Tumgik
#suami bunuh istri
bantennewscoid-blog · 25 days
Text
Bunuh Istri, Tukang Tambal Ban di Cilegon Divonis 12 Tahun
SERANG – Hakim Pengadilan Negeri Serang menjatuhkan pidana penjara selama 12 tahun kepada terdakwa Vidi Rizaldi Albert Simanulang (24). Pria yang berprofesi sebagai tukan tambal ban itu tega membunuh istrinya karena sakit hati akibat perselisihan setoran lapak tambal ban. “Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 12 tahun,” kata ketua majelis hakim Hery…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
Suami Bunuh Istri, Polres Serang Amankan Pelaku
Suami Bunuh Istri, Polres Serang Amankan Pelaku
RELASIPUBLIK.OR.ID, SERANG || Penyidik Satreskrim Polres Serang behasil menangkap NS (30) pelaku pembunuhan terhadap istrinya SP (26) di dalam rumah pelaku tepatnya di Kp. Pabuaran Dua, Ds. Malanggah, Kecamatan. Tunjung Teja, Kabupaten Serang pada Minggu (24/07) sekira jam 16.00 Wib. Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Shinto Silitonga mengatakan pelaku menyerahkan diri pasca kejadian. “Tersangka…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
pemburugacor · 2 years
Text
Terungkap Motif ASN Di Simeulue Habisi Istrinya, Korban Ketahuan Menikah Lagi Dengan Pria Lain
Terungkap Motif ASN Di Simeulue Habisi Istrinya, Korban Ketahuan Menikah Lagi Dengan Pria Lain
Motif di balik insiden ASN akhirnya terungkap oleh rezim Aceh Simeulu yang punya rencana membunuh istrinya. Diketahui, pelaku berinisial RS terbakar kecemburuan saat mengetahui istrinya menikah lagi dengan pria lain. Sebelumnya, baik rumah sakit maupun korban bekerja sebagai ASN. slot deposit ovo 10rb Sedangkan pria sempurna lainnya untuk korban datang dari Kota Medan. Sebelum pembunuhan,…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
gakpapa · 5 months
Text
Menikah itu pada mulanya bahagia akan tumbuh dengan sendirinya, namun lambat laun, ditengah ujian dan 'sisi lain' dari suami itu hadir, mulailah ada sesekali rasa kesal, tidak hanya kita sebagai istri, para suami pun mungkin juga merasakannya sebab tidak bisa kita tutupi bahwa kita pun memiliki 'sisi lain'.
Kata banyak orang 3 tahun pertama adalah tahun tahun berat, tahun adaptasi yang meledak ledak. Kalau ummah dulu bilang setiap pasangan mempunyai waktu yang berbeda untuk menuntaskan masa adaptasi ini, ummah juga sampaikan bahwa beliau baru bisa melewatinya setelah 5 tahun usia pernikahan.
Ternyata benar, setelah masa sulit itu sedikit demi sedikit terurai, barulah terasa lebih indahnya berdua dengan pasangan. Walaupun bumbu perbedaan opini dan pendapat tidak bisa kita bunuh sepenuhnya. Walaupun kita juga tidak bisa menafikan bahwa dibalik rentang perjalanan yang masih panjang, peluang datangnya berbagai ujian itu ada. Namun nyatanya setelah melewati masa adaptasi yang berat itu, rasa syukur kepadaNya semakin berlipat-lipat, sebab kita mulai sadar bahwa Ia pilihkan kita dengan pasangan terbaik yang kita butuhkan.
25 notes · View notes
coretan-sn · 5 months
Text
Review Film Buya Hamka Vol 2
“ Tidak ada kata seandainya. Allah SWT telah memberikan jalan terbaik buat kita semua.” -Buya Hamka
Poin-poin volume 2 ini berfokus pada perjuangan Siti Raham yang setia mendukung Buya Hamka saat memperjuangkan kemerdekaan dan berdakwah.
