Tumgik
#Akidah Shahihah
Text
بِسْـــــم اللّٰــــــهِ الرَّحْمٰــــــــنِ الرَحِيْـــــــــــــمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Faedah Hadits Hari ini:
JANGAN SEGAN KEPADA SIAPAPUN UNTUK MENGUCAPKAN YANG BENAR
عن أبي سعيد الخدري، 'أن رسول الله
-صلى الله عليه وسلم- قام خطيبا، فكان
فيما قال: "أَلَا لَا يَمْنَعَنَّ رَجُلًا هَيْبَةُ النَّاسِ أَنْ يَقُولَ بِحَقٍّ إِذَا عَلِمَهُ".' رواه ابن ماجه
Dari Abu Sa'iid al- Khudriy, bahwa Rosuululloohu ﷺ Berdiri Menyampaikan Khutbah, Diantara Isi Khutbahnya, Beliau ﷺ Bersabda: “Perhatikanlah, Janganlah Rasa Segan Kepada Manusia Menghalangi Seseorang Untuk Mengucapkan Yang Benar Ketika Ia Telah Mengetahuinya.” [HR. Ibnu Majah, Ash-Shahihah: 168]
Asy-Syaikh Al-‘Allamah Al-Muhaddits Al-Albani -rahimahullooh- Berkata,
"وفي الحديث: النهي المؤكد عن كتمان الحق خوفاً من الناس، أو طمعاً في المعاش، فكل من كتمه مخافة إيذائهم إياه بنوع من أنواع الإيذاء؛ كالضرب والشتم وقطع الرزق، أو مخافة عدم احترامهم إياه، ونحو ذلك؛ فهو داخل في النهي و مخالف للنبي ﷺ ، وإذا كان هذا حال من يكتم الحق و هو يعلمه؛ فكيف يكون حال من لا يكتفى بذلك، بل يشهد بالباطل على المسلمين الأبرياء، ويتهمهم في دينهم و عقيدتهم؛ مسايرة منه للرعاع، أو مخافة أن يتهموه هو أيضاً بالباطل إذا لم يسايرهم على ضلالهم واتهامهم؟! فاللهم ثبتنا على الحق، وإذا أردت بعبادك فتنة؛ فاقبضنا إليك غير مفتونين".
“Dalam Hadits yang mulia ini Terdapat Pelajaran, bahwa Sangat Terlarang Menyembunyikan Kebenaran Karena Takut Kepada Manusia, atau Karena Cinta Dunia Sehingga Takut Kehilangannya.
Maka Setiap Orang Yang Menyembunyikan Kebenaran Karena Takut Manusia Menyakitinya dengan segala bentuk seperti Memukulnya, Mencacinya, dan Memutus Penghasilannya, atau Takut Mereka Tidak menghormatinya dan Yang Semisalnya, maka Ia Masuk dalam Larangan dalam Hadits Ini, dan Ia Menyelisihi Nabi ﷺ.
Dan Apabila Ini adalah Hukum bagi Orang Yang Menyembunyikan Kebenaran Yang Telah Ia Ketahui, Maka Bagaimana Lagi dengan Orang Yang Tidak Mau Mengikuti Kebenaran?!
Dan Bagaimana Lagi dengan Orang Yang Menyalahkan Kaum Muslimin Yang Tidak Bersalah, atau Menuduh Mereka Sesat dalam Agama dan Akidah, hanya Demi Mengikuti Orang Banyak, atau Takut Mereka Menuduhnya juga Sebagai Pengikut Kebathilan Apabila Ia Tidak Mengikuti Kesesatan Para Penuduh dan Tuduhan Dusta Mereka?!
Maka, Yaa Alloohu تعالى Kuatkan Hati Kami di Atas Kebenaran. Dan Apabila Engkau Hendak Menimpakan ‘Fitnah’ kepada Hamba-hamba-Mu, Maka Ambillah Kami Menuju Kepada-Mu Tanpa Terkena ‘Fitnah’ Itu.”
[As-Silsilah Ash-Shohihah, 1/325]
Demikian Pula Asy-Syaikh al-‘Allamah Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz -rohimahullooh- Telah Berkata:
"ولو سكت أهل الحق عن بيانه لاستمر المخطئون على أخطائهم، و قلدهم غيرهم في ذلك وباء، الساكتون بإثم الكتمان الذي توعدهم الله في قوله سبحانه: اِنَّ الَّذِيْنَ يَكْتُمُوْنَ مَآ اَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنٰتِ وَالْهُدٰى مِنْۢ بَعْدِ مَا بَيَّنّٰهُ لِلنَّاسِ فِى الْكِتٰبِۙ اُولٰۤىِٕكَ يَلْعَنُهُمُ اللّٰهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللّٰعِنُوْنَۙ اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا وَاَصْلَحُوْا وَبَيَّنُوْا فَاُولٰۤىِٕكَ اَتُوْبُ عَلَيْهِمْ ۚ وَاَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
وقد أخذ الله على علماء أهل الكتاب الميثاق لتبيننه للناس ولا تكتمونه، وذمهم على نبذه وراء ظهورهم، وحذرنا من اتباعهم. فإذا سكت أهل السنة عن بيان أخطـاء من خالف الكتاب والسنة شَـابَهُوا بذلك أهل الكتاب المغضوب عليهم والضالين."
”Jika Pengusung Kebenaran Diam Dari
Menjelaskan Kebenaran maka Orang Yang Terjatuh Dalam Kesalahan Akan Terus Menerus Berada Dalam Kesalahan, dan Akan Bertaqlid Kepada Mereka Orang-Orang Selain Mereka Dalam Hal Itu, Ini adalah Musibah Yang Merata. Orang-orang yang Diam mendapatkan Dosa menyembunyikan, yang Alloohu تعالى mengancam Mereka dengan Firman-Nya:
"اِنَّ الَّذِيْنَ يَكْتُمُوْنَ مَآ اَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنٰتِ وَالْهُدٰى مِنْۢ بَعْدِ مَا بَيَّنّٰهُ لِلنَّاسِ فِى الْكِتٰبِۙ اُولٰۤىِٕكَ يَلْعَنُهُمُ اللّٰهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللّٰعِنُوْنَۙ اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا وَاَصْلَحُوْا وَبَيَّنُوْا فَاُولٰۤىِٕكَ اَتُوْبُ عَلَيْهِمْ ۚ وَاَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ."
