Tumgik
#pytagoras
whynotworms · 1 month
Text
This is a Pythagoras fallout post he had a fucking weird cult. Today he’d be the guy with a weird commune centred around himself in the sixties
0 notes
bocadosdefilosofia · 3 months
Text
Tumblr media
«Mas éste es parecer y rigor de tyranos que quieren más mandar a esclavos que a libres, y más que a hombres a bestias, y les es sospechosa la severa libertad de la philosophía que está dando voces que es más sancto matar a un mal rey que a un ladrón. Más los príncipes que tratan a los ciudadanos no como a esclavos, y que saben de sí que son governadores y no señores, es muy agradable y segura la philosophía, porque es fértil y santíssima madre de la virtud, leyes y reynos, y que en ella está el summo bien, y que el que la alcança es compañero de los Dioses. Son, pues, calumniadores los que contra ella se levantan ignorantes, que lo mismo es philósopho que varón justo, y que el philósopho del buen varón sólo se diferencia en el nombre no en la cosa, y que Pytagoras, no con invidia sino con deseo de justicia se opuso a las riquezas y govierno de otros, y que fue tanto mas justo quanto más desdichado que Julio César: porque el dictador sólo estudió en ser señor oprimiendo a los libres con tiranía y servidumbre, mas el philósopho procuró ser rey para dar libertad y justicia a los que eran esclavos.»
Mateo López Bravo: «Del rey y de la raçón de governar», en Mateo López Bravo, un socialista español del siglo XVII, Henry Mechoulan. Editora Nacional, págs. 155-156. Madrid, 1977.
TGO
@bocadosdefilosofia
@dias-de-la-ira-1
1 note · View note
nesepalamudu · 1 year
Text
bütün filozofların adı birbirine benziyor anaksimenes anaksimandros anaksagoras pytagoras protagoras :'(
6 notes · View notes
nitunio · 2 months
Text
i love how pytagoras + gaku -> sobagoras
0 notes
ridloaulia · 2 months
Text
On Education, where it all started.
"Memangnya dengan berkuliah membuat kita jadi cukup pintar? eitss tunggu dulu.."
Itu salah satu awalan dari salah satu episode podquest yang saya dengar beberapa hari yang lalu. Masih terngiang sekali di kepala saya pemaparan-pemaparan announcernya yang menurut saya couldn't agree more. Oke mari kita sounding ulang isi podquestnya, karena menurut saya ide baik itu harus disebarluaskan.
Tentang Realita Pendidikan Indonesia
Kalau kita pernah membaca berita tentang hasil PISA, sebuah tes untuk menguji kecerdasan anak usia dini di seluruh dunia, Indonesia berada di posisi yang mengkhawatirkan. Tingkat literasi dan numerikal kita sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Lebih parahnya lagi, sejak tahun 2000 sampai sekarang, peningkatan hasil PISA kita tidak begitu signifikan, hanya bertambah beberapa skor saja. Bayangkan, selama 20 tahunan peran pengajar Indonesia, ternyata hasilnya tidak begitu signifikan.
Mungkin diantara kita ada yang nyeletuk "ah itu kan PISA, cuma tes untuk anak-anak". Nah, ternyata (saya baru tahu juga) ada tes PISA khusus untuk dewasa. Tes ini bernama PIAAC. sebuah tes berstandar internasional juga untuk menguji tingkat literasi, numerikal, dan sains orang berusia 16-50 tahun. Dan hasilnyaa.. Skor Kemampuan Kognitif rata-rata lulusan Sarjana Indonesia setara dengan kemampuan kognitif anak SMA di 30 negara lain. Ditambah lagi, ternyata hasil ini setara dengan anak SMP di Denmark. Bangun guys! ternyata kemampuan kognitif rata-rata sarjana kita di bawah anak smp denmark.
Tumblr media
Mengapa Tes ini Begitu Penting?
