Tumgik
#masakanku
nedhocom · 2 years
Text
SIOMAY IKAN SUPER EMPUK
SIOMAY IKAN SUPER EMPUK
SIOMAY IKAN SUPER EMPUK SIOMAY IKAN SUPER EMPUK Recook by: @susan_mellyani BAHAN: 1 kg daging ikan giling 300g tepung sagu tani 2 butir telur kocok 5 siung bawang putih di haluskan 2 tangkai daun bawang iris halus 200g labu siam kukus lalu haluskan 1/2 sdm garam (sesuai selera) 1 sdt merica bubuk 1/2 sdm kaldu jamur 1 sdm kecap ikan 2 sdm saus tiram Resep asli pake minyak…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
maitsafatharani · 7 months
Text
My INFJ
Untukku yang masih banyak malu kalau mau post yang arah-arahnya merah jambu di kanal sosial media lainnya, tumblr jadi salah satu tempat pelampiasan yang tepat. Hehe, terimakasih telah menjadi ruang amanku, tumblr :)
Malam-malam sembari nyicil berkas akreditasi klinik, tetiba pengen mencurahkan banyak hal dari lubuk hati.
Barusan, suami ngechat.
"Yang, nanti sabtu aku visite ya.."
"Oiya gpp, nanti dania aku bawa rapat."
"Dania nanti aku titipin mba bentar aja ya.."
"Ooh kamu berangkat visitenya mau abis subuh ya soalnya.."
"Soalnya jumat malam kan kamu dines ya"
"Iyaa"
"Plan B nya gpp dibawa rapat. Soalnya kamu abis malem, yang."
"Iyasih XD"
Nggak sekali ini aja, suami lebih holistik dalam merencanakan daripada aku. Aku malah seringkali lupa, kalau mau melaksanakan agenda berat berturut-turut. Atau lupa sama kebutuhan sendiri. Suami yang inget.
Inget banget momen-momen mau lahiran.
"Aku tuh pengennya ya Yang, kalo bisa seminggu pertama abis lahiran tuh udah nggak usah ada tamu." Kata Paksu.
"Yaa gpp sih ada tamu. Yang penting kan kitanya udah sefrekuensi."
"Tapii kadang mulut orang ngga bisa dikontrol. Ada aja komentarnya. Belum tentu lahiran nanti kondisinya ideal kan. Nggak tau lahirannya bisa pervaginam atau engga. ASI nya lancar atau engga."
"Iyasih..."
"Melahirkan udah berat buat ibu, Yang. Apalagi kalo harus dengerin macem-macem."
Pada akhirnya sih kami tetap terima tamu ya, wkwk. Qadarullah segalanya lancar dan hampir nggak ada omongan nyinyir. Cuman yaa banyak saran-saran aja gitu buat ibu dan bayinya wkwk. Tapi kalau inget suami pernah ngomong gitu berasa, makasih ya :")
Dan sekarang adalah momen menjelang Dania MPASI. Kira-kira begini isi percakapan kami.
"MPASI tuh.. berat ya. Aku pernah lihat di tiktok anaknya ngelepeh makanan sejak hari pertama." Paksu said.
"Iya, apalagi sampai umur 2 tahun. Ada aja cobaannya pasti." Aku menimpali.
"Aku lihat tuh ya.. ibu-ibu tuh fokusnya ke, apa masakanku kurang enak ya.. bukan fokus ke apakah cara masaknya udah bener, teksturnya sesuai." Paksu said lagi.
"Iya.. banyak overthinkingnya ibu-ibu tuh. Makanya aku banyak cari referensi, tentang feeding rules juga. Supaya lebih banyak tau jadi lebih..."
"Lebih strict?"
"Engga. Justru aku berharapnya lebih banyak tau tuh jadi lebih fleksibel. Kalo anaknya gamau A, oh solusinya boleh B. Gamau C, oke solusinya D. Selama ga menentang prinsip utama."
"Iya Yang, kita perlu banyak belajar. Pasti sedih kan, kamu yang masak. Kalo Dania sampai gamau pasti kamu juga kepikiran."
Kira-kira dari percakapan-percakapan kami bisa kebaca kan ya, siapa yang lebih overthinking? Wkwkwk.
Sejak kami serius untuk menikah, kami sering membicarakan hal-hal terkait kepribadian kami. Suami memang mengakui, dirinya sangat bisa overthinking dalam banyak hal. Juga selalu ingin perfeksionis dalam hal apa pun. Dulu, kupikir aku harus sangat menyesuaikan diri dengan semua ini. Di saat apa pun kubawa santai :") Tapi rupanya, perfeksionisme yang suami anut, tidak irritable menurutku. Justru sangat mempermudah segalanya.