Dari awal menikah sering di tinggal bergriliya, hidup di pengungsian, mengajar, mendukung menjadi penulis, di penjara bahkan sampai menjadi seorang Menteri Agama dan Ketua MUI. Seperti mengingatkan kita pada kalimat “Selalu ada wanita hebat di samping laki-laki yang hebat”
Disini Siti Raham di perankan sebagai ibu rumah tangga yang sabar, anggun dan optimis. Terlihat ketika Buya Hamka ingin bunuh diri dan putus asa, kalimat istrinya lah yang selalu terngiang “Jadilah panutan untuk rakyat, seperti saya menjadikanmu penutan”
Tidak hanya itu, ketika Buya Hamka bimbang dalam mengambil keputusan dan ingin mundur dari Menteri Agama. Akhirnya mantap dengan kalimat sang istri “Jadilah hamka saja”
Buya Hamka terkenal dengan keoptimisan dan ketauhidan yang kuat, yaitu percaya kepada Allah dan berkhuznudon sepenuhnya. Cara dakwahnya cukup elegan, diantaranya dengan cerita roman.
Sosok Siti Raham berhasil menginspirasi para wanita untuk berbakti pada suami dan mendukungnya. Di samping ujian perjalanan yang mengorbankan banyak nyawa, ketenangannya mampu menjadikan angin segar untuk Buya Hamka terus melangkahkan mimpi-mimpinya.
9/1/2024
#reviewfilm #buyahamka #
11 notes · View notes
putriutamidewi · 1 year
Text
RUMAH - Usik Usia
Aku sudah menghilangkan kekhawatiran yang berkaitan dengan usia, terutama untuk pertanyaan “kapan”. Kapan punya pekerjaan yang mapan, kapan menikah, kapan kamu hidup mandiri, kapan kamu punya rumah sendiri, kapan kamu... dst Namun, tadi usai maghrib, pertanyaan itu keluar dari mulut orang seatap.  Sangat mengusik Aku tau itu adalah bentuk kepeduliannya padaku. Ia khawatir dengan pekerjaanku sebagai freelancer (remote) desainer landingpages dan penjual binder album photocard ini yang baginya tidak membuat masa depanku cerah. Atau mungkin dia khawatir bahwa aku akan terus menumpang  sampai tua dirumah milik almarhum bapakku ini.. duuh pak jadi kangen.... Tiba-tiba timbul di hatiku Apa aku coba membungkam mulutnya dengan hasil jerih payah yang tak terlihat dimatanya ini ya? Tapi buat apa? sebelumnya aku menang lomba dan mendapat nomimal dua digit sebagai reward, juga setelah sebulan dua bulan hal itu tidak bergeming lagi.. Pertanyaan sakti itu muncul lagi, saat aku tidak “terlihat” memiliki pencapaian.. 2023 ini aku mencoba untuk mengikuti workshop menulis yang rewardnya bukan main. Dibimbing, diterbitkan tulisannya, bahkan royalti penuh untuk yang lolos sampai stage akhir. Apakah, jika aku menjadi salah satunya, aku bakalan “terlihat nyata” dimatanya? Apakah pertanyaan sakti itu akan sirna? Nampaknya akan masih.. sampai aku keluar dari rumah ini. Menghilang dihadapannya, entah karena aku kost, mengontrak, jadi istri dan ikut suami (?), atau pergi ke alam yang berbeda menyusul bapak.  Aku sudah nyaman untuk bekerja dari rumah dan tidak akan apply untuk kerja kantoran. Apakah itu salah? Toh aku juga bekerja dirumah sambil terkadang mengurus anaknya :”)  *apa sampai sini sudah bisa menebak siapa orang yang aku bicarakan?* Nampaknya aku cukup mengerti perasaan orang yang ingin bunuh diri. Diam salah, bergerak salah, bicara salah, selalu salah dimata orang yang memiliki value yang berbeda dengan kita.  Sesak
7 notes · View notes
dyantiyasin · 1 year
Text
pernah ga liat orang yang dulunya waktu belum menikah hidupnya hedon,stylis dan teratur apalagi good looking. tapi pas sudah menikah hidupnya sudah tidak terurus sudah tidak peduli dengan penampilan. jangankan orang lain teman sekolah mungkin dulunya atau teman yang paling dekat sama kamu.
