Tumgik
#Arif Wibawa
robertadhiksp · 4 months
Text
Buku Baru: “Transformasi ‘Core System’ Perbendaharaan – Kisah di Balik SPAN, SAKTI, dan MPN”
Buku ini menceritakan kisah di balik pengembangan aplikasi teknologi digital yang terkait dengan Keuangan Negara mulai dari Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara atau SPAN, Modul Penerimaan Negara atau MPN, sampai SAKTI, mulai dari perjalanan reformasi keuangan negara, perjalanan pengembangan sistem hingga saat ini, sampai dengan masa depan sistem yang diharapkan di masa yang akan datang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kmaapp · 1 year
Text
Pemdaprov Jabar Serahkan DIPA dan TKD 2023 kepada Seluruh Bupati/Wali Kota dan Satker Se-Jawa Barat
Pemdaprov Jabar Serahkan DIPA dan TKD 2023 kepada Seluruh Bupati/Wali Kota dan Satker Se-Jawa Barat
Radar Nusantara, KOTA BANDUNG – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja dan Plt. Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Barat Arif Wibawa menyerahkan Daftar  Isian Pelaksanaan Anggaran dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah Tahun Anggaran 2023. Acara yang berlangsung di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung ini sekaligus sebagai simbol dari dimulainya pelaksanaan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
baliportalnews · 1 year
Text
Wali Kota Jaya Negara Pimpin Apel HUT Ke-51 KORPRI di Kota Denpasar
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR - Peringatan HUT Ke-51 Korp Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) berlangsung di Kota Denpasar melalui Apel peringatan pengibaran Bendera Merah Putih. Bertindak sebagai Inspektur upacara Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, pada Selasa (29/11/2022) di Lapangan Lumintang Denpasar. Hadir dalam kesempatan ini, Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Kapolresta Denpasar, Kombes Pol. Bambang Yugo Pamungkas, Dandim 1611 Badung, Kol. Inf. Dodi Triyo Hadi, Kajari Denpasar, Rudi Hartono, istri Wakil Wali Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Ketua DWP Denpasar, Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana, serta OPD Pemkot Denpasar. Tema HUT KORPRI tahun ini ‘KORPRI Melayani, Bekontribusi, dan Berinovasi untuk Negeri’. Sambutan Ketua Umum Dewan Pengurus Korpri Nasional, Zudan Arif Fakrulloh yang dibacakan Wali Kota Jaya Negara menyampaikan Tema HUT KORPRI pada ulang tahun ini adalah ‘KORPRI Melayani, Berkontribusi dan Berinovasi Untuk Negeri’, pada dasarnya KORPRI memberikan pelayanan publik yang lebih menarik, atraktif, kreatif untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan kepada masyarakat. Organisasi KORPRI merupakan wadah untuk menghimpun seluruh pegawai Republik Indonesia, dalam rangka meningkatkan perjuangan, pengabdian, serta kesetiaan kepada Pancasila. Organisasi KORPRI ini sebentar lagi bertransformasi menjadi Korps Pegawai ASN Republik Indonesia dengan harapan tetap menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi Aparatur Sipil Negara serta mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa, dan sebagai bagian integral dari pemerintahan harus terus diperkuat sebagai salah satu komponen yang sangat strategis. "Untuk itu maka Saya minta agar KORPRI tetap solid sebagai organisasi di dalam kedinasan sehingga aspirasi ASN dapat ditampung, diformulasikan, dan disalurkan secara proporsional dan profesional," ujarnya. Lebih lanjut disampaikan KORPRI harus melayani masyarakat dengan sepenuh hati, dengan merubah mindset bahwa ASN bukanlah orang yang harus dilayani tetapi yang melayani seluruh lapisan masyarakat. "Hendaknya bekerja dengan Ikhlas dan Tuntas, Berintegritas dan Profesionalitas, mampu melahirkan inovasi-inovasi baru bagai solusi atas permasalahan yang terjadi di masyarakat khususnya sehingga masyarakat merasa terlindungi, terayomi, dan merasa hidup dalam kebersamaan, merasa tidak terasingkan atau terpinggirkan, sehingga keberadaan KORPRI dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," ujarnya. Dalam kesempatan yang baik ini, saya menyampaikan beberapa pesan dan harapan yakni perkuat soliditas dan solidaritas korps dan perkuat kerja sama dengan segenap komponen bangsa dalam rangka menegakkan fungsi sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa dan pegang teguh core values Aparatur Sipil Negara, berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Kedua, lakukan terobosan dan inovasi secara berkelanjutan. Ubah mindset, cara pikir, dan cara bekerja, dan terapkan e- government untuk meningkatkan kecepatan dan kredibilitas pelayanan. Ketiga, ciptakan birokrasi yang transparan dan akuntabel dan bangun pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi. dan nepotisme. Keempat, antisipasi dini terhadap berita hoaks, fitnah, politik identitas. polarisasi, dan potensi konflik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024. Kelima, perkuat peran Saudara-saudara sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa, penjaga NKRI, Pancasila, konstitusi, dan Bhineka Tunggal Ika, menjalin kerja sama yang kokoh dengan seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama mewujudkan Indonesia maju yang kita cita- citakan. Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menambahkan kejujuran dan spirit Sewakadarma yang tertuang dalam misi ke-3 Kota Denpasar sebagai penguat reformasi birokrasi menuju tata kelola kepemerintahan yang baik atau good governance. "Sesuai dengan Tema HUT KORPRI yang di dalamnya telah mengandung spirit Sewakadarma, dimana ASN Pemkot Denpasar sebagai kewajiban dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat," ujarnya. Dari kerja keras ASN Pemkot juga telah banyak memberikan prestasi bagi Kota Denpasar dan pihaknya mengucapkan selamat HUT KORPRI, serta mengucapkan terima kasih kepada ASN Kota Denpasar yang telah memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan di Kota Denpasar.(bpn) Read the full article
0 notes
Photo
Tumblr media
Sasana Krida Muda (eSKaeM) adalah nama Karang Taruna Desa Purwosari Kecamatan Purwosari Kabupaten Bojonegoro. eSKaeM yang diketuai oleh Moh. Taat Efendi memiliki 4 Koordinator Wilayah (Korwil) antara lain Korwil Korgan dengan Ketua Agung Tri Wibawa, Korwil Sambong dengan ketua Arif Rachmanto, Korwil Glagah dengan Ketua Agung serta Korwil Prayungan dengan ketua Talip. "Karang Taruna dari Desa untuk Indonesia" (di Purwosari) https://www.instagram.com/p/CX8OjLMpb5N/?utm_medium=tumblr
0 notes
memorandumcoid · 3 years
Text
Kalah dari Semarang, Persebaya Kurang Garang di Cikarang
Kalah dari Semarang, Persebaya Kurang Garang di Cikarang
Playmaker Bruno Moriera (kiri) gagal membawa Persebaya meraih kemenangan. (IG Persebaya) Jakarta, Memorandum.co.id – Persebaya takluk dari PSIS Semarang dengan skor 2-3 di laga terakhir seri pertama Liga 1 musim 2021/2022, Minggu, (3/10) malam. Kekalahan membuat Persebaya melorot ke posisi 12 klasemen. Sebelumnya, Arif Satria dan kolega berada di 10 besar. Bermain di Stadion Wibawa Mukti,…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
radarlampungtv · 3 years
Text
Balita Hydrochepalus Dibantu HIMA Waykanan
Balita Hydrochepalus Dibantu HIMA Waykanan
Organisasi Himpunan Mahasiswa Way Kanan menyalurkan bantuan kepada Muhamad Arif Wibawa bocah penderita Hydrochepalus dan tumor otak di kampung Rantau Jaya, Kecamatan Banjit. Kini kondisi Arif Wibawa mulai membaik pasca menjalani operasi. #bantuan #donasi #hima #hydrosefalus #beritalampung Informasi dan Berita Lainnya Simak di Website : https://radartvnews.com Follow akun twitter kami :…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
triaspolitika · 3 years
Text
Pemkab Muna Terima Penghargaan dari KPPN Raha
Pemkab Muna Terima Penghargaan dari KPPN Raha
MUNA, TP – Pemerintah Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, (Sultra) mendapatkan penghargaan dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Raha. Piagam terbaik tersebut, telah menyelesaikan kinerja penyaluran dan pelaporan DAK fisik semester II tahun 2020. Piagam tersebut ditandangani langsung oleh Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sulawesi Tenggara (Sultra), Arif Wibawa,…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
rmolid · 4 years
Text
0 notes
tourneyid · 4 years
Photo
Tumblr media
LUX REGAM CHAMPIONSHIP SEASON 1⁣ ⁣ Detail tournament :⁣ - Mode TPP Only⁣ - Dirumah Aja⁣ - System Point PMCO⁣ - Kualikasi & Grand Final⁣ - No multi slot⁣ - Max 3 Team / Esport⁣ ⁣ NO EMULATOR SQUAD MODE TPP ONLY NO TEAMING ⁣ ⁣ Kualifikasi 2 match :⁣ Erangel & Miramar⁣ Play : Jam 19.00 WIB - selesai⁣ 18 dan 19 September 2020⁣ ⁣ Final 4 Match :⁣ Erangel & Miramar & Sanhok & Vikendi⁣ Play : Jam 19.00 WIB - Selesai⁣ 20 September 2020⁣ ⁣ PRIZEPOLL⁣ ⁣ Rp. 3.000.000,-⁣ 1st place : 1.500.000,- + E-Certificate & Trophy⁣ 2nd place : 1.000.000,- + E-Certificate & Trophy⁣ 3rd place : 500.000,- + E-Certificate⁣ Bonus⁣ -TERMINATOR ON FINAL GET E-CERTIFICATE⁣ -WWCD ON SCRIMS GET E-CERTIFICATE⁣ Payment :⁣ ⁣ DANA : 083120023875 a/n Eli lindawati⁣ GOPAY : 083120023875 a/n Bagus Arta Wibawa⁣ Ovo : 083120023875 a/n Nina siti Nurhayati⁣ Shoopepay : 083120023875 a/n Bagus Arta Wibawa⁣ BCA : 3020562721 a/n Bagus Arta Wibawa⁣ BRI : 700601008421534 a/n Mochamad Arif Sidik⁣ ⁣ Info CP :⁣ WA: 0812-2054-9398⁣ Linktree: https://linktr.ee/luxregam⁣ ⁣ #LRPRIDE #LRSHINE #PUBGM #game #esport #tournament
0 notes
nuurulaziizah · 5 years
Text
Tumblr media
Darda Fizari
This feeds is made because finally in this time I declare my loose to my biggest brother @DardaFizari
Darda Fizari. Kalian pernah dengar nama ini? Jarang kan? Memang, aku pun tak heran. Karena namanya terlampau unik? Special? Setuju. Nama Kakak sulungnya Azizah ini disarankan langsung oleh salah satu ulama asal Sulawasi, guru ngaji Ibu dan Bapak saat itu. Darda ini adalah nama salah satu sahabat Nabi yang sering akrab di telinga kami. Sedangkan kata Fizari, entahlah saya juga masih searching..
