Tumgik
fitriaadl · 5 months
Text
Tumblr media
Salah satu lawan tersulit dalam perjalanan mengarungi kehidupan ini adalah melawan segala prasangka dari isi kepala sendiri. Jika terus di dengarkan, segala kemungkinan buruk yang diucapkannya, kita pasti akan tenggelam dalam keputusasaan dan kita pasti akan kalah menghadapi kenyataan hidup yang tak selalu manis.
Menjadi manusia yang beriman penuh pada takdir dan kehendak Tuhan, tak semudah yang kita bayangkan, takdir yang lurus atau tiba-tiba berbelok tajam bisa saja menghadang di depan sana.
Tetapi, selama kita terus meyakini bahwa Tuhan lebih tahu apa yang terbaik untuk kita diatas segala keinginan yang kita harapkan, meski keinginan itu ditunda, hilang atau bahkan berganti, semoga hati kita selalu mampu menerima dengan rasa syukur dan baik sangka segala bentuk takdir tersebut. Aamiin ya Rabb..
Mendung, 23 November 2023 07.15 wita
386 notes · View notes
fitriaadl · 6 months
Text
Harapan
Masing-masing diri kita pasti punya harapan. Harapan-harapan itu seringkali menjadi penyemangat, penguat, dan alasan untuk tetap hidup.
Rasanya banyak sekali harapan yang terlintas di kepala. Walau terkadang harapan-harapan yang kita bangun itu seringnya kalah dihajar realita.
Kadang lelah, sedih, kecewa ketika hasil tidak sejalan dengan apa yang kita harapan. Tapi dari situ kita belajar tentang penerimaan, tentang keikhlasan, tentang bagaimana seharusnya bersikap.
0 notes
fitriaadl · 6 months
Text
"Mungkin kamu tidak menyadarinya atau hanya menganggap bahwa membaca Al Qur’an hanya bagian dari ibadah saja. Padahal, membaca Al Qur’an bisa diaplikasikan untuk membuat hatimu tenang dan damai."
Sekitar 1 minggu yang lalu, aku merasa berantakan sekali.
Setiap mau mengerjakan tugas selalu ngantuk dan ketiduran di ruang belajar. Kalaupun nggak ngantuk, malah terdistraksi dengan ponsel sampai lupa waktu, Ujung-ujungnya tugasnya nggak dikerjain lagi.
"Ya udah nanti dikerjain jam 3 subuh deh" ujarku sambil menyetel alarm.
Ternyata sama seperti hari-hari sebelumnya, lagi-lagi aku mematikan alarm dan kembali tertidur.
Kejadian itu terulang setiap hari sampai dua minggu lebih. Ingin sekali marah, mengomel, mengumpat, melempari bantal, atau apapun itu. Tapi sama siapa? Pelakunya kan aku sendiri.
Badan nggak nyaman, setiap hari rasanya pengin rebahan aja sambil main gadget. Sholat pun juga ngga setenang biasanya, kalo kata orang Jawa grasa grusu namanya.
Kemudian aku coba merangkum semuanya..
Jadi beberapa minggu yang lalu, aku haid selama 1 minggu, setelah selesai haid rasanya jadi malas. Benar-benar malas. Berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya. Di klinik akhir-akhir ini juga lagi rame pasien, ditambah kuliah sudah mulai masuk. Tugas sempat keteteran karna kemalasan ku ini.
Jujur setelah haid itu aku nggak tilawah sampe 3 mingguan. Sebenarnya itu nggak bisa jadi alasan sih, tapi memang seperti itu adanya. Huhu
Lalu aku teringat ucapan salah seorang teman kala itu,
"Mungkin salah satu asbab pekerjaan kita dimudahkan sama Allah adalah karena hak-hak Al-Qur'an yang sudah kita tunaikan"
Lantas aku tertegun,
Apa karena ada hak-hak Al-Qur'an yang belum tertunaikan itu ya? Ya Allah :'(
Dannn ternyata bener MasyaAllah, setelah aku buka kembali Qur'an itu kemudian membacanya, dan mengkajinya, kemudahan-kemudahan itu datang dengan sendirinya. Sangat terasa sekali perbedaannya, aku lebih bisa membagi waktu, aku bisa ngerjain tugas dengan tenang dan sesuai deadline, aku bisa bangun lebih pagi dan berbagai kebaikan lainnya.