sewaktu belum nikah kita dirawat dengan baik oleh orang tua, hidup serba ada dan apa yang diinginkan orang tua berikan tidak kekurangan apapun, keinginan terpenuhi.
jadi tak heran jika semua orang tua sangat selektif memilih pasangan untuk anaknya, apalagi anaknya perempuan, bukan orang tua matrealistis tapi sebenarnya untuk anaknya hidup realistis tetap terjamin kebutuhannya, makanya tidak sedikit orang tua menanyakan pekerjaan seorang laki-laki yang ingin meminang anaknya.
karena memang menikah harus siap lahir batin, siap secara finansial, baik kebutuhan primer maupun sekunder, kebutuhan jasmani dan rohani itu semua harus terpenuhi, orang tua mana yang rela melepaskan anaknya hidup dengan pasangan yang membuat anaknya susah payah, karena orang tua merasa mereka sudah membesarkan anaknya dengan baik dan terjamin hidupnya tapi setelah tanggung jawab orang tua lepas hidupnya sulit.
menikah bukan sekedar soal cinta, perasaan dan kasih sayang tapi cinta juga perlu cara bagaimana bisa melanjutkan hidup, menikah bukan hanya menyatukan dua insan yang sedang jatuh cinta, dua insan yang bucin,memang diawal itu akan terasa indah, namun setelahnya harus memikirkan bagaimana bisa melanjutkan kehidupan itu untuk cinta.
mengapa lelaki harus bekerja keras dimasa mudanya agar bisa hidup layak nantinya, tidak membebani orang tua dan menyusahkan pasangannya nantinya, jangan cuman memikirkan cinta dan perasaan tapi harus mapan. sebelum mewujudkan cinta itu.
karena fitra seorang laki-laki itu tuiang punggung dan perempuan tulang rusuk yang dilindungi. banyaknya kasus perceraian karena masalah ekonomi yang tidak cukup sehingga terjadi perselingukan, kdrt dan broken home, depresi bahkan ada yang bunuh diri.
ekspektasi menikah terlalu indah tapi tidak memikirkan keberlangsungan hidup, apalagi belum memiliki ilmu tentang berumah tangga dan parenting. sebagian besar orang ingin menikah karena bucin, lebih mengutamakan perasaan memulu tanpa berpikir bagaimana  kedepannya setelah menikah, sehingga setelah menikah kalangkabut memikirkan bagaimana memenuhi kebutuhan setiap harinya mau tidak mahu suami istri bekerja, belum lagi kalau sudah punya anak, lebih kerja ekstra lagi.
setelah menikah harus mandiri dan tanggung jawab bersama, baiknya berpisah tinggal dengan orang tua dan mertua karena itu juga salah satu faktor yang akan merusak rumah tangga, makanya sebelum nikah minimal sudah memiliki tempat tinggal sendiri,kendaraan sendiri intinya sudah mapan.
namun pernikahan  juga penuh ujian, Allah selalu menguji hambanya dalam situasi apapun dalam keadaan kekurangan atau berkecukupan, heningga pentingnya ilmu agama dan ilmu sabar serta ikhlas untuk menjalani kehidupan dalam berumah tangga.
masih ingat kata-kata mama beliau pernah bilang [setelah menikah bukan lagi tampilan dan cinta yang di utamakan tapi harus difikirkan bagaimana hidup layak seperti orang, yang berkecukupan dan semua kebutuhan terpenuhi]
so yang belum menikah sekarang waktunya berusaha mencapai impan dan cita-cita nya, pinggirkanlah dulu masalah perasaan dan cinta-cintaan kalau belum siap menafkahi lahir batin, agar nantinya tidak menyesal dan bekerja keras.
bual laki-laki wajib berilmu untuk menjadi calon suami shalih untuk jd ayah serta imam dalam keluarganya dan bekerja keras sampai mapan, dan bagi perempuan perbanyak menuntut ilmu dan perbaiki menjadi muslimah calon ummi shaliah diri karena cantik saja tidak cukup bangun rumah tangga dan bukan jaminan rumah tangga sakinah mawaddah warahma.
