Tumgik
plasterdrain · 7 days
Text
gojo oh gojooooooo
0 notes
plasterdrain · 10 days
Text
seoknen — kupu-kupu itu kamu, binar.
Tumblr media
"oh, my god. you really so pretty as butterfly, binar." sebuah kalimat yang keluar malam-malam dari seseorang di hadapan binar detik ini juga. memang seperti ini ya rasanya ada kupu-kupu dalam perutnya? tapi yang binar soal ares, pasti memang cowok itu pengen muji saja. atau entahlah, mungkin malam ini keberuntungannya.
should i say thank you, or get down on my knees then take his cock and say thank you? hanya dalam isi kepala kotor dan sebagian lainnya bahwa binar ingin saja. tapi belum apa-apa binar sudah seberisik ini isi kepalanya, bagaimana nanti?
"sorry, gue gak bisa nahan bilang lo cantik."
"thanks?" binar malu, serius, ia tidak tahu harus menghadapi keadaan canggung seperti apa. "serius, makasih."
"okay, sini kunci mobilnya."
"kak. gue gak pernah panggil lo kak ares ya, dari awal."
"no need, sesuka lo aja."
suka.oh, jelas sudah, bukannya terlihat dengan jelas kalau binar memang suka ares. darimana binar bisa biasa kalau jadi seperti ini, kenapa malam ini hangat dan pipinya kepanasan, seakan pendinginnya di bekerja sama sekali. "panas."
"mau gue turunin? nanti lo kedinginan, udah malem soalnya."
"turunin aja."
"okay..." tapi yang ada di antara mereka hanya hembusan nafas, suasana masih teramat canggung, bahkan tidak biasanya seperti ini, apa karena baru pertama kali dalam situasi berdua saja. entahlah. "sorry, buat lo balik ke kampus lagi, malem-malem."
"gapapa, ares."
"you know it sounds cheesy, awalnya gue mau ketemuan sama lo kalau gak ada rapat ini, or anterin lo pulang gitu, gak tau apa yang ada di pikiran gue. tapi, i like you, binar. too fast?"
kadang-kadang binar mencerna semuanya perlahan, sungguh tidak perlu terlalu cepat seperti ini. baru juga memikirkan memang binar suka sedikit dengan ares, tapi bukan seperti ini jawaban yang ia mau. 
"erm, gak kok, gak kecepetan. lagian emang kita nge-date?"
"if you say so..."
"kak, pelan-pelan." belum sanggup menerima informasi secepat ini. mungkin, binar tidak tahu, apalagi ares sekarang yang fokus dengan menatap jalan, memang ares itu tampan, pasti banyak yang suka. termasuk juga binar.
"mobilnya apa gue?"
"lo."
"oh."
"wanna listen to some song? or something? podcast maybe?"
terputar radio yang secara acak bersiaran, jadi teman di antara mereka, jujur, dari awal binar juga inginnya bertemu ares saja, meski apapun yang terjadi di antara mereka. mau canggung seperti ini, lagi pulang mereka baru bertemu, beda dengan di kampus, mungkin saling sapa.
"what do you like?" tanya ares memutus lamunan dalam mobil.
"hm?"
"apa yang lo suka?"
"banyak, soal apa dulu?"
"something you like to do. maybe..."
"masak, gue baru coba baking tapi masih belum bisa, you know baking looks like chemistry, right. dan kadang kalau sepi gue main gitar."
"i can teach you that, maybe we can bake brownies together, nabi. fudgy or cakey?" nabi, kupu-kupu, masih jadi pembahasan ares, dengan cara cowok itu memanggil nama binar.
"supposed to be fudgy, right?"
"sure. i can do that."
"sounds cocky."
"ouch."
"bercanda, kak." perlahan situasi canggung di antara mereka lenyap, masih dalam perjalanan, sebenarnya tidak jauh juga, tapi binar suka, dan ia harap ares juga suka menghabiskan malam bersamanya juga. "lo sukanya apa? suka makan apa? suka dengerin musik apa? terus apa yang lo suka dalam jalani hidup? because sometimes i don't feel like it, jadi tau sisi lain dari orang itu cukup buat gue."
"panjang amat."
"kalo ga mau jawab, ga usah dijawab, res, serius."
"outside, i like to go outside, nyari nafas kali ya, makan... semua makanan dimakan, kecuali durian dan sekawanannya." binar lihat ares mengernyitkan wajah begitu kata durian keluar dari mulutnya. "kalau musik, lagu sedih kali ya, semua lagu sedih gue dengerin, kayak sulung dari kunto. something i like in this life, maybe nge-date dalam mobil sambil jawab apa yang lo suka. simpel, gak buang duit dan tenang."
"stop... being like that. if you don't mean it."
"enak aja, i mean it." sebentar ares melirik wajah binar, barusan ia juga mengatakan binar cantik, lantas mengapa kupu-kupu ini tidak percaya, toh benar, binar secantik sayap kupu-kupu. "terus lo kenapa gak ngerasa gitu?"
mengedikan bahunya. dijawab pun, saat ini binar tidak punya jawaban di antara keduanya. suka atau tidak dengan hidupnya, apapun itu harus ia jalani juga.
"gue rasa, manusia kejebak dalam conscious-nya, and need to be waking up."
"you know being here is not that bad, alive. i fully understand what you mean, even if you don't feel like it, don't ever feel like you are stuck with it, maybe let the flow with it, berenang-berenang terus berenang seperti dory. keep swimming until you find the shore and rest."
"childish."
"i guess we are childish. human are childish." dari sekian malam, kali ini ares ada di saat yang tepat, mungkin kali ini juga malam tidak soal untuk istirahat dan tidur seperti manusia lainnya, bicara, sampai akhirnya mereka baru makan malam. “so if you want to do something you feel like doing, just do it, get through it. let me accompany you, we can have fun together, nabi.”
bagai malam lainnya, mungkin malam ini berbeda karena binar tidak sendirian di rumah, ada ares bersamanya. ada yang datang jadi teman bicara, meski hanya semalam, ada teman untuk binar membicarakan persiapan masakannya. ada ares yang kini mau bertanya soal apa yang ia suka. soal bagaimana cowok itu mau menemaninya sekarang. 
malam ini buat binar merasa lebih baik dari sebelumnya. 
"gue mau siapin bahan-bahannya, sebentar ya, res."
"okay." ares masih ada di dekat binar, biar cowok itu yang langsung mengeksekusi makan malam hari ini, potongan bawang yang disisihkan, lalu telur, tidak lupa juga dengan daun bawang. "lo sering masak?"
"sering. kalau rumah sepi, jadi gue masak makanan buat sendiri."
"oh, gitu."
"hm... iya, udah biasa juga. makanya kadang ditemenin kak cinta. yang tadi gue ceritain."
"oh kalian deket?"
"deket bangettt... udah jadi kakak sendiri, tapi sekarang dia udah punya pacar, jadi gue kadang ngikut bareng pacarnya juga, jadi plus one-nya kak cinta. tapi emang begitu sih, dari dulu." kak cinta, yang sejak dulu jadi teman binar, jadi kakak binar, bisa juga jari orang tua binar, karena semuanya kak cinta ada dalam kehidupan binar. pokoknya sebelum ada cinta yang orang-orang rasakan, kalau binar udah merasakan cinta dari kak cinta lebih dulu. disayang, dipeluk kalau binar takut dengan petir, ditenangkan kalau binar mimpi buruk. dari situ binar kenal soal cinta.