Aku, si INFP bersuamikan INFJ. Sangaaat helpful dan fit me completely.
Kalau sebelum menikah, mungkin mendengarkan apa yang dibicarakan Paksu akan terdengar so sweeet. Tapi sekarang, mendengarnya tuh serasa ada embun menetes di hati.
Adem.
Sampai kadang aku cireumbay sendiri haha.
Kadang bingung, kebaikan apa yang pernah kuperbuat sampai Allah karuniai suami sebaik ini? Meski aku dan dia teman SMA, aku nggak pernah menyangka dia se-pengertian itu.
Makasih yaa, sudah menjadi sekeping puzzle yang melengkapi cerita hidupku. Aku nggak tau ke depannya akan bagaimana. Tapi, semoga Allah selalu memberkahi keluarga kecil kita.
Dan semoga kebersamaan kita bermuara di surga-Nya.
133 notes · View notes
miroplasi · 4 months
Text
Tumblr media
Pantas aja ibuk memasak menu itu setiap hari. Ternyata begitu ya rasanya. Saat melakukan sesuatu untuk orang lain lalu orang lain sangat menghargai dan menyukainya, ada perasaan bahagia tersendiri yang membuat tenaga itu rasanya semakin bertambah saja. Lelahnya gak berasa. Saking bahagianya beberapa hari selanjutnya kita akan merasakan menu yang sama lagi sampai ada reques masakan lain.
Beberapa orang bilang, "Aku nggak bisa masak. Tapi kalau tiba-tiba seseorang (spesial) reques pengen dimasakin apa, maka tiba-tiba berubah jadi koki handal"
Saat ini aku menyadari bahwa memasak itu butuh mood dan energi. Saat orang rumah suka dan masakannya di lahap habis. Rasanya semangat sekali untuk memasak besoknya. Kadang kala nyoba resep-resep baru untuk masuk daftar di kalender masak harian dan di tulis di buku resep untuk warisan keluarga (kata ibuk).
Setiap kali masak teringat pesan seseorang.
Kebaikan-kebaikan kecil yang dikerjakan akan menarik kebaikan-kebaikan yang lain. Begitupun dengan kemaksiatan.
Teringat tentang memasak makanan adalah salah satu ikhtiar kebaikan untuk tubuh. Mungkin terkesan sepele tapi nyatanya penting banget. Mengingat apa yang masuk dalam tubuh juga akan memberikan kebaikan banyak bagi kehidupan.
Dimana kalau sakit nanti gimana amalannya? Bukankah Allah lebih mencintai hamba yang kuat dari pada sakit. Pun kesempatan beribadah dan beramal akan lebih banyak peluangnya jika tubuh itu sehat dan memasak adalah salah satu kuncinya.
Semoga menjadi salah satu ikhtiar mengantarkan keluarga untuk sehat dan apa yang masuk menjadi sumber kekuatan untuk senantiasa taat pada-Nya.
Dan semoga untukmu (masa depan) engkau bisa ridho dengan masakanku dan bersyukur atasnya. Semoga engkau siap menghabiskan segala macam masakanku. Semoga juga apa yang ku masak bisa menjadi wasilah untuk kebaikan nantinya.
13 notes · View notes
tosclon · 2 months
Text
Masak Lagi!
Tumblr media
Setelah sekian lama tidak masak-masak karena sok sibuk berkegiatan dan lebih banyak magernya, sore ini aku impulsif memasak Ayam Goreng Mentega! Yeay!
Sepulang kantor tadi, setelah mandi sore, aku pergi ke Warung Sayur membeli Kecap Inggris dan dua buah Bawang Bombay. Sore ini ngabuburitnya: masak!
Kukira akan selesai sebelum adzan maghrib. Ternyata aku keliru, proses masak ayamnya memakan waktu yang lama. Alhasil, ketika adzan maghrib berkumandang, aku masih berkutat di dapur huhu Sambil melanjutkan masak, aku membatalkan puasaku terlebih dahulu dengan minum es teh manis. Kemudian selang beberapa menit, olahan Ayam Goreng Mentegaku matang. Yeay! Dapur wangi sekali sama bumbunya.
Tanpa cemilan berbuka puasa, aku langsung makan nasi dan dengan lahap menyantap masakanku sore ini. Happy!