Abu Darda yang kami kaji di Ma’had dulu memiliki nama asli Uwaimir bin Malik bin Qais bin Umayyah yang terkenal akan kedzuhudannya. Ahli hikmah, seorang ulama, dan penunggang kuda yang handal. Oia, beliau juga berhasil mendapatkan karunia menghafalkan Al Quran pada masa Nabi Muhammad SAW.
Tokoh Anshar yang dipersaudarakan dengan Salman Al Farisi ini memiliki dzikir harian yg sangat fantastis, salah satunya istighfar, frekuensinya bisa sampai 10.000 kali perhari. Yang siangnya giat berpuasa dan malamnya selalu shalat malam. Profesinya sebelum masuk Islam itu sebagai pedagang, kalau jaman sekarang entrepreneur kali ya bilangnya.
Yang pernah mengatakan, “Barang siapa yang tidak memerlukan (kekayaan) duniawi, maka tidak ada dunia baginya.”
Orang pertama yang dipercayai Umar bin Khattab, RA di wilayah Damaskus untuk menjadi hakim di sana. Tapi menangis ketika wilayah Cyprus ditaklukan, katanya, “Aku khawatir kaum Muslimin terpesona dengan harta kekayaan, sehingga mereka dapat dikuasai musuh, sebagaimana mereka menguasai harta tersebut.”
Yang dengan tegapnya, berpidato pada penduduk Syam ketika menjabat sebagai hakim di sana di kemudian hari, (catatan: penduduk Syam tentu terbiasa dengan kemewahan harta, karena menjadi Poros percaturan dunia pada masa itu) pada masa Usman Bin Affan RA, katanya: “Siapa yang ingin membeli dariku, peninggalan keluarga ‘Ad dengan harga dua dirham?!”
Usut mau diusut, berdasarkan data gossip santri Ma’had dan kemampuan finger searching literature seadanya, ternyata Abu Darda juga merupakan seorang Suami dan Bapak yang juga Sukses.
Bapak yang sukses : Memang anaknya siapa? Salah satu anaknya, ya si Darda ini. Tapi ternyata Darda adalah perempuan coba (baca: wa’allahu a’lam bisshawab) wkwkwkwkwk
Lanjut, kenapa akhirnya kami katakan sukses? Tentu ada beberapa pertimbangan.. Beberapa di antaranya, keputusannya menolak menikahkan putrinya dengan Yazid bin Mu’awiyah, anak seorang khalifah (berarti sekarang anak presiden kali ya) dan justru anaknya dinikahkan dengan fakir miskin yang shalih. Kepo nggak siapa fakir miskinnya? Cari aja sendiri dah wkwk
Sip, belum selesai nih ceritanya. Abu Darda ini katanya istrinya dua, tapi jangan fokus ke sana, ya, bukan itu yang mau saya hightlight.
Jadi suatu ketika, beliau mendengar Istrinya berdoa: “Ya Allah, Abu Darda telah meminangku dan menikahiku di dunia ini. Oleh karena nya, Ya Allah, saat ini aku meminangya, dan aku memintanya kepada-Mu, agar kelak ia menjadi suamiku ketika di surga.”
Ternyata doa ini sampai ditelinga oleh Abu Darda. Jawabnya singkat aja, “Kalau begitu, jangan engkau menikah lagi sepeninggalku.” Dan yang paling baper, akhirnya Ummu Darda ini mengamalkan satu kalimat pendek suami tercintanya sepanjang hayatnya.
Pada episode berikutnya, Ummu Darda bahkan menolak lamaran dari Mu’awiyah ketika sedang menjabat jadi khalifah, padahal saat itu, Ummu Darda masih terkenal akan kecantikannya, dan masih muda.
Jadi? Sukses kan? Sebagai Suami dan seorang Bapak..
Hari berganti hari, bulan purnama kian berganti. Kami kemudian mendewasa menurut verai kami sendiri-sendiri. Mas Darda yang tadinya anak Jakarta, kemudian jadi jajaka Bandung. Dan Azizah yg dari lahir sampai sekarang, masih dan betah aja di Depok haha
Belakangan ini aku makin khawatir sama Mas Darda ini, dan yang lebih parah: Kekhawatiran kami pun ndak pernah sekalipun bertemu. Setiap situasi yang Azizah analisis selalu gagal Mas pahami, setiap solusi yang Mas ajukan nggak pernah sesuai dengan penilaian Azizah.
Bukannya dialog kami mati, tapi kami mulai kehabisan waktu untuk saling negosiasi, diskusi. Percakapan makin singkat, padahal : bagaimana kami mau saling mengerti, lebih jauh lagi, saling membagi peran, jika kami justru makin sering.. hanya mengandalkan asumsi pribadi?
Masih sangat banyak hal-hal yang ingin kami paparkan mengenai Abu Darda. Tentang Uwaimir, dan sahabat bujangnya: Salman Al Farisi. Tentang pinangan pertama Abu Darda, dan sebagainya..
Tapi biar kami cukupkan cerita kali ini dengan sebuah kesimpulan, barangkali ia lahir dari kejujuran. Sedikit banyak, Mas Darda mengingatkan kami kepada Uwaimir, atau Abu Darda. Terutama akan sifatnya terhadap kebijaksanaan.
Di mana kebijaksanaan yang saya maksud adalah kata حكيم yang jika dijabarkan berarti di dalamnya terdapat sifat rasional, tajam, arif, berhati-hati, dan berkepala dingin.
Di mana kata ini berasal dari akar kata حكم yang berarti tumbuh dari konsekuensi dari pengambilan keputusan untuk menjaga wibawa, wewenang, kontrol, daya, aturan dan memimpin dirinya sendiri. Kemudian akhirnya mampu mengambil keputusan yang tepat sebagai penegak peraturan, dan mampu memberdayakan.
Sehingga atas izin الحكيم yang Maha Bijaksana, sedikit banyak mampu melihat حكمة atau prediksi masa depan yang akurat dan wawasan yang luas.
Inilah beberapa karunia Mas yang saya yakin Mas juga nggak sadar, tapi barang kali ada terkandung dalam doa setiap orang manggil nama Mas dengan sebutan: Darda.
Semoga bermanfaat!
