Tumgik
#Qorun
masbagyo · 2 years
Text
Robohnya Oligarki Sempurna
google Dalam Surah Al-Hijr Ayat 1, Allah ta’ala menegaskan bahwa Alquran adalah kitab yang sempurna. Di mana dalam berbagai tafsir secara implisit menjelaskan bahwa Alquran adalah kitab yang paling lengkap isinya dan membenarkan serta menyempurnakan kitab-kitab lain yang pernah diturunkan kepada para Rasul. Sehingga, sebagai salah satu mukjizat yang diberikan Allah SWT, kepada Nabi Muhammad SAW,…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
heiprah · 21 days
Text
Tumblr media
“Kenapa ya kalau kita sudah hijrah, sudah banyak keinginan untuk memperbaiki diri, saat kita meminta untuk diluaskan rezeki tapi tak kunjung juga” celetuk pertanyaan dari seseorang dan akupun secara tak sadar setuju akan pertanyaan itu.
Pernah mendengar ceramah dari seorang ustadz, hal apa yang pertama kali diberikan oleh Allah saat kita lebih banyak mendekatkan diri kepadaNya ? saat kita sudah memperbaiki ibadah, yang pertama Allah kasih itu bukan Dunia tapi Ketenangan, ketenangan itu mahal.
Mudah bagi Allah untuk memberikan apapun yang kita pinta, perihal rezeki, bukankah sejak zaman dahulu ada Qorun yang punya banyak sekali harta, tanpa beriman-pun Allah sudah memberikannya banyak harta yang melimpah, namun karena hartanyalah dia menjadi binasa. Betapa banyak orang yang banyak harta tapi tidak tenang.
Pertanyaan untuk diri sendiri, jadi kamu ibadah itu untuk Allah atau agar mendapatkan apa-apa yang kamu pinta? Maafkan aku ya Allah dalam sholatpun masih banyak meminta perihal dunia yang sementara ini :(
Semoga dan semoga semakin bertambahnya usia semakin sadar hakikatnya hidup itu punya tujuan, bukan hanya tentang dunia.
Selalu husnudzon sama Allah ya
3 notes · View notes
nurhikmahrsy · 3 months
Text
Belajar bersyukur dari kisah Nabi Sulaiman a.s yang mengajarkan kita untuk mensyukuri nikmat Allah dengan merenungkan kebesaran Allah dan menghargai nikmat-nikmat yang diberikan-Nya. Pertama yang diajarkan oleh Nabi Sulaiman a.s adalah mengakui sumber dari kenikmatan dan apa yang diberikan untuknya itu karena Allah (al itiraf). Ini adalah tahap awal dalam bersyukur. Ingat kisah Qorun? ya, dia gagal di sini.
Kemudian dalam bersyukur adalah ketika kita menggunakan nikmat sesuai dengan peruntukannya.
 رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ ااَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ
"Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku (ilham dan kemampuan) untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan untuk tetap mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhai. (Aku memohon pula) masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh." (QS An- Naml: 19)
Maka bukankah hal yang sulit kan jika kita punya teladan untuk bisa bersyukur? Bagaimanapun keadaan kita, jabatan kita, di mana kita, tetap harus bersyukur. Terkadang malu sama saudara kita yang sedang ditimpa ujian yang amat berat, namun syukurlah yang terus terucap dalam lisannya.
3 notes · View notes
xatskee · 1 month
Text
Tumblr media
#QuoteOfTheDay (20240510):
“Shalat itu anugerah dari Allah, jangan dijadikan beban.”
Shalat akan menjadi beban bagi mereka yang belum sepenuhnya menerima kenyataan dirinya seorang hamba. Shalat fardhu lima waktu adalah anugerah, bahwa setiap kali kita takbir 'Allahu Akbar', menjadi pengingat bahwa tiada hal lain dalam hidup kita yang lebih penting daripada beribadah kepada Allah dan menaati-Nya. Dari-Nya kita memperoleh cahaya di dunia dan keselamatan di akhirat.
