Tumgik
#membenci Rasulullah
masbagyo · 2 years
Text
Peringatan Bagi Pembenci Nabi Muhammad SAW
Peringatan Bagi Pembenci Nabi Muhammad SAW
google Kejadian penghinaan terhadap Rasulullah SAW senantiasa berulang. Setelah kasus Holywings yang menyebabkan penjarakannya 6 tersangka, kemudian beredar lagi video muda-mudi yang sedang pesta minuma keras, dan dengan entengnya dari mulut mereka mengeluarkan kata-kata yang menghina dan melecehkan terhadap panutan umat Islam itu. Kita tidak pernah tahu apa motifnya, disengaja atau tidak, namun…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
auliasalsabilamp · 1 month
Text
Lahir sebagai seorang muslim adalah privilege terbesar yg patut di syukuri
Ummar bin Khattab, dulunya adalah orang yg paling membenci Islam, memerangi islam, bahkan ia ingin membunuh Rasulullah, yg menurut sebagian orang ia paling tidak mungkin masuk islam di zaman itu. Tetapi, ketika ia masuk Islam, Ummar menjadi sahabat terbaik dalam sejarah, setelah Abu Bakkar. la masuk ke dalam daftar sahabat yg di jamin masuk surga dan Allah buatkan untuknya rumah di surga. Ini adalah signal bahwa Islam tidak melihat masa lalu seseorang. Seburuk apapun seseorang di masa lalunya, rahmat Allah terbuka luas bagi siapa yg bertaubat.
Abu Lahab, ia adalah paman nabi, hidup bersama nabi, memiliki keponakan seorang nabi, tapi ia menjadi pemeran utama di balik penolakan dakwah nabi di Makkah. la memusuhi, menolak juga menyerang dakwah yg Rasulullah bawakan. Sebagaimana nasab tidak menjadikan seseorang mulia di sisi Allah, tidak pula sebagai jaminan hidayah itu datang kepada seseorang yg memiliki nasab yg mentereng. Tapi Allah memberi hidayah kepada siapa yg la kehendaki.
Bilal bin Rabbah, seorang budak berkulit hitam yg di rendahkan oleh kaumnya. Namun ketika bilal masuk islam, ia justru menjadi satu dari sekian sahabat yg juga Allah jamin surga. Ini adalah bukti bahwa Islam tidak melihat seseorang dari harta, rupa maupun kedudukannya. Tapi Allah melihat seseorang dari hati dan amalnya.
Namun, pernahkah kita berpikir? Para sahabat yg masuk islam terlebih dahulu mereka masuk islam dengan perjuangan, pencarian, bahkan sebagian dari mereka masuk islam harus berdarah-darah terlebih dahulu. Ada yg harus safar menempuh perjalanan bertahun-tahun, dibuang dari keluarganya, di miskinkan, di siksa, bahkan ada dari mereka yg di bunuh karena masuk islam.
Sedangkan kita? Allah tidak menyuruh kita memilih dari rahim siapa kita di lahirkan! Tapi Allah pilihkan kita lahir dari rahim seorang ibu yg beragama Islam! Kita lahir di atas kebenaran, di atas satu-satunya agama yg Allah ridhoi, di atas agama yg haq.
Pernahkah kita bersyukur atas nikmat yang begitu besar itu?? Berapa kali kita bersyukur karenanya? Atau justru ternyata kita kufur dengan keislaman kita?
Kota Bogor, 08 Mei 2024 | 05.52 WIB
100 notes · View notes
aksarahumaira · 2 months
Text
Tujuan Menikah
Tumblr media
Katanya, luruskanlah niat dalam pencarian atau masa penantian. Pernikahan nanti, benar-benar untuk ibadah semata, meraup banyak pahala di dalamnya. Benarlah bahwa disebut mitsaqan ghalidza, itulah perjanjian yang agung dengan Rabb-nya semesta. Allah hadirkan sakinah, mawaddah dan rahmah setelah terucap "saya nikahkan..."
Pernikahan yang ditunggu nanti bukanlah untuk menambah harapan pada manusia, bukan juga mengisi kesendirian yang kerap kita pertanyakan kapan ujungnya. Bukankah sebaik-baik tempat berharap hanya kepada Allah semata? Bukankah tak sedikit pasangan yang tetap merasakan kesendirian dalam pernikahan?
Berbahagialah mereka yang ketika masih sendiri, Allah jadikan menggantungkan harap hanya kepadaNya. Kelak nanti, kita tak bisa berharap pada pasangan, anak ataupun keluarga. Allah lah sebaik-baik penolong, sang Maha dari segala Maha.
Semoga Allah temani kita berjuang di jalan-Nya, Allah ridhoi perjuangan ini berdua denganNya. Cukuplah Allah ada sebagai penenang jiwa dengan kesendiriannya.
_____________
Again, makasih kak May atas segala nasihatnya, atas segala cerita penuh hikmahnya, atas pelukan penuh kasih sayangnya. Orang yang benar-benar aku syukuri bertemu dengannya diantara banyak orang di dunia ini... murobbiku sendiri. Nasihatnya penuh hikmah dari Quran dan hadits, semoga Allah izinkan tetap dan terus ada di lingkaran yang sama :")
“”Sesungguhnya apabila Allah mencintai seseorang, maka Dia akan memanggil malaikat Jibril seraya berseru: ‘Hai Jibril, sesungguhnya Aku mencintai si fulan. Oleh karena itu, cintailah ia! ‘ Rasulullah bersabda: ‘Akhirnya orang tersebut pun dicintai Jibril. Setelah itu, Jibril berseru di atas langit; ‘Sesungguhnya Allah mencintai si fulan. OIeh karena itu, cintailah ia! ‘ Kemudian para penghuni langit pun mulai mencintainya pula.’ Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Setelah itu para penghuni bumi juga mencintainya.’ Sebaliknya, apabila Allah membenci seseorang, maka Dia akan memanggil malaikat Jibril dan berseru kepadanya: ‘Sesungguhnya Aku membenci si fulan. Oleh karena itu, bencilah ia.’ Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Lalu malaikat Jibril berseru di langit; ‘Sesungguhnya Allah membenci si fulan. OIeh karena itu, bencilah ia!” Kemudian para penghuni langit membencinya. Setelah itu para penghuni dan penduduk bumi juga membencinya.”  (HR. Muslim).
Kemarin diingatkan hadits ini di sesi ketika cuma berdua di musholla kampus. Gapapa, yuk mulai lagi, mulai berjuang lagi :")
-dari yang sedang mengejar cinta Allah semata.
Depok, 31 Maret 2024.
59 notes · View notes
penaalmujahidah · 1 month
Text
Apakah kamu kecewa saat apa yang kamu minta di sepertiga malam tidak terkabul sesuai apa yang kamu inginkan? Aku tahu, rasa kecewa itu pasti ada. Tapi jika kita mengimani takdir dengan benar, kecewa itu tak akan membuat kita mencela Allah. Karena Allah memahamkan kita bahwa apa-apa yang telah Allah atur itulah yang terbaik untuk kita.
Mari duduk sejenak, menghela napas dengan pelan, merenungi bagaimana takdir mengalir.
Aku paham, ada perasaan sakit yang menghujam dalam hatimu atas apa yang menimpamu. Atas kenyataan yang tak sesuai dengan harapan, atas doa-doa yang terkabul dalam bentuk lain. Tapi tahukah kamu, mengapa Allah izinkan itu terjadi kepadamu? Itu karena Allah tahu bahwa kamu bisa kuat menerima kenyataan dan kamu percaya kepada Allah bahwa ketentuannya selalu baik untukmu. Karena sejatinya apa yang kita minta belum tentu yang terbaik, tapi apa yang Allah beri pastilah yang terbaik. Bukankah begitu?
