Tumgik
pemintalkata · 3 days
Text
Healing Journal
Sore ini keluar sama suami dan anak. Buat beli beras dan nyari makan. Kita naik motor karena itu kendaraan pribadi yang dipunya.
Jalan pulang, hujan turun. Karena di motor cuma ada satu jas ujan, kebetulan celana dan atasannya model batman. Jadilah aku pakai celananya, suami pakai atasannya. Sembari aku dan anak ngumpet di belakang.
Kita terjang hujan itu dengan modal Bismillah. Di tengah jalan, mungkin bisa banget perasaan sedih muncul, dengan serentetan tanya kenapa kenapa dan kenapa. Tapi yang terjadi sebaliknya.
Perasaannya justru hangat. Sepertinya Allah bantu untuk bersyukur. Bersyukur atas hal-hal yang sebenarnya kenapa harus disedihkan.
Untuk hal-hal yang belum dipunya harusnya memang nggak ada masalah, karena yang dipunya sekarang benar-benar berkah.
Semoga Allah selalu tambah rasa syukur itu dalam hati ini. Semoga teman-teman juga.
7 notes · View notes
pemintalkata · 2 months
Text
Ya Allah nulisnya udah mulai ke ibu-ibuan dan ke orang tua-orang tuaan. Kalian seneng gak sih kalo aku tiba-tiba share parenting atau relationship dalam pernikahan gitu?
Tanya dulu, gatau kapan eksekusi wkwk
8 notes · View notes
pemintalkata · 2 months
Text
Bagian terseru dari menjadi ibu: diingatkan oleh anak sendiri kalau harus mampu kelola emosi. Makasih anakku 🤍
20 notes · View notes
pemintalkata · 2 months
Text
Harapan Mantan
Ketik hapus ketik hapus.
Kegiatan yang dilakukan Detira kurang lebih selama 5 menit, yang akhirnya tiba pada keputusan ketik dan kirim HAHA.
'Happy birthday mas, wish u happy in your life, always!'
Sebuah ucapan ulang tahun kepada seseorang yang ia panggil 'Mas'. Bukan kakak laki-lakinya, bukan kekasihnya, melainkan mantan kekasihnya.
Detira seperti sudah lelah dengan gengsinya. Sudah putus hampir 3 tahun, dan di tahun ketiga ia ingin kembali mengulang kebiasaannya bersama si 'mas', yaitu mengucapkan ulang tahun setiap tanggal 25 Februari.
Baginya, rasanya aneh saat tiba-tiba tidak lagi mengucapkan, padahal 8 tahun sebelumnya selalu tiup lilin sama-sama. Haha iya, Detira putus di usia hubungannya yang ke delapan tahun.
Bolak-balik Detira mengecek ponselnya. Belum ada balasan sama sekali.
Ia dan mantan kekasihnya itu terbilang masih cukup sering berkomunikasi meski sudah putus.
"Ngapain sih babe masih hubungin Reno?" Tanya Tio, salah satu sahabat Detira suatu waktu.
"Ya nggak apa-apa sih, kan putusnya juga pake cara yang baik, ngapain juga jadi nggak baik-baik aja?"
"Ngarep kan lo?" Timpal Shindi, sahabat Detira lainnya, sambil cekikikan.
"Yeee, apaan sih. Nggak lah. Gue anti nggak dapet restu dari orang tua. Bisa-bisa nggak damai idup gue."
"Delapan tahun cari restu, masih nggak dapet aja. Apa sih yang dicari mamanya si Reno?"
"Iya, lo nggak pernah cerita kenapa, babe. Secara lo kan perfect! Mandiri, kerjaan settle, pinter, kurang apa coba?"
"Ya karena itu." Ucap Detira lemah.
"Maksudnya?" Tanya Tio tidak mengerti.
"Ya semua yang lo sebutin itu bukan kriteria mama Reno. Doi maunya punya mantu yang di rumah aja, bisa ngurusin anaknya gitu lah."
"Tapi kan Reno nggak masalah juga."
"Iya sih, tapi gue kan nggak mungkin jadiin Reno anak durhaka. Udahlah ribet pasti kalau tetep dipaksain."
Begitulah akar dari putusnya hubungan Detira dan Reno yang telah terjalin delapan tahun lamanya. Meski sudah dilakukan pendekatan dengan berbagai cara, tetap saja mama Reno enggan pada Detira, bahkan sejak hari pertama.
Detira menunggu balasan Reno sembari membuka instagram.
Seperti angin segar, Reno yang biasanya hampir tidak pernah membuat story, kini ada di paling kiri. Mungkin repost ucapan ulang tahun, pikir Detira.
Segera Detira melihat unggahan story Reno. Benar saja, repost ucapan ulang tahun. Tapi yang membuat Detira sampai bergetar adalah sosok di balik ucapan dan juga ucapannya.
Sararindy. Nama akunnya.
'Happy birthday sayang! Semoga aku bisa selalu ucapin yang pertama buat kamu di tahun-tahun berikutnya, sampai tua ya! ❤️'
Begitu tulisannya. Dan direpost oleh Reno, 'Thank you sayang. Aamiin, sama-sama terus ya!"