Abdullah bin Amr ra berkata, “Nabi ﷺ, bahwasanya suatu hari beliau pernah menyebutkan mengenai shalat seraya bersabda, ‘Barang siapa yang menjaganya, ia akan mempunyai cahaya, bukti dan keselamatan kelak di hari kiamat. Dan barang siapa yang tidak menjaganya maka ia tidak mempunyai cahaya, bukti dan keselamatan pada hari kiamat dan ia akan tinggal bersama Qorun, Fir'aun, Haman dan Ubay bin Khalaf (di neraka)." (Ahmad: 6288)
#Salah #gift #from #Allah #dont #treat #as #burden #light #proof #safety #hereafter #JumuahMubaraka
Telegram Channel: https://t.me/xQoTD
1 note · View note
alfaalna · 8 months
Text
Ilmu akan menjagamu, tapi harta akan kau jaga.
Harta bisa menghinakan seseorang, bisa juga memuliakan.
Berapa banyak orang yg dihinakan Allah karena harta? Ingat kisah qorun? Allah abadikan dalam quran.
0 notes
wahyu-----putra · 9 months
Text
Kehidupan
Alhamdulillah, termasuk prinsip di dalam hidupku adalah ketika mampu berbuat baik tanpa mengharapkan itu akan kembali, tapi segala hal yang di dunia ini harus diniatkan dengan ridho dari sang maha baik.
jika hidup untuk mengumpulkan harta maka Qorun lah pemenangnya.
Jika hidup untuk Ketenaran dalam keburukan maka Fir'aun lah pemenangnya.
Dan Alhamdulillah ternyata kita dapatkan jawabanya bahwa hidup ini bukan untuk apa yang mereka katakan tapi apa yang Allah tentukan.
menjalankan syariatnya mengharapkan sepenuhnya kepada yang telah menciptakan Alam semesta ini semua Aamiin Yaa Rabbal "Aalaamiin 🙌
0 notes
kbanews · 9 months
Text
Kisah Qorun sebagai Pelajaran bagi Orang yang Kufur Nikmat
Allah ta’ala memberikan banyak pelajaran kepada kita melalui kisah-kisah yang terdapat dalam Al-Qur’an. Diantara kisah tersebut adalah kisah Qorun yang memiliki harta berlimpah sebagaimana terdapat dalam Al- Qur’an surat Al-Qashash ayat 76 sampai 83. Pada ayat tersebut diceritakan Qorun berlaku sombong atas harta yang ia miliki. Allah berfirman : “Qorun berkata: Sesungguhnya aku hanya diberi…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
trinugroho · 1 year
Link
0 notes
maulanamibrahim · 2 years
Text
Berharap lagi ?
Aku sebenarnya bosan saja membahas hal ini terus menerus. Tapi selalu ada momen di mana aku harus kehilangan lagi dan lagi. Sebenarnya sudah tahu, Cuma kok begini ya?. Aku gak pernah paham sebenarnya kenapa masalah ini selalu saja berulang. Kehilangan lagi dan lagi. Mau tidak berharap ke manusia eh ada masanya ngarep ke mereka. Serba repot. Sudah tahu hanya Allah sebagai tempat berharap masih saja ngarep yang lain. Kayak mereka bisa nolongin saja. Nyatanya? Enggak kan.
Entahlah aku juga bingung kenapa ini terus menerus terjadi. Saat hampir putus asa dan tidak ada yang bisa dimintai, kembali kepada-Nya. Berharap semoga lekas berakhir. Setelah berakhir dan menemukan kenyamanan, kembali lagi dah. Kenapa sih aku?. Apa kamu tidak lelah dengan drama ini berulang-ulang dan selalu begitu.
Ini lagi masih saja mengharapkan dirinya untuk menjadi pasangan. Padahal kalau sudah ditolak, nangis guling-guling. Capek ah sama diri sendiri. Selalu mandang rendah diri sendiri kayak tidak punya nilai. Dan berbagai macam. Kamu sih bandingin sama orang lain yang lebih bagus. Malahan tidak bersyukur dengan apa yang dimiliki.
Harusnya dengan berjalannya waktu itu sadar. Setiap hal yang terjadi itu pertanda. Ada hikmah yang terjadi dibaliknya. Takdir memang  tidak bisa ditentuin oleh manusia. Tugas mah usaha yang terbaik, doa dan tawakal. Eh ini malah ngarepnya sama yang lain sudah begitu usahanya biasa saja. Gak ada effort nya sudah begitu nyalahin yang ada. Inilah itulah. Gak sadar diri.