Saya setuju dengan pemaparan sabda dan cania dalam podquest ini. Tes semacam PISA dan PIAAC ini menjadi penting karena dapat memetakan tingkat kecerdasan manusia di setiap negara. Bukan hanya tes nya yang penting, tapi standardisasi akan tes tersebut menjadi sangat penting karena berkaitan dengan kemampuan kognitif masyarakat Indonesia. Saya masih yakin bahwa banyak diantara kita yang merasa "biasa-biasa" saja dengan skill literasi dan numerasi. Padahal, itu adalah skill fundamental seseorang untuk bisa "hidup" baik di dunia. Kemampuan kognitif akan menetukan cara dia membaca "realitas" dunia. Kemampuan kognitif yang baik akan membantu seseorang menemukan jalan keluar akan segala sesuatu.
Saya selalu percaya, tes matematika adalah hal yang sangat fundamental untuk bisa dikuasai oleh semua orang. Bukan semata-mata karena "rumus-rumus"nya, tapi tentang cara berpikirnya. Bodoamat dengan rumus-rumus matematika, yang terpenting adalah "cara berpikir" matematisnya. Maka saya tidak sependapat dengan orang yang bilang "buat apa belajar matematika, toh di kehidupan sehari-hari saya tidak pakai rumus pytagoras kok" atau "saya kan cita-citanya mau jadi pelukis, kenapa harus belajar matematika sih". Karena, saya menyadari bahwa matematika itu bukan rumus, tapi cara berpikir. Dibuat "tes matematika" karena kita perlu sebuah medium konkret untuk menuliskan cara berpikir tersebut. sangat filosofis bukan.
Dengan kemampuan kognitif yang baik, maka kita akan dapat menjadi "cerdas" yang sebenarnya. Bisa menerima dan mengolah informasi dengan baik. Semua orang saat ini hidup di era VUCA, kita perlu cepat beradaptasi dan melihat peluang. Tanpa memiliki kemampuan kognitif yang baik, maka sangat mudah bagi kita untuk menjadi martir dan tersingkir dari peradaban. Belum lagi tentang politik dan demokrasi, socrates sangat membenci demokrasi karena menurutnya, ketika orang-orang bodoh disuruh untuk mengambil voting, maka hasilnya akan bodoh pula. Masyarakat dengan kognitif yang rendah pasti akan mudah untuk diadu domba dengan hoax, termakan oleh narasi-narasi palsu. Maka penting bagi kita untuk meningkatkan kualitas kognitif kita.
Permasalahan Pendidikan Indonesia I: Standardisasi
Oke, kita ingin "mencerdaskan bangsa". Pertanyaannya, standardnya apa? Menurut hemat saya, tes semacam PISA dan PIAAC ini bisa menjadi standard kemajuan kecerdasan kita. Kalau memang hasil PISA dan PIAAC kita rendah, maka kita harus jujur dan mengakui bahwa memang bangsa kita secara standard internasional masih di bawah rata-rata. Tapi tentu ini perlu menjadi semangat kita untuk terus berkembang.
Yang jadi masalahnya, apakah pendidikan kita saat ini sudah "sesuai" dengan standard yang sudah dibuat secara internasional?
Jika melihat cara bekerja kementerian pendidikan saat ini, tolok ukur yang kita gunakan sangatlah berpaku kepada kuantitas dibandingkan kualitas. Lihat saja, hasil transparansi yang ditunjukan oleh kementerian pendidikan adalah berupa sekian juta orang yang bersekolah, sekian ratus ribu sekolah dibangun, sekian ratus juta perbaikan fasilitas sekolah, sekian ribu orang menjadi sarjana. Pertanyaannya, memangnya itu berarti kita "cerdas"? Amanat UUD adalah untuk "mencerdaskan bangsa". Maka kita perlu punya standardisasi yang tepat tentang makna "cerdas" itu apa. Jangan terlalu naif, kita perlu standard internasional untuk bisa mendefinisikan "cerdas" itu apa. Karena kita semua hidup di zaman super cepat dan globalisasi, maka kita perlu memiliki kemampuan berpikir yang "berstandar global" juga
Permasalahan Pendidikan Indonesia II: Kualitas Pendidikan dan Guru
Jika kita sudah memiliki standard yang benar tentang "bagaimana itu cerdas", maka selanjutnya kita perlu menyesuaikan cara belajar kita dengan kualitas pendidikan yang terstandardisasi. Penekanan terhadap literasi, numerikal, dan sains, adalah kuncinya.
