Tumgik
anatasian-blog · 1 year
Text
SVT Members in My Eyes
Tumblr media
Nggak pernah terbesit sekali pun di bayanganku bisa sedekat itu dengan member Seventeen apalagi di panggung. Aku tidak akan pernah melupakan tanggal terbaik dalam hidupku yaitu 28 Desember 2022, setiap aku mengingat momen itu, pasti aku akan menangis.
Aku benar-benar dekat sekali dengan mereka. Itu memang kali pertama, aku harap itu bukan pertemuan terakhir kita, ya!
Btw, sebelumnya, aku di section Blue B, yang berarti sangat dekat dengan stage khususnya main stage. Dan di Blue B layar LCD juga gede banget, gengs!
Di tulisan ini, aku akan mencoba menggambarkan para member dari apa yang aku lihat. Jadi semua yang kulihat ini sangat subjektif, harap bijak membacanya! Oke, kita mulai, ya!
1. Scoups
Scoups si bapak leader kebanggan carat! Pertama kali ngeliat dia jujur, aku ngerasa dia adalah sosok yang sangat tegas. Kadang ngerasa ada beban gitu di pundaknya hehe (yaiyalah siapa sih yang nggak punya beban wkwk).
Meskipun begitu, aku menganggap dia sebagai sosok yang sangat tulus karena keliatan gitu dari matanya yang berkaca-kaca saat ending statement. Aku juga merasa dia kayak orang Arab somehow wkwk, aku suka banget pas dia ngerap apalagi pas Back it Up, itu, keren gila, cuy!
2. Jeonghan
Kayak mas-mas yang ramah banget, kalau kita misalnya kenal dia in real life, pasti rasanya pengen nyapa terus. Definisi mas-mas yang mukanya lembut, manis, cantik, dan malaikat, aduh gimana, ya deskripsiinnya. Muka dia itu kecil, tapi kalau senyum kayak mau diabetes rasanya.
Cara dia mandangin carat itu juga mengagumkan, bahkan dia ngomongnya dari mata ke mata. Jeonghan ini bisa dibilang member paling sering ke sectionku. Jadi, sudah pasti aku ngeliatin dia terus. Sosoknya walaupun usil tapi sudah pasti sangat hangat dan banyak cinta.
3. Joshua
Sejujurnya Joshua ini cukup jarang ke section B pemirsa, tapi pertama kali ngeliat beliau, wow kayak aura bangsawan. Definisi brain, beauty, and behaviour, gitu, lho. Aah, satu kata yang cukup menggambarkan dia yaitu elegan.
Joshua juga sangat-sangat playful sama carat dan komunikatif juga. Aku seneng liat dia ngomong terus!
4. Jun
HAHAHAHA, YA ALLAH! Oleng se oleng-olengnya sama Jun! Kok bisa, ya, gitu! Jawabannya karena pertama kali aku lihat dia rasanya kayak the most unreal person I’ve ever seen!
Dia kayak keluar dari anime, gitu, sangat bersinar, nyenengin! Badannya juga bagus banget, menurutku proporsi tubuh member yang paling aku suka itu Jun. Kalau senyum juga manis banget, baru pertama kali aku ngeliat orang keluar dari komik, ya Jun itu!
5. Hoshi
Hoshi ini juga lumayan sering main ke section Blue B, menurutku sikap, perilaku, dan auranya dia ngingetin aku sama Namiki dari First Love banget! Aku suka banget ngeliat Hoshi, dia juga kayak teman sekelas gitu lo, asik kalau diajak bercanda.
Kalau stage performance yang paling aku suka ya Hoshi. Aku selalu julukin dia The King of Stage Performer!
6. Wonwoo
Huhuhu Wonwoo, Wonwoo, lemes banget, jujurly ngeliat kamu secara langsung. Jujur cuma bisa nganga aja tau rasanya. Secara langsung kamu itu kayak kakak-kakak yang kalem dan tenang banget jujur. Selain itu benar-benar kayak orang Jawa Tengah yang kalem gitu.
Senyum kamu sungguh manis, akhirnya aku bisa lihat kamu ketawa kayak kucing begitu, Won. Ya Allah, ayo, kita ketemu lagi, Wonu!
7. Woozi
Putih! Sangat putih dan imut tapi juga berotot, rasanya pengen ngantongin dia, ada banget! Aku suka waktu kamu pake beanie begitu kayak bocah, tapi di satu sisi aku ngerasa kamu tu orang yang tulus dan punya cara sendiri buat menyayangi orang lain.
Sumpah, lu, tuh, kenapa putih banget, dah!
8. The 8
Kita belum ketemu, jadi aku belum bisa nulisin, kamu gimana-gimananya, tapi, aku yakin, next time we will meet soon, okay!
9. D.K
Aku ngeliat D.K sebagai sosok orang yang tinggi, penuh energi, dan benar-benar sehangat matahari. Senyumnya itu, lho, gigi kamu bagus banget, aku iri!
D.K ini aktif banget juga, selalu komunikatif juga kepada sesama fans. Bersyukur banget, bisa mendengarkan suaramu yang jernih dan bagus itu! I thought its only a dream!
10. Mingyu
Mingyu kita tuh seumuran, tapi tiap ngeliat kamu secara langsung aku pingin banget manggil kamu mas. Ya Allah tinggi banget kamu, kalau aku di sebelah kamu pasti aku hobbit hahahah.
Ganteng, seperti sosok yang bisa digapai, haha. Aku seneng banget ngeliat kamu langsung berdiri pas carat nyanyiin lagu Smile Flower, kamu langsung berdiri sama Dokyeom dan memegang dada kamu yang berarti kamu terharu, kan!
11. Seungkwan
Ini dia si paling blusukan, sejujurnya Seungkwan jarang banget di section Blue B. Tapi tiap ngeliat kamu, kamu tuh kayak sosok yang asik diajak temenan. Kayak kita ngobrol apa dikit rasanya bakal nyambung deh, hahaha!