Bagai di sambar petir di siang bolong, Detira berkali-kali mengecek isi story Reno. Lima kali dan tidak ada yang berubah.
Buru-buru Detira mengadu di Whatsapp grup kepada Tio dan Shindi.
"Babe! Reno punya pacar baruuuuuu."
Dan repetan lain yang kemudian ditimpali sana-sini.
" Lo masih ngarep banget ya De?" Tanya Tio akhirnya.
"Bukan ngarep gimana sih, tapi nggak secepet ini juga nggak sih? Gue sama dia delapan tahun loh. Masa baru tiga tahun udah ada pacar baru sih?"
"Ya terus kudu nunggu berapa lama?" Tanya Shindi.
"Ya nggak tiga tahun juga lah. Katanya 'aku bakal nunggu kamu punya yang baru dulu, De' tapi kok udah ada aja padahal air mata gue aja masih suka netes."
"Ya emang lo percaya gitu?"
"Emang kenapa gue harus nggak percaya?"
"Ya kaliiii lah, De. Reno udah 32 saat putus sama lo, sekarang 35. Trus dia harus pegang janjinya buat nungguin lo dapet pacar? Yang padahal lo juga belom move on? Hello, wake up babe! Lo yang bilang sendiri, mama Reno udah sepengin itu anaknya nikah. Kalau ada yang sesuai ya udah pasti gas dong." Jelas Tio panjang lebar.
"Ah gue mau bales story Reno." Ucap Detira nekat.
Benar, Detiea membalas unggahan story Reno.
"Wah, pantes ucapan aku nggak dibalas. Udah ada yang baru ya mas."
Tidak sampai satu menit sudah terbaca dan Reno sedang mengetikkan balasan.
"Hehe, iya De. Anak kenalan mama, kebetulan mama dan aku sama-sama cocok. Kalau nggak berhalangan, 3 bulan lagi kami menikah. Secepatnya aku kirim undangannya ya ke kamu."
NGGAK USAH, MAKASIH! Teriak Detira tentu dalam hati.
Ingin sekali dia bertanya, mana janji Reno yang akan menunggunya dapat pacar lebih dulu?
Berkali menimbang, akhirnya ia tanyakan juga.
"Hehe, kalau kamu kelamaan dan aku udah ada duluan, masa iya ditolak De. Menikah kan juga bentuk rejeki. Pamali atuh kalau ditolak." Begitulah jawaban Reno.
Tio dan Shindi yang sudah ada dalam panggilan video grup tertawa mendengar cerita Detira.
"Lo berdua apaan sih, malah ketawa. Ini cerita tragis dan sedih tauuuuu."
"Haha, ya abisnya lo bego dipelihara. Udahlah De, move on!"
"Reno mau nikah loh ini." Ucap Detira lemah.
"Ya karena mau nikah itu, makanya lo kudu move on. Hubungan kalian itu udah berakhir tiga tahun yang lalu. Lo juga berhak lanjutin hidup sebagaimana Reno." Jelas Shindi.
Detira hanya bisa menangis terisak. Ia kira selama tiga tahun Reno akan buat kejutan dengan sudah mampu meyakinkan mamanya bahwa dirinya lah yang terbaik.
Ternyata Detira salah. 'Reno memang nggak pernah segitunya sama gue'. Batin Detira. 'Delapan tahun cuma angka buat dia. Dan dia yang gue kira beda, ternyata sama aja'.
13 notes · View notes
pemintalkata · 4 months
Text
Tumblr media
Thank you to everyone who got me to 25000 likes!
4 notes · View notes
pemintalkata · 4 months
Text
Aku sedang tidak Berkorban
"Sudah buat cerita?" Tanya suami.
Aku hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Kenapa? Nggak ada ide ya?" Tanyanya lagi.
Senyum miris, "Hehe, iya."
"Maaf ya kalau baba dan adek sudah ambil waktu umma. Sejak baba dan adek datang ke hidup umma, mungkin umma jadi kehilangan kebiasaan yang sebelumnya."
Kaget dan syoknya ada banget denger kalimat beliau.
Apa benar aku membuat mereka merasa seperti itu selama ini?
Memang, sejak kehadiran mereka hidupku seperti berubah. Seperti kataku, banyak kebiasaan yang bergeser bahkan hilang sama sekali.
Sesederhana membaca dan menulis pun aku seperti kekurangan waktu. Tapi itu bukan salah mereka.
Mereka nggak pernah mengambil waktuku. Mereka nggak pernah mengambil kebiasaanku.
Aku yang mau ada di saat ini dengan keadaan seperti ini.
Mereka adalah mimpiku. Keinginanku saat ini ya terus ada di tengah-tengah mereka.
Tapi aku pasti punya mimpi lain juga, yang aku impikan bahkan sebelum bertemu mereka. Betul dan mimpi-mimpi itu nggak pernah padam barang sebentar. Hanya karena aku belum mampu mewujudkannya sekarang, bukan berarti mimpi-mimpi itu hilang. Bukankah katanya mimpi nggak pernah kenal usia?
