Tumgik
hidayahmuslih · 1 month
Text
Ramadan sudah hampir setengah jalan, ibadahmu kok malah stagnan, grafik naiknya ga jalan jalan?
1 note · View note
hidayahmuslih · 1 month
Text
"Ya Allah, aku sudah menganggap baik seluruh takdir yang engkau berikan padaku, maka aku mohon sembuhkanlah dan perbaikilah hidupku"
Puncak tertinggi dari hati yang bersih adalah menyerahkan segalanya bahkan masa depannya pada Ilahi.
Tanpa tapi.
Tidak mudah melatih husnudzon dan prasangka baik pada Allah itu, mungkin bagi mereka yang Allah hujani dengan kenikmatan akan mudah untuk melakukannya, tapi tidak mudah bagi mereka yang Allah berikan gerimis bahkan hujan ujian. Soal pasangan, keluarga, pekerjaan, keadaan sosial, ekonomi dan semua hal yang barangkali menyesakkan dada, seakan Allah tidak mencintainya. Padahal, tidak selalu yang Allah hujani dengan kenikmatan itu berarti Allah suka padanya. Dan tidak pasti juga yang hari ini Allah berikan ujian bertubi-tubi menandakan Allah membencinya. Semua ada takaran dan tolok ukurnya, dan pada ujungnya, semua yang bisa mendekatkan diri pada Allah adalah kenikmatan, entah ujian atau nikmat yang datang. Aku pun sama denganmu, masih tertatih untuk bisa selalu mengedepankan prasangka baik. Semoga Allah berikan kita hati yang seluas samudera perihal takdir ini, Allah berikan selimut sabar atas dinginnya ujian. Sebab surga tidak pernah murah.
@jndmmsyhd
1K notes · View notes
hidayahmuslih · 2 months
Text
Tumblr media
It's my 7 year anniversary on Tumblr 🥳
2 notes · View notes
hidayahmuslih · 4 months
Text
Aku mencarimu bukan untuk menyelesaikan masalahku, tapi menemaniku menyelesaikan masalahku 😇
0 notes
hidayahmuslih · 5 months
Text
Boleh terbawa perasaan, namun tidak boleh berharap~
1 note · View note
hidayahmuslih · 8 months
Text
Tumblr media
0 notes
hidayahmuslih · 9 months
Text
Tumblr media
Mencintaimu bukan pencapaian, di mana aku harus selalu berupaya belajar sesuatu hanya demi punya kesamaan denganmu.
Mencintaimu bukan sebuah perlombaan yang tujuannya hanyalah memenangkan hatimu.
Meski mendapatkanmu harus ditempuh dengan perjuangan, namun perjuangan besar setelah mencintai adalah menerima.
Karena mencintai itu Allah yang mengilhamkan sedangkan bertahan kita yg putuskan, tentunya Allah juga yg menguatkan.
Jadi, sudah siap berjuang?
6 notes · View notes
hidayahmuslih · 11 months
Text
Sebenarnya kita sama-sama punya hati kan? Cuma beda perasaan aja.
Punyaku untukmu, punyamu untuknya.
6 notes · View notes
hidayahmuslih · 11 months
Photo
Tumblr media
Konjungsi
Seperti perjalanan bulan yang mengelilingi Matahari dan juga Bumi.  Sesekali ia akan dekat sekali dengan bintang yang lain, seperti Mars, Jupiter dan juga Venus. Tapi ujung-ujungnya ia akan tetap kembali pada Bumi, ia milik Bumi. Bukan soal yang paling indah, tapi tentang di mana seharusnya ia berada.
Pun kita, berjalannya kita di dunia ini akan selalu menjumpai  yang lebih dari kita. Lebih pintar, lebih sholeh/sholehah, lebih rupawan, lebih kaya, atau lebih-lebih yang lain. Tapi, kita akan kembali pada diri kita yang seharusnya.
Pun kita, yang sembari menjalankan peran kita di dunia ini, bertemu dengan ribuan bahkan jutaan manusia.
Kita jumpai, yang mungkin beberapa darinya membuat kita jatuh suka. Ia yang pintar, rupawan, penyayang, atau Si Palig bisa bikin nyaman. Tapi jangan lupa, siapkan diri kita untuk menerima, ia yang memang adalah ketetapan-Nya. Karena banyak, yang datang dan hadir dalam hidup, memang hanya untuk menguji perasaan, bukan untuk menjadi pasangan.
Jadi kesimpulannya? Konjungsi itu, adalah perjalanan tentang penerimaan.