"Sesungguhnya Orang-Orang Yang Menyembunyikan Apa Yang Telah Kami Turunkan Dari Penjelasan-penjelasan Dan Petunjuk Setelah Kami Jelaskan Kepada Manusia Di Dalam Al-Kitab, Mereka Mendapat Laknat Dari Allooh Dan Mereka Akan Dilaknat Oleh Setiap (Makhluk) Yang Bisa Melaknat. Kecuali Orang-Orang Yang Bertaubat Dan Mengadakan Perbaikan Dan Menjelaskan (Kebenaran) Maka Terhadap Merekalah Aku Menerima Taubat Mereka Dan Aku Maha Menerima Taubat lagu Maha Penyayang. (QS. Al-Baqoroh: 159-160 -pent)
Dan Sungguh Alloohu تعالى Telah Mengambil dari Para Ulama’ Ahlul Kitab Perjanjian Agar Mereka Menjelaskan kepada Manusia dan Tidak Menyembunyikannya dan Alloohu تعالى Mencela Mereka atas Perilaku Mereka yang Mencampakkan Perjanjian Tersebut ke Belakang Punggung Mereka. Dan Kami Memperingatkan dari Mengikuti Mereka.
Maka Apabila Ahlussunnah Diam dari Menjelaskan Kesalahan Orang-Orang Yang Menyelisihi Al-Kitab dan As-Sunnah, Mereka Menyerupai dengan itu Ahlul Kitab Yang Dimurkai (Yahudi) dan Orang-Orang Yang Sesat (Nasrhoni).”
(Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Ibnu Baz: 3/72-73)
والله تعالى اعلم بالصواب.
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين.
Semoga Bermanfa'at.
Mohon Ta'awunnya untuk Menyebarkan Risalah Dakwah Tauhid dan Sunnah ini, Agar Orang-orang Yang Tidak Mengetahuinya Dapat Mengetahuinya dan Menjadi Timbangan Amalan Sholih Bagi Yang Menyebarkannya di Akhirat.
Tumblr media
0 notes
imam1984 · 4 years
Text
Akidah Ahlussunah Wal Jama'ah
Akidah Ahlussunah Wal Jama’ah
Tumblr media Tumblr media
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam dan akibat yang baik bagi orang-orang beriman dan tidak ada permusuhan kecuali kepada orang-orang yang zalim. saya bersaksi bahwa tiada tuhan yang layak disembah kecuali Allah dan tidak ada sekutu baginya, Dialah yang Maha Raja, Zat yang benar dan yang menjelaskan. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya penutup para nabi dan pemimpin…
View On WordPress
0 notes
velisazra · 5 years
Text
Kalau mau dikabulkan doanya sama Allah berimanlah kepada Allah dengan iman yang benar
Iman yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan akidah yang shahihah, yang bersih dari noda syirik dan kemunafikan.
Yang selalu kita ingat firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 186:
وَاِذَا سَاَلَـكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِ
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku..."
اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِ
Tegas banget Allah mengabulkan doa orang yang berdoa. Tapi pertanyaannya, apa ayat itu cuma sampai disitu? Ini yang kadang kita suka lupa, ayat utu masih ada terusannyaِ
فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
"maka, hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran(petunjuk)."
Jadi, pengabulan doa itu sangat bergantung pada penyambutan(respon) kita pada seruan Allah.
Kalau Allah suruh kita bertauhid, suruh kita shalat, puasa, zakat, berhijab syar'i, birrul walidain, taat suami, meninggalakan makanam haram, meninggalkan maksiat. Maka kita lakukan, karena faktor terkabulnya doa adalah menjalankan perintah-Nya dan menjahui larangan-Nya.
فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِي
فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِي
فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِي
"maka, hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku)"
Semoga kita ngga hanya mengandalkan potongan ayat pertama doang
وَاِذَا سَاَلَـكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِ
tapi juga mengingat potongan ayat selanjutnya,
فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
- ringkasan kajian Ustadz Nuzul Dzikri hafizhahullaah
2 notes · View notes
shofwankarim · 3 years
Text
Laporan Perjalanan Umrah 2014
Tumblr media
Menjaga Tauhid, Renovasi dan Perluasan Al-Haram
4 Februari 2014 pukul 10.35
Menjaga Tauhid, Renovasi dan Perluasan Al-Haram
http://hariansinggalang.co.id/menjaga-tauhid-renovasi-dan-perluasan-al-haram/
Setelah 12 Tahun ke Mekkah (9):
Shofwan Karim Bin Abdul Karim Husein
— Muhammad Ibnu Abd al-Wahhâb (1115 – 1206 H/1701 – 1793 M ) berkolaborasi dengan Ibnu Saud, melakukan reformasi total kehidupan beragama di Jazirah Arabia pada ujung abad ke-18. Mereka menamakan gerakannya salafiyun (gerakan awal) yaitu kembali menerapkan agama Islam yang murni seperti yang diajarkan Rasulullah saw dengan menegakkan akidah Tauhid yang murni.
Meng-Esakan Allah tanpa reserve dengan tidak tedeng aling-aling. Mereka menyebut gerakan al-Muwahhidun. Prinsip teologi yang semata-mata mengiukuti al-Quran dan Hadist-Sunnah al-Shahihah.
Sebagian ahli menyebut bahwa mereka dalam teologi menggunakan pemikiran Ibn Taymiyah dan pemikiran Fikih, bermazhab Hanbali.
Oleh pihak Barat, mengikuti cara pikir para ahli Orientalis (ahli ketimuran) , mereka menyebut gerakan Wahabi.
Persiapan Thawaf, Saa'i dan Tahallul
Oleh karena bersandarkan kepada seorang tokoh sentral yaitu Muhammad ibnu ‘Abd al-Wahab . Hal itu merupakan metoda Barat dalam setiap menamakan gerakan, pikiran, dan gagasan yang selalu bersandarkan kepada tokoh sentral setiap gagasan itu.
Maka dulu, oleh para Orientalis masa awal, agama Islam disebut mereka sebagai Mohammadanisme atau paham Muhammad. Agak aneh terasa, sebagian besar umat Islam sekarang menisbahkan pula pemurnian Islam di Saudi itu sebagai Wahabisme atau paham Wahabi.
Tumblr media
Muhammad Ibn Abdul Wahab, mengikat perjanjian dengan Muhammad Ibnu Saud, seorang pemimpin suku di wilayah Najd. Sesuai kesepakatan, Ibnu Saud ditunjuk sebagai pelaksana administrasi pemerintah atau bahasa populernya mengurus hal-hal yang bersifat politik.
