Tumgik
#lembayung
lembroidesigns · 2 years
Text
Tumblr media Tumblr media
Kitten Peek Embroidery Designs
3 notes · View notes
zapp645 · 6 months
Text
Resep Bobor Lembayung
Tumblr media
0 notes
ljhookercandisemarang · 10 months
Text
Listing Pilihan (14538/Dv)
Dijual Rumah di Jalan Lembayung Raya Kedungmundu Semarang Sertifikat : Hak Milik, Hadap : Timur & SelatanLuas Tanah : 253 m2 (19 x 22m), Luas Bangunan : 500 m2Kamar Tidur : 5/5/0, Kamar Mandi : 5/3/0Listrik : 6600 watt, Telepon : –Air : PAM, AC : –Garasi : 3 mobil, Carport : –Kondisi : -, Lain-lain : –Harga : Rp 3.500.000.000,-Hubungi : Davit 0819 5391 0008 — Website :…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
Tumblr media
0 notes
penghitammotor01 · 2 years
Text
Tumblr media
0 notes
nonaabuabu · 6 months
Text
Kala Sore Itu
Tumblr media
Ada bisu yang panjang saat kami bertemu lagi. Aku bungkam sebab yang ingin kutanyakan hanya tentang kau dan mungkin dia diam sebab menunggu aku bersuara.
Lembayung yang merekah di garis horizon menambah hening yang semakin panjang.
Aku tak menghitung detiknya bahkan saat langit kota mulai temaram.
"Ternyata bisa ya kita kehilangan dialog padahal sudah lama tidak bertemu."
Aku tersenyum kecil, tidak ingin ingkar bahwa dialog itu tak ingin ada jika kau masih menjadi pertanyaan yang sumbang untuk ditanyakan.
"Kabarnya baik." Dia menjeda lama, "Tapi aku tahu bukan itu yang kamu ingin dengar, kan?"
"Kamu apa kabar?" Ini etika yang mereka puja, bahwa kejujuran tak begitu penting atas nama standar.
"Setidaknya lebih baik setelah kita selesai."
Aku ingin meminta maaf, tapi entah bagaimana aku merasa benar. Rasanya bagian mana saja jika itu tentangmu terasa benar.
"Dia masih sama, mungkin." Aku menyorot matanya yang bersinar layaknya lembayung di ufuk barat. "Masih tak berani untuk menemuimu, masih tak berani untuk mengakui bahwa mungkin hatinya tertinggal di kota ini, dalam genggamanmu."
Seperti seluruh isi perutku diremas, rasanya entahlah. Ada harapan yang menyeruak, rasa senang dan rasa sakit yang teraduk rata.
"Kamu juga kan, terlalu pecundang untuk menemuinya, untuk mengakui bahwa kamu mengkhianatiku sejak dulu dan memilihnya di hatimu."
Aku tersenyum getir, tak memiliki pembelaan apapun.
"Sudahlah, untuk apalagi dibahas, semuanya sudah berlalu."
Aku menunduk dalam, lalu membuang wajah menatap cakrawala.
Iya, semuanya sudah berlalu, kecuali apa yang bergemuruh di hatiku, entah di hatimu.
14.11.2023
101 notes · View notes
kikyamci · 6 months
Text
Aku dan semua tentangku
Aku masih di sini, disaat rekan sekantor bolak balik kerja sambil jalan-jalan keluar kota. Aku masih di sini, masih sibuk dengan rutinitas memasak mpasi, pumping, kerja rutinan, alhamdulillah. Aku masih di sini, masih sibuk mengurusi wajah berjerawat, garis halus, dan kerutan. Aku masih di sini, masih sibuk berbenah ibadah yang berantakan. Aku masih di sini, masih disayang sama Allah, insya Allah.
Apapun tentang aku, aku hanya butuh syukur yang luas. Supaya aku bisa tersenyum bersamaan lembayung pagi yang mengembang. Supaya aku tetap tersenyum bersamaan gurat senja yang mulai menghadang.
