Tumgik
#fabian salah
story-addict · 1 year
Text
So I finished all the Game Changers books…what am I supposed to do now.
I already miss Ilya Rozanov.
93 notes · View notes
scorbleeo · 6 months
Text
Book Chat: Tough Guy
Game Changers (Book 3) by Rachel Reid
Tumblr media
Source: Google Images
They have nothing in common—so why does Ryan feel most like himself whenever he’s with Fabian?
Pro hockey star Ryan Price may be an enforcer, but off the ice he struggles with anxiety. Recently traded to the Toronto Guardians, he’s determined to make a fresh start in the city’s dynamic LGBTQ Village. The last thing he expects to stumble upon in his new neighborhood is a blast from his past in the fabulous form of Fabian Salah.
Aspiring musician Fabian loathes hockey. But that doesn’t stop him from being attracted to a certain burly, ginger-bearded defenseman. He hasn’t forgotten the kiss they almost shared back in high school, and it’s clear the chemistry between them has only intensified.
Fabian is more than happy to be Ryan’s guide to the gay scene in Toronto. Between dance clubs and art exhibits—and the most amazing sex—Ryan’s starting to feel something he hasn’t experienced in a long time: joy. But playing the role of the heavy on the ice has taken its toll on his body and mind, and a future with Fabian may mean hanging up his skates for good.
ISBN: 9781488068911 (2020) | Source: Goodreads
Good Concept, Poor Execution
Like Reid's previous two books in Game Changers, Tough Guy is nothing like its predecessors. Our athlete here was not hiding his sexuality. The love interest here was not a struggling service employee nor a fellow athlete. However, with that in mind, I knew Tough Guy was not going to beat Heated Rivalry in terms of, well, everything. I did go into this book knowing I would most probably not enjoy it.
First things first, based off that synopsis, it just wasn't enticing enough. If Ryan did not appear previously, I would not have known to expect something deeper in this story. Honestly, this felt like a rather different sports romance novel as compared to the ones I've read before. Tough Guy brushed on obvious subject like stereotypes but it also talked about panic attacks and identity crisis. Not something you come across often in this specific genre, right?
Anyway, I really did like the idea of Tough Guy. I liked that we were teased with what Ryan might be going through previously, and in his book, we get to see him grow. However, because we were so busy watching (or reading) Ryan grow, Fabian seemed so irrelevant to the story. This felt like when I was reading the first book in the series, it was so much Scott Hunter and that was it. Not gonna lie, I almost DNF-ed this book like I did Game Changers. But because I really wanted to see the character development in Ryan, I went on to finish the book. No regrets there because that epilogue? And walking in on them? Yeah, that epilogue made my experience with Tough Guy slightly better.
I just wished Reid had taken her time to write this book. Or rather, let Ryan take his time to grow and have the couple take their time to develop their relationship. In terms of chemistry, I felt more chemistry between Scott and Kip, and I did not even finish reading that book! Fabian needed more spotlight, Ryan needed a slower pace and well, this book could have done with a couple more chapters.
Rating: ★★☆☆☆
More on the Game Changers series here: Heated Rivalry (#2)
0 notes
iammistressofmyfate · 5 months
Text
Tumblr media
Rating: Explicit
Relationships: Shane Hollander/Ilya Rozanov, Rose Landry/Svetlana Vetrova, Ryan Price/Fabian Salah, Kip Grady/Scott Hunter, Eric Bennett/Kyle Swift
Tags: Clubbing, Dancing, Coming Out, Established Relationship, Developing Relationship, Friendship, Shane's Exhibitionism Kink, Anal Fingering, Anal Sex, Blow Jobs, Shower Sex
Summary: Shane and Ilya go out to a club in NYC with their friends
Excerpt:
“It will be fun,” Ilya said from the bedroom of their hotel suite while Shane frowned at his reflection. He stood in the bathroom, mostly dressed, fussing with his hair. He was sort of dreading their evening plans. A night out at a club with their friends. 
In theory, this wasn’t supposed to be anything stressful, but he couldn’t help the knee-jerk reaction of discomfort at being in a dark space with other people pressed up against him. Dancing . 
“Your definition of fun differs quite a bit from mine,” Shane replied and he heard Ilya sigh. 
“Shane. We will be with our friends. Will be okay,” came Ilya’s fond but exasperated reply.
[Read Here]
3 notes · View notes
lovecharged · 1 year
Text
starter for: fabian salah | @tkachukmatthew
Tumblr media
"i bought you something," he starts, speaking through -- and hopefully not ruining -- the tranquility of silence that had spread between them after all the excitement of the days events. he'd bought it a while back, though he hadn't been sure when he'd give them to him. now seemed the perfect opportunity however, since they were celebrating fabian's successful album launch, and they were together again and he was...doing what was best for him, for his back, for their relationship. he hoped he found a job that meant he could still spoil fabian, there was nothing quite like admiring him in something that ryan had bought him. "do you want it now or tomorrow?"
3 notes · View notes
beingliverpool · 2 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Entering New Season!! 
Reds arrive in Bangkok to kick off Asia trip... Liverpool Squad:
Goalkeepers: Alisson Becker, Adrian, Harvey Davies, Fabian Mrozek
Defenders: Trent Alexander-Arnold, Joe Gomez, Ibrahima Konate, Joel Matip, Nathaniel Phillips, Andy Robertson, Kostas Tsimikas, Sepp Van den Berg, Virgil van Dijk, Rhys Williams, Stefan Bajcetic, Luke Chambers, James Norris
Midfielders: Leighton Clarkson, Harvey Elliott, Fabinho, Jordan Henderson, Curtis Jones, Naby Keita, James Milner, Tyler Morton, Alex Oxlade-Chamberlain, Thiago Alcantara, Fabio Carvalho, Melkamu Frauendorf, Thomas Hill, Isaac Mabaya
Forwards: Luis Diaz, Roberto Firmino, Diogo Jota, Darwin Nunez, Mohamed Salah, Bobby Clark 
5 notes · View notes
rozenareblue · 14 days
Text
Ujung Cerita.