Sementara Muhammad bin Abd al-Wahhâb menjadi pemimpin syariah, pengawal akidah dan kehidupan spiritualitas. Sampai saat ini, gelar Malik atau Raja dan “keluarga kerajaan” negara Arab Saudi dipegang oleh keluarga Saud. Namun Mufti Umum Kerajaan, tidak selalu dari keluarga Muhammad bin Abd al-Wahhâb misalnya Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Ibn Abdullah Ali Ibn Baz (1909-1999).
Dalam kajian sejarah, kolaborasi Ibnu Saud dan Ibnu Abdul Wahab itu, telah mengalami pasang naik dan surut dari akhir abad ke-18 sampai awal abad ke-20.
Pada tanggal 23 September 1932, Abdul Aziz bin Abdurrahman Al-Sa’ud mem proklamasikan berdirinya Kerajaan Arab Saudi atau Saudi Arabia (Al-Mamlakah Al-’Arabiyah Al-Su’udiyah) dengan menyatukan wilayah Riyadh, Najd (Nejed), Ha-a, Asir, dan Hijaz. Abdul Aziz kemudian menjadi raja pertama pada kerajaan tersebut. Dengan demikian dapat dipahami, nama Saudi berasal dari kata nama keluarga Raja Abdul Aziz Al-Sa’ud. Pada waktu, Negara kerajaan ini beum makmur. Tetapi setelah minyak bumi ditemukan sebe lumnya serta dieksplorasi 1938, kerajaan ini menjadi kaya raya.
Pada 26 Agustus 2011, Raja Arab Saudi (ke-VI dinobatkan 2005) yang memerintah sebagai Raja, Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan, Abdullah bin Abdul Aziz (lahir 1924) meletakkan batu pertama dimulainya proyek akbar perluasan Masjidil Haram.
Abdullah dilantik sebagai Pangeran 1985 dan setelah Raja Fahd kurang sehat maka secara defacto sebelum dilantik sebagai Raja tadi, telah bertindak sebagai Raja sejak 1995. Kemudian setelah Raja Fahd, saudara seyahnya wafat tahun 2005, Abdullah menjadi Raja sampai sekarang.
Belajar agama, seoerang anak dengan gurunya, antara zuhu dan ashar di Masjdi Nabawi Madinatyul Munawwarah
Selain perluasan Masjidil Haram, Raja Abdullah telah meresmikan berfungsinya Makkah Royal Clock Tower, yang merupakan menara jam tertinggi di dunia.
Puncak menara jam paling akbar berlapis emas itu tingginya 661 meter. Tower tempat bertenggernya jam raksasa itu, sekaligus ikon atau landmark kota Makkah. Menara ini bukan berdiri sendiri.
Melainkan hanya satu puncak tertinggi saja dari satu komplek gedung super-luas-megah, yang di situ ada 8 hotel .
Di bawahnya ada super market, mall, toko dan sekalian pusat bisnis nasional dan multi nasional. Komplek gedung dan tower ini menghadap tepat pintu satu Masjidil Haram.
Bila Matahari belum sampai ke 90 derjat, maka menara raksasa itu, tampak memberi keteduhan dibalik bayang-bayangnya kepada Ka’bah di tengah Masjidil Haram. Baik pagi atau sore hari.
Tentang renovasi dan perluasan Masjidil Haram, menurut media on-line dan dari mulut ke mulut, diperkirakan akan selesai 2018. Oleh karena itu, siang –malam, non-stop pekerjaan dikebut.
Setelah menunaikan ibadah umrah 2 kali, setelah tahwaf dan ibadah wajib dan sunat lainnya, kami menyusuri bagian kanan luar tempat Saa’i, Safa-Marwa. Tampaknya wilayah itu menjadi perluasan yang dimaksud. Dan Bukit-bukit di sekitar itu mulai diruntuhkan dan digaruk.
Bahkan dari ujung luar Marwa, tidak bisa ditembus dengan jalan kaki sekarang, alias ditutup. Maka kalau kita akan mengelilingi Masjidil Haram, harus masuk lagi ke tempat Saa’i dan keluar merencah membelah Masjid untuk keluar lagi di depan Hotel Hilton.
Di tengah renovasi bagian dalam, tampak ditata rapi, “sementara”, dengan dinding fiber-glass pada bagian-bagian yang sedang dikerjakan.
Sekaligus pengaman. Sehingga tidak mengganggu ibadah yang setiap menit sepanjang hari dilakukan jamaah.
Sebuah jalan depan Multazam, di belakang Makam (jejak) Ibrahim, merupakan lorong lebar yang di sekat kiri-kanan arah ke Bukit Safa. Dulu pada tahun 1996 di sini tempat sumur Zamzam. Sekarang tempat itu sudah rata dengan pelatran thawaf semuanya.
Artinya semua air Zamzam sudah dilalirkan ke semua titik yang sudah diatur dan dimasukkan ke tank untuk diletakkan di berbagai tempat terutama jalur jalan masuk arah ke Ka’bah. Dan kalaupun masih ada yang ingin berwuduk dengan air Zanzam, ada tempatnya dipinggir dinding belakang bagian dalam Masjidil Haram.
Tumblr media
Termasuk di lantai 2. Dan bila ingin ke toilet dan berwuduk, maka tempat di luar Masjid di pekarangan luar sudah ditata lebih bagus dan indah lagi.
Dulu kalau mau berwuduk sekaligus harus turun ke bawah permukaan tanah atau basement yang menyatu dengan parkiran. Sekarang, kalau hanya untuk wuduk saja dan sekalian minum air Zamzam, selain dari tanki, juga ada keran yang di tata rapi merata dengan jarak tertentu di pekarangan atau halaman sekeliling Masjid. Tetapi kalau ingin ke toilet sekalian, ya tetap harus masuk ke bawah pelataran basement tadi, seperti masa lalu. (*)
0 notes
rambaimanis · 3 years
Text
HARUSKAH BELAJAR FIQH ITU DENGAN MADZHAB?
.
Belajar fikih itu memiliki beberapa sisi yang masing-masingnya memiliki tuntunannya sendiri.
.
Pertama: Dari sisi niat, maka kita diwajibkan untuk mengikhlaskan amalan ibadah kita hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tidak diragukan lagi, belajar fikih adalah ibadah, sehingga wajib bagi kita untuk senantiasa meluruskan dan memurnikan niat ketika belajar.