14 january 2023 turkey
6 notes · View notes
sharekajianilmu · 2 years
Text
Sisi Lain Eropa-(Part 2)
Seorang dari Suriah menikah dengan perempuan Jerman yang masih muda dan telah masuk Islam.
Mereka hidup bahagia dan dikaruniai seorang anak. Sang Ibu pun memakai Hijab. Orang orang memandangnya dengan pandangan yang tidak biasanya. Bahkan dengan pandangan sinis.
Sang Ibu adalah orang Jerman asli dan mengetahui ancaman yang bisa saja terjadi kapan saja. Yaitu pengambilan anak secara paksa.
Maka sang Ibu pun pergi ke Turkiye bersama anak kecilnya. Sang Ibu memberitahu suaminya akan adanya kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi. Terkhusus suaminya adalah orang Arab dan dia adalah memakai Hijab.
Tiba tiba datanglah polisi ke rumah dan menanyakan dimana istri dan anak anakmu? maka dia menjawab mereka di Turkiye. kepolisian pun kembali.
Istrinya menolak untuk kembali ke Jerman. Sang suami pun pergi ke Turkiye untuk menemui istrinya. Di Turkiya istrinya tetap tidak mau balik ke Jerman. Dia takut kemungkinan buruk bagi anaknya.
Mereka pun diberikan pesan dari pihak resmi bahwa tidak terjadi apa apa. Kami akan membantu kalian. Maka sang Suami pun membujuk istrinya untuk kembali ke Jerman. Mereka pun kembali.
Di Jerman pihak kepolisian kembali datang dan mengambil anak mereka secara paksa dengan alasan yang dibuat buat. Sang Istri pun mendengar dari salah satu polisi bahwa kedua Babi itu akan dipenjara bagaimanapun.Mereka memperlakukan sepasang suami istri itu dengan buruk.
Mereka berdua pun kabur dari rumah dan kembali ke Suriah dengan naik kereta. Kemudian dari Yunani naik pEsawat ke Suriah.
Mereka sudah kehilangan anak mereka. mereka tidak ingin dipenjara. Disana dapat kisah kisah bahwa imigran dipenjara lalu beberapa hari kemudian bunuh diri seperti dengan membakar diri, dsb. Mereka menduga sebenarnya bahwa mereka dibunuh oleh pihak pihak tertentu yng tidak suka dengan keberadaan imigran.
Mereka merasakan bahwa ternyata undang undang di Eropa tidaklah memperlakukan mereka dengan sama. Mereka mengambil anak secara paksa untuk kemudian dijadikan seperti agama mereka (yakni Nasrani atau Atheis). Hal ini karena Eropa kini takut terhadap perkembangan pesat Islam di Eropa dan umat Islam memiliki banyak anak sedangkan Eropa semakin menurun usia mereka yang produktif dan banyak mereka yang akan menua (akibat sex bebas, alkohol, LGBT, dsb). Hal ini membuat mereka terkadang mengambil anak secara paksa untuk dijadikan aset mereka di masa depan. Mereka terganggu dengan umat Islam.
Anak mereka sekarang sudah diambil secara paksa dan saat itu selalu menangis. Diberikanlah obat penenang. Namun hal itu berbahaya karena bila diteruskan akan menjadi kecanduan. Dan pihak sana berkata memberi pesan bahwa kalian tidak akan mendapatkan anak kalian selamanya.
Sang Suami pun berkata saya lebih suka hidup faqir di Suriah daripada hidup kaya di Eropa namun harus seperti ini jadinya.