"Aku harus ke toilet umum deh, kamu tahu ngga dimana?" Tanya laki-laki yang datang bersama ku ke Alun-alun Jogja saat ini. Aku menoleh kepada nya, mencoba meraba-raba ingatan ku.
Ia mengedarkan pandangan nya, lalu menyentuh lengan ku dengan lembut. "Kamu tunggu disini ya, aku cari toilet umum dulu. Perut ku sakit banget dan mules." Ujarnya dengan nada pelan, tampak peluh keluar dari kening nya.
Aku mengangguk pelan, lalu ia mencium kening ku sekilas sebelum berlalu pergi. Mata ku masih memperhatikan langkah nya ketika bergerak menjauh dari ku. Ketika jarak pandang nya sudah tidak mampu lagi ku temukan, aku berjalan ke tengah alun-alun. Mencoba untuk melihat sepasang pohon beringin kembar dari jarak yang cukup dekat. Dua pohon beringin kembar yang kokoh dan kuat, sekuat hati ku. Aku tersenyum kecil karena pemikiran tersebut.
Aku bergerak ke arah lain, berjalan perlahan seraya menikmati semilir angin yang berhembus lembut. Di sekitar ku terlihat sangat ramai, banyak yang berdatangan untuk sekedar duduk, atau menikmati makanan. Lalu dari jarak yang cukup jauh dari tempat ku berada, berbagai layangan terbang dan anak-anak kecil tampak riang seraya menarik ulur benang layangan tersebut. Pemandangan yang menyenangkan, tentu saja.
Kini, aku melangkahkan kaki ke arah lain lalu aku dikejutkan oleh sepasang mata sendu yang menatap ku cukup tajam. Aku memperhatikan sang pemilik mata tersebut dengan perasaan yang abstrak, dan jantungku berdegup cukup kencang. Mata nya seolah mengunci kesadaran ku, padahal kita berjarak kurang lebih satu meter.
Ditengah lemah nya pertahanan diri, aku masih bisa menilai dirinya yang sekarang, seseorang yang pernah menghuni hati ku ini. Dia yang sekarang tengah mengenakan kaos oblong berwarna cokelat muda, celana pendek sebatas dengkul, lingkaran disekitar mata yang tampak tercetak jelas dan juga tubuh nya tidak sebesar dari yang terakhir aku lihat. Mengapa kita harus dipertemukan disaat seperti ini? resah ku dalam hati.
"Lo kelihatan baik-baik aja, gue pikir tadi gue salah liat. Ternyata emang benar lo." Ucapnya ketika berhasil mempersingkat jarak nya dengan jarak ku.
Setelah sekian lama, ketika ketakutan akan pertemuan ini terjadi, ternyata kalimat yang lolos dari bibirnya tidak semenakutkan yang pernah aku bayangkan.
"Kamu...Kamu kelihatan berbeda," Lirih ku dengan pelan. Ia tampak menahan tawa nya, lalu kembali memperhatikan ku.
"Berbeda ya? udah lama ngga bertemu, bukan nya sudah jelas ya kalau bakal berbeda?"
Pertanyaan yang retoris ini memaksa ku untuk tertawa, dia pun juga tertawa. Membuat hati ku seketika menghangat, dan kecanggungan yang semula aku rasakan perlahan memudar.
"Lo kesini bareng siapa? ngga sendiri 'kan? apalagi nekat?"
Aku tertawa mendengar pertanyaan nya, lalu otomatis menggeleng dengan cepat. "Emang nya gue empat tahun yang lalu? gue kesini bareng tunangan gue, ada urusan pekerjaan juga disini." Jawab ku dengan nada santai, dia terlihat sedikit terkejut lalu diam seolah pikiran nya dipenuhi oleh pikiran.
"Dimana tunangan lo? ngga baik kalau jalan sendirian begini, apalagi kalau bertemu orang dimasa lalu, nanti bisa berantakan rencana nya."
"Dia lagi ke toilet umum, sakit perut,"
"Sayang, maaf aku lama banget. Kamu ngga kelamaan nungguin aku 'kan?" ujar seseorang yang tiba-tiba berada di antara kami berdua.
"Ngga kok. Oh iya, ini kenalin nama nya Daru. Daru ini tunangan gue nama nya Fabian." Ujar ku kepada mereka yang sejak tadi sudah saling memindai, dan memperhatikan.
"Daru,"
"Fabian, dan terimakasih sudah jagain Rara sebentar." Ujar Fabian seraya menjabat tangan Daru, kemudian merangkul pinggang ku dengan lembut.
"Kebetulan aja kok, ngga perlu berterimakasih."
"Ngomong-ngomong tumben kesini, ada apa?" Tanya ku berusaha untuk mengambil topik perbincangan.
"Menenangkan diri, lusa gue menikah. Kalau ngga keberatan dan masih berada disini, kalian bisa datang. Maaf kalau terkesan mengundang dengan cara tidak sopan."
Seketika aku dan Fabian saling bertatapan, lalu aku menatap Daru yang tampak berpikiran kosong. "Terimakasih, akan gue pertimbangkan."
"Lo lagi ada masalah?" Tanya Fabian dengan nada datar, lalu aku yang mendengarnya segera mencubit kecil lengan nya.
"Gue, gue cuma lagi dilanda keraguan." Jawabnya dengan tatapan menerawang, lalu mata nya beralih kepada aku yang juga tengah memperhatikan nya.