0 notes
fnisrinazain · 7 years
Photo
Tumblr media
Ada kisah luar biasa dibalik hebatnya sosok Duta Islam pertama, Mush'ab bin Umair. . Mush'ab adalah pemuda Quraisy yang dilahirkan dikeluarga yang kaya. Mush'ab elok sekali rupanya, "si ganteng". Ia dibesarkan dalam limpahan kenikmatan. Pakaiannya wangi, halus, mewah, nan indah dipandang. Hidupnya pun, dimanjakan abah dan ibunya. . Hingga datanglah berita tentang utusan Allah dan agama yang dibawanya, yakni Muhammad Shalaaahu 'alayhi wasallam dan Deen-ul Islam. . Mush'ab sangat serius mendengar kabar ini. Itulah yang membawanya bergegas menuju bukit shafa, Rumah Arqam bin Abul Arqam (tempat berkumpulnya Rasulullah bersama para sahabat untuk menyampaikan ajaran islam). . Ia pun duduk di pojokan ruangan, mendengar dan menyaksikan majelis yang digelar di rumah arqam. . Saat Rasulullah mulai melantunkan ayat-ayat Al Quran, di situlah hati Mush'ab terbuai, kalimatNya membuat Mush'ab begitu terpesona. Dan dalam waktu yang sangat singkat, pemuda yang telah masuk islam ini berubah menjadi pemuda yang arif dan bijaksana. . Namun perjalanan keislamannya tak seidah perjalanan My Trip My Adventure. Ia harus menyembunyikan keislamannya. Terlebih dari ibunya, wanita berkepribadian kuat yang disegani bahkan ditakuti. Walau iyanya tetap aja ketahuan. . Mush'ab dipenjarakan ibunya sebab keislamannya. Selang beberapa waktu, kabar tentang hijrah ke Habasyah sampai ke telinganya, dan Mush'ab berhasil melarikan diri. . Mush'ab setelah hijrah tak lagi sama dengan yang dulu. Pakaiannya yang indah telah tergantikan oleh kain yang penuh dengan tambalan. Padahal masih segar dalam ingatan para sahabat yang pada kala itu melihat Mush'ab adalah pemuda ganteng dengan pakainnya yang amat indah. . Inilah Mush'ab bin Umair yang rela meninggalkan seluruh kenikmatan dunia yang fana menuju kenikmatan yang sebenar-benarnya. Rela berpisah dengan sang ibu yang amat dicintainya sebab sumpah sang ibu pada bintang gemintang bahwa ia takakan pernah berserah diri sebagai seorang muslimah. . Mush'ab meninggalkan kemewahan dan kesenangan yang pernah dialaminya, dan memilih hidup miskin serta kekurangan. Pemuda ganteng itu, kini hanya mengenakan pakaian kasar, sehari makan dan beberapa hari menahan lapar. Akan tetapi, jiwanya yang telah dihiasi deen-ul-Islam, mengubah dirinya menjadi seorang manusia lain. Manusia yg dihormati, penuh wibawa dan disegani. . . Adalah Mush'ab bin Umair yang kemudian dipilih Rasulullah untuk melakukan tugas sangat penting; menjadi utusan Rasulullah ke Madeenah.
2 notes · View notes
dictionarsis-blog · 7 years
Text
CERBUNG| Sakit Teraniaya Menahan Luka
LORO BRONTO NANDANG CIDRO
Chapter I
PROLOG
. . .
Kabut masih dingin menyelimuti malam, embunpun masih enggan membasahi pucuk pucuk rerumputan. Semilir udara dingin masih memeluk larut dalam mimpi dan semua matapun masih terpejam.
"jdog dog dog dog!!!" Tiba tiba pintu kamarku di gedor dengan begitu kasarnya.
"Pardi, masih tidur kamu ya?! Pemalas amat sih kamu jadi babu!" Lengkingan suara si penggedor pintu tak kalah kasarnya.
Kembali pintu kamarku di gedor dengan kasar untuk yang ke dua kalinya. "jdog dog dog dog!!!"
"bangun kampret!" Di cariin ibuk tu!" Teriakan kasar anak gadis Ndoroku memaksaku bangun dari tidur.
Malam masih dini hari dan Adzan subuh belum juga berkumandang, tapi aku sudah di bangunkan dengan begitu kasarnya tanpa prikemanusiaan. Tak bisakah aku di berikan sedikit saja waktu untuk menikmati indahnya hidup walau hanya sekedar di dalam mimpi.
"mmmh.... iya iya, ini Pardi sudah bangun kok Non. Ada apa sih Non?" Jawabku begitu bangun dan membuka pintu kamarku dengan mata yang masih terkantuk kantuk.
"kamu itu kerjaannya tidur terus! di cariin ibuk tu! udah sana cepet!" Perintah Non Ega bernada kasar tak berprikmanusiaan.
Sayang sunguh teramat di sayang, wanita secantik Ndoro Ayu Gayatri - nama anak ndoroku - harus bertabiat buruk seperti ini. Coba kalau Non Ega sedikit saja berperangai lemah lembut, pasti Non Ega akan semakin sempurna sebagai seorang seorang Raden Ayu yang memang berparas ayu itu.
Tak ingin membuat juraganku marah, aku langsung buru buru menemui Ndoro Putri - ibu Ndoro Ayu Gayatri - yang sedang berada di dapur.
"nyuwun sewu Ndoro Putri."
("maaf Ndoro Putri.")
"wonten nopo nggih?"
("ada apa ya?") Tanyaku dengan sopan santun tingkat babu.
"wonten nopo wonten nopo!"
("ada apa ada apa!")
"tugasmu saben ndino ki ngopo?!"
("tugasmu tiap hari itu apa?!") Hardik Ndoro Putri garang sambil berkacak pinggang.
"wonten nopo nggih Ndoro?"
("ada apa ya Ndoro?") Tanyaku lagi karena benar benar tak mengerti apa kesalahanku.
Aku merasa kemarin apa yang seharusnya menjadi tugasku sudah aku kerjakan semua. Tadi malam aku sudah mengerjakan tugas terakhirku menimba air untuk mandi pagi keluarga majikanku ini. Benar benar aku tak mengerti apa kesalahanku hari ini sampai aku harus di marah marahi di pagi sebuta ini. Aku benar benar tidak mengerti.
"kowe ki jan ra nggenah babar blas dadi menungso."
("kamu itu nggak bener banget jadi orang.")
"wis tugase saben ndino kok sek iso lali."
("sudah tugasnya tiap hari kok masih bisa lupa.")
"kae motomu melek'o, jo kakean turu."
("itu buka mata kamu, jangan kebanyakan tidur.")
"wong jedhing ora ono banyune ngono kok sek takon ono opo ono opo!"
("orang bak mandi gak ada airnya gitu kok masih nanya ada apa ada apa!")
"penggaweanmu ki nyapo wae sih?!"
("kerjaan kamu tiap hari itu apa sih?!") Omel Ndoro Putri masih dengan berkacak pinggang.
Aku hanya bisa menundukkan kepala di caci maki seperti ini. Padahal aku yakin seyakin yakinnya bahwa tadi malam aku sudah mengisi bak mandi karena itu pekerjaan yang aku lakukan terakhir tadi malam. Jadi bagaimana bisa sekarang tiba tiba airnya habis?
Tanpa berani membantah ataupun membela diri, aku kemudian buru buru menimba air kembali mengisi bak kamar mandi rumah juraganku ini.
"nyuwun ngapunten Ndoro Putri."
("maaf Ndoro Putri.")
"mbok bilih kulo kesupen."
("mungkin saya lupa.")
"sepindah malih nyuwun ngapunten Ndoro."
("sekali lagi maaf ndoro.") Maafku tanpa berani menatap Ndoro Putri.
"ono opo sih Buk ne?"
("ada apa sih Buk?")
"pagi pagi kok sudah gemberah wae."
("pagi pagi kok sudah ribut.") Terdengar suara bariton Ndoro Kakung yang ternyata juga sudah bangun.
"kae loh Pak ne, bocah gemblung kae."
("itu loh Pak, bocah gemblung itu.")
"wis dadi tugase saben dino kok sek iso sampek kelalen."
(udah jadi tugasnya tiap hari kok masih isa lupa.")
"jian nyatu dasar bocah pekok."
("emang dasar bocah begok.") Jawab Ndoro Putri masih memaki maki ku.
"Buk, ngomong ki mbok yo sing nduwe unggah ungguh toto kromo to buk."
("Buk, kalau ngomong itu mbok yang punya tata krama apa buk.")
"ora usah kasar ngono yo iso toh?"
("nggak usah kasar gitu juga bisa kan?")
"priyayi kok omongane koyo wong ra nduwe aturan."
("bangsawan kok bicaranya kayak orang gak punya aturan.")
"pantesan Ega ki saiki omongane koyo bocah alasan."
("pantas Ega sekarang omongannya kayak ocah liar.")
"lha ibuk'e dewe tebak'e sing ngajari."
("ibunya sendiri ternyata yang ngajarin.")
"halaah... Bapak iki."
("halaah... Bapak ini.")
"Pardi kae ojo panggah di belani wae."
("Pardi itu jangan di belain terus.")
"suwe suwe marai nglunjak."
("lama lama bikin nglunjak.") Jawab Ndoro Putri tak mau kalah.
Mendengar itu semua aku hanya bisa menangis dalam hati. Apa sebenarnya dosa hidupku sampai aku harus menjalani kisah hidup sepahit ini. Setiap hari aku selalu di hujani dengan makian demi makian yang seakan tak ada habisnya. Kesalahan sekecil apapun, bahkan tanpa kesalahan sekalipun aku selalu mendapatkan marahan, omelan dan makian itu. Bahkan Ndoro Putri (Raden Ayu Hartati / ibu Non Ega) tak segan segan main tangan kepadaku.
