Tumgik
#Catatan Kehidupan
arioagio · 2 months
Text
Tumblr media
Amin...... 🌌🌌🌌
1 note · View note
ysalma · 3 months
Text
Pelajaran Hidup yang Telat Disadari, Pelajari Agar Hidup Bermakna
Pelajaran hidup didapatkan dari guru kehidupan yang sudah dijalani, terkadang telat menyadarinya hingga hidup dilalui dengan hampa dan jauh dari rasa syukur. Padahal banyak hal sederhana yang membuat bahagia.
Beberapa waktu belakangan saya seperti diingatkan kembali tentang pelajaran hidup yang tidak didapatkan di bangku sekolah formal, tapi ditemui di sekolah kehidupan. Tapi terkadang telat dipelajari atau disadari banyak orang, hingga harus menguras banyak energi dan emosi serta membuat hati terasa hampa. Seperti yang sempat saya alami, semenjak kesehatan teman hidup mulai menurun, aktivitas…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
Kalo ditanya, apa yang paling lo sesali sekarang, jawaban gue adalah MENIKAH.
Jadi, pliss, banget buat lo semua yang masih single, lo wajib ketemu manusia yang bener-bener tepat. Dia juga harus punya keluarga yang mendukung lo apapun keputusan lo dan pasangan lo. Lo harus ketemu pasangan yang, mereka ngga banyak di atur sama keluarganya, harus punya pasangan yang punya pendirian, punya prinsip, punya visi dan misi yang sama dengan lo. Biar hidup yang bakal berjalan selamanya itu terasa ringan untuk di jalani.
Satu lagi, lo perlu ketemu kelurga besar calon pasangan lo minimal sekali. Biar lo punya gambaran tentang hidup lo kedepannya, bakal gimana setelah gabung jadi keluarga mereka.
Dan, semoga kalian ngga takut nikah ya.
Menikah akan indah ketika bersama dengan orang yang tepat.
😉
44 notes · View notes
jejaringbiru · 10 months
Text
Kehidupan kamu tidak berhenti.
Hanya karena kamu diacuhkan oleh beberapa orang, hanya karena usaha kamu tidak berbalas, hanya karena segala ocehan kamu sekedar dilirik sebelah mata.
Tidak sayang, sungguh kehidupan kamu masih terus berjalan, dan menyiapkan banyak kejutan indah tak terbayangkan.
Penghuni Jejaring Biru
Page 125 of 365
107 notes · View notes
haikalmarbun · 3 days
Text
RUMIT
Sebagai seorang yang memiliki kecenderungan “introvert”, ada saja hal yang membuat pikiran menjadi cepat lelah. Akibatnya, sering kali dihantui oleh buruknya hayalan. Karena memang orang-orang yang cenderung introvert punya kelebihan, salah satunya adalah ahli dalam menganalisis suatu hal. Jika si introvert mampu mengendalikannya, ia akan mendapat analisis yang tepat dan akurat terhadap perkara yang sedang ingin ia selesaikan. Namun, satu hal yang menjadi kekurangan dari seorang introvert ketika ia mencoba menganalisis dengan pikirannya adalah overthinking. Ketika pikirannya tidak bisa dikendalikan dengan baik, kemampuan analisisnya akan semakin tajam dan berujung kepada hayalan yang sangat jauh. Inilah yang membuat diriku menjadi begitu lelah menghadapi kerumitan yang ditimbulkan oleh pikiranku sendiri. Bagi siapa yang merasakannya, akan selalu ada gejolak yang timbul dari dalam dirinya. Gejolak itu kian lama kian membara, sebagaimana daun kering yang berada di bawah terknya matahari. Sedikit saja api nya memercik, maka mudahlah daun tersebut akan terbakar.
Aku sebenarnya sadar ketika overthinking itu datang, tapi tetap saja aku kalah dan tak mampu menjinakkanyya. Umumnya, hayalan yang tak berujung itu datang dari satu pertanyaan, yang mana kemudian dari pertanyaan tersebut akan memunculkan pertanyaan berikutnya. Maka sejak itu aku mulai merasakan cakra energi ku mulai berkurang. Padahal aku tidak sedang melakukan aktivitas yang berat. Sejak itu pula, aku mulai menjadi lebih murung dan lebih memilih banyak diam sembari memendam masalah yang berkeliaran di pikiranku. Lelah. Pusing. Mual. Begitulah yang dirasakan oleh seorang introvert.