Saat ini, aku sedang belajar tentang cara menghadapi realita. Realita yang paling dekat ya aku memang sedang bersama mereka. Realitanya aku mau menemani anakku bertumbuh. Realitanya aku mau support mimpi suamiku yang pelan tapi pasti menunjukkan hasilnya. Aku mau menjadi istri dan umma yang 'hadir penuh' untuk mereka.
Lalu mimpiku siapa yang dukung? Pastilah mereka.
Nanti, saatnya tiba, mimpiku yang pernah aku istirahatkan sebentar itu bisa kembali aku lanjutkan. Terkadang nggak bisa mencapai beberapa hal dalam satu waktu itu nggak apa-apa. Capai satu per satu setiap list yang aku tulis nggak kemudian menjadikanku ketinggalan.
Lagipula aku sedang nggak berkompetisi dengan siapapun, kan?
Mimpi itu kita yang ciptakan. Dan kalaupun di tengah jalan, mimpinya tiba-tiba berubah haluan ya nggak masalah.
Semangat menghidupkan dan mengejar mimpi teman-teman. Karena selain untuk beribadah, salah satu alasan kita bisa terus hidup ya karena punya mimpi dan tujuan.
29 notes · View notes
pemintalkata · 4 months
Text
Tuhan tidak Pernah Salah Takar
Sekarang ini akses informasi begitu cepat. Berita di sana sini mudah kita ketahui, termasuk kabar teman-teman kita yang ada di berbagai wilayah, tentunya melalui sosial media.
Dulunya sama-sama, sekarang sudah menjalani hidup masing-masing di tempat yang berbeda.
Kita lihat lalu lalang, satu per satu dari mereka ada di puncak-puncak pencapaian. Harusnya kita turut senang ya, teman-teman yang dulu kita kenal baik bisa menggapai mimpi-mimpinya.
Tapi kalau semudah itu rasanya kita tidak perlu meminta untuk terus dilapangkan hatinya. Bukan, bukannya tidak ada manusia seperti itu, tapi rata-rata pasti akan melihat dirinya terlebih dahulu.
Iya, mengucap selamat dan bertepuk tangan atas pencapaian orang lain nyatanya sesusah itu.
Melihat orang lain menderita itu mudah. Masih bisa tertawa saat orang lain berada di bawah kita itu biasa. Namun, turut berbahagia atas apa yang dicapai orang lain, terlebih saat kita berada di bawah orang tersebut, nyatanya butuh hati yang luasnya luar biasa.
Memercayai bahwa setiap pencapaian dan rezeki seseorang tidak akan tertukar adalah salah satu bentuk kita mengimani keberadaan Tuhan.
Tuhan tidak pernah salah takar. Rezeki kita tidak akan tertukar.
Mampu memberikan doa terbaik pada orang-orang yang mencapai mimpinya adalah keberkahan. Tidak iri atas pencapaian orang lain adalah bentuk ketenangan hati yang tidak semua orang mampu lakukan.
Dan saat kita percaya setiap usaha akan bawa hasilnya, saat itu juga kita harusnya tidak lagi membandingkan diri sendiri dengan yang lainnya. Sebab sekali lagi, jalan yang ditempuh masing-masing orang tidak ada yang sama.
Percaya saja mimpi yang selalu kita semogakan itu akan bertemu dengan waktunya untuk diwujudkan menjadi sebuah kenyataan.
27 notes · View notes
pemintalkata · 4 months
Text
Nggak Ngaruh
Bisa nggak, kita nggak perlu tahu hidup satu sama lain aja?
Bukan, bukan karena belum move on. Tapi kayaknya buat apa sih aku perlu tahu hidup kamu dan sebaliknya? Padahal kita kan bukan teman juga.
Setelah malam itu, harusnya aku segera unfollow akun sosial mediamu ya. Harusnya aku nggak perlu besarin egoku dengan cara mau lihatin ke kamu kalau hidup aku baik-baik aja.
Harusnya aku nunjukin ke diriku sendiri aja dan itu cukup.
Dalih nggak dewasa saat saling unfollow sosial media ketika sudah putus itu celetukan siapa sih?
Apa sih parameter dewasa? Siapa sih yang bilang dengan masih saling follow tandanya kita udah dewasa?
Nggak lantas jadi pecundang kok orang-orang yang milih unfollow atau blokir. Karena kita kan mau mengamankan hidup sendiri aja. Memangnya apa manfaatnya juga kamu tahu hidup aku baik-baik aja? Nggak akan merubah ceritanya juga kan? Nggak lantas kita bisa memperbaiki sesuatu yang harusnya memang diakhiri kan?
Liatin hidup kamu, nanti menikah, punya pasangan baru, punya keluarga sendiri nggak akan bikin perubahan apa-apa juga di hidup aku.
Kita nggak saling kenal sebelumnya. Kita juga nggak memutuskan untuk jadi teman setelahnya. Jadi buat apa sih ini semua?
Kayaknya sih aku memang harus ambil langkah sih. Nge-cut orang-orang yang aku nggak seneng aja, aku bisa, apalagi kamu yang kasih luka.