Tak ubahnya seperti Ndoro Putri ibunya. Non Ayu Gayatri juga bersikap seperti itu. Belum pernah dalam ingatanku Non Ega bersikap lembut tanpa di bumbui dengan makian setiap bicara kepadaku.
Semua penghinaan itu aku telan mentah mentah tanpa berani sedikitpun aku melawan. Aku sadar diri siapa aku di sini. Aku hanyalah orang numpang (ngenger dalam bahasa jawanya) di rumah Raden Mas Haryo Seto ini. Aku sadar, tanpa budi baik mereka mungkin aku sudah mati atau terlantar lontang lantung di jalanan.
Biarpun begitu paling tidak mereka mau menampungku di rumah megah mereka, memberiku makan dan hidup serta menyekolahkan aku.
Hanya Raden Mas Haryo Seto (ayah Non Ega) atau yang biasa aku panggil Ndoro Kakunglah satu satunya orang di rumah ini yang bersikap baik kepadaku. Ndoro Kakung selalu membelaku saat aku di hujani caci maki oleh istri dan anaknya. Ndoro Kakung jugalah yang selalu menasehati dan menguatkanku agar aku sabar dan tabah menghadapi semua ini. Wejangan demi wejangan Ndoro Kakung itu yang membuatku bisa bertahan sampai sekarang.
Ndoro Kakung juga selalu meyayangiku. Beliau berusaha tak membeda bedakan aku yang hanya seorang abdi dengan Non Ega anak kandungnya. Apa yang beliau berikan untuk Non Ega, Ndoro Kakung juga memberikannya untukku. Walaupun itu harus di iringi dengan kemarahan dan omelan Ndoro Putri istrinya.
"le Pardi, sing sabar yo ngger."
("le Pardi, yang sabar ya nak.")
"omongane Ibukmu kae ojo di lebokne neng ngati yho le."
("omongan Ibukmu itu jangan di masukin hati ya nak.") Kata Ndoro Kakung berusaha menghibur sambil menepuk pundakku.
Ndoro Kakung adalah sosok orang yang baik hati, arif dan bijaksana. sosok seorang lelaki, bapak, dan pemimpin yang sempurna di mataku. Seandainya saja beliau adalah ayahku, betapa beruntungnya aku.
"halah... mboten nopo nopo kok Ndoro."
("halah... gak apa apa kok Ndoro.") Jawabku mencoba menyembunyikan kegetiran hatiku.
Aku tak tau siapa sebenarnya jati diriku. Aku juga tak tau siapa sebenarnya ibu bapakku. Yang aku tau dari kecil aku sudah di asuh oleh keluarga Raden Mas Haryo Seto ini.
Dulu aku mengira mereka adalah kedua orang tuaku. dulu aku juga mengira kalau Raden Ayu Gayatri adalah saudaraku. Dulu aku juga mengira kalau aku juga seorang Raden, Raden Mas Supardi lebih tepatnya. Tapi kenyataanya ternyata aku bukanlah siapa siapa. Aku hanyalah anak yang entah dari mana asalnya yang di rawat keluarga priyayi ini sampai aku dewasa seperti sekarang ini.
Yah beginilah nasib yang harus aku hadapi. nasib dari seorang anak yatim piatu bernama Supardi bin pulan yang biasa di panggil Pardi atau kampret oleh Ndoro Ayu Gayatri alias Non Ega.
Selesai mengerjakan apa yang sudah menjadi kewajibanku tiap pagi, aku buru buru mandi karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Selesai mandi dan berseragam, secepat kilat aku sarapan dan setelah itu segera berangkat ke sekolah.
Seperti biasa sebelum berangkat aku berpamitan cium tangan dulu kepada Ndoro Kakung dan Ndoro Putri. Seperti biasa, setiap pagi Ndoro Kakung selalu sibuk dengan burung perkutut kesayangannya sambil mendengarkan kleningan gending jawa dari tape mini kompo kesayangannya.
"Ndoro, kulo nyuwun pamit badhe bidal sekolah rumiyen."
("Ndoro, saya pamit berangkat sekolah dulu.") Pamitku kepada Ndoro Kakung.
"yo ngger, ngati ati yho."
("iya nak, hati hati ya.")
"sekolah sing pinter."
("sekolah yang pinter.") Jawab Ndoro Kakung sambil menyodorkan tangannya.
Segara aku menyambut sodoran tangan beliau, menjabat dan mencium tangannya. Setelah menyelesaikan rutinitas pamitan, aku segera menggenjot sepeda jengki inventarisku.
==========LBNC==========
SMA Negeri 1 Trenggalek
Karena tugas yang harus aku selesaikan di rumah setiap pagi, hampir setiap hari aku selalu terlambat datang kesekolah. Untung saja pihak sekolah bisa memahami dan memaklumi itu karena nama besar Raden Mas Haryo Seto. Karena pengaruh Ndoro Kakung jugalah aku bisa bersekolah di sini, di SMU terbaik di kabupaten Trenggalek ini. Disini jugalah Ndoro Ayu Gayatri bersekolah. Non Ega setingkat denganku hanya berbeda kelas.
Hari ini sudah lewat jam tujuh aku baru sampai di sekolah. Setelah memarkir sepeda jengki alat trasportasiku setiap hari, buru buru aku berlari masuk ke kelasku.
"tok tok tok...."
"nyuwun sewu pak.... permisi...."
"eh Pardi.... masuk di...."
"kamu telat lagi ya....?" Kata pak Bambang guru wali kelasku penuh wibawa.
"enggih pak... nyuwun sewu..." Jawabku sopan.
"yo wis.... ayo masuk...." Perintah pak Bambang.
Di sekolah ini aku bisa menemukan sedikit kenyamanan hidup walau tak bisa sepenuhnya. Paling tidak disini tidak ada Ndoro Putri yang selalu memandangku dengan dendam dan telingaku bisa sedikit beristirahat dari teriakan dan cacian beliau.
"Pardi.... ke kantin yuk....?" Ajak Rudi teman sekelasku saat jam istirahat sekolah.
"enggak ah Rud.... terimakasih...." Jawabku menolak.
Aku memang lebih suka berada di kelas dan membaca buku buku pelajaranku dari pada bermain atau sekedar jajan di kantin begitu jam istirahat sekolah. Selain karena aku ingin belajar biar pintar, karena aku juga tidak punya uang untuk jajan jajan di kantin.
Sebenarnya aku bukannya tidak punya uang sama sekali karena sejahat apapun Ndoro Putri, beliau tetap memberikan aku uang saku. Tapi aku tak ingin menghabiskan uang yang tak seberapa itu hanya untuk sekedar jajan jajan di kantin. Lebih baik uang itu aku tabung buat bekalku setelah lulus sekolah nanti.
"haiyaah.... ayo lah...."
"tenang aja tak bayarin...." Ajak Rudi lagi.
"beneran enggak Rud... terima kasih...." Jawabku lagi.
"yo wis lah.... aku ke kantin dulu ya di..." Kata Rudi sambil berjalan keluar dari kelas.
Sekeluarnya Rudi dari ruangan kelas, aku kembali membolak balik buku pelajaranku. Satu tekatku bahwa aku harus belajar dengan giat karena aku sudah di tingkat akhir sekolahku dan ujian nasional tinggal satu tahun lagi. Aku ingin lulus dengan nilai terbaik, aku ingin membanggakan Ndoro Kakung yang selama ini sudah teramat baik kepadaku. Aku juga ingin membuktikan kepada Ndoro Putri dan Non Ega bahwa aku bukanlah sampah, bahwa aku juga bisa berguna bisa membuat bangga keluarga. Mungkin hanya dengan itu aku bisa membalas segala budi baik beliau semua.
"Pardi.... rajin banget Di...."
"udah ganteng, pinter, rajin lagi...." Canda Sri dan trio gerombolannya yang baru masuk kelas setelah beristirahat.
"haiyaah.... apa sih Sri....?"
"gak usah aneh aneh lah...." Jawabku sambil masih membolak balik buku.
"yeee... Supardi ini di bilang ganteng kok gak percaya..."
"kalau kamu mau aku mau kok jadi pacarmu Di..." Sambung Siti sobat segerombolan Sri.
"kamu jangan nyolong start duluan apa Ti..."
"emang kamu doang yang mau jadi pacarnya Pardi...?"
"kita kita juga mau tau... ya gak Sri...?" Sambung Eka salah satu anggota dari gerombolan trio macan itu.
"hehehehehe..... aku jadi malu....."
"kalau Pardi mau sih Sri gak bisa nolak..."
“pokoknya Pardi holic deh...” Jawab Sri dengan pipi merona merah menahan malu.
"haiyaah.... iki opo toh....."
"wong elek kok buat rebutan...."
"lagi pula...maaf ya nona nona yang cuantik..."
"Supardi bin pulan gak sempat buat yang namanya pacar berpacaran..."
"Supardi ingin belajar dengan tekun biar bisa menjadi orang yang berguna bagi nusa bangsa dan agama..." Jawabku serius atas candaan mereka.