Karna membaca Alqur'an tidak menunggu waktu luang, tapi meluangkan waktu.
Semoga ini menjadi pelajaran untuk ku, supaya tidak lagi meninggalkan kallam Allah.
7 notes · View notes
fitriaadl · 6 months
Text
Kadang kita terlalu sibuk membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain,
Merasa tertinggal jauh, merasa lebih rendah, merasa tak pantas. Pada akhirnya kita semakin menutup diri, semakin menjauh, dan menjaga jarak dengan lingkungan dan teman-teman.
Mungkin kamu pernah merasakan hal itu. Akupun pernah mengalaminya.
Dan pada satu titik aku sadar bahwa...
Setiap orang punya jalan ceritanya sendiri, jalan yang dipilih tak selalu sama; alurnya pun jelas berbeda; karna tokoh-tokohnya memang berbeda.
Mungkin kita pernah merasa bahwa cerita yang kita jalani tidak begitu istimewa, atau pengalaman kita kurang menarik, atau perjalanan kita terasa biasa saja.
Namun aku ingin katakan bahwa setiap cerita yang kita miliki itu berharga dan setiap pengalaman yang kita lalui itu memiliki makna yang luar biasa.
Tentu tiada habisnya jika kita ukur kehidupan kita dengan kehidupan orang lain.
Karena, kisah yang kita lalui itu unik nan sangat berbeda dan tidak layak untuk dibandingkan :)
1 note · View note
fitriaadl · 7 months
Text
Allah itu baik banget
Selalu kasih yang aku minta, bahkan apa yang tidak aku minta sekalipun Allah kasih
Do'a-do'a baik itu Allah jawab satu persatu,
Terkadang belum sempat aku meminta, baru ada di pikiran, tiba-tiba udah Allah beri
Namun memang ada beberapa do'a yang belum Allah jawab, tapi tidak mengapa, kalo memang belum waktunya terjawab
Aku percaya dengan semua skenario-Nya adalah baik
Semoga kita semua senantiasa melangitkan do'a-do'a baik setiap hari
Dan semoga Allah melapangkan hati kita atas do'a yang belum terjawab, yang penting jangan pernah berhenti berdoa yah :')
0 notes
fitriaadl · 7 months
Text
Saat ini usiaku 23 tahun, dan sekarang baru menginjak semester 3. Memang telat jika dibandingkan dengan teman-temanku yang sekarang sudah bergelar sarjana. Sempat terbesit bahwa aku sudah terlambat, tapi aku berusaha meyakinkan diri bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar.
"Toh tidak apa-apa kalo memang terlambat, daripada menyesal dikemudian hari"
Namun aku juga tidak menyesal saat lulus SMA tidak langsung kuliah. Pergi merantau ke Bandung, Tangerang, Depok, cukup membentuk mentalku. Dunia kerja mengajariku banyak hal. Di perantauan aku belajar tentang kehidupan yang sesungguhnya, aku dipaksa untuk mandiri, aku belajar untuk bisa memanage waktu dan uang, aku belajar beradaptasi dengan lingkungan dan orang2 di sekitar, aku dilatih untuk lebih sabar, aku belajar mengenal dan memahami karakter-karakter teman dari berbagai daerah. Dan tanpa sadar, aku mulai terbentuk menjadi diriku yang sekarang.
Setelah 4 tahun kerja, aku baru bisa kuliah, tidak masalah. Semua orang prosesnya beda-beda. Dan tidak pernah terfikirkan akan kuliah di UT dengan sistem belajar mandiri dan full online. Sempat mencari kesana kemari kelas karyawan, tapi... yaa begitulah. Intinya, karena kuliah reguler di PTN maupun PTS tidak memungkinkan dari segi waktu dan biaya, jadi aku memutuskan daftar di UT. Karena memang kuliah atas dasar keinginanku sendiri dan biaya sendiri jadi aku bisa lebih melek dengan biaya kuliah yang lebih ramah. Setelah dijalani, Alhamdulillah ternyata kuliah di UT tidak sususah yang dibayangkan.
Sekali lagi, tidak ada kata terlambat untuk belajar.