"Gue senang lo baik-baik aja, gue harap lo bisa berhenti untuk terus merasa bersalah. Gue titip Rara ya," lalu dia berpamitan setelah nya.
Kalimat terakhirnya menimbulkan pertanyaan dibenak ku. Lalu Fabian tiba-tiba menyentuh kedua bahu ku.
"Sayang, kamu ngerti kan kenapa dia ngomong begitu?"
"Aku ngga ngerti."
"Ngga usah dimengerti, aku bakal terus jagain kamu dari dia sekalipun." Ujar Fabian dengan kilatan mata yang berapi-api, aku tersenyum lalu mengusap bahu kanan nya.
"Jangan khawatir. Im all yours."
"You're mine, Rara."
0 notes
enkeynetwork · 5 months
Link
0 notes
muhammadnasrulah · 6 months
Text
P5 Muhammad Nasrulah 9.3 (23)
Kalii inii aku akan menceritakan pengalaman kuu bersama teman temann ku.
Beberapa minggu laluuu atau tepatnya di Senin, 9 Okt 2023.
Minggu 1
Di minggu pertama kegiatan Projek aku dan teman-temanku dibagikan kelompok oleh Wali'Kelasku Yang bernama Bu Anita saat itu aku mendapatkan kelompok 5, Yg terdiriii dr : -Cikal, Rakha, Fabian, Thania, Nabilla, Nasrull
Tumblr media
TEMAN TEMAN SEKELOMPOKUUU...
Setelahh dibagikan kelompok kami semua disuruh menulis di post it tentangg.. BHiNEKA TUNGGAL IKA setelah selesai menulis setiap kelompok menempelkan post it pada papan tulis.
Hari kedua, Minggu Pertama
Kami diberikan kertas kotak-kotak yg berisikan pertanyaan seputar teman-teman kamii dan kita akan menceklis kotak-kotak tersebuttt.
Hari ketiga, Minggu Pertama
Saat hari ketiga setiap siswa disuruh untuk membuat infografis sesuai absen yang diberikann, setelah selesai akan maju untuk presentasi. setelah itu dalam satu kelompokk pilihlah salah satu absen temanmu untuk memilih satu lagu Daerah untuk Dinyanyikan di depan kelas
Tumblr media
AKU BERSAMA TEMAN-TEMANKU SEDANG MENGHAFAL LAGU DAERAH.
Hari keempat, Minggu Pertama
Sudah hari ke-empat sajaa nih........
Saat Hari Ke-empat aku dan teman-temanku disuruh untuk membuat KORDING(Koran-Dinding) yg bertema Bhinneka Tunggal Ika
Tumblr media
AKU DAN TEMAN-TEMANKU SEDANG KESULITAN MEMBUAT KORDING
Hari kelima, Minggu Pertama
Hari terakhir di minggu pertamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.
Di hari ini Kami disuruh VOTING untuk pemilihan Cerita Daerah yang akan kami pentaskan
Hari keenam, Minggu Kedua
pada hari ke enam Wali Kelas akan membagikann Tugas untuk pentas Cerita Daerah, Akan dibagi dalam beberapa bidang
saya terpilih menjadi Aktor
Hari ketujuh, Minggu Kedua
Setiap bidang akan mengerjakan tugas mereka dan akan membuat sebuah canva.
Hari kedelapan, Minggu Kedua
Seluruh bidang akan menyiapkan properti, persiapan untuk pentas ,dalam menghafal dialog sampai menari
Hari kesembilan, Minggu Kedua
Kami semua melakuakn GLADI BERSIH dalam semua bidang
Tumblr media
FOTOO DULU SEBELUM GLADI BERSIHH -_-
Hari kesepuluh, Minggu Kedua
Masih sama kami terus berlatih-latih-dan terus berlatihh
Hari kesebelas, Minggu Ketiga
Inilah Hari yang kami tunggu Saatnya Kami pentasss
Awalnya kami grogi tapi kami tetap menjalaninyaa =) kami kelas pertama yang maju untuk pentas
Tumblr media
KELASKU SAAT PENTAS
Hari keduabelas, Minggu Ketiga
Karena kelas kami sudah selessai pentas kami hanya menonton kelas kelas lain yang sangat bagus dalam pentas
Hari ketigabelas, Minggu Ketiga
AKHIRNYA PROJEK SELESAI.
saat selesai untuk melakukan selebrasi ANGKATAN 45 Melakukan Pawai keliling area didekat sekolah
Tumblr media
FOTO DULU,,,,
dari projek aku jadi bisa lebih dekat dengan teman-temanku disini kerjasama kami meningkat kami saling bantu satu sama lain
kami juga banyak mengenal tentang indonesia disini
Terimakasih Kelompok 5 atas kerjasama, keseruannya dan kerja kerasnya. Aku senang sekali dapat menjadi bagian dari kalian!
Terimakasih 9.3 untuk semua tenaga dan waktu yang telah kalian keluarkan untuk pementasan drama ini. Aku sangat sangat sangat bangga dengan apa yang telah kalian semua lakukan demi kelas kami!
