermain dengan ujung sepatunya yang lusuh. Maju, mundur, maju mundur.
Asap kopi menguar dari lubang sebelah. Suara musik dangdut dan penyiar berita yang berlomba menyemarakan pergantian tahun.
Tidak ada yang istimewa dari perubahan angka induk di kalender itu. Kecuali usia yang bertambah tua, juga titik tanggal yang berwajah baru di sudut buku agenda.
Tidak ada grasi, juga remisi. Karena tahanan di penjara sesungguhnya lebih beruntung dibanding tahanan kehidupan. Setidaknya penjara menyediakan makanan saban harinya. Air bersih. Teman bicara. Hanya minus tidur di lantai tanpa bantal kepala.
Lelaki itu berulang kali mengutuk dirinya sendiri. Sikapnya yang kurang bersyukur itu, ia telah melaknat kuat-kuat.
Hanya saja. Siapa tahu bahwa kehidupan juga masih begini-begini saja bentuknya.
"Lelaki itu, bahunya harus kuat. Lengannya harus liat."
"Maret sudah Ramadan. Perkara ikut puasa atau tidak, harga-harga di pasar pasti tetap melonjak."
"Kita genapkan segala kasih di rumah ini. Biar sepi cinta, asal bisa makan esok pagi."
Percakapan yang lalu berdentum-dentum. Lewat sudah tengah malam, musik berhenti. Penyiar berita membisu. Suara kembang api meletup di udara. Berganti warna seperti harapan mulia bagi sebagian orang.
Lelaki itu berdiam. Memandangi luar tanpa berniat keluar.
Di dadanya, satu-dua harapan bermunculan. Cukup saja di pendam. Ia tak berniat menyuarakan juga mengangkat di obrolan meja makan.
"Tuhan, barangkali kemurahan-Mu itu nyata. Cukupkan persedian beras rumahku hingga akhir tahun nanti."
#30haribercerita #30Hbc #cerpen #inspirasi
2 notes · View notes
risalahmuslim · 2 years
Photo
Tumblr media
▶️ Orang Yang Tak Tersentuh Api Neraka ◀️ ㅤㅤ 1️⃣ Hayyin. Orang yang memiliki ketenangan dan keteduhan lahir maupun batin. Tidak labil dan gampang marah, penuh pertimbangan. Tidak mudah memaki, melaknat serta teduh jiwanya. ㅤㅤ 2️⃣ Layyin. Orang yang lembut dan santun, baik dalam bertutur-kata atau bersikap. Tidak kasar, tidak semaunya sendiri. Tidak galak, tidak suka memarahi orang yang berbeda pendapat dengannya. Tidak suka melakukan pemaksaan pendapat. Lemah lembut dan selalu menginginkan kebaikan untuk sesama manusia. ㅤㅤ 3️⃣ Qarib. Akrab, ramah diajak bicara, menyenangkan bagi orang yang diajak bicara. Wajah yang berseri-seri dan murah senyum jika bertemu serta selalu menebar salam. ㅤㅤ 4️⃣ Sahl. Orang yang tidak mempersulit sesuatu. Selalu ada solusi bagi setiap permasalahan. Tidak suka berbelit-belit, tidak menyusahkan dan tidak membuat orang lain lari serta menghindar. ㅤㅤ ㅤㅤ 💡 Semoga kita semua diberikan sifat yang dimuliakan ini. Aamiin.. ㅤㅤ https://instagr.am/p/CeVgPPUFN6I/
6 notes · View notes
kikiadnankarim · 2 years
Text
Ada Beberapa Masalah Pelik
Ada beberapa masalah pelik yang sejauh ini kuidentifikasi sebagai hal yang serius dan butuh pemecahan atau resolusi secara komprehensif. Masalah pelik tersebut buatku antara lain adalah:
Menghukum orang jahat dengan kekejaman
Copyright pada bentuk benda yang sudah common dan tak terhitung jumlahnya (unlimited amount)
Kecolongan lalu kemalingan
Menasihati orang lain soal agama
Perubahan sikap dan tingkah laku
Ghosting dan efeknya sebagai rejection
Tak mau mendengar, sehingga percakapan tidak bisa berjalan dua arah
Merespon isi curhat orang lain dengan tergesa-gesa dan penghakiman
Karya anak bangsa
Ad hominem dan logical fallacy lainnya
Pemilik panti asuhan yang playing God + sok kasihan, tapi gak memikirkan manajemen kegiatan charity-nya. Di saat defisit, baru keteteran takut bankrupt dan ngemis sana-sini
Cowok gak mau pakai skincare, tapi ngeluh bulukan, tapi seksis banget dan ngatain kalau skincare itu cuma buat cewek
Orang yang melaknat orang lain atas nama Tuhan, tapi Tuhan menciptakan keberagaman for so many reasons, so illogical to me...