Jadi kayaknya udah ya, nggak perlu tahu lagi aja. Kalaupun suatu saat kita ketemu, ya benar-benar karena nggak sengaja. Itupun kalau cuma mau lewat tanpa menyapa ya nggak apa-apa juga.
Yang semula asing biar kembali ke asal muasalnya.
75 notes · View notes
pemintalkata · 4 months
Text
Kontemplasi Awal Tahun
Mengawali tahun baru selalu dengan kontemplasi. Padahal ya hari-hari kontemplasi melulu sih sebenarnya haha.
Mungkin ini akan jadi tulisan klise. Tapi biarlah hal klise ini yang nantinya terbaca oleh saya dan teman-teman lainnya, yang harapannya bisa jadi pengingat saat lupa.
Setelah menikah, ingin selalu lebih giat untuk tidak membandingkan kehidupan diri dengan orang lain.
Di tengah hiruk pikuk sosial media, segala hal menjadi mudah untuk dinikmati. Relasi suami-istri, cara mendidik anak, aturan-aturan keluarga, semuanya seperti di tuang begitu saja tanpa diberi jeda.
Kalau saja saya tidak menyikapinya dengan bijak, tentu kepala ini akan penuh dan berisik. Itu kenapa, saya tiba pada kesimpulan bahwa setiap keluarga akhirnya memilih punya aturan dan batasan yang saya rasa tidak ada yang sama.
Sosial media menampilkan baiknya, yang pasti bisa kita ambil manfaatnya. Tapi tidak jadi masalah kalau memang tidak mau mengadopsinya karena ya kembali ke kemampuan tiap keluarga yang berbeda. Tidak ada yang salah dengan hanya sekadar jadi penikmat. Buka, lihat, selesai .
Toh pada akhirnya kita akan selalu kembali ke kehidupan nyata yang pr-nya masih banyak ini dan perlu diperhatikan, bukan? Bukan cuma sekadar informasi beberapa detik yang memuat serunya liburan, anak yang lahap makan, pasangan yang saling tukar kado, dan lain sebagainya.
Lagi-lagi yang terlihat di sosial media tidak pernah sampai satu persennya. Jadi, mau pusing karena lihat yang cuma sekejap atau mending mikirin apa yang nyata terlihat?
Seperti oh token listrik habis gimana ya ngisinya. Biar bangun dan tidak berkutat dengan apa yang ada di hidup orang lain. Karena harusnya kalau fokus, hidup sendiri selalu perlu ditata supaya lebih baik lagi tiap harinya.
7 notes · View notes
pemintalkata · 5 months
Text
Bangga atas pencapaian yang bukan oleh diri kita itu salah satu pencapaian itu sendiri. Karena sifatnya yang sulit dan kadang aku pun belum mampu. Tapi nggak berhenti berdoa supaya hati senantiasa dilapangkan, supaya isinya nggak cuma iri juga dengki
Karena meski berangkat dari tempat yang sama, jalan kita sangat mungkin berbeda :)
39 notes · View notes
pemintalkata · 7 months
Text
Maaf ya teman-teman tumblrku kalau postingannya jadi seputar percurhatan dan perbayian. Karena lagi menikmati masa itu :')
Lagi riweh juga, jadi kalau mau nulis fiksi agak PR. Semoga soon yaaa. Semoga makin banyak juga yang bisa dibagi setelah jadi mamak-mamak ini :)
15 notes · View notes
pemintalkata · 7 months
Text
Tumblr media
Ternyata sudah satu bulan. Alhamdulillah kerasa dan nikmat.
Untuk segala hal yang tidak terprediksikan setiap harinya,
Pertama mau makasih sama Allah karena udah dikasih kekuatan dan kemampuan menghadapi peran baru yang luar biasa ini 🥹
Kedua makasih sama diriku karena udah bersedia hadir dengan sadar untuk manusia kecil yang hidupnya memang tergantung sama ummanya 🫰
Ketiga makasih untuk my lovely support system, suamiku, yang luar biasa. Pokoknya semoga Allah selalu limpahkan kesehatan dan rejeki yang banyak buat mas karena sudah berlelah-lelah membersamaiku yang dikit dikit ya Allah ya Allah ini 🥹🫰🤍
Keempat untuk adek bayi yang selalu kasih pelajaran tiap hari, makasih ya udah jadi anak yang mampu berkolaborasi dengan baik bersama umma baba 🥰 padahal bisa banget kalau mau protes karena umma baba masih sangat awam dan kurang sat set 🥹
Ke depan akan ada hal-hal baru yang lebih banyak (insyaAllah) dan lebih menantang lagi. Tapi selama kita hadapi sama-sama, meski air mata turun, tapi semoga setelahnya kita bisa haha hihi bersama
Untuk satu bulan yang berkesan terima kasih, untuk bulan-bulan yang akan datang, aku siap menghadapi dengan sepenuh kasih 🤍
45 notes · View notes
pemintalkata · 8 months
Text
Tumblr media
Jumat, 8 September 2023 pukul 09.20 WIB
Akan selalu jadi hari bersejarah untukku dan suami. Hari itu, tidak hanya lahir satu manusia baru, tapi tiga sekaligus. Mereka adalah seorang anak, seorang ibu, dan seorang ayah.
