Tumgik
robiafrizan · 2 years
Text
Kebingungan
Kadang kebingungan kita menghadapi pilihan-pilihan hidup karena kita takut pada risiko-risiko yang akan terjadi setelahnya. Ketakutan pada risiko itu yang membuat kita tidak berani untuk memulai dan memutuskan sesuatu.
Kita menginginkan sesuatu, mau tidak mau kita harus memulai melakukan sesuatu. Tidak akan ada yang bisa didapatkan semudah membalik telapak tangan. Semua butuh proses, satu per satu, step by step, anak tangga demi anak tangga.
Bagaimana mungkin caranya kita menginginkan menjadi ini itu, tapi kita tidak berani memulai memperjuangkannya?
Bandung, 16 April 2022 © Robi Afrizan Saputra
42 notes · View notes
robiafrizan · 2 years
Text
Semakin bertambah usia, untuk urusan jodoh, rasanya poin bertanggung jawab lebih utama dari sekadar tampilan fisik belaka.
Kenapa? Karena yang bertanggung jawab tidak akan pernah meninggalkan kita. 
Untuk apa fisik ganteng/cantik, tapi tidak peduli dengan kita, tidak mau bertanggung jawab. Bisa saja suatu hari kita tiba-tiba ditinggalkannya bukan?
IG: @robiafrizan1
190 notes · View notes
robiafrizan · 2 years
Quote
Secapek-capeknya kerja, lebih capek kalau enggak punya pekerjaan.
58 notes · View notes
robiafrizan · 3 years
Text
Seberat apa pun masalah kita, pasti ada celah untuk bahagia.
Mengambil hikmah dari masalah itu, misalnya.
Orang yang bisa mengambil hikmah dari masalah, itu akan jadi pijakan untuk lebih tangguh ke depannya. Kalau tidak bisa mengambil hikmah, biasanya hanya akan terus mengeluh dan mengeluh.
Padahal masalah itu datang sebagai bagian dari proses semakin tangguhnya kita. Ibarat batu, ia akan menguatkan fondasi bangunan. Begitu pun masalah, ia akan menguatkan fondasi hidup kita, saat kita berhasil melaluinya.
--Robi Afrizan Saputra
65 notes · View notes
robiafrizan · 3 years
Text
Jangan pernah merasa pesimis kalau kita terlahir dari keluarga yang biasa. Itu bukanlah sebuah hambatan, tapi itu adalah kekuatan. Orang-orang biasa, biasanya dididik dengan kerja keras. Itu yang melatih mentalnya menjadi pejuang.
Keterbatasan baginya adalah kekuatan. 
Orang-orang serba ada biasanya dididik serba instans. Mau ini, dibelikan. Mau itu, dibelikan. Kalau serba begitu, mental dan daya juangnya juga kurang.
--Robi Afrizan Saputra
47 notes · View notes
robiafrizan · 3 years
Text
Jangan sesekali mengatakan tidak bisa, padahal kita belum mencobanya sama sekali.
Terkadang ketakutan itu hanya ada dalam pikiran saja. Saat dijalani dan dilalui, ternyata semua baik-baik saja. Kadang kita perlu melawan rasa takut dalam pikiran itu dengan keberanian untuk mencoba.
--Robi Afrizan Saputra
52 notes · View notes
robiafrizan · 3 years
Text
Kalau mau mencari pasangan hidup, jangan hanya mengejar ketampanan atau ke-glowing-an. Itu sifatnya sementara.
Carilah yang siap bertanggung jawab untuk semuanya, untukmu. 
Banyak yang tampan, tapi akhirnya meninggalkan. Terlebih saat sudah tinggal seatap serumah, saat kekuranganmu satu per satu terlihat olehnya, bisa jadi itu senjata baginya untuk pergi. Namun, tidak bagi yang bertanggung jawab. Gimana pun kekuranganmu yang tampak olehnya, dia akan tetap bertanggung jawab padamu. 
--Robi Afrizan Saputra
175 notes · View notes
robiafrizan · 3 years
Quote
Jawaban atas perjuangan, kuncinya ada pada waktu dan kesabaran berproses. Kalau kita berjuang hari ini, bukan berarti hasilnya langsung terlihat besok. Ada proses yang harus kita jalani. Sekarang ini, banyak sekali yang mau sukses, tapi tidak mau berproses.
Robi Afrizan Saputra
129 notes · View notes
robiafrizan · 3 years
Text
Untuk standar perbaikan diri kita, jangan menjadikan orang lain sebagai patokan, tapi jadikanlah diri sendiri sebagai patokannya. Saya harus lebih baik dari diri saya yang dulu. Bukan saya harus lebih baik dari si A, si B, dan si C. Itu cuma bikin capek. Apalagi merasa yang paling baik, paling pintar, paling benar, dan dengan mudahnya menganggap orang lain salah.