Biasanya, aku melakukan pemulihan dengan tidur atau membaca buku. Tidak membuka sosial media sementara waktu. Tapi, tetap saja usaha itu tidak cukup mengembalikan energi itu seperti sedia kala. Ternyata ada satu hal yang sering dilupakan para introvert ketika hayalannya mulai mengganggu. Yaitu melakukan meditasi. Ini aku dapatkan dari sebuah buku. Meditasi bagiku adalah kembali kepada Pencipta. Islam, sebagai kepercayaan yang ku anut, telah lama memerintahkan ini. Aku saja yang terlambat sadar dan memang malas membuka Al Qur’an, sebagai kitab pedoman hidupku sebagai seorang muslim, jika telah datang kondisi hati yang sedang tidak baik maka Al Qur’an dan shalatlah menjadi obat sebenar-benar obat.
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Alquran) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.”
Ini adalah kutipan dari Surah Yunus. Surah ke-10 dalam urutan Al Qur’an tepatnya pada ayat 57. Begitu juga dengan shalat, yang notabene adalah bentuk praktek penghambaan seorang muslim kepada Penciptanya, Allah Azza Wa Jalla.
Sebenarnya berat bagiku untuk menuliskan tulisan ini. Karena aku tidak ingin menggurui siapapun sebab aku sadar, aku masih sering lalai menunaikan setiap kewajiban yang sudah menjadi komitmenku. Shalat yang tidak disegerakan karena lebih peduli kepada gadget ku. Bahkan kadang kala aku tertidur pulas sebelum Isya, dan aku sering berfikir dan bertanya kepada diriku sendiri. “Benarkah aku termasuk orang yang munafik lagi fasik?”. Aku coba obati luka ini dengan kalimat istighfar sebagai bentuk taubatku kepada Dia. Sehingga aku ditampar oleh hikmah yang Allah selipkan setelah terjadi setiap hal yang aku perbuat. Tamparan itu adalah pikiranku sendiri. Allah ilhami pikiranku dengan hayalan yang tak berujung tadi, agar aku kembali segera mengingat kesalahanku sebelum orang lain mengingatkanku.
Ya Rabbana, Rabbighfirlii... warhamniii... wajburni... warfa’ni... wardzuqnii... wahdinii... wa’afini... wa’fuanni...
10 notes · View notes
pendongeng · 1 year
Text
Tahap Dunia
Capek? Ya emang dunia tempat berjuang bukan istirahat. Sedih? Hm wajar dong kalau pernah sedih beberapa kali. Kecewa? Duh, fase hidup emang selalu banyak kerikilnya.
Ngomongin soal duka di dunia, gak akan ada habisnya sih. Tapi simplenya, kalau kita punya tujuan, semua fase hidup bisa aja mudah kita terima. Karena ya dalam hidup selalu ada naik turun, laut aja ada pasang surutnya kan??
Sepertinya, kita perlu berpikir lebih simple dan smart, dengan tetap rasional dan memasang standar yang realistis, agar lebih positif pada diri dan lingkungan kita.
Ketika memasuki 2023, aku cukup banyak disambut sama hal yang kurang bagus. Tapi ketika aku benturkan dengan hal yang lebih positif, ternyata gak serumit yang ada di kepala, malah biasa aja dan justru jadi mudah dijalani.
Yes, aku tertinggal dalam menyadari pelajaran satu ini. Kemudian ketika aku menyadarinya, aku memakai itu untuk bekal hidupku di hari-hari mendatang. Harapannya semoga kedepan, standar bahagianya disederhanakan.
Dan ada kata-kata menarik : boleh jadi sesuatu itu tidak datang padamu karena Allah yang melindungimu.
Ingat, tujuan akhir kita surga, murah tapi gak mudah!
Stay positif thinking ya, sama keputusan Allah :)
77 notes · View notes
maydaummah · 9 months
Text
Beda orang, beda masalah.
Deal ya. Semua orang sedang berjuang dengan ujiannya masing-masing. Jaga diri untuk selalu bersyukur jangan merasa paling menderita. Mencari kesempurnaan hanya sia-sia saja membuang waktumu...
Sehat-sehat ya kamu ^^
23 notes · View notes
lompatjauh · 2 years
Text
Sederhana saja,
aku ingin menjadi surat kabar yang menemuimu dalam pagi yang baik atau buku harian yang pasrah kau cari di penghujung hari yang kelam.
Sederhana saja,
aku ingin menjadi angin sejuk yang terpaannya kau puja dengan lega hati atau kersik pantai yang singgahnya kau jamah tiada henti.
Sederhana saja,
aku ingin menjadi perayaanmu yang paling pongah atau segala gusarmu yang membuat jengah.
Sederhana saja,
aku ingin menjadi apapun yang rekat dan erat bersinggungan denganmu.
— @lompatjauh
202 notes · View notes
o-agassy · 1 year
Text
Komitmen
Ada yang bilang bahwa sembilan puluh persen dari pernikahan adalah tentang komitmen, selebihnya adalah usaha untuk menjaga cinta.
