Tumgik
#Aku Seorang Ibu Tiri
zam-jb · 2 years
Text
Adik Tiri
ini mengisahkan seorang laki-laki dengan saudara perempuan yang terlibat hubungan terlarang, dan seperti yang anda ketahui cerita dewasa ini memang bisa membuat kita merangsang jika kita membacanya sampai tuntas.
Untuk anda yang sedang mencari tahu tentang cerita dewasa disini ada artikel yang memuat cerita tersebut, namun sebelumnya karena cerita ini saya ambil dari situs yang lain semoga saja yang mempunyai artikel ini tidak marah, nah bagaimanakah ceritanya kita baca bersama-sama dibawah ini.
Ceritaku ini dimulai, waktu aku SMA kelas 3, waktu itu aku baru sebulan tinggal sama ayah tiriku. Ibu menikah dengan orang ini karena karena tidak tahan hidup menjanda lama-lama. Yang aku tidak sangka-sangka ternyata ayah tiriku punya 2 anak cewek yang keren dan seksi habis, yang satu sekolahnya sama denganku, namanya Lusi dan yang satunya lagi sudah kuliah, namanya Riri. Si Lusi cocok sekali kalau dijadikan bintang iklan obat pembentuk tubuh, nah kalau si Riri paling cocok untuk iklan BH sama suplemen payudara.
Sejak pertama aku tinggal, aku selalu berangan-angan bahwa dapat memiliki mereka, tapi angan-angan itu selalu buyar oleh berbagai hal. Dan siang ini kebetulan tidak ada orang di rumah selain aku dengan Lusi, ini juga aku sedang kecapaian karena baru pulang sekolah. “Lus! entar kalau ada perlu sama aku, aku ada di kamar,” teriakku dari kamar. Aku mulai menyalakan komputerku dan karena aku sedang suntuk, aku mulai dech surfing ke situs-situs porno kesayanganku, tapi enggak lama kemudian Lusi masuk ke kamar sambil bawa buku, kelihatannya dia mau tanya pelajaran. “Ben, kemaren kamu udah nyatet Biologi belom, aku pinjem dong!” katanya dengan suara manja. Tanpa memperdulikan komputerku yang sedang memutar film BF via internet, aku mengambilkan dia buku di rak bukuku yang jaraknya lumayan jauh dengan komputerku.
“Lus..! nich bukunya, kemarenan aku udah nyatet,” kataku.
Lusi tidak memperhatikanku tapi malah memperhatikan film BF yang sedang di komputerku.
“Lus.. kamu bengong aja!” kataku pura-pura tidak tahu.
“Eh.. iya, Ben kamu nyetel apa tuh! aku bilangin bonyok loh!” kata Lusi.
“Eeh.. kamu barusan kan juga liat, aku tau kamu suka juga kan,” balas aku.
“Mending kita nonton sama-sama, tenang aja aku tutup mulut kok,” ajakku berusaha mencari peluang.
“Bener nich, kamu kagak bilang?” katanya ragu.
“Suwer dech!” kataku sambil mengambilkan dia kursi.
Lusi mulai serius menonton tiap adegan, sedangkan aku serius untuk terus menatap tubuhnya.
“Lus, sebelum ini kamu pernah nonton bokep kagak?” tanyaku.
“Pernah, noh aku punya VCD-nya,” jawabnya.
Wah gila juga nich cewek, diam-diam nakal juga.
“Kalau ML?” tanyaku lagi.
“Belom,” katanya, “Tapi.. kalo sendiri sich sering.”
Wah makin berani saja aku, yang ada dalam pikiranku sekarang cuma ML sama dia.
Bagaimana caranya si “Beni Junior” bisa puas, tidak peduli saudara tiri, yang penting nafsuku hilang.
Melihat dadanya yang naik-turun karena terangsang, aku jadi semakin terangsang, dan batang kemaluanku pun makin tambah tegang.
“Lus, kamu terangsang yach, ampe napsu gitu nontonnya,” tanyaku memancing.
“Iya nic Ben, bentar yach aku ke kamar mandi dulu,” katanya.
“Eh.. ngapain ke kamar mandi, nih liat!” kataku menunjuk ke arah celanaku.
“Kasihanilah si Beni kecil,” kataku.
“Pikiran kamu jangan yang tidak-tidak dech,” katanya sambil meninggalkan kamarku.
“Tenang aja, rumah kan lagi sepi, aku tutup mulut dech,” kataku memancing.
Dan ternyata tidak ia gubris, bahkan terus berjalan ke kamar mandi sambil tangan kanannya meremas-remas buah dadanya dan tangan kirinya menggosok-gosok kemaluannya, dan hal inilah yang membuatku tidak menyerah. Kukejar terus dia, dan sesaat sebelum masuk kamar mandi, kutarik tangannya, kupegang kepalanya lalu kemudian langsung kucium bibirnya. Sesaat ia menolak tapi kemudian ia pasrah, bahkan menikmati setiap permainan lidahku. “Kau akan aku berikan pengalaman yang paling memuaskan,” kataku, kemudian kembali melanjutkan menciumnya.
Tangannya membuka baju sekolah yang masih kami kenakan dan juga ia membuka BH-nya dan meletakkan tanganku di atas dadanya, kekenyalan dadanya sangat berbeda dengan gadis lain yang pernah kusentuh.
Perlahan ia membuka roknya, celanaku dan celana dalamnya. “Kita ke dalam kamar yuk!” ajaknya setelah kami berdua sama-sama bugil, “Terserah kaulah,” kataku,
“Yang penting kau akan kupuaskan.” Tak kusangka ia berani menarik penisku sambil berciuman, dan perlahan-lahan kami berjalan menuju kamarnya. “Ben, kamu tiduran dech, kita pake ’69′ mau tidak?” katanya sambil mendorongku ke kasurnya. Ia mulai menindihku, didekatkan vaginanya ke mukaku sementara penisku diemutnya, aku mulai mencium-cium vaginanya yang sudah basah itu, dan aroma kewanitaannya membuatku semakin bersemangat untuk langsung memainkan klitorisnya.
Tak lama setelah kumasukkan lidahku, kutemukan klitorisnya lalu aku menghisap, menjilat dan kadang kumainkan dengan lidahku, sementara tanganku bermain di dadanya. Tak lama kemudian ia melepaskan emutannya. “Jangan hentikan Ben.. Ach.. percepat Ben, aku mau keluar nich! ach.. ach.. aachh.. Ben.. aku ke.. luar,” katanya berbarengan dengan menyemprotnya cairan kental dari vaginanya. Dankemudian dia lemas dan tiduran di sebelahku.
“Lus, sekali lagi yah, aku belum keluar nich,” pintaku.
“Bentar dulu yach, aku lagi capek nich,” jelasnya.
Aku tidak peduli kata-katanya, kemudian aku mulai mendekati vaginanya.
“Lus, aku masukkin sekarang yach,” kataku sambil memasukkan penisku perlahan-lahan.
Kelihatannya Lusi sedang tidak sadarkan diri, dia hanya terpejam coba untuk beristirahat. Vagina Lusi masih sempit sekali, penisku dibuat cuma diam mematung di pintunya. Perlahan kubuka dengan tangan dan terus kucoba untuk memasukkannya, dan akhirnya berhasil penisku masuk setengahnya, kira-kira 7 cm.
“Jangan Ben.. entar aku hamil!” katanya tanpa berontak.
“Kamu udah mens belom?” tanyaku.
“Udah, baru kemaren, emang kenapa?” katanya.
Sambil aku masukkan penisku yang setengah, aku jawab pertanyaannya,
“Kalau gitu kamu kagak bakal hamil.”
“Ach.. ach.. ahh..! sakit Ben, a.. ach.. ahh, pelan-pelan, aa.. aach.. aachh..!” katanya berteriak nikmat.
“Tenang aja cuma sebentar kok, Lus mending doggy style dech!” kataku tanpa melepaskan penis dan berusaha memutar tubuhnya.
Ia menuruti kata-kataku, lalu mulai kukeluar-masukkan penisku dalam vaginanya dan kurasa ia pun mulai terangsang kembali, karena sekarang ia merespon gerakan keluar-masukku dengan menaik-turunkan pinggulnya.
“Ach.. a.. aa ach..” teriaknya.
“Sakit lagi Ben.. a.. aa.. ach..”
“Tahan aja, cuma sebentar kok,” kataku sambil terus bergoyang dan meremas-remas buah dadanya.
“Ben,. ach pengen.. ach.. a.. keluar lagi Ben..” katanya.
“Tunggu sebentar yach, aku juga pengen nich,” balasku.
“Cepetan Ben, enggak tahan nich,” katanya semakin menegang.
“A.. ach.. aachh..! yach kan keluar.”
“Aku juga Say..” kataku semakin kencang menggenjot dan akhirnya setidaknya enam tembakan spermaku di dalam vaginanya.
Kucabut penisku dan aku melihat seprei, apakah ada darahnya atau tidak? tapi tenyata tidak.
“Lus kamu enggak perawan yach,” tanyaku.
“Iya Ben, dulu waktu lagi masturbasi nyodoknya kedaleman jadinya pecah dech,” jelasnya.
“Ben ingat loh, jangan bilang siapa-siapa, ini rahasia kita aja.””Oh tenang aja aku bisa dipercaya kok, asal lain kali kamu mau lagi.”