"bertiga?"
"iyalah. masa sendirian, res."
"maksudnya—"
"jadi nyamuknya mereka. emang lo mikir apa?" dengus binar sebel kalau diingat-ingat.
"kagak..."
"well, si milk itu udah otomatis jadi kakak juga."
"lucu banget kalian."
"gak,"
"kok gitu?"
"lagi ngambek."
"kenapa?"
"ga mau ah, males. masa gue cerita..."
"dari tadi yang kita lakuin apaan, kalau bukan ngobrol?"
"iya sih." binar pasrah dengan situasinya, karena dari awal kalau bukan karena ia akan habiskan waktu bersama ares, mungkin kak cinta tidak akan menyuruhnya untuk pulang lebih dulu. "ngambek sama mereka, karena awalnya gue juga hangout sama kak cinta, lo tau 'kan, pas tau lo ngajak gue makan, mereka nyuruh gue jalan bareng sama lo, tapi kita end up di rumah gue, bukan jalan-jalan."
"ohhh..., 'kan sama aja, jadinya berduaan juga."
"cuma mereka nih pinter dikit kek, ngusir adeknya gitu aja. kalau gue diculik gimana?"
"culik sama gue gitu?"
"huum." harusnya binar tutup mulut saja, karena lebih baik diam, daripada dilihat ares seperti ini. sampai cowok itu tidak berhenti menatapnya. "res?" tawa renyah terdengar dalam seisi ruangan.
"lucu? memang lucu. nyebelin banget sih."
"gue mau deh culik lo kalau semanis ini."
"ya, hadapi duo repot dulu. mau gak?" binar menantang ares, melirik tajam cowok yang duduk manis di hadapannya, menghela nafas panjang tapi sekarang fokus untuk beri ares makanan paling sering ia masak, dan berharap cowok itu suka dengan masakannya. "gak berani 'kan?"
"lebih ke gak mau ambil resiko."
"pinter." gumam binar, sambil menata nasi goreng yang biasa ia masak untuk dirinya, kadang juga kak cinta dan kak milk makan malam bersamanya. "ini untuk ares, pake telor setengah mateng 'kan. no salmonella detected because gue pilih telur omega tiga udah dipasteurisasi."
"thank you, madam."
"ga boleh bohong ya."
"iyalah."
"laper banget apa kak?" serius, binar tidak bisa membedakan apa yang ares rasakan, bahkan nasi gorengnya tinggal setengah sebelum tadi mereka tenggelam dalam sunyi lagi, makan, dan memutar star wars : a new hope.
"laper." senyum ares merekah, sambil melihat binar lekat-lekat, "rasanya persis rumah, sehangat itu, enak, gue jadi pengen nambah lagi." mungkin karena simpel, apalagi mereka hanya berduaan di dalam rumah, tanpa hiruk pikuk jalanan yang penuh polusi, saling bertukar kesukaan barusan di mobil, sekarang hanya berdua saja, menunggu makan malam bersama. hidup harusnya semanis ini.
sekali lagi ares mengejutkannya.
"masih ada di dapur..."
"makasih, binar." langkah cepat dari ares, yang kembali balik dengan senyum lebar lalu duduk di sebelahnya.
"serius enak? atau lo gini ga mau nyakitin gue? makanya dihabisin semua biar gue gak makan?"
"seriusan, binar. ini enak, mirip masakan rumah. lo trust issue banget..."
"sebelumnya gak ada yang gue masakin, lo doang. soalnya, makanya gue takut gak enak, buat gue enak belum tentu lidah lo sama 'kan,"
"oh." belum sempat menjawab kalimat binar karena mulut ares penuh dengan nasi goreng buatan binar. "you know, the way to a man's heart is through his stomach."
"haha." apapun yang bisa rasakan, dari saat menelan nasi gorengnya, sekarang melirik ares yang serius dengan makanannya, cowok itu tidak pernah buat binar untuk mengalihkan perhatian. jujur, dari awal memang perhatiannya sudah jatuh pada ares, atau mungkin binar duluan yang jatuh hati. lalu sekarang. mereka berdua, duduk di sofa empuk. "thank you."
"sound flirty, ya?"
binar mengangguk.
"nonton dan makan, jangan lihatin gue, kupu-kupu."
binar yang fokus dengan tontonannya, bersama juga ares yang duduk di sampingnya, perlahan menarik piring kosongnya yang sekarang cowok itu taruh di depan meja. entah apa yang binar rasakan, tapi kepalanya perlahan mendekat ke arah pundak ares dan istirahat di sana.
"thank you, udah habisin makanan yang gue kasih."
"i would love to eat every dish that you make for me."
"okay."
"okay."
malam masih panjang, tapi entah di antara mereka berdua kembali diam dalam kesunyian masing-masing, televisi yang masih memutarkan film jadi teman mereka, nafas binar yang kembali tenang, bahkan sedikit lagi bisa saja tertidur di atas pundak ares.
isi pikiran binar yang berlalu lalang, ares juga masih fokus menonton. "kak."
"hm..."
"ngantuk." membuat binar semakin tenang dan ingin dekat dengan ares di malam ini, mungkin hanya malam ini saja. "kak, what if i am not as pretty as butterfly that you thought about, what if i am the moth. and you got the wrong one."
"you are and always will be beautiful for me, then. i like you the way you are, binar. even a moth or butterfly." 
"lo selalu gini ya?"
"apa?" binar cantik, mengapa harus ares sembunyi-sembunyi sebut binar cantik. “lo cantik, cantik banget… i find you attractive at first, i won’t waste my time to make a move, unless you don’t like me.” 
“gue suka.”
“so we’re both attracted to each other.”
“hm.” sebelum akhirnya binar sadar, memang sikap ares terlalu manis. "dan lo, manis banget sikapnya, gentle, gue tebak, pasti penyayang juga, gak berani bunuh nyamuk, padahal udah digigit sampe bentol-bentol."
"not with my bare hands... pake raket listrik lah."
"nyebelin."
"bener tapi gak juga, kata orang, gue cuek. bener. bener. salah." menjawab semua tebakan yang binar ucapkan barusan, baru sebagian hal yang binar tahu soal ares, sebelum akhirnya mereka berada di ruangan yang sama, pulang bersama, baru kali ini.
"salah satu?"
"hm." jawab ares malas. 
"bagus deh." makin lama binar bisa tertidur bersama ares, "gapapa salah satu, 'kan bukan ujian jadi pacar ares."
"emang lo mau ujiannya gimana?" tanya jenaka yang barusan dibuat dalam pikiran ares. memang benar harus ada cobaan apalagi yang binar lalui nanti.
"emang beneran ada ujian jadi pacar kak ares." 
"ada, buat nabi. ujiannya sebutkan jenis kupu-kupu dan apa perbedaannya."
"yah... gak tau."