Untuk kamu yang sedang kuliah reguler,
Untuk kamu yang sedang kuliah sambil kerja,
Dan untuk kamu yang sedang kuliah + kerja + jadi orangtua
Semangat berjuang yaa!! Semoga Allah mudahkan urusan kita semua :)
1 note · View note
fitriaadl · 7 months
Text
Aku pernah mendengar kalimat dari seorang motivator seperti ini
"Kalau kamu punya keinginan atau mimpi tapi belum juga terwujud sampai saat ini, mungkin kamu belum bersungguh-sungguh dalam berusaha"
Aku merasa tertampar mendengar kalimat itu
Tapi bener banget, selama ini aku memang kurang bersungguh-sungguh, usahaku kurang maksimal, kadang ngelakuinmya juga setengah2. Bahkan kadang cuma niat saja :'(
Astaghfirullah..
Padahal namanya berproses tidak ada yang enak, tidak ada yang instan, perjuangannya tidak mudah. Banyak yang harus dikorbankan ; waktu, tenaga, uang, pikiran yang tidak sedikit.
Mereka yang tidurnya cuma 3-5 jam, mereka yang siap dengan segala resiko, mereka yang siap gagal, Meraka yang mau terus belajar dan belajar dari kesalahan.
Mungkin selama ini kita saja yang tidak siap dengan semua itu. Tidak siap berkorban, kita tidak siap dengan segala kesibukan baru, tidak siap disiplin, tidak siap dengan kegagalan... intinya kitanya saja yang kurang ikhtiar, pengin langsung keliatan hasilnya.
Contohnya seperti :
Kamu pengin jadi seorang penulis, tapi ngga mau pusing mikirin ide-ide, ngga mau berlatih tiap hari
kamu pengin berangkat umroh/ haji, tapi ngga pernah nabung, ngga pernah berdo'a untuk dipanggil, ngga pernah mempelajari ilmunya
Atau misalnya kamu pengin diet, tapi kamu ngga mau berproses, ngga mau bersabar, males olahraga, pengin cepet turun bb nya
Lalu kamu berdalih "ah aku mah emang ngga bisa, udahlah aku ngga mau capek, ngga mau pusing"
Akhirnya kamu menyerah. Balik lagi ke kasur buat rebahan sambil scroll medsos, berandai-andai punya ini itu, tenggelam dalam mimpi dan hayalan belaka
Padahal masing-masijg diri kita punya kesempatan yang sama, punya waktu 24 jam yang sama, tinggal kitanya siap tidak untuk bertumbuh?
1 note · View note
fitriaadl · 8 months
Text
Hidup adalah belajar dan senantiasa mengambil pelajaran
Seperti nasehat dari Imam Syafi'i "Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan"
Mungkin sebagian dari kita sudah tidak lagi menempuh pendidikan formal, tapi tidak membuat kita untuk berhenti belajar. Belajar apa saja yang penting bermanfaat.. khususnya belajar ilmu agama.
Belajar bisa dari mana saja, banyak media yang bisa dimanfaatkan untuk mencari ilmu ; seperti membaca buku, ikut kajian offline maupun online, belajar dari YouTube, ikut seminar, aktif berkegiatan sosial, dan lain sebagainya.
Aku sadar, ilmuku masih dangkal, jadi kalo tidak belajar aku semakin tidak tahu apa-apa. Yang aku rasakan sendiri saat belajar adalah aku senang ketika tahu hal-hal baru.
Jadi....
Belajarlah walaupun kita sibuk
Belajarlah walaupun kita lelah
Belajarlah sampai kita tutup usia
Jangan pernah berhenti untuk belajar dan mengambil pelajaran dari setiap fase kehidupan.
Ilmu yang baik adalah ilmu yang dapat menambah rasa takut kita kepada Allah swt. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang semakin membuat seseorang mengenal Rabbnya. Ilmu bukan hanya dihafalkan saja, tapi di amalkan, diaplikasikan di kehidupan sehari-hari dan menjadikan kita lebih baik lagi.
1 note · View note
fitriaadl · 8 months
Text
Semakin dewasa, kamu pasti akan paham dengan semua kejadian dalam hidupmu.
Mungkin dulu kamu sering bertanya-tanya, kenapa kok begini? Kenapa yah harus seperti ini? Kenapa harus begitu? Kenapa tidak begini saja? Aku maunya begini lho.. dan seterusnya.
Setelah bertahun-tahun berlalu, kamu memahaminya. Ada benang merah yang kamu temui.