Terus kata orang-orang mukamu mulus banget! Aku bakalan percaya kalau begitu!
12. Vernon
Sudah sering aku tuh ngeliat bule-bule di sini, tapi kamu kayak bule terganteng di dunia, please. Cakep banget, aku juga suka proporsional badan kamu. Gimana, ya, begitu kamu ngomong bahasa Inggris, rasanya kayak wow very enak didengar.
Cara kamu perform juga keren, aku suka banget, rap flowmu adalah favoritku!!!
13. Dino
Terakhir, ini dia si adek Ichan! Sumpah, percaya dirimu, itu, lho, patut diacungi jempol. Kalau ada seseorang yang pantas dijuluki born idol, ya, kamu yang pantes mendapatkan itu! Manis banget kayak adek bungsu, rasa ingin menyayangimu sungguh tinggi!
0 notes
anatasian-blog · 2 years
Text
Heal: Mari Pulih Bersama dan Ucapan Selamat Datang dari The Rose
Tumblr media
Wow, wow, and wow, speechless, I don’t know what I supposed to said but good job for The Rose. Thank you for fulfilling your promises to us (Black Rose) for coming back in right rime, especially on Mental Health Month.
Before I tell how good this album so far, I want to tell you, the first time I found them. Accidentally, I found them on YouTube, I watch them sang Super Far from LANY, one of my dear songs to me. Okay, enough with English, I will write in Bahasa hehe.
Orang yang pertama menarik perhatianku kala itu Woosung alias Sammy. Suara dia super lembut, performa dia di panggung seperti menyihirku untuk terus memperhatikannya, gerakan tangannya ketika bernyanyi adalah nilai tambahnya.
Kesan Pertama Album Heal
Pertama kali aku mendengarkan album ini rasanya seperti mendapatkan pelukan yang lama dari sosok yang kukenal. Sebelum mereka merilis album, The Rose terlebih dahulu mengeluarkan single yang berjudul Childhood.
Childhood sendiri mengisahkan kebahagian masa kecil bahwa saat tumbuh dewasa kita cenderung melupakan kebahagiaan masa kecil. Menurutku lagu ini juga berisi kekecewaan yang harus dihadapi saat orang-orang menginjak dewasa.
Setelah albumnya rilis pada Jum’at (7/10) lalu, aku langsung buru-buru mendengarkannya, gak mau ketinggalan hype. Lagu pertama yang menarik perhatianku adalah Time, lagu itu sangat ceria dan entah mengapa juga tersirat pesan untuk lebih mengikhlaskan sesuatu. Aku sangat bahagia mendengarkannya karena judulnya Time rasanya seperti oh, akhirnya kalian comeback. Terimakasih banyak!
Lagu kedua yang aku suka itu Yes, alasannya terdengar sangat positif. Pesannya terdengar sangat sederhana, intinya gak usah terlalu banyak berpikir untuk melakukan sesuatu, just do it (bukan iklan produk, ya, hehe).
See-saw, wah, lagu ini, kok bisa mendapatkan inspirasi seperti itu. Pernah bayangin nggak, kamu di masa lalu menghiburmu di masa kini? Nah, lagu itu yang mencoba mengajak bicara dan menenangkan kalau kita udah berusaha sebaik mungkin untuk bertahan.
Oke, itu kesan pertama dari empat lagu favoritku di album Heal, untuk selanjutnya, kalian harus mendengarkan sendiri, ya!
Opiniku terhadap The Rose
Butuh waktu bagiku untuk menyukai satu lagu KPop yang dibawakan oleh idol KPop, tetapi kalau dengar lagu dari band seperti Day6 dan The Rose, aku pasti langsung suka. Aku bisa menyukai mereka murni sebagai musisi tanpa embel-embel parasocial relationship (rasa cinta yang muncul dari fans kepada tokoh idola).
Semua yang berjuang di industri musik Korea sungguh hebat, aku nggak bermaksud membandingkan satu dan yang lain. Tapi jalan yang dilalui The Rose cukup berat, mereka pernah gak dibayar oleh agensi dan harus manggung terus tanpa henti. Album yang mereka rilis juga tidak banyak karena fokus mereka adalah konser.
Sejujurnya, aku lebih mendalami Woosung, karena aku menyukai personanya yang ditampilkan kepada publik.
Saat pertama melihatnya, aku rasa dia adalah sosok yang kuat dan hebat. Raut wajahnya seperti mengatakan, “aku telah melewati banyak hal.” Benar saja kan, setelah aku dengar podcast dia di aplikasi Mindset, perjalanan hidupnya sangat menantang, mulai dari pindah ke negara orang tanpa modal, berhenti menjadi atlet, sampai jadi guru bahasa Inggris.
Aku senang banget dengerin dia cerita, terimakasih sudah jujur kepada kami, aku selalu doakan yang terbaik untukmu, Sammy. Dalam podcast itu, dia juga cerita soal member-membernya The Rose yang lain dan yang paling kuingat adalah Leo atau Hajoon. Dia bilang Hajoon adalah orang yang sehangat matahari, selalu positif vibes, dan optimis, memang terlihat dari sih, dari pembawaannya.
Btw, kalau kalian mau dengerin podcastnya bisa download aplikasi Mindset, kebetulan sekarang lagi ada promo gratis trial satu minggu untuk merayakan Mental Health Month.
Aku masih terkagum-kagum sama album ini dan cara mereka kembali ke hadapan Black Rose. Semoga aku dan kalian bisa liat The Rose di Jakarta, ya! Sampai hari itu terus sehat-sehat dan berbahagia, sebanyak-banyaknya, jangan lupa, nabung!
0 notes
anatasian-blog · 2 years
Text
Tumblr media
Love letter to 2521
Twenty Five Twenty One in international age would be 24 to 20 years old.
Before you read this, this is not a review. Purely just my personal letter to this kdrama.
Honestly, I watched this drama because of Kim Tae Ri. I love her so much.