Sementara ini aku tak pernah ada niat dan punya waktu untuk yang namanya asmara. Aku ingin belajar dengan tekun dan menjadi orang sukses sebagaimana wejangan Ndoro Kakung.
Tapi aku juga tak bisa sepenuhnya menutup mata dan hatiku dengan yang namanya asmara. Aku tau ada beberapa gadis yang menaruh hati kepadaku. Selain Sri dan Siti yang selalu terang terangan menggodaku, sebenarnya ada satu gadis lagi yang aku tau pasti bahwa dia sangat menaruh hati kepadaku.
Dari tatapan matanya, dari senyumnya, dari sikapnya, dari segala gerak gayanya aku tau kalau dia menaruh hati kepadaku.
gadis itu bernama Triana Subur Lestari atau yang biasa di panggil Ana. Ana adalah satu satunya gadis di sekolah ini yang sebanding dengan Non Ega dari segala segi.
Hanya ada satu yang menjadi pembeda antara Ana dan Non Ega.
Ana yang tak kalah kaya cantik dan tenar dengan Non Ega itu lebih bersifat ramah sopan santun baik hati dan tidak sombong. berbanding terbalik dengan Non Ega yang angkuh sombong dan congkak. Karena itulah mereka selalu menjadi musuh bebuyutan, karena hanya Ana jugalah satu satunya yang berani melawan Non Ega di sini.
"jiaaaah... ada yang hancur tu hatinya..."
"hahahaha.... kasiaan deh trio macan..."
"ni Di...." Tawa Rudi terbahak bahak mendengar itu sambil memberikan seplastik minuman dingin kepadaku.
"oh... terimakasih Rud..." Jawabku sambil menerima sedekah Rudi tersebut.
"apaan sih Rud...?"
"nyamber aja kayak jambret sih..."
"sirik kamu ya mentang mentang gak laku....?" Jawab Siti manyun.
"yeeee.... ada yang sewot nie yee...."
"lagi pula emang kalian berani sama Ndoro Ayu Gayatri yang terhormat itu hah...?"
"tar di semprot pada tau rasa kalian..." Jawab Rudi ngeledek.
Tiba tiba saja....
"jgluaagh...!!!" Suara meja di gebrak.
Kami berlima terkejut mendengar suara gebrakan meja itu.
"heh...!!! pada ngomongin aku kalian ya...?!" Bentak Non Ega yang tiba tiba saja sudah berada di sini.
Inilah yang aku maksud tak bisa menikmati sedikit kenyamanan hidup sepenuhnya. Karena di sini juga sikap Non Ega kepadaku tak ada bedanya dengan di rumah. Non Ega tetap saja berlaku kasar dan semauanya sendiri kepadaku.
"apa apaan sih kamu Ga...?"
"biasa aja kali..." Kata Siti sewot.
"iya ni... mentang mentang Raden Ayu belagunya minta ampun..." Sambung Eka tak kalah sewotnya.
"udah udah udah... kalian apa apaan sih...?" Kataku berusaha melerai Siti dan Eka yang sewot karena ulah Non Ega itu.
"apa kalian....?!"
"gak suka, mau ngajakin ribut hah...!" Balas Non Ega menantang.
"udah udah... yang waras ngalah aja..."
"kita keluar aja yuk, sebelum di gigit genderuwo..." Kata Siti mengajak teman temannya menghindar dari konfrontasi dengan Non Ega.
"heh... apa kamu bilang...?!"
"sudah mulai berani kalian rupanya hah..?!"
"udah bosen hidup kamu ya...?!" Hardik Non Ega yang semakin tersulut emosi mendengar perkataan Siti itu.
Tanpa berani menjawab lagi, kemudian Sri dan gerombolannya keluar dari ruang kelas dengan masih di iringi tatapan mata tajam menantang dari Non Ega. Tak satupun di antara mereka ada yang berani membalas tatapan itu, karena itu bisa berakibat fatal buat mereka.
"heh... ngapain kamu lihat lihat...?"
"jarang lihat cewek cakep kamu ya...?"
"sana pergi kamu... nyepet nyepetin mata aja kamu..."
"sana sana sana minggat...!" Kata Non Ega yang sekarang malah balik mengusir Rudi.
Tak ingin membuat aku semakin sulit, Rudi langsung bergegas keluar dari ruang kelas meninggalkan aku dan Non Ega berdua. sudah bukan rahasia umum lagi kalau aku sering di perlakukan Non Ega kurang manusiawi seperti ini.
"ada apa ya Non...?"
"kok tuben kesini...?" Tanyaku.
"udah deh... jangan sok polos kamu jadi anak..."
"ya jelas aku ada perlu ama kamulah..."
"ni kerjain PR aku... nanti sore harus udah kelar...!" Kata Non Ega sambil memberikan buku PR nya.
"iya Non... baik..." Jawabku tak bersemangat.
"heh... gak usah pakek lemes gitu juga kali..."
"kerjain tu cepet.. jangan kebanyakan ngeluh..." Perintah Non Ega.
"oh iya... satu lagi...."
"jangan pernah lagi deket deket ama gerombolan cewek kampungan itu apa lagi dengan yang namanya Triana semprul Lestari itu...!"
"awas kalau kamu berani macam macam...!!!" Ancam Non Ega sebelum keluar dari kelasku.
"iyaaaa...." Jawabku terpaksa banget.
Yah begitulah nasibku tidak di rumah tidak di sekolah. Selalu saja di intimidasi sama yang namanya Raden Ayu Gayatri. Bahkan Non Ega juga mengatur dengan siapa aku boleh dan tidaknya bergaul di sekolah. Sungguh sungguh penderitaan seorang kacung yang tiada akhir.
Belum sempat Non Ega keluar dari kelasku, Triana yang baru di omongin Non Ega itu tiba tiba juga muncul di kelasku.
"halooo... barusan kayaknya ada yang manggil aku ya...?" Suara lembut Triana si gadis cantik berlesung pipit yang tiba tiba sudah berdiri di pintu kelasku.
Mendengar dan melihat musuh besarnya berada di situ, tatapan mata Non Ega tiba tiba berubah memerah mengisyaratkan permusuhan. Sepertinya Non Ega sudah bersiap melancarkan konfrontasi dengan Triana.
Segera kau mendekati Triana dan memintanya segera keluar dari sini sebelum terjadi konfrontasi antara dua gadis cantik ini dan sebelum aku semakin di persulit Non Ega karena keberadaanya. Dan seperti biasanya Ana selalu memahami kesulitanku sehingga di segera keluar dari sini menghindari konfrontasi dengan Non Ega.
Sepulang sekolah aku langsung pulang ke rumah dan langsung menyerahkan buku PR Non Ega yang sudah selesai aku kerjakan tadi di sekolah.
Tanpa sempat beristirahat walau barang sejenak, setelah makan aku langsung kembali melakukan pekerjaan rutinku sehari hari. Di awali dengan menimba dan mengisi bak mandi sampai penuh, bersih bersih rumah dari nyapu sampai ngepel, mencuci piring dan pakaian yang segunung banyaknya.
Setelah selesai melakukan semua pekerjaan di rumah, tanpa ada waktu beristirahat aku kemudian pergi mencari pakan untuk sapi dan kambing Ndoro Kakung yang lumayan jumlahnya. Selesai mencari pakan yang baru selesai sekitar jam lima sore, aku langsung kembali melakukan pekerjaan rumah lainnya.
Sehabis mencari pakan aku menyapu halaman depan dan belakang rumah joglo yang lumayan besar ini. Rutinitas harianku ini di akhiri dengan menimba air buat mandi keluarga Ndoroku besok pagi. Rangkaian pekerjaan itu baru bisa aku selesaikan sekitar jam enam sore, setelah itu aku baru bisa beristirahat.
==========LBNC==========
R.A. GAYATRI NOYOLESONO
Raden Ayu Gayatri Noyolesono binti Raden Mas Haryo Seto Noyolesono, itulah nama lengkap anak gadis Ndoroku yang biasa aku panggil Non Ega.
Non Ega adalah gadis yang sungguh sempurna dari segi manapun kita ingin melihatnya. Parasnya yang ayu khas putri priyayi bersenyum manis dengan tatapan mata sayu. Wajahnya, bibirnya, hidungnya, alisnya, tubuhnya, kulitnya semua indah sempurna.
Keayuan Non Ega membuat siapa saja yang memandang akan langsung jatuh hati kepadanya. Siapa saja, tak terkecuali aku sang kacung.
Walaupun aku hanya seorang abdi di keluarga ini, tapi diam diam aku menaruh hati kepada Ndoro Ayuku ini. Perasaan cinta kasih dan sayang yang mungkin hanya akan bisa aku simpan rapat rapat selamanya di dalam hati.
Mungkin karena rasa itulah aku bisa menerima segala perlakuan tak manusiawi Non Ega kepadaku selama ini. Aku bahagia kalau Non Ega memanggilku walau dengan bentakan. Aku bahagia kalau Non Ega menyuruhku walau dengan makian. Aku bahagia walau harus teraniaya asal Non Ega bahagia.