Aku percaya, ini semua adalah takdir yang sangat indah. Kita hanya perlu menjalani dan memahami. Kita tidak bisa mengendalikan takdir yang Allah tetapkan.
Perlahan-lahan kecewamu menjadi syukur yang teramat dalam. Sedihmu menjadi tawamu paling riang. Matamu berbinar, senyummu merekah.
Lantas kamu berkata...
"Ya Allah ini lebih dari apa yang aku mau"
1 note · View note
fitriaadl · 8 months
Text
Badai pasti berlalu
Aku banyak mendengar kisah perjuangan mereka menghadapi ujian kehidupan.
Ada seorang ibu berusia 60 tahun bercerita kepadaku. Di usia senja beliau mengurus ibu kandungnya seorang diri. Ibunya mengidap penyakit demensia sejak 10 tahun terakhir.
Ada seorang ibu yang harus menerima kenyataan anaknya yang masih kecil divonis penyakit langka.
Ada seorang anak yang harus menerima kenyataan setelah 17 tahun lamanya dia baru tahu kalo ternyata ibunya adalah istri simpanan ayahnya.
Ada seorang istri yang sudah menemani dari nol hingga sukses, kemudian ditinggalkan begitu saja oleh suaminya saat sudah berada di titik puncak.
Dan masih banyak sekali cerita-cerita yang menguras air mata dan tidak bisa aku sebutkan satu persatu.
Sejatinya dunia memang tempatnya ujian ; ada yang diuji dengan pasangannya, kesehatannya, anaknya, finansialnya, lingkungannya.
"Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji” (HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath, 3/302. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 285).
Ujian merupakan bukti cinta dan sayang Allah kepada hambanya. Allah rindu dengan kita, Allah pengin kita lebih dekat dengan-Nya, Allah rindu tangisan di setiap lantunan d'oa kita.
Panggil Allah.. Ya Allah.. Ya Rahman..
Langitkan do'a, lapangkan hatimu, sedikitkan amarahmu, jadikanlah sabar san sholat sebagai penolongmu.
Semoga kita semua bisa berproses lebih baik lagi, badai pasti berlalu. Ujian pasti ada ujungnya. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari setiap ujian yang Allah berikan.
0 notes
fitriaadl · 8 months
Text
Pernahkah kamu sakit hati, tersinggung, marah saat melihat postingan temanmu di media sosial?
...
Media sosial menjadi tempat berbagi banyak hal. Memang sudah zamannya orang-orang bebas mengekspresikan kehidupannya dengan mudah.
Orang lain memposting liburan, kamu anggap pamer. Orang lain memposting hobinya kamu anggap berlebihan. Orang lain memposting anaknya, kamu merasa tersinggung. Orang lain memposting nasihat tentang agama, kamu merasa tersindir. Orang lain memposting kesibukannya, kamu sakit hati.
Memangnya nggak capek?
Jika kita pernah merasa demikian, itu artinya hati kita yang perlu dibenahi.
Yang harus kita khawatirkan adalah diri kita sendiri bukan orang lain. Kenapa kita bisa merasa sakit hati dengan postingan orang lain? Coba tanyakan pada dirimu.
Belajarlah husnuzon. Apapun yang orang lain posting, tidak perlu kita menghakimi. Tidak perlu mencari celah kesalahan orang lain. Mereka juga manusia seperti kita yang ingin membagikan kebahagiaan yang mereka punya.
Kita tidak pernah tahu seberat apa masalah yang orang lain rasakan. Kita tidak pernah tahu bagaimana orang lain memperjuangkan mimpi-mimpinya.
Jadi, jangan biarkan hati kita kotor dengan hanya melihat kesenangan orang lain. Kita semua berhak merayakan bahagia kita masing-masing.
0 notes
fitriaadl · 8 months
Text
Cerita menulis
Part 3
Ketika aku semakin dewasa dan sudah bekerja, rasanya mimpi untuk menjadi penulis semakin memudar. Ide-ideku semakin mengudara. Aku merasa tulisanku jelek, tidak menarik, atau aku saja yang malas mungkin. Aku pernah mengikuti kelas menulis online, kami ditantang menulis setiap hari dan menerbitkan buku bersama. Namun lagi-lagi aku menyerah. Aku berhenti di tengah jalan, aku masih belum pede dengan tulisanku.