Aku yakin kamu kuat dengan bantuanNya. Doa-doa yang kamu panjatkan setiap malam, tidak pernah sia-sia. Di setiap lirih doamu yang belum terkabul atau dikabulkan dalam bentuk lain, bisa jadi ada banyak pahala yang terkumpul karena kegigihanmu dalam berdoa. Sebab berdoa bukan hanya soal meminta, tetapi sebagai wasilah untuk kita lebih dekat kepada-Nya.
Mari kita mengingat sebuah riwayat saat Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam memberikan nasihat dengan begitu lembut, "Ketahuilah, bahwa seandainya seluruh umat berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak akan dapat memberi manfaat kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah untukmu. Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk menimpakan suatu kemudharatan (bahaya) kepadamu, maka mereka tidak akan dapat menimpakan kemudharatan (bahaya) kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering."
Kamu paham maksud nasihat Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam itu bukan? Bahwa ketentuan Allah pasti terjadi, sekuat apa pun kita berusaha menahannya. Bahkan meskipun seluruh manusia berusaha menghentikannya, ketentuan itu tetap akan terjadi.
Jangan bersedih, berbahagialah sebagaimana Ali pernah berkata, "Jika Allah mengabulkan doaku maka aku bahagia, tetapi jika Allah tidak mengabulkan doaku maka aku lebih bahagia. Karena yang pertama adalah pilihanku, sedangkan yang kedua adalah pilihan Allah".
Sekuat apa pun kamu menginginkan sesuatu yang kamu anggap baik, tidak menjamin apa yang kamu inginkan itu benar-benar baik untuk kehidupanmu di masa mendatang. Pandangan kita ini sangatlah terbatas, tidak pernah bisa menembus celah-celah kecil yang bisa jadi akan membahayakan kita. Sedangkan pengetahuan Allah itu luas, Allah tahu masa depan, Allah bisa lihat sisi yang tak bisa kita lihat. Oleh karenanya benarlah firman-Nya dalam Al-Baqarah ayat 216, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal bisa jadi itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui."
Tetap yakin ke Allah ya, bahwa Allah selalu dan pasti memberikan kebaikan untuk kita. Tidak pernah sedikit pun Allah dzalim kepada hamba-Nya. Justru kitalah yang sering dzalim terhadap diri sendiri.
Allah menyayangimu dengan cara-Nya. Tapi kita selalu salah dalam memaknainya. Percayalah, suatu saat kamu akan bersyukur terhadap takdir yang Allah tetapkan. Meskipun pada awalnya kamu tidak menyukainya.
Semoga Allah melapangkan hati kita untuk menerima setiap takdir yang datang. Hiduplah dengan penyerahan diri yang utuh kepada-Nya, dengan begitu kita akan tenang.
@penaalmujahidah
30 notes · View notes
tulisanmimi · 2 months
Text
Cerita tentang Korea
Sebagai manusia yang menyukai hal-hal yang telah terencana dan berjalan sebagaimana adanya. Pandemi memberi pukulan cukup berat karena banyak rencana yang tidak tunai, juga alasan demi alasan yang kadang sengaja dicipta untuk excuse yang seharusnya tidak perlu, tidak penting. Dari menyalahkan orang lain, situasi, hingga diri sendiri. Kehilangan demi kehilangan orang yang di cintai sampai hal-hal rumit menghampiri membuatku akhirnya memutuskan untuk pergi ke psikolog. Keputusan ikut CC dan selalu mencuri hikmah dari sgnya mas Gun membantu banyak keputusanku untuk pergi ke proffesional. Dua sesi ku lewati, aku di diagnosis emotional numbness. Iyaa, saking banyaknya kejadian bertubi-tubi aku ngga bisa nangis. Selain dipaksa oleh keadaan. Aku tidak ingin bunda khawatir. Walau disisi lain saat itu aku dapat kerjaan, finansial cukup stabil sehingga bisa bantu-bantu di rumah. Tapi rasanya masih kosong. Tiba tiba perasaan aneh. Lalu psikoterapi yang di tawarkan dokterku kala itu meminta untuk menekuni hobi kembali. Hahaha. Iyaa, aku lupa kebiasaanku membaca buku fiksi dan nonton. Kala itu dokterku bilang untuk menonton movie 2521. Saat itu aku kembali dibuat jatuh cinta dengan hobiku lagi. Padahal dulu ingat betul pas awal awal hijrah selalu bilang, aku ngga suka korea, boy/girl band sekarang malah sering lihat. Walau aku sadar disana banyak juga hal-hal yang terselip lgbtq dsb. Dari mereka belajar kegigihana atas karya. Kalau mereka membuat karya seyakin, segigih, setangguh dan se keren itu, kita sebagai muslim harusnya bisa lebih dari itu, karena kita punya contoh terbaik, uswatun hasanah yang menjadi rahmatan lil'alamin, Rasulullah shallallahu 'alayhii waa salam. Allahumma sholli 'ala Muhammad, wa 'alaa ali Muhammad.
Jadi, sebelum mengenal exo, aku ddi buat sesuka itu (aka. dibukakan pintunya dari) movie 2521 mba Taeri yang badas abis aktingnya, juga mas kyungso di it's okay that love yang nyeritain seorang penulis dan alter egonya. Setelah nonton bad persecutors jadi tahu lagunya kyungso dan kenal exo. Wkwkwk.
Rangkuman ini sengaja dibuat agar aku tidak berlebihan dalam mencintai, menyukai ataupun membenci. Dimasa depan tidak pernah tahu apa yang terjadi.
Semisal drama slice of life dan actionnya drakor bantu aku banyak mengenali emosi yang sengaja aku timbun dan release pelan-pelan hingga akhirnya kini pulih. Alhamdulillah. Atas izin Allah, Biidznillah. Drama korea juga ada sisi baiknya jika kita mampu memilih dan memilah yang menjadi input dalam diri kita. Pastikan ia bukan menjadi candu agar tetap logis antara realitas dan imaji.
Salam sayang untuk diriku sendiri,
Mimi🤍💐
7 notes · View notes
adilemadil · 1 year
Text
Belajar Menyayangi dari Para Ulama Hadits
Dalam tradisi muhadditsin (para ulama hadits) terdapat salah satu hadits yang sering diulang-ulang, utamanya saat sebuah pertemuan antara murid - guru pertama kali berlangsung atau saat sebuah majlis kitab hadits tertentu pertama kali dilaksanakan atau juga momen-momen yang itu menggambarkan awal mula perjumpaan; yang disebut hadits musalsal bil awwaliyyah/ hadits rahmah. Hadits yang kami dapatkan dari guru kami, bersambung hingga Sufyan bin Uyaynah, dari Amru bin Dinar, dari Abi Qabus dari Abdullah bin Amr bin al-Ash dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda:
الراحمون يرحمهم الرحمن تبارك و تعالى ارحموا من في الأرض يرحمكم من في السماء
Orang-orang yang saling berkasih-sayang (saling rahmah) mereka akan disayang oleh Sang Maha Rahman; Allah tabaraka wa ta’ala, sayangilah siapapun yang ada di bumi maka penduduk langit akan menyayangi kalian.
[Note: Syaikh Mahfudz at-Turmusy menjelaskan bahwa penduduk langit ialah para malaikat yang akan mendoakan kebaikan bagi mereka yang bersikap rahmah kepada penduduk bumi].
Diantara hikmah hadits musalsal bil awwaliyyah tersebut menjadi opening sebuah majlis, kitab, dan perjumpaan ialah bahwasanya para ulama muhadditsin ingin mengajarkan kepada kita: Sebelum kita memulai segala sesuatu, tanamkan jiwa rahmah dalam diri kita. Jangan pernah karena sebab kita mengetahui sesuatu kita bersikap sesuka hati dan mengabaikan hak orang lain apalagi takabbur. Karena sungguh, salah satu inti dari ajaran Islam adalah rahmah kepada seluruh makhluk, sebagaimana dalam surah Al-Anbiya’ Allah tabaraka wa ta’ala berfirman: wa maa arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamin (tidaklah kami mengutusmu {Muhammad} kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta).