“Siapa sih yang bisa nolak ‘Beni Junior’,” katanya mesra.
Setelah saat itu setidaknya seminggu sekali aku selalu melakukan ML dengan Lusi, terkadang aku yang memang sedang ingin atau terkadang juga Lusi yang sering ketagihan, yang asyik sampai saat ini kami selalu bermain di rumah tanpa ada seorang pun yang tahu, kadang tengah malam aku ke kamar Lusi atau sebaliknya, kadang juga saat siang pulang sekolah kalau tidak ada orang di rumah.
Kali ini kelihatannya Lusi lagi ingin, sejak di sekolah ia terus menggodaku, bahkan ia sempat membisikkan kemauannya untuk ML siang ini di rumah, tapi malangnya siang ini ayah dan ibu sedang ada di rumah sehingga kami tak jadi melakukan ini.
Aku menjanjikan nanti malam akan main ke kamarnya, dan ia mengiyakan saja, katanya asal bisa ML denganku hari ini ia menurut saja kemauanku.
Ternyata sampai malan ayahku belum tidur juga, kelihatannya sedang asyik menonton pertandingan bola di TV, dan aku pun tidur-tiduran sambil menunggu ayahku tertidur, tapi malang malah aku yang tertidur duluan. Dalam mimpiku, aku sedang dikelitiki sesuatu dan berusaha aku tahan, tapi kemudian sesuatu menindihku hingga aku sesak napas dan kemudian terbangun.
“Lusi! apa Ayah sudah tidur?” tanyaku melihat ternyata Lusi yang menindihiku dengan keadaan telanjang.
“kamu mulai nakal Ben, dari tadi aku tunggu kamu, kamu tidak datang-datang juga. kamu tau, sekarang sudah jam dua, dan ayah telah tidur sejak jam satu tadi,” katanya mesra sambil memegang penisku karena ternyata celana pendekku dan CD-ku telah dibukanya.
“Yang nakal tuh kamu, Bukannya permisi atau bangunin aku kek,” kataku.
“kamu tidak sadar yach, kamu kan udah bangun, tuh liat udah siap kok,” katanya sambil memperlihatkan penisku.
“Aku emut yach.”
Emutanya kali ini terasa berbeda, terasa begitu menghisap dan kelaparan.
“Lus jangan cepet-cepet dong, kasian ‘Beni Junior’ dong!”
“Aku udah kepengen berat Ben!” katanya lagi.
“Mending seperti biasa, kita pake posisi ’69′ dan kita sama-sama enak,” kataku sembil berputar tanpa melepaskan emutannya kemudian sambil terus diemut.
Aku mulai menjilat-jilat vaginanya yang telah basah sambil tanganku memencet-mencet payudaranya yang semakin keras, terus kuhisap vaginanya dan mulai kumasukkan lidahku untuk mencari-cari klitorisnya.
“Aach.. achh..” desahnya ketika kutemukan klitorisnya.
“Ben! kamu pinter banget nemuin itilku, a.. achh.. ahh..”
“kamu juga makin pinter ngulum ‘Beni’ kecil,” kataku lagi.
“Ben, kali ini kita tidak usah banyak-banyak yach, aa.. achh..” katanya sambil mendesah.
“Cukup sekali aja nembaknya, taapi.. sa.. ma.. ss.. sa.. ma.. maa ac.. ach..” katanya sambil menikmati jilatanku.
“Tapi Ben aku.. ma.. u.. keluar nich! Ach.. a.. aahh..” katanya sambil menegang kemudian mengeluarkan cairan dari vaginanya.
“Kayaknya kamu harus dua kali dech!” kataku sambil merubah posisi.
“Ya udah dech, tapi sekarang kamu masukin yach,” katanya lagi.
“Bersiaplah akan aku masukkan ini sekarang,” kataku sambil mengarahkan penisku ke vaginanya.
“Siap-siap yach!”
“Ayo dech,” katanya.
“Ach.. a.. ahh..” desahnya ketika kumasukkan penisku.
“Pelan-pelan dong!”
“Inikan udah pelan Lus,” kataku sambil mulai bergoyang.
“Lus, kamu udah terangsang lagi belon?” tanyaku.
“Bentar lagi Ben,” katanya mulai menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangiku, dan kemudian dia menarik kepalaku dan memitaku untuk sambil menciumnya.
“Sambil bercumbu dong Ben!”
Tanpa disuruh dua kali aku langsung mncumbunya, dan aku betul-betul menikmati permainan lidahnya yang semakin mahir.
“Lus kamu udah punya pacar belom?” tanyaku.”Aku udah tapi baru abis putus,” katanya sambil mendesah.
“Ben pacar aku itu enggak tau loh soal benginian, cuma kamu loh yang beginian sama aku.”
“Ach yang bener?” tanyaku lagi sambil mempercepat goyangan.
“Ach.. be.. ner.. kok Ben, a.. aa.. ach.. achh,” katanya terputus-putus.
“Tahan aja, atau kamu mau udahan?” kataku menggoda.
“Jangan udahan dong, aku baru kamu bikin terangsang lagi, kan kagak enak kalau udahan, achh.. aa.. ahh.. aku percepat yach Ben,” katanya.
Kemudian mempercepat gerakan pinggulnya.
“Kamu udah ngerti gimana enaknya, bentar lagi kayaknya aku bakal keluar dech,” kataku menyadari bahwa sepermaku sudah mengumpul di ujung.
“Achh.. ach.. bentar lagi nih.”
“Tahan Ben!” katanya sambil mengeluarkan penisku dari vaginanya dan kemudian menggulumnya sambil tanganya mamainkan klitorisnya.
“Aku juga Ben, bantu aku cari klitorisku dong!” katanya menarik tanganku ke vaginanya.
Sambil penisku terus dihisapnya kumainkan klitorisnya dengan tanganku dan..
“Achh.. a.. achh.. achh.. ahh..” desahku sambil menembakkan spermaku dalam mulutnya.
“Aku juga Ben..” katanya sambil menjepit tanganku dalam vaginanya.
“Ach.. ah.. aa.. ach..” desahnya.
“Aku tidur di sini yach, nanti bangunin aku jam lima sebelum ayah bagun,” katanya sambil menutup mata dan kemudian tertidur, di sampingku. Tepat jam lima pagi aku bangun dan membangunkanya, kemudian ia bergegas ke kamar madi dan mempersiapkan diri untuk sekolah, begitu juga dengan aku. Yang aneh siang ini tidak seperti biasanya Lusi tidak pulang bersamaku karena ia ada les privat, sedangkan di rumah cuma ada Mbak Riri, dan anehnya siang-siang begini Mbak Riri di rumah memakai kaos ketat dan rok mini seperti sedang menunggu sesuatu.
———-
“Siang Ben! baru pulang? Lusi mana?” tanyanya.
“Lusi lagi les, katanya bakal pulang sore,” kataku, “Loh Mbak sendiri kapan pulang? katanya dari Solo yach?”
“Aku pulang tadi malem jam tigaan,” katanya.
“Ben, tadi malam kamu teriak sendirian di kamar ada apa?”
Wah gawat sepertinya Mbak Riri dengar desahannya Lusi tadi malam.
“Ach tidak kok, cuma ngigo,” kataku sambil berlalu ke kamar.
“Ben!” panggilnya, “Temenin Mbak nonton VCD dong, Mbak males nich nonton sendirian,” katanya dari kamarnya.
“Bentar!” kataku sambil berjalan menuju kamarnya, “Ada film apa Mbak?” tanyaku sesampai di kamarnya.
“Liat aja, nanti juga tau,” katanya lagi.
“Mbak lagi nungguin seseorang yach?” tanyaku.
“Mbak, lagi nungguin kamu kok,” katanya datar, “Tuh liat filmnya udah mulai.”
“Loh inikan..?” kataku melihat film BF yang diputarnya dan tanpa meneruskan kata-kataku karena melihat ia mendekatiku. Kemudian ia mulai mencium bibirku.
“Mbak tau kok yang semalam,” katanya, “Kamu mau enggak ngelayanin aku, aku lebih pengalaman dech dari Lusi.”
Wah pucuk di cinta ulam tiba, yang satu pergi datang yang lain.
“Mbak, aku kan adik yang berbakti, masak nolak sich,” godaku sambil tangan kananku mulai masuk ke dalam rok mininya menggosok-gosok vaginanya, sedangkan tangan kiriku masuk ke kausnya dan memencet-mencet payudaranya yang super besar.
“Kamu pinter dech, tapi sayang kamu nakal, pinter cari kesempatan,” katanya menghentikan ciumannya dan melepaskan tanganku dari dada dan vaginanya.
“Mbak mau ngapain, kan lagi asyik?” tanyaku.”Kamu kagak sabaran yach, Mbak buka baju dulu terus kau juga, biar asikkan?” katanya sambil membuka bajunya.
Aku juga tak mau ketinggalan, aku mulai membuka bajuku sampai pada akhirnya kami berdua telanjang bulat.
“Tubuh Mbak bagus banget,” kataku memperhatikan tubuhnya dari atas sampai ujung kaki, benar-benar tidak ada cacat, putih mulus dan sekal.
Ia langsung mencumbuku dan tangan kanannya memegang penisku, dan mengarahkan ke vaginanya sambil berdiri.