TERIMAKASIH 9.3
1 note · View note
realita-lampung · 10 months
Text
Hadir Tanpa Dokumen HGU, Ketua DPD LIPAN : PTPN VII Sangat Pandai Mendongeng
Tumblr media
Anggota Komite IV, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, Abdul Hakim, menggelar rapat dengan sejumlah pihak, terkait permasalahan lahan PTPN VII Way Berulu yang menjadi sengketa. Hadir tanpa membawa dokumen yang diminta masyarakat, PTPN VII disebut pandai mendongeng, dengan bualan cerita tanpa data. Abdul Hakim memfasilitasi rapat dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat di Provinsi Lampung dengan Tema "Mencari Solusi Permasalahan Lahan PTPN VII dengan Masyarakat Desa Tamansari Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran". Rapat berlangsung di Kantor DPD RI Provinsi Lampung, di Kota Bandar Lampung, Rabu (26/07/2023). Acara tersebut dihadiri oleh Perwakilan Kantor Direksi PTPN VII, BPN Provinsi Lampung Darmawan Lubis, BPN Pesawaran Ibu Sri Rezeki, Para Ahli waris Tanjung Kemala Desa Tamansari, Kepala Desa Taman Sari Fabian Jaya, serta Perwakilan dari Pemerintah Daerah Pesawaran dan Polres Pesawaran. Berdasarkan pantauan Media dilokasi, Sepanjang jalannya rapat yang difasilitasi oleh Anggota DPD RI Abdul Hakim, lagi-lagi perwakilan PTPN VII hanya mampu bercerita tanpa data, sementara data yang telah dibawa Ahli waris baru dimunculkan beberapa Item, pihak PTPN VII tak mampu menyanggah. Lucunya lagi, perwakilan BPN Kanwil Lampung, justru terlihat membela PTPN VII, dengan dalih edukasi terhadap masyarakat. Hal tersebut tentunya langsung disanggah oleh Kepala Desa Taman Sari Fabian Jaya, yang meminta jangan dikit-dikit sebut masyarakat. "Itu coba edukasi dulu PTPN VII yang jelas-jelas mengelola Lahan tanpa HGU selama puluhan tahun dan sempat mengajukan HGU ditolak, kok masih saja dibela," tukas Kades Taman Sari, Fabian Jaya Gelagapan menjawab pertanyaan salah satu perwakilan ahli waris, akhirnya perwakilan Kanwil ATR-BPN Provinsi Lampung hanya terdiam saja. Sementara PTPN VII terus berdalih, bahwa HGU di Lahan yang selama ini klaim miliknya dan memiliki alas hak. Sayangnya dia justru datang tanpa data dan hanya bercerita, bahwa pihaknya berdalih masih mengajukan HGU. Tentu hal tersebut dipandang rancu, pasalnya PTPN VII telah berpuluh tahun mengelola tanah di Tanjung Kemala, ternyata tanpa Hak Guna Usaha. Hal ini ditegaskan Sri Rezeki, yang mengatakan, bahwasanya tanah dengan luas 329 hektar tersebut tidak berstatus dan tidak ada HGU nya. Sehingga Kantor Pertanahan ATR-BPN Pesawaran tidak memiliki dokumen apapun terkait lahan seluas 329 hektar yang terletak di Taman Sari. Terkait hal tersebut, Ketua DPD LIPAN, Mara, berkomentar dengan lugas. Dia mengatakan, PTPN VII sangat pandai mendongeng dengan bualan cerita tanpa data. Inilah yang dapat memicu ketidak jelasan terhadap permasalahan ini. “Kalau memang ada Alas Hak dalam bentuk apapun itu, di bawa tunjukan ke pihak terkait yang berada di dalam rapat tersebut, bukan malah bisanya cerita,” ucap Mara. Lebih tegas Mara mengungkapkan, Ini kok malah minta masyarakat menuntut lewat jalur hukum. Apakah PTPN VII yang statusnya BUMN se -miskin itu sampai masyarakat yang harus menuntut di pengadilan untuk pembuktian. Ini saya rasa PTPN VII sangat tidak menghargai undangan resmi DPD RI dari Komite IV, yang salah satunya membidangi tentang BUMN. "Masak datang diundang secara resmi melalui salah satu lembaga tinggi kok hanya bawa cerita, seakan pihak yang memfasilitasi nggak ada marwah kehormatan nya kalau seperti ini," kata Mara. Dia menambahkan, PTPN VII hanya bawa cerita tanpa data, sementara masyarakat ahli waris di Tanjung Kemala, Taman Sari, datang jauh-jauh ke Bandar Lampung ke Kantor DPD RI, sudah siap dengan segala kesaksian, sehingga mereka sudi hadir dan siap memberikan kesaksian apapun yang dibutuhkan. (Tejo PPWI) Read the full article
0 notes
ay-sis-stuh-lee · 10 months
Text
01 — This Is How We Meet
ditulis menggunakan sudut pandang Asara Kadly
please read these tags below, if it may triggers u for some reason, i sincerely ask u to leave this page. thank you! <3 CW / TW : mention of alcohol, toxic relationship. 900+ characters.
Tumblr media
️️ㅤBegitu meninggalkan Reivaldy bersama serentetan kata-kata kasarnya yang mengumpati gue di dalam sana, gue nggak langsung pulang seperti yang gue katakan kepadanya saat adu mulut kami tadi. Gue nggak tahu sudah berapa lama gue menghabiskan waktu berdiri di sebelah meja valet yang berada tepat di depan pintu masuk Valhalla itu ketika menunggu supir gue untuk datang menjemput.
️️ㅤTangan gue bergerak memijat pelipis karena kepala gue sedikit berat, mungkin gin yang tadi gue minum dengan sekali tenggak seperti meminum air putih itu baru mengeluarkan efeknya sekarang. Gue berdiri sembari memandangi jalanan Senopati –yang ternyata sedikit lebih legang pada dini hari, ketimbang ketika sore menuju malam. Mungkin satu dua mobil yang melewati jalanan saat ini mengira gue seperti orang bodoh yang lebih memilih berdiri di luar sini daripada ikut menikmati malam panjang yang menyenangkan dan berkelap-kelip itu, dan jujur saja, gue pun juga berpikir kalau gue memang bodoh.