36 notes · View notes
hidayahmuslih · 1 year
Text
Membumikan Sabar, Melangitkan Syukur [1]
Kadang, kita mendambakan kehidupan yang dijalani orang lain. Padahal di saat yang sama, orang lain justru mendambakan kehidupan yg kita jalani.
Seringnya tidak sadar bahwa merasa cukup itu lebih dari cukup. Hingga lupa untuk menyadari bahwa, rizqi dalam bentuk apapun selama kita masih hidup berarti masih ada jatahnya, dan akan terus diberi, sampai akhirnya kita mati.
Di situlah syukur kita diuji.
Sering, setelah memutuskan menjalani kehidupan yang kita coba pilih, keresahan dan ragu menyelimuti. Ketidakyakinan mengambil keputusan membuat pandangan mata kita menyempit. Ujian dan tantangan seolah tekanan, jadi tidak sadar kalau kegigihan dan kekuatan diri kita sedang ditempa.
Di situlah sabar kita diuji.
3 notes · View notes
hidayahmuslih · 1 year
Text
Tumblr media
Cerita sederhana namun penuh makna.
3 notes · View notes
hidayahmuslih · 1 year
Text
Take action for yourself and be there for others.
Tumblr media
3 notes · View notes
hidayahmuslih · 1 year
Text
Kamu sedang tidak butuh motivasi, tapi manajemen diri.
Semangat, ya!
4 notes · View notes
hidayahmuslih · 2 years
Text
Nasihat Syaikh Qaradhawi : Produktivitas Dakwah dan Spirit Keumatan
Tumblr media
Produktivitas dakwah tidaklah diukur dari seberapa sibuk seseorang terhadap aktivitas dakwahnya, melainkan dari seberapa banyak aktivitas tersebut mampu meringankan beban dakwah itu sendiri.
Perjalanan dakwah hari ini menuntut adanya kerja-kerja nyata yang proaktif untuk umat dari para pengusungnya. Sebab, jika kemungkaran hari ini, yang didukung semua fasilitas dan dana yang berlebih meracuni kehidupan, melemahkan ketetapan Allah dan menggiring manusia ke jurang kehancuran, maka bagaimanakah kita akan bersikap terhadapnya?
Apakah banyaknya jumlah ibadah telah membuat aman dan tenang perhitungan kita di hadapan Allah nantinya? Sementara setiap hari, selalu saja kita mendapati kabar dari saudara-saudara kita yang kepayahan, menderita atau bahkan gugur di depan mata?
Apakah kita hanya akan tetap berdiam saja? Perlahan mundur, lantas berbalik arah, kemudian menyerah begitu saja?
Mari kita lihat sejenak ke dalam diri kita. Ada dimana sikap kita hari ini? Bagaimana kabar spirit totalitas berkhidmat, kontributif untuk umat yang dahulu selalu kita gaungkan itu? Sudahkah hal tersebut memiliki dampak yang berarti hari ini? Atau justru membuatmu lelah, lalu berbalik arah?
Lihatlah kembali. Perusahaan tempat kita bekerja, kampus tempat kita berkarya, lingkungan masyarakat dimana kita berada, sekolah tempat kita berlatih, atau dimana saja aktualisasi dakwah kita. Seberapa besar kontribusi produktif diri kita?
Maka mengaminkan sebuah nasihat dari seorang syaikh yang Allah panggil beliau pada tanggal 26 September 2022, Dr. Yusuf Al-Qaradhawi (Semoga Allah menerima amal dan merahmati beliau) bahwa :
"Bukanlah dikatakan beriman, seorang yang bagus shalatnya, puasanya, zakat, dan ibadah-ibadahnya saja, melainkan mereka yang senantiasa memperhatikan urusan umat Islam dan beramal untuk urusan tersebut."
Itu menjadi pesan yang begitu mendalam bagi siapapun yang hari ini merasa kehilangan dan ingin melanjutkan perjuangan beliau dari segi apapun yang dapat dilakukan.
Jangan sampai upaya-upaya perbaikan diri yang merupakan suatu kewajiban insani, melalaikan upaya-upaya lain dalam membangun, memperbaiki, membawa angin perubahan untuk perbaikan umat. Yang hal itu sejatinya juga merupakan kewajiban lain, yang melekat pada insan yang beriman.