Meskipun demikian, bukan berarti kita baru akan “memulai” berkomitmen ketika sudah ijab sah. Melainkan semenjak fase sebelum pernikahan, dimana kita sedang masa persiapan dan penentuan calon, itu juga sudah butuh komitmen yang cukup besar.
Komitmen itu dimulai ketika kita sudah yakin terhadap diri ini bahwa kita siap untuk melanjutkan perjalanan menuju pernikahan. Meskipun belum ada calonnya, tapi paling tidak kita sudah mampu untuk memutuskan untuk mengambil komitmen ini atau tidak.
Utamanya untuk laki-laki, nanti akan banyak tuntutan-tuntutan dan tanggung jawab di pundak, ketika sudah sah menjadi seorang pemimpin keluarga. Ya meskipun di model keluarga modern ini, banyak masalah yang diselesaikan dengan cara musyawarah suami-istri, namun tetaplah suami menjadi punggawa keluarga.
Memutuskan berkomitmen saat pra nikah dapat dimanifestasikan melalui tindakan komunikasi aktif dengan calon pasangan, tidak ghosting, atau tidak semi-ghosting hilang timbul tenggelam kemudian.
Menyadari bahwa ini merupakan fase terpenting sebelum menikah juga merupakan bentuk komitmen itu sendiri sebenarnya. Kita tau bahwa pernikahan adalah medan juang yang luar biasa. Ketika sudah menyadari tantangannya, tentunya kita ngga akan main-main dalam fase persiapan ini.
Tidak akan ada cerita orang mau winter-hiking tidak persiapan padding tebal, makanan proper, dan segala sesuatunya yang proper dan terencana.
Jikapun ada dari sebagian teman kita yang pada fase persiapan ini tak sungguh-sungguh, mungkin bisa jadi ia belum mengambil penuh komitmen tersebut, bahkan untuk dirinya sendiri.
Hati-hati, nanti netizen indo akan bertanya lo, “lha kalo sama diri sendiri aja belum bisa komit, lalu gimana buat keluarga nanti?”
Ah semoga tidak.
Tapi bisa jadi ada pendekatan lainnya juga. Memang ada orang-orang yang tidak bisa memutuskan sesuatu bahkan untuk dirinya sendiri. Mereka butuh faktor eksternal atau pendapat orang lain yang mereka percaya. Barulah, mereka dapat memutuskan sebuah persoalan. Memang unik sebenarnya. Seperti kehidupan kita tergantung kepada orang lain. Tapi untuk studi kasus ini, bisa jadi “orang lain” itu ya calon pasangan kita sendiri. Jadi saling menguatkan.
So, pilih yang mana? Medan juang sudah jelas. Tinggal sudah siapkah mengambil komitmen itu?
Yang terpenting, jangan ghosting!
57 notes · View notes
yustrialubna · 9 months
Text
Barangkali setelah menjadi ahli dalam seni melepaskan, kita baru bisa merasakan hidup yang lebih ringan. Membangun ruang penerimaan lebih lebar, hidup terasa lebih tenang dan damai.
-
16 notes · View notes
nashmufblog · 3 months
Text
Hidup manusia itu seperti buku, ada chapternya. Lahir, mengenal dunia, berjuang, beradaptasi, menerima, dan tutup buku. Ketika kamu melihat chapter orang lain sudah selesai kamu berpikir kapan chaptermu dimulai. Ingat apa kamu sudah siap fase siap? Atau kamu hanya melihat dan berpikir kamu sanggup, kamu hanya melihat fase kamu yang ingin lihat bukan behind the screen. Hidup itu pake logika jika kamu salah memilih apa kamu bisa reset hidup kamu dan restart agains atau forward and back forward jika kamu tidak suka hidup kamu. Hidup kamu bukan dongeng happy ever after atau sinetron mati hidup lagi. Meski kadang hidup membuat kamu tak punya pilihan dan beruntung kamu dipaksa bisa melewatinya. Be a logic not only your heart or feel. Rumus kehidupan bukan seperti matematika 1+1 = 2
4 notes · View notes
arioagio · 2 months
Text
Tuhan tidak akan buatmu celaka.
Tuhan tidak akan buatmu menderita.
Percaya saja bahwa Tuhan selalu melindungimu, selalu menolongmu.
Asalkan engkau mau datang dan mendekat kepadaNya.
Jangan takut ya. 🙂🙂
0 notes
ysalma · 6 months
Text
Bulan Oktober 2023 Terlalui dalam Kondisi Panas Jiwa Raga
Bulan Oktober 2023 kondisi cuaca masih sangat panas, banyak yang sedang tidak baik-baik saja, membuat jiwa dan raga kelelahan. Tapi akhirnya bisa terlalui dengan baik.