"Pardi..." Pangil Ndoro Kakung.
"enggih Ndoro... wonten nopo...?"
("iya Ndoro... ada apa...?") Jawabku sopan sambil menghadap beliau.
"bapak karo ibuk arep tinda'an neng Madiun..."
("bapak ibuk mau pergi ke Madiun...")
"kowe jogo omah karo Ndoro Ayumu kae yo..."
("kamu jaga rumah sama Ndoro Ayumu itu ya...")
"enggih Ndoro...."
"yo wis ngati ati...."
("ya udah hati hati...")
"bapak ibuk budal yho...."
("bapak ibuk berangkat ya...")
"ndok... Ega... bapak ibu budal ndok..."
("ndok... Ega... bapak ibuk berangkat ndok...")
"enggih pak..."
"pokoke ojo lali oleh olehe...."
("pokoknya jangan lupa oleh olehnya...") Teriak Non Ega dari dalam kamarnya.
Karena Ndoro Kakung dan Ndoro Putri sedang ada urusan ke Madiun yang katanya selama tiga hari. Jadi selama tiga hari ini hanya ada aku dan Non Ega berdua di rumah ini.
Selesai mengerjakan pekerjaan sapu menyapu halaman depan dan belakang, aku berniat untuk menimba air. Tapi hari ini rutinitasku entah kenapa sengaja atau tidak jadi terbalik. aku yang biasanya menimba air dulu baru mandi, kini malah sebaliknya. aku berniat mandi dulu baru setelah itu menimba air.
tanpa melihat kanan kiri atau ada tidaknya orang di dalam kamar mandi, aku langsung saja menyelonong masuk karena pintu tak terkunci.
"kyaaaaaih...."
"uediaan kowe yo....?!" teriak non ega sambil menutupi aurat sekenanya.
ternyata di dalam kamar mandi itu ada non ega. walaupun sekilas aku bisa melihat betapa mulus dan montoknya tubuh polos non ega. non ega yang cantik semakin kelihatan cantik dengan tubuh telanjang dan rambutnya yang basah.
"nyuwun sewu ndoro ayu...."
"saya gak sengaja..." kataku meminta maaf sambil bergegas keluar dari kamar mandi.
sumpah aku ketakutan setengah mati karena itu. Aku takut bukan karena kemarahan non ega, tapi aku takut kalau kalau non ega sampai melaporkan kejadian ini kepada orang tuanya.
biarpun tapi aku juga bahagia tak terkira, karena rupanya tuhan masih berbaik hati kepadaku. tuhan masih menganugerahi dan memberiku kesempatan untuk menikmati keindahan raga non ega walau hanya sekejap mata.
"pardi.... sini kamu...!" panggil non ega membentak.
mendengar panggilan non ega itu aku benar benar ketakutan. takut kalau ini akan menjadi bencanaku. apa jadinya kalau non ega sampai melaporkan kecelakaan ini ke orang tuanya.
"heh... sini kamu kampret...!"
"kalau nggak aku laporin kamu nanti ke ayah sama ibuk..."
"mau kamu aku laporin hah...?!" teriak non ega lagi.
"ja... ja... jangan non...."
"sumpah pardi gak sengaja non ega..."
"pardi jangan di laporin ndoro kakung ama ndoro putri ya non..." kataku memohon.
akhirnya walau ragu aku memberanikan diri untuk mendekat memenuhi panggilan non ega.
begitu mendekat menghadap non ega, kembali aku terkejut setengah mati dengan apa yang aku lihat. ternyata non ega hanya menutupi tubuhnya dengan lilitan handuk yang tak sempurna menutup tubuhnya. sedetik aku bisa menikmati lagi keindahannya.
tanpa berani bersikap lebih tidak sopan, aku segera menundukkan wajahku di hadapan non ega walau sebenarnya aku ingin menikmati keindahan itu lebih lama lagi.
"pardi mohon non ega...."
"pardi jangan di laporin ya non...?" kataku sekali lagi memohon.
"ya udah, kamu gak akan aku laporin..."
"tapi kamu harus di hukum karena sudah berani tidak sopan." jawab non ega yang sedikit bisa mengobati ketakutanku.
aku sedikit lega mendengar jawaban non ega itu. walau aku yakin seyakin yakinnya bahwa hukuman dari non ega itu tak akan ringan. walau seberat apapun hukuman yang nantinya akan non ega berikan aku siap, asalkan jangan sampai aku di laporkan.
"iya non... terimakasih...."
"pardi siap di hukum asal jangan di laporin ke ndoro kakung dan ndoro putri..."
"ya udah... kamu pergi sana dulu..."
"ntar aku pikirin dulu apa hukuman yang pantas buat kamu..."
dengan sedikit kelegaan aku segera pergi meninggalkan non ega dengan senyum penuh arti. selalu terbayang indah tubuhnya, ayu wajahnya, basah rambutnya, wangi aroma tubuhnya. kemolekan raga sang putri dengan kesempurnaan sejati seorang priyayi.
selesai non ega mandi, baru aku kembali lagi kebelakang dan melanjutkan pekerjaanku menimba air kemudian mandi setelah itu.
sebenarnya aku heran dengan keluarga raden mas haryo seto ini. bagaimana mungkin rumah seorang priyayi sekaya beliau tapi di rumahnya belum mempunyai sanyo maupun jet pump. sungguh sebuah tanda tanya besar.
hari itu hari minggu yang berarti dua setelah keberangkatan ndoro kakung dan ndoro putri dari urusannya di madiun.
"pardi...." panggil non ega dari dalam.
saat itu aku sedang di halaman belakang sedang memotong rumput teki yang sudah mulai rimbun.
buru buru aku masuk dan menemui non ega.
"iya non.... ada apa...?
"cepet kamu mandi trus dandan yang rapi..." perintah non ega.
"loh... emang mo kemana non..." tanyaku bingung tentang maksud non ega.
"udahlah.... jangan banyak cingcong napa..."
"mau kamu aku laporin ke bapak ibuk soal yang kemarin...?" ancam non ega.
mendengar ancaman non ega itu seketika keringat dinginku bercucuran. buru buru aku menuruti perintah aneh non ega, jangan sampai non ega melaporkan kejadian kemarin kepada kedua orang tuanya yang bisa berakibat berakhirnya riwayat ku si anak yatim teraniaya ini.
selesai mandi dan berpakaian rapi, aku kemudian menemui non ega yang sudah menungguku di ruangan depan.
ternyata non ega juga sudah berdandan rapi. cantik sekali non ega kalau berdandan seperti itu. mengenakan baju biru berbelahan dada rendah dengan tank top putih di dalamnya di padu dengan celana hot pants coklat setengah paha ketat yang semakin mempertegas keayuan dan kelincahan seorang gayatri. dengan baju seperti itu, belahan dada non ega sedikit mengintip dari celah kerah tanktop ya. dan dengan celana model begitu kemulusan dan kemontokan paha non ega semakin jelas tersaji. rambut hitam bergelombangnya yang panjang di biarkan indah tergerai yang semakin memperayu parasnya.
menyadari kedatanganku, non ega memandangiku dengan lekatnya dari ujung rambut sampai ujung kaki. bahkan non ega menyempatkan diri berputar mengelilingiku untuk memastikan sudah pantas atau belumkah penampilanku.
aku yang mengenakan kaos oblong putih dangan celana blue jeans merasa malu dan risih di perhatikan seperti itu.
"emang kita mau kemana non...?" tanyaku sekali lagi.
"ya ya ya ya...lumayan..."
"ayuk jalan..." ajak non ega tanpa memperdulikan pertanyaanku.
langsung kami mengendarai sepeda motor F 1 ZR lansiran tahun 2001 warna hitam orange milik non ega menyusuri jalanan kota trenggalek yang sepi nan asri. tentu saja aku yang berada di depan selaku babu dan tukang ojek non ega.
dengan navigasi non ega, setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam melintasi jalan yang berkelok naik turun pegunungan, akhirnya kami sampai di sebuah pantai yang bernama karanggongso di prigi trenggalek.
sebuah pantai lepas yang indah dengan deburan ombak yang dahsyat berpantai pasir putih nan indah. sebuah pantai yang masih asri alami yang tak kalah indahnya dengan pantai kuta di bali. cuma sayang belum melegenda dan mendunia seperti pantai kuta di bali.
hamparan batu batu karang besar banyak tedapat di bibir pantai yang menjadi lokasi favorit para sejoli memadu kasih. hamparan pohon pandan di luar bibir pantainya semakin memperidah panorama pantai karanggongso. mungkin inilah yang di maksud trully paradiso.
sesampainya di pantai aku menghentikan motor di bawah teduhnya pohon kelapa.
"kita mau ngapain ke sini non...?" tanyaku penasaran kenapa non ega mengajakku ke sini.
"mau senam...!!!"
"begok amat sih kamu jadi kutu kupret...!"
"orang ke pantai kok masih nanya mau ngapain...!"
"udah deh jangan banyak bacot...!" jawab non ga dengan nada tinggi.
