Tumgik
bilahsenja · 1 month
Text
Ada kemungkinan ketika tanggal pernikahan semakin dekat, ujian pun datang sampai membuat diri tercekat. Seakan waktu berhenti, tanpa adanya kisi kisi, pun datangnya bisa berkali kali.
Kalau saja tak siap hati, mungkin sudah undur diri. Tidak lagi terpikir untung dan rugi, hanya terlintas yang belum pantas.
Maka ada kalanya ilmu agama menjadi tujuan dan pedoman, karenanya kita menjadi merasa aman dengan tuntunan yang baik dan benar.
Semoga Tuhan selalu tunjukkan jalan, walau dengan rasa sakit tak tertahankan, sehingga pernikahan akan indah pada waktu yang dijanjikan.
0 notes
bilahsenja · 1 month
Text
bayangkan
bayangkan sebuah pernikahan
yang masing-masingnya tidak perlu khawatir yang lainnya tidak setia. karena kuat agamanya, kokoh komitmennya.
bayangkan sebuah pernikahan
yang jarak separuh bumi pun tidak akan membuat jauh apalagi terpisah. karena rindunya diwujudkan dalam bentuk menjaga. karena hatinya sudah selalu bisa ditata.
bayangkan sebuah pernikahan
yang keduanya tidak perlu khawatir akan hari yang belum datang. karena kesadaran bahwa semuanya adalah titipan. karena keyakinan bahwa rezeki selalu tepat takaran. karena keimanan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.
bayangkan sebuah pernikahan
yang pasangannya tidak perlu khawatir menjadi tua, diuji kesehatannya, menjadi lupa, atau tidak lagi elok rupa. karena cintanya jauh lebih dalam dari yang terlihat, jauh lebih besar dari yang memikat.
bayangkan sebuah pernikahan
yang orang-orangnya hanya khawatir akan perpisahan. khawatir bilamana kehidupan yang selanjutnya tidak mempertemukan mereka. khawatir bilamana bekal mereka belum cukup. sehingga mereka pun berupaya bersama, mencukupkan semua perbekalan.
pernikahan itu bisa saja adalah pernikahan kita.
1K notes · View notes
bilahsenja · 2 months
Text
Allah tuh mekanisme kerjanya gimana sih? penasaran aja, bukan nggak percaya Allah ada atau nggak percaya bahwa Allah itu berkuasa dengan cara-caranya sendiri. Hanya, aku sedikit keterlaluan kalau tidak mengerti mekanisme kerjanya Allah. kenapa begitu? Ya karena itu artinya aku tidak begitu peduli denganNya, hanya meminta, memohon, bertanya, yang terkadang harus ada jawabanNya saat itu juga.
Terkadang kita sibuk menuntut Allah untuk mengabulkan apa yang kita inginkan, padahal kita belum tentu membutuhkan hal terdebut. Menurutku mengerti mekanisme kerja Allah itu sama dengan menyenangkan Allah, ada feedbacknya, walaupun, mungkin, Allah nggak perlu feedback dari umatNya, tapi terkadang, aku sebagai umatNya, ingin sesekali memberikan feedback sama Allah.
Jadi, kalau ada yang bisa menjelaskan dengan singkat bagaimana mekanisme kerja Allah, silakan jawab di kolom komentar ya. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah Subhanahuwata'la. AAMIIN
0 notes
bilahsenja · 3 months
Text
Plot Twist
[terusan cerita dari post "Judulnya apa?"]
aku ingat beberapa bulan sebelum aku memantapkan niat menikah untuk ibadah kepada Allah, ada satu orang laki-laki yang tidak pernah kusangka akan datang saat itu, sebut saja dia Jangkung, dia temanku semasa SMA dulu. Jangkung datang tidak dengan tiba-tiba sih, dia seperti melakukan gerakkan "basa-basi" terlebih dahulu, sebelum melancarkan aksinya.