Sepasang yang sebelumnya telah dan akan selalu melewati masa beradaptasi, harus kembali melakukannya dengan sesuatu yang lebih kompleks lagi.
Duhai anak laki-lakiku,
Kami sungguh-sungguh berterima kasih kepada Allah atas amanah yang kami tau begitu besar ini. Kami yang memilih secara sadar untuk menghadirkanmu dan dikabulkan oleh Allah, maka tidak terlintas satu niatpun untuk membiarkanmu tumbuh seadanya.
Duhai anak laki-laki pertamaku,
Maaf, jika nantinya kamu akan jadi tempat belajar pertama untuk umma dan baba. Umma sebagai anak pertama tapi bukan laki-laki dan baba anak laki-laki namun bukan yang pertama.
Ini akan jadi tantangan menyenangkan untuk kami.
Doakan kami ya, supaya selalu mau dan mampu bahu membahu nenemanimu tumbuh hingga terkabul seluruh doa baik yang setiap saat kami semogakan 🤍🤍🤍
Nb:
Postingan dibuat bukan untuk merasa lebih beruntung atau untuk sarana membandingkan diri dengan orang lain.
Aku percaya bahwa setiap orang punya cerita terkait perjalanan hidupnya masing-masing, termasuk aku
Teruntuk teman-teman yang sedang dalam masa penantian, jangan berhenti percaya bahwa Allah selalu tepat. Mungkin aku tidak ada di posisi kalian, tetapi percayalah selalu ada aamiin untuk setiap doa baik kalian 🤎🤎🤎
10 notes · View notes
pemintalkata · 9 months
Text
Bandung dan Kenangan
Stasiun Bandung hari ini dan 5 tahun yang lalu tidak banyak berubah.
Setelah 5 tahun, akhirnya aku berani menginjakkan kaki di bumi pasundan ini. Bumi yang katanya lahir ketika Tuhan sedang tersenyum.
Masih pagi saat aku turun dari kereta keberangkatanku. Aku memutuskan untuk cari sarapan dulu sebelum nanti siang check in hotel.
Pilihanku jatuh pada bubur ayam. Ah 5 tahun yang lalu juga sama, sarapan bubur ayam juga saat tiba di Bandung. Bedanya ada yang jemput dan menemani. Sedangkan kali ini harus bisa sendiri.
Tidak ada agenda khusus terkait keberangkatanku ke Bandung kali ini. Hanya kangen saja. Sembari mencoba apakah aku sudah mampu kembali berjalan di Jalan Braga tanpa genggaman tangannya.
Haha, agaknya dari sini kalian sudah tahu bahwa cerita kali ini penuh dengan kepedihan.
Setelah selesai sarapan, aku memutuskan untuk pergi ke Masjid Raya Bandung. Mau menumpang mandi dan duduk-duduk sebelum pukul 12 nanti beranjak untuk ke hotel.
Tidak ada itenerary yang aku siapkan. Karena seperti kataku tadi, perjalananku ke Bandung kali ini hanya sekadar untuk mengenang. Mengenang kenangan yang entah benar-benar harus disimpan atau sebetulnya lebih baik direlakan.
Aku tiba di hotel tempatku menginap tepat pukul satu siang. Aku memutuskan untuk tidur sampai sore datang.
Kalau dibilang tanpa tujuan sama sekali, mungkin kelihatannya aku sedikit berbohong. Karena ada satu tempat yang ingin aku kunjungi meski hanya sebentar. Braga adalah satu-satunya tempat yang ingin aku kunjungi kali ini. Kopi Toko Djawa lebih tepatnya. Tempat yang terlalu mainstream tapi aku selalu kangen tempat yang satu itu.
Siapa lagi yang mengajakku ke sana kalau bukan dia yang sempat hidup di masa lalu? Haha, selalu begitu. Selalu ada satu kenangan yang paling dominan saat selesai dengan suatu hubungan.
Sayangnya, Kopi Toko Djawa memang memiliki tempat tersendiri di hidupku. Bagaimana tidak, dulu di salah satu tempat duduknya, ada aku dan dia yang saling bertukar cerita dengan raut wajah berbinar setelah berbulan-bulan terpisahkan ratusan kilometer jauhnya. Selalu seperti itu setiap bertemu. Lalu bagaimana aku bisa lupa?
Setelah puas menikmati suasana dan kudapannya, aku pun beranjak dari tempat dudukku. Aku keluar dari Kopi Toko Djawa tepat saat gerimis turun. Untunglah aku belum memesan taksi online. Jadi kuputuskan untuk masuk kembali ke dalam sembari menikmati hujan yang membasahi jalanan Braga.
Tidak ada harapan aku akan bertemu dengan laki-laki yang pernah aku panggil "Mas", karena saat ini aku tahu sudah ada perempuan yang ia panggil "Neng" dengan begitu mesranya.
Setelah hujan berhenti, aku segera memesan taksi online. Seharusnya bisa sejak tadi, toh naik taksi, tidak akan kehujanan. Tapi aku masih mau berlama-lama di toko ini, sebelum esok aku kembali ke kotaku.