Lalu muncul pertanyaan: Bagaimana dengan kebutuhan anak seperti kemampuan estetika, moral, olahraga, dll?
Justru dengan kita menekankan pada pelajaran literasi, numerikal, dan sains (tok), maka jumlah pelajaran kita yang bejibun itu bisa banyak di-cut. Realita anak harus belajar dari jam 7 sampai jam 3 sore sangat menyeramkan. Pulang sekolah yang ada capek dan letih. Tapi dengan memfokuskan pada 3 pelajaran utama, maka jumlah pelajaran semakin sedikit, jam belajar semakin sedikit pula. Setelah itu anak justru akan punya waktu yang lebih banyak untuk aktualisasi diri: untuk ikut pesantren kilat, untuk belajar beladiri, untuk bermain sepak bola, untuk berlatih tari, dan lain-lain.
Kita juga selalu menggaungkan tentang kesejahteraan guru. Tentang guru yang gajinya sangat kecil namun bebannya sangat berat.
Yang saya pahami, kenapa gaji guru kecil salah satunya dikarenakan jumlah guru yang sangat banyak. Jumlah yang sangat banyak ini juga bisa terjadi dikarenakan mata pelajaran yang terlalu banyak tadi. Oleh karenanya, justru dengan memangkas mata pelajaran, maka akan membuat jumlah guru semakin terkendali, memiliki gaji yang besar, dan kualitas mengajar yang lebih baik.
----
Menurut saya, kita harus mulai berhenti berada pada status quo yang selama 20 tahun ini mengekang kita. Jika kualitas kognitif Indonesia masih begini-begini saja, bagaimana bisa kita mencapai bonus demografi 2045.
(Anyway, setelah tau kondisi kognitif kita seperti ini, saya juga jadi ikut berkaca diri, kok. Tau apa yang sedang saya lakukan sekarang-sekarang? saya jadi belajar ulang matematika! bukan untuk menghafal rumus-rumus. Tapi untuk mengasah cara berpikir yang runut, sistematis, detail, dan problem solving) Selamat menjadi jerome polin, all.
0 notes
scontomio · 1 year
Text
Tumblr media
💣 CreativaMente- Pytagora-Gioco in Scatola-Smarty Puzzle 🤑 a soli 13,65€ invece di 22,00€ ➡️ https://www.scontomio.com/coupon/creativamente-pytagora-gioco-in-scatola-smarty-puzzle/?feed_id=31036&_unique_id=636696717ce3f&utm_source=Tumblr&utm_medium=social&utm_campaign=Poster&utm_term=CreativaMente-%20Pytagora-Gioco%20in%20Scatola-Smarty%20Puzzle #coupon #creativamente #giochiegiocattoli #amazon #scontomio
0 notes
myfrncsme · 5 years
Photo
Tumblr media
did you guys know: June 23rd is Pytagoras Fighter Day
70 notes · View notes
Text
Other people had a train of thought. I have a buss of thought. The buss fungtions like a buss. It drives, stops and new people get on. Tho sometimes legolas is the driver and he is a. Not a good driver and b. He doesent let math come on board. He just says its full and drives right by pytagoras and multiplications. When i get a song stuck in my head is beacuse the driver blasts it. is this just me or?
6 notes · View notes
onlyyu · 3 years
Text
Wisdom Arabian 10.000 years falla makarim harvard 4
Rojulun yadri wa yadri annahu yadri
Rojulun yadri wala yadri annahu yadri
Rojulun la yadri wa yadri annahu la yadri
Rojulun la yadri wala yadri annahu la yadri (jahul moraqob)
A man who knows not and knows that he knows it a student, teach him!
A man who knows and knows not that he knows is asleep;wake him! Full potensial
He who knows and knows that he knows is a wise man; follow him.
He who knows not, and knows not that he knows not, is a fool (orang pandir)
Pytagoras:
0 notes
15011501m · 3 years
Text
Petagoras Damashi
Petagoras Damashi The battle figure of the Ghost, which takes power from the spirit of Pytagoras, is a mathematician and an ancient Greek philosopher.