"kan, temen kamu semua, binar, harusnya tahu." ucap ares.
"pengen taunya, ares mau jadi pacarku atau gak."
"mau." singkat, jelas, tapi binar belum siap, sama sekali, bahkan hatinya masih terlalu kecil untuk memikul perasaan yang sebesar ini dengan tiba-tiba. lagi pula baru juga bertemu, udah bahas pacaran. tiada hari esok saja.
"KAK, PELAN-PELAN. jangan langsung begini. gak romantis banget lagi ngantuk."
"oh, okay, besok kita cari romantisnya." cari romantisnya, baru ares nanti pacaran dengan romantis.
"mau tidur..."
"selamat tidur, nabi."
3 notes · View notes
plasterdrain · 11 days
Text
haorae : stupidly in love with you?
Tumblr media
"should i be a poet to say i love you, because you are the poem." belum sempat dibalas bibir taerae sudah dikecup sekali oleh pacarnya, hitung-hitung mencuri kecupan habis makan manisan gulali barusan. musim panas enaknya bertemu sambil bahas cinta-cintaan. seperti ini, budak roman picisan yaitu zhang hao, pacar kim taerae.
"banyak orang."
"bagus, biar tahu kita orang pacaran, paling mereka cemburu karena melihat kita saling romantisnya." pacar taerae itu setiap saat sayang taerae, cinta taerae, kadang sampai buat taerae jadi kepikiran apakah hao akan merasa kurang padanya? apa segitu banyak hao beri taerae santapan cinta sampai taerae terasa penuh tidak kekurangan sama sekali. apakah memang pacaran selayaknya begitu? "kenapa?"
"gak," bingung ingin mengatakan apa, taerae pasti sudah ketahuan murung depan pacarnya. "aku gapapa."
"kenapa taerae, tadi mukanya sumringah sekarang murung? apa permen kapasnya kurang? aku bisa ngantri sekarang buat beliin kamu dua lagi." tuh kan, zhang hao selalu begitu.
"jangan, nanti kelamaan, kamu ngantri tadi aja berapa lama?"
"hampir setengah jam sih? pegel berdiri tapi abangnya buat gulalinya cepet kok."
"aku mau duduk aja."
"bilang dong kalau capek jalan-jalan."
pasar malam makin ramai saja di musim panas seperti ini, banyak kok yang pacaran bukan cuma hao dan taerae, tapi semesta tahu yang di sini paling spesial. menurut hao begitu, pacaran taerae harus spesial karena taerae itu paling spesial, paling manis, paling cantik, paling tampan. makanya hao suka.
"kamu pernah kepikiran gak?"
"apa?"
"soal kita."
"emangnya kenapa soal kita?" duduk manis berhadapan gini, buat hao sedikit canggung. apalagi nada taerae yang kelihatan banget pengen serius. "I love my baby sweet darling angel child sweetie lovely light of my life little guy angel can-do-no-wrong beautiful offspring."
taerae gak mau pergi, apalagi kalau hao merasa cinta dia kurang. apalagi kalau cowok itu jadi sedih dengan pertanyaan dia barusan. taerae gak mau pacarnya sedih, hubungan mereka masih panjang, benar kata hao. seumur hidup pasti gak akan cukup buat mereka saling mengadu cinta.
sekali lagi tolong perasaan taerae yang seperti ini jauh-jauh saja, tidak baik untuk hati kecilnya, yang berubah jadi pikiran besar. 
"aku gak suka lihat kamu sedih, kita seneng-seneng barusan, taerae kepanasan atau ingin pulang?" taerae geleng. pacarnya pasti tahu apa yang dia sembunyikan sekarang.
"hao..."
"apa?"
"aku tahu kamu itu romantis banget, paling banyak perhatiannya sama aku, bahkan kamu mau menyisihkan waktu buat malam mingguan sama aku sekarang. aku juga tahu kamu kalau quality time itu penting buat kamu. tapi pernah gak kamu ngerasa aku kurang buat kamu? because that's what i felt right now, dibanding kamu, yang selalu effort tuh kamu bukan aku."
"kata siapa?" hao cepat-cepat menimpali, mata cowok itu yang barusan berkelipan paling terang di bawah malam, kini berubah jadi tenang. bukan marah, ataupun buat taerae makin sedih.
"kata aku lah..., zhang hao. kamu dengerin gak sih?!" taerae itu tetap cantik kalau menangis, tapi bukan saat seperti ini, karena buat dada hao sesak sekarang. apapun yang taerae rasakan sekarang, pastikan hao tidak akan pernah merasa kurang.
"aku denger, tapi yang kamu bilang barusan itu omong kosong semua."
"ih?" taerae makin menunduk. "kamu beneran ngerasa aku gak sayang sama kamu."
"sayang." persetan dengan orang yang melirik mereka, tapi hao paling tidak suka kalau taerae menyalahkan dirinya seperti ini. "kim taerae."
"aku sedih, jangan panggil nama."
"sayangku, my sweet little baby duckling. i love you, i love you till the day i die, i love you because you are love, you are what i want, aku gak pernah merasa kurang sedikit pun dari cinta kamu." kini hao sudah mengambil perhatian taerae, "aku gak tahu apa yang kamu rasain, thank you for telling me this, jadi aku tahu perasaan kamu gimana."
"hm."
"aku boleh pindah, duduk samping kamu gak?"
taerae mengangguk, tenaganya habis dengan isi pikiran yang berkecamuk di kepalanya, seperti ini skenario jelek yang ada di kepalanya merenggut taerae yang sedang kencang dengan hao.
"maybe love wasn't enough to tell how much i love you right now, taerae. aku bilang kalau aku gak pernah ngerasa kamu kurang cinta aku, kamu mau dengerin gak?"
"iya... tapi yang jujur."
"masa aku bohongi pacarku."
"kamu pernah bohong makan puding coklat aku." tidak seharusnya hao tertawa dalam situasi serius seperti ini.
"itu sekali, aku lapet sayang, waktu itu kita masih pdkt. gak sengaja nemu pudding tinggal satu di kulkas kamu."
"aku udah maafin kok itu, kamu gantiin dua kerdus, ZHANG HAO DUA KERDUS, banyak banget."
"aku tahu kamu suka banget, sekalian aja jadi stok di kulkas."
memang dari awal zhang hao sudah terlalu cinta, mungkin.
"taerae... now i can tell you how much i love to spend my time with you, aku suka kamu mau dengerin aku seharian ngomong soal apapun bahasan yang aku buat, dari soal bintang-bintang, orion, sirius, and we can yap everything about life, love, universe, and i love you for that. you know i love for things to talk about, bahkan kamu bisa ngerti aku saat ngomong bulan, and how want to be the first person who still the moon for the one he loves." hao tahu taerae sayang padanya, tidak kurang, tidak lebih, cukup buat dirinya tenang.
malam ini masih dengan bulan yang sama, bulan yang waktu itu hao ceritakan ingin ia curi, diberikan pada yang terkasih, kim taerae. jadi kriminal nomor satu karena bulan untuk bumi hilang.
"i say i wanna love you in every universe, gimana?"
"aku juga inginnya ada kamu dalam hidup aku."