Aku sampai di kamar hotel dan membantingkan tubuhku ke atas kasur. Bandung mulai dingin. Aku meraih handphone-ku dan melihat deretan instragram story yang silih berganti. Hingga akhirnya aku tiba pada story miliknya. Iya, milik laki-laki pertama dan mungkin terakhir yang mengajakku ke Kopi Toko Djawa.
Aku dan dia memang sama-sama memilih untuk tidak saling unfollow ataupun block. Kami mengakhiri hubungan kami secara benar, jadi tidak ada yang perlu saling menyingkirkan.
Mataku terbelalak saat aku tahu dia menampilkan potret berdua dengan kekasihnya di Kopi Toko Djawa. Haha, semesta tidak merestui aku dan dia berjumpa rupanya.
Tapi setidaknya malam ini aku bisa tidur dengan nyenyak. Selain bisa menginjakkan kaki lagi ke Bandung, selain karena sudah ke Kopi Toko Djawa, dan selain karena Bandung dingin malam ini, aku tahu satu hal lagi. Iya, ternyata tempat favoritnya masih sama. Masih Kopi Toko Djawa, meski yang ia gandeng berbeda. Semoga perempuan itu tidak pernah tahu bahwa kekasihnya pernah sesering itu mengajak perempuan di masa lalunya ke kedai kopi yang sama.
Dan doaku, semoga perempuan itu tidak bernasib sama dengan aku. Yang pernah diajak ke Kopi Toko Djawa dan dilepaskan di stasiun Bandung dengan derai air mata.
51 notes · View notes
pemintalkata · 9 months
Text
Setelah para saksi menggemakan kata SAH, Riana resmi jadi istri dari Galih. Laki-laki yang sudah lama ia kenal, tapi baru enam bulan yang lalu berinteraksi dengannya secara intens.
Riana mencium punggung tangan suaminya dan Galih yang ada di hadapannya membalas dengan mengecup keningnya. Riana tidak menyangka akan secepat ini. Laki-laki yang ada di hadapan Riana saat ini adalah teman SMP yang ia temui secara tidak sengaja di museum seni enam bulan lalu.
Saat itu,
"Maaf mas, itu uangnya bukan ya?" kata Riana pada laki-laki berkaca mata dengan kumis tipisnya.
Laki-laki itu melongok ke bawah kakinya dan tersenyum kepada Riana.
"Oh iya mbak, terima kasih."
Lalu beberapa detik mereka saling tatap, akhirnya mereka pun menyadari satu hal.
"Riana." ucap laki-laki itu sembari menunjuk Riana.
"Galih." balas Riana juga dengan menunjuk laki-laki tersebut.
Dan mereka pun tertawa.
Riana dan Galih pernah satu kelas di kelas VIII. Tidak akrab, hanya sebatas teman kelas biasa. Mereka lama tidak bertemu karena berbeda SMA dan kampus, hingga akhirnya masing-masing dari mereka sama-sama bekerja.
"Ya ampun. Gila ya aku masih inget aja wajah teman-temanku. Apa kabar Ri?"
"Aku juga kenapa ya masih inget kamu? Nggak banyak berubah kali ya? Yah beda di kumis aja sih palingan." jawab Riana tidak mau kalah.
"Bisa aja kamu. Sendirian, Ri?"
"Iya, kamu?"
Galih tersenyum dan menjawab, "Iya sama, aku sendirian."
Dan dari pertemuan tidak sengaja itu, semesta menyatukan Riana dan Galih dalam sebuah ikatan pernikahan. Tidak perlu lama, setelah mengantongi restu kedua orang tua Riana, pinangan Galih pun resmi diterima.
Dan hari ini, Riana telah resmi menjadi istri Galih.
Namun, di tengah hari bahagianya, tiba-tiba saja datang seorang perempuan yang belum pernah Riana tahu sebelumnya. Maklum, teman Galih tidak begitu banyak, dan hampir semuanya telah dikenalkan pada Riana.
Riana menyenggol lengan Galih, "Itu siapa sayang?" tanyanya dengan berbisik kepada Galih.
Tiba-tiba wajah Galih terlihat pucat.
"Heh, kok bengong. Itu siapa?"
Belum sempat dijawab oleh Galih, Riana mendengar suara dari mama mertuanya, "Eh Ayu, makasih ya udah dateng. Tante kangen banget sama kamu. Doain Galih ya, maafin dia, semoga kamu bisa dapetin yang lebih baik dari Galih."
Setelah mendengar banyak bisik-bisik, ternyata perempuan yang dipanggil Ayu itu adalah mantan Galih yang secara langsung diundang oleh mama mertua Riana.
"Kita kan sepakat nggak akan ceritain tentang mantan, apalagi ngundang mereka." kata Riana kamudian kepada Galih.
"Aku nggak ngundang dia, aku juga nggak tau kalau mama undang dia." jawab Galih dengan raut wajah panik.
Sesaat kemudian, perempuan itu sudah ada di hadapan Riana dan Galih. Ia menyalami Galih dan menatapnya dengan tatapan kesedihan, lalu beralih menyalami dan memeluk Riana. Sebelum pergi ia juga membisikkan sesuatu kepada Riana.
