Tumgik
rslmktns · 2 years
Text
Moment To Recharge 05 : Memulai Perjalanan
LIFE DESIGN
Perubahan terkecil yang bisa diupayakan adalah yang datang dari diri sendiri yaitu mindset.
Ramadan adalah momentum. Selama 30 hari, kita berusaha melatih kebiasaan baru dan membuang kebiasaan lama. Berhasil tidaknya usaha yang kita lakukan dapat dilihat dari indikator utamanya, yaitu 10 hari terakhir Ramadan. Terkristal atau tidaknya kebiasaan-kebiasaan baru tersebut menjadi karakter diri dapat terlihat dari sesudah Ramadan. Ini tentang kejujuran terhadap diri sendiri.
The future is unpredictable. The best way to predict our future adalah dengan mencicilnya. The most responsible person of our future is ourself.
Pada akhirnya, kebahagiaan kita menjadi tanggungjawab kita sendiri. Apakah kita berupaya dan mengupayakannya?
QS ar-Ra’d [13]: 11, “..Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” Partikel terkecil dari kaum adalah individu.
Masa depan satu bangsa terlihat dari karakter anak mudanya. Maka jika ingin menghancurkan masa depan satu bangsa, cukup hancurkan karakter anak mudanya.
Sekitar 83% penduduk Indonesia adalah muslim. Artinya muslim punya tanggungjawab sosial dan moral terhadap masa depan Indonesia. Kelak di akhirat, kita akan dimintai pertanggungjawaban atas kapasitas kita yang berbeda-beda tapi mengupayakannya dari hal terkecil yang bisa diupayakan dari diri sendiri adalah satu keharusan.
Ramadan akan melahirkan 3 jenis manusia:
Menzalimi diri sendiri
Tahu harus melakukan apa, tapi gamau melakukannya.
Ramadan jadi tidak seperti Ramadan karena berlalu begitu saja. 30 hari gak terasa kelewat. Momentumnya harus ditunggu satu tahun lagi kalau umurnya ada.
2. Melakukan tapi rata-rata
Orang-orang puasa. Ya ikut puasa. Tanpa berupaya untuk kira-kira apalagi ya yang bisa dilakukan. Kira-kira yang terbaiknya seperti apa. Merasa cukup menjadi baik tanpa berusaha bertumbuh untuk menjadi yang lebih baik apalagi versi terbaiknya kita.
Melakukan apa yang orang lain lakukan. Tidak menghasilkan apa-apa. Padahal seharusnya puasa di bulan Ramadan kalau mau sesuai kurikulum mampu menghasilkan brand-brand baru pada setiap individu yang mampu memaknainya. Maka wajar para sahabat terdahulu menghadapi Ramadan persiapannya 6 bulan sebelumnya. Sehingga ketika mulai di hari pertama sudah biasa.
Hanya menahan haus dan lapar tanpa membekas apa-apa.
3. Para pemenang
Berlomba-lomba dalam kebaikan. Dia berpacu dengan waktu dalam mengupayakan kebaikan-kebaikan khususnya di bulan Ramadan yang penuh dengan bonus pahala. Mereka yang terus mengupayakan yang terbaik dan itu membekas pada karakternya.
Selalu mau ambil bagian, mau urun tangan, urun pikir, urun rasa, terus mau menjadi bagian. Karena ini bukan tentang seberapa besar perubahannya tapi seberapa mau kita menjadi bagian perubahan.
Ramadan bukan hanya tentang habluminallah tapi juga habluminannas.
Target Ramadan adalah menjadi manusia bertakwa yaitu yang melakukan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Ketika dihadapkan pada sesuatu yang tidak mendekatkan pada target maka kita akan menghapusnya akan menaruh hal itu sebagai prioritas 3, 4, dst bukan prioritas pertama atau kedua.
Dalam manajemen produktivitas, ada 3 kata kunci:
Mencapai target dengan cara paling efektif dan waktu paling efisien.
Perubahan besar tidak mungkin terjadi tanpa akumulasi perubahan kecil. Partikel terkecil perubahan ada pada diri kita sendiri.
Stay productive.
Be productive, not busy.
Manusia yang produktif sangat mengupayakan apa yang dikerjakan. Multitask.
Orang sibuk. Focus.
Mudah membandingkan diri dengan orang lain karena informasi tersebar sangat cepat. Zaman berkembang cepat.
Materi di atas disampaikan oleh Sherly Annavita Rahmi. Ia adalah seorang influencer of social media dan entrepeneur dari generasi millennial.