--Robi Afrizan Saputra
63 notes · View notes
robiafrizan · 3 years
Text
Berani minta maaf itu bukan tentang siapa yang lebih tua atau siapa yang lebih muda, tapi tentang siapa yang salah. Kalau yang tua salah, yang tua itu yang minta maaf, bukan menyudutkan yang muda agar meminta maaf. Padahal letak kesalahan ada pada yang tua. Terkadang kita perlu mendobrak sesuatu yang tampak biasa di sekitar kita, padahal itu keliru. Berat memang, apalagi masalah keberanian meminta maaf ini. Seolah-olah meminta maaf adalah gengsi, padahal itu mulia sekali.
--Robi Afrizan Saputra
46 notes · View notes
robiafrizan · 3 years
Text
Cara untuk melawan kemalasan adalah dengan memaksakan diri melawan kemalasan itu. Kalau tidak dipaksakan, itu cuma bikin kamu terus-terusan bermalas-malasan. Tidur, makan, buka HP, cek medsos, tidur lagi, buka HP, begitu seterusnya. Tidak ada yang selesai dikerjakan. Kadang keterpaksaan itu membuat kita terbiasa. Paksa, paksa, bisa, bisa, dan terbiasa. 
--Robi Afrizan Saputra
60 notes · View notes
robiafrizan · 3 years
Text
Yakin saja. Perjuangan yang dilakukan saat ini enggak akan pernah sia-sia. Kalau pun gagal, itu adalah bagian dari proses pembelajaran. Dengan gagal, kita tahu mana yang harus diperbaiki dan dievaluasi.
Kegagalan saat ini, adalah cerita indah suatu saat nanti ketika kesuksesan telah digapai.
Kalau gagal, bangkit lagi aja. Belajar dari kegagalan itu untuk strategi-strategi yang baru.
Nikmati prosesnya. Lalui tahap demi tahapnya. Hadapi berbagai tantangannya.
--Robi Afrizan Saputra
47 notes · View notes
robiafrizan · 3 years
Text
Mulai apa yang bisa dimulai. Lakukan apa yang bisa dilakukan.
Kesuksesan itu butuh proses. Kalau tidak dimulai, proses itu enggak bakal berjalanan. 
Cuma jalan di tempat. Ibarat punya mimpi, ya hanya di alam mimpi saja, tidak akan jadi kenyataan kalau tidak dimulai.
Memulai itu enggak butuh alasan begini begitu. Cuma butuh kesungguhan dan keberanian saja. Kalau menunggu waktu yang tepat, sampai kapan? Pasti selalu ada alasan untuk merasa tidak siap.
--Robi Afrizan Saputra
44 notes · View notes
robiafrizan · 3 years
Text
Tidak ada yang salah jika seseorang menangis. Mungkin ada sesuatu yang memang ingin dilepaskannya. Begitu pun dengan kegagalan. Tak ada yang salah dari kegagalan itu. Sebab, gagal juga bagian dari proses. Dengan gagal, kita akan tahu mana yang harus diperbaiki ke depannya. Yang salah itu, sudah merasa gagal duluan, padahal mencobanya pun belum, melangkah pun belum, memulai pun belum, tapi sudah merasa gagal duluan.
Robi Afrizan Saputra
37 notes · View notes
robiafrizan · 3 years
Text
Harta
Harta yang banyak, kalau tidak berkah, maka pemiliknya jauh dari sifat merasa cukup. Pengin lagi, pengin lagi. Kejar lagi, kejar lagi. Dapat ini, pengin itu. Sampai mengabaikan rambu-rambu agama.
Harta yang secukupnya, tapi diberikan keberkahan, maka pemiliknya akan merasa tenang. Wajah cerah, tubuh sehat, dan dekat dengan Tuhan.
--Robi Afrizan Saputra
24 notes · View notes
robiafrizan · 3 years
Text
Kalau kamu merasa berada pada lingkungan yang sama sekali tidak membuatmu menjadi lebih baik, dari segi apa pun itu. Tinggalkan. Kalau tidak, hidup hanya akan dipenuhi tekanan dan beban. Bukankah yang kita cari dalam hidup ini adalah ketenangan dalam menjalaninya?
25 notes · View notes
robiafrizan · 3 years
Quote
Mau menikah muda atau menikah tua, pilihan ada pada diri masing-masing. Satu hal saja yang harus diingat, pernikahan pasti ada ombak dan ujiannya. Harus siap dengan itu.
Robi Afrizan Saputra
42 notes · View notes