Sebagaimana beliau yang selalu tampil terdepan dan totalitas mengambil peranan-peranan itu, baik dalam tulisan-tulisan beliau, pendapat dan sikap beliau, maupun buku-buku yang telah beliau terbitkan, menjadi inspirasi, pencerah, semangat baru dalam kontribusi membangun umat.
Semoga kita hari ini, yang mengenal, bertemu beliau baik dari segi fisik maupun karya-karya beliau mampu mengambil ibroh untuk memaksimalkan sisa-sisa usia dalam upaya membengun peradaban umat, yang tidak lain adalah untuk menjemput keridhoan-Nya.
Wallahua'lam.
359 notes · View notes
hidayahmuslih · 2 years
Text
HARGA SEBUAH PERCAYA
Akhir-Akhir ini Mama punya kebiasaan baru. Saat kami bertelepon, selain ditutup dengan saling meminta maaf, juga beriringan dengan pesan agar aku menjaga diriku. Mama menasihati agar aku pandai-pandai menjaga diri.
Kata mamah, "al mar'atus sholihah, yaa! Jadi perempuan yang sholihah. Jaga diri baik-baik. Perempuan itu kunci. Perempuan yang memegang kunci. Pegang kuat-kuat kuncinya. " Pinta mama.
Sekali, dua kali, aku hanya menjawab dengan meng-aamiin kan pesan mamah itu. Tapi lama-lama kupikir, pesan ini tak sekadar nasihat, tak sekadar pinta. Ada sebuah harap bercampur dengan khawatir yang terkadang membuat -tidak tidak hanya mama, tapi juga bapak- terjaga dari tidurnya di malam harinya.
Kalau aku mau menarik mundur, aku jadi sedikit tahu, mengapa saat sekolah menengah dulu tak diizinkan merantau, atau bersekolah jauh. Dan hingga saat kuliah dibolehkan, orang tua mana yang ringan melepas kepergian anaknya, walau hanya merantau di luar kota. Berat, pasti berat. Tanggung jawab yang mereka pikul tak hanya di dunia, tapi juga akhirat.
Makanya, betapa mahal ya harga sebuah percaya? Betapa orang tua, terutama sosok Bapak. Sebagai penanggung jawab keluarga, ia 'menitipkan' percaya kepada anak gadisnya yang selama ini dijaganya baik-baik.
Mereka penuhi kebutuhannya, diajari sholat, membaca Al Quran, disediakan beragam fasilitas agar anaknya belajar ilmu agama dan bersekolah sebagaimana anak pada umumnya -dengan segala kepayahannya-. Mereka gendong saat bayi, mereka rawat sampai terkantuk-kantuk saat anaknya sakit. Ah, benar. Pantas saja jasa orang tua tak terhitung besarnya.
Wajar kan jika orang tua, apalagi bapak itu khawatir pada anak-anaknya? Mereka berusaha agar terus percaya, anak-anaknya bisa menjaga diri dengan baik.
Itulah makanya kalau diingat-ingat, diresapi, betapa mahal harga percaya orang tua. Tak henti-hentinya mereka panjatkan doa. Tak hanya titipkan percaya itu pada si anak, tetapi menitipkan juga pada sebaik-baiknya penjaga. Dan sebaik-baiknya penjagaan, ialah penjagaan Allah SWT.
Kalau dihayati, sekian banyak kemudahan hidup yang dijalani, dikumpulkan dengan orang-orang sholih, dijauhkan dari lingkungan dan hal-hal yang bisa menjerumuskan diri dalam keburukan, tak lain tak bukan pasti karena doa mereka, doa tulus dari orang tua.
Makanya, dijaga betul-betul yaa, 'titipan' percaya dari orang tua.
Bagi kita yang merantau, hidup jauh dari orang tua kita, sering-seringlah berkabar, sekadar tahu kamu baik mereka sudah sedikit lebih lega, walaupun tidurnya seringkali tak nyenyak, sebab gusar apakah anak-anaknya tidur dengan nyaman, apakah anak-anaknya makan dengan cukup.
Sering-seringlah pulang menengok mereka, mendengarkan ceritanya, membantu kepayahannya, ceritakan kisahmu, keluhkan kesulitanmu, agar mereka tahu kau masih 'bergantung' pada mereka, agar mereka merasa ada, tak sekadar raga tapi juga jiwanya. Dengarkanlah omelan-omelan, yang kalau dirantau seringkali kau rindukan.
Coba yaa, yang belum ayo kita usahakan!