I like her acting, beauty, and kindness.
I like her when she's merged into her character so much.
But, I hate when people start missing the point of this drama.
Baek Yi Jin, sometimes I feel like him. A young adult feeling lost, empty, and numb.
I can see the old me on Na Hee Do.
Very energetic, positive, and an optimistic person.
Most importantly, she knows what she wants. She has goals.
This kdrama feels like a very long hug to me. I like it when Yi Jin met Hee Do for the first time.
And when he said, "When I'm with you, I feel I have a purpose."
It's really soothing me somehow.
Other character is Koo Yurim, she received so much hate because of her attitude to Hee Do.
Somehow when people judge her so much, I can understand her. Why she did that.
I'm also against her attitude but I know why she did that.
Life is not always giving you sprinkle and she sometimes had bitter life eventhough she has very supportive parents.
And I admire Ye Ji so much. I remember when Suga said giving up is also the hardest thing.
She did an amazing job when she gave up with fencing. It's not easy, everyday feels like a battlefield.
Thank you, Ye Ji, for encouraging me. Wish me luck to do the same thing as you did.
You have reached the finish line of my love letter. Thank you for reading.
I hope this can comfort you and remind you with anything good💋.
1 note · View note
anatasian-blog · 3 years
Text
Day 1: Describe Your Personality
Tumblr media
Hello, annyeonghaseo. Harus dimulai dari mana ketika diminta untuk mendeskripsikan kepribadian diri. Itu sangat-sangat sulit, karena hal-hal sulit terjadi belakangan ini. Tetapi aku harus tetap melanjutkan hidup dan memiliki keberanian untuk menghadapinya.
Nama Anatasia Anjani, dipanggil Tasia seumur hidup, selalu mengenalkan diri kepada orang lain sebagai Tasia. Ada beberapa hal dalam hidup yang berubah dalam kepribadianku. Kadang aku menyukai diriku yang dulu dan tidak menyukai diriku yang sekarang. Tetapi aku akan berbicara kepribadianku yang aku suka terlebih dahulu hehe.
Bisa dibilang aku orangnya sangat konsisten jika menginginkan sesuatu. Aku akan berusaha sekuat mungkin untuk mendapatkannya. Entah itu dalam pekerjaan, cita-cita, dan lainnya. tetapi akhir-akhir ini aku merasa hanya menjalani hidup kemana arah angin membawaku saja. Aku merindukan diriku yang berapi-api itu.
Perasa, perasa kadang merupakan hal yang aku syukuri dan tidak kusyukuri. Kadang aku senang bisa peka terhadap situasi orang lain. Tetapi kadang aku sebal dengan diriku yang terlalu sensitif dan terlalu berpikir aneh-aneh. Itu sangat menyebalkan, aku ingin menghapusnya.
Bijak, bijak dalam konteks ini ketika kuliah kalau sekarang aku lebih dalam tahap ingin menjalani hidup dengan ikhlas saja. Ketika kuliah aku sangat senang kalau teman-teman mendengarkan ceritaku, menurut mereka aku seseorang yang memiliki banyak kisah dan bijaksana menghadapinya. Aku sangat senang akan hal tersebut. Yap banyak hal yang kulalui dalam hidup, aku ingin teman-temanku yang mendengarnya memiliki sedikit kepercayaan hidup untuk melaluinya.
Hal lainnya tentang diriku adalah aku sangat suka ketika aku sangat dekat dengan hal-hal populer seperti film, musik, buku, zodiak, dan sebagainya. Bisa dibilang aku cukup update akan pop culture. Aku merasa sangat senang ketika dekat dengan sebuah karya seni. Aku juga suka mendiskusikan hal-hal itu dengan teman-teman dekatku. Ketika membicarakan hal tersebut membuatku lebih dekat dengan mereka dan merasa satu frekuensi.
Sifat dari dalam diriku yang saat ini sedang aku pelajari terus adalah adaptasi. Semenjak dahulu kala, adaptasi adalah hal tersulit yang aku lakukan. Aku selalu merasa permulaan adalah hal yang sulit. Apalagi dengan hal-hal yang kualami saat ini. Aku mengalami cultural shock, kurang bisa berbaur dengan teman kos hingga akhirnya aku pun lebih suka menyendiri.
Ah, aku ingat ketika mama berkata kepada temannya tentang diriku yang kuat dan mandiri. Mama sebenarnya aku tidak begitu, aku hanya berpura-pura saja karena aku tidak ingin membebani kalian. Selama 23 tahun tinggal di rumah, aku kerap menyembunyikan perasaanku kepada mama dan papa.
Aku tidak ingin kalian sedih dan kesulitan karena saat itu hidup kita sedang sulit. Tapi mama dan papa maafkan aku jika akhir-akhir aku sangat membutuhkan support dan tidak bisa menjadi selamanya kuat.
Saat ini aku kurang bisa menjelaskan diriku yang sekarang karena aku masih merindukan diriku yang dulu, tetapi aku ingat perkataan Namjoon. Jika aku yang dulu maupun aku yang sekarang, aku tetaplah aku.
Jadi aku sekarang sedang belajar mencintai diriku yang baru ini, aku harap sifat-sifat baik dalam diriku yang terdahulu bisa pelan-pelan muncul kembali.
0 notes
anatasian-blog · 3 years
Text
My Best Friends, Sheila
Tumblr media
Halo, aku Tasia aku mau menceritakan tentang sahabatku Sheila. Kalau ditanya apa aku bersyukur memiliki dia, tentu saja. Di saat sulit maupun senang dia selalu ada, definisi seseorang yang dapat diandalkan dalam keadaan apapun.
Aku merupakan seseorang yang bisa dibilang tertutup. Tertutup dalam artian, aku sulit sekali berbicara mengenai diriku kepada seseorang sejak usia sekolah dasar hingga menengah. Tetapi semua itu berubah ketika kuliah.