5 notes · View notes
rslmktns · 2 years
Text
Moment To Recharge 04 : Memilih Rute Terbaik
MENGENAL DIRI
Mengapa perlu mengenal diri?
QS al-Isra’ [17]: 84, yang artinya, “…Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing…”
Allah SWT menciptakan manusia dengan berbagai peran, di antaranya:
Sebagai khalifah di muka bumi, QS al-Baqarah [2]: 30
Sebagai hamba Allah, QS az-Zariyat [51]: 56
Sebagai keturunan Nabi Adam
Sebagai makhluk ciptaan terbaik, QS at-Tin [95]: 4
Sebagai makhluk yang memiliki fitrah, QS asy-Syams [91]: 7 – 8
dan masih banyak lagi.
Begitu banyak peran yang Allah titipkan dalam diri kita. Maka mengetahui siapa diri kita menjadi satu hal penting agar peran-peran tersebut dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya. Sebab, kelak di akhirat, semua peran akan dimintai pertanggungjawabannya.
Bagaimana cara mengenal diri?
Mengenal Sang Pencipta
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri….” QS al-Hasyr [59]: 19
Maka orang yang ingat kepada Allah akan Allah jadikan ia ingat pada dirinya sendiri, akan Allah jadikan ia mengenal dirinya sendiri.
Mengapa harus mengenal Tuhan?
Manusia adalah ciptaan Allah, sehingga yang maha mengetahui tentang manusia hanya Allah. Hanya Allah tempat terbaik untuk bertanya, “Siapa aku?”
Perumpamaan. Yang paling tahu tentang mobil Toyota adalah pabrik Toyota. Yang paling tahu tentang motor Honda adalah pabrik Honda.
Di dalam jasad manusia ada tiupan ruh Allah
Beberapa miniatur sifat Allah ada dalam diri manusia
Allah Maha Kuat, manusia memiliki sifat kuat. Allah Maha Terpercaya, manusia memiliki sifat dapat dipercaya. Nabi Musa digambarkan sebagai sosok qawiyyun amin.
Allah Maha Memelihara, manusia memiliki sifat pandai memelihara. Allah Maha Mengetahui, manusia memiliki sifat mengetahui. Nabi Yusuf digambarkan sebagai sosok hafizun ‘alim.
Allah Maha Penyantun, manusia memiliki sifat santun. Allah Maha Penyayang, manusia memiliki sifat menyayangi. Nabi Muhammad digambarkan sebagai sosok bil mukminina rauf rahim.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya.”
Dengan cara apa? | Mendalami nilai-nilai keimanan. Beriman kepada Allah.
2. Ridha dengan takdir Allah
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya….” QS al-Baqarah [2]: 286
Allah selalu menguji manusia. Ujian terbaik manusia adalah dari Allah. Sebab ujian dari Allah tidak akan berbeda dengan potensi, baik jenis maupun besarnya.
Kalau potensi manusia itu A, maka Allah akan mengujinya dengan A. Kalau potensi manusia itu B, maka Allah akan mengujinya dengan B.
Kalau manusia itu kapasitasnya 100, maka Allah akan mengujinya percis 100. Tidak kurang, tidak lebih.
Allah hanya akan memberi ujian berat kepada orang-orang yang memang kapasitasnya berat, dan Allah beri ujian ringan jika orang-orang itu kapasitasnya ringan.
Semua telah Allah sesuaikan agar potensi yang ada dalam diri manusia keluar dan muncul. Allah kasih aksi, agar muncul reaksi.
Jadi, alih-alih terus mengeluh, lebih baik ridha dan menghayati: apa hikmah dibalik semua ujian ini? apa benang merah ujian satu dengan ujian lainnya? apa kesamaan dari semua ujian yang pernah Allah beri?
3. Terus beramal, terus berbuat
“…Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasulullah dan orang-orang mukmin…” QS at-Taubah [9]: 105
Kalau ingin mengenal potensi diri maka berbuatlah dan terus berbuat. Tapi jangan terburu-buru mengarahkan diri sebab tiap manusia memiliki potensi lebih dari satu. Jangan gara-gara terlalu diarahkan ke satu hal sejak kanak-kanak, pada akhirnya potensi lain enggan muncul dan tidak teraktualisasi. Hidup ini rumit jika hanya dikelola oleh satu potensi. Harus menggunakan beberapa potensi diri sekaligus untuk menghadapi kerumitan, kemajemukan, dan realitas hidup.
Perumpamaan. Saat musim hujan memang cocok jualan payung. Tapi jika hanya mengandalkan jualan payung, bagaimana saat musim kemarau tiba? Gak laku jualannya. Maka ditambahlah dengan berjualan es. Jadi seimbang.