️️ㅤSementara gue terdiam dengan badan yang gue senderkan kayu-kayu yang menjadi tembok, pikiran gue penuh dengan pertanyaan-pertanyaan akan, “ini gue bener nggak sih ngelakuin ini?” atau “tadi omongan gue jahat nggak sih sama Rei?” dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain tentang perlakuan gue kepadanya malam ini. Ada perasaan bersalah sekaligus lega yang menyelimuti gue, perasaan bersalah karena ternyata gue nggak sekuat itu untuk tahan dengan sikapnya seperti yang gue janjikan kepadanya sebelum akhirnya kami memutuskan untuk mempunyai hubungan dan perasaan lega karena ternyata gue bisa memilih untuk akhirnya melawan dia.
️️ㅤGue memang muak dengan dia, gue memang muak dengan cara Reivaldy yang selalu membatasi pertemanan gue sementara nggak kepada dirinya sendiri, gue muak dengan cara dia yang selalu memarahi gue dengan kata-kata kasarnya dia ketika kami sedang bertengkar, dan segala percekcokan kami yang akhirnya selalu menempatkan gue sebagai orang yang bersalah. Semua kemuakan gue pada sikapnya yang kadang seperti orang gila itu memang tidak bisa menutup fakta bahwa, ada sebagian dari Reivaldy yang membuat gue senang. Memang hanya sebatas itu, tetapi mungkin karena dia memang dari awal datang tanpa janji apapun selain membuat gue senang, hal itu yang membuat gue jadi bertahan dengan dia selama ini.
️️ㅤIsi kepala gue yang tadinya penuh dan berisik mendadak kosong ketika gue mendengar suara mesin kendaraan yang mendekat disusul dengan lampunya yang menyoroti sebagian lobi drop off –termasuk gue, yang membuat gue menyipitkan mata karena silau. Gue kira itu mobil Papa beserta Pak Rokih yang membawanya, tetapi ternyata dugaan gue dipatahkan ketika mobil yang terparkir tepat di depan gue itu ternyata bukan mobilnya Papa. Kemudian gue melihat pintu mobil itu terbuka lalu dua orang penumpangnya turun.
️️ㅤ“Yoi, thanks ya! tiati jangan ngebut…” gue mengalihkan fokus gue dari interaksi pengunjung itu dengan menatap sepatu gue, sehingga gue nggak tahu apa lagi yang mereka ucapkan. Setelah mesin mobil itu kembali menderu dan meninggalkan area bangunan ini, dari pandangan yang sedang menunduk ini gue bisa melihat dua pasang kaki yang berjalan mendekati gue, namun alih-alih kaki itu berjalan melewati gue dan menuju ke pintu masuk justru gue melihatnya berhenti tepat di depan gue. Ini gue dikira lady escort apa ya?
️️ㅤ“Kadly?” gue lantas menegakkan kepala gue secepat kilat ketika mendengar suara berat yang menyebut nama gue, untuk menemukan wajah familiar dengan telunjuknya menunjuk gue.
️️ㅤ“Fab!” suara gue menyapanya sedikit tinggi karena gue cukup kaget dengan presensinya. Namanya Fabian, salah satu teman dekat gue di kampus meskipun kami berasal dari jurusan yang berbeda, and a little fact that we once spent our time together in the past.
️️ㅤDia menanggapi sapaan gue dengan senyum yang membuat matanya membentuk sabit terbalik, “Kok berdiri di sini, Kad. Nggak ke dalem?” tanyanya membuat gue menggeleng sembari terkekeh pelan.
️️ㅤ“Gue nunggu supir gue jemput,” jawab gue tanpa berbohong, membuat dia mengangguk kecil dengan mulutnya yang dia bentuk huruf O.
️️ㅤ“Kok lo tumben mau ke sini, Kad. dulu gue ajak main ke tempat-tempat begini nggak pernah mau,” ujar Fabian sembari terkekeh, yang membuat gue juga meloloskan kekehan getir.
️️ㅤ“Iya hahaha masih inget aja lo,” Tuh kan, dia aja tau gue nggak suka sama tempat beginian. Lalu gue melanjutkan, “tadi gue ke sini diajak orang sih, tapi karena gue pusing jadinya gue cabut duluan,”
️️ㅤ“Pantesan… makanya gue kaget hahahaha,”
️️ㅤ“Eh, hahahaha,” tawa lolos dari celah bibir gue, “kok kesannya gue kayak susah banget diajak ke sini sampe lo kaget. Lo juga bikin gue kaget tau main jauh banget ke Selatan, Fab.”
️️ㅤ“Temen ulang tahun, Kad. Jadinya mau nggak mau deh gue ke sini,” ujarnya membalas gue lalu dia menunjuk orang di sebelahnya yang sedaritadi hanya menjadi penonton kami, “Untung ada dia nih, tinggalnya di deket sini,”
️️ㅤPandangan gue mengikuti telunjuk Fabian mengarah, membuat gue tersenyum sembari menganggukan kepala pelan tanda menyapa, dia balas senyum gue dengan cengiran yang membuat pipinya mengembang membentuk bola. Wajah menyeramkan yang tadi gue lihat hanya sekilas itu karena minimnya penerangan mendadak hilang dan tergantikan dengan wajah jenaka seperti anak kecil.
️️ㅤGue dan dia saling melempar tatap sebelum suara mesin dan sinar lampu menyoroti kami diikuti klakson yang berbunyi, membuat gue memutuskan tatapan kami lebih dulu dan melihat mobil gue memasukki kawasan lobi.
️️ㅤ“Eh, itu supir gue udah dateng,” membuat kedua orang itu menengok sesaat, “gue duluan ya, Fab.” Ujar gue membuat Fabian menganggukan kepalanya.