"iya iya ndoro ayu... sendiko dawuh..."
non ega kemudian turun dari motor dan berjalan di bibir pantai berpasir putih bermain dengan riak debur ombak. aku hanya melihat dan memperhatikan non ega dari tempatku memarkirkan motor.
terlihat bahagia sekali non ega berada di sini. dengan lincah dia belarian berkejaran dengan riak ombak yang membasahi kakinya.
sejenak non ega berhenti berlarian dan memandangku. terlihat dari gerak tubuhnya non ega sedang memanggilku. suara non ega tak terdengar karena kalah dengan suara deburan ombak.
aku yang sedang menikmati kelincahan sang putri tak menghiraukan panggilannya. aku masih duduk diam di tempatku menikmati betapa bahagia dan lincahnya sang putri bermain pasir putih di antara riak deburan ombak yang membasahi kakinya.
"paardiiii....!!!"
"kesini kampreeet...!!!" teriakan non ega yang sayup terdengar di telingaku karena kalah dengan suara deburan ombak.
tersadar akan panggilan sang ndoro ayu, aku buru buru berlari menghampirinya.
"ada apa non ega...?" tanyaku.
"kuping kamu budeg kali ya...?!"
"di pangil pangil sampai serak kok gak denger..."
"temenin apa... jangan cuma nongkrong doang..." jawab non ega.
aku bingung mendengar permintaan non ega itu. di temanin yang seperti apa maksud non ega ini.
"maksud non ega gimana ya...?" tanyaku bingung.
"guoblog banget sih kamu..."
"udah deh jangan tolol tolol banget apa..." kata non ega sambil menarik lenganku.
aku hanya mengikuti apa maunya ndoro ayuku ini. ternyata non ega mengajakku naik ke atas bukit karang di pinggir pantai. karena sulitnya medan untuk naik ke bukit itu, terpaksa aku manahan tubuh non ega dari belakang dan mendorongnya naik mendaki bebatuan terjal itu.
sumpah tanpa aku sengaja, saat mendorong tubuh non ega tanpa sadar aku malah menyentuh bokong montok non ega.
sebenarnya aku takut kalau non ega akan marah kepadaku, tapi ternyata ketakutanku itu tak terbukti. non ega tidak marah ataupun menunjukkan gelagat tidak suka.
setelah bersusah payah, akhirnya kami sampai juga di atas bukit. dari sini kami bisa melihat pemandangan biru samudra lebih luas lagi. non ega kemudian mengajakku duduk di bawah sebuah batu besar yang agak tersembunyi. begitu kami duduk, kami mendengar ada suara suara aneh tak jauh dari tempat kami duduk. sejenak tatapan mata kami beradu heran dan mencari asal suara apa itu.
ternyata di balik batu besar tempat kami duduk ada sepasang sejoli mesum. si cewek yang memakai rok itu sedang duduk di pangkuan cowoknya sambil menggoyang goyangkan pinggulnya maju mundur.
“ooocch.... eeemmmh....” suara desah tertahan cewek itu.
mengetahui itu mata kami berdua melotot seakan tak percaya bahwa ada yang berani berbuat senekat itu di sini. sedetik tatapan kami beradu. terlihat sungging senyum misterius di bibir tipis non ega. sebuah senyum yang sudah pasti berakibat buruk buatku.
BERSAMBUNG
0 notes
tobasatu · 4 years
Link
tobasatu.com, Medan | Lima daerah kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut) tergolong memiliki risiko tinggi penyebaran pandemi Covid-19 selama Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 9 Desember 2020. Untuk menurunkan risiko tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut akan perketat protokol kesehatan.
Lima daerah yang masuk dalam daftar berisiko tinggi yaitu Kabupaten Mandailing Natal, Kota Binjai, Kota Gunungsitoli, Kota Medan dan Kota Sibolga. Sedangkan selebihnya masuk ke dalam kategori risiko sedang dan dua daerah tidak terdampak dan tidak memiliki kasus.
Hal ini terungkap saat rapat koordinasi khusus (Rakorsus) tingkat menteri secara virtual bersama Menkopolhukam Mahfud MD, Mendagri Tito Karnavian, Ketua KPU Arief Budiman, Ketua Bawaslu Abhan dan Kapala BNPB Doni Manardo.
Asistem Umum dan Aset Mhd Fitriyus yang mengikuti Rakorsus tersebut dari Posko Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, Jalan Sudirman Nomor 41 Medan, mengatakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, KPU, Bawaslu, TNI dan Polri akan semakin menguatkan kedisiplinan protokol kesehatan selama masa Pilkada.
“Seperti yang dikatakan Menkopolhukam, Pak Mahfud MD butuh peraturan yang lebih ketat, sanksi yang lebih kuat kepada balon dan juga timnya bila melanggar protokol kesehatan. Tentunya ini akan kita sama-sama bahas seperti apa detailnya. Tetapi untuk lima daerah risiko tinggi yang disebutkan Kepala BNPB kita akan lebih fokus,” kata Fitriyus, usai mengikuti dari Posko GTPP Covid-19 Sumut Jalan Sudirman Nomor 41 Medan, Rabu (9/9/2020).
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Manardo saat Rakorsus mengatakan lima daerah ini masuk ke dalam risio tinggi salah satu faktornya adalah perkembangan kasus konfirmasi dan kepatuhan masyarakat akan protokol kesehatan.
“Di Sumut ada lima daerah yang berisiko tinggi penyebaran Covid-19 saat Pilkada berlangsung dilihat dari indikator kedisiplinan penerapan protokol kesehatan dan perkembangan kasus. Pemerintah Provinsi Sumut perlu mewaspadai ini dan agar tidak terjadi klaster baru saat Pilkada,” kata Doni.
Berdasarkan laporan Ketua KPU Arief Budiman, total ada 47 bakal calon dari 270 daerah di Indonesia yang akan menyelenggarakan Pilkada di Indonesia terkonfirmasi positif Covid-19, sebanyak 6 orang diantaranya balon bupati/walikota di Sumut. Menurut Arif, tingginya peningkatan kasus konfirmasi positif bisa berdampak pada partisipasi masyarakat di Pilkada ini.
“Tidak sedikit balon yang terkonfirmasi positif, bahkan ada yang meninggal seperti di Kabupaten Karo. Kita perlu mengambil langkah sistematis agar partisipasi pemilih tidak menurun pada Pilkada kali ini. Kita tentu tidak ingin Pilkada malah membentuk kasus atau korban baru, tetapi kita ingin Pilkada ini menjadi kesempatan untuk menyosialisasikan kepada masyarakat luas pentingnya protokol kesehatan,” terang Arif.
Selain masalah wabah Covid-19, masalah keamanan juga menjadi poin pembahasan pada Rakorsus ini. Kapolri Idham Azis mengatakan beberapa daerah di Sumut juga masuk dalam kategori wilayah rawan yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan, Nias Selatan, Kota Pematangsinatar, Binjai sedangkan Medan masuk kategori sangat rawan bersama Batam.
“Ada daerah rawan dan sangat rawan berdasarkan indikator-indikator yang kami susun, Medan dan Batam itu masuk ke kategori sangat rawan. Tetapi kita tentu sudah mengantisipasi ini dengan mempersiapkan personel yang cukup,” kata Idham.
Kepala Biro Otda Pemprov Sumut Basarin Tanjung mengatakan akan dibentuk tim pengamanan untuk jadwal-jadwal yang rawan seperti penetapan pasangan calon, perhitungan suara, kampanye, pemungutan dan pengumuman.
“Ada timnya untuk mengamankan hari-hari tertentu yang dianggap rawan. Polanya tentunya nanti bersama Polda, TNI, Pemprov Sumut akan merumuskannya bersama. Yang pasti kita berupaya sekuat tenaga karena Pilkada di Sumut relatif terkendali,” tambah Basarin.
Rakorsus ini juga dihadiri Wakapolda Sumut Brigjen Pol Dadang Hartanto dan Kabinda Sumut Ruruh Setya Wibawa dan secara virtual hadir Jaksa Agung RI Burhanuddin, KPU Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kepala Daerah. (ts-02)
The post 5 Kabupaten/Kota di Sumut Beresiko Tinggi Penyebaran Covid-19, Waspadai Kluster Baru Saat Pilkada appeared first on tobasatu.com.
0 notes
Text
Latihan Tenis Meja di Tempat Dokter Lukas Wibawa
Oleh: Arif Rahman Hakim, Atlet Tenis Meja
Bagi penggemar tenis meja alias pingpong di kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), Bandung, Purwakarta, dan Karawang nama Persatuan Tenis Meja (PTM) Wibawa tentu nggak asing lagi. Ya, PTM yang bermarkas di tempat praktik dokter Lukas Wibawa di Jl Hasanudin No. 34, dekat Pasar Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, ini merupakan…
View On WordPress
0 notes
ghostzali2011 · 5 years
Link
JAKARTA— Pada masa yang lazim disebut tahun politik, selayaknya semua orang menjaga persaudaraan, bukan justru saling tunjuk dan saling cari kesalahan, Senin  18 Maret 2019.