bagaimana gerakkan "basa-basi" yang dimaksud? Misalnya saja ketika Ia mengirimiku pesan di Instagram, atau sekedar memberika reaksi dengan emot di story Instagramku, sampai kepada bertukar nomor whatsapp dan akhirnya kami saling bertanya kabar. Tapi aksinya dilancarkan saat kami mengobrol melalui pesan Instagram. Saat itu Jangkung bertanya kapan aku menikah, aku bilang saat pacarku melamar. Jangkung pikir aku sudah putus dengan pacarku, tapi ternyata belum, sedikit kecewa dia bilang kalau dia hanya mau mengajakku menikah, bukan pacaran, lalu aku bilang kepadanya, aku akan memberinya kabar jika sudah putus, mana tau jodohku adalah dia.
Jangkung datang dengan mengajakku ta'aruf, meskipun ta'aruf artinya kenalan, dan aku dengan Jangkung sudah saling kenal cukup lama, aku merasa memang seharusnya untuk pernikahan harus mengenal lebih dalam lagi. Aku jadi ingat, doaku dulu adalah aku ingin menikah dengan proses ta'aruf saja, karena lelah pacaran. Eh malah terjebak pacaran lagi, manusia.
Aku mengabaikan Jangkung dan fokus dengan hubunganku dan pacarku saat itu, kian lama hubungannya kian renggang, maka aku mengambil jalur langit, istikharahkan saja, bertanya kepada Allah, sang maha mengetahui, jadi aku tidak menebak-nebak lagi siapa jodohku sebenarnya. Kian lama hubunganku dengan pacarku saat itu semakin jauh, malah lebih yakin sama si Jangkung, tapi agak sulit putus dengan pacarku saat itu. Aku berdoa jika memang jodohku adalah si Jangkung, Allah akan bantu aku berpisah dengan pacarku. Selang dua bulan, kami putus, dan sesuai janjiku, aku mengabari Jangkung kalau aku putus dengan pacarku.
Sayangnya saat itu Jangkung sedang melaksanakan ta'aruf dengan wanita lain, kecewa sedikit, tapi Allah maha mengetahui apa yang hambaNya butuhkan. berselang satu bulan setelahnya, Jangkung kembali, menanyakan apakah aku sedang dekat dengan laki-laki lain atau tidak, karena Ia sudah memutuskan untuk tidak lanjut ta'aruf dengan perempuan itu, dan memilihku. "Setelah Istikharah, hatiku mantap memilihmu, mbak." begitu katanya. Aku yang terbiasa dirayu lelaki hanya tersenyum membaca kalimat itu dari percakapan whatsapp kami saat itu.
"Aku pernah minta sama Allah, aku mau jodohku nanti memiliki tinggi badan MINIMAL 178cm." ucapku.
"Lah, aku dong?! aku 179cm." katanya.
H-50 hari pernikahan kami, aku berdoa, semoga Allah selalu meridhoi kisah cinta kami setelah pernikahan nanti. dan semoga Allah mempertemukan mu dengan jodoh yang benar-benar kalian butuhkan. AAMIIN
2 notes · View notes
bilahsenja · 3 months
Text
Judulnya apa?
Dulu, aku sempat bingung ketika mendengar cerita kedua orangtuaku, saat mereka pertama kali bertemu rasanya sangat tidak terduga. Kisah pertemuan mereka menjadi kisah yang menarik, yang bisa diceritakan kepada anak-anak dan cucu-cucunya kelak, kisah jadul yang cukup romantis. Lantas kenapa aku bingung? Karena aku takut tidak memiliki kisah seru seperti pertemuan orangtuaku.
Kenapa demikian? Karena di zamanku, mencari jodoh sangat mudah, hanya bermodal smartphone dan paket internet/wifi, kami sudah bisa berpeluang untuk bertemu dengan jodoh kamu masing-masing. Lalu, kira-kira, aku akan bercerita apa kepada anak-anak dan cucu-cucu ku kelak? Ketika ternyata, aku dan suamiku bertemu lewat internet, tidak seru sekali menurutku.
