Tumgik
#ann7am
ann7am · 2 months
Text
(1) Sedikit tentang Si Single dan Pernikahan
Beberapa orang yang seneng banget bahas perkara nikah selama bertahun-tahun, ternyata ujiannya malah dipersulit ketemu jodoh. Iya, gak semua orang begitu. Tapi saya jadi belajar dari mereka, kalau mau dapat apa-apa sewajarnya aja, mesti banyak tawakal sama Allah, dan gak perlu merasa paling jago ilmu tentang pernikahan, karena kalau bukan Allah yang tolong, kita bukan siapa-siapa.
Satu hal yang penting lainnya, kalaupun mau bahas-bahas tentang pernikahan, jangan hanya diskusi bagian seneng-senengnya aja, coba berpikir logis juga tentang kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi setelah menikah, karena kita menikah sama manusia yang sama-sama punya dosa. Gak mungkin seseorang akan selalu kasih kamu hal-hal yang berbau surgawi, sedangkan dia sendiri hanya penduduk bumi.
Harus realistis. Itu kuncinya.
Juga perkara menunggu. Perempuan rentan banget kena janji-janji palsu suruh nunggu sekian tahun kemudian nanti dia akan datang lagi untuk melamar. Bagi saya, suruh nunggu setahun aja udah red flag banget. Bukan masalah ‘aku sanggup kok nunggu selama itu’ atau ‘aku udah terlanjur suka sama ikhwannya’ (ini yang bahaya), hanya di rentang waktu itu, pasti akan ada banyak setan yang berisik di benak kamu untuk menyelundupkan pikiran-pikiran setengah gak waras ala-ala orang yang dimabuk cinta. Minta pertolongan sama Allah banyak-banyak adalah koentji. Jadi, kalau menurut saya, lebih cepat ya lebih selamat, insyaa Allah.
Tapi, tapi nih, gak berarti cepet-cepet itu jadinya bikin kita teledor. Banyak hal yang bisa ditanyakan ketika masa ta’aruf itu entah yang sebulan, dua bulan, tiga bulan, atau mungkin kalau ada yang yakinnya setelah enam bulan ya kenapa enggak.
Sewajarnya.
Secukupnya.
Pertolongan Allah itu dekat.
To be continued…
17 notes · View notes
ann7am · 4 months
Text
Membiarkan Prasangka yang Salah
Untuk beberapa orang yang hidupnya penuh dengan prasangka,
Kita biarkan mereka dengan prasangka salahnya masing-masing.
Kita biarkan mereka tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya.
Kita biarkan mereka berlarut-larut dalam prasangka yang menyesatkan pikir mereka.
Karena tak semua orang perlu mendapat penjelasan tentang kehidupan yang kita jalani
Karena tak semua manusia berlapang dada untuk menerima penjelasan.
Karena tak semua jasad bisa rendah hati menerima kebenaran.
14 notes · View notes
ann7am · 25 days
Text
Yang Tidak Perlu
Sebagian dari kita, gak semua, kadang gak butuh untuk dengar ‘segera ini ya’ ‘segera itu ya’ karena orang yang berkata begitu gak pernah sedetik pun menjalani apa yang kita jalani, gak pernah sedetik pun tahu apa yang sebenarnya sudah kita usahakan di balik layar kehidupan duniawi ini.
Semua dari kita punya takdirnya masing-masing. Apapun yang ada dalam hidup kita gak akan disegerakan kalau dalam suratan takdirnya sudah tertulis gak segera dan gak akan ada yang bisa menyegerakan apapun kecuali Allah.
Jadi, mau kemana sih suruh orang-orang untuk segera ini segera itu?
8 notes · View notes
ann7am · 7 months
Text
Tentang Adab
Kita terlalu sibuk mengurusi hidup orang lain dan menganggap pertanyaan-pertanyaan ini harus segera terjawab.
Kenapa belum dapat kerja?
Kenapa kerja di tempat itu?
Kenapa kamu belum menikah?
Kenapa kamu belum punya anak?
Kenapa kamu belum tambah anak juga?
Kenapa gaya parentingnya seperti itu?
Kenapa kuliah terus kerjaannya?
Kenapa belum punya rumah dan kendaraan yang bagus?
Kenapa jalan-jalan terus? Kenapa ga disedekahkan saja hartanya?
