Tentang Gizi Pangan : Kesalahan Masyarakat +62!
Halo! Beberapa hari lagi menuju Idul Fitri, selain masalah ibadah, ada hal lain juga yang harus diperbaiki, yaitu GAYA HIDUP! Setelah 2 bulan kita semua menghadapi masa self-quarantine, semua aktvitas keseharian kita berubah total sampai akhirnya muncul istilah “The New Normal”. Mungkin perubahan hidup normal ini bukan hanya tentang melakukan kegiatan tertentu yang bisa mencegah virus Covid-19 aja, ini juga harus jadi kesempatan kita untuk sadar, evaluasi diri, apakah selama ini kita sudah punya gaya hidup yang sehat? Apakah kita makan makanan yang layak untuk tubuh kita?
Sebagai anak pangan, pasti ketawa kalo liat ada orang di meja sebelah yang makan nasi di rumah makan lauknya mie, kwetiau, bihun, perkedel, pake bala-bala. Atau kalau mampir rumah makan all-you-can-eat dan liat orang ambil menu bbq daging yang numpuk kaya Everest. Ternyata, masih banyak banget masyarakat +62 yang belum tau dan sadar tentang semboyan ISI PIRINGKU. Belum tau Germas yang digagas Kemenkes ini? ISI PIRINGKU itu salah satu kampanye yang digalakkan Kemenkes dan BPOM untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia, beralih dari semboyan “4 Sehat 5 Sempurna” karena sejatinya kesempuraan hanyalah milik Allah swt, bukan susu.
ISI PIRINGKU itu apa?
Ini adalah salah satu semboyan baru yang harus kita resapi dalam kehidupan sehari-hari. Secara pribadi, hal ini penting banget karena kita udah terlanjur hapal dengan semboyan yang keliru. Ternyata, yang penting bukan susu, tapi keseimbangan proporsi gizi dari satu porsi makanan yang kita konsumsi, plus kegiatan pendukungnya, seperti aktivitas fisik dan minum air yang cukup.
Fokus dari ISI PIRINGKU ini adalah keseimbangan gizi dalam setiap porsi makanan orang Indonesia. Sumbernya bisa dari mana aja karena Indonesia salah satu negara yang diversifikasi pangannya mantap. Dari gambar, kita bisa liat ada dua pasang jenis makanan, yaitu makanan pokok-sayuran, dan lauk-buah. Porsi makanan pokok dan sayuran harus lebih banyak dari lauk pauk dan buah-buahan, tapi makanan pokok dan sayuran harus punya porsi yang sama. Sedangkan lauk pauk harus punya jumlah porsi yang sama dengan buah-buahan.
Gimana hitung komposisinya?
Pasti bingung dengan racikan jumlahnya. Kalau saya makan 3 centong nasi berarti sayurnya harus berapa? Lauk pauknya harus berapa? Atau 3 centong nasi itu kurang?!
Pertama, komposisinya ini harus disesuaikan dengan USIA dan JENIS KELAMIN.
Sebenarnya penggolongan berdasarkan usia ini ada banyak banget. Mulai dari golongan ibu hamil dan menyusui, golongan bayi 0 - 12 bulan, anak usia 1 - 6 tahun, anak usia 7 - 9 tahun, remaja usia 10 - 19 tahun, golongan dewasa dan usia lanjut. Karena pembaca disini mayoritas masuk usia dewasa 20 - 29 tahun, atau mungkin ada juga yang 30 - 49 tahun. Jadi aku cukup jelasin komposisi untuk dua golongan ini aja (golongan lainnya mungkin akan menyusul).
Berdasarkan buku Penganekaragaman Pangan terbitan Kementrian Pertanian RI yang aku dapet dari sebuah seminar jaman kuliah dulu, ada informasi yang memuat detail jumlah porsi gizi seimbang untuk usia dan jenis kelaminnya. Secara umum, buat golongan 20 - 29 tahun, laki-laki butuh Angka Kecukupan Energi (AKE) dengan total 2550 kal, lebih banyak dari wanita yang hanya 1900 kal. Tapi tentu saja AKE ini disesuaikan dengan intensitas kegiatan yaa. Orang dengan kegiatan intensitas tinggi, sedang, rendah, sampai sedentary bisa berbeda-beda (which I am not capable enough to clearly inform you about this, lebih bagus anak gizi yang punya STR yang bahas). Sedangkan buat golongan 30 - 49 tahun ini AKE untuk laki-laki 2250 kal dan wanita 1800 kal, cenderung lebih sedikit dari yang golongan 20 - 29 tahun. Hal ini juga terkait dengan jenis kegiatan yang dilakukan dan juga sistem metabolisme tubuh yang berbeda berdasarkan usia.