Tapi Allah berkehendak lain, semula aku yang masih berusaha mencari siapa gerangan laki-laki itu di berbagai macam aplikasi kencan online, tidak kunjung menemukannya juga. Setiap kali sudah cocok dengan satu orang, satu orang itu yang tidak cocok denganku, begitupun sebaliknya. Sampai aku merasa lelah dan bosan, aku hapus aplikasi itu dari smartphone ku, walaupun hanya satu sampai dua hari, aku mengunduh aplkasi itu lagi, dan kembali yakin bahwa jodohku terselip diantara ribuan pengguna aplikasi kencan online tersebut.
Sekian lama mencari di aplikasi itu, membuatku bertemu dengan berbagai macam laki-laki, dan lumayan membuatku tidak lagi merasa harus menikah, serta membuatku mengambil kesimpulan; bahwa semua laki-laki itu sama saja. Sampai suatu hari aku menemukan laki-laki yang kelihatannya kami saling menerima satu sama lain, dan kami memutuskan untuk berpacaran setelah saling mengenal selama kurang lebih 2 minggu. Pacarannya mulus sampai bulan ke 3, disitu aku sudah mulai mempertanyakan tujuannya mengajakku berkencan itu apa? jawabannya tidak jelas, tapi saat aku bilang, "Aku kira tujuan kita adalah pernikahan." dia akan menanggapi dengan, "Ya emang akan menikah, tapi kan harus direncanakan dengan matang."
Saat itu usiaku menginjak 29 tahun, dan aku sudah lelah dengan berbagai macam drama pacaran, umurku tidak lagi belia, dan aku juga bukan gen Z yang masih menginginkan lelaki dengan bualan. Dari semua hal yang telah aku lewati dan berbagai macam lelaki aku temui, akhirnya aku meniatkan dalam hati kalau aku ingin menikah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala, tapi pacarku saat itu tetap tidak peduli, dan entah akan mempersiapkan pernikahan kami sampai kapan......
0 notes
bilahsenja · 4 months
Text
lumayan buat bekel pas udah nikah nanti
Doa-doa untuk Menguatkan Hati
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ “Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik” “Wahai Zat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu” (HR Tirmidzi)
اَللَّهُمَّ نَوِّرْ قَلْبِيْ بِنُوْرِ هِدَايَتِكَ كَمَا نَوَّرْتَ ﭐلأَرْضِ بِنُوْرِ شَمْسِكَ أَبَدًا بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ “Allahumma nawwir qolbi binuuri hidayatik, kamaa nawartal ardho binuuri syamsika, Abadan abadan, birohmatika Yaa Arhamarraahimiin” “Ya Allah cahayai hati kami dengan cahaya hidayah-Mu seperti engkau cahyai bumi dengan cahaya mentari-Mu selamanya dengan rahmat-Mu, wahai yang Maha Merahmati“
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ ”Rabbana la tuzigh qulubana ba'da idz hadaitana wahablana minladunka rahmatan innaka antal wahhab” “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi” (QS Ali Imran: 8)
Selama Allah condongkan hati kita kepada kebenaran, insyaAllah kemampuan lainnya untuk bisa menjelaskan dan memahamkan akan mengikuti 
138 notes · View notes
bilahsenja · 5 months
Text
Mungkin, saat itu doa kami bertemu. Aku yang menginginkan seorang laki-laki setinggi, minimal 178cm, aku yang berdoa didatangkan seorang laki-laki sebagai pendamping hidup, yang berasal dari lingkup pertemananku saja, karena aku rasa akan lebih baik ketika kami saling mengenal lebih dulu, tidak pacaran, tapi ya sekedar berteman. Aku yang akhirnya lelah mencari dimana letak jodoh ku berada, dan mulai meluruskan niat menikah untuk ibadah, dan Dia yang seketika datang menawarkan untuk ibadah bersama seumur hidup, Dia yang tingginya 179cm, Dia yang sudah cukup lama aku kenal semasa sekolah dulu, Dia yang ternyata menghadap kedua orangtua ku saat itu juga.