️️ㅤ“Ati-ati, Kad,” ucap Fabian sembari mengangkat tangannya mengajak gue tos, setelah gue dan Fabian ber-tos-an, gue menyempati untuk menengok ke teman Fabian, kata Mama gue harus sopan ketika bertemu seorang teman, maka dari itu gue ingin berpamitan dengan dia.
️️ㅤGue menundukkan kepala lalu tersenyum tipis, “Duluan, ya…”
️️ㅤAksi gue memang mungkin sedikit membuat dia kaget, “Oh− eh, iya.. Tiati…” ujarnya sedikit terbata dan tersenyum canggung. Melihatnya seperti orang bingung gue memberikan senyum lebih lebar dengan kekehan yang membuat dia menggaruk tengkuknya. Kocak, kayak orang bingung beneran.
️️ㅤSetelahnya kami berpisah, gue memasukki mobil sedangkan Fabian dan temannya pergi memasukki tempat penuh hingar bingar itu.
0 notes
Text
Tumblr media
Sabtu pagi aku sudah berada dibandara Changi Singapura karena malam ini akan menghadiri pesta pernikahan dari teman kuliahku dulu. Sambil menunggu temanku yang akan menjemput, aku berkeliling mencari sesuatu yang unik disini. Pukul 09.30 temanku datang menjemput panggil saja Clara. “Hay, Van sudah menunggu lama?” tanya Clara. “Lumayan lah haha” jawabku asal. Karena untuk menghadiri pernikahan sahabat kita, aku dan Clara memutuskan untuk pergi ke Mall berencana untuk mencari barang-barang yang kita butuhkan sekalian ke salon. Jam sudah menunjukan pukul 1 siang, waktu makan siang yang terlewat. “Van, ayoh kita cari makan siang sebelum nyalon” titah Clara padaku. “Oh yah oke” Jawabku.
Salah satu restoran chinese yang terkenal diarea itu menjadi pilihan makan siang kami. Salah satu pelayan memilihkan tempat yang bagus untuk bersantai sambil menikmati makan siang. “Ra, aku ke toilet dulu sebentar yah” ucapku sambil berdiri dari tempatku duduk. Clara hanya mengacungkan jempolnya sambil asik bermain HP. Aku pergi menuju toilet yang berada di sudut restoran itu. Dan apa yang terjadi? Hal yang sangat membuatku kaget luar biasa terpampang didepan mataku, kakiku dingin dan tanganku bergetar. 
Aku kembali ke tempat dudukku dengan wajah pucat pasi, “Van kamu ga kenapa-kenapa?” Tanya Clara. “Hah, its okay. Aku cuma capek aja setelah penerbangan dari Jakarta-Singapura” Jawabku bohong. 
Selama menunggu makanan datang aku scroll hp melihat snapgram orang-orang dan kebetulan ada Nadin disitu, aku memutuskan untuk membalas story dia “Wah enaknya sedang liburan, kasian Fabian jadi fotographer wkwk” Tulisku. “Hahaha, iyah Van liburan dong weekend gini masa dirumah terus. Hahaha btw bukan mas Fabian yang fotoin. Doi lagi ada tugas ke Yogya” Balasan Nadin. Hatiku mencelos saat itu juga, “Nad tau ga? Suami kamu lagi mesra-mesraan sama perempuan lain disini di Singapura bukan di Yogya” Ucapku dalam hati. 
Hari-Hariku penuh dengan prasangka buruk tentang Fabian, rasa benci dan tak suka sejak pertemuan tak direncanakan di Singapura sebulan yang lalu. “Bian lo itu breng**k berani-beraninya lo hianatin temen gue” batinku seketika ketika melihat Fabian dan Nadin ada didepanku. Dan yah, karena aku tidak mau berurusan dengan rumah tangga orang lain, aku memutuskan untuk tidak memberitahu Nadin soal perselingkungan suaminya itu “Doaku semoga Kamu di beri kekuatan Nad” ucapku. 
1 note · View note
itsminejournaal · 1 year
Text
Verification time!
Hore akhirnya waktunya verif. I'm not gonna lie, gue dag dig dug serr banget pas waktu verifan. Takut pol kira kira gue yang gak ada apa apanya ini bakal keverif gak ya.
Jeng jeng, verification di drop tanggal 13 Oktober, 20.42.
Tumblr media
Dan yeap, hello there. Yeosjun alias Narendra Fabian Adinata resmi menjadi salah satu author.
Cie keverif cie.
Tumblr media
Link tweet bisa diakses dibawah!
Tumblr media
0 notes
adariyantidisini · 2 years
Text
Tumblr media
Riyanti dan FLORES WRITERS FESTIVAL 2022
Tahun ini, Flores Writers Festival kembali digelar. Pagelaran FWF yang ke-2 ini diadakan di Ende dengan mengusung tema "Mari Bermain di Halaman". FWF 2022 yang diprakasai oleh Yayasan Klub Buku Petra ini menyajikan berbagai macam program publik, berlangsung pada tanggal 29 September - 01 Oktober 2022. Sejumlah penulis-penulis keren, seperti Eka Kurniawan, Dhianita Kusuma Pertiwi dan Elvan De Porres serta para pembicara dan Komunitas-Komunitas Kolaborator turut mengisi acara pada program publik FWF 2022 ini.
Sama seperti tahun lalu, tahun ini FWF juga mengadakan sayembara pembaca yang mewajibkan peserta untuk menulis ulasan buku yang terbit dalam rentang waktu 3 tahun terakhir dan berbicara mengenai Kampung, Halaman, Kampung Halaman atau Ende. Ketika FWF merilis info sayembara ini, saya tertantang untuk mengikuti sayembara, terlebih karena tema yang diambil juga menarik hati saya, yaitu mengulas tentang kampung halaman.