Sampai pada akhirnya aku berpikir bahwa aku tidak punya kemampuan mumpuni untuk menulis, dan tidak pernah bisa menulis buku. Aku lebih memilih menjadi pembaca saja. Menjadi pembaca sudah sangat menyenangkan bagiku, tidak perlu pusing-pusing memikirkan ide menulis. Yah begitu saja pikirku. Aku masih rajin mengoleksi buku, setelah bekerja aku bisa sesuka hati membeli buku kapanpun aku mau.
Aku sering ke Gramedia, dua sampai tiga jam aku habiskan waktu disana. Tetapi keinginan menjadi penulis sesekali muncul ketika melihat ratusan buku berjejer rapih di rak. Ingin rasanya salah satu bukuku terpajang disana.
Kadang aku bertanya-tanya, kapan yah aku seperti mereka? Namun, aku selalu beralasan untuk tidak menulis lagi. Aku mengutuki diri bahwa aku tidak bisa. Mungkin aku terlalu mudah menyerah. Aku malas berusaha dan mencoba. Padahal sebetulnya kalo aku mau bekerja lebih keras lagi, lebih pede lagi, insyaallah bisa.
Dan mulai hari ini aku kembali menulis. Aku tidak berharap lebih, aku tidak berharap bisa secepatnya menerbitkan buku. Karna aku tahu proses menjadi seorang penulis tidaklah mudah. Yang aku harapkan sekarang adalah tulisanku bisa bermanfaat untuk orang yang membacanya. Dan tulisanku bisa menjadi pengingat untuk diriku sendiri.
0 notes
fitriaadl · 8 months
Text
Cerita menulis
Part 2
Saat masih dibangku SMP, aku pengin sekali mengoleksi novel. Pengin minta dibelikan novel, tapi aku berpikir novel itu harganya lumayan mahal, jadi aku mengurungkan niat untuk bilang ke mama. Tetapi diam-diam aku menabung, berharap bisa pergi ke toko buku lalu membeli novel apapun yang aku mau.
Waktu itu ada haul Pesantren Ihya Ulumuddin di Kesugihan, disana ada bazar besar-besaran. Aku langsung antusias ketika tahu kalo ada yang jual buku, aku ingat betul dulu jauh-jauh hari aku mulai menabung. Uang tabunganku terkumpul kala itu kisaran 70 ribu. Takut-takut menghampiri stand buku, takut uangnya kurang. Karena biasanya harga novel kisaran 90-100 ribu lebih.
Ternyata harganya banyak yang dibawah 70 ribu, mungkin karna sedang bazar yah jadi banyak diskon. Langsung aku pilih salah satu novel yang harganya 60 ribu. Itu adalah novel pertama yang aku punya. Yey Akhirnya aku bisa punya novel sendiri.
Setelah masuk SMA, koleksi novelku semakin bertambah. Menurutku membeli novel lebih menyenangkan daripada membeli baju. Namun di lingkungan Pesantren tidak diperbolehkan membaca novel, karna mungkin takut akan menggangu aktivitas. Jadi aku biasanya membaca novel pas di sekolah saja, itupun tidak setiap hari. Jadi kuantitas membaca novelpun menurun, tidak sesering dulu.
Di pesantren kami ada perpustakaan juga, tetapi tidak ada novel satupun. Yang ada hanya buku-buku non-fiksi saja. Tetapi dari situlah aku mulai menyukai buku non-fiksi. Kebanyakan ber-temakan islami seperti karyanya Ahmad Rifai Rifan. Buku-buku yang ada di perpustakaan aku baca dengan lahap. Teman-temanku juga banyak sekali yang suka membaca buku, bahkan koranpun setiap hari kami baca.
0 notes
fitriaadl · 8 months
Text
Cerita Menulis
Part 1
Aku mulai tertarik dengan dunia literasi sejak SD, dulu suka sekali membaca majalah-majalah "Ummi" milik mama, di majalah itu ada cerpen anak, cerita kampung permata, puisi, dan sebagainya. Sejak SD kelas 3 aku menyadari kalo aku suka sekali dengan pelajaran bahasa Indonesia dan seni rupa. Menulis, membaca, menggambar adalah hobiku sedari kecil.