Dia, yang doanya telah berpapasan dengan doaku, dan Inshaa Allah doanya akan selalu bersama dengan doaku. Terimakasih sudah berdoa.
Doa kita saling bertemu
Pernah engga sih merenungkan sebuah kebetulan? Kebetulan bertemu seseorang yang tidak disengaja.
Kebetulan membeli suatu barang. Kebetulan membeli suatu makanan ketika di perjalanan.
Dan masih banyak serangkaian kebetulan-kebetulan lainnya.
Bagaimana kalau ternyata kebetulan itu adalah doa-doa kita yang saling bertemu?
"Ya Allah berkahi daganganku"
"Ya Allah pertemukan aku dengan pedagang yang jujur"
"Ya Allah persatukan aku dengan orang-orang yang baik"
Doa yang entah kapan, doa yang diucapkan jauh sebelum serangkaian kebetulan itu terjadi.
Doa yang membuat kita saling bertemu, saling mendekatkan dan mempersatukan.
Lalu masihkah kita mau menamainya sebagai kebetulan?
Hari ini adalah kebetulan dari setiap doamu. Doa orang-orang yang selalu mendoakanmu.
—ibnufir
310 notes · View notes
bilahsenja · 5 months
Text
Bagaimana aku memulai kisah ketika kita saling menemukan?
0 notes
bilahsenja · 9 months
Text
Kembali Ke Pengaturan Pabrik
Rasanya jauh sekali perjalananku hingga aku bahkan lupa untuk kembali kemari, sekedar minum teh sambil menyesap beberapa quotes dari penulis-penulis tumblr favorit, mungkin, atau hanya sekedar scroll saja, rindu juga. anyway, aku kembali ke setelan awal saat berada di Jogja, kuat melek hingga subuh, dan tidur pulas sampai zuhur lol
Rasanya bisa kembali ke pengaturan pabrik itu agak sedih sih, awalnya kan mau mengatur life style agar lebih balance, tapi kok jam satu pagi itu rasa sepinya enak sekali untuk sekedar menuliskan apa yang bersembunyi disela sela lekukan otak.
Aku mungkin akan kembali beberapa hari lagi, karena moment jam satu pagi, sepi, sendiri seperti saat aku menuliskan ini sangat langka sekali. semoga sehat selalu!
0 notes
bilahsenja · 9 months
Text
Pernah percaya kalau kamu juga ada rasa, adalah kesalahanku.
193 notes · View notes
bilahsenja · 9 months
Text
Syameela Series: Arti Baktimu kepada Orang Tua
Hari ini ikut live instagram Ust. Oemar Mita tentang birrul walidain. Beliau membahas tentang apa saja bakti seorang anak kepada orang tua. Materinya akan dibahas satu per satu. Untuk pertemuan hari ini hanya ada 2 poin:
1. Menjadi anak yang shalih
Menjadi anak yang shalih adalah bentuk birrul walidain yang pertama. Jangan tanyakan pada dirimu apa saya sudah dibilang shalih atau belum? Tapi, jadikan dirimu anak yang shalih. Sebab, tentang shalih atau tidak hanya Allah yang bisa menilai.
Pertanyaan untuk orang tua: sudah seberapa besar perjuangan kita untuk men-shalihkan anak kita?
Setiap kita ingin bermaksiat, ingat orang tua. Ingat dosa-dosa yang dilakukan akan menghalangi doa-doa kita untuk orang tua.