Sejujurnya saya tidak pede dengan ulasan yang saya tulis, saya merasa tulisan saya tidak sesuai dengan harapan dan karakter para Kurator FWF. Selain itu, tulisan ini adalah ulasan pertama yang saya tulis secara serius dan cukup panjang. Saya memilih untuk mengulas buku puisi "Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi" karya kak Theoreshia Rumthe dan Weslly Johanes. Saya merasa buku ini merupakan pilihan yang tepat karena adanya kesesuaian dengan tema sayembara pembaca. Ulasan yang saya tulis pun berdasarkan perasaan dan pengalaman pribadi saya. Akhirnya, jadilah ulasan alakadarnya yang saya submit di akhir waktu pendaftaran. Yang mengagetkan adalah, tulisan alakadarnya itu terpilih sebagai salah satu dari 4 peserta pilihan di sayembara pembaca (dan suami saya juga salah satu yang terpilih ✌️). Dengan segala kekurangan serta catatan tambahan dari para Kuratornya, saya akhirnya menerima undangan untuk mengisi sesi "Ruang Baca" di FWF 2022.
Pada sesi Ruang Baca, ke empat peserta terpilih memaparkan kembali hasil bacaannya serta kaitannya dengan kampung halaman. Pada sesi ini juga hadir Pak Fabian Thomas, Editor Penerbit Nusa Indah Ende yang memberikan tanggapan atas apa yang sudah kami ulas. Para perserta juga diberikan waktu untuk sesi tanya jawab, dan terjadilah diskusi yang menyenangkan di sesi ini. Kak Marcelus Ungkang, selaku Kurator juga menambahkan catatan-catatan khusus serta alasan kenapa tulisan kami terpilih di sayembara pembaca FWF tahun ini.
FWF 2022 ini sukses menjadikan "Halaman" sebagai tempat bermain. Memberikan wadah bagi pembaca untuk menyampaikan gagasannya. Mempertemukan pembaca, penulis dan para seniman dari berbagai komunitas di "Halaman" yang sama. Jujur, saya takjub menyaksikan bagaimana orang-orang keren ini berdiskusi, menyampaikan isi kepalanya serta memberikan tanggapan-tanggapan liarnya. FWF 2022 ini juga luar biasa keren karna berhasil menyajikan halaman tempat bermain yang bersih dan tanpa sampah plastik. Para peserta diwajibkan membawa tumbler untuk isi ulang air minum, dan snack serta makanan disajikan dalam bentuk prasmanan. Hasil kerja sama dengan komunitas Trash Hero Ende ini berhasil mengurangi lebih dari 3000 sampah plastik selama Festival berlangsung.
Terima kasih kepada Tim FWF 2022 yang mengadakan festival literasi yang keren ini. Terima kasih secara khusus juga untuk kakak-kakak Kurator; Kak Armin Bell, Kak Marcelus Ungkang, Kak Valentino Luis, dan Kak Erlyn Lasar yang sudah berkenan memilih tulisan saya di sayembara pembaca.
Panjang umur hal-hal baik, panjang umur festival seni dan literasi. Sampai jumpa di FWF tahun depan✌️
Satu minggu berlalu, dan saya belum moveon dari FWF2022 🥲
(Foto oleh Kak Valentino Luis)
0 notes
bolainfo · 2 years
Text
Penawaran Dari Chelsea Ditolak , Edson Alvarez Mogok Latihan
Tumblr media
Gelandang milik AFC Ajax , Edson Alvarez tidak mengikuti sesi latihan tim pada hari Kamis (1/9), setelah manajemen klub Eredivisie Belanda itu keberatan untuk melepas sang pemain ke Chelsea menjelang tutupnya bursa transfer musim panas ini.
Chelsea sempat mengajukan penawaran kepada Ajax dengan mahar sebesar €50 juta agar bersedia melepas Alvarez ke Liga Inggris. Namun sayangnya , Tawaran tersebut ditolak oleh Ajax.
Diberitakan dari De Telegraaf , Alvarez sempat datang ke tempat latihan tim di De Toekomst. Sang pemain menunjukkan sikap mogoknya yang memilih hengkang menuju Chelsea daripada mengikuti latihan bersama rekan-rekannya.
Tumblr media
Alvarez rupanya mengadopsi cara yang dipakai oleh Antony saat di klub yang keberatan memenuhi keinginan Manchester United. Pada akhirnya , Antony pun dilepas menuju Old Trafford.
Alvarez khawatir kesempatan untuk bergabung dengan klub besar sekelas Chelsea tidak akan datang lagi di masa mendatang , Dan kini menggantungkan harapannya kepada dewan pengawas klub untuk merelasasikan keputusan manajemen.
Ketika penawaran dari pihak Chelsea datang , Direktur Teknik Ajax , Gerry Hamstra dan Wakilnya Klaas-Jan Huntelaar menegaskan kepada Alvarez bahwa transfer tersebut sulit untuk dipenuhi.
Hal tersebut dikarenakan bursa transfer yang akan segera tutup dalam hitungan jam , sehingga Pihak manajemen Ajax tidak ingin mengalami kesulitan mencari pengganti apabila menjual Alvarez ke Chelsea.
Ini merupakan penolakan kedua yang dilakukan pihak Manajemen Ajax terhadap klub lain yang ingin menggaet Alvarez. Sebelumnya , Newcastle United sudah mencoba memboyong Alvarez dengan mahar sebesar £25 juta.
Ajax memang sudah kehilangan banyak pemain bintang pada bursa transfer kali ini . Salah satunya adalah Antony yang memilih untuk hengkang menuju Manchester United.