Setelah masuk SMP, ternyata aku semakin suka membaca. Jam-jam istirahat selalu menyempatkan waktu untuk meminjam buku ke perpustakaan, aku langsung jatuh hati dengan novel-novel remaja. Saat membaca novel aku seperti punya dunia sendiri, aku jadi bisa berimajinasi, aku mengenal banyak hal dari membaca, dan menambah kosa kata baru tentunya. Yang aku rasakan adalah aku sangat bahagia saat membacanya.
Saat itupun aku mamasang cita-cita menjadi seorang penulis. Aku sering membayangkan bisa menulis sebuah buku dan dibaca oleh banyak orang. Bisa menulis novel-novel keren seperti Tere Liye, Habiburrahman El-Shirazy dan penulis-penulis hebat lainnya.
Kala itu aku mulai mencoba menulis cerpen, ide-ide bermunculan di kepala. Aku mengetiknya di laptop, kata demi kata aku rangkai menjadi kalimat. Kalimat demi kalimat menjadi sebuah paragraf. Hampir setiap hari aku lakukan, seru dan menyenangkan. Tapi ternyata melelahkan juga.
Menulis tidak semudah yang kubayangkan, ceritaku menggantung alias tidak ada endingnya. Semuanya berhenti di tengah jalan, entah kenapa baru menulis beberapa halaman aku sudah bosan lalu menulis cerita baru lagi, bosan lagi, menulis cerita baru lagi. Seperti itu saja alurnya. Intinya cerpenku tidak ada yang selesai.
0 notes
fitriaadl · 2 years
Text
Manusia memang terlahir dengan ketidaksempurnaan, yang jauh dari kata utuh. Kita berhak merayakan dengan rasa syukur penuh.
Bukan malah terus-menerus merasa tak pantas, merasa tak baik, merasa payah dan tak mampu tumbuh.
Opini orang lain lebih sering didengar daripada keyakinan dalam diri. Kadang usaha untuk menerima ketidakutuhan diri malah dipatahkan oleh suara yang kian bergemuruh.
Nyatanya, manusia gemar bersusah-payah mencari penilaian dari mereka yang juga rapuh.
6 notes · View notes
fitriaadl · 2 years
Text
Terkadang kita butuh sunyi
Untuk sekedar ngobrol pada diri sendiri. Kita butuh merefleksikan apa yang sudah terjadi. Mengevaluasi kegagalan dan kesalahan hari ini.
Katakan apa saja yang mengganjal di hati. Kritisi dirimu dengan pertanyaan; tentang arti hidup dan arah langkah yang akan kau pijaki, tentang asa yang kian melambung tinggi.
Atau sekedar meminta maaf atas sikapmu selama ini. Mungkin kamu terlalu keras mengatur diri. Beri ia ruang beristirahat dari jiwa yang penuh ambisi.
1 note · View note
fitriaadl · 2 years
Text
Menjadi Dewasa
Dewasa adalah masa pembelajaran.
Dimana,
Sukanya adalah belajar
Dukanya adalah belajar
Kecewanya adalah belajar
Bahagianya adalah belajar
Kita belajar melalui apa yang kita rasakan, apa yang kita hadapi, dan apa yang kita terima.
Entah itu suatu bentuk kenikmatan ataupun ujian.
Episode demi episode, kita selalu menemukan hal yang baru. Sesuatu yang belum pernah kita temui sebelumnya, dan menjadikan pembelajaran untuk diri kita.
Kerap kali kita di kejutkan dengan realita yang tidak sesuai ekspetasi
Ketakutan, kegelisahan, keraguan, kebimbangan datang silih berganti menghampiri
Ketika kita ditampar oleh kenyataan...
Kita merenung, bertanya pada diri sendiri. Kemana kita harus melangkah? Hidup seperti apa yang kita cari?
Bagaimana dengan mimpi-mimpi?
Segala emosi negatif yang datang karna satu kegagalan membuat kita merasa tak lagi berarti, seakan dunia terhenti,
Lalu kita bertanya-tanya, masih kurangkah usaha ku? Masih belum didengarkah semogaku?
Kita lupa bahwa duri mampu membentuk diri
Menjadi pribadi yang mampu meluaskan hati
Tidak apa-apa jika belum beehasil, kita sudah berusaha keras selama ini
Kita sudah menjalankan peran kita dengan sepenuh hati
Bersabarlah sedikit lagi
1 note · View note