Bersyukur jika masih memiliki orang tua yang lengkap. Kita punya 'jimat' dalam artian ada doa-doa yang tulus dari kedua orang tua untuk kebaikan kita di setiap waktu. Sebab, tidak ada kebaikan yang diperoleh seorang anak tanpa doa-doa tulus kedua orang tua.
2. Mendoakan orang tua
Ketulusan dalam mencintai adalah menyebut namanya dalam doa.
Mendoakan orang tua adalah bentuk investasi kita kepada Allah. Berdoalah di waktu mustajab: saat sujud, sebelum salam, di hari Jum'at ( 1 jam sebelum matahari terbenam), saat wukuf di Arafah, saat di Raudhah.
Walaupun kita berdoa di sepanjang hidup kita, tidak akan bisa membalas jasa-jasa kedua orang tua. Doa hanyalah cara untuk mengetuk pintu langit. Meminta kepada Allah agar membalas langsung jasa-jasa kedua orang tua kita dengan sempurna.
Kamis, 27 Juli 2023| 21.28
41 notes · View notes
bilahsenja · 2 years
Text
Let's Grab a Cup of Bitter Coffee?
Malam pekat itu menjadi kelabu tatkala mendung menyelimuti. Ah, bukan karena langitnya semakin gelap, melainkan gemuruh yang semakin lama semakin keras. Duduk dalam ruang gelap nan hangat membuat setiap orang tenang, selama sepersekian detik tentunya. Aroma kopi tengah malam menyeruak kedalam hidung setiap orang yang masih terjaga. Ya, semua masih tentang kopi. Keterpesonaanku tentangnya membuatku tak habis membahas soal ini. Memang benar kafeinnya tidak pas dalam diriku, tapi pas dalam dirinya yang lagi-lagi, sambil menyesap batang rokoknya satu-persatu. Ia berkata bahwa ia tidak sedang ingin berteman dengan sebatang rokok namun, kopinya berkata lain, rokok dan kopi itu kan sahabat baik. Sudut mataku tak habis membayangkan bagaimana dirinya saat sedang menikmati kopi dengan, asap mengepul layaknya cerobong asap di siang hari. Secangkir kopi panas di tengah malam bisa membuat orang terjaga sepanjang malam termasuk, dirinya. Entah apa yang membuatku jatuh cinta namun, nyatanya kopi membuat setiap hidung jatuh cinta dengan aromanya. Aku tidak tahu bagaimana, kalau ada sebagian orang yang tidak suka mencium aroma kopi padahal, aromanya semempesona itu. Hampir setiap malam aku merindukannya, merindukan kopinya, dan juga merindukannya. Oh ayolah, jangan paksa aku untuk mengatakan siapa dia, karena menurutku dirinya itu seperti kopi pahit yang kental tapi, sedikit manis dengan sentuhan senyum khas di bibirnya. Memang tidak sekeren orang-orang pada umumnya tetapi, tatapan hangatnya membuatku tak ingin melepaskannya begitu saja seperti, kopi. Biar aku jelaskan kenapa, aku menyebutnya kopi pahit. Begini, setiap malam jariku selalu ingin menyapanya dalam sapuan udara dingin diluaran sana. Tetapi, jariku malah memilih menyapanya dengan sentuhan hangat bak kopi yang baru saja di buat. Namun, tanggapannya membuat jariku geram dan seakan ingin meninggalkan percakapan tersebut. Sudah dapat? Pasti kalian bertanya-tanya apa hubungannya dengan kopi pahit. Ah baiklah tidak usah basa-basi lagi, aku akan jelaskan bagaimana orang ini sangat mirip dengan kopi pahit. Kopi memang pahit jika, ketika membuatnya kalian tidak mengaduknya dengan gula sedikit pun. Sama sepertinya yang cueknya bukan kepalang. Kopi pahit menggambarkan dia yang begitu tidak pedulian dengan orang sekitarnya, biar ku perjelas, wanita. Memang kopi pahit akan peduli dengan penikmatnya lalu menjadi manis? Tidak. Suatu keajaiban jika kopi yang tadinya pahit bisa manis dengan sendirinya. Hal itulah yang dimilikinya, kopi pahit yang tidak akan pernah bisa menjadi manis dengan sendirinya kecuali, ada yang merasa bahwa pahit itu tidak enak maka dari itu kopi pahitnya ditambahkan sedikit gula agar menjadi sedikit manis. Kopi pahit itulah yang pas untuknya. Namun, ketahuilah dibalik semua kepahitannya, secangkir kopi pahit sangat hangat, malah lebih hangat dari hanya sekedar berdiam diri di dalam ruangan nan gelap. Kehangatan itu bisa kalian dapatkan ketika kalian berada di dekatnya, di dekat kopi pahit malam ini, begitulah. So, let’s grab a cup of bitter coffee, huh? ;)
6 notes · View notes
bilahsenja · 2 years
Text
Let's Grab a Cup of Lampung Coffee, and Enjoy!