“Aku udah enggak tahan Ben,” katanya.
Kuhalangi penisku dengan tangan kananku lalu kumainkan vaginanya dengan tangan kiriku.
“Nanti dulu ach, beginikan lebih asik.”
“Ach.. kamu nakal Ben! pantes si Lusi mau,” katanya mesra.
“Ben..! Mbak..! lagi dimana kalian?” terdengar suara Lusi memanggil dari luar.
“Hari ini guru lesnya tidak masuk jadi aku dipulangin, kalian lagi dimana sich?” tanyanya sekali lagi.
“Masuk aja Lus, kita lagi pesta nich,” kata Mbak Riri.
“Mbak! Entar kalau Lusi tau gimana?” tanyaku.
“Ben jangan panggil Mbak, panggil aja Riri,” katanya dan ketika itu aku melihat Lusi di pintu kamar sedang membuka baju.
“Rir, aku ikut yach!” pinta Lusi sambil memainkan vaginanya.
“Ben kamu kuat nggak?” tanya Riri.
“Tenang aja aku kuat kok, lagian kasian tuch Lusi udah terangsang,” kataku.
“Lus cepet sinih emut ‘Beni Junior’,” ajakku.
Tanpa menolak Lusi langsung datang mengemut penisku.
“Mending kita tiduran, biar aku dapet vaginamu,” kataku pada Riri.
“Ayo dech!” katanya kemudian mengambil posisi.
Riri meletakkan vaginanya di atas kepalaku, dan kepalanya menghadap vagina Lusi yang sedang mengemut penisku.
“Lus, aku maenin vaginamu,” katanya.
Tanpa menunggu jawaban dari Lusi ia langsung bermain di vaginanya.Permainan ini berlangsung lama sampai akhirnya Riri menegangkan pahanya, dan.. “Ach.. a.. aach.. aku keluar..” katanya sambil menyemprotkan cairan di vaginanya.
“Sekarang ganti Lusi yach,” kataku.
Kemudian aku bangun dan mengarahkan penisku ke vaginanya dan masuk perlahan-lahan.
“Ach.. aach..” desah Lusi.
“Kamu curang, Lusi kamu masukin, kok aku tidak?” katanya.
“Abis kamu keluar duluan, tapi tenang aja, nanti abis Lusi keluar kamu aku masukin, yang penting kamu merangsang dirimu sendiri,” kataku.
“Yang cepet dong goyangnya!” keluh Lusi.
Kupercepat goyanganku, dan dia mengimbanginya juga.
“Kak, ach.. entar lagi gant.. a.. ach.. gantian yach, aku.. mau keluar ach.. aa.. a.. ach..!” desahnya, kemudian lemas dan tertidur tak berdaya.
“Ayo Ben tunggu apa lagi!” kata Riri sambil mengangkang mampersilakan penisku untuk mencoblosnya.
“Aku udah terangsang lagi.”
Tanpa menunggu lama aku langsung mencoblosnya dan mencumbunya.
“Gimana enak penisku ini?” tanyaku.
“Penis kamu kepanjangan,” katanya, “tapi enak!”.
“Kayaknya kau nggak lama lagi dech,” kataku.
“Sama, aku juga enggak lama lagi,” katanya, “Kita keluarin sama-sama yach!” terangnya.
“Di luar apa di dalem?” tanyaku lagi.
“Ach.. a.. aach.. di.. dalem.. aja..” katanya tidak jelas karena sambil mendesah.
“Maksudku, ah.. ach.. di dalem aja.. aah.. ach.. bentar lagi..”
“Aku.. keluar.. ach.. achh.. ahh..” desahku sambil menembakkan spermaku.
“Ach.. aach.. aku.. ach.. juga..” katanya sambil menegang dan aku merasakan cairan membasahi penisku dalam vaginanya.
Akhirnya kami bertiga tertidur di lantai dan kami bangun pada saat bersamaan.
“Ben aku mandi dulu yach, udah sore nich.”
“Aku juga ach,” kataku.
“Ben, Lus, lain kali lagi yach,” pinta Riri.
“Itu bisa diatur, asal lagi kosong kayak gini, ya nggak Ben!” kata Lusi.
“Kapan aja kalian mau aku siap,” kataku.
“Kalau gitu kalian jangan mandi dulu, kita main lagi yuk!” kata Riri mulai memegang penisku.
Akhirnya kami main lagi sampai malam dan kebetulan ayah dan ibu telepon dan mengatakan bahwa mereka pulangnya besok pagi, jadi kami lebih bebas bermain, lagi dan lagi. Kemudian hari selanjutya kami sering bermain saat situasi seperti ini, kadang tengah malam hanya dengan Riri atau hanya Lusi. Oh bapak tiri, ternyata selain harta banyak, kamu juga punya dua anak yang siap menemaniku kapan saja, ohh nikmatnya hidup ini.
Itulah cerita dewasa yang bisa diberikan oleh berita terbaru kali ini, semoga saja anda bisa mengambil semua hikmah yang terkandung didalam cerita dewasa tersebut, perlu diingat cerita ini khusus bagi anda yang sudah dewasa sekian dan terima kasih.
484 notes · View notes
lilaofthevalley · 2 months
Text
Surabaya, 2021.
"Ceceee, sarapan duluu!" "Ce Lilaa, dipanggil mamii itu lhoo!!"
Suara teriakan kedua saudara tiriku bergema sampai sini. Kini rumah kecil kami sudah tidak terasa begitu sepi. Harus ku akui bahwa mengizinkan papa menikah lagi mungkin bukan ide yang buruk (meskipun waktu itu aku iyakan hanya dengan setengah hati). Hidupku berubah 180 derajat sejak saat itu. Aku bukan lagi anak tunggal, tapi kakak tertua dengan dua adik manja. Canggung memang awalnya, tiba-tiba ada eksistensi selain papa di sini. Pulang tidak lagi disambut sunyi, tetapi masakan mami. Tapi sungguh aku bersyukur, mereka datang untuk ajarkan papa dan aku arti kata cukup. Bukan berarti aku tidak lagi dituntut, apalagi sekarang aku anak sulung. Masih ada hari di mana aku merasa bahwa aku harus menjadi lily padahal aku hanya seorang jasmine. Namun mereka bisa terima aku apa adanya, baik dan buruknya. Selain itu, mereka juga ajarkan aku cara ikhlas dan memaafkan. Berkatnya, aku dan mamaku bisa kembali bercanda tawa seperti dulu kala. Ngomong-ngomong tentang mama, dia baik-baik saja. Berkeliling sana-sini mengejar mimpi dari berbagai sudut dunia ini. Kadang-kadang suka kabari kami, entah melalui telepon video maupun pesan teks. Jadi tenang saja, tidak ada kisah Cinderella dengan ibu dan saudara tiri jahatnya. (Kalau iya bisa-bisa namaku berubah jadi CindeLilla, bukan lagi Kalila!)
0 notes
sunflower11itsme · 3 months
Text
Harta Berharga yang ditinggal Ayah untuk Ibu, aku sangat menyukainya .
Awalan Maret aku pengen cerita. Pertama, Terimakasih untuk Ibu dirumah yang Alhamdulillah masih sehat sampai sekarang, terimakasih buat ibu karna sudah menikah dengan duda anak lima itu dahulu yaitu Ayah yang insyaallahnya ada dalam Jannah Firdausnya Allah SWT. Aamiinn..
Thanks Bu, karna sudah Mengejar Harta berharga Ayah kala itu yaitu Lima anak laki-laki yang ditinggalkannya untuk ibu dan aku yang kini menjadi abang-abangku.
Thanks bu karna mendidik, menyayangi dan mencintai mereka dari kecil tanpa membeda-bedakan yang kandung maupun tiri hingga sekarang semuanya terlihat sama. Ibu berhasil. aku suka.
Thanks Bu sudah mempertahankan mereka. ibu mereka Support System aku. Mereka sumber kebahagiaan aku setelah ibu yang selalu baik-baik saja tentunya. Bu mereka berhasil menutupi kekosongan kasih sayang dari seorang ayah yang aku tidak punya.
Dari kecil sampe sekarang aku bersyukur mempunyai mereka. Mereka hal yang aku banggakan untuk kuceritakan ke teman-temanku hingga kini. Sungguh aku sayang mereka thanks ayah sudah meninggalkan mereka untuk kita.
Iloveyoubrother , bestbrother ever ❤️🤍
0 notes
suarajemari · 4 months
Text
Halo tempat misuhku 👋
Kali ini aku akan kembali misuh-misuh dengan tema yg sudah tidak asing lagi, yak betyul, tidak lain dan tidak bukan adalah tema anakkuuuuu 🙌🙌🙌🙌 yeeee, mari kita mulai saja misuh-misuh nya.
Aku tuh udah cukup kenyang banget ya dilabelin anakku sendiri 3 taun sbg mamah galak, mamah suka marahin aku wae, gara² aku yg paling strict untuk masalah screentime anakku.
Sampe ditahap anakku tuh ngusir aku gitu loh 🙂 bilang dia ga sayang aku, aku galak, dsb 👍👍👍 rasanya? Mantap banget!!! Sakitnya tuh beuuuuh sakit ngelahirin aja kalah kayanya.