Heh sadar dong, memang kalau semua hal yang kamu harapkan tercapai mau apa? Yakin tambah taqwa? Itu Qorun saja dikasih harta yang banyak malah durhaka. Jangan sok iya deh ngerasa kalau aku dikasih ini bakal gini dan begitu. Kamu loh minta beliin barang, kata biar rajin olahraga lah, mengembangkan bakat lah , nyatanya apa? Nganggur kan? Jangan kebanyakan deh gitu-gitu lagi. Kurangin angan-angan kosong mu, mulai pembuktian, gak usah barang hebat deh. Yang ada saja dulu bisa gak, malah nuntut ini itu aja.
Masalah harapan mah yang bener aja. Gak usah sok-sokan mah. Allah tempat berharap, gak bakal kecewa. Tapi sabar, gak semua instan, ada prosesnya. Lagian sabar mah dilakukan malah dapat pahala. Kalau gak sabar mah dapat apa?. Jadi kalau belum sesuai, memang itu ujian buat kamu, bakal sejauh mana kamu melangkah atau malah putar balik. Harusnya aku banyak mengambil hikmah dan pelajaran bukan malah menyalah-nyalahkan dan merasa paling benar. Kalaupun kecewa, ya sudah dunia bukan miliki diri ini. Yang penting bagaimana usahanya, doa dan tawakal. Bukan malah menggerutu saja.
Jadi selamat berharap dan semoga banyak hal yang baik yang akan didapat.
wallahu a'lam 
0 notes
anakbebek · 2 years
Text
Tumblr media
GUMEDE
Saya pernah membaca analisis, atau hipotesis di abad 8-13 bahwa islam datang ke tanah air tidak begitu laku, karena yang membawa adalah kaum pedagang, ketika itu peradaban umat manusia di tanah air sudah mencapai titik tertinggi.
Dimana kekayaan materi menjadi kategori yang paling rendah, diatasnya ada kekuasaan, ada kekayaan, ada kepandaian, ada kekuatan dan yang paling tinggi adalah kebaikan, (kearifan, kebijaksanaan).
Maka ketika islam di bawa oleh orang-orang mulia, yaitu para masyayikh, para sufi, orang yang tidak berorientasi pada matrealisme, orang yang tidak menomor satukan kekayaan dunia, orang yang mengutamakan kemaslahatan hidup, keadilan sosial.
Jadi orang baik itu dipilih oleh masyarakat indonesia diabad 13-14, dibanding orang kaya, dibanding orang kuasa, dibanding orang pandai, dibanding orang kuat
Tapi sekarang, di zaman modern ini, yang menjadi nomer satu adalah orang kaya, dan semua orang ingin menjadi kaya, orang pintar supaya kaya, orang kuasa supaya kaya, orang kuat supaya kaya. Dan karena tujuan kita adalah kekayaan, segala cara kita lakukan demi itu semua
(Dalam kemakmuran sosial bagi sebagian orang: jurnal 01, eps 09, caknun.com)
Membandingkan zaman kita hari ini, fenomena industri 4.0 yang ditandai dg kecanggihan teknologi, membuat segalanya semakin instan,
Dinamika itu membuat dua aktor dari binary option (binomo) tertangkap karena kasus pencucian uang berkedok treding pada beberapa waktu yang lalu.
Muaranya adalah kesombongam ;
‎وَلَا  تُصَعِّرْ  خَدَّكَ  لِلنَّا سِ  وَلَا  تَمْشِ  فِى  الْاَ رْضِ  مَرَحًا   ۗ اِنَّ  اللّٰهَ  لَا  يُحِبُّ  كُلَّ  مُخْتَا لٍ  فَخُوْرٍ  
"Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri."
(QS. Luqman 31: Ayat 18)
"Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan sebesar biji debu." 
(HR. Muslim)
Kemudian relate dan menyambung pada zaman dahulu, Qorun di zaman nabi musa menjadi orang kaya yang sombong, angkuh, dijelaskan dalam surat al qassash 76;
"Sesungguhnya Qarun termasuk kaum Musa, tetapi dia berlaku zalim terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, Janganlah engkau terlalu bangga. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri." (QS. Al-Qasas 28: Ayat 76)
firaun , dia yang mengaku-ngaku orang yang paling tinggi derajatnya, (Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi. Dijelaskan didalam surah An-Nazi’at 79: 24.