Rahmah ialah bagian dari akhlak, dan akhlak adalah inti dari ajaran Islam. Kita tidak pernah tahu perpecahan apa yang akan didengungkan oleh orang-orang yang hatinya penuh dengki, namun yang kita tahu dan kita semua setuju, bahwa dengan pemahaman Islam yang benar hati kita akan tersibukkan dengan mencintai hingga lupa apa itu membenci.
23 notes · View notes
coretan-sn · 3 months
Text
NGAJI JOMBLO 07 : Menikah Karena Allah atau Modus Pacaran Syariah
By : ustdz Felix
Bagaimana memaknai menikah karena Allah dari awal sampai akhirnya. Bagaimana kita tahu kalau kita menikah karena-Nya?
Kalau berbicara tentang kecintaan kita, siapa sih yang paling berhak mendapat kecintaan kita? Mungkin jawabannya ibu bapak kita, karena yang paling berkorban dan berjasa untuk kita. Di dalam Islam juga menyebutkan ibu sebagai kemuliaan sebelum bapak. Allah memberikan kehidupan melalui ibu kita, Allah memberikan nafkah melalui bapak kita. Maka wajar jika kedua orang tua mendapat kecintaan yang beda dengan yang lain. Itu secara teoritis
Tapi sebenarnya Allah lebih penyayang daripada orang tua kita. Allah memelihara manusia sebelum manusia ada di dunia, ibunya mungkin tidak bisa menjaga ketik tidur, bermain dll tapi Allah bisa menjaganya dan Allah lebih layak mendapatkan rasa cinta daripada manusia. Maka konsep dalam Islam yang sederhana, kita harus menaruh Allah dan rasul itu di atas segala-gala kecintaan kita.
Seseorang tidak akan merasakan manisnya iman kecuali ia merasakan 3 perkara. Pertama dia mencintai Allah dan rasul lebih daripada segala-galanya, kedua dia mencintai seseorang dan dia tidak mencintai seseorang itu karena Allah, yang ketiga dia tidak suka kembali kepada kekufuran setelah Allah tunjuki akan Islam-Nya itu, sebagaimana ia tidak suka di lemparkan ke dalam api neraka.
Dalam hadits dikatakan termasuk daripada keimanan kepada Allah atau kebahagiaan kepada Allah adalah ketika kita mencintai seseorang karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, menerima karena Allah dan menikah karena Allah. Menikah karena Allah tidak akan bisa di pahami jika kita tidak memahami cinta kepada Allah melebihi segala-galanya. Seseorang tidak bisa dikatakan mencintai karena Allah jika masih menaruh Allah di nomor yang ke sekian (namanya ini modus)
Kebanyakan diantara kita mau menikah karena Allah, mendapatkan janji Allah dalam pernikahan, pengen dapat cowok yang bagus dan sholeh, pengen istri sholehah yang bisa mengurus rumah tangga dan ibu terbaik untuk anak-anaknya. Pengen keluarga yang baik, family goals seperti siti Khadijah dan Rasulullah tapi sayangnya tidak menjalankan apa yang dikatakan Rasul dan Allah. Ini menjadi problem besar yang terjadi pada orang-orang saman sekarang, modus pacaran.
Jika menikah karena Allah maka jelas-jelas jangan memulai dengan maksiat. Ada dua orang perempuan dan laki-laki mepet-mepetan khalwat, ada aktivitas tertentu yang pada akhirnya membuat seseorang kecelakaan. Jangan percaya hanya pegangan tangan, karena laki-laki tidak hanya cukup dengan pegangan tangan dan tidak mungkin terjadi hal-hal yang buruk jika memang hanya pegangan tangan. Mungkin jika baru 3 minggu pacaran dan pegangan tangan itu bis jadi, tapi kalau pacarannya sudah 3 tahun apakah hanya pegangan tangan aja? Tidak normal laki-laki kalau masih pegangan tangan aja, karena ibarat ikan asin yang di kasih ke kucing pasti langsung habis di lahap.
Pacaran itu bukan hal yg tepat untuk mendapatkan orang yang kelak nanti akan menjadi pasangan kita. Menikah karena Allah maka kita perlu orang yang taat pada Allah, yang mencintai Allah lebih dari segala-galanya. Bukan kebalik, mencintai Allah karena dia. Nanti malah nggak mau kalau nggak sama dia, dengan alibi “saya deket sama dia malah rajin sholat, kalau deket sama dia jadi agamis”
Arti mencintainya karena Allah adalah kalau dia taat anda cinta, kalau dia maksiat anda tidak suka. Jika Allah sudah di tempatnya (hati kita) maka kita akan bertanya padanya “Ya Allah kira-kira gimana ya orang yang Engkau suka, karena aku nggak akan mau suka kecuali yang kamu suka” Jika sudah begitu maka Allah datangkan hamba-hambaNya yang Allah cintai juga, untuk mencintai kita. Itu rumusnya. Sehingga maksudnya adalah kita tidak justru melakukan perkara-perkara yang di larang oleh Allah . Tapi kalau sampai sekarang masih kekeuh dan kemudian untuk berhubungan dengan cara yang salah, sudah dikasih tahu sama Allah bahwa jangan berkhalwat tapi masih tetap melanggar, ya jangan harap bisa mendapat family goals seperti Rasulullah. Berdua-duaan tidak hanya di ruang nyata tapi di ruang maya.
Bagaimana agar pernikahan itu barokah? Barokah itu dziadatul khair Allah yang ngasih. Bagaimana bisa mendapat keberkahan kalau seandainya dari awal sudah melakukan yang Allah nggak suka. Menikah itu adalah fase ujung mencintai karena Allah, ingat baik-baik kalau kita sudah mencintai karena Allah lebih daripada segala-galanya di atas dunia ini. Maka Allah akan pilihkan hamba-hambanya yang terbaik untuk mencintai kita dengan waktu yang baik dan paling tepat dengan bentuk yang Paling kita tidak bisa bayangkan.
2 notes · View notes
mutiarafirdaus · 11 months
Text
Aku mau pulang. Tapi maunya punya keluarga normal.
Emang yang disebut normal kayak gimana?
Yaa yang masing masing jalanin perannya. Orangtua sayang anak, anak sayang orangtua. Saudara saling dukung. Orangtua juga saling dukung dengan pasangan. Semua saling menghargai hak dan kewajiban sesama.
Dampaknya bakal apa kalo punya keluarga normal seperti yang kamu definisikan emangnya?
Yaa anggota didalamnya bakal bahagia sepertinya. Ga terus menerus dirundung duka dan ketakutan untuk pulang. Ga terus keluar buat cari tempat. Ga terus membenci orang orang yang Tuhan bilang kita disuruh berbuat baik sama mereka.
..... Sejujurnya takut salah ngomong karena kita beda dimensi. Aku ga selalu menjadi saksi dari segala yang terjadi. Cuman mau ingetin aja hehe.
Rasulullah SAW gapunya orangtua normal yang kamu definisikan tadi, karena emang udah meninggal sejak beliau kecil banget. Saudara juga gapunya. Kerabatnya dan kaumnya yang dulu sayang banget sama beliau jadi berubah musuhin banget sejak nubuwah digemakan. Ga main main loh musuhinnya.
Tapi beliau bisa tetap bahagia. Bisa tetap ngga benci sama orang-orang yang Tuhan perintahkan untuk berbuat baik pada mereka. Tetap bertahan sampai Allah perintahkan cari tempat baru. Kokoh dan berani menghadapi semua kekacauan itu dan tetap sabar melakukan kebaikan.