Rasa sakit nya tuh gimana ya, setiap dia tantrum gitu tuh, aku tuh selalu mempertanyakan kepantasan aku menjadi seorang ibu. Setiap dia bilang gitu, yg kepikiran di pikiran aku tuh bunuh diri. Yak, karena emang dari dulu sebenernya aku pinginnya gitu, cuma takut neraka aja. Dan aku nunggu banget waktu yg pas, saat ga ada 1 orang pun di dunia ini yg menangisi kepergian aku, dan ya nah pada saat itu aku akan sangat berharap Allah mencabut nyawaku. Anakku sudah ga butuh aku lagi, dia lebih senang tanpaku, so buat apa aku hidup kan?
Aku selalu bertanya, apa benar ini salahku? Aku salah ya? Padahal aku sayang anakku, padahal aku berbuat itu utk anakku, tapi kalo anakku tidak bahagia denganku, ya berarti mungkin memang salahku, walaupun apa yg aku lakukan itu selalu ada alasannya. Lihat saja di primaku, tahap perkembangan anak di usia 3 tahun, seharusnya batas screen time anak adalah 1 jam dan sampe saat ini usia anakku udah lebih dari 3 taun, aku ga bisa chekclist tahap perkembangan itu karena ya anakku memang lebih screentime nya.
Anak lain bisa² aja, baik² aja screentime terus²an, kenapa kamu worried? Karena anakku perkembangan sosialnya kurang, anakku kaya ketagihan screentime, kalo ga dikasih tantrum ga jelas. Makanya aku merasa harus stop, batasi. Tapi ya itu, orang sekelilingku ga dukung aku.
Awalnya aku pikir, ya udah deh terserah yg lain gimana, aku akan tetap strict pada aturan sebisa mungkin, tapi ternyata ini adlaah bom waktu. Aku jadi dianggap ibu tiri oleh anakku, karena cuma aku yg melarang2 dia, membatasi2 dia. Kadang aku merasa jahat, ada kalanya aku ingin menyerah, bebaskeun, tapi dlm hati kecilku ga bisa. Aku bertanggung jawab atas anakku, masa depan anakku mau gimana kalo kaya gini terus. Aku terpenjara antara merasa bersalah tapi merasa disalahkan. Rasanya frustasi. Ingin teriak!
Bagi orang yg baca ini mungkin rasanya sepele ya, apasih gitu doang...... tapi bener deh rasa ini complicated.
Semua rasa ini campur aduk dan ga bisa keluar, sejujurnya aku tau ini adalah bom waktu yg sangat berbahaya. Tapi aku selalu takut juga untuk menceritakan ini semua ke suamiku. Ah ga tau lah, semuanya campur aduk. Maaf kalo drama queen, tapi really, rasa bersalah dan disalahkan ini ga enak banget dan udah ganggu mentalku. Hampir setiap hari tiada hari tanpa menangisi masalah ini, sudah berjalan 2 taun dan aku tetap menangis sendiri di ruang gelap.
Jakarta, 24 Januari 2024
16:34
1 note · View note
adilahhazz · 5 months
Text
Srawung, setelah lulus dari kuliah profesi tugas belajar kualihkan dengan mempraktekan ilmu ilmu yang aku dapat. Salah satu caranya adalah dengan “srawung” iya, kalo kata orang jawa harus srawung biar nikahnya gak suwung katanya. Wkwk
Hari ini srawung dengan ibu ibu buat persiapan, iyaa ibu ibu lagi. Karna agak lama, perbincangan kita membahas banyak topik pembicaraan tidak lupa konsultasi obat obatan selalu ada ya. Dari yang menceritakan cucunya yang lucu, kisah keluarga yang mata duitan, anak kandung rasa anak tiri, manusia manusia yang menyombongkan pangkat duniawi, tetangga yang rutin pergi ke dukun, yang bikin kagetnya ada seorang bapak yang kalo emosi keluar kata kata “saya bunuh kamu” dan ternyata aku baru tau, kalo perkawinan sapi itu bayar, harganya bisa sampe 50-70 ribu sekali kawin. Yang bikin kagetnya kalo perkawinan sapi itu gak jauh dari rumahku wkwk. Ketawa banget. Kemana ajaa aku. Oke lanjut. Sebenernyaa jadii faham ada suamii yang lebih suka istrinyaa dirumah aja, karena ditakutkan yaa gini kalo manusia manusia hawa ini berkumpul.
Hidup di keluarga yang saling sayang, baik baik saja alhamdulillahh yaa Allahh, srawung ini jadi belajar banyak hal. Ada banyak sekali permasalahan di dunia. Lagi lagi diingatkan kunci kita hidup adalah tentang rukun islam dan rukun iman. Semakin kita percaya keduanya, semakin indah hidup ini.
Seperti biasa, tiap srawung aku selalu menyimak dan mendengarkan dengan seksama. Sampai tiba tiba, ada seorang ibu yang bertanya,
Ibu : mbak dilaa gak pengen nikah tah mba?
Aku : ha? (Ketawa, apa sii aku yg gak ketawa 😭) loh yaa pengen buk
Ibu : lah kenapa gak nikah mbak? Tak kira mau fokus kerja dulu, tapikan dah kerjaa ya mbak. Dah cukup
Aku : iyaya bu, tapi belum ketemu jodohnya. Kalo ada jodohnya yaa gas nikah bu, kan belum ada tapi.
Ibu : iyaya mbak, namanya juga rezekii. Smoga dapat jodoh terbaik dunia akhirat mbakk.
Aku : (senyam senyum doang) wkw
Kayanya aku mulai terkena distraksii wk, tapi katanya kalo terkena distraksi itu hal yang baik. Karna artinya sedang bertumbuh, belajar lagi, evaluasi, muhasabah. Semoga iya, semakin bertumbuh, lebih tinggi dan lebih kuat.
yaa Allah mudahkan dan pertemukan aku dengan dia di waktu yang tepat dan terbaik menurutMu. Aamiin aamiin yaa Allah. Dan smoga aku dan ibu ibu tadi bisa mengambil hikmah dari srawung Jumat sore wkw
Masuk bulan rajab smoga Allah kabulkan
Allahumma baariklana fii Rojab wa Sya'ban..
wa balighna Romadhon...
1 note · View note
rawedhung · 6 months
Text
TELAGA ABU,
“Rawi pernah nggak sih nangis?”
Tumblr media
Sudah beberapa kali pertanyaan seperti itu datang kepadaku, tak jarang namun tak sering pula. Satu penyebabnya yang kutahu, aku ini jarang sekali mempertontonkan yang bernama muram juga nestapa. Kendati mereka berucap bak belati hidup itu hanya sekali namun aku paling benci untuk menggurat duka di atas raga.
Aku Rawi Selatan, orang kerap sebut aku ini si banyak cakap nan menawan. Jelas, tentang asal muasalku berasal dari tanah Ibukota, orisinil nih. Semua keluargaku berasal dari Jakarta, mulai dari nenek dan kakekku bermukim di daerah Priok beberapa sanak saudara yang bertempat tinggal di daerah Jakarta Barat. Aku sendiri lahir dan besar (juga tinggal) di Pasar Minggu mepet Ragunan. Umurku sudah injak kepala dua, tapi sudah terasa seperti lansia (lanjut usia).
Tentang keluargaku, Ibu dulu meninggal dua tahun setelah melahirkanku dan kembaranku yang namanya Rania Selawi karena mental juga pemikiran Ibu yang sudah memangkas umur kehidupannya sendiri. Sepeninggalan almarhumah, ayah seperti benci kepada kami dengan alasan manifestasi kami yang terlampau persis seperti mendiang. Kakek sama Nenek dari ayah bukan khawatir lagi melihat kami yang terbengkalai, maka dari itu dicarilah wanita lebih muda dari Ibu untuk dikawinkan.
Hidup keluarga kami jadi bertamba persona dengan adanya Ibu dan adik baru (tetapi tiri). Meskipun begitu, keduanya bahkan jauh dari kata jahat dan sinonimnya, bahkan ayah kalah dari ncing atau enyak baru kita. Ncing Roro baik, eh lupa kusebut namanya Rohaeti kita biasa panggilnya ncing Roro. Dia betulan mengisi figure seorang Ibu, tapi mendiang memang tak bias tergantikan. Tak ada niat jahat yang diutus, malah tulus menyayangi aku dan Rania juga Raditya anak kandungnya sendiri.
Ayah yang masih enggan peduli kepada kami. Tak jarang iri berbungkus dengki itu mewarnai hidup kami sampai sekarang, ayah sayang juga peduli terhadap Raditya tapi masi enggan membasuh kami dengan dua kata itu. Tragis? Tak tahu juga. Segala usaha sudah dikerahkan agar ayah dapat mengikhlaskan itu semua, nyatanya hasilnya belum sama sekali terlihat. Doa terus dipanjat, semoga kedepannya akan ada jalan untuk ini semua.
Kembali lagi sama pertanyaan di atas, pernah sedih?
Jawabannya, pasti pernah. Memangnya kehilangan seorang Ibu tak undang hujan di dalam diri? Meskipun kakek dan nenek mengurus kami, jelas sudah figure Ibu tak pernah tergantikan. Hampa, setahun tak dapat kecup Ibu sebelum tidur; tapi pada akhirnya dapat dari Ncing Roro. Kerap kali menangis tersendiri, aku malu berderai air mata kalau di depan khalayak terlebih Rania. Rania yang lebih emosional ketimbang aku yang keluar lebih dahulu 10 menit.