Jangan terburu-buru mengarahkan diri kita kepada potensi yang sudah terlihat. Teruslah berbuat, berbuat, berbuat. Agar potensi yang belum muncul jadi muncul. Potensi itu seperti barang tambang: dicari, ditemukan, digali, dieksplorasi, diaktualisasi.
Tes bakat apapun hanya mengukur potensi yang sudah muncul. Yang belum muncul belum bisa diukur atau dipetakan oleh tes apapun. Karena belum keluar.
Rasulullah pernah berkata, “Apa-apa yang seseorang, Allah mudahkan untuknya, itulah potensinya. Dan sebaliknya.”
Boleh jadi orang lain lebih tahu tentang kita daripada diri kita sendiri sebab dia melihat, memantau, dan mengobservasi kita. “Yang paling tahu tentang aku adalah aku sendiri.” Narasi ini terdengar logis padahal keliru dan malah menunjukkan kesombongan. Kita butuh orang lain yang mampu mengamati kita secara objektif.
4. Bertanya kepada orang lain
5. Berkaca ke alam bebas
Seseorang terbuka “topeng”nya saat berada di alam bebas. Maka sesekali cobalah pergi kemah.
Materi di atas disampaikan oleh Adriano Rusfi atau akrab disapa Bang Aad. Beliau seorang psikolog sekaligus konsultan SDM dan pendidikan. Saat ini aktif sebagai pembina Aqil Baligh Community dan merupakan tenaga ahli di masjid Salman ITB.
1 note · View note
rslmktns · 2 years
Text
toloong ini kenapa tulisannya sangat mewakili kondisiku sekarang? 😭
Mau Berubah, tapi Kebanyakan tapi....
Kecemasanku pada usia rasanya melebihi yang lain. Karena satu-satunya hal yang sepertinya tak bisa kukendalikan adalah usiaku ini, terus beranjak detik demi detik. Tapi aku merasa kehidupanku seolah berhenti sejak beberapa tahun terakhir. 
Semenjak lulus kuliah dengan kebingungan mau menjadi apa, bekerja seadanya di depan mata sembari menikmati kesepian setiap hari. Karena teman-teman sudah sibuk dengan dunia kerja dan keluarganya masing-masing, aku sibuk dengan duniaku yang berhenti berputar. Kini di usiaku sekarang, aku merasa semakin jauh dari mimpiku padahal aku tidak tahu mimpiku apa sebenarnya. Bisa bertahan dari pagi sampai sore di kantor yang sangat membosankan ini saja sudah syukur.
Sembari menikmati kesepian karena tidak memiliki teman yang banyak. Aku tidak berpikir jauh bahwa harusnya dulu waktu sekolah, kuliah, aku harusnya banyak bergaul. Tapi aku hanya bergaul pada bangku kosong dan kesunyian perpustakaan, enggan berorganisasi, dan banyak hal lainnya yang membuatku tak membuka diri dengan pertemanan. Kini, aku menenggelamkan diriku ke dalam diriku sendiri. Tak ada yang bisa kuajak bicara, tak banyak yang mengenalku, maka wajar kalau tak ada yang tahu keberadaanku, apalagi jatuh cinta padaku dan berniat menikahiku. Rasanya semakin tidak masuk akal kalau aku akan bisa menikah di umur yang semestinya kata orang, ya sudahlah,
Aku tahu, bahwa sebenarnya jalan keluar dari semua ini adalah dengan membuat keputusan-keputusan besar. Tapi, aku tidak punya keberanian yang cukup untuk berhenti dari bekerjaan, untuk berkenalan dengan orang baru saja aku berkeringat dingin. 
Rasanya saat aku sendirian saja, aku tidak ingin ditemani oleh diriku sendiri. Rasanya menyebalkan menjadi diriku sendiri. Tapi aku pun semacam tak punya hasrat untuk menjadi orang lain, rasanya tak bisa melangkahkan kaki untuk membuat hidupku berbeda. Aku berharap keajaiban, akan ada orang lain yang membantu hidupku ini. Tapi tidak ada.
Aku dan diriku sendiri, yang ingin berubah, tapi tidak kunjung bergerak. Hanya menatap orang lain dengan pertanyaan dan membandingkan. Begitu selama ini. Aku ingin marah, tapi ini diriku sendiri.  KG
503 notes · View notes
rslmktns · 2 years
Text
Ya Allah... greget banget pengen beli buku-buku karya asatiz Insists, tapiii apalah daya PR bacaanku masih sangat banyak. Aku harus tanggungjawab. Selesaikan satu-satu.