Apapun tentang aku, segala perasaan tentang aku yang tidak berkembang disaat yang lain mulai mengepakkan sayap mereka. Aku hanya butuh bersyukur, bahwa aku tidak perlu pengakuan dunia. Ada seorang hamba Allah yang sangat membutuhkanku. Satu-satunya manusia yang saat ini bergantung padaku. Mengintil kemana pun aku pergi. Tak bisa jauh dariku. Satu-satunya manusia yang menghargai aku, membutuhkan aku, menjadikan aku sebagai dunianya. Manusia yang Allah titipkan untuk aku kasihi dan aku jaga. Aku seberuntung itu.
Aku dan semua tentang aku, adalah takdir terbaik dariNya. Tidak perlu membandingkan, tidak perlu minder. Untuk menjadi terbaik disisiNya hanya butuh aku yang selalu bersyukur.
-dari aku kepada aku
#jumatmubarak
7 notes · View notes
spidermtio · 7 months
Text
Tumblr media
Untuk Laksamana,
Orang bilang aku ini sang petualang. Mereka mengenalku serdadu tanpa tuan. Kakiku bebas berpijak dimana saja. Tapi yang mereka tahu, aku selalu pulang jika bulan sudah ingin mengekang.
Aku tak membawa senapan yang diselipkan di antara pinggang. Tak juga belati yang tajam menusuk sanubari. Aku hanya membawa dawai sebagai tamengku dari kesepian.
Aku tak mengenal musuh, tak mengenal kawan, tak mengenal apapun yang disebut taktik peperangan. Aku hanya serdadu yang awam dengan kekejaman. Tugasku hanya memastikan penduduk suka cita dengan petikan dawai yang kupunya.
Hari itu, saat rembulan muncul di permukaan angkasa, aku melihat ujung geladakmu yang perdana. Helaian suraimu berkibar bersama alunan angin yang terperangah.
Tumblr media
Tak ada yang mengerti tentang apa arti debaran yang bersarang terbungkus jantung dan terpenjara rusuk. Semua bermain dengan nada yang sembrono serta tidak terpaut kunci yang sesungguhnya. Hanya secarik bibirmu yang melengkung membentuk busur. Kiranya, baru kali ini aku lihat senyum selayak madu yang dihasilkan oleh ratunya.
Manis
Tatkala aku hanya ingin bersikap naif, tak ingin lebih jauh menjamah bahteramu yang berbau air laut itu. Membiarkan sayup tutur puja dari para pujangga yang menggilaimu. Tiap bait yang tercecah tinta itu tersusun rapih membentuk bait-bait puisi. Nyatanya, semua itu hanya untukmu.
Yang dipuja menorehkan kesan luar biasa di tiap hati manusia. Kau memimpin samudra dengan cakap, mengarungi puluhan badai tanpa gegabah. Kau memiliki dunia hanya di atas genggamanmu saja.
Nyaris, aku terpana, terperangah, nan terpesona.
Tumblr media
Kelam yang membujur dari khatulistiwa lantas membuatku menemukan sang pelita, kau, Laksamana. Kedua obsidianmu membidik langsung ke dalam jantung hatiku. Menancapkan panah rindu yang tiada sudahnya. Kelak, ingin aku tabung rindu itu agar engkau tahu bagaimana aku dibuat kaya raya oleh daya pikatmu.
Aku menyerah pada egoku sendiri, ternyata aku memang menggilaimu sepanjang hari tanpa aku sadari. Lain halnya dengan para pujangga itu, sajakku tak pernah ingin lahir dari jemariku. Ia hanya membentuk syair lirih yang sudah berkawin dengan semilir angin. Terkadang kutemani dawaiku untuk mengiringinya. Berharap suatu saat telingamu menangkap kidungnya.
Sial, tampaknya itu tidak berhasil jua. Engkau semakin tenggelam dalam pesona lembayung di ujung samudra. Tak menghiraukan apapun bentuk partikel yang menyapa pancaindramu seutuhnya.