Eropa memiliki penyakit rasisme utamanya pada imigran muslim.... Bahkan undang undang mereka yang katanya menjunjung tinggi keadilan tidak berlaku bagi orang orang yang tidak mereka sukai/tidak mereka inginkan. Ketika engkau tidak diharapkan keberadaanmu mereka akan mencari cari alasan untuk menekanmu dan menzalimimu.
youtube
2 notes · View notes
Text
Refleksi diri tersedih dalam 27 tahun hidup
Pernah gak memiliki partner yang salah sampai berpikir, "Nanti kalau anak perempuanku sudah besar kira-kira perlu menikah gak ya?"
Tulisan ini saya dedikasikan untuk refleksi pernikahan saya dan suami yang sudah berjalan selama 2 tahun 3 bulan. Hitung-hitung menjadi media untuk merilis emosi yang sudah terpendam 2 tahun ini. Barangkali bisa self healing?
Seperti biasa, refleksi kita mulai dengan hal indah. Review buku selalu kita dahului dengan nilai positif dari buku tersebut, bukan?
*Citra menyalakan stopwatch*
*Citra memikirkan sisi positif dari suami selain sisi yang memang dielu-elukan sejak dulu oleh suami*
*gak ketemu*
Yaudah, udah 5 menit merenung dan berpikir. Sisi positif dari pernikahan ini adalah:
1. Citra gak pernah merasa insecure dari sisi ekonomi karena suami istri sama-sama bekerja.
2. Ibu mertua yang baik dan perhatian.
Sungguh, cuma 2... Gak ketemu yang lain lagi. If only I thought about it (3 years) earlier 🥲
Sekarang kita luapkan dan tumpahkan hal-hal yang membuatku kecewa dan sedih dalam pernikahan ini.
*nangis dulu jujur*
1. Sedih karena roda rumah tangga ini benar-benar berputar sama saya sendiri. Bunga deposito pun juga ga seberapa. Bayar gaji sus aja dulu ga cukup. Popok anak, makanan anak, belanja anak, skincare diri sendiri selama ini beli sendiri. Malah makanan suami dan barang suami banyak yang saya beliin. Dulu kami deal untuk atur uang sama-sama lalu setiap gajian atau ada uang masuk ditransfer ke rekening mandiri saya. Nyatanya itu ga berjalan. Suami gak pernah transfer dengan dalih gaji saya untuk belanja, gaji dia untuk ditabung. Ini gak fair karena kalau mau atur uang terpisah, kewajiban nafkah ada di suami. Setiap saya komplain hanya dibilang takut boros. Padahal memang keperluan setelah punya anak pasti banyak. Saya yang setiap bulan harus atur otak agar simpanan saya tetap jumlahnya. Sementara tabungan dia terus bertambah. Ini jelas gak fair. Saya gak terima. Kalau begini cara pengaturan uang rumah tangga, lebih baik saya cerai saja dan menuntut nafkah anak 10jt/bulan. Gak pusing urus suami, sekolah anak terjamin, uang saya untuk menafkahi diri sendiri. Selesai. Sekarang suami saya sedang sekolah spesialis dan sudah ada jaminan beasiswa. Untuk mengklaim beasiswanya, perlu scan buku tabungan. Begitu perlu saya scan buku tabungan, dia mendadak jadi sering telfon, sering wa, sering video call. Tapi untuk apa? Ya gaksih? Untuk apa saya bantu kirim scan? Apa yang saya dapat? Apakah nanti saya dapat benefit dari scan buku tabungannya? Toh juga roda rumah tangga terus berjalan dengan pendapatan bulanan yang saya dapat. Biar aja uang dia buat kuliah. Pengaturan uang kita kan sudah terpisah. Udah gitu, masih marah-marah dan nyuruh saya liat-liat waktu kalau marah. Yang namanya trauma, kecewa mendalam, bisa muncul kapan saja memorinya. Dia block wa saya, yasudah. Hidup saya juga baik-baik saja kok tanpa dia. Asli.