Baca Juga : Paris Saint-Germain Boyong Fabian Ruiz Dari Napoli
0 notes
coldsshoulder · 2 years
Text
Yungthong slashes Wolves, Bournemouth defeats Villa... Premier League results
Premier League Summary
Saturday August 6, 2022
Fulham 2:2 Liverpool
goal scorer
: 1-0 Aleksandar  บาคาร่าออนไลน์ Mitrovic (32), 1-1 Darwin Nunez (64), 2-1 Aleksandar Mitrovic (pen) 72, 2-2 Mohamed Salah p.80
Bournemouth 1:0 Aston Villa
goal scorer
: 1-0 Jefferson Lerma in the 3rd minute, 2-0 Kieffer Moore in the 80s.
Leeds 2:1 Wolves
goal scorer
: 0-1 Daniel Podenz at 6, 1-1 Rodrigo at 24, 2-1 Rayan Et-Nuri (own goal) at 74
Newcastle United 2:0 Nottingham Forest
goal scorer
: 1-0 Fabian Share at 58, 2-0 Callum Wilson at 78
Tottenham Hotspur 4:1 Southampton
goal scorer
: 0-1 James Ward-Prowse at 12, 1-1 Ryan Sessegnon at 21, 2-1 Eric Dier at 31, 3-1 Mohamed Za Lisu (own goal) 61 p., 4-1 Dejan Kulusevski 63 p.
Everton: Chelsea
goal scorer
: Not competing yet
0 notes
niaking · 3 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
This pride month only! You can get all three of books in the Queer & Trans Artists of Color series ($60 value) for only $50, plus free shipping within the US. To place an international order, email niaking (at) zoho (dot) com. Order here.
Volume One:
A collection of sixteen unique and honest conversations you won’t read anywhere else... Mixed-race queer art activist Nia King left a full-time job in an effort to center her life around making art. Grappling with questions of purpose, survival, and compromise, she started a podcast called We Want the Airwaves in order to pick the brains of fellow queer and trans artists of color about their work, their lives, and “making it” - both in terms of success and in terms of survival. In this collection of interviews, Nia discusses fat burlesque with Magnoliah Black, queer fashion with Kiam Marcelo Junio, interning at Playboy with Janet Mock, dating gay Latino Republicans with Julio Salgado, intellectual hazing with Kortney Ryan Ziegler, gay gentrification with Van Binfa, getting a book deal with Virgie Tovar, the politics of black drag with Micia Mosely, evading deportation with Yosimar Reyes, weird science with Ryka Aoki, gay public sex in Africa with Nick Mwaluko, thin privilege with Fabian Romero, the tyranny of “self-care” with Lovemme Corazón, “selling out” with Miss Persia and Daddie$ Pla$tik, the self-employed art activist hustle with Leah Lakshmi Piepzna-Samarsinha, and much, much more. Welcome to the future of QPOC art activism.
Volume Two: 
A celebration of queer and trans Black and brown genius… Building on the groundbreaking first volume, Queer and Trans Artists of Color: Stories of Some of Our Lives, NIA KING is back with a second archive of interviews from her podcast We Want the Airwaves. She maintains her signature frankness as an interviewer while seeking advice on surviving capitalism from creative folks who often find their labor devalued. In this collection of interviews, Nia discusses biphobia in gay men’s communities with JUBA KALAMKA, helping border-crossers find water in the desert with MICHA CÁRDENAS, trying to preserve Indigenous languages through painting with GRACE ROSARIO PERKINS, revolutionary monster stories with ELENA ROSE, using textiles to protest police violence with INDIRA ALLEGRA, trying to respectfully reclaim one’s own culture with AMIR RABIYAH, taking on punk racism with MIMI THI NGUYEN, the imminent trans women of color world takeover with LEXI ADSIT, queer life in WWII Japanese American incarceration camps with TINA TAKEMOTO, hip-hop and Black Nationalism with AJUAN MANCE, making music in exile with MARTÍN SORRONDEGUY, issue-based versus identity-based organizing with TRISH SALAH, ten years of curating and touring with the QTPOC arts organization Mangos With Chili with CHERRY GALETTE, raising awareness about gentrification through games with MATTIE BRICE, self-publishing versus working with a small press with VIVEK SHREYA, and the colonial nature of journalism school with KILEY MAY. The conversation continues. Bear witness to QTPOC brilliance.
Volume Three:
Is it possible to make art and make rent without compromising your values? Nia King set out to answer this question when she started We Want the Airwaves podcast in 2013. In her Queer & Trans Artists of Color book series, Nia collects podcast interviews —​ with Black, Latinx, Asian, Middle Eastern and Indigenous LGBTQ writers, musicians and visual artists — which feature both incredible storytelling and practical advice. In the latest installment, Queer & Trans Artists of Color, Volume Three, she discusses performing at the White House with VENUS SELENITE, the global nature of colorism with KAMAL AL-SOLAYLEE, writing for Marvel Comics with GABBY RIVERA, using lies to tell unspeakable truths with KAI CHENG THOM, Black mental health with ANTHONY J. WILLIAMS, curating diverse anthologies with JOAMETTE GIL, growing up trans in rural Idaho with MEY RUDE, covering crime as a baby-faced reporter with SAM LEVIN, feminist approaches to journalism with SARAH BURKE, documenting Black punk history with OSA ATOE, crossing color lines with QWO-LI DRISKILL, fat hairy brown goddesses with PARADISE KHANMALEK, the usefulness of anger with JIA QING WILSON-YANG, transitioning as death and rebirth with ARIELLE TWIST, surviving homelessness and touring the world with STAR AMERASU and much, much more.
26 notes · View notes