"faidza faraghta fanshab," QS al-Insyirah [94]: 7
0 notes
rslmktns · 2 years
Text
Moment To Recharge 03 : Pilihan Rute Perjalanan
PERAN-PERAN MUSLIMAH
Fitrah Muslimah
Allah SWT berfirman dalam QS ar-Rum [30]: 30 yang artinya,
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Dan dalam QS ali-‘Imran [3]: 36,
“…‘Ya Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.’ Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan, dan laki-laki tidak sama dengan perempuan…”
Peran Muslimah Yang Sama Dengan Laki-laki
· Sebagai hamba Allah, untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah QS Adz-Dzariyat 56, Al-Ahzab 35
· Sebagai khalifah di atas muka bumi QS Al-Baqarah 30, QS Al-An’am 165
· Untuk terus beramal QS At-Taubah 105, QS Al-Mulk 2
· Untuk terus menuntut ilmu QS Al-Mujadilah 11
Peran Yang Khusus Bagi Muslimah: Sebagai Istri Dan Ibu
· Mengandung QS Lukman 14
· Melahirkan QS Maryam 23 – 26
· Menyusui QS Al-Baqarah 233
· Al-Umm Madrasatul Ula QS Al-BAqarah 223
Ternyata peran muslimah sangat banyak. Bagaimana cara menyeimbangkan setiap peran? Kita tidak bisa pilih salah satu sebab nanti banyak waktu yang terbuang sia-sia.
1. Memahami konsep amanah di sisi Allah SWT
QS al-Baqarah [2]: 286. “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya…”
Allah tidak akan meletakkan beban di atas pundak yang salah. Sehingga ketika kita dihadapkan dengan peran-peran muslimah yang merupakan perintah Allah maka kita yakin bahwa kita pasti bisa melaksanakannya.
2. Mujahadah (bersungguh-sungguh)
QS al-Ankabut [29]: 69. “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.”
Abdullah bin ‘Abbas ra, “Jihad adalah bagaimana seseorang mengerahkan segala potensi, tenaga, pemikiran, apa yang dia miliki untuk mencari keridaan Allah.”
Artinya kita dapat beribadah kepada Allah, juga bermanfaat bagi orang lain, terus beramal soleh, dan menuntut ilmu sembari menjadi seorang istri dan ibu. Syaratnya bersungguh-sungguh dalam mengelola hawa nafsu dan mengatur waktu. Dan itu harus dilatih. Dari kapan? Sekarang!
Sekarang ini, banyak muslimah gadis tapi curhatannya udah kayak wanita paling merana sedunia. “Ingin fokus ibadah kepada Allah tapi tugas kuliah banyak, rapat organisasi, ada kegiatan ini-itu…”
Berhenti mengeluh. Yakin, Allah gak mungkin kasih amanah atau peran ini kalau kita gabisa. Berarti harus apa? Mujahadah.
Lakukan manajemen waktu, lanjut manajemen prioritas, lalu manajemen hawa nafsu. Walaupun malas dan capek, tapi paksain diri! Itulah mujahadah.
Kalau ingin amalan dan pahala kita optimal, bukan amanah yang dikurangi, tapi perjuangan dan pengorbanan yang ditambahkan.
Jangan-jangan selama ini, berbagai kegagalan yang kita dapat bukan karena hal yang kita ingin itu bukan rezeki kita, tapi karena kita memang kurang bersungguh-sungguh.
3. Sabar
· Sabar dengan proses
Perubahan itu harus bertahap, berperingkat, berkesinambungan. Setiap muslimah berada di tahapan yang berbeda-beda di anak tangga takwa. Kita mulai di anak tangga kita tanpa harus membandingkan dengan orang lain. Perubahan itu harus menyeluruh dan sabar dengan prosesnya.
· Sabar menghadapi kegagalan
Bisa jadi kesulitan atau kegagalan yang kita temui adalah bentuk ujian dari Allah SWT untuk melihat kesungguhan kita. Jangan mudah berputus asa.
QS az-Zumar [39]: 10. “…Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.”
4. Memahami kondisi kita dan keluarga kita
QS al-Hasyr [59]: 18-19. Cara dapat petunjuk dari Allah? Dekat dengan Allah. Kalau kita mau bekerja karena Allah, Allah akan memberi pekerjaan sesuai kualifikasi kita.
Kita harus punya cita-cita tinggi. Orang gak akan ke mana-mana dengan putus asa. It may take days even weeks, months, years. Ketika gagal gak akan sedih. Ketika sukses gak jumawa.
Materi di atas disampaikan oleh Karina Hakman, penulis buku Bumi Hijrah.