Nabi Yusuf juga. Beliau jadi korban konspirasi pembunuhan dan penculikan sama kakak-kakaknya. Apa itu saudara saling dukung? Emang si beliau punya saudara yang saling dukung. Tapi saling dukung buat menghancurkan beliau 😂
Sama Nabi Ibrahim juga, walaupun ada yang berpendapat Azar itu bukan ayah kandungnya tapi tetap aja beliau yang bersamai Nabi Ibrahim sejak kecil. Kalo orangtua zaman sekarang disebut toxic karena ga dukung apa yang anak sedang perjuangkan. Lah ini bukan ga dukung lagi. Tapi berdiri di front paling depan dalam menjegal perjuangan si anak.
Mungkin ketika kamu dengerin nasihat ini ga menjadikan dahaga mengaliri hati. Tapi aku mau ingetin lagi, kita ini Umat Islam. Umat terbaik.
Allah udah datang dan pergikan orang2 yang kiprah hidup mereka bisa dijadikan teladan akan tempaan hidup yang menyakitkan. Dari sana kita bisa munculkan kekuatan untuk bertahan melakoni peran di kehidupan. Mungkin kisah heroisme mereka terlupa dengan remahan urusan yang terlalu dibesarkan. Ayo buka lagi bukumu dan selami lautan hikmah didalamnya. Yakinilah memang teman terbaik adalah buku.
Terpenting. Harus pelan pelan lagi membangun keyakinan bahwa Allah Maha Menyayangi hambaNya. Jadi walaupun kamu merasa ada di lingkungan yang sungguh kacau dan tidak normal, yakinlah ada Rabb yang amat mencintaimu meski tak kelihatan.
...... Terimakasih ya, kamu boleh masuk lagi. Aku senang memanggilmu jika sedang kalut begini.
Hehe, tidak mengapa anak baik. Aku senang membersamaimu selalu. Ini aku sedang memelukmu ya, meski tak terlihat, kau bisa kan merasakan hangat?
8 notes · View notes
frasa-in · 2 years
Text
Tumblr media
Dear Sisters,
Mungkin sisters pernah mengalami, ketika menjadi makmum sholat, sangat terganggu dengan orang di shaf depan yang suka melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu, sehingga terlintas dalam pikiran "Orang ini sholatnya tidak khusyu’."
Tapi katanya kita tidak boleh ngejudge karena tampilan luar, meski kita meyakini apa yang kita lihat. Ternyata anggapan ini tidak sepenuhnya benar, ketika dikaitkan dengan amalan yang tuntunannya sudah jelas dalam Islam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun ketika melihat seorang mengacak-acak jenggotnya ketika sholat, beliau bersabda, “Sekiranya hati orang ini khusyu’, tentu anggota tubuhnya juga khusyu’.”
Para ulama sepakat, khusyu’ adalah ibadah hati. Apa yang terkandung dalam hati, akan menjadi arah dari tingkah laku. Sehingga kita bisa menilai, kekhusyu’an seseorang itu benar atau hanya sekedar penampakan di luarnya saja, dapat tercermin dari perilaku yang terlihat.
Kekhusyu’an yang dibuat-buat akan terlihat berlebihan dan terasa aneh. Hudzaifah bin Yaman ditanya, “Apakah khusyu’ kemunafikan itu?” Ia menjawab: “Jika engkau melihat tubuh khusyu’, tapi hati tidak khusyu’.”
Fudhail bin Iyadh membenci orang yang menampakkan khusyu’ lebih banyak dari apa yang ada dalam hatinya (hipokrit). Karena orang yang benar-benar khusyu’ tidak akan mau menarik perhatian orang lain dengan menampakkan kekhusyu’an yang berlebihan, kecuali yang memang sudah melekat pada dirinya.
Imam Ibnu Rajab berkata: “Asal (sifat) khusyu’ adalah kelembutan, ketenangan, ketundukan, dan kerendahan diri dalam hati manusia (kepada Allah ta’ala).” Sehingga khusyu’ tidak hanya terletak dalam ibadah sholat saja, tapi mencakup semua aktivitas manusia yang dilakukan hati, lisan, dan perbuatan.
Suatu hari para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merasa bosan (jenuh), lalu mereka berkata, “Wahai Rasulullah, berceritalah kepada kami.” Maka Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan firman-Nya: “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik.” QS. Yusuf: 3. Kemudian mereka merasa jenuh lagi, lalu berkata: “Wahai Rasulullah, berceritalah kepada kami.” Maka Allah menurunkan firman-Nya: “Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik.” QS. Az-Zumar: 23.
Kemudian mereka merasa jenuh lagi, lalu berkata: “Wahai Rasulullah, berceritalah kepada kami.” Maka Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan firman-Nya: “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk khusyu’ hati mereka mengingat Allah, dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka)?” QS. Al-Hadid: 16.
Hudzaifah berkata, “Yang pertama kali hilang dari agama kalian adalah khusyu’, dan yang terakhir kali hilang dari agama adalah sholat. Berapa banyak orang yang mendirikan sholat namun tidak ada kebaikan di dalamnya. Begitu cepat mereka masuk masjid untuk berjamaah, namun engkau tidak melihat seorangpun di antara mereka yang khusyu’.”
Syeikh Abu Isma’il Abdullah Al-Ansari Al-Hawari membagi derajat kekhusyu’an menjadi tiga:
Tunduk kepada perintah Allah dan Rasul-Nya, pasrah kepada hukum atau syariat, tidak menentangnya karena perbedaan pendapat atau mengikuti hawa nafsu, dan tunduk kepada kebenaran
Sibuk melihat kekurangan dan aib hati, yang merusak nilai amalnya karena terkotori ketidakikhlasan. Disisi lain melihat kelebihan orang lain, sehingga kita tidak mudah mencela atau membanding-bandingkan kebaikan atau keburukan seseorang
Menjaga keikhlasan saat mencapai tujuan. Sehingga tidak ada kebanggaan ketika berhasil, melainkan hanya kesyukuran penuh kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berdoa: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan.” HR. Muslim.
Cara mencapai kekhusyu’an adalah dengan belajar terus mengenal Allah subhanahu wa ta’ala, sehingga mendapatkan nilai kekhusyu’an yang makin tinggi. Ilmu menjadi tidak bermanfaat bila tidak menambah kekhusyu’an kita, sehingga berakibat jiwa tidak pernah merasa puas dan sulit terkabulnya doa.
Frasa: Perempuan, Ilmu, dan Rasa
50 notes · View notes
happyqalb · 7 months
Text
Memperbaiki keberpihakan.
Menjalankan Aqidah dengan konsep Al-Wala (Loyalitas dan Kecintaan)
Hadist Riwayat Tabrani, “sesungguhnya tali pokok iman bukan sholat tetapi saling mencintai karena Allah SWT”. Maka di dalam perjalanan kehidupan umat ini, tersimpanlah contoh abadi konsep saling mencintai karena Allah antara Muhajjarin dan Ansar.
Konsekwensi dari syahadat yang kita ikrarkan dengan lisan,dibenarkan dengan hati dan dibuktikan dengan amal atau perbuatan itu menjelar kesegala lini kehidupan. Bertauhid bukan hanya pengingkaran kepada selain-Nya tetapi menuntut untuk menyukai apa yang Ia sukai dan membenci, berlepas diri kepada apa yang Ia berlepas dan benci atasnya.
Wala dan baro’ ialah pondasi yang penting dalam membangun tauhid yang benar kepada Allah Swt. Tauhid yang benar akan menjadikan kehidupan hamba menjadi benar. Tauhid yang benar menjadikan jalan menuju Tuhan lebih nikmat. Meski dalam perjalanan kehidupan banyak ujian yang menyerta, tetapi bagi penempuh jalan keimanan yang senantiasa menjaga api tauhid tetap lurus dan menyala-nyala ia takkan mudah menggeser posisi Rabb dihatinya.
Wala dan baro’ adalah salah satu bagian dari syahadat. Wala berarti memiliki kecintaan kepada-Nya. Baro berarti memiliki permusuhan yang dibangun di atas keimanan. Cinta dan benci yang dibangun diatas keimanan, bukan nafsu, amanah, etnis, kelompok, partai, ras dan golongan.