Sejujurnya aku suka banget bikin olahan makanan, selama ada bahan dan bumbu yang menunjang. Aku juga suka cuci piring, tapi kalau aku masak, cucian kotor terlalu banyak. Tampak terlalu berlebihan, tapi ini nyata. Jadi lebih effort cuci piring kalau aku habis masak. PR banget yah.
Kangen juga masak-masak gini. Kapan ya terakhir main di dapur? Paling belakang hanya goreng-goreng aja. Kalau untuk niat masak yang dari awal mengolah bumbu sampai makanan jadi, rasanya sudah lama sekali. Hmmm...
Aku suka sekali Ayam Goreng Mentega, menu andalanku kalau ke restoran. Sore ini, untuk kali pertama memasak Ayam Goreng Mentega dan aku jatuh cinta dengan masakanku sendiri hahahaha
Love you, Ca. Terima kasih sudah memasak dan bermain lagi di dapur, ya.
- ca
13 notes · View notes
bersuara · 3 months
Text
Tumblr media
Menu masakanku selama dua harian ini. Udang requestan abahku yang dibawa langsung dari hasil tambak beliau hahaha.
- 15 Februari 2024
7 notes · View notes
fatimahkurniawan · 1 year
Text
22. 15
Adalah kamu nak, keberadaan cinta paling nyata buatku.
Pada saat kamu tertidur aku tetap merasa kamu mencintai aku begitu dalam, saat kamu tersenyum justru hatiku yg terasa begitu hangat dan penuh, saat kamu lahap menikmati masakanku sungguh aku bersyukur dan lega karena kamu bertumbuh.
Kamulah nak,
Bentuk cinta paling nyata buatku.
24 notes · View notes
lamyaasfaraini · 4 months
Text
2 resep, 2 chef, 2 jam
Karena belom menerapkan food prep yg setidaknya nyetok makanan 1 minggu sekali, jadi kami belanja ya serandomnya aja kaya tadi. Kehabisan bahan masakan dan gatau momasak apa heuu. Sambil nyari belanjaan yg abis, sambil mikir deh tuh masak apaaaaa.. Suami suruh mikir juga hemm. Ke etalase sayuran kata suami bikin sayur lodeh, yaudin ambil 1 set sayur lodeh. Lagi mikir proteinnya apa, di bagian bumbu2 eeh ada bumbu sambel goreng. Aha! Apa bikin sambel goreng ati aja ya? Lezgo ke etalase makanan segar. Haaa dah ngga galau dehhhh..
Balik kerumah lsg eksekusi deh, aku dan bapak terjun ke dapur. Aku bikin sayur lodeh, bapak suami bikin sambel goreng. Diselipin bikin makan siang buat bocil karena menu kita kali ini ngga ramah lidah anak haha. Dibikinin aja misoa dan slice chicken janlup added essence kaldu buat naikin bb anak. Sambil masak sambil chitchat, sampe nemo nanya "ibu ayah masak teh lama bgt sih". Waduuuh beneran gaberasa udah 2 jam hahaha. Dan akhirnya jadi juga alhamdulillah pas lagi lafar2nya~
Ta-daaa!
Tumblr media
Sayur lodeh yg udah diparoin ke mangkok dari panci, sayur asem itu sisa masakanku kemarenan, penampakan sambel goreng yg gelap yaa tp enak loh! Kerupuk janlup.. Yg ngga on frame cumi tepung, yaiya wong dah abis tadi terakhir sarapan buat bapak haha.
Maksi bareng setelah dzuhur dulu yg agak telat tadi hehe. Ternyata sambel gorengnya terlalu strong dipadanin dgn lodeh cuy. Tp ttp aja lahap da lafar, enak welah pokonya mah alhamdulillah~
Oiya sebelum belanja td nganter bapak dulu ke klinik buat berobat krn sakit tenggorokannya ngga kunjung sembuh, trus semalam gerdnya kaya kambuh. Alhamdulillahnya ngga ada demam..
Tumblr media
Hari sabtu klinik buka dan ngga ada antrian alias sepi alhamdulillah jd lsg masuk. Kata dokternya akibat begadang tuu haaa bener bgt.. Gerdnya disuruh kurangi pedes2 dan kopi (dua2nya kesukaan blio ini agak susah tp aku harus wewet huft). Begadangnya ampun deh si bapak, tidurnya jam 1 jam 2 kadang lebih meni gainget kesehatan dan umur, tensinya jg agak tinggi 130/100 :(
Diresepin obat aja, antibiotik, radang sama lambung jadi ada 3 jenis. Please dong yang, sayangi tubuh kamu usia udah segini ngga cocok ih begadang2, mana olahraga jarang jg. Kalo kamu sayang kita berdua please sehat yaa. Pola hidup diperbaiki, kalo aku wewet jgn protes! Cepet sembuh aah
4 notes · View notes
auliyasblog · 8 months
Text
Rasanya ingin membelah diri.