"(Seraya) berkata, Akulah tuhanmu yang paling tinggi."
Segala yang kita punya hari ini, apapun saja, jabatan, harta, mobil, tanah berhektar-hektar, anak yg sukses, dan semua-suamnya itu bisa saja menjadi pisau bermata dua, artinya bisa jadi menjadi penyebab kita meraih surga atau justru menjadi modal, menyokong, penyebab kita menjadi penghuni neraka.
Wallahua’lam bissawab,
Wassalam…
Dalam materi kultum 19 April 2022
0 notes
syam1974 · 2 years
Photo
Tumblr media
bimbingan_islam Begitu Sering Urusan Dunia Menelantarkan Shalat, Padahal Shalatlah Yang Memudahkan Urusan Dunia & Akhirat Jadikan aku cinta pada shalat Ya Rabb Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menceritakan tentang shalat pada suatu hari di mana beliau bersabda, “Siapa yang menjaga shalat, maka ia akan mendapatkan cahaya, petunjuk, keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan kelak. Nantinya di hari kiamat, ia akan dikumpulkan bersama Qorun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Kholaf.” (HR. Ahmad 2/169. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan) Siapa yang sibuk dengan harta sehingga melalaikan shalatnya, maka ia akan dikumpulkan bersama Qorun. Siapa yang sibuk dengan kerajaannya sehingga melalaikan shalatnya, maka ia akan dikumpulkan bersama Fir’aun. Siapa yang sibuk dengan kekuasaan sehingga melalaikan shalat, maka ia akan dikumpulkan bersama Haman (menterinya Fir’aun). Siapa yang sibuk dengan berdagang sehingga melalaikan shalat, maka ia akan dikumpulkan bersama Ubay bin Kholaf (Penghuni neraka berdasarkan keterangan wahyu). __________________ bimbinganislam.com | Follow IG, FB, TWT, TG, YT : Bimbingan Islam view all 9 comments https://www.instagram.com/p/Cgx9AjOBh_s/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
dewisucimuthiara · 3 years
Text
ANGAN-ANGAN KOSONG
Banyak orang berandai kaya. Harta melimpah, semua serba ada. Memiliki segala fasilitas dan kemudahannya. Bahkan yang kaya pun masih ingin lebih kaya. Semoga dengan kekayaan, semakin mendekatkan diri kepada Allah. Bisa melaksanakan berbagai ibadah dengan mudah. Sedekah, membantu siapa saja yang membutuhkan. Andai saja dan andai saja. Kurang lebih demikian angan membawa seseorang terbang ke alam khayal. Selalu yang terbayang adalah kebaikan dengan tumpukan harta. Menutup mata, tidak melihat banyaknya orang yang justru tambah jauh dari agama karena kaya. Fakta sangat banyak. Kesibukan mengurus harta membuat lalai dari ibadah yang sebelumnya dijaga. Nyatanya, untuk bersyukur dengan lisan saja lupa.
Adalah Qorun, manusia berlimpah harta yang pernah ada. Kekayaan yang membuat decak kagum orang yang silau dengan dunia. Namun sayang, kekayaan itu membuat jauh dari ketaatan kepada Allah 'Azza wajalla. Semakin jauh, semakin sombong, dan membanggakan diri. Ironis memang, karunia Allah 'Azza wajalla yang melimpah seharusnya untuk ketaatan kepada-Nya. Namun demikianlah mayoritas manusia. Begitu mudah lupa dan terlena. Ketika sempit mungkin berandai rajin ibadah saat lapang. Ketika miskin berangan kuat dalam ketaatan saat kaya. Kenyataannya adalah angan kosong yang selalu ada.
✍ Ditulis oleh: Al Ustadz Abu Muhammad Farhan حَفِظَهُ الله
📚 Dikutip dari: Majalah Qudwah, EDISI 49 VOL. 05 1438 H, Hal. 43
Sumber : mfmutiarafaidah
42 notes · View notes
ummuaiysah · 4 years
Text
Syaikhul Islam rahimahullah berkata:
"Adapun dunia, perkaranya hina dan besarnya adalah kecil. Pada akhirnya adalah kedudukan dan harta. Ujung dari pemilik kedudukan adalah seperti Fir'aun yang Allah tenggelamkan sebagai pembalasan buatnya dan ujung dari pemilik harta adalah Qorun yang Allah benamkan ke dalam bumi dan meronta-ronta sampai hari kiamat."