Seorang muslim harus benar-benar memahami konsep al wala (loyalitas / kecintaan) yang benar, bagaimana aplikasinya, apa sebab bertambah dan berkurang.
Berarti saat seseorang telah mengikrarkan (syahadat) maka terdapat baro' ( Laa ilaha) dan Wala ( illallah) terdapat loyalitas (wala) dan baro ( berlepas diri) dari segala hal yang Allah rindho dan murka.
Cinta itu sebuah kata kerja aktif bukan kata kerja pasif. Mencintai harus melakukan sesuatu terhadap yang dicintainya, menyukai apa yang dicintai-Nya, membenci apa yang dibenci-Nya. Bukan kata kerja pasif yang tak memiliki pembuktian setelah diucapkan.
Tentang hal ini terkisahlah orang-orang badui yang datang kepada Rasulullah yang mengaku telah beriman. Tetapi kata Allah mereka belumlah beriman melainkan mereka baru berislam. Sebab iman adalah pembuktian bukan sekedar ucapan.
Seorang perempuan akan sulit mempercayai lelaki yang sekedar mengatakan cinta dengan ucapan tanpa ia buktikan dengan hal yang serius. Lelaki yang telah mengucapkan kata cinta, ialah lelaki yang harus siap bertanggungjawab untuk siap menikahi, siap memiliki anak, siap menafkahi dan siap setia selamanya. Kalau tidak maka bukanlah termasuk cinta melainkan kata-kata semata.
Standar cinta ialah keimanan bukan bersandar pada kelompok ataupun ras. Kaum Ansar ketika mengetahui orang-orang Muhajrin banyak yang menjadi pedagang mereka serta merta memutuskan hubungan niaga dengan kaum yang lain. Akhirnya kita saksikan banyak pedang muslim yang terkenal diantaranya Abdurrahman bin Auf, usman bin Affan, Abu Bakar berjaya dengan dagangannya. Itulah mengapa Loyalitas itu penting.
Pelajaran yang amat tinggi bagi umat saat ini bagaimana seharusnya kita meletakkan kembali loyalitas kita pada tempat yang benar. Konsep kita menjalankan aqidah dengan loyalitas yang benar harus kita perbaiki. Dari contoh kecil, mulailah berwala dengan makanan yang kita makan, berwala dengan sabun dan shampoo yang kita pakai. Perhatikanlah dimana kita membelinya. Dimana keberpihakannya pada agama ini, sebab saat kita membeli barang sejatinya kita sedang mengambil keberpihakan, apakah kepada yang mendukung kemaksiatan dan kezaliman atau kepada yang bejuang dalam menegakkan agama ini. Mari kita belajar memperbaiki keberpihakan kita.
Bagaimana kita selalu bisa membincangkan kemenangan Islam sementara aktifis dan ummatnya belum bisa untuk tidak mengunjungi setarbak dan keefci. Ini cukup ironis.
Bagaimana kita bisa mengaku membela Gaza, Palestina jika bahkan kita terus mengkonsumsi makanan dan minuman yang keuntungannya untuk membunuhi mereka ;(
Faghfirlii Ya Rabb.
4 notes · View notes
yasmijn · 2 years
Video
youtube
Kisah-kisah mualaf tuh suka mind-boggling aja gitu sih menurutku (sebagai seorang muslim ya tentunya).
Yang jadi narasumber di video ini adalah Joram van Kleveren, dan dia adalah salah satu politikus belanda yang membenci Islam dengan sangat terbuka. Kalau ada yang tahu, dia dulu 11-12 lah sama Geert Wilders.
Menurutnya (dulu), Islam adalah sebuah kebohongan dan Quran adalah racun. Dan Joram berniat untuk menulis buku dengan kedua hal itu sebagai pesan utama. In all fairness, sebagai orang asing yang dibesarkan dengan banyak sekali berita buruk tentang terorisme dan portrayal akan Islam yang begitu buruk - sebenarnya sentimen negatif akan Islam itu memang wajar. 
Cuma ya dia memang sangat-sangat obyektif aja sih dalam perjalanannya menulis si buku ini. Dia cari dari banyak sumber, baca Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, juga reach out ke Islamic scholar yang memberikannya banyak sekali referensi. Lalu dia bilang, bahwa untuk tahu lebih banyak tentang Islam, dia harus baca juga sumber yang ditulis oleh muslim - supaya dia bisa melihat bagaimana bias atau nuance dari perspektif yang berbeda.
Setelah dia membandingkan kitab-kitab, dia merasa bahwa konsep Tauhid dalam Islam itu jauh lebih masuk akal, baginya, daripada konsep Trinitas. Lalu dia mencari bermacam alasan untuk membenci Rasulullah. Tapi setelah dia membaca banyak sekali sumber, dia merasa bahwa dia tidak bisa menolak bahwa iya, Muhammad saw adalah seorang nabi.
Terus dia bilang, ketika dia menyadari 2 hal itu dia langsung bicara di hatinya - kalau dia percaya bahwa Tuhan itu satu dan Muhammad saw adalah utusan Allah/nabi, ya berarti itu udah hampir syahadat dong? Dan dia takut banget. Haha. Lalu dia menaruh semua buku-buku referensinya secara terburu-buru lalu buku lainnya pun berjatuhan. Dan salah satu diantaranya adalah Al-Quran. Waktu Joram ambil Quran tersebut, ayat inilah yang pertama kali dia baca, Al-Hajj ayat 46:
Tumblr media
**
Menurutku pasti posisi Joram saat itu bener-bener menyulitkan sih. Sebagai seseorang yang sangat benci Islam, mau menulis buku anti-Islam, tapi dalam perjalanannya dia malah menemukan hal sebaliknya. Sebagai manusia pasti ada rasa gengsi - kebayang sih mungkin nggak cuma 1-2 orang yang akan mikir ‘tapi apa nanti kata orang’? - tapi mungkin ya... kalau hidayah udah sampai ke orang tersebut dan dia menerima dengan hati yang terbuka - mau gimana lagi?
I find him to be really courageous. I’m praying for all muallafs to have an eased path to embark their new lives. 
27 notes · View notes
catatanvi · 10 months
Text
Catatan Kajian 💙
Ilmu tidak dikhususkan pada suku tertentu, atau pada golongan tertentu, maka jadilah penuntut ilmu, pelajarilah kitab-kitab.
Nabi Muhammad adalah seorang yang tidak bisa membaca dan menulis, namun karna mukjizat dari Allah, Rosulullah adalah orang yang mulia, meski seorang yang tidak bisa membaca dan menulis, tapi ‘alim, paling besar keilmuannya, Rosulullah adalah orang yang mulia, Rosulullah adalah samudera ilmu, seseorang yang terdidik, manusia yang paling baik, sempurna bentuk fisiknya.
Ayahnya wafat ketika Rasulullah berusia 2 bulan dalam kandungan Ibunya
Ibunya wafat ketika Rasulullah berusia 6 tahun
Nabi Muhammad tumbuh dalam keadaan yang berpendidikan, lalu siapa yang mengajarkannya?
Allah Ta’alah yang telah mengajarkannya
Maka, jika kita bukan seorang yang ‘alim, jadilah seorang yang belajar, jika tidak bisa jadi seorang yang belajar, maka jadilah pendengar, dan jika tidak bisa juga menjadi pendengar maka jadilah pecinta, ambil kitab dan belajarlah kepada guru atau orang yang lebih paham dan tsiqoh, cintai ilmu, cintai ilmu Agama, dan cintailah orang-orang yang berilmu, jadilah ke-4 golongan ini, golongan-golongan yang diberkahi, maka jangan jadi golongan yang ke-5, siapa golongan yang ke-5?
Golongan orang-orang yang membenci para Ulama, pengejek, pencaci-maki, golongan yang melecehkan para ulama, jangan jadi golongan ini.
Ingat!