7 notes · View notes
rslmktns · 2 years
Text
Moment To Recharge 02 : Prinsip dalam Perjalanan
THE WORLDVIEW OF ISLAM
Suatu worldview yang hanya dimiliki Islam dan harus dipahami oleh setiap muslim.
Worldview adalah cara pandang manusia terhadap segala sesuatu yang dijumpai dalam kehidupannya. Manusia bisa membicarakan hal yang smaa namun menyikapinya dengan cara berbeda. Worldview-lah yang mengakibatkan perbedaan tersebut.
Contoh, pandangan seseorang tentang bekerja. Saya kerja untuk apa? Untuk menghasilkan uang? Kalau begitu, maka orang-orang tidak akan peduli halal dan haram.
Generasi dulu ditanya, “Udah gede mau jadi apa?” Jawabnya, “Jadi dokter atau guru.” Kenapa? Jawabnya, “Supaya bisa nolong orang. Supaya bisa mendidik orang dengan baik.”
Sedangkan, anak-anak generasi sekarang banyak yang ingin menjadi youtuber atau gamer karena uangnya banyak.
Terlihat jelas ada perbedaan cara berpikir, dan itu dipengaruhi oleh worldview-nya.
Untuk bertukar pikiran, manusia menggunakan bahasa. Karena itu, dibalik kata-kata pasti ada pemikiran yang dibentuk oleh worldview para pengguna bahasa tersebut.
Contoh, seseorang sedang membicarakan gurunya dengan sebutan “dia”. Pilihan kata sesederhana dia atau beliau menunjukkan worldview orang tersebut. Apakah ia menganggap guru itu setara dengannya atau menempatkan guru pada posisi yang lebih tinggi?
Kata worldview sebenarnya kurang sesuai bagi muslim. Oleh karena itu, Prof. M. Naquib al-Attas –seorang cendekiawan muslim asal Malaysia- mengusulkan istilah ru’yat al-islam li al-wujud yang memiliki arti pandangan Islam terhadap segala hal yang ada (zahir atau ghaib).
KONSEP MANUSIA
Ada yang beranggapan manusia itu evolusi dari binatang. Bahkan, dalam taksonomi biologi, manusia itu binatang (kingdom Animalia). Dampaknya apa? Kita akan menganalisis manusia seperti binatang.
Dalam pelajaran di sekolah, kita diberitahu bahwa kebutuhan primer manusia adalah sandang, pangan, papan. Apakah kebutuhan manusia hanya fisik saja? Padahal manusia dan binatang tidak sama. Manusia memiliki ruh, jiwa, akal, hati. Sedang binatang hanya memiliki insting.
QS al-Hijr [15]: 28 – 29. Manusia terdiri atas jasad dan ruh. Jasad terbentuk dari lumpur hitam. Ruh ditiupkan oleh Allah SWT. Malaikat baru diperintahkan bersujud kepada manusia setelah jasad manusia ditiupkan ruh oleh Allah SWT. Jadi, yang mulia dari manusia itu adalah ruhnya. Bahkan, mulia atau hinanya manusia bergantung pada ruhnya.
Dalam Islam, ruh itu lebih penting daripada jasad. Kalau kita menganalisis manusia seperti binatang, maka wajar jika kebutuhannya hanya kebutuhan fisik (jasad) saja.
Contoh kebutuhan ruh: kebahagiaan dan pengetahuan. Manusia tanpa pengetahuan adalah bodoh, dan menjadi manusia bodoh akan membuatnya tidak bahagia. Sebab fitrah manusia adalah belajar, selalu ingin tahu.
PERBEDAAN JASAD DAN RUH
Sifat-sifat jasad:
· Jasad dikendalikan oleh ruh, sedangkan ia sendiri tak pernah kenyang.
selalu ingin cari sensasi baru tanpa pernah merasa puas.
· Pada titik tertentu, kualitas jasad akan menurun dan takkan naik lagi.
kekuatan dan kecantikan/ketampanan begitu sampai klimaks, berikutnya ia akan anti klimaks.
· Ketika ruh dan jasad terpisah, jasad akan mati dan akhirnya membusuk.
Sifat-sifat ruh:
o Ruh adalah pengendali jasad, dan ruh itulah yang mengenali kebahagiaan hakiki.
o Ruh memiliki potensi untuk bertambah baik/bijak seiring waktu.
o Ketika ruh dan jasad terpisah, ruh tetap hidup, bahkan akan semakin sadar.
Ali bin Abi Thalib ra pernah berkata, “Manusia hidup bagaikan mimpi dan ketika mati ia terbangun.” Tak sedikit manusia hidup yang berkhayal (bermimpi) ingin muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga. Saat meninggal, barulah ia sadar bahwa itu mustahil.