"Selamat ya karena udah dipilih Galih buat nemenin dia. Semoga bahagia."
Riana hanya tersenyum mendengar pernyataannya.
Riana melihat ada tetasan air mata yang mengalir di ujung matanya. Perasaan Riana sendiri berubah tidak karuan saat tau Ayu memeluk mama mertuanya dengan erat sembari terisak.
Pikiran Riana mulai ke mana-mana. Ada apa sebenarnya?
"Mama sedeket itu sama Ayu?"
"Ya kan dulu, sama kamu juga kan deket sayang."
"Dulu sampai sekarang maksudnya? Sebenernya mama kamu kasih restunya nggak buat aku?"
"Kok kamu ngomong gitu sih? Kita udah nikah loh. Mama sayang banget loh sama kamu. Mungkin sama Ayu karena udah lama aja nggak ketemu."
"Kamu yakin mereka nggak sering ketemu di belakang kamu?"
Galih kaget mendengar pertanyaan yang dilontarkan Riana.
"Buktinya mama undang dia, tapi nggak undang mantan kamu yang lain."
"Udah ya, Ri. Nanti lagi kita bahas, nggak enak masih banyak tamu yang lain."
"Harusnya kamu nggak enak sama orang tuaku. Bagaimana bisa mereka merelakan anak perempuan satu-satunya dinikahi laki-laki yang ibunya sendiri masih begitu menyayangi mantan kekasihnya."
Galih tertunduk dan terdiam.
Riana benar-benar tidak tahu kehidupannya akan seperti apa setelah ini. Apakah mama mertuanya akan menyayanginya seperti beliau menyanyangi Ayu?
Apakah nantinya seluruh perhatian yang Riana terima akan setulus perhatiannya kepada Ayu?
Entahlah, bahkan suami Riana sendiri pun tidak tahu apakah mamanya benar-benar memberinya restu untuk menikahi Riana atau tidak.
11 notes · View notes
pemintalkata · 10 months
Text
Kemungkinan yang Akan Datang
Pernah nggak kepikiran kalau kamu dan aku akan ketemu saat nanti udah punya keluarga masing-masing?
Mungkin kamu akan berpapasan saat aku sedang menggandeng suamiku dan aku melihat kamu sedang menggenggam tangan istrimu.
Saat itu mungkin nggak aku dan kamu akan saling sapa? Atau paling nggak saling lempar senyum lewat sorot mata. 
Jawabannya tentu bisa iya dan sangat mungkin nggak.
Atau aku dan kamu justru akan berpapasan saat sedang menemani anak bermain di playground atau nganterin anak sekolah karena kebetulan anakku dan anakmu satu sekolah.
Mungkin nggak anakku dan anakmu akan jadi teman akrab yang memaksa kita untuk saling sapa bahkan saling bicara? 
Bisa iya dan sangat mungkin nggak.
Kemungkinan itu sangat mungkin terjadi mengingat jarak kita yang dulu sedekat nadi jadi sejauh ini.
Kalau soalan letak geografis, masih bisa diakalin pakai teknologi. Tapi kalau yang udah nggak mau itu hati?
Kemungkinan berjarak dengan seseorang yang dulu dianggap dekat itu 50:50. Bisa semakin dekat atau sebaliknya.
Dan dari kemungkinan itu, jarak paling tabah adalah membiarkan sebuah kisah berjalan sesuai takdirnya hingga kedua titiknya merenggang begitu jauhnya, walau mungkin secara geografis masih bisa disebut dekat.
Jarak yang pernah dipaksa untuk terus dekat sampai lupa bahwa semesta tidak pernah beri restunya. Di saat itu, marah pada jarak adalah hal yang begitu ingin dilakukan.
Bagaimana bisa? Orang-orang yang tidak saling kenal, berkenalan, lantas dipisahkan dengan hal-hal yang seringnya tidak masuk akal?
Apa kalau bukan karena maunya semesta?
Atas jawaban paling masuk akal, biarkan dekat jauhnya jarak jadi hal paling abu-abu karena sekuat apapun diusahakan dekat, jika jauh adalah jawaban, maka mau apa juga?
Ya seperti saat kita udahan, aku juga nggak akan marah kalau kita nggak sengaja ketemu.
Terlebih setelah semuanya udah kehapus sama jejak-jejak baru.
Mungkin nggak, besok aku akan kamu ceritakan sebagai seorang yang berarti di hidup kamu kepada anak kamu?
Sebab ya mungkin saja aku akan menceritakan bagaimana pertemuan dan perpisahan kita supaya anakku nggak akan mengulang yang sama.
Gimana ya seseorang bisa disayangi dan dibenci dalam satu waktu? Gimana seseorang bisa dikecewakam dan dibuat bahagia dalam situasi yang sama? Iya, aku pernah sayang sekaligus benci kamu di satu waktu. Sayang, karena kamu pernah bikin aku sehidup itu, dan benci karena kamu juga yang meredupkannya.
Kecewa karena kenapa harus ketemu kamu tapi nggak bisa jadi punyamu. Bahagia karena aku punya banyak kenangan indah sama kamu.
Nggak pantes ya rasanya saat berumah tangga nanti, kita, atau aku, masih harus ingat-ingat tentang kita.
Tapi kan aku memang udah bilang, kalo cerita aku sama kamu nggak pernah bisa aku hapus gitu aja.
Aku nulis semuanya dan itu yang akan jadi pengingat kalau kita akan jadi sejarah meskipun kita udah jalan jauh meninggalkan.
Aku menuliskan semua bukan perkara belum mampu move on atau masih sesayang itu sama kamu. Bukan dan jelas bukan.
Aku menulis ini sebagai pengingat bahwa persimpangan kita di hari lalu sangat mungkin terulang dengan kita yang telah terlahir baru.
51 notes · View notes
pemintalkata · 11 months
Text
Good Bye, Biru!
“Ternyata akhirnya gini ya. Aku harus lihat kamu nikah tapi bukan sama aku.”
“Aku juga harus lihat kamu dinikahi sama orang lain yang bukan aku.”
Sepasang kekasih itu saling menunduk. Iya, kisah cinta tragis itu milik mereka, Biru dan Diandra.
Mereka yang sudah hampir 7 tahun menjalin kasih, melewati beragam halang rintang, namun ternyata takdir tidak mempersilakan mereka untuk bersama. Selama 7 tahun pula, Diandra mati-matian menunggu restu mama Biru.
“Aku udah nggak bisa Bi.” ucap Diandra pada suatu waktu.
“Kamu nyerah?”
“7 tahun Bi aku coba ambil hati mama kamu dan nggak berhasil. Kamu juga nggak pernah bisa kan luluhin mama kamu? Kalo kamu aja nggak bisa, gimana aku yang cuma orang asing buat mama kamu?”
“Di.”
“Aku tau ini berat. Tapi lebih berat lagi kalau aku tetep lanjut sama kamu. Kamu jadi anak durhaka dan aku akan selalu seperti ini sepanjang hidup aku. Aku nggak mau kamu lawan mama kamu hanya karena aku. Seumur hidup terlalu lama buat menggadaikan ini semua Bi.” ucap Diandra terisak.
Biru memeluk Diandra erat. Air mata mereka tumpah membanjiri pipi masing-masing. Biru yang selama terkenal tegar bahkan dihadapan Diandra sekalipun, kini tidak mampu membendung rasa kecewa dan patah hatinya.
“Kita coba sekali lagi gimana, Di?”
Diandra melepas pelukan Biru pelan.
“Aku bukan nggak mau Bi. Tapi bukannya kita udah selalu coba kata ‘sekali lagi’ itu sampai 7 tahun?”
Biru kembali terdiam, tidak mengelak karena apa yang diucapkan Diandra memang benar.
“Terus kita udah gini aja?” tanya Biru kemudian.
“Mau diperpanjang sampai kapan lagi? Hubungan kita udah masuk masa kadaluwarsanya. Udah nggak akan enak dan nyaman buat dijalanin. Kamu juga pasti ngerti kan Bi. Kalaupun kita jalan sampai salah satu dari kita menikah, terus buat apa? Bukannya itu justru bikin kita makin sakit?”
Agaknya Diandra sudah mulai menggunakan sisi rasionalnya. Ia merasa perlu mengambil sikap tegas terhadap hubungannya dengan Biru. Selama ini mereka hanya berjalan tanpa tahu tujuan yang jelas. Dan itu hanya membuat mereka saling terluka dan kesakitan.
Akhirnya, Biru pun setuju dengan keputusan yang diambil Diandra. Hubungan yang mereka bangun sejak 7 tahun lalu harus berhenti karena tidak adanya restu dari mama Biru.
***
“Pada akhirnya memang aku kan yang harus lihat kamu nikah dulu, selamat ya Bi. Akhirnya kamu nemuin perempuan yang bisa jadi teman buat mama kamu. Kamu anak yang baik, aku yakin kamu juga bisa jadi suami dan ayah yang baik. Sama baiknya dengan yang selalu aku impikan tentang kamu di masa depan.”
Sebuah pesan masuk ke direct message Biru. Diandra membalas unggahan Biru yang baru saja mengucap kata sah dengan laki-laki yang bukan ayah Diandra.
Ya Biru dan Diandra memang sepakat untuk tidak saling mengundang satu sama lain ketika menikah. Mereka hanya saling berjanji untuk tidak unfollow atau block akun sosial media satu sama lain.
“Di, aku minta maaf karena bukan kamu yang harus aku bahagiakan seumur hidup aku. Aku berharap akan ada laki-laki dari keluarga baik yang mau menerima dan menyayangi kamu sepenuhnya.”
Diandra tersenyum membaca balasan dari Biru. 
Di depan ratusan foto dan barang kenangan yang sudah siap ia bakar, Diandra terisak sembari menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Dan dengan satu jentik korek gas, api menyembul mengahanguskan seluruh kenangan Biru dan Diandra. Tidak ada yang tersisa selain ingatan yang meski ingin dihapuskan namun akan terus tertanam.
27 notes · View notes