1 note · View note
yanawildstar · 29 days
Text
Tumblr media
Doa kita pada Allah utk ampunkan dosa kita memang biasa kita akan buat. Malaikat yg catit masih akan ingat dosa2 lalu kita walau Allah dah ampunkan dosa tu. Tapi di bulan yg mulia ni, minta Allah bkn hanya ampunkan dosa tapi hapuskan dosa2 kita, bezanya, bila hisab nanti dosa2 kita tiada lagi di buku amalan dan Malaikat yg mencatit pun tak ingat apa dosa2 kita kecuali Allah saja yg tahu. 😭
Pentingnya doa ni di 10 malam terakhir. Kerana akan keluar kita dari Ramadan dgn buku amalan baru seperti bayi yg baru dilahirkan.
Ruginya kalau tak ambik peluang ni.
Doa malaikat jibril melaknat umat Rasullulah dan baginda sendiri aminkan doa tersebut adalah umat Rasulullah yg sama dosanya sebelum Ramadan dan selepas Ramadan, mereka adalah org2 yg celaka.
Semoga kita semua terus istiqomah menjadi lebih baik dari diri kita yg semalam. Jgn pandang org lain. Its a battle with our own self. Everyday is a new day. Allah kasi peluang perbaiki sedikit demi sedikit.
9 nights left! #selfreminder
0 notes
neeloufar · 1 month
Text
harus kah aku menghinakan mu dengan segala bentuk dosa agar Tuhan melaknat kita dengan perpisahan?
0 notes
frasa-in · 2 years
Text
Tumblr media
Dear Sisters,
Peribahasa mengatakan, “Malu bertanya, sesat di jalan.” Namun ada orang yang sudah banyak bertanya, mengapa tetap ‘sesat jalan’?
Tujuan bertanya itu ada bermacam-macam, ada yang memang ingin mencari kebenaran, tapi ada juga yang sebaliknya. Bertanya sekedar ‘ngetes’ untuk mencari celah-celah pemakluman atas kemalasan melakukan perintah Allah padahal sudah mengerti, atau hanya mencari pembenaran atas pendapatnya sendiri, bertanya untuk meledek, atau bertanya sekedar ingin tahu saja.
Maka sebagai seorang muslim, kita diajarkan untuk bisa mendeteksi jenis pertanyaan yang boleh ditanyakan dan pantas untuk dijawab. Bila tujuannya memang untuk mendapatkan kebenaran, mendalami ilmu untuk menguatkan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya, inilah yang bermanfaat dan menjauhi kesesatan.
Tetapi bila selain itu, seorang muslim dilarang banyak bertanya. Ilmu adalah ibadah hati, tidak akan mendapatkan hikmah untuk orang yang bertujuan selain kepada Allah, hatinya tertutupi noda-noda dosa atau penyakit hati.
Beberapa hal ini harus dihindari:
Bertanya tentang sesuatu yang belum terjadi, berandai-andai, meminta diramal, termasuk pertanyaan kapan hari kiamat tiba. QS. Al-A’raf: 187. Ibnu Umar ra. berkata, “Kalian jangan bertanya tentang sesuatu yang belum terjadi, karena aku mendengar Umar bin Khattab melaknat orang yang bertanya tentang sesuatu yang belum terjadi.”
Bertanya hal yang tidak perlu karena ingin tahu saja. Hal ini tidak mendatangkan kebaikan apapun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam suatu hari pernah ditanya oleh segolongan kaum, hingga beliau marah. Seorang lelaki bertanya, “Siapakah ayahku?” Lelaki lainnya bertanya pula, “Untaku hilang, di manakah untaku?”. Yang lain lagi bertanya, “Dimanakah ayahku?”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun menjawab "Di neraka."
Bertanya tentang wujud Allah subhanahu wa ta’ala. Kita bisa mengambil pelajaran dari apa yang dilakukan oleh kaum yahudi. “Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya”. Setelah itu kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur.” QS. Al-Baqarah: 56.
Bertanya yang menyebabkan memberatkan si penanya dalam melaksanakan hukum syariat. Maka ketika seorang berilmu tidak menjawab pertanyaan kita (mendiamkan), berarti itulah yang lebih baik bagi kita. Ketika turun perintah untuk berhaji, seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah untuk setiap tahun?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diam, tidak menjawab. Ia pun mengulang pertanyaannya hingga 3 kali. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak, dan seandainya kukatakan ya, niscaya menjadi wajib, dan seandainya diwajibkan (tiap tahunnya), niscaya kalian tidak akan mampu”. Maka Allah menurunkan ayat “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu.” QS. Al-Ma’idah: 101.
Allah juga melarang bertanya untuk hal-hal yang menyebabkan kesusahan, kesedihan, dan tidak menambah keimanan. “Apakah orang tua Rasulullah masuk surga atau neraka?”. Karena hal yang sudah masuk wilayah prerogatif Allah tidak ada yang mampu menjawabnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tinggalkanlah apa-apa yang aku tinggalkan, karena sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah karena mereka banyak bertanya dan menyalahi Nabi-Nabi mereka. Apabila aku melarang kalian dari sesuatu maka jauhilah, dan apabila aku memerintahkan sesuatu, maka kerjakanlah sesuai dengan kemampuan kalian.” HR. Bukhari.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga berkata, “Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah menetapkan hal-hal yang fardhu, maka janganlah kalian menyia-yiakan nya, dan Dia telah menetapkan batasan-batasan, maka janganlah kalian melampauinya, dan Dia telah mengharamkan banyak hal, maka janganlah kalian melanggarnya. Dan Dia telah mendiamkan (tidak menjelaskan) banyak hal karena kasihan kepada kalian bukan karena lupa, maka janganlah kalian menanyakannya.”