Dua tahun bukanlah waktu yang lama untuk mengenal Ibu lebih dalam, apalagi kamu saat itu masih terbilang tak dapat ingat dengan jelas pun akal kami yang belum semampu sekarang. Jadi, itulah kesedihanku yang selalu menghantui dimanapun berada sampai aku bertemu dengan seseorang yang nyatanya lebih bernasib buruk dari diriku. Hampir saja aku bersaksi atas kematiannya kalau saja suara toa ku tak berdengung dalam rungunya. Pisau dalaman pencukur itu jatuh ke tanah dibarengi aku yang malah berlari kemudian secara tiba-tiba malah menarik lelaki tersebut kedalam rengkuhannya.
“Jangan… hidup lo masih panjang.”
0 notes
luckynotes · 6 months
Text
Hari ini jam 20:25 Aku seorang dir i duduk di pojokan mc donald, Sarinah yang baru.
Dari tempat aku berada aku bisa melihat kearah Jalan raya MH Thamrin yang padat akan lalu lalang orang dan Kendaraan ber motor.
Berbagai Cerita pastinya sedang dibawa oleh mereka ditengah segala kesibukan mereka atau yang sekedar santai.
sebagian besar cerita anak manusia yg ada dihadapan ku, berharap segera tiba dirumah, setelah beraktivitas sepanj ang hari. Me r eka masih harus berjuang
ditengah kepadatan manusia di Busway bahkan
Halte - halte Serta kemacetan lalu l intas.
Ya, Hidup ini. memang penuh dengan perjuangan, dan tidak muda untuk bisa service di ibu kota Jakarta. Seperti ada kata pepatah Kejamnya Ibu tiri masih lebih Kejam Ibu kota jakarta.
Inilah realita hidup Yang ha harus dijalani oleh anak manusia yang hidup dan memasrahkan Hidupnya di kota Jakarta.,
semua punya harapan dan keinginan besar di kota metropolitan ini, ter masuk diri saya yang sejak tahun 1993 berada di kota ini karena Sebuah Keadaan atau kenyataan hidup yang haru s aku jalani.
walaupun aku sempat berpindah - pindah tempat karena sebuah bagian dari kisah hidup, aku selalu kembali dan Kembali bahkan sampai sekarang. aku masih di Jakartan dan tercatat sebagai warga jakarta..
Dengan status dan apa yang sampai saat ini aku jalani, rasanya adalah hal yang mustahil aku bisa survive sampai sekarang ini. Masih jauh dari keinginan dan harapan tapi setidak nya sampai s aat ini, aku hanya bisa berkata, TUHAN YESUS baik.
0 notes
putarmusik · 10 months
Video
youtube
PUTAR MUSIK - ALBUM KENANGAN IRA MAYA SOPHA
Hyra Maya Sopha, dikenal sebagai Ira Maya Sopha (lahir 21 Maret 1968) adalah seorang pemeran dan penyanyi Indonesia.
Nama "Maya Sopha" yang ada pada namanya diperoleh dari sang ibunda yang merupakan pengagum Maja Sopha, pemeran dan penyanyi Indonesia yang populer pada dekade 1960-an hingga 1970-an.
Sepanjang kariernya, ia telah dinominasikan untuk beberapa penghargaan, termasuk tiga Piala Citra Festival Film Indonesia, untuk perannya di film Ira Maya Si Anak Tiri (1979) sebagai Aktris Terbaik serta untuk perannya di film Berbagi Suami (2006) dan Claudia/Jasmine (2008) sebagai Aktris Pendukung Terbaik.
Ia juga dikenal dengan panggilan akrab Bunda Ira semenjak menjadi juri Idola Cilik musim pertama hingga keempat.
Daftar Lagu:
(00:00:00) 1.   Acuh Tak Acuh (00:03:36) 2.   Adakah Engkau Dengar (00:07:58) 3.   Adakah Kan Bersemi Lagi (00:11:41) 4.   Aku Bahagia (00:15:25) 5.   Awan Putih (00:20:10) 6.   Balada (00:25:49) 7.   Biarkan Ku Mencapai (00:29:44) 8.   Bukit Berbunga (00:34:06) 9.   Bulu Bulu Putih (00:38:34) 10. Bunga Bunga Layu (00:42:45) 11. Bunga Bunga Mimpi (00:47:07) 12. Bunga Bunga Remaja (00:51:45) 13. Cinta Pertama (00:56:18) 14. Cinta Putih (01:00:31) 15. Cinta Yang Hilang (01:05:03) 16. Damai Sejahtera (01:08:53) 17. Desaku Tercinta (01:12:44) 18. Detik Detik Gelisah (01:17:17) 19. Disini (01:22:06) 20. Doi (01:26:28) 21. Gengsi (01:31:04) 22. Hanya Berteman (01:35:23) 23. Hanya Daun Dan Ombak (01:40:04) 24. Hati Yang Ceria (01:44:32) 25. Hidup ABRI (01:48:43) 26. Ibu Pertiwi (01:52:50) 27. Ilusi (01:56:52) 28. Indahnya Asmara (02:00:55) 29. Jangan Lagi Bermimpi (02:03:30) 30. Jumpa Di SMA (02:07:18) 31. Kan Ku Sambut Mesra (02:12:12) 32. Ku Menanti (02:15:55) 33. Luka Di Hati (02:20:22) 34. Malam Yang Indah (02:23:52) 35. Maribaya (02:27:29) 36. Masih Sekolah (02:31:05) 37. Mentari (02:34:20) 38. Nada Lagu Rindu (02:37:54) 39. Nyanyian Remaja Indonesia (02:41:41) 40. Nyanyian Rindu (02:46:01) 41. Pandangan (02:49:14) 42. Puisi Cinta (02:53:32) 43. Romansa (02:57:54) 44. Salam Rinduku (03:02:13) 45. Santai Di Taman Bunga (03:05:45) 46. Sebuah Penyesalan (03:09:21) 47. Senja Nirmala (03:13:15) 48. Senyum Di Musim Bunga (05:17:28) 49. Setangkai Tunas (05:21:31) 50. Tinggal Kenangan
#iramayasopha #lagujadul #lagukenangan #lagunostalgia #lagunostalgiapopuler #lagunostalgiaterbaik #lagunostalgiaindonesia #andipratamastudio #putarmusik  #putarmusiklirik #putarmusiklyrik #lagunostalgiahq #lagukenanganhq #lagujadulhq #albumkenanganterbaik #thegreatestofalltime #lagulawas #tembangkenangan #fullalbum #laguindonesia #laguindonesiahits #laguindonesiapopuler #laguterbaru #laguspotify #lagutiktok #lagutiktokviral #lagutiktokhits #laguviral #laguterpopuler #lagupilihan #lagu60an #lagu70an #lagu80an #lagu90an #lagu2000 #lagu2010 #lagu2020           #acuhtakacuh #adakahengkaudengar #adakahkanbersemilagi #akubahagia #awanputih #balada #biarkankumencapai #bukitberbunga #bulubuluputih #bungabungalayu #bungabungamimpi #bungabungaremaja #cintapertama #cintaputih #cintayanghilang #damaisejahtera #desakutercinta #detikdetikgelisah #disini #doi #gengsi #hanyaberteman #hanyadaundanombak #hatiyangceria #hidupabri #ibupertiwi #ilusi #indahnyaasmara #janganlagibermimpi #jumpadisma #kankusambutmesra #kumenanti #lukadihati #malamyangindah #maribaya #masihsekolah #mentari #nadalagurindu #nyanyianremajaindonesia #nyanyianrindu #pandangan #puisicinta #romansa #salamrinduku #santaiditamanbunga #sebuahpenyesalan #senjanirmala #senyumdimusimbunga #setangkaitunas #tinggalkenangan
0 notes
rinietuyangie · 1 year
Photo
Tumblr media
JANGAN SOK IMUT !!!
Padahal ngga bermaksud untuk itu, ngga bermaksud untuk MODUS.
saat itu aku cuma peduli & ngga tega liat nya karena selimutnya aku pakai dan ku pinjam karena aku ngga tahan dingin.
aku lihat dia meringkuk kedinginan, lalu aku ngga tega jadi aku memilih untuk selimutin dia dan aku bermaksud mengalah untuk lebih baik aku aja yang kedinginan, berusaha untuk ngga nyusahin orang lain. tapi lagi - lagi inisiatif ku tetap saja salah.
jadi aku putuskan untuk tidak sok’an lagi punya ide atau inisiatif yang terkadang menurut aku benar tapi ternyata itu salah dimatanya ...
seelah itu kami pergi berjalan kaki malam’ menuju tempat makan kalau di bilang lapar,ngga juga sih tapi ya pengen juga. akhirnya ku hanya memesan burger tanpa apapun benar’ burger. bukan tanpa alasan,
1 harganya saja sudah 23rb, aku ngga ingin duitnya berkurang atau habis hanya karena aku jajan, lagi pula aku siapa?
aku hanya ibu dari anak-anak saja. kalau pun bukan lalu aku siapa?
aku sempat nangis bukan tanpa alasan sebenarnya tapi ...
jadi dia minta cari tempat duduk yang ada senderannya terus dia berkata minta di ujung / pojokan. intinya ada mis komunikasi akhirnya terjadi perdebatan kecil. dan lagi’ aku siapa? hanya seorang ibu yang mungkin selalu salah ntah dimata siapapun sekalipun dia & anak’.
dan akhirnya air mataku tak terbendung dan menetes lagi pula kalau di tanya ngga mungkin kan aku cerita nanti pasti jawabannya :
dasar aku nya aja yang sensi, atau terlalu baper.
sebenarnya mungkin ada benernya karena terkesan apa yang aku lakukan dan segimana pun aku berusaha tetap aja aku yang salah di mata mereka.