"in every constellation on universe, with their verses, i swear will be there to find you and i always known you like we were together for so long, kim taerae, i swear i will never leave you alone."
bahkan kalau selamanya tidak cukup, hao ingin selamanya bersama taerae.
“i love you, zhang hao, you are the one who makes me feel love, you are so full of love, i love you too, might not be forever, but if it’s forever, that will be even better, i wanna be with you till the day i die, i am scared that i am turning blue and you won’t feel the same as i love you before. you are the coolest person i ever know, i love you more.” taerae tidak sampai tega kalau hao akan sendirian tanpanya, bahkan tahu sendiri dirinya juga tidak akan jauh dari pacarnya. "and even in another life, you will be able to find me."
"iyalah, gak percaya sama pacar keren kamu ini?"
"susah percaya sama manusia." 
"betul." usapan di puncak kepala taerae, hao belum selesai sampai di situ, bibirnya dibuat menyatu dengan taerae perlahan, mengikis sisa jarak di antara mereka. malam minggu ini paling enak untuk ciuman di bawah bulan. tenang saja, hao belum siap jadi kriminal. "you can trust this person tho." tapi tetap ada nada tidak percaya diri dari hao. karena soal kepercayaan pasti susah buat manusia.
"haha, after that pudding gate, no."
"kim taerae."
"bercanda." kekeh si manis. "serius, hao, kalau kamu ngerasa aku gak cinta kamu gimana? aku gagal jadi pacar kamu berarti."
"enak aja, tarik cepet kalimat jelek begitu," dengus hao sambil menahan panik. "tarik cepet."
"iya, maaf." pasti satu kecupan dari taerae buat hao memaafkannya. "aku cuma kepikiran dikit."
"kamu kepikiran sedikit buat aku yang bisa kepikiran seminggu penuh nanti."
"dasar." hao lebay, tapi taerae suka. 
"awas aja ya, aku ucapin cinta tiap hari gak kamu jawab."
"harusnya aku yang begitu."
"aku juga mau bilang sayang ke bebek aku satu ini."
bebek. bebek. "bebek?"
"iya, bebek. kamu kalau manyun kayak bebek, pengen aku cium."
"kamu ciuman sama bebek beneran aja, jangan sama aku."
"pacar aku 'kan kamu, bukan bebek."
dipastikan pasangan kita hari ini kembali ke semula, habis ciuman panjang di malam minggu dengan situasi berisik saling ledek, saling cinta maksudnya. 
3 notes · View notes
plasterdrain · 11 days
Text
0 notes
plasterdrain · 14 days
Text
💌 commission au
Tumblr media
kalian punya prompt yang ingin direalisasikan, aku bersedia menuliskannya, ingin tulisan tersebut di dedikasikan ke orang, juga bisa. aku kali ini open commission dalam bentuk tulisan maupun drabble atau oneshot, bahasa indonesia, tulisan semi-baku (atau sesuai dengan permintaan kalian), bxb, gxg, dan bxg. untuk tarif per seribu kata/8 buket bunga (Rp. 56.000), aku hanya menerima pembayaran via trakteer. berlaku kelipatan untuk seribu kata selanjutnya.
untuk kapal dari zb1, aku menulis kapal yang aku pernah tulis; neulbin, jyungbin, woonghao, gyuicky, jeongri, dan junrae.
dan woonghaobin.
kapal thai bl; brightwin, taynew, biblejeff, mileapo.
genre apa yang biasa aku tulis? sfw dan nsfw, aku bisa fluff, romance, hurt/comfort, angst. untuk nsfw, aku tidak menulis mengandung SARA, r word/non-con, genderswitch/genderbender, incest, p3dophilìa. selain itu, aku juga nggak bisa menulis science fiction. nsfw aku serahkan kalian mau seperti apa tingkat smut/joroknya. untuk bd/sm atau kink beserta fetishnya, dijelaskan, seperti D/s undertones-nya.
jangka waktu menulis untuk konten sfw per seribu kata bisa selesai 2-3 hari kerja, 1k selanjutnya bisa seminggu. konten nsfw 3-4 hari per seribu kata, berlaku dikelipatan selanjutnya juga.
harga tetap sama, kalau lebih beberapa ratus kata kalian nggak perlu nambahin
ship + prompt (estimasi berapa kata)
ex. jyungbin + hanbin drives jyung home but take to another road so they can tell another eachother stories (2k words)
commission via dm dan trakteer.
form untuk isi prompt-nya : click here
sebelum itu, aku hanya suka menuangkan idenya dalam bentuk cerita lalu di post ke twt. aku bukan penulis profesional, dan aku sudah beberapa kali menuliskan sesuai request dari beberapa orang. aku buka commis ini untuk yang bersedia dituliskan prompt atau idenya olehku.
until the words run dry...
we didn't say goodbye
1 note · View note
plasterdrain · 15 days
Text
kita dalam cinta.
Tumblr media
syongnen au
“kamu berani nggak buat aku patah hati?” satu kalimat pertanyaan di malam hari, dimana mereka sedang berduaan di bawah bulan yang sedang membiru. tapi kali ini wonbin tidak sedang patah hati sebetulnya, ia hanya bertanya pada seseorang yang dinyatakan sebagai kekasih. baiknya seperti apa mereka akan berakhir, kalau satu dari mereka patah hati. tapi wonbin sedang jatuh cintanya. 
“hm… pertanyaan sulit.” ujar sungchan sambil menerka kalimatnya sendiri, bagaimana ia bisa membayangkan kalau patah hati bersama wonbin, kalau sekarang mereka itu sedang berpacaran dan saling jatuh cinta. “tapi sedih banget, kalau aku patah hati karena kamu, wonbin. aku sendiri nggak bisa ngebayangin kalau aku berani buat kamu sakit hati, secupu itu aku, wonbin.”
“emang dasar kamu cupu.” kekeh wonbin sambil tertawa, begitu sungchan membalasnya dengan sebuah kecupan di puncak kepala, masih sedang melihat bulan yang kali ini sedang membiru, hanya sesekali bulan seperti itu, tidak akan sering-sering. janji wonbin. 
ingat sekali kalau sungchan memang cupu—seperti dengan kalimat yang barusan wonbin afirmasikan, karena pria itu benar-benar tidak pernah mengambil langkah lebih dulu, bahkan sewaktu mereka sekolah menengah pun sungchan hanya memperhatikan wonbin—itu yang diceritakan dari mulut sungchan. 
sungchan juga bukan yang pertama mengatakan bahwa ia mengatakan perasaannya, karena wonbin duluan yang seperti itu untuk mengucapkan perasaannya. sungchan lebih tua dari wonbin, dan bayangkan kalau wonbin duluan waktu itu yang masih kelas sepuluh mengatakan perasaannya pada kakak kelas. bayangkan itu adalah sebuah cinta monyet, tapi mereka malah jatuh cinta terus sampai kuliah. mungkin akan sampai mati, sebuah janji hidup sungchan.
sungchan juga yang cupu karena memilih ingin bersama wonbin, demi jurusan impian, tapi berakhir dengan cacian maki dari wonbin karena berarti itu akan melepaskan semua mimpi sungchan, berarti akan sia-sia semua cerita sungchan yang wonbin dengarkan setiap hari, karena pria itu belajar sampai mampus demi mendapatkan universitas keinginannya. orang tua sungchan juga tidak neko-neko, tapi sungchan sekali lagi punya impian yang mesti dinyatakan, dan wonbin adalah salah satunya, mimpi sungchan itu buat wonbin bahagia, tapi kali ini ia meninggalkan wonbin sebentar saja pasti wonbin akan baik-baik saja. toh, memang benar, sungchan mengejar kuliahnya dan wonbin mendapatkan universitas yang sama setelah beberapa tahun kemudian, mereka tidak perlu lagi berhubungan jarak jauh. 
satu mimpi yang ditinggal bukan berarti akan dihapus dari kehidupan sungchan. 