Kedua, detail besaran komposisinya diatur per masing-masing kategori usia dan jenis kelamin
Buat laki-laki usia 20 - 29 tahun, ini kebutuhan hariannya :
8 porsi sumber karbohidrat
3 porsi sayuran + 5 porsi buah-buahan
3 porsi lauk hewani
3 porsi lauk nabati
0 susu
Buat laki-laki usia 30 - 49 tahun keatas, ini kebutuhan hariannya :
7 porsi sumber karbohidrat
3 porsi sayuran + 5 porsi buah-buahan
3 porsi lauk hewani
3 porsi lauk nabati
0 susu
Buat wanita usia 20 - 29 tahun, ini kebutuhan hariannya :
4,5 porsi sumber karbohidrat
3 porsi sayuran + 5 porsi buah-buahan
3 porsi lauk hewani
3 porsi lauk nabati
0 susu
Buat wanita usia 30 - 49 tahun keatas, ini kebutuhan hariannya :
4,5 porsi sumber karbohidrat
3 porsi sayuran + 5 porsi buah
3 porsi lauk hewani
3 porsi lauk nabati
0 susu
See, kita ga lagi butuh asupan susu, kita harus fokus pada konsumsi sayur, buah, dan atur porsi karbohidartnya.
Nah, gimana cara hitung porsinya?
1 porsi makanan pokok = 100 gram nasi; 200 gram talas; 150 gram ubi; 100 gram singkong; 200 gram mie basah; 50 gram mie kering; 80 gram/3iris roti putih, 50 gram bihun; 40 - 50 gram tepung; 50 gram havermout; 200 gram kentang.
1 porsi sayuran = 100 gram segala jenis sayur (bayam, buncis, bunga kol, daun pepaya, jagung muda, sledri, terong, daun kecipir, kacang panjang, labu siam, keciwis, genjer, tauge, oyong, jamur segar, kangkung, wortel, labu waluh, lobak, pare, pepaya muda, nangka muda, sawi, selada, dll)
1 porsi buah = 50 gram buah pisang uk.sedang, 50 gram alpukat; 100 gram jeruk manis; 80 gram manggis; 125 gram belimbing; 75 gram duku; 100 gram jambu air; 100 gram jambu biji; 90 gram mangga; 90 gram melon; 50 gram nangka masak; 75 gram nanas; 100 gram pepaya, dll.
1 porsi protein hewani = 40 gram daging ayam; 170 gram bakso daging; 40 gram daging sapi; 50 gram hati sapi; 40 gram ikan segar; 20 gram ikan teri; 50 gram dadih sapi; 15 gram ikan asin kering; 35 gram udang segar; 55 gram telur ayam (2 butir uk. sedang); 30 gram keju; 1 butir telur bebek asin; 5 butir telur puyuh; 75 gram usus sapi; 45 gram cumi; 15 gram dendeng sapi, 90 gram kerang, dll)
1 porsi lauk nabati = 50 gram tempe (2 potong besar); 25 gram kacang hijau; 25 gram kedelai; 25 gram kacang merah; 50 gram oncom; 20 gram kacang tanah kupas; 15 gram kacang mete; 20 gram kacang tolo; 100 gram tahu, dll)
Jadi, berdasarkan informasi ini, bisa teman-teman kalikan sendiri dengan kebutuhan masing-masing. Memang informasi ini aku kombinasikan dari sumber Kemenkes dan Kementan, tapi menurutku pribadi, versi Kemenkes ini lebih mudah diimplementasi. Versi Kementan ini lebih advance dan detail, tapi juga lebih terukur. Itu kan di gambar ISI PIRINGKU mungkin ukurannya bisa subjektif, atau bisa aja kita yang lapar dan nacal ini sengaja isinya dibuat menggunung jadi lebih banyak, harusnya gambar dari Kemenkes ini dibuat detail gambar dari atas dan samping beserta skalanya LOL
Repot harus nimbang? Yaa memang begitu salah satu cara mengatur porsi gizi seimbang. Kita bisa investasi timbangan digital, ga harus neraca analitik, hanya untuk sekedar tau berapa yang kita makan. Toh, kita akan berterima kasih pada diri kita sendiri saat masa tua menjelang karena kedisiplinan kita dalam mengatur jumlah asupan gizi kita.
Semoga kali ini bisa bener-bener memperluas wawasan dan meningkatkan awareness temen-temen tentang asupan gizi kalian yaa demi masa depan yang lebih sehat!
0 notes