Sheila adalah orang yang tahu kurang lebih 80% kisah hidupku. Mulai dari kisah trauma masa kecil, cowok yang kutaksir waktu kuliah dari A-Z, urusan keluargaku (sejarah sampai buyut-buyut juga tahu dia). Sulit bagiku untuk terbuka kepada orang lain apalagi jika mengenai urusan keluarga, karena pernah ada yang bilang kalau urusan keluarga cukup keluarga saja yang tahu. Bertahun-tahun mempercayai perkataan itu, tetapi rasanya sangat berat. Hingga aku akhirnya terbuka pada orang lain.
Yang membuatku sangat menghargai keberadaan Sheila adalah ketika dia benar-benar hadir di masa sulit. Di masa sulit seperti apa? Setelah sembuh Covid-19, aku kena gerd atau lebih dikenal dengan asam lambung.
Asam lambung kali ini yang terparah dalam hidup. Rasanya sangat-sangat mengerikan, aku berdoa sama Tuhan. Ya Allah aku gak mau mati di kosan. Kalau aku mati, bolehkah dikelilingi keluargaku. Setiap hari selama bulan Juli-Agustus rasanya dipenuhi dengan kecemasan.
Perasaan takut mati, takut kena penyakit aneh-aneh, bahkan kepikiran untuk ga lanjut kerja. Memiliki perasaan cemas kadang mengganggu orang-orang sekitar. Aku tidak bisa mengendalikan perasaan takutku dan hanya terfokus pada perasaan itu.
Rasanya seluruhnya terasa blur, tidak ada tujuan hidup. Rasanya mau marah tapi gak tau sama siapa, tapi kayaknya bersalah banget kalau marah padahal masih dikasih napas. Di saat buruk itulah, Sheila selalu menemani.
Dia gak pernah marah kalau aku telpon setiap hari. Dia selalu aku chat ketika aku sedang cemas, kadang aku merasa gak enak jika terus mengechatnya. Dia selalu bilang, gak apa-apa kalau aku gak bisa pasti aku bilang kamu.
Di saat itu aku benar-benar tertolong, hidup terasa gak terlalu gelap lagi. Ada saja hal yang selalu kami perbincangkan. Kadang aku bingung, kok dia mau temenan sama aku ya, karena aku gak pandai menjaga pertemanan dengan orang lain.
Bahkan aku bercerita ke Sheila tentang sulitnya beradaptasi di Jakarta. Sulit sekali menyambung perbincangan dengan anak kos (ditambah juga ada masalah dengan satu orang). Apa yang membuat sulit? Ya karena aku merasa seperti ada tembok saja yang kubangun dan tak bisa kupanjat.
Seperti di awal yang kubilang aku sulit menceritakan diriku ke orang lain, apalagi membicarakan masa lalu, membicarakan masalah ke orang lain. Sejak kecil aku terbiasa memikul masalah itu sendiri dan itu hal yang tidak baik.
Tetapi Sheila lah seseorang yang bisa kuceritakan tentang semua hal-hal senang maupun sedih dalam hidup yang kualami. Perasaan gelap seperti lorong tak berujung saat kecemasan itu datang, dia benar-benar ada di sampingku melalui telpon.
Aku sering sekali meminta maaf karena terus menghubunginya setiap hari. Kali ini aku merasa benar-benar butuh bantuan dan Sheila hadir mengulurkan tangannya.
Kadang suka berpikir, Tuhan satu memang angka yang sangat banyak ya. Melalui tulisan ini aku ingin berterimakasih kepada Sheila karena telah menjadi Aimee, karena aku Maeve wkwwk untuk diriku.
Aku selalu berdoa untuk kebahagianmu, sungguh. Aku harap dunia dan pikiranmu selalu berbaik hati pada dirimu. Teruslah berteman denganku, sahabat hehe.
Nb: sebenarnya banyak orang yang menolongku tetapi karena Sheila benar-benar membantuku sejak masa gelap itu datang. Aku berterimakasih pada kalian semua dan sekarang aku sedang berusaha untuk pulih.
0 notes
anatasian-blog · 3 years
Text
Kisah-Kisah dari Busway
Tumblr media
From: mel
Ini kisah yang lucu. Kalau tidak salah terjadi tahun 2018. Saat aku magang di Kementerian Keuangan. Saat itu aku ada halte busway Monas, namun sekarang sudah tidak ada. Dari halte Monas aku menuju ke halte Tirtayasa.
Ketika di halte Monas, suasana masih sepi. Jadi aku masih kebagian kursi untuk duduk. Begitu sampai halte Bank Indonesia, suasana busway menjadi ramai. Rata-rata yang naik di halte BI adalah anak muda, jadi aku cuek saja duduk.
Tetapi dari halte BI, ternyata ada satu orang bapak-bapak yang agak tua juga naik ke busway. Sebagai anak muda yang masih sehat dan bersimpati, aku pun menawarkan untuk bapak-bapak tersebut untuk duduk. Anehnya si bapak tidak mau duduk di kursiku padahal aku sudah berdiri, dia hanya diam saja. Si Bapak hanya melihatku dan berkata tidak usah.
Kejadian canggung ini sungguh memalukan. Aku merasa seluruh penumpang di busway itu melihatku. Karena malu, akhirnya aku berbohong kepada bapak tersebut dan berkata, “saya turun di halte Tosari kok, (padahal tujuanku Tirtayasa)”. Si Bapak tetap kekeh tidak mau duduk dan penumpang di busway masih melihatku. Ya sudah supaya situasi semakin tidak canggung aku turun di halte Tosari, padahal tujuanku di Tirtayasa. Sungguh sial, padahal niatku baik.
0 notes
anatasian-blog · 3 years
Text
Kisah-Kisah dari Busway
From: tas
Tumblr media
Hari itu minggu kedua aku bekerja. Aku pulang dari kantor dengan busway bersama teman kantorku. Ada kejadian lucu yang kuingat. Kami berdua pendatang dan masih belum hafal rute-rute busway. Alhasil kami salah naik busway. Kami berdua tertukar koridor hahaha.