Maka perbaikilah ruh terlebih dulu, jangan hanya memuliakan jasad.
Ternyata manusia bisa memandang dirinya sendiri dengan cara yang salah. Dan jika begitu, maka ia akan mencari kebahagiaan di tempat yang salah juga.
KONSEP TUHAN SEBAGAI BANGUNAN SENTRAL
Semua konsep bersumber dari konsep Tuhan. Kenapa? Karena Tuhan menyampaikan apa yang manusia tidak ketahui.
Tumblr media
sumber gambar https://slideplayer.info/slide/13964243/
Dalam Islam, manusia berdosa tidak membuatnya jadi hina selagi ia mau bertaubat. Sebanyak dan sebesar apapun dosanya.
Taubat itu artinya kembali. Kenapa kita disuruh kembali kepada Allah? Karena bukan Allah yang pergi tapi kita yang meninggalkan Allah. Sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim, “..Jika ia mendekat kepadaKu sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan, Aku mendatanginya dengan berlari..” Adakah hadits yang berbunyi sebaliknya? “Jika ia meninggalkanKu dengan berjalan, Aku meninggalkannya dengan berlari..” Tidak ada! Allah gak pernah ninggalin kita. Selalu kita yang ninggalin Allah.
Materi di atas disampaikan oleh Ustaz Akmal Sjafril. Beliau seorang aktivis di Aliansi Cinta Keluarga (AILA) Indonesia dan Indonesia Tanpa Jaringan Islam Liberal (ITJ), pendiri Sekolah Pemikiran Islam, dan pembina Halaqah Anak Minangkabau (Hamka). Karya serta kegiatan beliau lainnya dapat dijumpai di situs malakmalakmal.com
1 note · View note
rslmktns · 2 years
Text
Moment To Recharge 01 : Bekal Perjalanan
ADAB DALAM MENCARI ILMU DAN BERIBADAH
Kenapa dalam mencari ilmu dan beribadah harus memiliki adab?
Rasulullah SAW bersabda, “Aktsaru ahlil jannah al bulhu.” yang artinya, “Sebagian besar penduduk surga adalah orang yang berpikir sederhana dalam segala urusan.”
Sulit memaafkan kesalahan orang lain dan tidak sabar atas suatu musibah adalah contoh akibat berpikir terlalu rumit. Padahal dengan berpikir sederhana (Al-Bulhu), segala urusan akan cepat selesai dan menjadi kebaikan.
Seperti apa Al-Bulhu itu?
Apapun urusan hidup pasti akan tunduk pada ungkapan yang penting. Lalu, apa “yang penting” dalam semua urusan hidup kita? Pilihannya, yaitu:
· yang penting saya suka
ditawari A, saya tidak suka. ditawari B, saya tidak suka. urusan jadi tidak sederhana karena meletakkan nilai penting pada “saya”.
· yang penting disukai orang
yang penting disukai orang, padahal orangnya banyak dan masing-masing memiliki kesukaan yang berbeda. urusan semakin rumit.
· yang penting Allah suka
inilah pilihan orang-orang Al-Bulhu.
Jadi, berpikir sederhana itu adalah semuanya yang penting Allah suka.
Bagaimana cara menjadi golongan Al-Bulhu?
Lakukan apa saja dalam hidupmu, yang penting engkau yakin Allah suka. Dan jangan lakukan apapun dalam hidupmu, saat engkau tahu Allah tidak suka.
Bagaimana cara tahu mana yang Allah suka dan tidak suka?
Kita harus memiliki ilmu. Sebab ilmu adalah pengetahuan yang dengannya kita mengetahui segala yang Allah suka dan tidak suka dalam hidup kita. Jadi, ilmu tidak boleh ngarang.
Dalam kehidupan ini, antara yang Allah suka dan tidak suka akan selalu ada dalam tindakan kita. Dengan kata lain, tidak ada satupun yang dilakukan oleh manusia kecuali di dalamnya ada yang Allah suka dan tidak suka. Contoh, ada yang Allah tidak suka di dalam amalan yang Allah suka seperti pikiran dan hati yang tidak khusyuk saat shalat.
Tanpa ilmu, manusia akan berbuat sesukanya. Tanpa ilmu, kehidupan menjadi kacau.