Sekali lagi aku mencoba menghela nafasku mala ini, mengingat segurat senyummu yang seperti tidak pernah sedih akan hal apapun, padahal tidak selalu kau merasa kau baik-baik saja. Aku tidak membayangkan betapa tangguhnya lelaki sepertimu, menjalin kasih dengan seorang wanita selama empat tahun lamanya, menjemputnya, memanjakannya, membagi suka, membagi duka, apapun akan kau lakukan jika itu menyangkut akan dirinya. Sampai tiba saat situasi itu datang, dimana mata kuliah mulai sedikit dan ia, wanitamu, mulai sering pulang ke kampung halamannya. Semilir angin malam kali ini menemaniku dalam balutan pekatnya kopi lampung favoritmu, iya kau bilang kau suka kopi lampung, karena kopi itu seperti dirimu, khas, santai, dan tidak terlalu tajam intensitas rasa pahitnya, namun tetap terasa kopinya, kopi yang selalu menjadi favoritmu ketika kau sedang dalam keadaan apapun. Aku yakin, kau merasa amat sangat merindukannya waktu itu, dan aku juga yakin bahwa ia mungkin juga merindukanmu, iya, dia, wanitamu, waktu itu. Dengan santai kau bilang padaku kalau ia sedang tidak ada disini, ditempat kalian bertemu, entah dimana, pokoknya di kota ini, tebak saja kota apa namanya, dijuluki sebagai kota pelajar, sudah tau sekarang? Belum? Mungkin google akan senantiasa membantu kegelisahanmu menemukan, dimana itu kota pelajar. Dengan tersenyum santai kau bilang, kalau dia akan segera lulus, iya, dia lulus lebih dulu darimu, kemudian apa? Kemudian dia akan menunggumu melamarnya kan? Iya, kau selalu tertawa ketika aku melontarkan pertanyaan itu. Kemudian kau lulus, dengan tawa yang sangat khas ala kau, kau menggambarkan senyum pedih di wajahmu, entah kenapa. Setahun kemudian aku baru mendengar kabar bahwa, ia akan segera menikah, ku pikir denganmu, ternyata bukan. Dengan sabar kau tersenyum, dan itu yang selalu kau lakukan. Lesung pipimu yang manis, seperti rasa kopi lampung favoritmu, senyummu yang menawan, aku rasa aku tidak berlebihan saat aku bilang senyummu menawan, iya kan? Menawan itu seperti biji kopi pilihan, dari lampung yang nantinya di giling untuk di nikmati sebagai minuman khas daerah sana, aku bisa melihat kehangatan pancaran dari dirimu, sama ketika semua orang mulai menyesap sedikit demi sedikit kopi lampung yang tersaji diatas meja, entah di meja manapun.