Awalnya sejak naik busway itu aku sudah merasa aneh, kenapa arahnya semakin lama semakin jauh dari daerah kosku. Akhirnya aku bertanya kepada mbak-mbak yang duduk di depanku. Dengan lembut dia berkata, “salah mbak, mbak turun saja di halte depan nanti. Habis itu nanti naik dari arah sebaliknya.” Akhirnya aku turun di halte pejaten. Hari itu juga hujan dan aku tiba-tiba takut dan ingin menangis saja di halte busway itu.
Akhirnya aku mengirimkan pesan singkat ke kakakku. Dengan baik hati dia berkata, naik ojek saja nanti kuisikan saldomu. Tapi dengan bodoh, aku masih menunggu busway menuju Palmerah. Untuk menuju Palmerah aku harus berganti 3 busway dan busway terakhir sungguhlah lama. Kurang lebih 40 menit aku menunggu busway menuju Palmerah.
Rasanya aku sungguh lelah, kurang lebih hampir 3 jam perjalanan pulang yang ku tempuh. Padahal Palmerah ke Tendean tidak sejauh itu. Ketika sudah sampai di stasiun Palmerah, untuk menuju kos teman masih harus berjalan kurang lebih 15 menit.
Begitu aku sampai di kos, aku menangis rasanya sangat lelah dan menyebalkan. Aku sungguh menangis seperti anak kecil. Akhirnya aku menelpon mamaku dan aku bercerita kepada mamaku jika aku nyasar. Tak hanya itu aku juga menelpon temanku sambal tertawa terbahak-bahak karena kebodohanku sendiri.
Benar saja, besoknya aku datang bulan. Aku akan mengingat ini sebagai salah satu pengalaman menarik naik busway. Terimakasih pembelajarannya.
Notes: Sejujurnya aku sering nyasar ketika di Jakarta dan aku jarang menangis tetapi saat itu aku sungguh cengeng.
0 notes
anatasian-blog · 3 years
Text
Sweet Home: Bukan Hanya Sekadar Monster
Tumblr media
Netflix baru saja meluncurkan drama korea baru adaptasi dari Webtoon populer dengan judul yang sama. Webtoonnya sendiri telah dibaca sebanyak 500 juta kali. Sejak perilisannya tanggal 18 Desember lalu, Sweet Home sendiri telah menduduki peringkat satu drama korea Netflix yang paling banyak ditonton di 8 negara. Selain itu drama ini juga digadang-gadang menjadi drama Korea Netflix yang paling mahal dengan biaya produksi lebih dari 30 Milyar Won atau sekitar Rp 385 Milyar.
Sweet Home sendiri bercerita tentang sekelompok orang di rusun kumuh dan tua bernama Green Home yang bertahan hidup dari serangan monster. Tidak seperti drama pada umumnya, Sweet Home memiliki banyak tokoh di dalam ceritanya. Dibuka oleh Cha Hyunsu (Song Kang) merupakan pelajar putus asa yang baru pindah ke rusun Green Home, Ia berencana merusak dirinya sebelum melakukan bunuh diri. Lalu ada gangster misterius yang menyimpan dendam masa lalu Pyeon Sang-Wook (Lee Jin-wook). Lee Si Young memerankan pemadam kebakaran perempuan bernama Seo Yi-kyung yang tangguh nan kuat. Selanjutnya ada sosok pria yang memiliki pembawaan tenang dan menjadi pemimpin penyintas rusun Green Home yaitu Lee Eun-hyeok (Lee Dong Hyun). Lee Eun Hyuk memiliki adik dengan kepribadian brutal dan merupakan mantan penari balet yaitu Lee Eun-yu (Go Min Si).
Terdapat dua sejoli yang kehadiran cukup mencuri perhatian penonton sejak di awal episode yaitu Yoon Ji Su seorang perempuan yang menyukai musik dan memiliki kepribadian bebas (Park Gyu-young) dan Jung Jae-heon (Kim Nam-he)  seorang guru bahasa Korea dan penganut Kristen yang taat yang awal mulanya bertemu secara canggung di lift namun berujung saling suka satu sama lain. Pasangan berikutnya adalah seorang kakek dan perawatnya yaitu Park Yu-ri (Ko Yoon-jung) dan An Gil-seob (Kim Kap-soo).
Monster Cerminan Bayangan Gelap dari Diri Manusia
Diceritakan bahwa Cha Yunsu terinfeksi menjadi monster. Rupanya orang yang mudah terinfeksi biasanya memiliki masa lalu yang kelam di masa lalu seperti halnya Hyunsu. Monster tersebut mampu menguasai jiwa seseorang dan jika bagi yang sudah terinfeksi, seseorang tersebut harus dapat melaluinya dengan perang batin. Proses monsterisasi ini mengingatkan dengan cerita Demian yang ditulis oleh Herman Hesse.
Di dalam novel tersebut dijelaskan bahwa di manusia memiliki beberapa lapisan yaitu persona, shadow/bayangan, dan ego. Persona adalah berbagai macam kepribadian seseorang, shadow adalah hal gelap dari manusia yang disembunyikan oleh tiap individu, sedangkan ego adalah alasan yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan sesuatu. Unsur yang disoroti oleh Sweet Home adalah shadow atau hal gelap dari manusia yang selalu disembunyikan. Orang-orang yang terinfeksi menjadi monster akan berubah menjadi bayangan tergelap dalam sesuai yang ada di pikirannya.
Kritik Sosial Lewat Masa Lalu Tiap Karakter
Bagian menarik dari drama korea genre apapun selalu dapat menyajikan kritik sosial melalui dialog antar tokoh. Dimulai dari tokoh utama atau Cha Hyunsu adalah korban Bullying semasa sekolah. Dirinya kerap kali dipukuli oleh teman-temannya. Orang tua Hyunsu mengetahui bahwa anaknya dibully di sekolah tetapi mereka tidak melakukan apa-apa karena pelaku bully adalah anak dari atasan orang tua Hyunsu.