(Majmu' al Fatawa 28/616)
89 notes · View notes
srisulastri · 3 years
Text
Yang tenar belum tentu benar.
Kalimat diatas singkat, padat dan ngena banget. Dijaman sekarang yang serba mudah dijangkau teknologi, membuat orang mudah mengakses berbagai ilmu, namun PR nya adalah harus dibarengi dengan mencari sumber yang benar.
Referensi yang kita gunakan akan mempengaruhi cara pandang dan perilaku hingga berakhir pada adab dan akhlaq. Jika sumber rujukan kita benar maka outputnya (akhlaq) juga akan benar, sebaliknya jika kita keliru dalam mengambil sumber maka hasilnya juga keliru.
Betapa banyak kajian atau ilmu apapun yang bisa kita akses melalui youtube dan google, opini dari tokoh besar atau tokoh ternama. Tidak sedikit orang yang terhipnotis dengan apa yang disampaikan. Sebagai seorang muslim, harus kembali disandarkan pada Quran dan sunnah. Bagaimana islam memandang hal tersebut. Jika kita mencari sumber yang benar, maka kita tidak akan lagi terhipnotis dengan apa-apa yang sedang trand namun nihil value.
Zaman dulu Firaun juga tenar, tapi konsep tauhidnya tidak benar. Dia mengaku dirinya Tuhan. Zaman dulu si Qorun juga tenar tapi ada yang salah dengan pemahaman dia terhadap harta, sehingga dia jadi orang yang punya banyak harta tapi pelit.
Yang tenar, belum tentu benar. Kalau mau ikut yang tenar dan benar itu oke oke aja hehe.
2 notes · View notes
jndmmsyhd · 5 years
Text
Ada orang-orang yang rela berkorban untuk dunianya, mengusahakan dengan berbagai cara agar jatah dunianya tidak diambil orang lain, menggenggam erat, penuh keteguhan dan konsisten menambah dan menjaga dunianya. Tapi saat ia mati semua yang diusahakannya hilang, bahkan hilangnya pun menjadi musibah dengan saling berebutnya warisan antar keluarga, memfitnah sana sini agar mendapat bagian terbanyaknya.
Dunia itu ada ilmu dan tatakramanya, ada ilmu mendapatkannya, juga ada ilmu untuk membagikan harta setelah tiadanya kamu, tidak akan ada keberkahan harta jika tanpa semuanya tadi.
Dan sekarang coba tanyakan pada dirimu, lebih banyak harta duniamu atau akhiratmu. Cukuplah Qorun menjadi contoh dari banyaknya dunia tapi tidak ada keberkahan dan justru menjadi petaka. Cukuplah Al Quran menggambarkan mereka yang terlihat kaya raya tapi berantakan akhiratnya sebagai contoh manusia terburuk.
Sebuah ungkapan "lebih baik mendapatkan dunia ketimbang tidak dapat dunia juga akhirat" adalah pembodohan keyakinan. Bukankah mendapatkan akhirat lebih mudah ketimbang dunia ? Sedangkan janji Allah bagi mereka yang mencari akhirat, maka dunia akan mengikutinya.
Yang dibanyakin itu ngaji, bukan gaji.
@jndmmsyhd
383 notes · View notes
elizabarokah · 3 years
Text
Sang Penjamin
Menuju lima tahun pernikahan, kami masih berdua. Sering terlintas dalam pikiran, jika suatu saat nanti Allah beri amanah anak. Mampukah kami membesarkannya dengan baik? Tapi terlintas pula dalam pikiran. 'Memang kita siapa?'. 'Apakah orangtua bisa benar benar menjamin masa depan anak seperti apa?' sementara kita hanya manusia yang hidup di dunia yang mudah berubah. Dengan hati yang juga mudah goyah. Menghadapi syaitan yang juga kian cerdik.
Suatu saat nanti, kita akan punya anak cucu yang banyak lagi sehat. Mereka yang kita doakan siang malam agar menjadi pemimpin orang-orang soleh.
Suatu saat nanti, mereka kan tumbuh di jaman yang tak bisa kita terka. Tidak bisa pula kita kendalikan sepenuhnya.