Bulan Oktober sudah di penghujung hari, Alhamdulillah dapat dilewati dengan baik walau cuaca terasa semakin panas. Tidak hanya badan yang merasakan gerah oleh suhu udara yang panas karena sudah lama tidak hujan, akan tetapi pikiran juga rasanya ikutan ‘mendidih’ oleh berbagai kejadian dan peristiwa yang dialami, didengar, dilihat serta ditonton. Penuh oleh beragam dagelan kehidupan yang membuat…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
"Kamu kok belum hamil sih? Udah mau setahun lho, kalian.
Ngga usah ditunda-tunda lah.
Liat itu teman-teman sebayamu anaknya udah 2."
Pertanyaan tahun ini mulai naik level, dari "kapan nikah?" ke "Kapan hamil?". Yup, ini kuberi nama siklus hidup. Thank you banget sudah perhatian, tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua manusia bisa "legowo" menerima pertanyaan tadi. Alangkah baiknya di sambung dengan mendoakan, bukan malah membanding-bandingkan atau menghakimi.
Memang siapa sih, yang ngga pengen cepat punya momongan? Ngga ada, kecuali memang menunda karena ada 1 dan lain hal.
Proses kita tidak bersamaan dengan yang lain, mungkin di saat teman-teman sudah menikah, kamu masih mengejar karir, sedang berusaha membahagiaan orang tua, atau sedang sibuk mengenyam pendidikan lebih tinggi dan banyak lagi. Kesiapan mental, finansial, apalagi tentang parenting dalam pernikahan itu penting. Begitu juga dengan momongan, Allah tahu kapan waktu yang tepat untuk di berikan anak. Sebagai manusia hanya perlu berdoa, berusaha, bertawakal pada Allah agar disegerakan.
Teruntuk pasutri baru yang belum kunjung garis dua, sabarr. Ini bukan sebuah perlombaan. Merasa sedih itu wajar, tapi jangan sampai lelah berusaha. Mencoba saran promil dari dokter atau dari teman, saudara, mengelola pikiran agar tidak stres, melakukan pola hidup sehat, semoga apa yang di inginkan segera Allah berikan.
Amiin.
Jangan bersedih ya, calon ibu dan calon ayah, saling support lebih baik. 🤗
8 notes · View notes
arno-vindra · 2 months
Text
Hidup Bukan Tentang Mereka
Mereka memang ada di sekitar kita,di lingkungan kita, di hidup kita.
Bahkan mereka ada yang menjadi teman kita,sahabat kita,bahkan pasangan kita.
Tapi Hidup tak melulu tentang bagaimana kita hidup berdampingan dengan mereka! Ini hidup kita! Yang bersama dengan hidup kita terus menerus adalah kita sendiri. Bersyukur masih di beri kesehatan. berarti tuhan sedang memberi kesempatan untuk hidup kita jauh lebih baik. Ketika Tuhan memberi masalah pada kita, tidak melulu hanya untuk membuat kita frustasi bahkan stress. melainkan sebuah solusi juga bahkan hikmah pun terselip jika kita menyadarinya. hidup bukan tentang orang lain!. Ini hidup mu jadilah apa yang kamu mau!. Orang lain hanya bisa ikut berkomentar ini,itu dan tidak mengerti siapa dirimu bahkan perasaan mu!. Mengerti lah bahwa dirimu punya suatu kelebihan untuk di syukuri. Nikmatilah setiap helas napas mu yang kamu hirup lalu hembuskan itu. Setelah itu kamu akan sadar.
Hidup itu Bukan Tentang mereka saja!
4 notes · View notes
antasmira · 1 year
Text
Mengapa kita tak boleh mengeluh?
Satu hari, dengan nada tinggi ia berkata, "Jadi orang jangan banyak ngeluh kenapa sih?" dan perkataan itu sampai ke hatiku—menciptakan pemahaman sekaligus benteng baru tentang apa yang tak ingin kuperlihatkan padanya.
Sejak kecil, aku dilarang untuk mengeluh. Aku diajarkan untuk menelan bulat-bulat setiap perasaan tanpa sempat mencernanya. Tapi tak ada yang pernah menjelaskan tentang mengapa aku tak boleh melakukannya.
Bertahun-tahun aku hidup seperti batu yang tak berkutik meski badai atau ombak besar menghantamnya. Tapi hatiku begitu lelah dan marah. Hanya aku tak bisa mengatakan apapun karena apa yang aku utarakan pasti adalah keluhan.
—things that i want my kids learn completely.
©antasmira
Instagram | Twitter | Storial | Spotify | Pinterest
31 notes · View notes