อ่านต่อเพิ่มเติม    โรงเรียนบ้านสันดอน สาระสำคัญ      พ่อของฉันบริสุทธิ์
0 notes
lebfilm · 4 years
Photo
Tumblr media
KOMPLEX – PYTAGORA SIGNS 1
0 notes
pedrosemester03 · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Mel Bochner
in order:
Pytagoras (1) - 2006
__
Rules of Inference - 1974
__
Four Shapes - 1976
https://www.wikiart.org/pt/mel-bochner
#03
0 notes
bluebritany · 5 years
Text
At my profs doors
Tumblr media
Tags: einstein, pytagoras, math, Stephen Hawking
406 points, 16 comments.
source http://9gag.com/gag/av8vB1n
0 notes
italianaradio · 5 years
Text
SANT’AGATA DEL BIANCO Questa sera l’edizione 2019 de “Il borgo dell’arte e dei sapori”
Nuovo post su italianaradio https://www.italianaradio.it/index.php/santagata-del-bianco-questa-sera-ledizione-2019-de-il-borgo-dellarte-e-dei-sapori/
SANT’AGATA DEL BIANCO Questa sera l’edizione 2019 de “Il borgo dell’arte e dei sapori”
SANT’AGATA DEL BIANCO Questa sera l’edizione 2019 de “Il borgo dell’arte e dei sapori”
R. & P. Per molti è già “il Borgo dell’Arte e dei Sapori” più bello di sempre. E non solo per la grande varietà di spettacoli e di artisti, per la peculiarità degli stand e dell’offerta gastronomica. Ma anche per il tema della serata: La conquista della luna. E proprio per ricordare lo sbarco dell’uomo sulla luna ci saranno installazioni particolari (tra le quali emerge anche la leggenda del “lupo mannaro” di Sant’Agata), una postazione astronomica del Planetarium Pytagoras di Reggio Calabria, tutti i musei aperti e una originalissima “Serenata per un satellite e uno spettatore” che si svolgerà all’inizio della Via delle Porte Pinte (Museo artisti santagatesi). Insomma, il borgo di Saverio Strati e dei murales si svelerà come non si era mai visto. Ed in più ci saranno giocolieri, ritrattisti, violinisti e artisti di strada. A proposito dello sbarco sulla luna Pier Paolo Pasolini ebbe a scrivere :”queste impronte mi rievocano altre impronte. Non si tratta di una novità: non mi si manifesta qualcosa di ignoto. Si tratta ancora una volta di un ritorno..”. Il ritorno è anche quello di un rapporto costante di sguardi e pensieri che tutti gli uomini, di tutte le epoche, hanno provato, di notte, alzando gli occhi verso il cielo. Al di là dei miti e delle mode passeggere, quindi, ecco un altro evento di qualità in un paese che sta diventando punto di riferimento culturale e artistico dell’intero territorio.
R. & P. Per molti è già “il Borgo dell’Arte e dei Sapori” più bello di sempre. E non solo per la grande varietà di spettacoli e di artisti, per la peculiarità degli stand e dell’offerta gastronomica. Ma anche per il tema della serata: La conquista della luna. E proprio per ricordare lo sbarco dell’uomo
Gianluca Albanese
0 notes
irvancwa · 6 years
Text
Like Father Like Son
Kutipan termahsyur dari negara barat sana, Like Father Like Son itu ternyata tidak hanya sekedar ucapan belaka. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari universitas ternama seperti Harvard, Stanford dll memang menyebutkan bahwa anak ditentukan oleh orang tuanya.
Khusus untuk anak laki-laki ditentukan oleh ayahnya. Komposisinya seperti ini, sifat ditentukan oleh genetik ayah dan rupa ditentukan oleh genetik Ibu. Jadi kalau mau punya anak yang berparas menarik pastikan wajah ibunya meneduhkan. Kalau mau punya anak yang bersifat baik pun jadilah pria yang baik pula.
Hukum ini sama seperti hukum pytagoras, kalau sisi satu 3 dan sisi satunya 5 maka sisi miringnya pasti 4. It is called qadarullah, or ketetapan Tuhan. Tidak perlu berdoa saja memang itu yg bakal terjadi.