Mungkin sebutan ANAK TIRI !!!
itu lebih cocok melekat padaku.
0 notes
Text
Tepat pada hari itu aku merasakan hal terbuntu dalam perjalan hidup. Bagaimana tidak, dengan kondisi wabah penyakit sedang meruak yang melarang orang-orang untuk berinteraksi sangatlah berdampak besar pada roda perekonomian masyarakat termasuk diri ku sendiri. Dalam hidup manusia tidak akan pernah lepas dari interaksi satu orang ke orang lain, tapi pada saat itu interaksi sangat dibatasi. Berbagai kegiatan ada yang dibatasi bahkan hingga diberhentikan hingga batasan waktu yang belum diketahui.
Di waktu itu aku diberhentikan dari pekerjaan dari salah satu perusahaan penyedia jasa keuangan. Semua orang akan terkejut dan mempunyai pikiran yang akan berlipat ganda dalam waktu bersamaan. Dengan bekerja saja, untuk menutupi biaya hidup sehari-hari ditambah cicilan sudah cukup berat di jalani apalagi diberhentikan secara sepihak yang mengakibatkan tidak akan mempunyai pendapatan. Sungguh berat untuk hampir semua kalangan menengah ke bawah pada saat kondisi itu.
Aku yang sudah mulai buntu dengan keadaan merantau di salah satu kota di Sumatera Utara membuat ingin rasanya untuk cepat-cepat bisa kembali ke kampung halaman. Seperti sudah diatur, hal terpaksa akan menjadi alasan untuk memilih karena tidak mempunyai pilihan lain. Salah seorang teman mengajak ku untuk bekerja menjadi salah satu admin toko di Kota Jakarta. Sejenak logika berpikir, “di kota seperti ini saja rasa susah sudah berdampak merata pada setiap orang, apalagi kalau sampai bertarung di kota yang merupakan dengan tingkat jumlah penduduk tertinggi”, seperti yang sudah ku katakan sebelumnya ini bukan pilihan namun harus di pilih.
Berselang waktu empat hari semenjak tawaran itu diberikan, aku sudah siap dengan sebuah tiket pesawat untuk melanjutkan pertempuran hidup di kota yang memiliki slogan “sekejam kejamnya ibu tiri akan lebih kejam kerasnya hidup di ibu kota”. Tidak ada kebanggaan pada saat itu untuk bisa melangkah berjuang menuju ke Kota Jakarta, sehingga membuat ku lupa memberikan sedikit informasi kepada teman-teman hanya untuk sekedar berpamitan. Bayangkan saja aku bisa melangkahkan kaki tanpa menanyakan apa toko tempat ku bekerja dan seperti apa pekerjaan yang akan aku kerjakan nantinya.
Seminggu setelah menjalani masa training barulah aku mengetahui nama toko tempat ku bekerja dan tentu pekerjaan yang akan aku lakukan. Karena toko dimana aku mendapat masa training bukanlah tempat dimana aku akan dipekerjakan nantinya melainkan toko baru yang akan segera di buka. Dimana kami akan dibentuk dalam sebuah tim yang beranggotakan empat orang dan akan dipimpin oleh satu orang pengurus.
Untuk nama Toko Permata123 adalah nama toko yang pertama sekali terdengar yang dimana aku akan menjalani tugas dan tanggungjawab baru ku. Di dalam masa training juga aku mulai mengenai kata-kata slot gacor, slot online, dan istilahjackpot yang masih menjadi hal tabu untuk ku dengar sebelumnya. Dan kata jackpot akan di ucapkan sambil berteriak dengan raut wajah tertawa kecil disertai selebrasi kebahagiaan.
1 note · View note
mejikuhibiniu · 2 years
Text
Ibuk
Pagi ini dikirimin foto lama sama Ibuk, foto waktu masih kinyis2 SD dulu, rambut bob lurus pake poni selamat datang, dipeluk ibuk.
Ibuk..
Bukan ibu kandung, tapi ibu sambung, bahasa orang2 katanya "Ibu Tiri". Jangan bayangin ibu tiri pake lipstik merah, pipi menor, mata cetar plus suka melotot dan kejam seperti di film2. Ibuk sangat2 jauh dari itu.
Dulu waktu kecil, pas dikasi tau kalo aku punya "Ibu Tiri", bayangan langsung ke film Bawang Merah Bawang Putih, wkwkw. Trus jg film apa tuh namanya yang ada lagunya "Ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja...bla bla", takut ketemu, takut dipukulin.
Tapi ternyata, tidak semua ibu tiri itu jahat. Ibu tiri yang baik itu banyakk, dan Ibuk salah satu ibu tiri TERBAIK versi aku. Kalo ibu kandung ya pasti Mamaku nomor satu.
Ibuk org yang sangat baik, terlalu baik malah menurutku.
Mama dan Papa sudah berpisah sejak aku umur 3 tahun. Papa org yang sangat patriaki, selalu ingin dilayani, merasa laki-laki selalu benar dan juga punya mulut yang "pedas". Mungkin itu yang Mamaku tidak sanggup, mendapat kata2 pedas dari Papa sekecil dan sesepele apapun masalahnya hingga akhirnya berpisah di umurku 3 tahun, dan resmi bercerai di pengadilan agama ketika aku kelas 3 SD (sepertinya). Dulu aku sedih kenapa mamaku mau berpisah, kenapa sih harus bercerai, kenapa gak mikirin kami anak2nya, kenapa sih orangtuaku tidak lengkap? Tapi sekarang, aku sangat berterimakasih utk itu, Thanks God, Thanks Mam for ur choice..
Balik lagi ke Ibuk..aku dikenalin ke Ibuk pas kelas 3 atau 4 SD. Semua ketakutan dan bayang2 tentang Ibu Tiri yang jahat seketika hilang ketika aku ketemu Ibuk. Mungkin karna beliau juga seorang guru, beliau baik bgt, lemah lembut, penyayang, sabar dan yang paling aku suka dulu, ibuk suka kepangin rambutku dari atas sampe bawah di saat yang lain paling malas berurusan dgn rambutku yang terlalu licin ga bisa diatur, wkwk. Tiap dikepangin ibuk, pasti aku selalu gak mau buka, sampe pulang lagi ke rumah hanya demi di hari pertama sekolah bisa aku buka dan ngasi efek kriwil di rambut terlalu lurus ini, haha.. (btw, aku ke rumah Papa dan Ibuk tiap liburan sekolah aja).
Yaaa, begitulah ibuk..dengan segala kebaikannya, lembut tutur katanya, perhatiannya, kesabarannya. Gak pernah sekalipun aku dibentak, apalagi dimarahi oleh ibuk meskipun kadang tanpa sengaja aku melakukan kesalahan2 khas anak2. Ibuk yang selalu ingat beliin buku, beliin sepatu, baju, dll di awal tahun ajaran baru. Ibuk yang selalu ingatkan papa utk jahitin baju sekolah untukku. Yang gak pernah berubah kebaikannya, meskipun orang2 pernah bilang, "Nanti kalo punya anak sendiri juga bakal jahat sama kamu". Tapi itu gak terbukti sama sekali, beliau ttp sama seperti pertama aku kenal meskipun telah melahirkan dua adik kecilku.
Dulu aku merasa biasa saja. Ya, semua orang emang harus baik kan? Jadi baik itu biasa saja, jadi sabar itu biasa saja.
Di usia remaja aku lebih sering bertemu ibuk, lebih sering ke rumah itu. Dan aku juga makin sering menemukan ibuk yang disakiti oleh Papa. Dimarahin Papa habis2an di depanku, dicaci maki hanya gara2 hal sepele, bahkan meskipun tidak di depan mukaku, aku tau ibuk juga ditampar, dipukul. Kadang hanya karna kamar berantakan, atau lupa beli apalah apalah.. Hatiku sakit, tapi dulu aku terdoktrin dgn sikap Papa, aku seperti membenarkan kekerasan seperti itu harus dilakukan jika bersalah..bodohnya aku, aku takut Papa dan merasa tindakannya benar. Pernah aku disuruh pergi membawa 2 adikku yang saat itu masih kecil, hanya agar Papa bisa habis2an marahin ibuk, mungkin jg menampar dan memukulinya. Bodohnya aku mengikuti semua itu.
Seiring aku merantau ke kota yang berbeda, adik2ku juga tumbuh besar, aku lihat sikap papa mulai melunak, aku pikir semua baik-baik saja. Sebaik apapun Ibuk kepadaku, aku merasa tidak berkewajiban untuk selalu menanyakan kabarnya karna beliau bukan ibu kandungku. (AKU TIDAK TAU DIRI!!)