Eh, aku minta maaf sebelumnya kalau aku sok tau, benar-benar minta maaf, aku hanya ingin menggambarkan sedikit dirimu yang selalu tersenyum, selalu santai, selalu tidak ada beban, kalau kau kopi, kau kopi yang sudah tersaji dan siap minum. Tapi bukan berarti didalam kopi itu tidak ada proses apapun, maksudku perjalanan sebuah kopi bisa menjadi kopi pasti ada saat sulitnya, dan saat indahnya, kopi lampung juga sama, mulai dari biji kopinya, dipilih, dimasak, disajikan, prosesnya aku rasa cukup rumit, namun ketika sudah tersaji ia seperti kau, manis, hangat, dan menawan. Sudah tepat kan aku menggambarkan akan dirimu? So, anyone? Let’s grab a cup of lampung coffee with him, at student city in Indonesia. Enjoy!
0 notes
bilahsenja · 2 years
Text
Saya baca ini selepas subuh, pagi ini. MasyaAllah, menangis terharu sekali. Semoga kita semua memiliki pria yang mengerti apa hakikat suami dan istru, kayak gini. Barakallah mba kicaa, mas Yunus, dan Bapak. sehat-sehat semuanyaa🥰
“Bapak menyesal baru belajar ini di umur-umur segini. bagaimana enggak, semuanya karena pengalaman. seandainya saja Bapak paham ini sedari muda.”
“apa itu Pak?”
“di rumah, yang namanya istri adalah ratu. harus begitu. yang namanya menafkahi istri lahir batin artinya memberikan nafkah yang siap untuk dikonsumsi, dimakan, dan sebagainya.
memberi beras itu belum memberi nafkah. memberi nafkah itu ya memberi nasi. sudah siap tinggal makan. tugas memasak itu tugas suami, bukan tugas istri.
membelikan pakaian itu belum memberi nafkah. memberi nafkah itu ya memberi baju yang sudah rapi disetrika. sudah siap pakai. menyiapkan baju-baju itu tugas suami, bukan tugas istri.
memberikan rumah itu belum memberi nafkah. memberi nafkah itu ya menyediakan rumah yang bersih, rapi, dan nyaman untuk ditinggali. bersih-bersih rumah itu tugas suami, bukan tugas istri.
belum lagi dengan memberikan kasih sayang, memberikan perhatian, memberikan pendidikan, rasa diterima apa adanya, itu tugas suami.”
“iya Pak. saya juga pernah baca tentang itu. istri di rumah itu ratu. apa yang dilakukan seorang istri untuk keluarga, semuanya adalah sedekah.”
“betul. bayangkan betapa besarnya pahala seorang istri jika–ada catatannya ini Nak–jika melakukan itu semua dengan tulus dan ikhlas. makanya Nak, kamu nanti yang ikhlas ya. sudah mengalah saja prinsipnya. tidak usah menuntut dan meminta. apalagi di detik-detik semakin dekat begini, banyaak sekali cobaannya.”
“iya Pak. insyaAllah ya Pak. nggak mudah, tapi insyaAllah saya belajar begitu.”
“dulu kadang-kadang Bapak ngucap ke Ibu misalnya, kok Ibu belum masak. kok rumahnya belum rapi. sekarang Nak, Bapak malu mau bilang begitu karena sesungguhnya itu tugas Bapak. yang ada Bapak justru terima kasih sekali kalau Ibu melakukan itu semua untuk Bapak. yang ada Bapak justru carikan rewang untuk Ibu supaya Ibu nggak terlalu lelah mengurus rumah sendirian.”
“semoga semua laki-laki paham konsep ini dan semoga semua perempuan nggak serta-merta berpikir seperti ini ya Pak. gawat juga kalau perempuannya, sayanya, jadi malas-malasan mengurus rumah. hahaha.”
“hahaha. iya betul. Nak, ada satu hal lagi yang Bapak baru sekali tau. Bapak juga menyesal baru tau sekarang. bahwa sesungguhnya rezeki suami tergantung pada kebahagiaan istri. kalau istri bahagia, insyaAllah suami rezekinya lancar dan berkah.”