Akibat bullying yang dialami Hyunsu, kepribadian Hyunsu berubah total. Ia menjadi tidak semangat menjalani hidup, selalu murung, dan tidak mengurus dirinya dengan baik.
Selain cerita mengenai Hyunsu, di dalam drama ini juga digambarkan bahwasannya untuk bertahan hidup manusia rela melakukan apa saja dan juga menjadi egois. Terlihat dari pemilik toko yang tidak ingin membagikan makanannya kepada para penghuni rusun. Juga kekerasan rumah tangga yang harus dilewati oleh istri pemilik toko. Sang suami kerap memukulinya dan mengeluarkan kata-kata kasar kepada sang istri. Selain itu juga kekasih Jisu yang meninggal dunia karena bunuh diri. Beberapa contoh diatas merupakan masalah sosial yang dihadapi masyarakat Korea yang masih sering dijumpai.
Para Tokoh Pencuri Perhatian
Terdapat beberapa tokoh yang mencuri perhatian netizen. Pertama adalah Jung Jae Heon, dirinya adalah sosok penganut Kristen yang kuat. Sebelum menjadi seorang penganut Kristen yang kuat, dirinya adalah seorang alkoholik. Menjadi seorang penganut Kristen yang kuat, dirinya kerap menguatkan para penghuni rusun untuk tidak menyerah dan tetap bertahan. Dirinya juga kerap memberikan nasehat-nasehat yang berhubungan dengan ketuhanan tanpa terkesan menghakimi.
Contohnya saja ketika sedang berbicara dengan Pyeon Sang-Wook seorang gangster yang ditakuti rusun Green Home, Jae Heon berbicara dengan tenang dan berkata “Tuhan tidak akan membebani hamba-Nya diluar batas kemampuan. Tetapi Tuhan terkadang menaruh harapan yang terlalu tinggi terhadap setiap Hamba-Nya”. Penonton juga sangat menyukai chemistry Jae Heon dengan Ji Su. Walaupun Ji Su terlihat seperti seseorang yang tidak mengenal Tuhan tetapi Jae Heon menaruh hati kepada Ji Su karena kepribadiannya yang tangguh dan peduli terhadap sesama.
Selain Jae Heon, tokoh-tokoh perempuan yang ada di drama ini digambarkan kuat nan tangguh dan terkesan lebih pemberani daripada laki-laki yang ada di rusun. Misalnya saja Yi Kyung yang merupakan seorang pemadam kebakaran yang terlihat tidak takut terhadap apapun, ataupun Eun-yu yang berani mengumpat kepada bapak-bapak pemilik toko karena telah menyakiti istrinya dan bersikap egois. Sedangkan Yu-Ri seseorang perawat yang tidak hanya memiliki kemampuan merawat orang-orang tetapi juga memiliki kemampuan memanah. Dan Jisu digambarkan sebagai perempuan yang memiliki kepribadian bebas dan memiliki jiwa yang tangguh.
Itulah hal menarik yang dari drama Sweet Home yang tayang di Netflix.
0 notes
anatasian-blog · 3 years
Text
An Ode To My 22
Tumblr media
Pengalaman umur 22 tahun harus diabadikan karena ini adalah umur yang cukup banyak memberikan banyak luka, menyembuhkan diri sendiri, membenci orang-orang, dan bingung dengan diri sendiri. Di umur 22 tahun kemarin aku menghabiskan hidup dengan terjebak dengan masa lalu, menangisi kegagalan berkali-kali, ingin menghilang dari dunia, membenci orang-orang, hingga menenggak pil-pil yang sama berkali-kali.
Rasanya sangat sakit ketika kehilangan support system semasa kuliah, pertemuan jumlahnya sangat terbatas, perasaan ingin selalu membantu semua orang, hingga sering sakit di tahun ini dengan jumlah yang tak terhitung. Di kampung halaman rasanya tidak memiliki teman sama sekali, rasanya kesepian luar biasa sangat hebat. Hingga menangis berkali-kali di kamar sendirian, selalu seperti itu. Bagaimana bisa mereka semua jauh ketika mereka kembali ke kampung halaman tentu saja rasanya sedih. Luar biasa sedih, saking sedihnya aku menjadi mati rasa. Kadang aku berpikir mengapa aku yang selalu ditinggalkan? Sudah ditinggal teman-teman akrab SMA lalu ditinggal juga oleh teman kuliah. Tetapi pikiranku salah walaupun mereka jauh. Mereka masih menjadi teman yang sangat baik untukku. Aku bersyukur akan hal itu.
Mereka selalu ada di hari-hari buruk maupun hari baik. Walaupun mereka jauh tetapi mereka ada jika aku hubungi. Terkadang dalam hidup kitalah yang harus meminta tolong kepada seseorang dan jangan pernah harap seseorang akan menyelamatkan hidupmu. Dirimu sendirilah yang selalu bisa menyelamatkanmu. Setelah berbicara soal teman, aku ingin berbicara soal karir. Karir haha, aku ingin menertawakan diriku berkali-kali, menangisi diriku berkali-kali, hingga mati rasa terhadap apa yang aku rasakan.
Email penolakan adalah santapan sehari-hari, kadang aku merasa apakah aku selalu menjadi kurang pantas diantara semua itu. Mempertanyakan my self worth, mencoba bangkit berkali-kali. Berbicara pada diri sendiri, terkadang berjalan pagi sambil menangis sendirian. Rasanya ucapan semangat hanya menjadi sesuatu yang tak berarti. Ada titik dimana aku memilih sesuatu yang aku cintai dan yakini untuk karir kedepanku tetapi aku malah ditolak padahal saat itu ada tempat yang mengejarku. Lagi-lagi aku menyesali pilihanku dan mengucapkan diriku bodoh berkali-kali. Mengapa memilih sesuatu yang tidak pasti?