2. Kecewa sekali ketika hamil tidak pernah dimanja-manja seperti calon Ibu lainnya. Saya sudah sering minta untuk ajak ngobrol janin. Bapak mertua pun juga. Tapi tidak saya dapatkan bentuk nafkah batin tersebut. Saya gak merasa disayang sama sekali ketika hamil. Apa-apa masih sendiri. Dia hanya nangis di malam sebelum saya operasi sesar. Sisanya gak ada. Saya gak pernah merasa disayang ketika hamil. Saya ajak kelas parenting sebelum melahirkan gak pernah mau. Saya aja couple yoga gak pernah mau. Hanya karna harga. See? Buat apa uang dan deposito banyak kalau untuk pengalaman dan keinginan istri yang bersifat sekali seumur hidup aja masih perhitungan?
3. Jauh lebih kecewa ketika masa menyusui di trimester 4. Saya masih ingat betul setiap malam saya menangis karena orang di sebelah saya hanya tidur dengan alasan dia lelah jaga IGD RS. Dengan segala hormat, saya yang cuti melahirkan pun seharian sudah kerja jaga bayi. Di fase ini, Ibu saya yang menjadi penyelamat. Mungkin kalau tidak ada bantuan dari Ibu, saya sudah bunuh diri karena saya memang sesedih itu. Ini pengalaman paling menyakitkan seumur hidup saya, sebenarnya... Pernah suatu malam saya kelaparan karena belum makan, padahal saya menyusui dan anak sedang colic sehingga harus didekap dalam posisi kepala lebih tinggi di dada saya. Saya bangunkan suami, malah dijawab ditaroh aja bayinya, makan-makan aja. Saya menangis sejadi-jadinya. Apa iya, bantu megang bayi demi istrinya yang lagi menyusui bisa makan aja gak mau? Saya sudah memandikan anak sendiri sejak baru lahir. Semua saya kerjakan sendiri. Tapi apa iya ketika ada suami yang jadi satu-satunya tempat saya harus mengemis perhatian dan belas kasihan, masih ditolak juga? Ini pengalaman paling menyakitkan seumur hidup saya selain waktu Ibu saya ngata-ngatain saya anak anjing, tai, dan perek. Sungguh. Sulit lupa. Lukanya dalam. Seolah pengorbanan saya selama hamil, menyusui, jaga anak sendiri belum cukup. Seolah pengorbanan untuk menyerahkan hidup dan masa muda saya demi menjadi istri dan ibu, tidak pernah cukup. Seolah diri saya tidak pernah cukup.
4. Saya tau dan selalu mengingatkan suami bahwa interaksi aktif anak dengan Ayah sangat meningkatkan percepatan sinapsing di otak sehingga dapat meningkatkan kecerdasan anak. Jika diadu dengan logika, penelitiannya pun sudah banyak. Tapi saya merasa anak saya tidak pernah mendapat figur seorang Ayah bahkan sebelum suami saya sekolah. Dia hanya sibuk dengan hidupnya. Mungkin dulu Ayahnya juga seperti itu? Saya tidak tahu. Tapi inner child issue bukan hal yang harus dibahas secara dalam di sini. Saya mau diri kita berdua sekarang fokus ke anak, menemani tumbuh kembangnya berdua hingga kelak nanti tercetak dan mandiri. Tapi tidak bisa. Suami saya, ganti popok anak aja gak mau. Ajak eek aja gak mau dicebokin. Saya nyerah dalam hal ini. Kasihan anak saya. Daripada dia fatherless (Ayahnya ada tapi tidak berperan), lebih baik tidak ada sekalian, bukan?