“kamu kok diem aja?” tanya wonbin yang sedari tadi memikirkan mengapa wajah sungchan benar-benar serius dibuatnya dengan sebuah pertanyaan. 
“kalau kamu berani buat aku patah hati?” tanya sungchan. 
wonbin yang pemberani pun, menggeleng. karena sejauh ini mereka berlayar, kalau berakhir di rumah beralaskan pasir wonbin juga takut. takut sekali kalau tanpa sungchan. 
“aku cuma nanya, tapi kamu malah nanya balik ke aku, sungchan.” dengus wonbin yang kini beralih dari menatap sungchan yang sedang memeluk tubuhnya hangat, kembali pada bulan yang masih membiru. kali ini purnamanya bulat sekali. 
“haha, maaf-maaf, aku juga nggak ngerti kenapa kamu nanya aku soal itu, selama ini aku udah buat kamu patah hati berapa kali, wonbin, tapi kamu tenang aja tuh, tahu kalau aku tetap cinta.” 
“pede banget—plus, kamu nggak pernah buat aku patah hati,” 
“hm, tapi aku inget waktu aku mesti keluar kota, aku ninggalin kamu, itu patah hati kamu pertama kali, masa kamu nggak inget.”
“itu bukan—beda sungchan.”
“okay, terus waktu aku kelupaan sama ulang tahun kamu, emangnya itu bukan?”
“itu kamu pelupa.” kali ini wonbin ingin menyerah dengan semua apa yang sungchan lontarkan, karena waktu itu serius menyebalkan, wonbin juga hampir menangis, karena sungchan datang ke rumahnya tengah malam demi merayakan ulang tahun wonbin. 
“kalau gitu, waktu kamu lupa hari kasih sayang, aku sedih tau.” ujar sungchan. 
wonbin juga salah karena ia serius sibuk mengurusi ujian akhir hingga lupa kalau sungchan juga menelponnya sampai malam, tapi belum wonbin gubris waktu itu. 
“maaf, tapi kamu ungkit itu lagi.” wajah wonbin yang cemberut, tapi bagi sungchan itu manis, karena pacarnya sedang memikirkan masa lalu. “kamu kenapa sih harus ingetin aku soal itu?”
“kembali ke kalimat awal kamu, itu menurutku patah hati pertama, wonbin.”
“ih, ngeselin, itu bukan—” wonbin juga tidak tahu harus melanjutkan kalimat apa, kali ini tubuhnya dingin karena mereka masih ada di luar, sedang di halaman rumah wonbin sambil berpelukan dengan melihat langit. beberapa waktu lalu juga sungchan mengatakan bahwa regulus—bintang regulus sejajar dengan matahari. “udah, jangan dibahas lagi. kepala aku sakit.”
“sini aku cium, biar sakitnya hilang.” kalimat tenang dari sungchan yang mengecup puncak kepala wonbin. 
“jujur, sebenarnya bukan soal patah hatinya, aku ngerti.” kini tubuh sungchan yang semakin dekat, memeluk tubuh wonbin, sebuah tangan yang ada di bawah tubuh wonbin agar menariknya lebih dekat. “aku rasa patah hati buat kedua belah pihak, berarti kita pernah saling sayang, i don’t need symbol of scars to know that i love you, we don’t need swapping blood just to you for keep me.” yang sungchan mengerti bahwa ia terlalu cinta sama wonbin, sudah begitu simpelnya. 
for sungchan, he can go on and on to be in love with wonbin, he does want to. he likes being around wonbin, he is in love with wonbin since the first time their eyes meet each other. he can go on and on until he dies, until it’s all comeback, he just want his life with wonbin. 
2 notes · View notes
plasterdrain · 18 days
Text
cinta kita dirayakan di semesta ini.
Tumblr media
haorae au.
hari ini dengan dunia yang sedang panas-panasnya bersama segelas americano dingin yang dibabat habis dalam waktu lima belas menit, bersama lagi dengan background musik yang terputar dalam kafe, terputar close to you dari carpenter (kapan terakhir taerae dengan ini, ya) mengingat sekarang taerae sekarang di sini hanya ingin ngadem di kafe kampusnya.
taerae sendirian, menunggu seseorang juga tidak mungkin pasti hao masih kelas, dan sekarang isi kepalanya juga berisik saking panasnya dunia satu ini. mengapa tidak setiap sudut jalan ada kipas angin besar yang hembuskan angin biar taerae tidak marah-marah terus karena kepanasan. bahkan seiring lima belas menit berlalu lagu yang sama masih terputar. "mas lagunya gak diganti?"
"yang megang spotify-nya bukan saya, mas." taerae mengangguk, sejujurnya ia tidak mau makin rindu sama hao karena diputar lagu ini terus. kemana sih pacarnya yang satu itu, panas-panas gini buat taerae kangen. biar dikipasin, tentu bukan gitu dong... "mas, gak suka lagunya kah?"
"sukaaa... tapi." taerae hanya hampir berbisik kalau ingat bahwa pas sma prom date-nya taerae itu hao. mengapa hao ada di setiap segi pikirannya sekarang. apa karena efek kepanasan, ya? "gajadi mas, jangan diganti lagunya."
"baik, mas."
bahkan taerae sekarang sudah memesan gelas kedua dengan americano yang sama, es dua kali lebih banyak agar bisa dicemili, tapi panasnya belum reda, malah buat sakit gigi saja ngunyah es kebanyakan.
"pacarkuuuuuu~" kalau yang terdengar suara siapa itu, taerae tahu jelas yang baru masuk ke kafe ini, jujur tempat ini tidak kecil, tapi pasti terdengar jelas seluruh ruangan. "kok sendirian?"
mau tidak mau menengok melihat kedatangan hao yang ke arah mejanya, taerae sendirian dan keringat masih bercucuran di pinggir dahinya. "ngadem, perpus ac nya mati, jadi gue lari ke sini. ketemu lo juga."
"marah ketemu gue di sini?"
"panas, hao..., jangan ngajak ribut." dengus taerae lihat gelas kopinya yang sudah tinggal setengah. setidaknya lebih tenang karena panas dalam tubuhnya sudah reda sedikit. apa karena hao ada di sini? tidak juga, nanti pacarnya pasti berisik. jelas-jelas hao dari awal berisik mengemukakan pacarku semenit yang lalu.
"kasian... mau beli eskrim? mau gue beliin."
"beliin..."
"masih kepanasan?"
"udah gak gitu kok."
"okay."
"dateng sendirian?"
"sama jiwoong, ada jeonghyeon juga."
"udah sama temen lo sana."
"gak."
"terus?"
"mau sama pacar, lebih penting pacar gue gak kepanasan dulu, udah di bawah ac masih aja keringetan gini, kasian banget..." hao mengusap sisi pipi taerae. dunia memang lagi panasnya, tapi hao tiba-tiba baik saja begitu lihat pacarnya di dalam kafe yang sama. melihatnya begitu tahu kehadiran hao yang datang di situasi yang sama.
"lo juga kepanasan tuh."
"memang... gue cariin lo di perpus tadi, gue kira pulang sendirian, kasian bocah satu ini kepanasan kalau pulang sendiri."
"sebel."
"iya..."
"belahan dunia lain enak banget lihat northern lights, aurora dimana-mana, kita cuma dapet heatwaves-nya doang. sebellllll."
"lo marah dari tadi karena ini?"
"nggaaak, bukan gitu... tapi kayaknya efek kepanasan deh, makanya jadi sensi. maaf ya, zhang hao."
"wajar sih, panas bisa buat lo marah, cuma takut aja berubah jadi hulk."
"jangan sampe gue lempar gelas ke muka lo."
"mas, lempar gelas ganti rugi selusin ya mas..." kata barista yang mendengar percakapan mereka terakhir.
"maaf mas, pacar saya bukan hulk kok."
"zhang hao!"
"ampun sayang... mas es krim lagi mas," ucap hao pelan, menarik gelas jauh-jauh dari taerae, pertama dia gak mau mukanya luka dilempar gelas, tampan gini masa lecet karena gelas, kedua SELUSIN GELAS, duit dari mana beli gelas yang sama dan besar sama seperti di kafe ini.
"iya, mas, saya siapin dulu... bentar ya mas, jangan marah duluuu. jangan kasih kita rating jelek di google ya, mas." barista yang mewanti-wanti yang malah bumerang pada kafe mereka. 
"tuh, lo buat orang panik."
"lo nyebelin." dengus taerae, mulutnya dibuka menunggu hao menyuapi es krim vanilla kesukaannya. pacarnya mau saja seperti ini. "apa senyum-senyum?"
"gakpapa."
"ini mas es krimnya, kasian ya pada kepanasan, saya seharian di sini jadi gak tau sepanas apa di luar."
"serius mas, keluar aja lima detik, pasti kayak dia nanti, mau berubah jadi hulk."
"bercanda banget nih mas hao." barista barusan tertawa sebentar sebelum akhirnya kembali ke belakang takut-takut dibalas tatapan tajam dari seseorang di sebelah hao.
zhang hao tidak takut mati, tapi bisa mati kalau ditusuk tatapan tajam pacarnya.
"lo buat orang takut."
"bagus."
"kira-kira ini lagu diputar berapa kali ya?"
"tadi udah nanya sama baristanya, tapi dia gak tau yang pegang spotify-nya."
"oh, mungkin diputerin buat kita." pede itu nomor satu dalam hidup hao. "inget gak?"
"apa?"
"gue putar lagu ini biar lo gak kesepian, terus close to you udah jadi lagu kita bertahun-tahun." ngomong-ngomong soal lagu kita, bagi hao dan rae lagu ini dan mungkin bagi seluruh orang di belahan dunia lain jadi lagu penting di hidup mereka. "terus lagu ini juga yang diputer pas kita prom, lo jadi prom date gue, taerae, masa lupa sih..."
"gue jadi prom date lo karena lo ditolak sama naeun waktu ngajak dia."
"bukan, lebih tepatnya gue yang nolak dia, karena gue pengennya prom date sama lo."
"apa sih?"
rahasia bertahun-tahun yang hao simpan, kini terbongkar karena sebuah lagu yang diputar berulang kali dalam situasi tidak mengenakkan. seperti sekarang heatwaves yang menyerang belahan equator.
"gue awalnya gak mau kasih tau, jadi gue simpen seumur hidup aja, tapi lagu ini diputar lagi, jadi inget masa lalu."
"nyebelin. jahat banget."
"kok jahat?"
"jahat karena nolak naeun..."
"astaga... kan udah kejadian tahun-tahun lalu."
"padahal gue gakpapa gak ada prom date." ingat masa sma bagi taerae yang hidupnya jadi sahabat kecil hao terus-terusan hingga kuliah akhirnya mereka pacaran.
"gue maunya prom date-nya elu, kim taerae."
oh to be loved is to be known. kalau waktu itu hao tidak percaya karena pasti taerae akan menolaknya, mungkin rahasia ini tidak pernah ada. entah waktu itu apa yang hao pikirkan, yang ia tahu bahwa datang ke prom harus mengajak seseorang yang paling ia sukai. termasuk taerae di situ, ia suka taerae.
"tapi..."
"kalau bukan lo gue gak mau." taerae sadar kalau bukan karena hao jadi prom date-nya waktu itu mungkin kenangan itu akan dihapuskan dalam kepalanya. takut kalau tidak ada hao di dekatnya. "all i ever wanted is someone who is close to me, dan waktu itu gue suka sama lo, lagian waktu itu ngajak temen as prom date itu gue doang. bonusnya, orang keren ini ngajak lo."
"nyenye, barusan gue liat poster 'dilarang orang gila' deket sini, mungkin lo nyasar."
"nyasar di hati lo."
"bukan mental institut."
"cuma lo doang yang terima kegilaan gue."
"sadly yes." dengus taerae dibalas dengan tawa jenaka hao, mengusap puncak kepalanya. sedikit membaik karena taerae tidak lagi kepanasan. mungkin karena hao ada di sini, buat dirinya jadi lebih tenang.
"to be loved is to turn around, mau sejauh apa gue mencari ke yang lain, tapi gue jatuh hatinya sama lo, taerae. yang mau menerima gue apa adanya. and you always have to believe me that i would turn around to you."
"and everytime i call you, every time i think of you, you always come to me," mengingat taerae yang beberapa waktu mencari pacarnya.
"hm, seperti itu."
"all this time lo cuma pengen ngebuktiin hati lo suka sama gue atau gak."
"until at this point i realise i need your prove, not even god can prove me how much i love you, taerae, i'm just human, i will turn back to you, karena gue sayang sama lo, pengen sama lo. kenapa harus istimewa dulu kalau sama lo, i wanna be with in every occasion penting atau pun gak."
"bisa-bisa gue nangis jelek, kalau lo bicara romantis terus, hao." senyum paling lebar dari taerae, yang pasti hao diseluruh suasana hatinya, kadang marah, romantis, sedih, semuanya ada. karena ia mau hao ada di setiap segi hidupnya juga. sampai mati juga. "you make me feel better."
"orpheus jatuh cinta bukan semata-mata manusia bisa abaikan cinta itu sendiri."
"no one brave enough as orpheus, hao. mereka tragis bukan semata-mata orpheus menoleh ke eurydice, lebih dari sebuah kata peduli dan cinta."