Tetapi soal karir semuanya tidak buruk, aku memiliki beberapa pekerjaan yang kukerjakan sekaligus. Di saat hal baik itu datang, aku merasa aku seperti tokoh utama di drama korea. Iya, seorang perempuan yang masih berusaha keras merintih karirnya dari bawah, mengerjakan beberapa pekerjaan demi mencapai tujuan yang ia harapkan. Maka aku juga boleh berharap jika aku juga mendambakan akhir yang bahagia seperti di drakor. Memiliki karir yang mapan dan dapat tersenyum dengan hasil kerja keras. Aku tidak boleh berhenti, aku tidak boleh terlalu lama menyalahkan diri sendiri, dan aku harus selalu kuat jika badai menghantamku berkali. Bukannya kesulitan sudah ada pada dirimu sejak kau kecil?
Berlakulah seperti Tasia kecil yang mengerti ia memiliki kesulitan dalam dirinya tetapi selalu yakin ia selalu bisa keluar dari lubang gelapnya. Aku tidak boleh terlalu lama sedih pada diri sendiri. Aku harus jadi orang pertama yang memuji diriku sendiri dan mengatakan kau telah melalui hal-hal sulit dengan baik. Tidak apa-apa kamu merasa sedih tetapi tidak baik jika kamu harus selalu merasakan kesedihan. Aku sangat senang menghabiskan umur 22 tahun dengan rasa sakit. Aku harap semuanya akan segera mereda. Aku hampir saja putus asa pada mimpiku sendiri namun entah apa yang menyadarkanku, entah diriku yang mana yang menahanku untuk tidak menyerah. Aku sangat senang diriku yang lain menyelamatkan diriku yang rapuh. Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih pada diriku karena bisa melewati masa yang sangat sulit ini. Walaupun dengan tidak baik tetapi aku senang aku angka 22 tahun telah usai.
Aku berharap di umur 23 tahun ini, kakiku semakin melangkah maju, badan dan pikiranku selalu sehat, agar aku dapat menebarkan kebaikan untuk diriku sendiri dan orang-orang. Semoga aku tidak mudah menyerah, karena lebih mudah bangkit dari kegagalan daripada menyerah. Hidup di umur 22 tahun adalah hal yang menakjubkan walaupun gerakku terbatas tetapi rasa yang ditawarkan sangat beraneka ragam.
Bagi kalian yang menanyakan kabarku, terkadang aku tidak tahu harus menjawabnya seperti apa, aku tidak pandai mengungkapkan perasaanku secara langsung tetapi aku pandai menuliskannya. Semoga kalian mengerti.
0 notes
anatasian-blog · 4 years
Text
Review Drama Mr Sunshine: Romansa, Patriotisme, dan Kemiripannya dengan Indonesia
Tumblr media
Tahun lalu waktu saat saya masih kuliah, saya mengajak teman-teman saya ke rumah untuk makan-makan. Usai makan-makan, kami berbincang-bincang hal-hal yang tidak serius. Ada salah satu teman saya yang membawa hard disk yang isinya kumpulan dari drama-drama korea. Saat memilah dan memilih drama, teman saya nyeletuk, kamu sudah pernah melihat Mr Sunshine belum? Saya menjawab belum dan memang kenapa? Lalu dia terheran-heran. Kamu harus nonton karena itu sangat bagus, ujarnya dengan antusias.
Selama satu tahun lebih saya baru menonton drama tersebut berkat teman saya yang meminjamkan secara gratis akun netflixnya ke saya. Baik sekali teman saya itu. Saya malas menonton drama saeguk atau kerajaan karena pasti saya harus melihat kematian atau akhir yang pedih. Tetapi setelah menonton Mr Sunshine episode 1 wah saya benar-benar terpana.
Drama ini sangat unggul dalam beberapa aspek. Pertama jajaran pemainnya yang memiliki kemampuan akting yang luar biasa bahkan tokoh pendukungnya atau cameonya saja sangat bagus. Kedua grading/pewarnaan di drama ini bagus saya sangat suka warna-warna coklat, warm, dan semi-semi hijau. Nyaman sekali menontonnya. Ketiga, latar tempatnya membuat saya ingin segera berangkat ke Korea, suasananya sangat-sangat menggambarkan kehidupan Korea era 1870-1900an. Sangat autentik. Keempat, saya sangat suka wardrobe dalam drama ini. Entah itu hanbok, baju khas eropa, seragam militer, bahkan kimononya sangat cantik dan bagus dikenakan oleh masing-masing pemain. Kelima, saya sangat suka dengan penokohan masing-masing karakternya. Tokohnya pun sangat banyak dan semuanya memiliki peran yang tidak sia-sia. Saya sangat suka dualitas masing-masing karakter utama. Keenam tidak lupa teknik sinematografinya yang bagus dan tidak main-main.
Tokoh-Tokoh
Drama Mr Sunshine bercerita tentang kelima tokoh utama yang memiliki hubungan benci dan cinta dengan Korea. Pertama Eugene Choi (Lee Byung Hun), seorang anak budak yang harus menyaksikan kematian kedua orang tuanya karena disiksa oleh tuan tanah. Ia lalu pergi ke Amerika dan tumbuh menjadi tentara Amerika Serikat yang kharismatik, gagah, dan cerdas. Kedua Go Ae Shin (Kim Tae Ri), seorang cucu bangsawan dan anak dari pasukan kebenaran (pasukan bawah tanah/kumpulan orang-orang yang berjuang diam-diam atas titah raja untuk Korea). Go Ae Shin tidak menyukai statusnya jika hanya menjadi tuan puteri saja untuk itu Ia harus berbuat sesuatu untuk bangsanya akhirnya setelah berdebat dengan sang kakek akhirnya dia diijinkan untuk bergabung dengan pasukan kebenaran.