KEUTAMAAN MENCARI ILMU
a) Meninggikan derajat
Dalam QS al-Mujadilah [58] : 11
b) Memudahkan jalan ke surga
“Barangsiapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padaNya, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” HR Muslim
c) Amal fi sabilillah
“Siapa saja yang dirinya keluar (dari rumahnya) untuk mencari, maka ia termasuk golongan orang yang berjuang di jalan Allah sampai orang itu kembali.” HR Tirmizi
d) Mengalirkan pahala sampai ke kubur
“Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputus semua amalnya kecuali 3, yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak soleh.” HR Muslim
e) Pemulia kehidupan
Imam Syafi’i berkata, “Barangsiapa yang belum merasakan pahitnya belajar, niscaya ia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidup.”
f) Dinaungi malaikat
“Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridha pada penuntut ilmu.” HR Abu Daud & Ibnu Majah
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” QS al-Isra [17] : 36
Apapun kalau kita belum tahu ilmunya, maka jangan lakukan. Cari tahu dulu ilmunya, lalu amalkan.
Berbuat dan berharap atas dasar Allah suka adalah konsep hidup yang akan membawa kita ke surga. Itulah ikhlas.
Mengapa banyak orang masih menyukai sesuatu yang jelas-jelas mereka tahu bahwa Allah tidak menyukainya? Bukankah aneh ada orang yang tertarik masuk neraka?
Karena ilmu yang kita miliki belum memancarkan cahaya khasy-yah. Ilmu adalah matahari dan khasy-yah adalah cahaya yang memancar darinya.
“..Di antara hamba-hamba Allah yang takut (khasy-yah) kepadaNya, hanyalah para ulama (orang yang berilmu)..” QS Fathir [35] : 28
Orang yang berilmu saja belum tentu khasy-yah, apalagi orang yang tidak berilmu. Tugas kita adalah mencari ilmu, kemudian menjadikan ilmu itu memancarkan cahaya khasy-yah.
Khasy-yah itu rasa takut di dalam hati terhadap segala sesuatu yang Allah tidak suka, dan khasy-yah hanya menyukai yang Allah suka.
ADAB DALAM MENCARI ILMU
Apakah ilmu menjadi sesuatu yang mudah diamalkan atau sebaliknya ternyata dipengaruhi oleh adab dalam mencari ilmu. Kokohnya Khasy-yah sangat bergantung pada kuatnya adab di tengah semangat mencari ilmu. Proses khasy-yah terbentuk dengan baik saat sikap adab dilakukan dalam proses mencari ilmu.
Imam Malik berkata, “Pelajari adab sebelum ilmu.” Ibnul Mubarok berkata, “Kami belajar adab selama 30 tahun dan belajar ilmu selama 20 tahun.”
Bagaimana cara agar mudah memahami dan mengamalkan ilmu?
Menghadirkan adab dalam majelis ilmu. Adab dilakukan bersamaan dengan proses kita mencari ilmu.
· Meniatkan hadir semata untuk akhirat
Nabi SAW mengingatkan, “Barangsiapa mencari ilmu yang semestinya diniatkan untuk akhirat tapi ia melakukannya untuk mendapatkan dunia, maka ia tidak akan mencium bau surga.” Padahal dalam riwayat lain, Nabi SAW mengatakan bahwa bau surga dapat tercium dalam jarak 500 tahun perjalanan.
· Menjaga hati dari segala yang buruk
Hindari su’uzan kepada guru dan sesama pencari ilmu. Kalau kita bisa menjaga adab, ketika mendengarkan ilmu dari orang yang tidak/belum mengamalkannya, Allah akan hujamkan ilmu itu kepada kita lebih kuat daripada jika kita mendapatkan ilmu itu dari orang yang sudah mengamalkannya.
· Menunjukkan sikap ihtiram terhadap ilmu
Hormat kepada guru bukan karena orangnya melainkan karena ilmu yang ada padanya. Hormat kepada kitab bukan karena fisik kitabnya melainkan karena isinya.
Bagaimana cara melawan rasa malas dalam mencari ilmu?
Jangan dipersoalkan. Malas itu gak apa-apa, yang penting tetap cari ilmu. Di sisi Allah, kalau kita merasa malas tapi tetap mencari ilmu, nilainya jauh lebih besar. Malas itu anugerah dari Allah sepanjang kita tetap beramal. Malas tapi tetap datang ke majelis ilmu, memperhatikan penyampaian guru, dan mencatatnya.
ADAB DALAM BERIBADAH
Beribadah semata karena panggilan iman.