“oya Pak?”
“iya Nak. Bapak merasakan setelah menjadikan istri Bapak selayak ratu. setelah Bapak sungguh-sungguh berusaha membahagiakan istri Bapak.”
“…”
“tapi, kamu tau kan bagaimana seorang istri bisa bahagia?”
“bersyukur ya Pak?”
“betul, bersyukur. selalu merasa cukup. selalu merasa ada. rezeki istri datangnya lewat suami Nak. kamu harus percaya itu. jangan pernah berpikir kamu harus mandiri karena sewaktu-waktu bisa ditinggal suami. memang sewaktu-waktu suami bisa pergi, tapi tugas suami pulalah menyiapkan kepergiannya. percayalah selalu bahwa rezekimu akan datang lewat suamimu, nanti ada rezeki yang datang dari tangan-tangan lain.”
“iya Pak, percaya.”
“itulah mengapa jika istri bersyukur, rezeki suami pasti akan ditambah oleh Allah. itu janji Allah. jika hamba-Nya bersyukur, Allah akan menambah nikmat kepadanya.”
***
“mas, aku habis dapet pencerahan. terus aku merenung semalaman.”
“gimana Kica?”
“aku siap kalau habis nikah langsung jadi ibu. nunggu vaksin selesai dulu, tapi habis itu nggak papa kalau mau punya bayi. nggak usah ditunda. nggak papa mas yunus sibuk dan kita berdua doang di surabaya. nggak papa juga aku belum yakin kita kuat secara mental dan finansial atau enggak. kalau sudah cukup kuat, akan dikasih sama Allah. kayak nikah, kalau udah cukup siap, akan dipertemukan sama Allah.”
“Kicaaa. :’)”
“wlek. bahagia nggak? duh geli. cita-citaku membahagiakan mas yunus.”
“makasih ya Kica sayang. bahagia. cita-citaku membahagiakan Kica.”
“soal kuat atau enggak, akan kuat. cukup atau enggak, akan cukup. caranya bersyukur.”
“ilysmsm.”
lalu seharian mas yunus telepon berkali-kali–di sela jaga 24+10 jam-nya. mulai dari membahas tanggal kepulangan, rencana bulan madu yang hanya sehari, tempat tinggal di surabaya, vaksin dan nutrisi-nutrisi untuk mempersiapkan kehamilan, juga urusan persiapan pernikahan yang daftarnya tambah panjang setiap hari.
ternyata, begitu caranya menjadi pemenang bagi perempuan. mengalah dan mengabdi saja.
1K notes · View notes
bilahsenja · 2 years
Text
Benteng Van Den Bosch - Ngawi
Tumblr media
0 notes
bilahsenja · 2 years
Text
Sebuah Sajak Bulan Juli
Tidak ada lagi hujan bulan Juni dengan rahasianya
Ini sudah masuk bulan Juli
dan hujan bulan ini tidak pandai menahan rindu
Tidak lebih tabah juga
Tapi hujan bulan Juli lebih hangat
direngkuhnya kesepian dan kesedihan itu
menjadi semangat
Hujan bulan Juli lebih tenang
walau sepekat arang dan tergenang
Ia membawa sejuk sampai ke tulang
1 note · View note
bilahsenja · 2 years
Text
Don't expect what you need.
Kalau kamu butuh, lekas cari yang kamu butuhkan. Kalau yang ada di hadapanmu tidak seperti apa yang kamu butuhkan, tinggal pergi. Jangan berharap bahwa suatu hari Ia akan berganti menjadi seseorang yang kamu butuhkan, tidak akan.
Dia butuh waktu puluhan tahun untuk seperti dirinya yang sekarang ada di hadapanmu. Itu artinya, kamu juga membutuhkan puluhan tahun untuk menjadikan dirinya seperti apa yang kamu butuhkan.
Mau sampai kapan?
1 note · View note