Frasa: Perempuan, Ilmu, dan Rasa
13 notes · View notes
anjaleeweiling · 1 month
Text
Tumblr media
#Nombor badan Razimah Bt Hamzah. 130591 Dari Pusat Latihan Polis PULAPAH, Negeri Sembilan. Semoga Allah Subhanallah Taala Melaknat hidup ko Razimah Bt Hamzah. Orang Kelantan dan lari dari TUGAS sebagai anggota polis kumpulan PELACUR.
0 notes
radia12s · 4 months
Text
RESIKO BESAR DI BALIK SIKAP PROTES TERHADAP MUSIBAH/PENYAKIT!
▪️ Berkata asy-Syaikh al-Faqih Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah,
"وأما من يلعن المرض وما أصابه من فعل الله عز وجل فهذا من أعظم القبائح والعياذ بالله ، لأن لعنه للمرض الذي هو من تقدير الله تعالى بمنزلة سب الله سبحانه وتعالى"
"Adapun orang yang mengutuk (melaknat) penyakit atau musibah yang menimpanya, padahal itu semua adalah bagian dari perbuatan Allah -'azza wa Jalla-, ini termasuk kejelekan yang paling dahsyat. Kita berlindung kepada Allah ﷻ dari hal itu. Karena mengutuk penyakit yang merupakan ketetapan Allah ﷻ, sama seperti menghujat Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi."
📚 Al-Manahi al-Lafzhiyyah, hlm. 83.
0 notes
himawariqurrotaaini · 6 months
Text
Change your Words, Change the Worlds. 🍉
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Pontianak. 05:32. 30102023.
Mohon maklum videonya seperti ini, modal screen record aja soalnya 🥲.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Artikel lengkapnya bisa dibaca di sini.
Sebagai pendapat pribadi, sebisa mungkin saya menghindari doa yang melaknat atau mengutuk, ndak berani rasanya saya nyuruh-nyuruh Allah AzzawaJalla.
Tumblr media Tumblr media
Salam,
ayuprissakartika.
0 notes
risalahmuslim · 1 year
Photo
Tumblr media
▶️ Apa Yang Harus Dilakukan Apabila Sedang Marah? ◀️ ㅤㅤ Nabi ﷺ mengajarkan agar orang yang marah untuk duduk atau berbaring. Beliau ﷺ bersabda: ㅤㅤ ۞ "Apabila seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk; apabila amarah telah pergi darinya (maka itu baik baginya), dan jika belum, hendaklah ia berbaring." [Shahîh. HR. Ahmad (V/152) Abu Dawud (no. 4782) dan Ibnu Hibban (no. 5688) dari Sahabat Abu Dzarr r.a.] ㅤㅤ ㅤㅤ 💡 Ada yang mengatakan bahwa berdiri itu siap untuk balas dendam, sedang orang duduk tidak siap untuk balas dendam, sedang orang berbaring itu sangat kecil kemungkinan untuk balas dendam. ㅤㅤ Maksudnya, hendaknya seorang muslim mengekang amarahnya dalam dirinya dan tidak menujukannya kepada orang lain dengan lisan dan perbuatannya. ㅤㅤ ㅤㅤ Rasulullah ﷺ mengajarkan bila seseorang marah hendaklah ia diam: ㅤㅤ ㅤㅤ إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ. ㅤㅤ ㅤㅤ ۞ Apabila seorang dari kalian marah hendaklah ia diam. [Shahîh. HR. Ahmad (I/239 283 365)] ㅤㅤ ㅤㅤ 💡 Ini juga obat manjur bagi amarah, karena jika orang sedang marah maka keluarlah darinya ucapan-ucapan kotor, keji, melaknat, mencaci-maki yang dampak negatifnya besar dan ia akan menyesal karenanya ketika marahnya hilang. Jika ia diam maka semua keburukan itu hilang darinya. ㅤㅤ ㅤㅤ 💡Menurut syari’at Islam, bahwa orang yang kuat adalah orang yang mampu melawan dan mengekang hawa nafsunya ketika marah. Rasulullah ﷺ bersabda ㅤㅤ ۞ Orang yang kuat itu bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah. [Shahîh. HR. al-Bukhâri (no. 6114) dan Muslim (no. 2609)] ㅤㅤ ㅤㅤ 👤 Imam Ibnu Baththal rahimahullah mengatakan bahwa melawan hawa nafsu lebih berat daripada melawan musuh. [Lihat Fat-hul-Bâri (X/518)] ㅤㅤ ⚘ Artikel almanhaj.or.id https://instagr.am/p/CkuXuULswhZ/
3 notes · View notes