Karena kadang kita berdoa meminta sesuatu yang sudah menjadi ketetapan-Nya. Seperti meminta ganti kelamin dari yang awalnya laki-laki menjadi perempuan. Sekeras apa pun kita berdoa 24 jam di rumah ibadah. Jenis kelamin kita tetap tidak akan berganti. Kecuali Anda datang ke dokter kelamin dan membayar puluhan juta.
But, praying works in magical way right?
Sama seperti genetik tadi, peran orang tua sangat berpengaruh terhadap anaknya. Akan ada sifat "nature" atau bawaan yang dititiskan dari orang tua kepada anaknya. Baik melalui pengajaran atau dibiarkan saja. Nah disini baru sejalan dengan hadis Rasulullah SAW.
"Seorang anak itu murni, orang tuanya yang menentukan apakah ia Muslim, Yahudi atau Kristiani"
Lagi-lagi orang tua lah yang menentukan kehidupan seorang anak. Dalam konteks hadis Nabi menentukan agama sang anak tersebut. Dalam konteks genetik berdasarkan penelitian menentukan sifat dan paras seorang anak.
Tapi yang akan saya bahas bukan soal agama atau paras. Menurut hemat saya, dua hal itu sudah ada pakarnya masing-masing.
I am not an expert in parenting but somehow, literally beberapa akhir ini, Tuhan mempertemukan saya dengan banyak orang tua hebat dan menghasilkan anak yang jauh lebih hebat.
Bagi calon orang tua, mempersiapkan perkembangan untuk anak dimulai sebelum pernikahan. Bahkan saat masih muda atau lajang. Menjadi pemuda yang baik dan masuk ke level calon orang tua yang baik. Begitulah pesan orang tua hebat yang saya temui beberapa waktu yang lalu.
Begitu pula saya dan ayah saya, somehow beberapa sifatnya saya rasakan dan yakini betul mengalir ke dalam darah saya, baik dan buruknya. Tidak tahu apakah mungkin itu suatu kebetulan karena dulu saya sempat berdoa ingin menjadi seperti ayah saya.
Seperti bocah kecil lain yang mengagumi ayahnya begitu pula saya. Bagi saya, my father can handle all the things. Beberapa kali beliau dapat beralih menjadi profesi orang lain kadang tukang benerin genteng, sopir, television repairman, swimming and driving teacher, bahkan montir walau profesi utama ayah saya adalah seorang supervisor teknik waktu itu yang jauh dari profesi utamanya. But, it is impressed me, a lot. He can do everything.
Dulu saya sempat berujar kepada ibu saya,kalau sudah besar saya ingin mencari istri seperti ayah saya yang bisa melakukan segalanya, saking saya mengagumi kelebihan beliau melakukan segalanya.
Sampai di usia dewasa ini menjadi seorang pengusaha juga berkat keteladanan yang beliau lakukan. Menjadi seorang CEO, Chief Everything Officer not executive.
Di usia yang sudah harusnya dikategorikan dewasa ini, keinginan tersebut berganti menjadi I should be the next my father.
Tulisan ini bukan untuk melebihkan ayah saya, saya yakin pembaca juga punya sosok ayah yang lebih daripada ayah saya.
Karena ayah adalah sosok keteladanan sepanjang masa bagi anaknya. Bahkan sepeninggalnya seorang ayah, banyak anak yang sukses karena terpengaruh ayahnya saat masih hidup.
Maka dari itu, yang mau jadi calon ayah persiapkan diri ya sedari dini. Santai aja kalau masih jomblo. It takes a lot of time and study to become a great father tho. *talking to my self*
Karena kalau kata Anies Baswedan, kemajuan bangsa dimulai dari keluarga. Menjadi keluarga yang baik ikut berkontribusi menjadi warga negara yang baik pula. Dan peran pentingnya siapa lagi kalau bukan kepala keluarganya
Selamat ulang tahun bapak, 30 hari bercerita ini spesial untuk Anda
0 notes
Quote
Tetaplah puas melakukan perbuatan yang baik. Dan biarkanlah orang lain membicarakan dirimu sesuka mereka
Pytagoras
0 notes