Tapi ternyata Papa masih seperti itu, masih sering menyiksa Ibuk dan bahkan 2 adikku, menyiksa secara fisik dan mental. Papa tidak lagi bekerja, hanya mengandalkan uang dari Ibuk. Dan bukannya berterimakasih, dia malah selingkuh. Laki-laki macam apa dia. Bahkan dia sempat mengancam ibuk untuk membelikan mobil dengan uang pensiun ibuk yang gak seberapa, yang seharusnya untuk biaya pendidikan adik2ku. Beruntung ibuk gak goyah, meskipun akhirnya babak belur hatinya, mentalnya kena caci maki setiap hari. Iyaaa, setiap hari. Dan AKU TIDAK TAU ITU!
Hingga beberapa waktu yang lalu, ibuk menceritakan kepadaku. Mungkin ibuk tidak tau harus bercerita ke siapa, mungkin dia takut bercerita ke saudaranya. Atau sudahpun cerita ke saudaranya, tidak ada yang berani bertindak mengingat sifat Papa yang kejam dan nekat. (Papa tidak kenal takut, bahkan jika harus membunuh orang, dia pernah bunuh orang sebelumnya)
Aku tidak tau apa yang membuat ibuk bertahan dengan laki-laki seperti itu. Laki-laki tidak bertanggung jawab seperti itu. Aku sedih, aku kesal dan marah kepada diri sendiri krn aku jg gak bisa berbuat apa2 untuk Ibuk, untuk adik2ku yang mentalnya pasti hancur menghadapi semuanya. Aku benci Papaku, amat sangat membencinya.
Ada yang bilang Ayah adalah cinta pertama putrinya, mungkin bagi kami tidak. Ayah adalah patah hati bahkan neraka pertama untuk kami.
Gak tau curhatan ini mau diakhiri bagaimana. Aku hanya bisa berdoa, berdoa untuk Ibuk, semoga di hari tuanya ini beliau segera mendapat kebahagiaan sendiri, semoga beliau bisa melepaskan semua gundah di hatinya, semoga beliau bisa bebas dari penjara sakit mental yang dibangun oleh Papaku, semoga beliau lebih berani untuk mendapatkan kebahagiaannya, semoga keberaniannya adalah yang terbaik untuknya, untuk 2 adikku, aku ingin beliau bahagia, betul2 bahagia tanpa tekanan. Aku sayang Ibuk.
0 notes
apamanis · 2 years
Text
Cerita Dilema Penjual Martabak
Kemarin kan aku nulis penjual martabak nasibnya gimana, setelah pulang kampung, dia harus mencari nasib barunya, di tambah bapaknya yang lagi sakit, belum lagi ibu tiri-nya yang agak terganggu dengan keberadaan keluarga muda ini.
Aku dilema saja dengan selanjutnya, bagaimana jika sang anak menemukan hal yang ga diduga-nya, ternyata ibu tiri-nya berselingkuh dengan pengusaha muda, pemilik pabrik tekstil tempat kerja ibu tiri-nya bekerja.
Yang lebih parah, pengusaha muda tersebut ternyata adalah teman masa kecil-nya penjual Martabak, si ibu tiri-nya sudah berhubungan dengan pengusaha muda tersebut, sebagai tante simpanannya, demi mengobati suami nya sakit dan mencukupi kebutuhan rumah tangga.
Sang anak, lebih sedih, ketika mendengar si Ayah ternyata merelakan ibu tiri-nya tidur dan berhubungan intim dengan brondong tersebut, demi bayaran lebih, setelah bekerja di pabrik.
Pengusaha muda ini memang sedikit gatel dengan wanita tua, apalagi ibu tiri-nya penjual Martabak memang menggoda bagi-nya.
Ibu tiri-nya ga masalah selagi untuk mencukupi kecukupan suami-nya dan menghidupkan rumah tangga, apalagi bayarannya tinggi.
Tapi antara ibu tiri-nya dan ayahnya, mereka menganggap ini suatu cinta tulus, mengorbankan diri satu sama lain demi kehidupan layak.
Si anak tidak percaya antara mereka, apalagi ibu tiri-nya. Memang dari sejak ibu kandung nya meninggal, ibu tiri-nya memang nakal, lebih suka jadi tante simpanan brondong daripada cari uang seperti ibu ibu lainnya yang berkeringat panas panas demi mensekolahkan anaknya,
Si anak merasa kasihan dengan ayahnya, anak pun tidak bisa melakukan apa apa, dia juga geram, kenapa selalu saja uang yang menang dalam keadaan seperti ini, dia selalu minta doa, terutama mengenang ibu-nya
Penjual martabak ini merasa sakit hati, melihat sikap ayahnya dan ibu tirinya lebih memilih merendahkan diri mereka, dia akhirnya bersama Istri dan dua anak-nya, merintis kembali ke Banjarmasin, untuk menjual Martabak.
Dia menyerah untuk menetap di kampung halaman sendiri, mungkin si karakter sadar dia seharusnya membangun dunia baru bersama keluarga baru-nya.
Namun kembali ke Banjarmasin, dia ga bisa kembali menjual Martabak di halaman lama-nya, masalah ga pernah selesai di hadapannya, dia terpaksa menggunakan uang haram dari ibu tiri-nya untuk mencukupi kehidupan selama tiga bulan.
Dari tulisan yang random ide-nya ini, apakah aku seorang penulis yang pesimis atau optimis terhadap karakter utama penjual Martabak ini
Aku seharusnya optimis, tapi optimis, membuat realita terlalu lurus
Aku seharusnya pesimis, tapi pesimis, membuat si karakter menderita dalam perjuangannya
Yang jelas cerita ini memberiku pelajaran, apapun hambatannya, selagi tulisan ini masih berlanjut, berati masih ada harapan.
0 notes
otomenai · 3 years
Text
1 note · View note
youngle12 · 2 years
Text
6 Film Horor Korea Terbaik Sampai Tahun 2022-Wajib Kalian Tonton
Apakah Anda salah satu orang yang tak bisa stop menonton film horor? Maka Anda pasti sudah melihat banyak film horor Bollywood untuk membikin Anda tidak bisa tidur. Tapi, jikalau Anda berharap merasakan tipe horor yang berbeda, Anda semestinya menonton film horor Korea. Film Korea selalu eksperimental, dengan elemen horor. Film horor telah ada di Korea sejak permulaan perfilman Korea. Melainkan, mereka menjadi populer di akhir 1990-an. Berikut yaitu daftar film horor Korea terbaik untuk ditonton pada tahun 2022.
Jadi, untuk apa kamu bertahan? Cukup matikan lampu (sekiranya memungkinkan) dan mulailah menonton film horor Korea klasik dan kultus ini.
1. Aku Mengamati Iblis (2011)
Tumblr media
Waktu tayang: 2 jam 33 menit
Kim Jee-Woon menyutradarai film hal yang demikian.
Amazon Prime yaitu pilihan.
I Saw the Devil yakni kisah menyeramkan tentang menghilangkan nyawa orang lain dan balas dendam yang berkisah perihal Kyung-Chul, seorang psikopat membahayakan yang membunuh untuk kesenangan. Tetapi, penghilangan nyawa orang lain seorang wanita hamil suatu hari mengubah dunianya terbalik. Bis ini pada walhasil menyebabkan pengejar menjadi yang dikejar.
2. Saat ke Busan (2016)
Tumblr media
Waktu tayang: 1 jam 58 menit
Yeon Sang-ho menyutradarai film hal yang demikian.
Netflix menyediakannya.
Train to Busan yaitu film zombie Korea klasik di mana penumpang di kereta yang bergerak berubah menjadi zombie. Seok-woo naik kereta dari Seoul ke Busan bersama putrinya, Soo-an. Tiba-tiba, kiamat terjadi, dan sebagian besar penduduk berubah menjadi zombie yang mendambakan daging. Dia kereta mendekati Busan, para penumpang patut berjuang untuk hidup mereka melawan zombie – dan satu sama lain. Ini merupakan film horor yang wajib dipandang bagi siapa malah yang terobsesi dengan zombie.
3• Ratapan.. (2016)
Tumblr media
Waktu berjalan: 2 jam 36 menit
Na Hong-jin merupakan sutradaranya.
Amazon Prime ialah layanan yang tersedia.
The Wailing ialah film horor yang mengganggu di mana orang asing tiba di desa kecil Goksung di Korea Selatan hanya untuk menemukan penyakit misterius yang mulai menyebar ke semua desa. Jong-Goo, seorang perwira polisi, ditarik ke dalam kasus untuk menyelidiki penghilangan nyawa orang lain aneh yang disebabkan oleh penyakit misterius. Tiba-tiba, putrinya sirna. Dia kini sepatutnya memecahkan misteri untuk menyelamatkan putrinya.
4. kebingungan (2010)
Tumblr media
Waktu berjalan: 1 jam 55 menit
Jang Cheo-soo menyutradarai film tersebut.
Dramacool memilikinya.
Bedeviled merupakan bagian fantastis dari drama kriminalitas. Hae-won adalah seorang wanita lajang indah yang berprofesi di sebuah bank di Seoul. Ia perlu pergi, jadi dia pergi ke Moodo, sebuah pulau kecil. Ia punya teman di sana bernama Bok-Nam, yang tak jarang menulis surat kepada Hae-won dan mengundangnya untuk berkunjung. Dia Hae-won tiba di pulau itu, ia kaget mengetahui bahwa Bok-Nam menjadi sasaran pelecehan mental, jasmaniah, dan seksual. Dia memohon Hae-won untuk membantunya meninggalkan pulau itu. Semua apakah ia dapat membantunya melarikan diri?
5• Kisah Dua Saudara Perempuan (2003)
Tumblr media
2 jam waktu berjalan
Kim Jee-Woon menyutradarai film tersebut.
Amazon Prime yaitu alternatif.
A Tale of Two Sisters merupakan film thriller psikologis Korea perihal dua saudara perempuan yang, seperti judulnya, kembali ke rumah ayah mereka dan dihadapkan oleh ibu tiri yang kejam. Penderitaan mereka tidak usai bahkan sesudah mereka menghabiskan waktu di rumah sakit jiwa. Mereka seharusnya berurusan dengan peristiwa yang mengecewakan sebagai pengaruh dari ibu tiri mereka dan hantu yang menghantui rumah mereka. Dia momen akhirnya mengarah kembali ke masa kelam dalam sejarah keluarga.
6• haus (2009)
Tumblr media
Waktu tayang: 2 jam 28 menit
Park Chan-wook menyutradarai film hal yang demikian.
Amazon Prime yaitu pilihan.
Haus yakni kisah cinta vampir komedi gelap dengan semuanya: kekerasan yang mencengangkan, kengerian, humor yang luar awam, ketegangan yang luar umum, dan adegan seks realistis yang intim. Ini berpusat pada Sang-Hyun, seorang pendeta yang berprofesi untuk sebuah rumah sakit. Dia menjadi sukarelawan untuk proyek pengembangan vaksin rahasia yang bertujuan memberantas virus mematikan. Virus, bagaimanapun, walhasil mengambil alih pendeta. Ia hampir mati tetapi secara ajaib pulih berkat infus darah vampir. , kesenangan daging menjadi satu-satunya alasan dia untuk hidup. Pendeta itu sekarang menderita vampir. Bisakah ia melepaskan sistem pertapaannya?
4 notes · View notes
lara-lagi · 3 years
Text
Disini.. aku ingin menceritakan tentang kisahku yang lalu. Bagaimana aku menghadapi kesukaran hidup bila mempunyai ayah tiri.
Siapa diantara kamu mengalami seperti apa yang ku alami, apatah lagi kasih sayangnya di beda-beda. Rasanya sangat menyakitkan dan tak adil. Begitupun aku harus akur bila ditakdirkan punya ayah tiri. Aku juga mempuanyai saudara tiri. Iaitu, kami satu ibu, tapi berlainan ayah. Dan sudah tentu rasa kasih sayangnya agak berlebihan dengan anak anak kandungnya berbanding aku.
Tak mengapa kalau memang itu adalah lumrah hidup seseorang yang memiliki ayah tiri. Mereka akan cendrung rasa diabaikan, dan dipinggirkan. Itu juga tak apa bagiku, namun yang membuatku kesal hingga ke hari ini, mengapa perlu ada penyiksaan, kalaupun seseorang itu bukan anak kandungnya, dia tak berhak untuk memukul atau menyiksa anak itu. Apa lagi anak yang di zalimi, anak yatim, yang tidak berdosa. Itu yang terjadi dan yang ku alami waktu kecilku dulu. Menjadi igauan hingga ke saat ini. Aku tidak berdendam hanya meluahkan rasa yang telah lama bungkam. Entah dimana sifat kemanusiaannya. Ayah tiriku hanya mencintai ibu, namun enggan menerima aku. Malah siksaan yang diberikan padaku.
Sungguh.. aku kesal tentang itu. Seandainya dia menyayangiku seperti anak anaknya yang lain, tentu aku akan menyayangi dan mengasihinya kembali. Seperti layaknya kasih sayang seorang anak kepada ayah kandungnya.
Sungguh.. aku tidak berdendam hanya memiliki luka yang dalam.
Maafkan aku ibu, karena aku bukan anak dari suami barumu.
5 notes · View notes
rahmaniahasya · 3 years
Text
Ordinary People
Dulu, seorang teman pernah berkata:
“Hah? Mana ada psikolog yang ngga praktek?”
Ucapan itu persis dia lontarkan ketika mendengar aku memilih untuk tidak praktek, saat itu, beberapa tahun silam. Aku tau ucapan itu keluar begitu saja dari mulutnya, spontan, tanpa ada sedikitpun niatan merendahkan pilihan yang aku ambil. Tapi entah kenapa rasanya begitu sakit buatku; sempet merasa seperti direndahkan, sempet merasa ngga punya good values yang bisa dibanggakan, sempet insecure beberapa lama (hehehehe kalau ini sih my main issues yah) apalagi kl mesti ketemu/kontakan sama orangnya. Tapi ya perlahan aku mulai mencoba mengerti maksudnya dan akhirnya menerima.. kalau sekarang ya lebih tepat disebut sebagai ibu rumah tangga biasa aja, bukan psikolog. Tapi ya ngga papa juga, ngga ada salahnya dengan itu ya kan? Hehehehe.
Sejujurnya untuk sampai di tahap ini, ya butuh waktu bulanan (apa tahunan yah hahaha). Menerima seutuhnya kalau jalan yang diambil ngga seperti teman-teman kebanyakan, kalau sekarang ya bisanya begini aja jadi ibu rumah tangga. Ngga sedikit yang bilang sayang kuliah udah tinggi-tinggi, mahal dibayarin orangtua, sayang banget waktu dulu sekolah. Hehe. Sekarang ditanya gitu udah bisa santai jawabnya, kalau dulu mah panas tiris terus overthinking wkwk.
Aku sampai sempat ngobrol sama orangtua juga soal pilihan yang aku ambil ini. Apa-apa ngga kalau aku memilih jadi ibu rumah tangga sementara waktu? Atau seterusnya? Karena sejujurnya ya belum kebayang ya ke depannya gimana. Apa-apa ngga, karena kan yang biayain sekolahnya dulu mereka, dan itu lumayan kan biayanya. Mereka bilang, ngga papa, yang penting aku bahagia. Kalau dengan jalan yang dipilih ini bisa bermanfaat dan membawa kebaikan (untuk diri sendiri, untuk keluarga, untuk orang lain), kenapa engga. Gitu katanya. Kalau nanti ada jalan yang terbuka untuk ambil peran lain, ya ngga papa juga. Syaratnya ya asal aku bahagia, udah itu aja.
Begitu juga jawaban suami, malah kalau dia selalu ajak aku ngobrol gimana kalau aku memilih jalan yang lain (misalnya praktik seperti teman kebanyakan), apa aku akan bahagia? Apa itu bisa membawa kebaikan untuk keluarga kita? Hehe ya akhirnya dibuat mikir juga, is it worth enough to fight for? Apa betul itu yang aku inginkan?
Proses berpikir yang terhitung tahunan ini, akhirnya membawaku pada sebuah kesimpulan:
It’s okay to be ordinary.
Ngga setiap orang harus tampil menonjol, jadi spotlight, mendapat sorotan atas semua prestasinya. Ngga semua orang perlu dikenal sebagai orang yang hebat, keren, karismatik, berprestasi, sukses. Jadi orang biasa, yang aktivitasnya gitu-gitu aja, juga ngga papa. Jadi ibu rumah tangga, yang cuma diidolakan sama anak sendiri pun ngga papa. Bahkan kalau di dunia ini yang kenal dan sayang sama aku cuma segelintir orang, ya ngga papa juga :)
Aku yakin, kalau setiap orang terlahir dengan misinya masing-masing. Ada yang memang terlahir menjadi pemimpin. Ada yang terlahir sebagai penggerak. Ada yang terlahir sebagai penampil. Ada yang terlahir sebagai tokoh. Tapi ada juga yang tampil sebagai pendukung, sosok di balik layar yang ngga keliatan, tapi kalau ngga ada dia ya penampilan itu ngga berjalan sempurna. Semua orang punya perannya masing-masing, dan itu sudah Allah rancang sedemikian rupa agar sempurna.
Semoga Allah mampukan kita untuk terus menemukan misi hidup itu yah. Kalau saat ini belum ketemu ya ngga papa, pelan-pelan aja terus bergerak. Kalau sekarang rasanya hidup lagi gini-gini aja ya ngga papa juga, kita ngga lagi balapan sama siapapun kok. Asalkan kita terus ingat, kalau kita berharga, kalau kita juga berarti, kalau kita juga punya makna untuk orang-orang yang dengan tulus menyayangi kita.
Ucapan Haikal sering sekali terngiang kalau lagi membayangkan hal ini:
“Kalau ibu senang, hati Ikal juga jadi ikut senang”
Jadi pilihan apapun yang aku ambil saat ini, asalkan aku bahagia, itu cukup. Itu berarti. Karna dunia kita itu ngga melulu tentang diri kita sendiri. Ada orang di luar sana yang menganggap diri kita adalah dunianya. Kalau kita bahagia, dia juga bahagia. Kalau kita sedih dan menderita, dia juga ikut merasakannya.
Peluk online dulu yuk. Semoga kamu juga bahagia dengan pilihan yang kamu ambil yah :)
2 notes · View notes