Janganlah kita meremehkan 1 orang, karna seandainya kamu meremehkan 1 orang, maka kamu melakukan keremehan yang besar, perumpamaan sangking buruknya meremehkan orang lain.
Allah Ta’alah berfirman, “Janganlah kamu meremehkan I kaum lain, atau 1 perempuan lain, karna Allah ta’alah menyembunyikan Rahasia diantara hambanya.
Pertama, Allah Ta’alah menyimpan keridhoan-Nya dalam sebuah ketaatan, maka jangan meremehkan ketaatan
Kedua, Allah Ta’alah menyembunyikan kemurkaan-Nya dalam sebuah keburukan, maka jangan pernah meremehkan sebuah keburukan
Pentingnya kita menjaga hati kita, menjaga prasangka kita kepada Allah Ta’alah dan juga kepada hamba-Nya. Allah Ta’alah maha mendengar lintasan hati kita.
Malaikat tidak melihat, ataupun mendengar dan mengetahui lintasan hati kita.
Tapi Allah ta’alah maha mengetahui, lintasan hati kita terdengar seakan-akan seperti pengeras suara, hal ini dijelaskan dalam sebuah kisah, perjalanan Nabi Isa ‘Alaihissalam, dengan sahabat nabi isa (Hawariyy) dan seorang pemaksiat.
Nabi Isa adalah seorang yang taat, begitu juga dengan hawariyy (sahabat nabi isa ‘alaihissalam) seseorang yang melakukan ketaatan, dan terakhir seorang pemaksiat yang gemar sekali bermaksiat
dikisahkan bahwa ketiganya berjalan, dalam barisan pertama ada nabi isa alaihissalam, kemudian dalam barisan kedua ada sahabatnya hawariyy, dan yang ketiga adalah seorang yang melakukan kemaksiatan tadi (fasiq)
Dikisahkan bahwa seorang yang fasiq tadi terlintas didalam hatinya untuk mengikuti jejak-jejak langkah nabi isa dan hawariyy, dia sadar betul bahwa dia adalah pemaksiat, dan dia ingin mengikuti jejak langkah kebaikan nabi isa dan hawariyy
Namun berbeda dengan sahabat nabi isa hawariyy, ia terlintas sebuah keburukan dan prasangka buruk pada seorang yang fasiq tadi, ia takut bahwa orang fasiq yang berjalan dibelakangnya akan mengotorinya
Hanya lintasan, hanya lintasan hati, namun Allah ta’alah menjadikan pahala orang yang taat tadi hangus, dan menghanguskan dosa pemaksiat tadi, subhanallah :(
Hubabah berpesan bahwa betapa Maksiat hati juga besar dibanding maksiat jasmani
Mudah-mudahan Allah karuniakan kita hati yang senantiasa mampu untuk berprasangka baik kepada Allah dan juga kepada hamba-Nya, Aamiin
Noted:
Beprasangka baik kepada Allah, meski terkadang prasangka itu salah namun pasti baik akhirnya, dan sebaliknya
Berprasangka buruk kepada Allah, meski terkadang prasangka itu benar, namun hasilnya pasti salah dan tidak baik, karna telah berprasangka buruk kepada Allah Ta’alah…
Hubabah berpesan, tinggalkan banyaknya prasangka, jangan jadi seorang yang gemar mengejek orang lain, dan jangan jadi seorang yang mencari keburukan orang lain, itu bukan tugas kita, bukankah itu tugas 2 malaikat yang telah Allah Ta’alah tugaskan?
Bertaqwalah kepada Allah Ta’alah, Allah Ta’alah maha penerima taubat dan Allah maha pengasih.
Hubabah berpesan:
Jagalah Lisan kita dari pada perkataan yang justru membebani kita, betapa banyak orang yang binasa tersebab lisannya, lisan yang tak bisa dijaga laksana kalajengking, betapa banyak orang yang terbunuh tersebab lisannya, bukankah hal demikian justru berbuat buruk pada diri sendiri? Maka semoga kita senantiasa mampu menjaga lisan kita.
Semua ucapan dan perkataan membebani, lalu apa perkataan yang menguntungkan? Zikrullah
Menjalani hari dengan zikrullah (Mengingat Allah) laksana menjalani hari tanpa dosa, masyaa Allah.
4 hal yang semoga saja mampu kita terapkan dalam kehidupan kita
1. Hikmah
Berbicaralah dengan hikmah
2. Syafa’ah
Ketika kita berpuasa atas karunia Allah, kita taat atas karunia Allah, dan kita mampu bertetangga dengan baik dan lain-lain, atas karunia-Nya
3. Iffah
Menjaga diri
4. Al-Adl atau adil
Menempatkan sesuatu pada tempatnya, adil
...
Tidak mengucapkan sesuatu kecuali suatu perkataan yang membuat Allah Ridho, tidak menggunakan mata kecuali pada sesuatu yang Allah Ridhoi, menjaga pandangan, menjaga kemaluan, menjaga wajah (bagi wanita tidaklah ia bertabarruj dan berhias-hias dihadapan laki-laki ajnaby)
Nasihat Hubabah yang juga begitu mendalam, khususnya bagi anak muda.
Ketika kita galau karna Dunia, sedangkan Dunia sendiri adalah hal sepeleh yang sudah habis masanya bagi orang atau umat sebelumnya, ketika kita galau karna dunia? Bagaimana mungkin kita galau dengan Dunia? Huaa, yaa hubabah, Vidya masih sering galau Astagfirullah :(
Galau karna Dunia? Hal-hal yang seharusnya digalauin, mampukah kita berada ditelaga Rasulullah? Apakah kita akan mengambil catatan amal kita dengan tangan kanan? Apakah kita selamat dari panasnya api neraka? Mampukah nanti berbaris didalam barisan Sayyidah Fatimah :( Ya Allah… ini yang harusnya di galauin, ini yang harusnya dipikirin :(
Allah Ta’alah maha mengetahui dan juga maha melihat amal, amalan yang kita lakukan tak pernah terlepas dari pada pengetahuan-Nya, walaupun kecil, walaupun bagi kita sedikit.
Semoga kita mampu membimbing Anggota tubuh kita dari maksiat yang mematikan iman, kita manusia biasa yang pasti berbuat maksiat, jangan pernah lelah untuk bertaubat kepada Allah, setiap waktu, setiap hari dan setiap saat, meski nanti hilaf dan mengulangi maksiat yang sama, tetaplah bertaubat kepada Allah, semoga Allah ta’alah menjaga hati kita, menjaga kita dari maksiat, mintalah pada Allah agar diterima taubatnya, dan tidak kembali lagi pada maksiat.
آمين بجا ه رسو�� الله 💙
Sabtu, 26 Agustus 2023, Golden Sriwijaya Building
Catatan Kajian Jalsah Mahabbah bersama Hubabah Ummu Salim bin Hafidz
(Istri guru mulia Al-Habib Umar bin Hafidz)
Written by Your Sister of deen - @vidya.umayza
(Tolong diingatkan apabila terdapat kesalahan dalam merangkum kajian ini, semoga Allah ta’alah tetapkan kita dalam Ilmu dan Amal, Aamiin) -23.00 WIB
6 notes · View notes
adedesus · 1 year
Text
Memahami Fiqih Munakahat, Ilmu Pernikahan dalam Islam
Tumblr media
Assalamualaikum wr.wb
Bismillahirrahmanirrahim, Sahabat Fillah, perasaan cinta seorang laki-laki kepada perempuan dan begitu pula sebaliknya merupakan perasaan manusiawi yang bersumber dari fitrah manusia.
Islam adalah agama  fitrah, sehingga tidak membelenggu perasaan cinta manusia kepada lawan jenis. Akan tetapi islam memerintah manusia untuk menjaga perasaan cinta itu, merawat dan melindunginya dari segala perbuatan yang kotor dan hina. Oleh karena itu, islam menetapkan institusi pernikahan untuk memelihara kesucian cinta dua anak manusia yang berlawanan jenis sesuai dengan apa yang di ajarkan Rasulullah.