Kenapa sering makan di tempat yang bagus?
Kita terlalu menormalisasi pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kita tidak peduli bagaimana perasaan orang yang ditanya dan sesusah apa mereka sudah berusaha akan hal-hal yang ditanyakan itu. Kita tidak peduli apakah yang ditanya merasa tersudut dan bersedih dengan pertanyaan-pertanyaan personal tersebut.
Padahal takdir setiap orang berbeda. Padahal prioritas setiap orang tidak bisa disamakan. Padahal tidak ada kewajiban orang lain untuk segera menjawab semua pertanyaan yang bersifat pribadi itu. Padahal tidak ada urgensinya kita tahu penjelasan orang lain tentang kehidupan yang dijalaninya. Padahal kita tidak ada niat untuk memberikan solusi kepada mereka yang kita tanya-tanyai tentang kehidupannya.
Padahal urusan ibadah tidak perlu diumbar di media sosial. Padahal anak kita sendiri tak terurus, kurang kasih sayang dan malah dititipkan pengasuhannya pada orang lain. Padahal ada keluarga kita yang mesti dinafkahi. Padahal ada hubungan tak baik yang mesti diperbaiki oleh kita dengan mertua. Padahal ada urusan domestik rumah tangga yang perlu diurus juga.
Padahal ada hati kita yang mesti diperbaiki dari segala racun dan penyakitnya. Padahal ada suaminya yang perlu ditaati dan dipenuhi kebutuhannya. Padahal masih banyak urusan yang mesti kita selesaikan ketimbang mencari-cari aib orang lain.
Kita kadang sering jumawa, merasa sudah paling baik keturunannya, merasa sudah paling baik leluhurnya, merasa sudah paling sholih dan sholihah sehingga sangat mudah untuk memandang rendah orang lain, menganggap orang lain paling salah dan berdosa. Padahal dosa-dosa kita juga banyak. Hanya Allah sedang sembunyikan saja.
Semua hal tentang hidup orang lain didasarkan hanya karena ingin tahu saja. Hanya ingin membandingkan saja. Yang lebih parah, kita hanya ingin memastikan saja orang lain tidak lebih bahagia dari hidup kita.
Kita tidak mau mengakui kalau ada yang bermasalah dalam hati kita ketika kita merasa tidak senang melihat orang lain merayakan pencapaian-pencapaian kecil dalam hidupnya. Kita tidak mau mengakui bahwa ada titik ketidakbahagiaan yang membuat kita ingin menutupinya dengan cara mencari-cari kesalahan orang lain. Kita tidak mau mengakui bahwa hidup kita ternyata tidak sebahagia orang lain.
Dan ini yang paling menyengsarakan, tuan dan puan. Semakin kita membandingkan hidup kita dengan orang lain, semakin tidak bahagialah kita dan semakin sempitlah hati kita ketika melihat orang lain lebih bahagia hidupnya.
Semua orang hanya sedang menjalankan takdirnya masing-masing. Hidup ini terlalu singkat jika tidak digunakan untuk berbenah diri
Amalan kita mungkin masih sedikit. Tak ada jaminan pula kita bisa masuk surga. Tak ada yang tahu. Sampai kita mengetahui bagaimana kesudahan hidup kita nanti; ketika ruh sudah terlepas dari raga. Maka perbanyaklah mengurus diri sendiri. Perbanyaklah mengurus urusan dengan Rabbmu.
Sebelum menyesal.
Sebelum berpulang.
Semoga Allah memberkahi tuan dan puan.
20 notes · View notes
ann7am · 3 months
Text
Untuk Setiap Kata yang Menyakitkan…
Kadang kita juga perlu egois untuk menyelamatkan telinga dan hati kita dalam menghadapi orang-orang yang sama sekali tak peduli dampak tulisan dan ucapannya terhadap hidup orang lain.
Kalau masih ada yang bilang “udah jangan didengerin” atau “udah jangan dianggap”, ya silahkan saja. Tapi hati ini bukan benda mati. Pun telinga ini juga bukan benda tak hidup.
Tidak semua orang bisa baik-baik saja setelah ucapan-ucapan buruk itu mengiris hati. Jadi, jika tidak bisa menebarkan kebahagiaan, minimal kita tidak usah menyematkan kesedihan dalam hati orang lain.