"i know. mungkin gue bukan orpheus tapi gue gak bakal abaikan lo sebagai cinta itu sendiri, taerae. you are my eurydice, outside the tragic story, our life will be long and last, i can prove it to you, not even a god can steal you from me."
"we won't be end tragic. gue akan pastikan cinta kita banyak bunganya seperti eden, akan terus bermekaran, akan selamanya bahagia." bagai takut diserang petir, taerae tidak akan siap kalau hao pergi darinya, taerae tidak akan siap kalau hao mendahuluinya, tanpa bergandengan tangan. taerae takut mereka berakhir seperti pasangan lainnya. "even if we are like every sad song and old tale, akan dipastikan cinta kita dirayakan seluruh dunia. like orpheus' song to eurydice."
taerae tahu semuanya tidak akan berjalan mulus kalau sendirian, apalagi mereka masih muda dan sama labilnya, tahu sendiri anak muda banyak ego yang harus dipuaskan, bukan sekedar cinta. mereka masih tetap lapar akan nafsu dunia yang digadang-gadangkan semesta demi dapat surga. tapi bukan berarti taerae lupa. ada pacarnya yang harus ia rayakan, cintanya pantas diumumkan seluruh dunia, buktikan ada lagi manusia yang bahagia. untuk saat ini.
"sayang, es krimnya mencair..."
"gue udah gak kepanasan lagi, kok."
"lo merah gak cuma di tempat tidur aja, ya."
"zhang hao..."
"bercanda, gue kangen. pengen ciuman tapi kita masih di luar."
sekejap saja, bahkan orpheus dan eurydice bisa merayakan cintanya pada dunia sebelum akhirnya tragis menimpa. meskipun hanya sebentar, hao tahu bahwa taerae satu-satunya untuknya.
"pulang."
"lo makan es krim banyak banget, rae."
3 notes · View notes
plasterdrain · 21 days
Text
0 notes
plasterdrain · 1 month
Text
0 notes
plasterdrain · 1 month
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
CHAPPELL ROAN | Coachella Valley Music and Arts Festival, April 19, 2024 (via Instagram)
3K notes · View notes
plasterdrain · 1 month
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
chappell roan + 💜☂️☮️
3K notes · View notes
plasterdrain · 1 month
Text
AYLINLUNA AU : jadi tempat tinggalku, ya, bulan?
Tumblr media
apakah kamu mau jadi bulanku? jadi tempat tinggalku, karena di bumi ini aku asing. aku tidak pantas di sini, bukan tempatku, bukan nyamanku, ketika berhasil aku bertemu kamu. kamu bulanku demi kenyamanku. apakah kamu mau jadi bulanku? hari-hari aku takut makin kehilangan jati diriku sendiri. kalau kamu jadi bulanku pasti malam tidak akan kesepian, siang pun aku juga masih sama kamu, kok, bulan.
izinkan aku, kamu jadi bulanku, ya? satu-satunya jadi tempat tinggalku ternyaman di bumi ini karena ada kamu. percayalah, aku pasti jadi anak baik, penurut juga, saat kamu marah aku akan buatkan panekuk manis di setiap sarapan kamu, beri aku sebuah tempat tinggal saja, bulan. agar aku aman, tanpa manusia-manusia aneh lainnya. maaf, bulan. 
aku mohon, bulan. hanya di kehidupan ini saja. maukah kamu jadi bulanku? konon tempat singgahnya bagi yang asing, itu aku. bulan pasti pintar mengenal para semesta dan galaksinya. aku juga. aku ingin mengenal kamu, bulan. 
"boleh aku panggil namamu, bulan? setelah itu aku janji tidak buat berantakan dapurmu."
1 note · View note
plasterdrain · 1 month
Text
tulisan viewjune.
Tumblr media
semesta kecil-kecilan yang rasanya harus disayang-sayang demi view dan kakak bulan bersatu terus.
hujan di bulan juni
back to me
cosmic love
utas ini akan di-update secara berkala.
- lem
0 notes
plasterdrain · 1 month
Text
viewjune au - cosmic love
bagaimana kalau view pacaran sama kakak bulan.
Tumblr media
setelah hujan terlama di bulan juni begini akhirnya view menatap sang bulan di hadapannya. wajahnya paling dekat berhadapan. memang cantik kalau diperhatikan seperti ini, apalagi dari dekat. "kak juni cantik."
"makasih, view cantik, kamu buat aku jatuh cinta nanti kalau dipuji terus."
view yang duluan terlanjur jatuh cinta. mau bagaimana sekarang mencuri satu kecupan di bibir tidak ada salahnya juga. mungkin salah kalau juni melarangnya dan view diam-diam mengambil kecupan itu.
"memang salah kakak bulan jatuh cinta sama aku? aku juga mau cinta-cintaan sama kakak."
"masih kecil."
"enak aja, kita beda dua tahun doang."
"bercanda sayang..." bagi view yang sampai sekarang pacaran sama kakak bulan satu ini dari mulai hujan terpanjang mereka di bulan juni waktu itu. dengan pertemuan tidak sengaja sampai akhirnya berdua saja. "sini, aku cium, aku momong kamu,"
"kakaakk..." view paling manja karena dia suka manja-manja dengan juni. sekedar itu saja. "aku juga cium," ujarnya dengan majukan bibir lebih dekat pada juni.
"gantian..."
"apa?"
"cium aku..."
"kalau gitu aku nggak akan berhenti cium kakak."
4 notes · View notes
plasterdrain · 1 month
Text
viewjune au - back to me
Tumblr media
"kak juni akhirnya kita bertemu lagi, dua minggu rasanya lama banget tau." dengus gadis yang datang ke arah juni, kali ini siang lumayan terik, jadi berlindung di bawah pohon besar, sepertinya beringin. tapi siang hari harusnya tidak seram, kan.
"view 'kan?"
"iya, kak... kak juni lupa sama aku?" kalau ditatap sedekat ini memang tidak baik dengan jantungnya yang agak lemah, kalau bertemu gadis ini terus-terusan. juni padahal baru bertemu view dua kali, dengan jarak waktu berbeda. tapi, entah apapun yang ia pikirkan sekarang... "kak juni, kenapa ketemu aku bengong terus sih? aku ngebosenin, ya?"
"bukan—" seakan ditahan dengan kalimat yang ingin keluar dari mulutnya. "bukan gitu." helanya. "memang dua minggu tuh selama apa sih?"
"dua minggu, ya..., aku bisa ngerjain lukisan dua canvas kalau lagi produktif, tapi makin produktif kalau ketemu kakak tiap hari, gitu."
"bisa aja."
"apanya?"
"kamu." gadis yang tadinya berdiri saat menghampiri juni kini duduk di sampingnya, tidak kelihatan kesepian kok dirinya, tapi saat ada view bagai letupan berisik di dadanya. "kamu, dengan apa yang kamu lakuin... pelan-pelan, belum tentu jalannya lurus aja."
"kan, ada kak juni, kenapa takut?"
"entah."