Nabi SAW Bersabda :
"Nikah adalah sunahku maka barang siapa mencintaiku maka ikuti sunahku." Dalam sebuah riwayat "Siapa orang yang membenci nikah maka dia bukan dari golongan-ku."
Kita semua telah tahu bahwa melaksanakan setiap perintah Allah pasti memberikan sejumlah pahala. Begitu juga dalam pernikahan. Allah memberikan pahala dua jenis manusia yang diikat dalam tali pernikahan bagaikan pakaian yang melekat pada tubuh pemakainya.
Untuk lebih jelasnya mari simak penjelasan dibawah ini ya Sahabat Fillah😊
Pengertian Pernikahan
Secara Bahasa atau istilah Pernikahan adalah suatu peristiwa atau momen sakral dimana dua orang manusia yang berlawanan jenis membuat suatu janji suci untuk bisa hidup berdampingan sampai ajal menjemput dan memisahkan mereka.
Tujuan Pernikahan
Terjadinya suatu pernikahan yang ditandai dengan adanya ijab dan qabul memiliki beberapa tujuan. Beberapa tujuan dari pernikahan berdasarkan Al-Quran dan Hadist, yaitu:
1. Melaksanakan Perintah Allah
Dalam Islam, Dengan melaksanakan perintah Allah, maka umat Muslim akan mendapatkan pahala sekaligus kebahagiaan. Kebahagiaan ini menyangkut semua hal termasuk rezeki, sehingga bagi Umat Muslim yang sudah menikah tak perlu khawatir tentang rezeki. Tujuan pernikahan untuk melaksanakan perintah Allah terkandung di dalam Al-Quran Surah An-Nur ayat 32
2. Melaksanakan Sunah Rasul
Dengan melaksanakan sunah Rasul, maka seorang hamba dapat terhindar dari perbuatan zina. Tidak hanya itu, seorang yang menikah juga mendapatkan pahala karena sudah melaksanakan sunah Rasul. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda:
“Seseorang di antara kalian bersetubuh dengan istrinya adalah sedekah!” (Mendengar sabda Rasulullah, para sahabat keheranan) lalu bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah salah seorang dari kita melampiaskan syahwatnya terhadap istrinya akan mendapat pahala?’ Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Bagaimana menurut kalian jika ia (seorang suami) bersetubuh dengan selain istrinya, bukankah ia berdosa? Begitu pula jika ia bersetubuh dengan istrinya (di tempat yang halal), dia akan memperoleh pahala’ (HR. Bukhari dan Muslim).”
3. Mencegah dari Perbuatan Zina
Seperti yang sudah diketahui oleh banyak orang bahwa dengan menikah berarti sama halnya menjaga kehormatan diri sendiri, sehingga kita bisa untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang agama Islam. Selain itu, suatu pernikahan bisa membuat diri kita bisa menjaga pandangan dan terhindar dari perbuatan zina, sehingga kita bisa menjalani ibadah pernikahan lebih baik.
“Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian berkemampuan untuk menikah, maka menikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum itu dapat membentengi dirinya.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan lainnya).”
4. Menyempurnakan Separuh Agama
Terlaksananya pernikahan berarti sama halnya dengan menyempurnakan separuh agama Islam. Dengan kata lain, menikah bisa menambah pahala seorang hamba. Dalam hal ini, menyempurnakan agama bisa diartikan sebagai menjaga kemaluan dan perutnya. Seperti yang diungkapkan oleh para ulama bahwa pada umumnya rusaknya suatu agama seseorang sering berasal dari kemaluan dan perutnya.
“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya. (HR. Al-Baihaqi).”
5. Mendapatkan Keturunan
Setiap umat Muslim yang melakukan pernikahan pasti memiliki tujuan untuk memiliki keturunan dengan harapan dapat menjadi penerus keluarga. Memiliki keturunan akan menambah kebahagiaan bagi rumah tangga yang sedang dibangun. Selain itu, memiliki keturunan bisa menjadi bekal pahala untuk suami istri di kemudian hari.
Syarat Sah Pernikahan dalam Islam
Berikut di antaranya:
1. Calon Pengantin Beragama Islam
Syarat sah pernikahan pertama adalah calon pengantin, baik itu laki-laki atau perempuan harus beragama Islam. Apabila salah satu calon mempelai belum beragama Islam, maka pernikahan tidak akan sah. Oleh sebab itu, jika salah satu calon mempelai belum beragama Islam, ia harus beragama Islam terlebih dahulu.
2. Mengetahui Wali Akad Nikah Bagi Perempuan
Wali akad dalam proses pernikahan ini harus ada karena jika berarti pernikahan menjadi tidak sah. Dalam agama Islam, untuk memilih wali sudah ada aturannya, sehingga tidak boleh sembarangan memilih wali akad nikah. Ayah kandung adalah wali nikah utama bagi mempelai perempuan. Jika, ayah kandung dari perempuan sudah meninggal dunia, maka calon pengantin perempuan dapat diwalikan oleh kakek, saudara laki-laki seayah seibu, , paman, dan seterusnya yang sesuai dengan urutan nasab.
Wali akad nikah tidak boleh seoang perempuan dan harus seorang laki-laki. Hal ini sesuai dengan hadist:
Dari Abu Hurairah ia berkata, bersabda Rasulullah SAW bahwa perempuan tidak boleh menikahkan (menjadi wali) terhadap perempuan dan tidak boleh menikahkan dirinya.” (HR. ad-Daruqutni dan Ibnu Majah).
Apabila dari keturunan nasab tidak ada yang bisa menjadi wali, maka bisa digantikan dengan wali hakim sebagai syarat sah pernikahan.
3. Bukan Mahram
Pernikahan akan dinyatakan tidak sah, jika kedua mempelai merupakan mahram. Dengan kata lain, pernikahan dapat dilakukan dengan bukan mahram. Dalam hal ini, bukan mahram merupakan tanda bahwa pernikahan dapat dilakukan karena tidak ada penghalangya.
Selain itu, bagi calon mempelai harus mencari jejak dari pasangannya, apakah semasa kecil diberikan oleh ASI dari ibu yang sama atau tidak. Jika, diberikan oleh ASI dari ibu yang sama maka hal itu termasuk ke dalam mahram, sehingga pernikahan tidak bisa dilakukan.
4. Sedang Tidak Melakukan Ibadah Haji atau Ihram
Para ulama melarang jika sedang melaksanakan  ibadah haji atau ihram untuk melakukan pernikahan. Para ulama menyatakan hal ini berdasarkan seorang ulama bermazhab Syafi’I yang terkandung di dalam kitab Fathul Qarib al-Mujib. Di dalam kitab itu disebut bahwa salah satu larangan haji adalah tidak boleh melaksanakan akad nikah atau wali dalam pernikahan:
“Kedelapan (dari sepuluh perkara yang dilarang ketika ihram) yaitu akad nikah. Akad nikah diharamkan bagi orang yang sedang ihram, bagi dirinya maupun bagi orang lain (menjadi wali).”
5. Dilakukan Atas Dasar Cinta bukan Karena Paksaan 
Apabila pernikahan terjadi karena adanya paksaan, maka pernikahan itu bisa saja dinyatakan tidak sah. Dengan kata lain, suatu proses pernikahan harus berdasarkan keinginan dari calon pengantin laki-laki atau calon pengantin perempuan.
Rukun Nikah dalam Islam
Di dalam Islam, rukun pernikahan terdiri dari 5, yaitu:
1. Adanya Calon Pengantin
Calon pengantin harus terdiri dari laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya dan calon pengantin perempuan tidak terhalang secara syari’i untuk menikah.
2. Adanya Wali 
Bagi calon pengantin perempuan harus dihadiri oleh wali atau wali hakim.