7 notes · View notes
ann7am · 4 months
Text
Jadi, untuk apapun yang telah terjadi, bersyukurlah, karena tak semua orang diberi hadiah berupa ketegaran. Tak semua orang dikarunia derajat kesabaran yang indah.
13 notes · View notes
ann7am · 5 months
Text
Menyingkirkan Rumput Liar
Tak perlulah kita berlelah-lelah memberikan ruang untuk orang-orang yang tidak pantas berada di lingkarangan pertemanan kita. Seberapa pintar dan terhormatnya mereka di mata dunia, jika mereka tidak sejalan dengan pola pikir dan hanya menambah beban mental kita saja, tak ada untungnya.
Maka lepaskan mereka, biar mereka terlepas jauh.
Maka biarkan mereka egois dengan pikirannya sendiri.
Maka biarkan saja.
Untuk tenangnya dengar yang telah lama terdzalimi.
Untuk tenangnya hati yang telah lama disalahmengerti.
10 notes · View notes
ann7am · 5 months
Text
Sebuah Kritik untuk Para Bedebah di Pelayanan Publik
Jika Tuan dan Puan masih hobi berteriak-teriak tak patut dalam mengamankan antrean
Tak usahlah berkecimpung di pelayanan publik
Jika Tuan dan Puan masih ada rasa jumawa dengan jabatan yang diemban,
Lantas kemudian berbangga-bangga dengan jabatan tersebut
dan seenak pikirmu menindas rakyat kecil
Tak usahlah berkutat di pelayanan publik
Jika Tuan dan Puan masih haus puja-puji dan gila hormat dari rakyat kecil
Lantas semena-mena dan serampangan mengurusi urusan rakyat kecil yang kau anggap remeh itu
Enyahlah kalian dari urusan pelayanan publik
Jika tidak,
Maka,
Malulah anda jadi bagian dari pelayanan publik
Malu lah Tuan dan Puan
Hadirkan rasa malu itu
Hadirkan janji-janji terdahulu atas nama rakyat kecil
Hadirkan kata tulus melayani yang kau gaung-gaungkan itu
Tunjukan dan buktikanlah!
Tunjukan dan buktikanlah pada kami!
Agar kami tak melulu mengutuk perilakumu
Agar kami tak selalu melaknat perilaku bedebahmu
11 notes · View notes
ann7am · 2 months
Text
Mungkin Agak Toxic
Lagi rajin ngapusin kontak orang-orang setengah gak penting, gak penting, dan gak penting banget.
Bukan apa-apa, tapi beberapa orang diantaranya udah kayak punya vampire energy, beralih profesi jadi tukang energy draining, dan simply ada juga yang senengnya nonton-nonton aja. Vibes-nya udah gak bagus.
Mohon maaf. Itu aja. Terima kasih.
2 notes · View notes
ann7am · 2 months
Text
Untuk Saya dan Saya di Masa Depan
Dulu ngerasa marah banget sama orang-orang itu karena sotoynya memenuhi lahan se-Bandung Raya dan bodohnya saya cuma bisa mendem-mendem aja, gak coba dikeluarin itu pikiran marahnya, efek jangka panjang jadi ngerasa guilty dengan apa yang saya perbuat, apa-apa keliatannya berdosa aja gitu. Kenapa guilty? Karena ada dari mereka yang seneng banget gaslighting soalnya. Jauh sebelum kata ‘gaslighting’ populer kayak sekarang.
Ternyata gak hilang sama sekali perasaan itu padahal udah bertahun-tahun berlalu. Akibatnya sekarang, danggg, kayak bom waktu. Meledak tiba-tiba. Orang-orang yang baru kenal malah jadi salah paham karena gak tahu akar masalahnya apa.
Moral lesson-nya: kalau mau marah selesein aja segera dengan cara yang tepat. Numpuk sampah emosi memang tidak semenguntungkan itu. Sekarang kalau marah lebih nyaman ditulis sih. Such a relief aja gitu, bisa coret-coret nama terdakwa with style.
2 notes · View notes
ann7am · 2 months
Text
Semoga Allah Mengampuni Kita
Kadang ada dalil yang kedengarannya asing banget. Sombongnya kita, kita pikir itu udah gak relevan lagi sama zaman sekarang.
Ternyata kita hanya kurang belajar. Udah kurang belajar, sombongnya mengudara sampai ke luar angkasa. Astaghfirullah.