5. Saya juga kecewa karena saya merasa tidak pernah menjadi prioritas dalam hidupnya. Setiap berantem, dia selalu membangga-banggakan depositonya yang besar yang benefitnya pun gak cukup untuk saya dan anak melanjutkan hidup. Mungkin dia lupa bahwa saya juga bekerja. Saya juga berdaya dan selama ini saya yang mendorong keras perputaran rumah tangga. Saya selalu memprioritaskan dia. Dia ujian saya temani. Dia ujian nginep, dia terima jadi. Saya temani, saya book apartemen untuk nginap dengan bayi, saya antar, saya jemput, saya support, saya doakan, semua saya luangkan. Semua. Sungguh. Tapi kenapa giliran saya yang minta tolong, dia tidak ada? Banyak hal. Minta tolong mutasi ke Tangsel agar bisa work life balance, minta tolong bantu jaga bayi ketika saya me time, minta space untuk diri saya sendiri. Bahkan ketika habis melahirkan, dia masih meminta diprioritaskan seperti sebelum saya punya anak. Saya hanya seorang Ibu yang berjuang memberikan hak-hak anak saya. Kehidupan yang layak dan ASI hingga anak saya bisa mandiri. Tapi tidak cukup juga. Saya masih harus terus merangkap peran sebagai seorang istri di saat dia pun sejak awal tidak pernah berperan secara utuh sebagai seorang suami, apalagi ayah.
Saya kecewa dengan pernikahan ini.
Saya sudah sering bicara, tapi tidak didengar.
Setiap kali bicara serius, dia malah bercanda terus.
Komunikasi kami tidak bisa berjalan dengan baik karena dia bukan pendengar yang baik, melainkan hanya seorang pria ulung yang pandai berargumen dan terus-menerus membandingkan hidup saya dengan narasumber-narasumber fiktifnya di quora.
"Kamu harusnya bersyukur, di quora ada yang suaminya gak kerja. Di quora ada yang ini, ada yang itu."
Saya tidak perlu membandingkan hidup saya dengan orang lain, apalagi orang di internet. Saya cuma mau bahagia aja kok.
Kalau saya bilang mau bahagia, dia pun masih akan menimpal bahwa kebahagiaan saya adalah tanggung jawab saya sendiri. Bukan tanggung jawab dia.
Ya intinya dia memang tidak pernah ada effort untuk membahagiakan saya sih. Sedih saya.
Mungkin ada baiknya kita berpisah saja dengan rencana saya yang tadi? Mengurangi beban dan justru lebih terjamin hidupnya.
Sekian refleksi dan rilis emosi pernikahan saya selama 2 tahun 3 bulan ini yang penuh rasa lelah, sedih, dan kecewa. Lumayan dapet nangis 10menitan. Dari 5 kekecewaan tadi, sampai sekarang masih jawabannya, "mending cerai dengan nafkah anak 10jt/bulan."
Mungkin itu solusinya.
Besok saya harus memulai hari baru lagi dan kembali berperan menjadi seorang Ibu untuk anakku ❤
0 notes
ekpttwry · 25 days
Text
banyak kasus cerai karna selingkuh, ekonomi bahkan perkara omongan mertua. terus banyak lagi kasus suami bunuh istri dan anak. menikah itu the real ibadah sii
0 notes
wandererslut · 27 days
Text
kenapa dari kemarin beritanya tentang suami bunuh istri mulu. kenapa gak suaminya aja yang menghilang dan biarin anak istirnya bahagia. kenapa harus bawa malapetaka ke hidup istrinya dan bawa trauma ke anaknya. aku jadi mikir kalo bapakku masih suka minum-minum apa yang bakal kejadian. what ifs.