Karena banyaknya harta tidak bisa dijadikan jaminan, begitupula tahta. Harta dan tahta barangkali bisa di wariskan, namun apakah harta dan tahta itu bisa membawa anak cucu kita pada jalan keselamatan dan kebahagiaan hakiki? Atau malah mendekatkannya dengan api neraka?
Jika harta yang membuat kita merasa cukup mampu menjamin anak keturunan, pertanyaan berikutnya adalah Siapa yang dapat menjamin harta yang mereka punya membuatnya tumbuh seperti nabi sulaiman sang kaya yang taat, padahal masih ada kemungkinan menjadi seperti naasnya Qorun.
Siapa pula yang dapat menjamin pengasuhan yang sudah kita maksimalkan ikhtiarnya kan sepenuhnya menghasilkan anak-anak yang baik? 
Dari pengasuhan yang sama dan lahir dari rahim yang sama sekalipun pun dapat menghasilkan kepribadian yang berbeda dan tidak menutup kemungkinan saling bertolak belakang satu sama lain.
Siapa yang dapat menjamin mereka yang taat sewaktu kecil akan tetap baik sampai ia mati, sementara banyak sekali yang berbelot saat ia remaja dan futur saat dewasa.
Siapa yang dapat menjamin seseorang yang banyak melakukan amal buruk akan tetap buruk samai akhir hayatnya, padahal takdir bisa saja menulis bahwa ia akan melakukan pertaubatan terbaik suatu saat nanti,  di saat yang tidak kita ketahui, pada Allah yang Maha Pengampun. Siapa yang dapat menyangka Umar bin Khattab yang  sangat keras memusuhi rasul dan sempat berencana membunuhnya, akhirnya berbalik menjadi sahabat yang paling berani membela islam?
Orangtua di anugrahi titipan seorang anak yang merupakan salah satu ZIINATUN HAYAT (Perhiasan Dunia) yang bisa menjadi  QURROTA A’YUN (Penyejuk Hati),  FITNATUN (Ujian) bahkan  ‘ADUWWUN (Musuh) seperti yang di jelaskan Al-quran.
Akan tumbuh seperti apa anak keturunan kita nanti? Kita hanya bisa berdoa, berikhtiar dan berserah diri. Karena sejatinya anak keturunan kita nanti juga akan menghadapi para syaitan yang senantiasa mengodanya dari detik ke detik sama seperti halnya yang kita alami. Maka seindah-indahnya doa dari orangtua untuk anaknya adalah seperti 
doanya Nabi Zakariya ketika meminta keturunan yang Soleh
“Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh,” (Q.S. 37: 100).
doanya istri Imran yang meminta perlindungan dan berserah diri kepada Allah ;
‘Ya Rabbku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada-Mu anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang mengabdi kepada-Mu. Karena itu terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.’ (QS. 3:35)
Dan tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: 
“Ya Rabb-ku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari syaitan yang terkutuk”. (QS. 3:36)
Juga seperti indahnya doa yang dipanjatkan Nabi Ibrahim agar anak cucunya tetap menjalankan ibadah dan tidak menyembah berhala
Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku. (QS. 14:40)
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. (QS.14:35)
Sekelas Nabi zakariya dabi Ibrahim dan se-soleh keluarga Imran yang diabadikan dalam al-quran tetap berserah diri tentang anaknya kepada Allah, karena keyakinan bahwa manusia di bawah kekuasaan dan perlindungan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki kemampuan atas segala sesuatu. kita hanya manusia-manusia lemah, ada saatnya kita lengah dalam mengawasi
 semoga Allah jauhkan kita dari sifat sombong akan ilmu yang sedikit. Dan bertawakal kembali pada Allah sang penggenggam hati.
Jika suatu saat nanti anak-anak keturunan tumbuh dengan baik dan menyejukan, semoga tak muncul ujub dalam diri bahwa semuanya karena kepiawaian kita sebagai orangtua melainkan semata mata kasih sayang Allah kepada kita sebagai orangtua, juga anak keturunan kita. Allah yang melembukan hati, Allah yang memberi petunjuk. Allah yang menjaga kita semua karena Dia sebaik baiknya penjaga. @elizabarokah Terimakasih sudah membaca monolog malam kali ini. ☺
4 notes · View notes