Ingat, orang tua adalah pintu tengahnya surga. Kenapa jauh-jauh mencari pintu surga yang lain kalau di depan matamu sudah ada, tinggal kau ambil saja kuncinya. InsyaAllah, kalau orang tua ridho, Allah juga ridho.
17 notes · View notes
hidayahmuslih · 2 years
Text
SUDUT PANDANG ORANG BERIMAN
Semua tentang pemaknaan.
Kalau kita punya tujuan dan harapan, ketika melakukan sesuatu pasti lebih ada semangatnya, lebih ada powernya.
Kenikmatan dunia itu sifatnya sementara. Seperti saat kita menikmati hidangan berbuka puasa, sekali makan enak sekali rasanya, kalau sudah piring kedua, piring ketiga? Rasanya sudah beda.
Saat kita tidak punya uang, akan dikiaskan oleh setan, "punya banyak uang enak yaa, bisa beli apa aja", "jadi orang kaya enak yaa bisa ngapain aja", "naik mobil enak yaa ga keujanan", " Dia si enak, anaknya orang kaya, bisa sekolah di mana aja", "orang tuanya punya kedudukan, kesempatan dia berkarir lebih mudah". Terus aja terus gitu, dikiaskan kalau yang lebih itu pasti ya lebih enak, juga lebih nyaman.
Nasi padang seharga 13.000 kalau kita makan disaat pengen banget dan emang kemampuannya cuma segitu ya pasti enak banget. Tapi, kalau kemampuan kita udh di level sekali makan 50.000, maka makan menu yang sama harga 13.000 udah beda kenikmatannya.
Jadi, apakah kebahagiaan tergantung nilai yg diukur secara materi? Itu bisa jadi benar, tapi tidak selalu.
Sekali lagi, harta, kedudukan, profesi, tingkat pendidikan, privilege, itu semua tidak menjadi jaminan mutlak kebahagiaan seseorang.
Ingat, hal-hal diatas adalah hal-hal yang relatif. Karena bergantung siapa dan apa pembandingnya. Dan membandingkan diri dengan yang relatif itu capek, asli! Buang-Buang tenaga.
Bisa jadi, kesulitan yang kita hadapi itu bagian dari cara indah Allah, kesempatan dari Allah untuk kita memperbagus amalan kita.
Orang beriman kalau diberi kesempitan dalam bentuk apapun, akan terasa lapang menjalaninya. Kenapa? Karena pemaknaannya.
Dia maknai betul-betul setiap ujian hidupnya adalah lumbung pahala. Pasti bisa menjadi kebaikan. Bisa menjadi jalan surga, karena ia senantiasa bersyukur.
Maka, kuncinya gimana supaya tenang menjalani ujian, agar bisa bahagia?
Ingatlah Allah dengan sabar dan sholat. Senantiasa berdzikir kepada Allah. Dan turunan diri berdzikir salah satunya dengan sholat.
Istimewanya kita sebagai umat nabi Muhammad SAW itu, asal sholat kita benar, sholat kita khusyuk, dikabulkanlah semua keinginan kita. Ingat, Allah tidak pernah tidur, Allah selalu ada untukmu.
Usahakan sholat dengan khusyuk. Susah memang iya. Kenapa susah? Mungkin karena dua hal, sholatmu masih membawa dunia, atau kedua sholat sekadar sholat, tapi tidak dimaknai esensinya, tidak paham apa yang dibaca, yang penting gugur kewajibannya. Astaghfirullah.
Belajar lagi yoookk!
133 notes · View notes
hidayahmuslih · 2 years
Text
Hujan Lagi
Aku tidak menghilang untuk dicari. Aku tidak berlari untuk dikejar. Untuk apa saling mengejar, kalau kita bisa berjalan berdampingan?
Aku menantimu di sebuah halte. Katanya disana kita akan berjumpa. Tapi ternyata kita sama-sama salah paham. Aku di mana, kau justru di mana.
Aku ingin keluar dari kebingungan ini. Sempat terduduk bingung, kepada siapa akan meminta pertolongan?
Sampai akhirnya air langit perlahan turun, memaksaku untuk menepi.
Kucari payung, yang kuingat ada tasku. Kurogoh tiap bagiannya. Payung tak kudapat, buku yang terlihat.
Hingga aku sadar, ada yang lebih penting yang harus ku lindungi, dibandingkan diriku sendiri.
Buku, iya buku ini kembali menjadi tanda pertolongan amat dekat, hanya aku belum melihat.
Kadang, kita baru bisa menyadari sesuatu amat berharga ya saat sudah tidak ada.
4 notes · View notes