Syairku akhirnya terbit juga
Tumblr media
Kadang kala aku merasa malu dengan para pujangga yang tampak percaya diri melayangkan hasil karyanya kepadamu. Meskipun entah kau lirik atau bahkan berakhir kering dibawa kembali sang burung merpati. Mereka tak gentar jua.
Aku pun sama, kupaksakan aksara itu terbentang di atas putih. Memainkan segala bentuk guru lagu agar larik ini semakin merdu meski hanya sekadar kau baca. Mungkin ini rasanya akan sangat picisan dan terkesan membual. Aku harap kau sudi membacanya hingga akhir, Laksamana.
Aku, serdadu tak bertuan, seorang amatir yang teguh pendirian. Aku mengaku sudah terjatuh atas pusaran rasa yang kau terbarkan. Menaruh harap pada kepercayaan diri untuk mengabdikan tanggung jawabku setelah sekian waktu memujamu.
Terlalu lama aku kurang ajar dalam mengambil rindu secara diam-diam padamu. Membiarkan rasa pelik yang tak temu titik terangnya menggerayangi tubuhku tanpa ada penawarnya. Semua menemui puncak setelah kau kembali di telan riak air yang menghantarkan pilaumu ke laut lepas. Dawaiku tak menemukan nada yang seharusnya, jemariku hanya semakin membuat goresan tak berarti pada melodinya. Aku kehilangan separuh jiwaku yang kau bawa berlayar di atas deburan ombak.
Namun pilu itu redup, menghilang perlahan tergantikan harapanku yang terbit. Kau kembali ke sini, membiarkan jangkarmu mengakar di dasar dan menuntunmu untuk berdiri di zamin ini. Begitupun dengan mawar di dadaku yang tumbuh mekar, mengundang banyak kupu-kupu untuk bersarang di sekujur tubuh.
Tumblr media
Kurasa, aku telah menemukan tuan baru. Mematahkan segala pendirianku untuk tidak tanduk pada siapapun. Menjaganya dari kejamnya hukum lautan, meski aku tahu kau lebih menguasai dari segalanya. Menanamkan benih merah muda di atas geladak bahteramu. Menyelimuti dirimu sendiri dengan taburan rindu dan kasih yang kupunya. Menjadi teropongmu dalam memaknai kehidupan. Bahkan, aku siap menukarkan jiwaku pada sang penguasa demi bisa melebur bersamamu.
Laksamana,
Sudilah kiranya engkau menarikku ke dalam mahligaimu. Ajak aku dalam menyelami hatimu bersama-sama. Jangan beri aku upah, aku tidak butuh emas dan permata. Lekaslah beri cinta pada serdadu yang dirundung suka, yaitu aku. Ciptakan percikan temaram romantis hingga penghuni nirwana enggan untuk mengutuk kita. Biar aku membawa dawaiku, memetiknya, dan bersenandung merdu untuk kembali membuat syair pujaan atas dirimu.
Sungguh, kaulah Laksamana, sang pelita pujaan hatiku.
Dari aku,
Sang Serdadu penggilamu.
Tumblr media
8 notes · View notes
interlacedinbetween · 17 days
Text
Berlalu
Semburat lembayung senja. Nyala-nyala lampu kota. Dan para penjaja kembang merah muda.
Lima menit nyala lampu merah perempatan. Kaki-kaki menyebrang perlahan. Obrolan-obrolan tentang pertemuan.
Apa yang aku dan kamu tahu tentang manusia dan emosinya?
Dalam ingat bingar senda gurau, ada seulas senyum, sejumput tawa. Segaris rindu, sebongkah asa. Dalam gelap pengantar lelap, ada sekelebat sesak, sembilu air mata. Sejengkal gundah, segunung doa.
Apa yang aku dan kamu tahu tentang kehidupan?
Nyatanya pahit perlu ditelan. Setelah manis menyapa perlahan.
Manusia kira akan selalu bisa, namun segala daya akan kembali pada kuasa-Nya.
©yukidwip - bedtime stories
2 notes · View notes
kelanapermana · 1 year
Text
Tumblr media
Pukul 10.04
batu pualam juga akan retak dan berlubang karna air, jua pohon yang ditebang itu akan tumbuh diselah sela batu bentuk tunas harapan dan penerimaan, lalu langit biru itu akan berubah warna hitam dan si cantik lembayung tak dipungkiri menambah takjub, lalu bagaimana aku? Kau dingin tak ubahnya ubin dilapis kristal es, angin yang menusuk kulit dan tulang, serapat itukah pintu hatimu, tuan?
Kau marah dan membatu, kau ciptakan badai dan mengutuk tiap tetes hujan yang jatuh, hatimu kau kunci dalam kebencian yang tak lain kau paksakan sendiri, kenapa begitu menutup diri untuk cinta anganmu yang tak bertuan?
Aku tidak mau kau larut dan mengunyah ampas-ampas kenangan itu, mari duduklah bersebelah tak perlu sibuk merangkai kata, aku fasih dalam kesunyian.
22 notes · View notes
lembroidesigns · 2 years
Text
instagram
2 notes · View notes
ummuarwa99 · 3 months
Text
Tanpa Terasa
kala ku renungi lembayung senja di sore hari
kudapati diriku sudah berbeda
bermetamorfosa jadi dewasa
kalau aku tidak ingat pada kata pulang
mungkin aku sudah lupa rasanya ingin tinggal
dalam dekap keluarga yang penuh sayang
termenung di tempat yang sama bisa sangat berbeda rasanya
ketika yang dulu tak dimiliki, kini dapat digengam dengan erat
ketika tanggung jawab mulai beralih dan bertingkat
ternyata aku sudah sejauh itu
detik, waktu, hari, malam, berganti
tanpa terasa aku sudah menua
2 notes · View notes
surya-uya · 3 months
Text
Tumblr media
Senja di kota ini. Lembayung warna ini seperti suatu hiburan mataku setelah sepanjang hari ini hanya gelap dan gelayut mendung di langit.
Aku selalu mengaguminya. Apapun warna langit. Kumengingati pelukisnya. Pada sendu-sendu kehidupan yang berjalan. Pada kecamuk-kecamuk yang terjadi. Juga pada kesenangan-kesenangan yang datang. Aku menyerahkan semuanya pada sang Pelukis.
Keinginanku kadang tak sejalan. Cita-cita seperti bukan yang terbayang. Tapi kuditempatkan pada kehidupan yang aku percaya adalah terbaik. Kuberusaha menerimanya. Kuberusaha menikmatinya. Kuharap setiap detik yang berlalu mendekatkan pada ridhoNya.
3 notes · View notes
Text
Tumblr media
0 notes
penghitammotor01 · 2 years
Text
Tumblr media
0 notes
nonaabuabu · 8 months
Text
T A N D U S
Tumblr media
Jangan pergi dulu!
Aku masih meraba tanah tempat kau berpijak. Aku masih menelusuri langit di mana kau berteduh. Aku masih mencoba air kau melepas dahaga.
Jika hilang sudah sokongan di hatiku yang keras, punah sudah semua. Pohon-pohon meranggas, daun berguguran, batu yang cadas di hatiku juga mencair dengan kau yang tiada.
Aku akan hilang jika kau lebih memilih tandus lebih dulu.
Tetaplah di sana, hidup.
Aku pastikan datang, kuharap sabanamu masih lembayung. Izinkan aku bermukim di sana, memelukmu dengan segala keteduhan yang belum pernah kuberikan kepada sesiapa.
Percayalah, tempat itu, nanti di mana kau dan aku ada, akan menjadi rumah yang kujadikan hangat seperti genggaman tangan keluarga.
Sebab aku ingin itu, sehidup semati. Titik.
11 September 2023
115 notes · View notes