.
Kedua: Dari sisi cara belajar, maka tidak wajib bagi kita untuk belajar fikih dengan madzhab. Apalagi jika kita adalah orang awam, yang bisa jadi fokus utama kita hanyalah bagaimana cara beribadah kepada Allah sesuai dengan tuntunan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tanpa ingin berdalam-dalam di ilmu fikih, maka belajar fikih kepada ahli ilmu itu sudah mencukupi, tanpa harus bermadzhab. Tetapi, dia harus ingat bahwa dia adalah orang awam, sementara ilmu fikih itu adalah samudra yang sangat luas. Tidak boleh baginya untuk mengatakan bahwa kebenaran itu terletak pada pendapat gurunya seluruhnya.
.
Adapun jika kita adalah penuntut ilmu yang ingin menguasai ilmu fikih bi-idznillah, maka sangat direkomendasikan untuk belajar fikih dengan madzhab. Karena literatur fikih di madzhab itu sudah lengkap, dari kitab ulama' kontemporer yang biasanya untuk pemula, hingga kitab ulama' terdahulu yang biasanya tidak akan bisa dipahami dengan baik kecuali oleh orang yang telah mendapatkan training yang bagus dalam ilmu fikih. Kalau belajar fikihnya tidak terstruktur, maka pasti akan babak belur ketika membaca kitab-kitab mutaqaddimin.
.
Akan tetapi, seorang penuntut ilmu yang bermadzhab itu tidak boleh fanatik dengan madzhabnya. Tidak boleh baginya untuk mengatakan bahwa kebenaran itu terletak pada pendapat madzhabnya seluruhnya. Jadikan diskusi ilmiah memang sebagai diskusi ilmiah, bukan untuk menjatuhkan madzhab lain atau merasa madzhabnya dijatuhkan.
.
Ketiga: Dari sisi guru, maka wajib bagi kita untuk berguru pada seorang yang mutqin ilmunya dan lurus akidahnya. Misalnya, jika kita belajar madzhab Syafi'iy, maka belajarlah dari ulama' madzhab Syafi'iy yang akidahnya lurus. Jika kita belajar madzhab Hanbaliy, maka belajarlah dari ulama' madzhab Hanbaliy yang akidahnya lurus. Demikian pula untuk madzhab-madzhab yang lain.
.
Perlu diperhatikan bahwa dalam masalah akidah, maka seorang Hanafiy, Malikiy, Syafi'iy, ataupun Hanbaliy, semuanya seharusnya berada di atas akidah yang sama, yaitu akidah ahlus-sunnah sesuai dengan pemahaman salaf yakni generasi terdahulu.
.
Itu mengapa tidak tepat jika seorang pelajar itu menjadi zuhud yakni menjauh dari kitab-kitab akidah shahihah yang ditulis oleh para ulama' yang bermadzhab lain dari madzhabnya. Misalnya, walaupun kita bermadzhab Syafi'iy, maka jangan zuhud dari kitab-kitab Ibnu Taimiyyah, Ibnul-Qayyim, Muhammad ibn 'Abdil-Wahhab, dll, walaupun mereka bermadzhab Hanbaliy. Demikian pula, walaupun kita bermadzhab Hanbaliy, maka jangan zuhud dari kitab-kitab al-Muzaniy, al-Lalika'iy, al-'Imraniy, dll, walaupun mereka bermadzhab Syafi'iy. Dan demikian juga para ulama' lainnya di madzhab-madzhab lainnya, rahimahumullahu ajma'in.
.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kita kefaqihan dalam agama-Nya ini dan memudahkan kita untuk mengamalkan ilmu yang telah kita pelajari. Aamiin Yaa Rabb.
.
(Disalin sepenuhnya dari status Facebook guru kami, Ustadz Dr. Andy Octavian Latief hafizhahullah, dengan penambahan judul oleh saya, Faisal Tahir Rambe)
.
Sabtu Wage
1 Dzulqa'dah 1442
12 Juni 2021
.
1 note · View note
ibnu-wagimin · 4 years
Photo
Tumblr media
📚Panduan Lengkap Membenahi Akidah . Penulis : Syaikh DR. Shalih bin Fauzan al-Fauzan Penerbit : Darul Haq Harga : Rp. 120.000 Berat : 970 gram . "Buku Panduan Lengkap Membenahi Akidah dihadapan Anda ini adalah terjemahan dari kitab Al-Irsyaad ila Shahihi al-I’tiqad wa ar-Radd ‘ala Ahli Asy-Syirk wa al-Ilhab. Buku ini akan menguraikan secara gamblang aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah termasuk penjelasan rinci seputar penyimpangan-penyimpangan beserta contoh-contohnya. Dijelaskan secara runtut disertai dalil-dalil tegas dari Al-Qur’an dan Hadits Nabi yang shahih. Sangat layak untuk dijadikan pedoman untuk kita yang ingin memurnikan aqidah dan keyakinan dari noda-noda syirik, bid’ah dan yang semisalnya. Mudah-mudahan buku Panduan Lengkap Membenahi Akidah dapat mencerahkan kaum muslimin dalam upayanya memiliki aqidah yang shahihah dan keyakinan beragama yang kuat. Serta mengetahui berbagai macam kesyirikan dan segala sesuatu yang dapat menghapus keimanan, merusak Aqidah ataupun mengotorinya. Selamat mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkan." –Syaikh DR. Shalih bin Fauzan al-Fauzan . “Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan mengubah keadaan mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tidak mempersekutukan Aku dengan sesuatu apapun. Tetapi barangsiapa yang tetap kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur : 55). . Mempelajari tauhid dan segala macam penyempurnanya termasuk kewajiban yang paling utama bagi setiap muslim. Hal ini dikarenakan syarat sah dan diterima amalan seorang hamba, diantaranya jika masih ada keimanan dan tauhid di dalam hatinya. Dan pahala amalan yang diperoleh pun berbanding lurus dengan keikhlasan dalam mengerjakan amalan tersebut. . #LapakMediaTaqwaIbnuWagimin #IbnuWagiminStore #BukuIslami #PanduanLengkapMembenahiAkidah (at Di Rumah Aja..) https://www.instagram.com/p/CBFXjLxp0TW/?igshid=14aima1nsd1us
0 notes
yufidstore-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
BUKU SYARAH AL-QAWA’ID AL-MUTSLA (DHIYA’UL ILMI) Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, pensyarah Dr. Kamilah Al-Kiwari, Pustaka Dhiya’ul Ilmi . . Tidak diragukan lagi bahwa masalah asma’ wa shifat termasuk salah satu asas akidah yang paling agung, dan paling luhur untuk dibicarakan. Beragam pernyataan bermunculan terkait permasalahan ini. Ada yang murni meniadakan, ada yang menetapkan nama-nama Allah secara garis besar, kemudian meniadakan sifat-sifat Allah. Ada pula yang menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah, namun menolak sebagian di antaranya; dengan menakwilkan, dan mengalihkannya dari lafal zhahirnya. Ada pula yang menyatakan wajib mengimani semua nama-nama dan sifat-sifat Allah, sebagaimana yang tertera dalam Kitab Allah dan sunnah shahihah, serta memberlakukannya sesuai zhahirnya, menafikan takyif dan tasybih darinya. Kelompok terakhir inilah yang dijuluki salaf dan Ahlussunnah. . . Penulis memilih perkataan mereka, meridhainya, dan memperkuatnya dengan dalil-dalil naqli dari para Imam yang memiliki ilmu mendalam dalam bidang ini, yang diakui keistiqamahan, dan kelurusannya, serta memilki pemahaman dan istibanth yang baik. . . . Buku Syarah Al-Qawa’id Al-Mutsla, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, pensyarah Dr. Kamilah Al-Kiwari, Pustaka Dhiya’ul Ilmi, format buku hardcover, tebal buku 556 halaman, ukuran buku 16 x 24 cm, berat buku packing +/- 1000 gram, Harga Rp. 125.000,- pemesanan bisa melalui costumer service kami di no WA/SMS/Telp:0813-26-3333-28, via email ke [email protected] atau bisa mengunjungi diwebsite baru kami di www.yufidstore.com . . . #murottal #Bukuislamanak #hafidz #Bukuislamonline #Bukuislammurah #Bukuislamikhipster #Bukuislamkids #Bukumurah #Bukuislamilmee #Buku #Bukuanak #Bukubagus #Bukuonline #Bukudiskon #Bukubayi #Bukuagama #bukusyarahalqawaid #ulama #syaikh #asmaulhusna #rububiyah #tauhid #uluhiyah https://www.instagram.com/p/BzuDEziDoCV/?igshid=15j3lxky5y01i
0 notes
gamaufiz · 7 years
Photo
Tumblr media
🚧 JANGAN #SEGAN KEPADA SIAPAPUN UNTUK MENGUCAPKAN YANG #BENAR ➡ #Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, أَلَا لَا يَمْنَعَنَّ رَجُلًا هَيْبَةُ النَّاسِ أَنْ يَقُولَ بِحَقٍّ إِذَا عَلِمَهُ "Perhatikanlah, janganlah rasa segan kepada #manusia menghalangi seseorang untuk mengucapkan yang benar ketika ia telah mengetahuinya." [HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu'anhu, Ash-Shahihah: 168] ➡ Asy-Syaikh Al-'Allamah Al-Muhaddits Al-Albani rahimahullah berkata, وفي الحديث: النهي المؤكد عن كتمان الحق خوفاً من الناس، أو طمعاً في المعاش، فكل من كتمه مخافة إيذائهم إياه بنوع من أنواع الإيذاء؛ كالضرب والشتم وقطع الرزق، أو مخافة عدم احترامهم إياه، ونحو ذلك؛ فهو داخل في النهي و مخالف للنبي ﷺ ، وإذا كان هذا حال من يكتم الحق و هو يعلمه؛ فكيف يكون حال من لا يكتفى بذلك، بل يشهد بالباطل على المسلمين الأبرياء، ويتهمهم في دينهم و عقيدتهم؛ مسايرة منه للرعاع، أو مخافة أن يتهموه هو أيضاً بالباطل إذا لم يسايرهم على ضلالهم واتهامهم؟! فاللهم ثبتنا على الحق، وإذا أردت بعبادك فتنة؛ فاقبضنا إليك غير مفتونين "Dalam #hadits yang mulia ini terdapat pelajaran bahwa sangat terlarang menyembunyikan #kebenaran karena #takut kepada manusia, atau karena #cinta #dunia sehingga takut kehilangannya. Maka setiap orang yang menyembunyikan kebenaran karena takut manusia menyakitinya dengan segala bentuk seperti memukul, mencaci dan memutus penghasilan atau takut mereka tidak menghormatinya dan yang semisalnya, maka ia masuk dalam #larangan dalam hadits ini dan ia menyelisihi #Nabi shallallaahu'alaihi wa sallam. Dan apabila ini adalah #hukum bagi orang yang menyembunyikan kebenaran yang telah ia ketahui, maka bagaimana lagi dengan orang yang tidak mau mengikuti kebenaran?! Dan bagaimana lagi dengan orang yang menyalahkan kaum #muslimin yang tidak bersalah, atau menuduh mereka #sesat dalam #agama dan #aqidah, hanya demi mengikuti #orang #banyak, atau takut mereka menuduhnya juga sebagai #pengikut #kebatilan apabila ia tidak mengikuti #kesesatan para penuduh dan tuduhan #dusta mereka?! Maka, ya Allah kuatkan hati kami di atas kebenaran..." #dakwah #islam #muslim #tauhid #akidah #hijrah #hijrahku
0 notes
sobatbelanja-blog · 4 years
Text
Tempat Belajar Ngaji / Mengaji Anak Terdekat Di Blora
Tempat Belajar Ngaji / Mengaji Anak Terdekat Di Blora
Tempat Belajar Mengaji Anak Terdekat Di Blora
Tempat Belajar Mengaji Anak Terdekat Di Blora
Materi mengajar ngaji anak anak di sta al bayyinah blora
ilmu tajwid. meliputi pelajaran makhroj / makhorijul huruf, sifat / sifatul huruf, hukum tajwid. mengacu pada buku ilmu tajwid karya ustadz abdul rauf
hadist
adab islamiyyah
akidah shahihah
hafalan juz alquran
semoga menjadi amal jariyah anak…
View On WordPress
0 notes
nabilstore · 4 years
Text
Aqidah Imam Al Muzani
Aqidah Imam Al Muzani
Informasi lebih lanjut bisa langsung menghubungi WA Kami : 0822-4145-4696
Atau kunjungi website kami di Aqidah Imam Al Muzani
Ismail bin Yahya Al-Muzani (dikenal dengan Al-Muzani), seorang ulama dari Mesir, meninggal pada tahun 264 H adalah murid Al-Imam As-Syafi’i rahimahullah.
Bahkan, beliaulah yang memandikan jenazah Al-Imam Asy-Syafi’i. Al-Imam Asy-Syaf’i rahimahullah pernah berkata: “Al-Muzani adalah penolong madzhabku.”
Buku ini adalah penjelasan (syarh) terhadap salah satu karya Al-Muzani dalam bidang akidah, yang dikenal dengan sebutan Syarhus Sunnah lil Muzani. Didalamnya terkandung akidah tentang ketinggian Allah ‘Azza wa Jalla diatas ‘Arsy, iman terhadap malaikat, penciptaan Adam, surga dan neraka, keimanan terhadap takdir, hakikat keimanan, keyakinan bahwa Al-Quran adalah kalam Allah bukan makhluk, keimanan terhadap sifat-sifat Allah, tidak gegabah dan bermudah-mudahan dalam mengkafirkan seseorang yang asalnya muslim, ketaatan kepada pemimpin muslim, ajal makhluk, fitnah kubur, pengadilan hari kiamat, kecintaan terhadap para sahabat Nabi radhiyallahu anhum ‘ajmain.
Tidak luput pula pembahasan tentang 4 rukun Islam (shalat fardhu, zakat, shaum ramadhan, haji), menghindari najis, thaharah (wudhu dan mandi wajib), shalat sunnah (witir, rawatib, Iedul Fithri dan Iedul Adha), shalat gerhana, dan istisqo’). Beberapa contoh dosa besar juga dibahas, yaitu tentang perbuatan mengadu domba, ghibah, dusta dan bertindak sewenang-wenang.
Semoga kehadiran buku ini memberi pencerahan bagi Anda dalam mengenal dan mendalami akidah yang shahihah sesuai dengan pemahaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya.
0 notes
imam1984 · 4 years
Text
Akidah Kami
Kami beriman kepada enam rukun iman, yaitu beriman kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab, para Rasul, hari akhir dan takdir baik dan buruk. Kami beriman kepada Allah dalam rububiyah, uluhiyah dan asma wa sifatNya. Kami mengimani rububiyah Allah bahwasanya Dia yang menjaga, yang menciptakan, yang menguasai dan mengatur semua alam semesta ini. Dan kami juga mengimani uluhiyah Allah bahwa Allah lah…
View On WordPress
0 notes
belajarislamonline · 6 years
Link
(Khashaishu Risalati Muhammadin)
Risalah yang dibawa oleh Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki karakteristik dan keistimewaan tersendiri yang berbeda dengan risalah yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul terdahulu.
Karakteristik dan keistimewaan tersebut diantaranya adalah:
Pertama, Sang Pembawa risalah adalah khatamul anbiya (penutup para nabi)
Sebagaimana ditegaskan oleh Allah Ta’ala,
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Ahzab, 33: 40).
Tidak ada lagi nabi setelah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, kecuali para pembohong yang mengaku-ngaku menjadi nabi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam mengkonfirmasi tentang hal ini dengan sabdanya,
وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي كَذَّابُونَ ثَلَاثُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي
“Sesungguhnya akan datang pada umatku tiga puluh pembohong, semuanya mengaku sebagai nabi, padahal akulah penutup para nabi (khaatamun nabiyyin), tak ada lagi nabi setelahku.” (HR. Abu Daud)
Kedua, risalah yang dibawanya adalah nasikhur risalah (penghapus risalah sebelumnya)
Maksudnya adalah bahwa risalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi satu-satunya risalah yang wajib dianut dan diamalkan sampai akhir zaman. Adapun risalah para nabi sebelumnya, terutama berkenaan syariat-syariat tertentu, telah terhapus oleh syariat Islam dan tidak berlaku lagi.
Telah diriwayatkan secara shahih dari Rasulullah shalllallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau sangat marah ketika melihat Umar bin Khatthab memegang lembaran yang di dalamnya terdapat beberapa potongan ayat Taurat, beliau berkata,
أَفِي شَكٍّ أَنْتَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ ؟ أَلَمِ آتِ بِهَا بَيْضَاءَ نَقِيَّةً ؟ لَوْ كَانَ مُوسَى أَخِي حَيًّا مَا وَسِعَهُ إلاَّ اتِّبَاعِي .
“Apakah engkau masih ragu wahai Ibnul Khatthab? Bukankah aku telah membawa agama yang putih bersih? Sekiranya saudaraku Musa (‘alaihis salam) hidup sekarang ini maka tidak ada keluasan baginya kecuali mengikuti (syariat)ku.” (HR. Ahmad, Ad-Darimi dan lainnya).
Ketiga, risalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mushaddiqan lil anbiya (membenarkan para nabi)
Maksudnya adalah membenarkan bahwa Allah Ta’ala telah mengutus rasul-rasul kepada umat-umat dahulu, dan Allah Ta’ala telah menurunkan wahyu kepada mereka, seperti Taurat, Injil dan sebagainya. Allah Ta’ala berfirman,
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالإِنْجِيلَ
“Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.” (QS. Ali Imran, 3 : 3)
Al Qur’an adalah pentazkiyah (yang merekomendasi) kitab-kitab sebelumnya, apa saja berita yang dibenarkannya maka berita itu diterima dan apa saja berita yang ditolaknya, maka berita itu tertolak. Ia menjadi barometer untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang ada di tangan ahlul kitab.
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu…” (QS. Al-Maidah, 5: 48)
Al-Qur’an menolak sebagian berita yang ada di kitab-kitab terdahulu karena kitab-kitab tersebut telah tercampuri oleh perkataan-perkataa manusia.
يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَى خَائِنَةٍ مِنْهُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ
“…..Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya semula, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu, (Muhammad) akan selalu melihat kekhianatan dari mereka, kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat)……..”. (QS. Al Maidah, 5: 13)
Keempat, risalah Islam yang dibawa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam memiliki keistimewaan karena menjadi mukammilur risalah (penyempurna risalah sebelumnya)
Berkenaan dengan hal ini dalam sebuah hadits diriwayatkan,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مَثَلِي وَمَثَلَ الأَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِي كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى بَيْتًا فَأَحْسَنَهُ وَأَجْمَلَهُ إِلاَّ مَوْضِعَ لَبِنَةٍ مِنْ زَاوِيَةٍ فَجَعَلَ النَّاسُ يَطُوفُونَ بِهِ وَيَعْجَبُونَ لَهُ وَيَقُولُونَ هَلاَ وُضِعَتْ هَذِهِ اللَّبِنَةُ قَالَ فَأَنَا اللَّبِنَةُ وَأَنَا خَاتِمُ النَّبِيِّينَ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya perumpamaanku dengan perumpamaan para nabi sebelumku adalah seumpama seseorang yang membangun sebuah rumah; di mana ia menjadikan rumah itu indah dan sempurna. Namun terdapat satu sisi dari rumah tersebut yang belum disempurnakan (batu batanya). Sehingga hal ini menjadikan manusia menjadi heran dan bertanya-tanya, mengapa sisi ini tidak disempurnakan? Dan akulah batu bata terakhir itu (yang menyempurnakan bangunannya), dan aku adalah penutup para nabi.” (HR. Bukhari)
Kelima, risalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki keistimewaan karena ditujukan kepada kaafatan linnas (seluruh umat manusia). Bukan hanya untuk suku bangsa tertentu saja sebagaimana risalah para nabi sebelumnya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS. Saba, 34 : 28)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً
“Dan Nabi-Nabi dahulu (sebelum-ku) diutus khusus kepada kaumnya, sedangkan aku diutus kepada manusia semuanya…” (HR. Bukhari)
Keenam, risalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah risalah rahmatan lil ‘alamin (yang menjadi rahmat bagi semesta alam).
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya, 21 : 107)
Kehadiran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam membawa kemanfaatan bagi seluruh umat manusia. Risalah dan syariat yang dibawanya menjadi jalan bagi manusia untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ
“Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan (oleh Allah)” (HR. Al Bukhari dalam Al ‘Ilal Al Kabir 369, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 2/596. Hadits ini di-shahih-kan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 490, juga dalam Shahih Al Jami’, 2345)
Risalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam disampaikan dengan hikmah dan pelajaran yang indah; diiringi kebaikan dan keadilan, kemudahan dan kelembutan.
Allah Ta’ala berfirman,
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl, 16: 125)
Diriwayatkan dalam sebuah hadits,
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ
“Ditanyakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam: ‘Agama bagaimanakah yang paling dicintai oleh Allah?’ Beliau menjawab: “Agama yang lurus lagi toleran.” (HR. Ahmad no. 2017, Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad no. 287, dan Abd bin Humaid no. 569. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata: Hadits ini shahih li-ghairih)
Dan dari jalur Aisyah dengan lafal,
إِنِّي أُرْسِلْتُ بِحَنِيفِيَّةٍ سَمْحَةٍ
“Sesungguhnya aku diutus dengan agama yang lurus lagi toleran.” (HR. Ahmad no. 24855. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata: Hadits ini kuat dan sanadnya hasan)
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا ، وَبَشِّرُوا وَلاَ تُنَفِّرُوا
“Mudahkan dan jangan dipersulit, berikan kabar gembira dan jangan dibuat lari”. (HR. Bukhari)
Al-Huda dan Dinil Haq
Inilah keistimewaan risalatul Islam yang dibawa oleh Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia adalah al-huda (petunjuk) dan dinil haq (agama yang benar). Risalah Islam adalah pengganti agama-agama dan syariat yang telah dibawa oleh para Rasul sebelumnya, mengoreksi kesalahan dan kekeliruan akidah agama dan kepercayaan yang dianut manusia yang tidak berdasarkan agama, serta untuk menetapkan hukum-hukum yang berlaku bagi manusia sesuai dengan perkembangan zaman, perbedaan keadaan dan tempat. Hal ini juga berarti dengan datangnya agama Islam yang dibawa Muhammad itu, maka agama-agama yang lain tidak diakui lagi sebagai agama yang sah di sisi Allah.
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.” (QS. As-Shaff, 61: 9)
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا
“Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” (QS. Al-Fath, 48 : 28)
Inilah ad-da’wah (dakwah) yang diemban Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau diutus oleh Allah Ta’ala kepada seluruh umat manusia agar menjadi syahidan (saksi) terhadap orang-orang (umat) yang pernah mendapat risalahnya;
Menjadi basyiran (pembawa kabar gembira) bagi orang-orang yang membenarkan risalahnya dan mengamalkan petunjuk-petunjuk yang dibawanya bahwa mereka akan dimasukkan ke dalam surga;
Menjadi nadziran (pemberi peringatan) kepada mereka yang mengingkari risalahnya, bahwa mereka akan diazab dengan siksa api neraka;
Menjadi da’iyan ilallah (penyeru ke jalan Allah) agar manusia mengakui keesaan Allah dan segala sifat-sifat kesempurnaan-Nya dan agar mereka beribadat kepada-Nya dengan tulus ikhlas;
Dan menjadi sirajan munira (cahaya yang menerangi) laksana sebuah lampu yang terang benderang yang dapat mengeluarkan mereka dari kegelapan dan kekafiran kepada cahaya keimanan dan menyinari jalan-jalan yang akan ditempuh oleh orang-orang yang beriman agar mereka berbahagia di dunia dan di akhirat.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا
“Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” (QS. Al-Ahzab, 33: 45-46)
Wallahu A’lam.
Baca selengkapnya di: https://tarbawiyah.com/2018/07/06/karakteristik-risalah-muhammad-shalallahu-alaihi-wa-sallam/
0 notes
ain-majid-blog · 7 years
Text
📊🚧💺 •--•--• 🚇PRINSIP-PRINSIP DALAM MENGAMBIL / MENGKAJI ILMU AGAMA ⭐️Ditulis oleh Al-Ustadz Qomar Suaidi hafizhahullah 📊📮MEMILIH GURU YANG DIKENAL BERPEGANG TEGUH KEPADA SUNNAH NABI ▪️dalam berakidah, ▪️beribadah, ▪️berakhlak ▪️dan muamalah. 🔺Hal itu karena urusan ilmu adalah urusan agama sehingga tidak bisa seseorang sembarangan atau asal comot dalam mengambilnya tanpa peduli dari siapa dia dapatkan, karena ini akan berakibat fatal sampai di akhirat kelak. Maka ia harus tahu siapa yang akan ia ambil ilmu agamanya. 📛Jangan sampai dia ambil agamanya dari orang yang memusuhi As-Sunnah atau memusuhi Ahlussunnah. 📛Atau tidak pernah diketahui belajar akidah yang benar karena selama ini yang dipelajari adalah akidah-akidah yang salah, 📛atau mendapat ilmu hanya sekedar hasil bacaan tanpa bimbingan para ulama Ahlussunnah. 📌🚧Sangat dikhawatirkan, ia memiliki pemahaman-pemahaman yang salah karena hal tersebut. 🔸Seorang tabi’in bernama Muhammad bin Sirin rahimahullah mengatakan: “Sesungguhnya ilmu ini adalah agama. Maka perhatikanlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.” 🔸Beliau juga berkata: “Dahulu orang-orang tidak bertanya tentang sanad (rangkaian para rawi yang meriwayatkan) hadits, maka tatkala terjadi fitnah mereka mengatakan: ‘Sebutkan kepada kami sanad kalian’, sehingga mereka melihat kepada Ahlussunnah lalu mereka menerima haditsnya dan melihat kepada ahlul bid’ah lalu menolak haditsnya.” 📚[HR. Muslim dalam Muqaddimah Shahih-nya] 🔸Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Keberkahan itu ada pada orang-orang besar kalian.” 📚[Shahih, HR. Ibnu Hibban, Al-Hakim, Ibnu Abdil Bar dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhu, dalam kitab Jami’ Bayanil ‘Ilm hal. 614 dengan tahqiq Abul Asybal, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 2887 dan Ash-Shahihah no. 1778] 🔸Dalam ucapan Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu: “Manusia tetap akan baik selama mereka mengambil ilmu dari orang-orang besar mereka, jika mereka mengambilnya dari orang-orang kecil dan jahat di antara mereka, maka mereka akan binasa.” 🔸Diriwayatkan pula yang semakna dengannya dari shahabat ‘Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu 'anhu. 📚[Riwayat Ibnu Abdil Bar dalam Jami’ Bayanil Ilm hal. 615 dan 616, tahqiq Abul Asybal dan dishahihkan olehnya] ?Ibnu Abdil Bar rahimahullah menukilkan dari sebagian ahlul ilmi (ulama) maksud dari hadits di atas: “Bahwa yang dimaksud dengan orang-orang kecil dalam hadits ‘Umar dan hadits-hadits yang semakna dengannya adalah orang yang dimintai fatwa padahal tidak punya ilmu. Dan orang yang besar artinya yang berilmu tentang segala hal, atau yang mengambil ilmu dari para shahabat.” 📚[Lihat Jami’ Bayanil Ilm hal. 617] •••••••••••••••• 🌀 Petikan daripada Asy-Syariah Online ✏️___📗 📘 📙 Edisi: 📂مجموعة الأخوة السلفية [-MUS-] 📮Klik "JOIN" http://bit.ly/ukhuwahsalaf Ⓜ️ #Manhaj #thalabul_ilmi #mengambil_ilmu
0 notes
qolamun0611 · 7 years
Text
Tetap Simpatik Walau Menjadi Muslimah ‘Eksklusif’
“Mawar dan melati akan tetap harum meski ada yang menamakannya bangkai”
Muslimah Memang Wajib Eksklusif
Istimewa dalam akidahnya
Artinya, berakidah yang benar sesuai dengan ajaran al-Quran dan as-Sunnah. Kuat mempertahankan akidah tersebut meskipun berbagai ujian dan cobaan berat menerpanya. Sampaipun harus dibayar dengan nyawanya.
Istimewa dalam ibadahnya
Dalam beribadah kepada Allah sesuai dengan Sunnah Rasulullah tanpa ditambah-tambahi.
Istimewa dalam pakaiannya
Dalam artian,menutup dirinya dengan pakaian yang sesuai syariat Islam.
Istimewa dalam akhlaknya
Dia yang paling baik akhlaknya.
Istimewa dalam semuanya
“Islam itu datang dalam kondisi aneh (asing) dan akan menjadi kembali aneh. Maka berbahagialah orang yang aneh.” (HR. Muslim)
Itulah gambaran muslimah eksklusif.
“Wanita itu aurat, apabila dia keluar maka dibanggakan oleh setan. Dan posisi yang paling dekat baginya kepada Allah adalah saat di dalam rumah.” (Shahih HR. Thabrani, ash-Shahihah:2688)
Tetap Simpatik Walau Eksklusif
Wanita musliamah yang berpegang teguh dengan ajaran agamanya, hendaknya tetap menjadikannya simpatik dan disenangi oleh masyarakat sekitar dengan akhlaknya, budi pekerti, pergaulan, dan segalanya dari yang disenangi manusia (selama tidak meninggalkan syari’at).
Membantu orang lain
Hati manusia tercipta untuk menyenangi semua orang yang berbuat baik padanaya. Karena itu, salah satu syariat Islam yang menarik simpati orang kafir serta meneguhkan keislaman orang yang imannya masih lemah (mu’allaf) adalah dengan banyak-banyak memberinya harta berupa zakat atau yang lainnya.
Mengucapkan salam dan tegur sapa
Rasulullah SAW bersabda:
“Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sehingga kalian saling mencintai. Maukah kutunjukkan pada kalian sesuatu yang jika kalian lakukan akan menjadikan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian.” (HR. Muslim)
Apabila bertemu dengan orang lain, jangan segan untuk mengucapkan salam kepadanya karena itu akan menambah keakraban yang berujung pada saling mencintai.
Tutur kata yang baik
Bicara yang baik, sopan, dan lembut akan menjadikan orang lain simpatik kepadanya. Karena Islam mengajarkan kepada kita untuk bicara yang baik atau diam.
“Barangsiapa yang beriman kepada Alllah dan hari akhir, hendaklah ia menghormati tamunya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbicara yang baik atau diam.” (HR. Muslim 1/50)
Bergaul yang tepat
Banyak-banyak berbuat membantu orang lain, berbuat untuk manfaat orang lain. Karena, sebaik-baik orang adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.
Dan sadarlah saudariku, bahwa keberadaan Anda memegang syariat ini bagi masyarakat sekitar adalah sesuatu yang berat. Karena kebenaran memang berat dirasakan oleh hati, karena itu jangan diperberat dengan jeleknya muamalah dan akhlak kita dengan mereka. Sebagaimana yang dinasihatkan oleh Syaikh al-Albani semasa hidupnya.
Wallahu a’lam…
^^
Al-Mawaddah hal. 9
Rabiul akhir 1434 H
Ust. Ahmad Sabiq, Lc
Resume on: 24 Feb 2014
0 notes