· Beribadah semata karena Allah suka
· Dengan cara yang paling Allah suka
· Dengan hati yang sangat suka
· Hanya berharap yang Allah suka
Materi di atas disampaikan oleh Ustaz Syatori Abdul Rauf. Beliau lahir di Cirebon pada 16 September 1966, namun saat ini bersama keluarganya tinggal di Yogyakarta. Alumni Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga ini tengah dipercaya sebagai Ketua Ikatan Dai Indonesia Kab. Sleman juga sibuk menjadi pengasuh Pesantren Mahasiswi Darush Shalihat. Motto hidupnya adalah “Hidup harus selesai sebelum berakhir”.
0 notes
rslmktns · 2 years
Text
Haloo 2022!
MasyaAllah gak nyangka masih diberi umur hingga saat ini. Sejujurnya sadar betul kalau amal kebaikanku kalah jauh dibanding keburukanku. Tapi ya gimana? Allah perintahin para hamba untuk jangan pernah berputus asa dari rahmatNya. Jadi, yok semangat! Yakin tahun ini akan berkali lipat lebih baik dari sebelumnya. Aamiin.
Anyway, di tilawah halaqah sore ini ada ayat Alquran yang nyentuh dan ngetuk hatiku.
QS al-An'am (6) : 160
Tumblr media
Yaa Rabbanaa..
Berbuat baik atau buruk, keduanya diberi balasan oleh Allah. Perbandingan kebaikan dan balasannya adalah 1 : 10. Sedang perbandingan keburukan dan balasannya adalah 1 : 1, bahkan bisa jadi 1 : 0 jika kita bertaubat.
Allahuakbar 😭
Lagi-lagi Allah ingetin aku -si hamba yang melampaui batas- untuk jangan berputus asa dari rahmatNya. Jangan! Walau sedikit, walau sebentar. Jangan!
Hajima!
2 Januari 2022
1 note · View note
rslmktns · 3 years
Text
Aku di 1 Januari 2022 nanti seperti apa ya?
0 notes
rslmktns · 3 years
Text
pengen lanjut baca The Chronicles of Audy tapi gak sanggup karena tiap baca bagian Rex auto keinget Dirga di Dosbim dan Naoki Irie di Love in Tokyo, hadeeeh capek! :(
tapi aku lebih pilih Romeo kok, suwer! :D
0 notes
rslmktns · 3 years
Text
258
Kabar buruk bagi para pendosa, bahwa besar ataupun kecilnya maksiat tetap akan dipertanggungjawabkan, meski seukuran biji sawi sekalipun.
Kabar baiknya, Allah Maha Pengampun.
382 notes · View notes
rslmktns · 3 years
Text
meski minder dan pesimis banget ikut seleksi cpns 2021, tapi harapanku -semoga Allah meridoi aku jadi salah satu yang mendapat NIP di tahun depan- harus menang. untuk masalah ini, sepertinya jadi pns adalah solusi baik sekaligus terbaik. tentu aku harus coba jalan lain juga, tapi Allah Maha Tahu bahwa harapan terbesarku ada di pns.
sebenernya, jalan apapun, kendala yang aku temui hampir sama: usia, fisik, latar pendidikan, lama gak belajar, kuota & saingan, dosa-dosa, amalan solehah, aahhhh.. :( semua itu selalu membangkitkan rasa minder dan pesimis yang sempet berhasil aku kubur.
tapi putus asa dari rahmatNya adalah yang terburuk dari teburuk. jadi.. yok husnuzan! optimis!
Bismillah..
0 notes
rslmktns · 3 years
Text
Udah lama ponsel VivoY21 ini harus diganti. Tapi yaa Alhamdulillah geuning masih rezekinya aku sampe sekarang. Sempet ke Vivo service center, tapi karena terlalu jadul jadi suku cadang tipenya udah gak ada yang tersedia lagi. Meski kini kondisinya gak bisa nyala kalau gak diisi daya, tolong sabar dan terus bertahan ya, soalnya rezeki ponsel baru belum dateng. Aku amat sangat bersyukur dan bangga sama kamu, VivoY21-ku... Kamu lahir dari gaji terakhir di Rumah Lebah lima tahun lalu :'))
Hamdalah~
0 notes
rslmktns · 3 years
Text
angger aku mah kalo stres teh jadi tunduh
1 note · View note
rslmktns · 3 years
Text
Alhamdulillah. Ia sampaikan umurku hingga malam 22 Ramadhan 1441 H.
0 notes
rslmktns · 3 years
Text
lagi-lagi terjebak pikiran dan perasaan insecure. hidup di dunia gini amat yak.
0 notes
rslmktns · 3 years
Text
Ironi ketika banyak cara untuk mendekat kepadaNya, tetapi manusia memilih bersusah payah menjauhkan diri dariNya.
Berjuta jalan untuk menjauh padahal hanya butuh satu jalan untuk kembali.
170 notes · View notes