Semoga kita diampuni sama Allah ya dan dijauhkan dari segala penyakit hati yang ringan maupun yang sifatnya korosif untuk keimanan kita.
4 notes · View notes
ann7am · 2 months
Text
Pesan untuk Saya dan Teman Tumblr
Setertekan apapun hidup kita, jangan sampai kita melanggar apa-apa yang udah Allah larang. Lepas hijab, minum khamr, ninggalin sholat wajib, gak puasa Ramadhan, dll. NO. Jangan. Bersyukur at the first place karena Allah masih kasih kita kehidupan, meskipun gak sesuai yang kita harapkan, itu gak sebanding kalau kita di kasih kematian cepat. Kehidupan setelah kematian jauh lebih sulit dan mengerikan kalau kita gak bisa mempertanggungjawabkannya.
Sayangi diri kita banyak-banyak ya. Bisa jadi Allah beri ujian di hidup kita, biar kita bisa mendekatkan diri lagi sama Allah. Bisa jadi selama ini kita udah jauh banget tersesatnya, Allah pengen kita selamat, makanya hidup kita dibuat gak sesuai ekspektasi kita.
Yuk, perbaiki lagi.
Yuk sama-sama kita perbaiki lagi.
Gak ada yang terlambat.
Kita hanya lagi jalan di garis kehidupan kita masing-masing.
:)
5 notes · View notes
ann7am · 2 months
Text
Memutus Rantai Perghibahan
Awalnya merasa gapapa masuk circle yang hidangan mukaddimahnya perghibahan, lama-lama hati makin gak karuan. Apalagi kalau ada oknum yang skill persuasinya jago alias ngajak orang untuk benci si fulan atau fulanah. Wah udahlah, gak beres pokoknya.
Akhirnya sedikit-sedikit cut off relasi sama para pengghibah itu. Masalahnya kayak lintah darat, lama-lama pahala habis dan kita sendiri yang rugi dan bangkrut.
Beramal shalih tuh perlu usaha, perlu perjuangan; perlu energi, pikiran yang fokus, waktu yang khusus, belum lagi ada potongan pahala kalo ada bisikan setan untuk menggoda kita, terus ada oknum tiba-tiba ngundang kita ngobrol dan secara gak langsung minta kita untuk transfer pahala gratis ke pihak yang digunjing.
Capek secapek-capeknya.
Rugi serugi-ruginya.
2 notes · View notes
ann7am · 3 months
Text
Untuk mendapat status halal, setiap perempuan pasti ingin diperjuangkan. Ketika Puan merasa ia tidak melakukan hal yang sama, maka tinggalkanlah. Jangan-jangan perjuangan itu hanya dalam pikiran Puan, tapi tidak pada kenyataan. Maka bergegaslah untuk meninggalkan. Berjuang sendiri untuk seorang perempuan tidak pernah menjadi mudah.
Semoga Allah gantikan dengan yang lebih layak di depan sana.
2 notes · View notes
ann7am · 3 months
Text
Mungkin mendidik, bukan melahirkan.
Karena mendidik anak dengan cara yang salah dan membuat anak tersebut tidak berakhlak kepada Rabbnya maupun kepada sesama manusia (dengan sebab didikannya tersebut) ‘membuka peluang’ si pendidik untuk berdosa.
Mungkin mendidik, bukan melahirkan.
Karena setiap ibu tidak bisa memilih takdir seperti apa yang akan dijalani anaknya kelak. Karena seorang ibu tidak bisa memilih tipe anak seperti apa yang akan ia besarkan kelak, namun seorang ibu bisa memilih bagaimana cara mendidiknya, cara mengasuhnya, cara mengarahkannya.
Mungkin ini perkara mendidik, bukan melahirkan.
6 notes · View notes
ann7am · 4 months
Text
Pernah Percaya
Dulu saya pernah percaya sekali pada sekelompok orang yang saya anggap baik dan suportif, ternyata saya salah. Berakhir bahagia, Alhamdulillah ala kulli hal, they did stabbing my back secara berjamaah dan membuat saya lebih yakin, kalau hari ini, saya tidak perlu menaruh rasa percaya banyak-banyak pada orang-orang yang hanya beberapa bulan saja ‘numpang singgah’ di hidup saya.
4 notes · View notes