0 notes
bantennewscoid-blog · 11 months
Text
Usai Gorok Istri, Suami di Lebak Mencoba Bunuh Diri
LEBAK – Didi Hardiana (30) warga Kampung Warungkadu, Desa Cibeber, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, suami yang tega menggorok istrinya hingga tewas saat ini sudah diamankan oleh pihak kepolisian. Kasat Reskrim Polres Lebak Iptu Andi Kurniady Eka Setyabudi mengatakan, setelah pelaku menghabisi korban, pelaku langsung kabur dan berhasil ditemukan oleh anggota Polsek Cibeber dan warga…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
shandysulu · 1 month
Text
Polres Kubu Raya Ungkap Motif Suami Bunuh Mantan Istri di Gang Limbung Kubu Raya
TBNEWSPOLRESKUBURAYA.COM, KUBU RAYA – Kapolres Kubu Raya, AKBP Wahyu Jati Wibowo, S.I.K., M.H, yang didampingi Wakapolres Kubu Raya Kompol Hilman Malaini, S.H., S.I.K., Kasat Reskrim Polres Kubu Raya AKP Ruslan Gani, S.H., M.H dan KBO Sat Res Narkoba Polres Kubu Raya Ipda Irwan Surpadal, S.H, membuka press conference penanganan kasus menonjol yang ditangani Polres Kubu Raya, salah satunya kasus…
View On WordPress
0 notes
Video
youtube
UPDATE ISTRI DURJANA BUNUH SUAMI, Lokasi Saat Karyawan Toyota Itu Dihabi...
0 notes
dialoma · 5 months
Text
2023
Banyak hal yang tidak terduga yang sebenarnya tidak aku harapkan untuk terjadi. Selama setahun ini psang surut ujian silih berganti berdatangan. Tabungan sabar dan memaklumi harus menjadi pegangan di tahun ini. Terseok-seok di hamparan emosi yang sangat stabil yang hampir ingin meng akhiri dengan cara yang di luar nalar. Sampai berfikir ko aku sampai segini nya ya? Apa yang salah sama aku? Aku punya dosa apa sih ya allah? Cape banget sama drama kehidupan yang setahun terakhir ini ga berhenti-henti.
Kadang sampai mikir, kalau aku ga nikah. Kayaknya ga akan ngerasain ujian kaya gini deh. Tapi lagi-lagi aku bertahan karena allah bukan karena siapa-siapa. Aku berasa di kasih kekuatan untuk terus berdoa dan berdoa karena memang hidup aku ini jauh dari tenang.
Mungkin ada yang salah dari diri aku, sejujurnya aku pun sangat bersyukur dengan posisi ku sekarang. Alhamdulillah sejauh ini sangat tercukupi. Tapi, apakah sebagai manusia. Aku tidak boleh memiliki ego? Untuk punya penghasilan sendiri cuman ya bingung anak bagaimana?
Wah serba-serbi istri ga duit gini amat ya. Keluh kesahku selama tahun 2023 adalah ga punya privasi, ga punya uang sendiri, punya suami doyan banget liat cewek sexy, minim nafkah batin sampai-sampai kaya ga punya gairah lagi, semraut banget deh hidup aku. Pernah sampai pengen bunuh diri karena aku tuh apa sih? Aku tuh bisa apa sih? Aku tuh punya harah diri ga sih? Ah pokoknya banyak pertanyaan yang bikin aku pusing sendiri.
Dibilang sedih, wah sedih banget karena tahun ini jadi tahun terberat buat aku. Yang bener-bener kudu kuat sama keadaan yang bukan aku mau. Kaya di tempa habis-habisan sama bara panas masih untung juga masih waras.
Cukup ya sedih, kecewa, marah, galau, patah hati nya di tahun 2023 aja. Aku ga sanggup kalau mesti bersambung di tahun 2024. Udah ya sampai disini aja aku tinggal semua memori kelam yang menyakitkan tapi aku bawa kenangan indah nan bahagia di tahun 2024.
Aku juga mau bilang makasih buat 2023, aku ambil ibrohnya aja ga mau ambil sakitnya.
BYE GA USAH IKUT AKU LAGI!!!
0 notes
newsnusantara · 6 months
Text
Tragis..! Suami, Istri, Anak Nekat Bunuh Diri
OLAH TKP: Aparat kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk menyelidiki latar belakang bunuh diri yang dilakukan satu keluarga. (foto:hamzah/newsnusantara) NEWSNUSANTARA.COM – MALANG – Ini kejadian tragis sekaligus memilukan. Satu keluarga yang terdiri suami, istri dan anak ditemukan tewas mengenaskan, diduga kuat nekat bunuh diri. Ketiga korban, suamiberinisial W (38),…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes