Tumgik
#30HBC2001
aksarannyta · 4 years
Photo
Tumblr media
Ngomongin tahun baru, kata-kata yang sering berseliweran ga jauh dari resolusi dan pencapaian. Orang-orang berlomba menampilkan pencapaian apa saja di tahun 2019. Bahkan ada yang ngepost archive story instagram dari bulan ke bulan. Ada yang sudah wisuda, menikah, punya anak, jalan-jalan ke negara ini itu. Ya mungkin niatnya kayak membawa kenangan kembali. Salah memangnya? Oh ya jelas tidak. Terserah mereka saja lah. Yang salah adalah hati yang tersentil iri ketika melihat itu semua. Seolah orang-orang ini selalu diberkahi kemudahan dan kebahagiaan dalam menjalani hidup, sedangkan diri ini penuh nestapa. Nah loh, jadi membandingkan hidup sendiri dengan orang lain kan. Yang lebih ga beres menjadikan pencapaian orang lain menjadi standar pencapaian diri sendiri. Di umur 22 tahun harusnya sudah lulus kuliah, usia 24 tahun sudah harus menikah, sebelum satu tahun menikah harus sudah punya anak, punya rumah dan kendaraan sendiri, setelah menikah harus honey moon, sebelum 30 tahun harus sudah S2, kerja tetap, dll dsb dst. Ya susah kalau sudah ikut standar pencapaian orang kebanyakan seperti itu. Dasarnya momen yang tepat seseorang untuk segala sesuatu dalam hidupnya kan berbeda-beda, ya? Jangan dipukul sama rata. Tidak mengapa kok kalau kita tertinggal dari orang lain, si A sudah 10 langkah di depan sedangkan kita baru mulai melangkah, misalnya. Tidak apa-apa kok kalau si B sudah menikah, sedangkan kita masih sibuk bekerja. Memangnya kenapa kalau si C sudah mau lulus S2, sedangkan kita masih sibuk ngurus skripsi? Ya gapapa sih, tapi apa kata orang? Ingat saja ini; Hiduplah untuk menghidupi diri kita sendiri. Jangan hidup untuk membeli omongan orang. Selamat tahun baru! Semangat bertumbuh! #aksarannyta #30haribercerita #30hbc2001 https://www.instagram.com/p/B6xvIGpAQij/?igshid=mehdyoo3xbzs
84 notes · View notes
triastariirfiani · 4 years
Text
#1 Semangat Resolusi!
Tumblr media
-karena hidup adalah menunggu kematian sembari berbuat kebaikan, maka ber-Benah setiap waktu adalah jalan yang tepat-
Mengawali tahun 2020, apa kabar resolusi 2019? Perihal setiap keinginan, sederet harapan dan cita-cita untuk tahun Masehi ini sebenarnya tak harus bermula di tahun baru. Semangat itu semestinya senantiasa terbangun setiap harinya.
Kalau begitu, bolehkah saya bertanya? Apa cita-citamu di tahun 2020? Apakah perlu menuliskan setiap keinginan? Atau biarkan hidup mengalir begitu saja? Kalau menurut saya, sangat penting merumuskan tujuan (keinginan) yang akan kita usahakan. Tujuan yang tersistem akan memudahkan seseorang untuk bergerak. Terlebih lagi sebagai seorang muslim yang dikatakan dalam al qur’an
“kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia….” (Qs Al Imran: 110)
Jika kita kilas balik kisah para teladan terbaik, setiap dari mereka memiliki cita-cita yang besar. Cita-cita mereka berkelas, iya cita-cita orang shalih adalah surga yang luasnya seperti luas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang beriman.
Melalui cita-cita pulalah yang mengantarkan Imam Ahmad bin hanbal mengelilingi dunia untuk mengumpulkan hadits nabi. Walhasil, beliau mengumpulkan empat puluh ribu hadits. Dan ditinggalkannya kitab Al Musnad.
Al Bukhari, periwayat hadits terbanyak. Cita-citanya memang hanyalah terkait hadits. Berkat itu, beliau telah menyusun kitab As Shahih dan mengahafal sejarah hidup para perawi hadits, mengelilingi negeri islam. Dan Allah sampaikan keinginannya.
Beralih dikalangan wanita,. Seorang Asma’, yang diberi gelar dzatun naqitain, wanita yang memiliki ikat pinggang, pernah melakukan tugas pahlwan pada masa hijrah. Sebab sejak awal dia bercita-cita membantu Rasulullah sehingga dengan amalnya mendekatkannya kepad Allah.
Aisyah, wanita cerdas yang menghafal syair arab sebanyak delapan belas ribu bait; hafal al-qur’an, memberikan fatwa, bahkan sebagian sahabat nabi bila tidak bisa menyelesaikan persolan, beliau akan bertanya kepadanya. Aisyah sang ahli fiqih dan berilmu.
Khansa, yang mempersembahkan empat orang anaknya dalam perang Al Qadisiyah, dengan tegarnya, tidak bersedih hati dan berduka cita atas kehilangan.
Begitulah seharusnya cita-cita yang tinggi! Ungkap guru saya dalam sebuah pertemuan halaqoh.
Apapun deretan resolusi yang telah dirancang, semua akan menjadi amal ibadah jika muaranya adalah Allah. Sebuah harapan dari hati yang terdalam, agar kita semua dikaruniakan oleh Allah cita-cita yang tinggi yang akan mengantarkan menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Cita-cita tersebut tentunya tidak akan didapatkan tanpa harga, melainkan ada kesungguhan dan kesabaran yang tidak kenal henti. Yuk, mari berjuang!
 Yogyakarta, Januari 1 st 2020
16 notes · View notes
mnafif · 4 years
Text
Si Rupawan
"Fif, kenapa ya kalau temen lu yang minta bantuan biasanya cakep dah? Engga cewe, engga cowo."
Entah bener atau engga, tapi dikit banyak hal tersebut jadi pikiran tersendiri. Anggep hal tersebut benar, bisa jadi memang pada kenyataannya seluruh teman saya itu orangnya rupawan 🙊
Salah satu sebab lainnya (asumsi pertanyaan tersebut benar) karena hidup mereka terbiasa diberi kemudahan, lebih mudah bagi mereka meminta bantuan karena mereka percaya kepada yang mereka minta bantuan. Yakin ditolong.
Lagipula, semua yang memiliki kelebihan memang akan mendapatkan kemudahan, toh?
Ntah dia orang baik, jago fisika, dermawan, kaya, atau rupawan. Sayangnya, yg "rupawan" lebih mudah kita lihat dibandigkan kamu yang dermawan.
Akhir kata. "Be kind, always."
-mna
11 notes · View notes
indastory · 4 years
Photo
Tumblr media
Belajar Dari Pemulung "Mas, tadi aku ketemu ibu-ibu pemulung sama 2 anak perempuannya, berjilbab semua, kasian deh, kayaknya capek dan lapar, tubuhnya kurus dan bajunya kotor. Aku cuma bisa ngasih sedikit tadi. Huhu.", begitu kata saya pada suami saat itu. . "Alhamdulillah, ibu dan anak-anaknya masih pakai jilbab, kondisi kesulitan gak bikin mereka menanggalkan jilbabnya, itu anugerah yang mahal harganya.", jawab Mas suami. . Sejujurnya, jawaban suami agak sedikit unpredictable buat saya, lha kok malah ngomongin jilbab? Tapii... It's really true: iman itu sangat mahal harganya. Bukankah ada juga yang rela melepas jilbab hanya karena pekerjaan, atau justru menggadaikan agama hanya demi sebungkus indomie? Allah, jagalah kami. . Barangkali, kita yang justru harus belajar keistiqomahan dari orang-orang ini. Mereka yang mungkin secara harta duniawi miskin, tapi lisannya tak pernah berhenti berzikir. Barangkali, kita yang justru harus mengasihani diri sendiri, saat Allah berikan banyak kenikmatan, lalu kita balas dengan banyak kelalaian. Malu.
9 notes · View notes
nawangrizky · 4 years
Photo
Tumblr media
#30haribercerita – SATU JANUARI . Dewasa membuatku merasa waktu cuma garis panjang antara lahir dan mati. Saking datarnya, waktu kurasa berhenti, seperti berada pada jalanan lengang di bus yang bergerak dengan kecepatan stabil malam hari. Tak ada pemandangan, yang bisa mataku tangkap cuma nyala lampu-lampu jalan tiap sepuluh meter, sisanya gelap. Kadang tubuh bus memantul karena jalanan bergelombang, atau melipir karena ada kendaraan kecil berjalan lambat, dan kadang lahir kekhawatiran sopir busnya ketiduran. . Melewati waktu menjadi dewasa, ternyata sebegini senyap dan sepi. ternyata sebegini menakutkan. . Kamu, teman seperjalanan. Menyebalkan, tapi tak ragu berbagi bahu untuk kusandari. Sering mengabaikan kecerewetanku, tapi tak khawatir berbagi camilan. Tidur, most of the time, tapi bahkan dalam keadaan paling rapuhmu pun, kamu membuatku merasa lebih aman. . Kembang api semalam, menyadarkanku ini sudah tahun baru keempat yang kita lalui dengan menjadi rekan. Keberadaanmu mulai membuatku yakin garis panjang antara lahir dan mati itu sepadan diarungi. Jadi aku memulai tahun ini dengan doa: selain seperjalanan, semoga kita juga kawan setujuan. . Selamat tanggal satu, sayang. #30haribercerita #30HBC2001 https://www.instagram.com/p/B6wuD7zgywy/?igshid=18awmklidlisp
4 notes · View notes
maryamzk · 4 years
Photo
Tumblr media
Dekade 2009-2019 Semalam saya mengingat-ingat perjalanan hidup 10 tahun terakhir, ternyata cukup banyak perubahan yang terjadi dalam hidup saya. 10 tahun lalu, saya masih berusia 15 tahun, baru mau masuk SMA (eh, MAN 😂) dan hari ini saya sudah menjadi seorang Ibu di usia 25 tahun. Selain itu, tentu saja saya juga mengalami perubahan fisik yang cukup signifikan 🤪 Juga perubahan paling mendasar; perubahan cara pandang terhadap hidup, yang dipengaruhi buku-buku yang saya baca, orang-orang yang saya temui, kegiatan-kegiatan yang saya ikuti, pengalaman yang saya alami, dan tempat-tempat yang saya datangi. Di titik ini saya berefleksi, seringkali saya merasa hidup yaa begini-begini saja. Biasa saja, tidak ada yang spesial. Rutinitas berulang menjadikan saya lupa melihat kembali sampai jauuuh belakang. Oh, ternyata saya bertumbuh cukup signifikan apalagi jika dilihat dalam rentang 10 tahun. Hari ini saya cukup percaya diri untuk bilang; Saya bangga pada diri sendiri. Terima kasih sudah banyak belajar, berani mencoba, berani menghadapi kegagalan, dan berani mengambil risiko. Terima kasih telah bertumbuh, 10 tahun terakhir. Memasuki dekade baru 2020, tantangannya pasti berbeda dengan era remaja-dewasa muda di dekade 2010an. InsyaAllah, saya siap menghadapi tantangan 'naik kelas' berikutnya. Bismillahirrahmanirrahim 😇 #refleksi2019 #welcoming2020 #racauMaryam #30haribercerita #30hbc2001 @30haribercerita https://www.instagram.com/p/B6wZLZDBKNc/?igshid=3dtlpz9c74fz
6 notes · View notes
derstyando · 4 years
Text
Anak ke-1
"As the first child, they are loveable, protective and strong person"
teruntuk kamu, si anak sulung di dalam keluarga.
kamu yang paling dinanti kehadirannya oleh ayah dan ibu sejak mereka melangsungkan pernikahan. tujuannya untuk menambah kehangatan dalam keluarga kecil itu. sekaligus meneruskan misi mulia untuk meneruskan nilai-nilai yang telah diyakini kepada anak-anaknya kelak.
bila kamu diumpamakan sebagai objek di alam, aku akan memilih kamu mirip seperti ombak. engkau seperti ombak yang memberikan arah kepada nelayan maupun ikan di lautan. kadang ombak bergemuruh dengan keras, tapi kadang memberikan desiran yang lembut. oleh karena itu, izinkan aku membuat tulisan tentang tiga sifat dominanmu.
kamu sebagai pagar terdepan dalam melindungi keluarga. bila adiknya mengalami hal yang kasar, ada yang membuat dia menangis, atau dia mengalami sakit, kamulah yang akan bertanggungjawab menghadapinya. kamu pun dengan tulus membantu telah meringankan tugas ayah dan ibu untuk menjaga keluarga.
kamu sebagai pribadi penyayang. awalnya kamu mendapat kasih sayang yang penuh dari ayah dan ibu. hingga akhirnya kamu harus mengikhlaskan hal itu saat adik pertama, kedua dan seterusnya lahir. kadang kamu membuat sebal karena kecemburuanmu, tapi kadang secara tak sadar bahwa rasa untuk menyayangi yang kamu miliki mampu menutupi hal itu.
kamu juga sebagai pribadi yang kuat. kamu jarang menangis bahkan jarang mengalami sakit. hingga Allah berkehendak untuk kamu harus berjuang menempuh semua tahapan operasi, minum obat-obatan dan merasa sendirian di kamar perawatan, kamu tetap terlihat tegar. semoga kamu lekas kembali ke rumah dengan keadaan sehat. doa kami menyertaimu selalu.
tetaplah menjadi panutan yang baik bagi adik-adikmu ya kak. pesan ibu kepadanya.
Jakarta, 1 Januari 2020
4 notes · View notes
fuyu3 · 4 years
Text
Rara's letter
#1 : Hai, Salam kenal dari Rara
.
Bandung, Januari 20xx
Hai....
Kenalin, namaku Tiara. Temen-temen biasanya memanggilku Tiara or Ara, tapi kamu harus manggil aku Rara. :)
Aku masih SMA, tapi karena kita belum cukup deket, aku gak bakal ngenalin diri dengan jelas dan lengkap. Manusia kan butuh privasi, ya gak? Hehe
Dan sebenarnya, aku nulis surat ini juga karena diminta kakakku. Kakak agak khawatir karena katanya aku terlalu tertutup, jadi sekitar seminggu yang lalu kakak ngasih banyak banget lembar surat dan amplopnya. Kata kakak, aku harus menuliskan apapun di sini, lalu terserah aku mau diberikan kepada siapa surat ini.
Lalu, aku teringat kamu.
Kakak gak pernah tahu tentang kamu, kamu pun sebenarnya gak tau aku. Hanya aku yang kenal kamu. Tapi, kalau kamu mau mengingat, kita pernah berinteraksi beberapa kali.
Jadi, aku memutuskan menulis surat ini untuk kamu. Masalah apakah surat ini bakal nyampe ke kamu apa gak, itu urusan belakangan.
Tapi aku berharap semoga suatu saat nanti, surat ini sampai ke kamu, kamu membacanya dan kamu tahu tentang keberadaan seorang Rara yang selalu memperhatikan kamu dari jauh.
Kayaknya untuk permulaan, surat ini terlalu panjang. Tapi gak apalah ya, terlepas dari kakak yang menyuruhku, aku memang senang menulis. Sebenarnya, aku lebih senang menulis di laptop, aku gak pernah PD sama tulisan ceker ayamku. :(
Semoga tulisan tanganku gak buruk buruk amat deh. Meski kemungkinan 0,00000009% surat ini dibaca kamu, tetep aja ada kemungkinannya, kan? :)
Jadi, hm....
Salam kenal dari Rara.
------- surat pertama selesai -------
Catatan penulis:
Rara's letter ditulis sebagai media untuk membiasakan kembali menulis (dan juga membaca). Semoga Rara bisa membuat penulis semakin produktif. Sengaja di posting di Tumblr karena ingin mengenal tumblr lebih jauh lagi. Wkwkw
Dan Rara's letter juga diikutsertakan ke gerakan 30 hari bercerita. (Event di IG tapi posting di Tumblr 😂)
2 notes · View notes
padanghijau · 4 years
Photo
Tumblr media
Sebelum menikah, biasanya malam tahun baru dihabiskan dengan tidur atau singgah di masjid-masjid yg buat kajian, muhasabah biasanya. Setelah menikah, malam tahun baru justru pikiran dipaksa melanglang-buana ke hal-hal yg akan menjadi target di tahun-tahun mendatang, dan cara utk mencapainya, tentunya. Perlahan selalu ada penyesuaian dalam hidup, bukan penyesuaian target. Yang tadinya semangat, menjadi lebih semangat. Yang tadinya kurang, selalu Allah cukupkan. Januari ini, umur bertambah. Haura genap satu tahun. Dan umur pernikahan juga menginjak ke dua tahun. Kedepan, akan selalu ada kelokan yang tertutup ujungnya, akan ada dakian tanpa turunan, mungkin akan ada badai yang membuat diri tersenyum. Semoga kita semua istiqomah untuk mengejar target-target dunia akhirat kita, dengan semangat senyuman, dengan keberkahan dan ridho yang terus mengalir. Btw, salam kenal admin @30haribercerita! maaf telat yaa.. #30haribercerita #30hbc2001 https://www.instagram.com/p/B6zpU4LnePQ/?igshid=1ivxq6ie9gg2w
2 notes · View notes
parviscandelis · 4 years
Text
Tumblr media
Hari pertama di tahun 2020 disambut dengan riuh hujan dan luapan air menggenang. Begitulah fakta yang tampak oleh kita semua. Tentu dapat kita dengar bersama, berita-berita mengabarkan tentang duka berbagai kota di seluruh Indonesia, bahkan bisa jadi dunia.
Hujan yang sebelumnya tengah di tunggu-tunggu hadirnya, tampaknya berdampak tak begitu manis bagi beberapa makhluk semesta. Puluhan hunian rusak dan terendam. Jeritan anak kecil, menangis bersautan. Jika kita yang beruntung tak tergenang, dingin masih saja menjadi hal yang tereluhkan. Apalagi makhluk semesta lain yang tengah tergenang luapan sungai?
Kita yang juga beruntung dapat berkumpul bersama keluarga. Menikmati secangkir teh dengan obrolan ringan penuh canda. Masih berpikir untuk bertanya, "tahun baru liburan ke mana?" Lupa untuk menengok makhluk semesta lain yang tidak seberuntung kita.
Bukankah makhluk berakal seperti kita sesungguhnya sedikit egois?
Alam yang kian menua, meluapkan sedikit amarahnya. Tak lain adalah hasil dari apa-apa yang tengah kita upayakan. Penebangan hutan, sampah-sampah yang dibuang tanpa pikir panjang, atau mungkin juga seluruh fasilitas nyaman yang ada di dalam hunian.
Jika setiap manusia mulai bertanya tentang resolusi untuk tahun yang baru datang. Barangkali tak hanya perlu membuat resolusi soal kehidupan kita sendiri, namun juga resolusi untuk keberlangsungan alam semesta tempat kita berdiri.
Karena jika semua ingin nyaman, tapi enggan untuk menengok keadaan alam sekitar. Lalu di manakah kita akan tinggal? Jika alam semakin tergerus akibat kemajuan peradaban.
Mari kita kirimkan sebingkis doa, untuk semua makhluk semesta yang tengah dirundung bencana. Semoga ketabahan dan kesabaran mengiringi setiap detik perjalanan. 🙏
Purworejo, 1 Januari 2020
2 notes · View notes
blogretnobudiasih · 4 years
Photo
Tumblr media
2020 "Goodbye Things" _ Aku mulai mencabut satu persatu list target di dinding kamar yang setahun lalu menjadi penghias dinding. Sekarang itu kosong, polos hanya sebuah karton hitam. Lalu aku memulai dengan membereskan rumah yang sepertinya dia terabaikan beberapa waktu terakhir. Di ruang tamu, ada sekitar 5 box kertas bekas dam buku lama yang berhasil ku singkirkan. Sekarang ruang tamu terlihat lebih lapang dan rapih. Di dalam kamar, aku berhasil mengeluarkan beberapa helai baju, wadah kosong sisa bedak dan parfum, yang sebelumnya selalu kusimpan tanpa tau kapan akan kugunakan atau ku kreasikan. Kemudian aku ke dapur, ku buang sisa-sisa bumbu yang sudah lama, ku masak sisa sayur pepaya dan makan hasil masakanku sendiri. Butuh nyali besar dan tekad yang kuat untuk mulai membuang atau menyingkirkan semua itu. Pasalnya aku adalah orang yang suka menyimpan barang, menyimpan kenangan, memikirkan nilai materi dari barang, mengenang hostoris dari barang, takut kalau nanti masih mau digunakan, mempunyai rencana mengkreasikan barang bekas meskipun tak kunjung jadi apapun, yang pada akhirnya rasa sayang pada hal-hal itu membuat semakin sesak dipikiran dan dipandangan mata. Sudah sebulan lalu saya tuntas membaca buku "Goodbye things milik fumio sasaki" tapi, tiap kali akan menyingkirkan atau sekedar membereskan rasanya masih berat dan sayang, dan itu membuat semakin sesak. Maka pagi tadi, aku berhasil menyingkirkannya, dalam prosesnya aku harus memikirkan dengan lama, tapi setelahnya aku bisa tersenyum bahagia. Iya, hal itu berlaku untuk pikiran dan hati. Selain membuang barang secara fisik, aku mengambil waktu sejenak untuk menarik nafas panjang, menikmati udara pagi, tersenyum ikhlas, merelakan segala prasangka yang bersarang di pikiran, lalu berani menyampaikan sesuatu "Jangan membuatku galau lagi" Untukmu yang mungkin saat ini sedang penat, sesak, namun masih belum menemukan alasannya. Sepertinya kamu perlu menengok ruangan kamarmu, meja kerjamu, isi lemarimu, bahkan pikiran dan hatimu. Mungin ada banyak hal yang harus kamu lepaskan.Coba saja pelan-pelan 😉. 📸 @axelcreators @30haribercerita #30hbc2001 #Selfreminder #Baikbareng #Belajarbareng https://www.instagram.com/p/B6xwg-9Hq3m/?igshid=hx3ohl4e3iin
2 notes · View notes
unimiff · 4 years
Text
Peduli
Jatuh cintalah, maka kau akan menulis.
Patah hatilah, maka kau akan berpuisi.
Demikian kata Kak @humanisma tempo hari.
When your heart break into pieces, turn it into a masterpiece, begitu kata orang kampung saya.
Mengawali #30HariBercerita tahun ini, izinkanlah aku berbagi sebuah puisi yang sebenarnya kutulis bulan Desember lalu. Saat itu perasaan sedang tidak enak. Lalu, saat melihat ke jalanan Sudirman dari jendela kaca di lantai 10, aku menyaksikan manusia-manusia yang bergegas, berjalan cepat. Memang sudah jadi pemandangan biasa di wilayah Sudirman. Akhirnya lahirlah puisi ini. Memang ini jauh dari kata masterpiece. Tapi aku sungguh berterima kasih kepada 5th UI Islamic Book Fair yang telah menghargai karya ini.
#30HariBercerita
#30HBC20
#30HBC2001
Tumblr media Tumblr media
2 notes · View notes
dwiraa · 4 years
Text
Tumblr media
‌Beberapa waktu yang lalu, seorang teman tiba-tiba mengirimkan pesan di Whatsapp. "Naa, tugas rampung ono wancine kan, Na? Lulus yo ono wancine kan, Na?" (Naa, tugas selesai ada waktunya kan, Na? Lulus juga ada waktunya kan, Na?"). Membaca pesannya, saya justru seperti ditarik ke lorong waktu, mencoba mencari alasan karena saya sependapat dengannya. Yaa, memang begitu, kan?
Segala sesuatunya punya waktunya sendiri. Kapan, termasuk di mana, dan bagaimana caranya. Jika tetap diusahakan untuk dicapai, pasti ada waktu terbaik untuk mencapainya.
‌Ah, tapi itu terkesan seperti kalimat untuk menenangkan diri sendiri yang resah soal waktu dan diri yang khawatir tidak memiliki cukup waktu untuk ini dan itu. Seperti pagi ini, bangun tidur saya intip jam dari layar ponsel. Di sana tertera juga 1 Jan 2020, saya tertegun sejenak, mencoba menetralkan gugup yang tiba-tiba membuat saya terduduk di depan meja belajar dan membaca satu per satu post it di salah satu sisinya.
‌2020: Dwi Ratna Asih, S. Psi.‌
2020: Catering ibu jalan, serius di Jajanan Milenial
‌2020: Proyek Jurnal Baiq *in action
‌2020: Nabung buat modal usaha di 2021
‌2020: Backpackeran ke luar negeri
‌2020: Giatkan Senin-Kamis, Dhuha, mulai doa minta jodoh (oh god)
‌Target-target tersebut saya buat awal Desember 2019 sembari evaluasi diri. Itu hanya sebagian target besar, belum lagi target yang sudah di-breakdown. Tiba-tiba rasa khawatir menghampiri. "Bisakah? Mampukah? Sanggupkah? Kuatkah?"
‌Bagaimana jika saya sudah bekerja keras, berlari, jungkir balik dan berkorban banyak hal, tapi waktu tidak peduli. Waktu terus beranjak, tidak mau (tidak mungkin) menunggu. Sementara orang lain sudah ada yang sampai tujuan, sudah merdeka dari perjuangan, sudah lebih dulu menjajaki fase hidup yang lain. Hmmm, tapi kenapa jadi membandingkan-bandingkan?
‌Saya ingat seorang teman juga pernah berkata "bunga tidak mekar bersamaan, ketika ada yang mekar, ada pula yang masih menguncup, bahkan ada pula yang masih menjadi bakal bunga, kenapa demikian: supaya keindahan bunga bisa dinikmati terus menerus, ketika yang mekar mulai kering, ada bunga lain yang masih segar, ada bakal bunga lain yang mulai muncul. Kayak hidup, kan? Nggak bisa semua punya capaian yang sama bersama-sama, nggak bisa juga standar hidup kita samakan semuanya. Nanti cari makan makin sulit, karena saingannya makin banyak. Itu juga kenapa, skripsi ada yang udah Bab 3, ada yang udah nyebar skala, tapi ada juga yang Bab 1 aja belum kelar, kayak kita hehe. Ada yang kemana-mana sudah dikintili anak (diikuti anak), ada yang baru nikah, ada yang belum ketemu jodoh kayak kamu, hahaha. It's okay semua usaha, berarti semua hanya soal waktu untuk sampai sana."
‌Benar juga, kan?
Takaran sukses, takaran berhasil dan takaran-takaran lainnya semua orang punya gelas takarnya masing-masing. Nggak ada yang terlambat, karena kadang kita yang terburu-buru. Kenapa terburu-buru? Karena kita sibuk melihat gelas takarnya orang lain, sampai lupa kapasitas gelas takar sendiri.
Orang-orang hidup bersama wajar jika membandingkan, tapi bukan untuk mengecilkan dan melupakan takaran masing-masing. Membandingkan supaya bisa seiring, bisa saling bertumbuh.
Everyone grows at different rates, everyone has the right time to be the best.
‌Baiklah-baiklah, wahai diri berdamailah dengan waktu, berdamailah dengan dirimu sendiri. Apa pun yang sedang kamu semogakan, apa pun yang sedang kamu perjuangkan, semua akan menjadi yang kamu inginkan di waktu yang paling tepat. Sabar ya, semua hanya soal waktu :)
‌Banjarnegara, 1 Januari 2020
-RA-
2 notes · View notes
mengeja-rasa · 4 years
Text
Day 1, Sebuah Kalimat Pembuka
Kuawali tulisan di akun ini dengan satu kalimat yang yah~ mungkin sudah biasa terlontar namun sungguh teramat dalam maknanya.
Karena yang kita bawa adalah nama dari Dzat Yang Maha Besar, Penguasa semesta alam, Raja dari segala Raja, juga Maha penuh kasih dan sayang. Semoga hanya pada-Mu lah hati dan segala aktivitas diri ini bermuara.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Sebenarnya akun ini adalah akun tumblr kesekian yang saya buat karena ikut-ikutan teman. Dulu sih motivasi utama pengen bikin karena disini banyak akun dengan tulisan bagus yang bisa memotivasi. Selain itu kita bisa menuangkan segala hal yang dialami secara secret tanpa risau dikomentarin blablabla haha.
Tapi akhirnya semua akun itu terbengkalai ya karena cuma ikut-ikutan saja bikinnya.
Kemudian tumblr dulu juga sempat dihapus pemerintah, sehingga tidak bisa diakses di Indonesia. Pas tumblr sudah bisa diakses lagi, wah saya sudah lupa nama akun yang dulu.
Yasudah akhirnya sayapun tidak pernah menulis yang niat-niat banget. Padahal dulu tuh sok-sokan ikut lembaga Jurnalistik di Fakultas. Bahkan di Jurusan sampai dua tahun gabung dengan divisi semacam itu, tapi ya cuma sekedar menjalankan proker dan bersibuk-sibuk ria. Justru tidak banyak karya tulis-menulis.
Ya itu tadi, kelemahan terbesar saya adalah tidak konsisten. Di awal semangat selalu menggelora, tapi cepet sekali kempesnya hmm.
Itulah alasan aku butuh kamu sebagai partner untuk bersama merawat semangat. #ehh mohon maaf keceplosan ngelanturnya wkwk
Paling pol bikin caption instagram beberapa kalimat, itu saja mikirnya sejam lebih. Serius deh, entah ini disebut perfeksionis atau gimana ya. Selalu banyak pertimbangan,
"Kalau nulis gini jelek gak ya? Ada yang tersinggung gak ya? Duh kok kaku banget sih tulisannya, malu ah tulisanku jelek, takut diketawain yang lain, keliatan sotoy gak ya? Englishku bener gak ya?"
Typing - delete - typing - delete
Gitu terus lah sampai gak pernah posting lagi, males mikir caption soalnya wkwk.
Alasan utama gak nulis sih selain karena rutinitas kantor, di waktu luang lebih sibuk berbalas chat dengan masa lalu (yg ternyata jodohnya orang #ehh), atau sok sibuk scrolling kehidupan orang di medsos. Trus insecure sendiri. Duh!
Selain instagram, seringnya juga sekedar menulis keseharian di whatsapp story.
Kadang mikir captionnya juga lama, dengan pertimbangan seperti diatas itu.
Takut nyinggung lah, takut malu-maluin lah, blablabla.
Dan yang lebih nyesek lagi, kalau di whatsapp 24jam sudah otomatis terhapus, padahal mikir kalimatnya tadi lama haha.
Kenangan dan buah pikiran menguap begitu saja.
Apalagi setelah baca buku-buku baru, ikut seminar, training atau sesederhana kulwap, otak berasa ngebul nggak sih?
Energi positif membuncah, komitmen dan semangat yang muncul terpaksa menguap begitu saja.
Namun akhirnya kusadari, #cieelah
Benar juga tentang istilah #writingforhealing.
Menulis itu ternyata lebih dari sekedar kegiatan merangkai kata jadi kalimat, kemudian paragraf hingga cerita.
Menulis itu mampu mengurai rasa yang tidak bisa di-eja oleh sikap dan ucap.
Menulis itu merawat kenangan. Kelak ketika membacanya di masa depan, bisa menarik kita kembali ke zona waktu berbeda.
Menulis itu healing karena lega seringkali bisa kau dapat ketika tulisanmu selesai dan rasa tersampaikan.
Tidak percaya? Yuk coba :D
Bagiku menulis bahkan bisa meningkatkan self-awareness.
Kita bisa menarik benang kusut dan puzzle diri yang belum tentu tiap pribadi mampu selesai dengannya.
Karena goal dasar sebelum meraih mimpi apapun, seharusnya adalah mengenali diri sendiri. Mengenali kekuatan dan mampu berdamai dengan kelemahan diri. Sehingga selanjutnya bisa mengambil langkah yang tepat sesuai dengan karakter puzzle kita itu tadi.
(Bukan asal coba semua jalan, bisa sih berhasil. Tapi apakah efektif?)
Nah dan itu semua bisa diraih dengan sesimpel meluangkan waktu untuk menulis.
Bahkan ada suatu istilah, sendi utama islam adalah membaca dan menulis.
Kalau membaca sudah jelas di ayat yang pertama disampaikan Jibril ke Rasulullah.
Banyak juga bahasan tersirat mengenai urgensi menulis di Al Quran.
Ada pepatah dari Imam Syafii seperti berikut :
Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya,
Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat
Bonusnya, dengan menulis kita juga bisa sambil belajar sabar dan upgrade skill komunikasi, maybe.
Hmm, urgensi dan nikmatnya menulis baru kusadari di penghujung tahun 2019.
Jadi monmaap kalau tulisan saya disini masih belum layak wkwk.
Saya masih newbi dan belajar dalam bidang ini hehe
Ngomong-ngomong tentang 2019 jadi baru sadar udah nulis segini banyak tapi topiknya ngalor-ngidul.
Maaf ya yang sudah baca karena kesasar kesini wkwk.
Padahal hari pertama di tahun ini pengen bahas tentang "Euforia Tahun Baru" dengan segala syukur atas pencapaian dan harapan serta resolusi biar kekinian kayak yang lain.
Yasudah di posting besok saja ya hehe..
Gresik, 01.01.20
3 notes · View notes
muliafajrichzan · 4 years
Text
1/30
Hello, new post ! 
https://galerimuli.wordpress.com/2020/01/03/2020/
1 note · View note
ariyanaraisworld · 4 years
Photo
Tumblr media
[Hari Ke-1] Tahun 2019 mungkin menjadi tahun pertama aku melakukan banyak hal sendirian, mulai dari melakukan perjalanan sendirian, beres-beres sendirian dan tidur sendirian karna Ani (saudara kembarku) alhamdulillah menemukan pasangan hidup yang akan membersamainya menuju Surga InsyaAllah. Awalnya berat, sangat berat, tapi kata orang hidup harus terus berjalan dan kamu harus bertahan. Aku selalu percaya Allah selalu imbang dan tak berat sebelah, agar aku tak merasa sepi Allah kirimkan orang- orang baik disekelilingku. Untuk kalian yang selalu ada dan membuatku tak merasa sepi terimakasih. Untuk diriku, terimakasih sudah bisa melewati tahun ini dengan baik. Terimakasih untuk tetap bertahan dan ingin mencoba lagi ketika gagal. Nanti kita coba lagi😊 @30haribercerita #30haribercerita #30HBC2001 (at West papua KAIMANA kota senja) https://www.instagram.com/p/B6x_aF2JKG12vIibw-5hsBosJ5YbqSR_o-Ix0o0/?igshid=o7u3kguoavl8
1 note · View note