Hal tersebut ditegaskan politisi Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi atau lebih dikenal sebagai Titiek Soeharto. Titiek mengajak seluruh masyarakat menjalin dan mempererat tali silaturahmi serta mengesampingkan perbedaan pilihan politik.
“Tujuan politik itu luhur, bukan justru jadi alat memecah belah. Islam mengajarkan kita saling memaafkan,” kata Titiek.
Putri Presiden Soeharto itu juga mengutip kearifan Jawa yang selalu diajarkan oleh almarhum ayahnya. “Ayah kami, Bapak kita semua selalu menasihati, aja mung nyatur alaning liyan. Jangan hanya membicarakan kejelekan orang lain,” katanya menambahkan.
Titiek sempat pula mengatakan hal yang sama saat menghadiri acara peringatan Isra dan Miraj bersama Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jawa Barat, Sabtu, 16 Maret 2019 lalu.
Pada forum BKMT tersebut Titiek juga mengajak ibu-ibu majelis taklim untuk arif dalam menyikapi suasana cenderung panas menjelang Pilpres.  Dengan kearifan itu ia berharap hal-hal negative bisa diusir sejauh-jauhnya.
“Kita semua berharap pascapemilu nanti persatuan dan persaudaraan bangsa ini bisa semakin kokoh,” imbuhnya.
Sebelum bergabung menjadi pengurus Partai Berkarya, Titiek lama menjadi wakil ketua Komisi IV DPR RI dari Partai Golkar. Saat menjadi wakil rakyat tersebut Titiek pernah meminta Kementerian Pertanian memenuhi seluruh kebutuhan yang diperlukan petani bawang putih demi tercapainya swasembada bawang putih pada 2021.
Bukan hanya bantuan,Titiek juga meminta Balitbang dan Kementan untuk melihat wilayah-wilayah di seluruh Indonesia yang potensial dan layak ditanami bawang putih.
“Impor bawang putih di tahun 2017 itu besarnya mencapai 550 ribu ton sedangkan kita hanya mampu menghasilkan sekitar 20 ribu ton. Ini sangat keterlaluan. Padahal wilayah kita sangat luas,” jelasnya.
Pada kesempatan lain Titiek juga giat mendorong pemerintah untuk segera melakukan swasembada daging sapi. Tujuannya agar Indonesia tidak tergantung kepada daging impor dalam upaya menstabilkan harga.
"Kasus daging sapi impor itu tidak hanya seperti sekarang. Setiap mau puasa, Lebaran harga pasti naik," katanya.
Titiek menyatakan komitmen demi terwujudnya swasembada dagung tersebut lebih dari tiga tahun lalu. Saat itu ia sudah mewanti-wanti agar pemerintah tak selalu mengandalkan impor demi pemenuhan kebutuhan daging masyarakat.
“Jangan terus menerus mengimpor daging sapi," kata Titiek di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas (BRTPD) di Dusun Piring, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Bantul, 2016 lalu.
via SPORTOURISM.ID
0 notes
wartakanlah · 6 years
Text
Ini 5 Partai yang Punya Dana Kampanye Awal Paling Banyak
JAKARTA, dawainusa.com – Tak lama lagi, Pemilihan Umum Serentak 2019 akan segera digelar. Sekitar 16 partai politik (parpol) bersaing dalam merebut suara. Saat ini, kampanye yang bakal berlangsung hingga 13 April 2019 itu, sudah mulai dilakukan.
Setip parpol pun telah menyiapkan sejumlah dana, sebagai salah satu kebutuhan pemilu yang memuluskan keberlangsungan kampanye.
Berdasarkan laporan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) terdapat lima parpol yang memiliki dana fantastis. Partai apa saja? Berikut ulasannya:
Baca juga: Arah Politik Keluarga Gus Dur di Pilpres 2019
1. PDIP
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi partai yang menduduki posisi pertama dalam jumlah dana awal kampanye paling banyak. Dari laporan KPU, PDIP memiliki jumlah dana awal kampanye sebesar Rp 105 miliar.
Dana tersebut berasal dari 569 caleg dan DPP. “Dari total itu, Rp 103 (miliar) itu dari seluruh caleg, Rp 2,386 miliar itu dari DPP,” kata Bendahara Umum PDIP, Olly Dondokambey.
2. Gerindra
Setelah PDIP, partai dengan dana awal kampanye terbanyak dimiliki oleh Gerindra. Partai yang dipimpin oleh Prabowo Subianto melaporkan kepada KPU jika jumlah dana awal kampanye sebesar Rp Rp 75,3 miliar.
Dana tersebut berasal dari para calon legislatif Gerindra. “Total laporan awal dana kampanye dari DPP Gerindra saat ini adalah Rp 75,3 miliar,” kata Bendahara Umum Gerindra Thomas Djiwandono.
3. PKS
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga menjadi salah satu partai dengan dana awal kampanye berjumlah fantastis. Dana awal kampanye PKS berjumlah Rp 17 miliar. Dana ini berasal dari para calon legislatif yang akan memperebutkan kursi DPR/DPRD.
Kami melaporkan total caleg 533, semuanya melaporkan dana kampanye. Kira-kira Rp 15 juta lah per caleg di laporan awal ini,” kata Ketua Tim Laporan Dana Kampanye PKS Unggul Wibawa.
4. PKB
Dana sekitar Rp 15 miliar telah dikantongi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai dana awal untuk kampanye Pemilu Serentak 2019. Dana tersebut berasal dari anggota dan para calon legislatif PKB.
“Kalau partai tadi sekitar Rp 1,3 M, selebihnya dari caleg. Dari partai sendiri 1,3 M, sisanya dari caleg uang dan barang,” kata Wakil Bendahara Umum DPP PKB Bambang Susanto.
5. PBB
Sama dengan PKB, Partai Bulan Bintang (PBB) juga mempunyai dana awal kampanye sebesar Rp 15 miliar. Jumlah ini berasal dari dana partai dan para calon legislatif PKB.
“Kami telah melengkapi pelaporan dana kampanye dari 339 caleg seluruh Indonesia dari 88 dapil. Yang telah terkumpul Rp 15 miliar,” kata Bendahara Umum PBB Arif Muhammad.
Aturan Soal Sisa Dana Kampanye
Ketua Komisi Pemilihan Umum ( KPU) Arief Budiman mengatakan, Undang-undang pemilu tidak mengatur soal kemungkinan sisa dana kampanye dari peserta pemilu, baik pemilu presiden ( pilpres) maupun pemilu legislatif (pileg).
“Sisa (dana kampanye) di undang-undang nggak ngatur,” kata Arief usai acara Uji Coba Aplikasi Dana Kampanye di Hotel Mandarin, Jakarta Pusat, Kamis (23/8).
Baca juga: Haringga, Korban Otak Primitif Suporter dan Identitas Konyol Sepakbola
Jika ada sisa dana setelah kampanye berakhir, peserta pemilu dibebaskan untuk mengelola dana tersebut. “Kalau sisa mau dikemanakan, mau diambil partai atau mau dikembalikan ke kas negara silakan,” ujar Arief.
Menurut Arief, s ejauh ini Undang-undang baru mengatur soal kemungkinan peserta pemilu menerima sumbangan dana kampanye dari pihak yang bukan semestinya, yaitu di luar perseorangan dan badan hukum.
Undang-undang yang dimaksud adalah UU nomor 7 tahun 2017 pasal 339 ayat (2) yang berbunyi, Peserta Pemilu, pelaksana kampanye, dan tim kampanye yang menerima sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang menggunakan dana tersebut dan wajib melaporkannya kepada KPU dan menyerahkan sumbangan tersebut kepada kas negara paling lambat 14 (empat belas) hari setelah masa kampanye pemilu berakhir.
Undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang pemilu juga mengatur sumber dana kampanye beserta batasan jumlah dana kampanye yang disumbangkan.
Sumber dana calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) bisa berasal dari tiga pihak, yaitu pasangan calon itu sendiri, dari partai politik pengusung pasangan calon, dan sumbangan yang sah menurut hukum dari pihak lain.
Sementara dana kampanye yang bisa disumbangkan dari setiap pihak telah diatur besarannya dalam pasal 327 ayat (1) dan (2) Undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang pemilu.
Undang-undang tersebut membatasi sumbangan dana kampanye perseorangan maksimal Rp 2,5 miliar. Sedangkan, sumbangan dana kampanye yang berasal dari kelompok, perusahaan, atau badan usaha nonpemerintah tidak boleh melebihi Rp 25 miliar.
Besaran pembatasan sumbangan dana kampanye tersebut sama dengan batasan sumbangan dana kampanye untuk calon anggota DPR dan DPRD kabupaten/kota. Hal ini telah diatur dalam Undang-undang Pemilu pasal 331 ayat (1) dan (2).*
Selengkapnya: Ini 5 Partai yang Punya Dana Kampanye Awal Paling Banyak
https://www.dawainusa.com/ini-5-partai-yang-punya-dana-kampanye-awal-paling-banyak/
0 notes