3. Dihadiri Dua Orang Saksi
Ketika pernikahan berlangsung harus ada dua orang saksi yang adil atau yang memenuhi syarat sebagai saksi.
4. Diucapkan Ijab
Ijab diucapkan oleh wali dari calon pengantin perempuan atau yang menjadi wakilnya.
5. Diucapkan Qabul dari pengantin Laki-Laki
Calon pengantin laki-laki mengucapkan qabul di depan saksi dan wali dengan penuh keyakinan.
Demikianlah sahabat fillah bacaan artikel terkait munakahat atau pernikahan dalam islam. Mudah-mudahan bagi yang sudah menikah semoga mendapatkan keutamaan menikah tersebut. bagi yang belum menikah semoga Allah mempertemukan jodohnya. Aamiin. 😊
By:
Nama :Ade Susilawati (PS22G)
NIM   : 22416273201422
IG: Adedesus 😊
4 notes · View notes
rumelihisari · 2 years
Text
memilih hidup di jalan kebenaran islam dan menyuarakannya bukanlah hal yang mudah. dalam perjalanannya, tentu akan selalu ada yang tidak suka. akan selalu ada pertentangan dari orang lain maupun diri sendiri. akan ada yang membenci dan menghalangi. ada perasaan takut dalam diri. ada kerikil-kerikil kecil berserakan. ada bisik-bisik suara berkeliaran memenuhi ruang telinga.
beberapa orang akan mengomentari hidup kita, mengecilkan peran karena kita memutuskan untuk memilih jalan yang nggak semua orang mau mengambilnya. memandang kita memakai kacamata manusia—menganggap kita ini bukan siapa-siapa dan takpantas berada jalan ini. takpantas katanya untuk menyuarakan islam, membahas politik islam, dan mengajak kepada kebenaran.
kita pun terbawa hanyut oleh kata-kata itu. merasa kerdil lalu memilih mundur dan diam untuk menyuarakan kebenaran. lupa dengan peran yang sudah Allah beri untuk setiap manusia, bahwa kita ini adalah pemimpin di bumi. lupa kalau dakwah ini bukan hanya milik orang-orang tertentu, tetapi kewajiban bagi setiap orang yang mengaku muslim. takpeduli latar belakangnya apa, mau sarjana, lulusan pondok pesantren, pun, sudah menjadi ibu rumah tangga yang sering dikerdilkan perannya, kita tetap memiliki kewajiban yang sama, yaitu dakwah.
sekali lagi tentu takmudah berada jalan ini. maka bergabung dengan jamaah dakwah adalah pilihan yang benar agar ada teman untuk saling menguatkan. teman yang ikatannya karena Allah. saling mengingatkan dikala perjuangan mulai melonggar, mengingatkan bahwa lelahnya kita hari ini takseberapa dibanding perjuangan Rasulullah dan para sahabat dulu. karena berkat perjuangan mereka, hari ini kita bisa merasakan betapa nikmatnya islam. walau dalam kehidupan hari ini, sungguh berat menggenggamnya
mari terus menyampaikan kebenaran walaupun sampai detiki ini, diri kita pun masih terus berupaya untuk berproses menjadi baik dan istiqomah berada jalan Islam.
—Dande
14 notes · View notes
ramasamtamaputra · 2 years
Text
Melihat fenomena zaman sekarang, Jujur agak miris melihat muslim dan muslimah zaman sekarang. Banyak yang mengaku Islam. Mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai Ikrar dengan Sang Pencipta. Menyatakan secara langsung dan tak langsung bahwa segala macam ego tunduk dengan perintah-Nya. Tapi masih saja menerjang larangan-larangan-Nya dengan sengaja dan berulang. Bahkan terkesan bangga dengan hal tersebut. Kita adalah manusia, mungkin sering berbuat salah. Tapi bukan berarti melakukan normalisasi kesalahan adalah sebuah alibi atas sifat manusia yang suka berbuat salah. Salah satunya adalah menormalisasi pacaran.
Ada yang bilang pacaran itu biar tak salah pilih pasangan. Nyata nya banyak juga yang pacaran tapi berujung hal-hal yang tidak diinginkan, seperti hamil diluar nikah , ancaman kekerasan, bahkan ada yg sampai di pukul oleh pasangan nya. Ada juga yang mungkin menikah , tapi tak jarang juga pernikahan nya kandas di tengah jalan. Kalau pacaran adalah jalan terbaik untuk mengenal satu sama lain. Lantas kenapa ada begitu banyak hubungan yang kandas atau bahkan mengalami toxic relationship.
Tak bisa dipungkiri diusia usia seperti ini memang gejolak rasa itu tak dapat terhindar kan . Tapi kita bisa memilih untuk tetap sabar atau mengikuti hawa nafsu . Berat? Iya memang berat. Di era orang pamer pacar, pergaulan tak lagi terkontrol. Kita di haruskan untuk tetap berjihad menjaga hati dan pandangan.
Ingat, Jihad orang-orang dahulu adalah melawan musuh memakai pedang di medan perang . Pilihan nya dua , menang jadi terhormat atau kalah sebagai syahid fisabilillah. Sedangkan, Jihad sekarang adalah jihad melawan hawa nafsu dan jihad melawan pemikiran-pemikiran syubhat. Pilihan nya cuman satu . Menang dan Insya Allah dapat pahala. Atau kalah menjadi tersesat dan ahli maksiat . Pilihan kita hanya menang. Tak heran Rasulullah sampai sering mengingat ummat nya , mendoakan nya. Ternyata cobaan ummat yang akan menimpa umat juga tak mudah.
Intinya adalah semuanya tentang meletakkan ego dan rasa kita dan mengedepankan perintah Allah dan Rasul - Nya . Boleh jadi kita menyukai hal tersebut tapi Allah dan Rasul-Nya melarang dan ternyata berbahaya untuk kita. Dan boleh jadi kita membenci hal tersebut . Tapi dibalik itu mungkin ada kebaikan-kebaikan yang telah Allah siapkan menanti di depan kita.
10 notes · View notes
dinamardiati · 2 years
Text
Yang namanya kebaikan itu gak ada yang dibenci, yang ada itu orang-orang yang benci sama apa yang gak sesuai dengan keinginannya, yang gak sesuai dengan ego yang ada pada dirinya, yang gak sesuai dengan pandangan yang ia punya, gak satu frame dengan orang yang ia benci, dan karena adanya penyakit hati. Biasanya begitu.
Coba deh inget lagi bagaimana sosok manusia tauladan kita, yang lisannya dikenal gak pernah dusta, sikapnya gak pernah menyakiti, punya akhlak yang baik terhadap sesama, suka membantu yang susah, menenangkan yang sedih, suka menyambung silaturahmi dan kebaikan lainnya yang membuat beliau disenangi banyak orang. Bahkan diandalkan oleh orang-orang sekitarnya. Dan itu sebelum Beliau diutus menjadi Rasul oleh Allah. Sebelum beliau mendapatkan wasilah untuk menyampaikan dakwah kepada umatnya.
Sebaliknya, ketika beliau mulai bergerak mensyiarkan Islam, mengajak pada yang makruf dan meninggalkan kemungkaran, seketika banyak sekali yang membenci Beliau. Kenapa? Karena apa yang dibawa dan disampaikan oleh Rasulullah itu dianggap gak sesuai dengan apa yang sudah mendarah daging dalam kehidupan orang-orang jahiliyah pada saat itu. Mereka menganggap Rasulullah sebagai pemutus rantai kepercayaan orang-orang jahiliyah. Mereka menggap Rasulullah sebagai provokator.
Itulah beratnya dakwah, karena kita harus siap dibenci, kita harus siap berkorban kasih sayang manusia demi kasih sayang Allah.
Kalo udah ridho Allah yang menjadi tujuan utama, maka cacian manusia bukan menjadi penyebab utama kita untuk berhenti berdakwah.
|| 10 Des 22
2 notes · View notes