"makanya kita ketemuan tiap hariii..." apapun ini, apakah permintaan, permohonan kecil, atau menarik juni dalam sebuah situasi yang belum bisa dijelaskan dengan bahasa sederhana. "ayo... kita senang-senang. kak juni senang gak ketemu aku? aku sih senang."
senang? jawabannya, masih dicari dalam kepala juni, matahari terik sekali bikin pusing. yang disalahkan matahari atau sekarang view dengan indahnya duduk di sampingnya, sambil gembungkan pipi menimang jawaban juni. padahal juni sambil diam cari alasan. banyak amat isi kepalanya.
"senang, aku jadi ditemenin, dua kali kamu tiba-tiba muncul nggak diundang."
"hehe, keren 'kan." juni tahu diam-diam gadis itu memperhatikannya. "mungkin namanya takdir kita ketemu terus di situasi yang sama." sejenak view makin senang untuk menaruh perhatian pada juni. "aku jadi bisa liat kak juni lagi."
"besok mau ketemu lagi?" juni makin antusias buat view senang. jadi dirinya juga merasa sebuah letupan di dada makin besar. ada kembang api di sekitarnya.
view diam, jelas-jelas barusan juni menawarkan diri untuk mereka bertemu lagi, seperti yang diminta view barusan, kalau bisa tiap hari, akan ia lakukan. "kak juni."
"yaa..."
"sini tangannya." juni menurut apa yang view minta, membiarkan view menggambar sebuah bintang di atas kulitnya dengan pena hitam, juni habis melirik sebuah sketsa yang sepertinya baru dibuat view. tapi tidak terlihat jelas. "jangan dihapus, ya."
"kena air bisa hilang."
"nggakpapa, yang penting bukan kakak yang hapus."
"besok gimana?" lontarkan kedua kali, yang belum dijawab view soal bagaimana mereka sisihkan waktu berdua, kalau-kalau ingin bertemu lagi. "jangan sampe dua minggu lagi."
"kak juni..."
"apa?"
"kalau ditanya lagi, aku malah minta satu jam dari sekarang kita harus ketemu lagi."
"ngelunjak!"
7 notes · View notes
plasterdrain · 1 month
Text
hujan di bulan juni.
Tumblr media
“ada-ada aja hujan bulan juni gini, udah malem juga, gue nggak bisa pulang…” juni, sama namanya dengan bulan yang harusnya sedang kemarau, tapi malam-malam ini malah semesta milih turunkan airnya di depan kampusnya. sungguh, tinggal sebentar lagi ia bisa tidur nyaman di kasur kesayangannya. dan sekarang malah terjebak di sini sendirian. udah malam, kalau ada hantu gimana… jujur juni nggak takut sama hantu lebih takut kalau ada orang sinting yang lewat di lingkungan kampus. 
“iya, bentar… nanti gue nyusul kok.” 
seenggaknya mereka di situasi yang sama, menunggu hujan depan lobi kampus yang sepertinya belum akan reda dengan cepat. bisa-bisanya sekarang sudah pukul delapan, juni harusnya berbaring di kasur empuknya, sibuk memikirkan sarapan pagi nanti. 
“kak juni…” itu namanya. “bener, kak juni. kok sendirian kak?”
“habis asdos tadi, mau pulang malah keburu hujan.”
“oh…”
“aku lupa bawa payung. terus kamu kenapa? bukannya udah ada yang nungguin? maksudku—nggak sengaja dengerin kamu tadi ngobrol, di telpon ‘kan.” salahkan dirinya kedinginan, makanya gugup seperti ini. 
“nggakpapa, sama kalau gitu, aku nunggu reda dulu.”
“oh, okay—”
“view, seni rupa ‘22. kak juni sendirian ‘kan? aku temenin ya.” jujur, juni nggak masalah TIDAK bawa payung kali ini, kalau ditemani seseorang. yang seenggaknya buat dia merasa aman, hanya tinggal mereka berdua depan kampus, mungkin beberapa orang dalam lobi.
“kok kamu baru pulang sekarang?”
“telat ngumpulin tugas.” masih dengan juni yang terjebak hujan di kemarau ini, sama seperti dirinya yang belum tahu ingin mengucapkan apa. tapi beruntung ditemani view, jadinya tidak sendirian. “kak juni udah punya pacar belum?” yang sekarang hampir tersedak dengan pikirannya sendiri. saking berisiknya. 
“hah? belum??” sebuah nada tidak terjelaskan. 
“b—belum?” balik bertanya dengan juni. salahkan dingin kalau dia gugup sekali lagi. 
“belum punya, maksudnya.”
“oh, ada niatan pengen punya pacar? aku nggakpapa kalau kakak sibuk.”
“aku?” juni kali ini tidak salah dengar meskipun hujan makin lama, dan makin deras juga tidak menutup kalimat yang barusan dilontarkan view, nggakpapa. berulang-ulang sampai mereka saling menukar tatapan mata. 
juni ingat ini pertemuan mereka pertama kali yang berdua. bukan saat ospek, bukan saat juni mengurusi seminar yang dibuka fakultas, atau bukan saat juni harus mengurusi acara fakultasnya yang didatangi orang-orang. ini pertemuan mereka pertama kali dengan empat mata. 
“kak juni manis, kalau bingung kayak kelinci, lucu.” 
pelan-pelan, view. beruntung mereka sedang berdua saja, tapi juni kepalang bingung, masih menunggu hujan reda tapi resah sekarang, bukan karena view. karena dirinya sendiri. “aku harus jawab apa?”
“nggak perlu jawab apa-apa, aku cuma pengen bilang kak juni itu lucu. maaf—”
“kamu nggak salah. tapi makasih, jarang aku dibilang lucu. seringnya dikatain pendek.”
“kakak mau pulang bareng nggak? aku bawa payung, terus aku anterin pulang, kita lanjut pdkt-nya.”
“view…” juni tidak masalah kalau soal payung, kenapa sih harus gadis ini yang buat jantungnya meluncur ke lutut. serius, tapi harusnya tidak perlu dipikirkan terus-terus. “tenang, view. kamu antrian nomor satu saat ini.”
“berarti banyak yang pengen kakak.”
“pengen, kamu kira aku apa?”
“orang cantik banyak yang suka.” terasa cepat begitu kalimat itu terucapkan, seperti sudah ada di ujung lidah, seperti view sudah tahu apa yang akan juni ucapkan. yang juni tahu, gadis ini menatapnya lekat, tinggi mereka lumayan sampai-sampai juni mendongak sedikit dengan payung yang sudah terbuka di atas kepalanya. 
“ya.. ya… kalau kamu yang bilang seperti itu.” helaan nafas panjang kembali dicekat dengan gandengan tangan yang view lakukan. “stop ngagetin bisa nggak?”
“hehe, sori.” cengiran lebar, sepertinya juni tidak salah kalau kehujanan berdua. “serius aku anterin pulang…”
3 notes · View notes
plasterdrain · 1 month
Text
i dont no how to write anymore, its like my head feels like a stone, so lost, empty, and just wanna lay down rotting in bed. my eyes so fucking sore, no plots in my mind used to be maladaptive dreaming. i need to write something but my mind lost, no entre, no side dish, no dessert for my sweet teeth. i feel lost because not writing in months. writes my get away and not getaway from fucking big walls in my mind. fogging.
0 notes