Ibuk harus bermalam di rumah sakit. Suami badannya panas. Si kecil juga demam. Si kakak dan om nya (adek saya) harus sekolah. Ayah ndak bisa makan lahap kalau bukan masakanku.
Tapi, kembali lagi ku pasrahkan pada-Nya. Segala bentuk ujian yang Dia berikan, tak lain pasti ada hikmah di dalamnya, dan tidaklah mungkin melebihi kekuatan hamba-Nya. Dia lebih mengetahui bahwa bahu ini, kaki ini, tangan ini, mata ini, hati ini kuat. Bismillah
11 notes · View notes
manifestasi-rasa · 8 months
Text
Suatu waktu abis aku menang lomba, temenku ada yg ngepost fotoku dengan caption ngucapin selamat terus disambung kalimat kurang lebih gini "yaa gimana yaa, mau kayak Aisy tapi dia aja mainnya ke perpus muluu, sedangkan aku ngurusin kerjaan rumah." Makasih buat ucapannya, tapi zuzur aku agak tersinggung 😂 kayak ... Emangnya aku cuma bisa belajar dan nulis aja, gabisa ngurus kerjaan rumah? Seolah aku yg menangin lomba adala hasil keluar masuk perpus everydaaaayyy dan mantengin laptop tanpa ngerjain hal lain, dih.
Monmaap nih ya, aku juga hampir tiap hari masak sendiri buat bekal supaya tida kelaparan dan gaperlu keluar kampus buat cari makan. Dan tentu biar lebih ekonomis, pft. Kata teman teman juga masakanku cukup enak, seperti masakan ibu. Baju-bajuku aku urus sendiri dr mencuci sampai tergantung dan terlipat rapi-wangi. Well, mungkin aku kadang agak berantakan, tapi aku selalu menyempatkan utk beberes.
Jadi gini say, apa apa yang tidak aku perlihatkan tuh bukan berarti aku tidak melakukan. Aku jarang atau bahkan gapernah posting foto hasil masakan karena yaaaa.. ya itu menurutku hal biasa yg ga perlu di posting.
Iyaa, gapapa. Ngga semua orang perlu tau. Ini cuma mengeluarkan unek" aja dah wkwkw.
12 notes · View notes
fahmarosyada · 2 months
Text
Ngomongin soal masak, jadi inget beberapa bulan lalu pas masih trimester pertama kehamilan; lagi mabok-maboknya, susah makan karena mual muntah lumayan parah tapi tetep masuk kerja kayak biasanya, gabisa lama-lama ke dapur karena mual kalau nyium bau masakan, posisi waktu itu masih tinggal bareng eh lebih tepatnya nebeng bernaung di rumah adik ipar, ya begitulah.. Masya Allah banget situasi kondisinya waktu itu, alhamdulillah dengan pertolongan Allah, semua itu sudah terlewati dengan baik.
Nah waktu itu, ibu mertua sempat bilang kurleb gini, "Kamu mulai belajar masak, mbak.. Pantesan suamimu kalau sarapan masih sering beli di mart. Mulai latihan masak, jangan mikirin buat (makan) diri sendiri aja. Sekarang kan udah ada suami, bentar lagi juga udah mau ada bayi kan.. Gimana itu dipikir coba, sekarang tanggung jawabnya bukan cuma buat diri sendiri aja, tapi juga ada suami dan anak nantinya.. Belajar masaknya lihat youtube aja, mbak. Itu si (sambil nyebutin nama adik iparku) yang sekarang di Mesir, jadi pinter masak dia, karena lihat resep-resep, tutorial masak di youtube.."
Waktu itu, karena aku lagi hamil awal-awal dan lagi sensitif parah, habis dibilangin gitu aku nangis bombay. Aku waktu itu ngangguk-ngangguk iya iya ke beliaunya, hehe.. Habis itu nanges sejadi-jadinya, eh enggak deng, inget bgt waktu itu aku paksain diriku buat masak (sambil ngempet nangis, ya Allah cengeng bgt ya klo diinget lagi, tapi waktu itu berasa nyesek bgt), setelah sekian lama ga masak. Tapi ujung-ujungnya juga berujung ga mood makan masakanku sendiri, dan pada akhirnya tetep ku makan walau akhirnya keluar lagi apa yang ku makan, wkwkw..
Jujur yang bikin nangis itu adalah, di posisi dan situasi kondisi kayak gitu, bukannya aku gamau masak, tapi bener-bener gabisa masak. Mau ke kamar mandi lewatin dapur aja aku cepet-cepet jalannya karena gabisa nyium bau dapur, berujung mual. Apalagi disuruh masak, ya Allah.. Oiya dan waktu itu juga ada fase dimana mual juga waktu nyium aroma nasi yang baru mateng, subhanallah bgt rasanya, pengen nangis. Tapi yang sangat disyukuri adalah, alhamdulillah suamiku memahami hal ini, jadilah beliau gak menuntut yang gimana-gimana. Ditambah lagi beliau paham pola makanku yang beda; yang kalau pagi gabisa langsung makan nasi, harus buah dulu sebelum nanti makan yang agak berat termasuk nasi. Yaa begitulah, jadilah setelah dibilangin begitu nangis bombay, dan aku inget banget sedihnya sampai berhari-hari. Karena setelah dibilangin itu, aku masih melewati fase mual muntah yang lumayan sampai beberapa waktu setelahnya. Masya Allah banget kalau diinget, ada banget mellownya, kayak yang "Alhamdulillah ya Allah, atas pertolongan dari-Mu, ternyata aku bisa ya melewati ini semua". Huhu terharu banget rasanya..
Setelah melewati masa-masa itu, masuk trimester kedua, alhamdulillah Allah beri rezeki dan kesempatan untuk pisah rumah dari adik ipar; tinggal di sebuah kontrakan kecil dekat dengan tempat suami bekerja. Alhamdulillah kondisi sudah mulai membaik, mual muntah sudah jauh berkurang, dan tentunya karena tinggal berdua mau tidak mau harus belajar masak dengan cepat, yaa jadinya belajar sambil langsung eksekusi lah ya..
Nasehat dari ibu mertua ku lakukan, aku coba recook beberapa resep di youtube yang sekiranya menurutku mudah dan aku bisa bikinnya, dan tentunya aku cari resep yang bahannya aku punya di rumah. Beberapa resep ku coba sesuai instruksi, tapi faktanya ada juga yang aku improve lagi, menyesuaikan dengan bahan makanan yang ada di rumah. Sejauh ini alhamdulillah Allah mudahkan, berhasil recook. Tapi ga memungkiri juga, ada satu dua yang gagal, tapi ga banyak sih, alhamdulillah lebih banyak berhasilnya.
Dan aku juga bisa sampai di tahap ini; mulai pede untuk recook resep masakan di youtube dan kadang juga improve.. Tidak lain dan tidak bukan salah satunya adalah karena support dari suami, yang hampir selalu menghabiskan apa yang ku hidangkan di meja makan. Support dari beliau benar-benar menguatkan dan bikin semangat sampai sejauh ini, masya Allah.. Kadang juga diberi masukan, kurang asin lah, atau keasinan, yaa biasalah itu masukan yang membangun dan bisa diperbaiki kedepannya. Masya Allah tabarakallah.. Secara ga langsung, nasehat dari ibu mertua bener-bener jadi pelecut semangat juga buat aku, biar belajar masak lebih giat, berguru lewat youtube hehe.. Terima kasih banyak ya umi..
Eh udah deh, kepanjangan kan jadinya. Gak kerasa nulis ini jadi panjang. Tapi jadi healing buat aku, setelah sekian lama gak nulis karena ruwet banget sampai bingung apa yang harus ditulis, alhamdulillah akhirnya bisa juga nulis walaupun random gini. Gapapa deh ya, boleh bgt di skip aja kalau semisal ga berkenan, karena ini sebenernya ga lebih dari 'curhat colongan' calon mamak yang masih newbie ini..
Gak kerasa bulan ini sudah 6 bulan pernikahan, sudah separuh perjalanan dari 365 hari yang pertama, dan juga sudah 6 bulan juga usia janin dalam rahimku. Masya Allah tabarakallah.. Semoga Allah senantiasa menjaga keluarga kita semuanya ya, pun juga memudahkan segala urusan kita semua. Aamiin Allahumma Aamiin..
Bogor, 25 Maret 2024 / 15 Ramadhan 1445 H
6 notes · View notes
kswrwt · 1 year
Text
"Kamu ngga suka yaa?"
Pertanyaan yang paling sering dia tanyakan ketika aku menanyakan sesuatu. Bukannya menjawab malah balik bertanya.
Seperti tadi, "Eh ini bukan ayam ya?" tanyaku saat makan sore tadi. Makan sore karena dia harus ke kampus dan kita belum sempet makan siang.
"Iyaa itu jamur. Kamu ngga suka ya?" tanyanya.
"Kayanya parfum kamu kemaren bukan kaya gini yaa?"
"Iyaa, ini baru dikasih Ayah. Kamu ngga suka ya wanginya?"
"Potongan rambut kamu kependekan ngga?"
"Iyaa kah? Aku ngga bilang apa-apa sih tadi ke abangnya, bilang mau potong doang. Kependekan yaa? Kamu ngga suka?"
"Ini aku sekalian beli es krim Upin Ipin, katanya kamu belum nyoba. Gimana rasanya? Suka ngga?"
Dia selalu menomor satukan apa yang aku suka daripada apa yang dia suka, selalu memuji masakanku yang kadang rasanya ngga jelas, bahkan selalu dimakan habis tak bersisa.
Beberapa waktu yang lalu, aku insomnia. Rasanya mengantuk sekali tapi mata enggan terpejam. Dia menelponku. Aku memintanya untuk berbicara apapun agar aku cepat tertidur.
"... Kamu harus peduliin diri kamu sendiri, kamu harus punya waktu buat diri sendiri, ngga perlu ngurusin dan khawatirin aku, aku kan ga bakal kemana-mana..."
Aku menatap telpon yang ada di depanku. Perlahan mataku terpejam.
Membahagiakan.
7 notes · View notes
nedhocom · 2 years
Text
KOTOKAN IKAN KEMBUNG
KOTOKAN IKAN KEMBUNG KOTOKAN IKAN KEMBUNG By@dianayupuspitasari Bahan: 6 ekor ikan kembung. 10 buah cabe rawit. Kemangi. 1 sachet santan bubuk atau bisa diganti dengan 300 ml santan. 1 sdt gula merah. Bumbu: 5 butir bawang merah, haluskan. 3 siung bawang putih, haluskan. 5 buah cabe hijau, iris. 10 buah cabe rawit, ulek kasar. 1 ruas lengkuas, geprek. 2 ruas kencu, haluskan. 2 lembar daun…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
dearesthana · 5 months
Text
Ritual Pagiku
Orang bijak pernah berkata bahwa kebahagiaan bisa ditemukan di sekitar kita. Well, aku sudah membuktikannya. Soalnya, belakangan kualitas hidupku meningkat hanya karena satu kegiatan.
Coba tebak apa itu?
Jawabannya memasak.
The magic of cooking sebenarnya sudah kubuktikan sejak di Medan. Jadi, waktu homesick banget untuk pertama kalinya sama Jawa, hal pertama yang kupikirkan adalah makanannya. Di Medan tuh nggak ada warteg, guys. Masakan Jawa biasanya hanya ada di restoran tertentu, itu pun rasanya sudah dimodifikasi untuk mengikuti lidah orang Sumatera (aku pernah makan gudeg di Medan, malah mual karena udah beda banget rasanya). So, apa yang bisa kulakukan untuk bisa makan masakan Jawa yang ada di ingatanku? Yap, aku harus masak sendiri.
So, there I went. Setelah pulang kantor jam 5, aku pergi ke pasar dekat kosan (pasar di Medan ada yang buka sampai sore). Setelah itu, aku akan masak. Aku ingat sekali masakan pertama yang kubuat saking homesick-nya itu adalah...sup bening, wakaka. Di Medan nggak ada sup bening, nangis banget waktu akhirnya bisa makan itu T_T.
Nah, kali ini aku butuh keajaiban memasak dengan alasan yang berbeda. Setengah tahun belakangan, aku nggak banyak kegiatan selain bekerja dan ikut bootcamp. Kadang-kadang karena nggak ada kegiatan, aku jadi terlalu hooked sama ponsel. Kegiatan scrolling nggak jelas ini bahkan berlanjut sampai tengah malam. Gara-gara itu, aku kadang jadi punya pikiran negatif dan tidurku kurang nyenyak.
Aku akhirnya memutuskan memasak lagi.
Keseluruhan proses memasak itu kan mulai dari belanja ya. Makanya aku mulai punya "motivasi" buat bangun pagi. Simpel banget motivasinya: ngejar tukang sayur yang datang jam setengah 6 pagi, wakaka. Kalau belanja sendiri, pikirku, aku bisa belajar ulang harga-harga bahan makanan dan memilih yang kualitasnya bagus.
Aku ingat masakan pertamaku di rumah adalah makanan kesukaanku, oseng kerang dan tempe. Berkat memasak makanan itu, sekarang aku bisa bedain mana lengkuas, mana ketumbar, mana kunyit, dan mana jahe. Soalnya nih, biar kerangnya nggak amis, Mama dan Uti (eyang putriku) biasanya menambahkan lengkuas dan daun salam waktu memasak. Kadang-kadang kalau ada, bakal nambahin serai juga.
Uyey, udah lolos ujian jadi istri idaman, haha.
Selesai masakan yang simpel, aku mulai coba yang agak ribet: beef teriyaki dan oseng daging sapi. Aku belanja bahannya di Superindo dekat rumah, kemudian marinasi daging semalam sebelumnya. Gobloknya, jahenya bukan digeprek, tapi malah kupotong cacah. Alhasil bukan beef teriyaki, tapi jadi beef with jahe everywhere. Tapi terharu banget sekeluarga tetap makan itu sampai habis, wakakakaka.
Aku panik-panik gimana gitu waktu itu beef teriyaki nya dikirim ke Semarang buat Uti, gegara omku datang dan makan masakanku. Ternyata, Mama sama Om takut Uti iri karena Om udah pernah cicipin masakanku. Buru-buru deh aku telepon Uti begitu Om udah pulang, "Ti, itu dibawain beef teriyaki dari rumah. Tapi kayaknya tuh bakal ada jahenya deh, hehe. Maaf ya, semoga suka,".
"Nggak apa-apa, to. Kan tetep ini masakannya Mbak Nisa. Makasih ya, sekarang pinter masak ya Mbak Nisa," kata Uti.
Well, sejak itu, aku jadi mencoba menyusun rutinitas baru. Bangun pagi tanpa tidur lagi, kemudian ke tukang sayur jam setengah 6 pagi, siapin bahan-bahan, mandi, kerja, masak, istirahat makan siang. Perubahan itu kecil dan nggak signifikan, tetapi mengubah banyak hal dalam hidupku. Aku jadi lebih mudah tidur sebelum jam 12 malam. Bahkan nih ya, AKHIRNYA kemarin aku ketiduran dari jam setengah 10 malam, kemudian kebangun jam 2 pagi.
I was like, "Ya ampun, ya ampun, akhirnya aku ketiduran! Ih ternyata aku bisa tidur normal lagi!".
Besides, aku happy banget setiap kali lihat masakanku berkurang sedikit demi sedikit karena Papa dan Mama makan. I mean, ini pertama kalinya aku memasak bukan cuma buat diriku sendiri, tetapi buat orang lain juga. Pasti kan bakal ada drama keasinan lah, kurang bumbu lah, kurang manis lah. Yet, they still eat it happily. Kadang dibercandain juga kalau keasinan atau gimana gitu.
Seeing the look of happiness when your loved ones eat your cooking literally hits differently.
...
Jujur, makanan adalah hal yang paling membahagiakan untukku. It gives a little happiness waktu ngebayangin berbagai macam makanan yang bisa kucicipi. Aku hobi menyimpan berbagai rekomendasi restoran, especially yang buffet dan all you can eat.
So, my key to happiness is simple: a good food.
And now, especially, when it is something I cook.
3 notes · View notes
warnaai · 6 months
Text
Aku bereksperimen dengan masakan karena aku penasaran. Apakah bahan ini dengan bahan itu bisa jadi sesuatu yang enak? Apakah kalau dimasak lebih lama lagi akan muncul sesuatu yang unik? Tapi aku butuh sebuah pendapat, butuh seseorang untuk jadi kelinci percobaan ku. Bagaimana rasanya? Apakah ada yang aneh? Belum juga masakanku matang, mereka yang ku sebut teman bahkan enggan mencicipinya. Sakit? Tentu saja. Aku sudah sangat bersemangat untuk memulainya tapi mendengar keengganan itu rasanya masakan ku akan hambar nantinya.
Aku jadi rindu rumah, Ibu ku akan sangat senang dapurnya penuh tepung dimana-mana. Ibuku pasti akaan mencemooh cara masakku yang tak karuan. Ibuku akan sangat senang mencicipi masakan ku meskipun rasanya seperti meminum air laut. Ibuku...
Sudah cukup lama aku melupakan rindunya rumah, rindu Ibu dan ayah. Aku jadi merasa bersalah karena jarang menelponnya dan sekalinya berteleponan aku terlalu malas untuk menanggapi ceritanya. Durhaka sekali anak satu-satunya ini. Maaf.
Aku juga rindu ayah. Aku jarang bertukar kabar dengannya. Sedari kecil ayah sudah sering tidak di rumah karena pekerjaan, aku jadi cukup terbiasa dengan ketiadaannya. Tapi semakin dewasa, aku rasa perasaan ini salah. Ayah orang yang gengsinya tinggi, itu terlihat jelas karena menurun pada ku. Ayah gengsi mengakui dia rindu padaku, dan aku sebagai anak kandungnya juga gengsi untuk menghubunginya duluan. Terkadang percakapan kami via chat tidak lebih dari 10 bubble. Dan ketika berteleponan pun pertanyaannya selalu monoton, lagi apa? sudah makan belum? pake apa? Yah semacam itu. Cukup canggung.
Kami bahkan tidak punya foto keluarga. Ada satu, itupun karena persyaratan masuk universitas. Terkadang aku iri dengan teman-teman ku yang bisa seharmonis itu dengan keluarganya, sampai-sampai aku terheran ternyata ada sebuah keluarga yang bisa sehangat itu, selucu itu, seceria itu.
Ahhh, susah ternyata curhat lewat ketikan. Terlalu banyak kata yang mau ku masukkan, terlalu banyak cerita yang mau ku bagikan. Tapi sepertinya cukup untuk malam ini.
Terima kasih tuan dan nona yang bersedia membaca. Ini hanya sedikit warna yang ku bagikan atau malah terkesan terlalu over sharing. Maaf lah ya. Hehe🌵
3 notes · View notes
bersuara · 5 months
Text
Tumblr media
Kenapa pop mie enak banget sihhhhh (foto diambil seadanya). Padahal aku masak, tapi rasanya malas sekali makan nasi. Jadi pilihanku berlabuh kepada pop mie dengan tambahan ayam goreng untuk mengisi perut.
Terus disampingku ada ponakanku yang makannya banyak. Segala lauk dia makan. Tapi ngga papa sih, biar masakanku habis dan ngga mubazir jadinya hahahaha
- 20 Desember 2023
5 notes · View notes
pangpingpong · 1 year
Text
Dear my future partner...
Besok kalau bagian bersih-bersih rumah bolehkah aku minta tolong kamu bagian yang debu-debuan? Karena kalau berdekatan sama debu-debu feasible berwarna gelap alergi debuku auto kambuh. Menyebabkan kelenjar mukus aktif, kepala pusing, mata berat, muka merah plus gatal dan aku cuma mau sebelahan sama tisu 1 pak.
Bagian cuci-cucian (cuci baju, cuci piring, jemur baju) boleh aku aja. Karena aku pisces (suka air- walau ga bisa renang) jadi aku lebih suka yang menggunakan air, sabun dan detergen. Ngeliat bak cucian kosong, sink bersih mengkilat dan jemuran berjajar menyerbak bau detergen itu kesenangan sederhanaku. Maaf kalau aku egois bagian debudebuan ini.
Dear my future (brainstorming) partner....
Untuk bagian pasang gas, angkat galon ke dispenser, ganti bohlam lampu itu bisa kita atur. Ga usah khawatir aku ga akan minta tolong ke kamu. Konon, kata orang-orang yang sudah duluan nikah, cewek yang udah nikah tombol manjanya akan activated. Bahkan mungkin urusan buka tutup botol aku akhirnya akan minta tolong kamu.
Dear my future partner...
Aku emang belajar masak selama 4 semester dan lanjut masak untuk diri sendiri selama ngekos. Kalau masakanku terasa kurang garam mohon dipahami selama ini garam di dapur cuma untuk prep labu siam dan kalau micinnya abis aja. Rasa asin yang pas buat orang itu terasa too much untukku yang terbiasa diet rendah garam (kalau masak sendiri). Solusinya mungkin kita bisa pakai table salt aja.
Dear my future partner...
Kalau aku terlalu keras kepala mohon diingatkan dan dipahami. Agar aku ingat terus kalau ini bukan cuma urusanku lagi, tapi jadi urusan kita. Penambahan manusia dalam ruang private ku tentu butuh adaptasi. Aku masuk dalam universemu juga perlu belajar terus menerus. Mereka bilang manusia itu kaya samudera dalam bentuk kecil. Makin dikenali makin banyak hal baru ditemukan
Semoga kita sama-sama jadi manusia pembelajar yang mau sama-sama merunduk kaya padi karena banyak ilmu tapi cita-citanya tetap tinggi.
Aamiin
(sekian halu time)
3 notes · View notes