Go Dong Mae (Yoo Yeon Seok) anak dari tukang jagal yang diperlakukan tidak adil karena status sosial. Ia pun melarikan diri ke Jepang dan belajar mengikuti perkumpulan Mushin atau cikal bakal Yakuza. Ia tumbuh menjadi seseorang dengan kepribadian yang kejam, dingin, garang namun tetap memiliki sisi seorang manusia. Selanjutnya ada Hina Kudo (Kim Min Jung) seseorang janda yang menikah dengan orang Jepang yang kaya raya karena dipaksa bapaknya. Ia lalu mendirikan hotel untuk para penjajah yang singgah di Korea. Setelah menjanda, Hina Kudo menjadi karakter perempuan yang anggun, cerdas, dan kuat.
Terakhir ada Kim Hwi Seong (Byun Yo Han) turunan elitis di Korea. Keluarganya merupakan keluarga terkaya di Korea tapi memiliki reputasi yang buruk karena tidak ramah pada budak dan bersikap sewenang-wenang. Hwi Seong seakan malu memiliki dikenal dengan reputasi tersebut tapi Ia menyembunyikannya dengan pembawaannya yang ceria, mudah bergaul, dan lucu. Ia juga kabur ke Jepang selama sepuluh tahun karena tidak ingin hidup dibawah bayang-bayang reputasi buruk sang kakek. Ia sama sekali tidak tertarik duduk di kursi pemerintahan ataupun menjadi tuan tanah. Ia lebih menyukai hal-hal tidak penting seperti bunga,bulan, bintang, dan guyonan. Ia memutuskan untuk mendirikan koran Korea pertama.
Cerita Histori yang dikemas dengan Romansa
Mr Sunshine kurang lebih bercerita tentang Korea Selatan (Joseon) yang digambarkan sebagai negara yang lemah dan tak berdaya serta digencat oleh dua negara kuat seperti Amerika dan Jepang. Makanya di dalam drama tersebut akulturasi budaya terlihat sangat jelas dan menarik karena saya baru pertama kali drama Korea yang memperlihatkan secara jelas bagaimana modernitas yang dibawa oleh budaya barat tercampur dengan budaya asli Korea.
Tentu saja drama ini mengandung unsur romansa yang kental tetapi dikemas dengan cara yang elegan pula. Penonton dibuat senyum-senyum ketika melihat kepolosan Go Ae Shin saat jatuh cinta dengan Eugene Choi. Melihat mereka berdua bertatap-tatapan atau mengingat momen-momen hangat digambarkan dengan sangat cantik di drama ini. Tidak hanya itu penonton bahkan tidak hanya terkena second lead melainkan juga third lead, karena terdapat cinta segi empat dalam drama ini. Bahkan saya sangat suka bagaimana penulis menggambarkan cinta ketiga pria tersebut dalam memperjuangkan Go Ae Shin.
Eugene Choi mencintai Go Ae Shin dengan sangat hangat dan kharismatik. Go Dong Mae mencintai Ae Shin dengan amarah dan perilaku buruk agar tetap diingat oleh Ae Shin. Sedangkan Hwi Yeong mencintai Go Ae Shin dengan penyesalan karena pada awalnya telah menyia-nyiakan Ae Shin tetapi ia sendiri yang terkena karma dan tidak bisa menghapuskan Ae Shin dari hatinya. Mereka bertiga mendukung Go Ae Shin untuk melindungi Korea dengan cara masing-masing yang membuat kita mengharu biru. Saya paling suka adegan di episode terakhir saat Eugene Choi mengatakan hal ini kepada Ae Shin, “Kamu harus melangkah maju, biarkan aku yang melangkah mundur”, sangat manis sekali kapten.
Kemiripannya dengan Tokoh di Indonesia
Ketika menonton ini saya mengingat beberapa tokoh fiksi maupun nyata yang ada di Indonesia terutama kedua tokoh wanitanya yaitu Go Ae Shin dan Hina Kudo. Go Ae Shin mengingatkan saya dengan R.A Kartini karena ia tidak hanya ingin menjadi wanita bangsawan yang lemah lembut saja. Go Ae Shin memiliki jiwa patrotik yang kuat dengan bergabung pasukan kebenaran dan menyukai hal-hal bacaan-bacaan dari barat. Ia menentang bagaimana stigma perempuan bangsawan yang seharusnya. Peran Go Ae Shin dimainkan sangat apik oleh Kim Tae Ri, ia bisa menjadi putri yang manis dan lugu saat mengenakan hanbok dan bisa menjadi seseorang yang gagah dan menawan ketika mengenakan setelan untuk pasukan kebenaran.
Sedangkan Hina Kudo mengingatkan saya dengan Nyai Ontosoroh, mereka berdua sama-sama dijual oleh sang bapak dan menjadi lebih kuat setelah menjanda. Mereka berdua sama-sama dapat mengelola keuangan dengan baik tetapi Hina Kudo tidak hanya menjadi anggun, Ia juga berhasil menjadi perempuan yang kuat dengan belajar bela diri untuk melindungi dirinya dari pria-pria yang ingin menggodanya. Saya sangat senang penggambaran perempuan yang kuat dan dapat melindungi dirinya sendiri dari bayang-bayang patriarki. Saya sangat menyukai kutipan dari Kina Hudo saat ditolong oleh Go Dong Mae yang berbunyi “Hati-hati dengan perempuan, kita tidak selalu menjadi pelangi dan sinar matahari”.
Selain kedua tokoh tersebut saya juga menyukai tokoh Hwi Seong walaupun dia digambarkan sebagai seseorang yang suka berfoya-foya dan don juan, tetapi saya menyukai bagaimana ambisi Hwi Seong mengabarkan kebenaran dan berjuang menjadi wartawan yang berpihak pada negaranya. Penggambaran Hwi Seong mengingatkan pada Tirto, seorang tokoh pahlawan yang berjuang dengan menjadi wartawan. Saya sangat menyukai kutipan dari Hwi Seong yang mengatakan bahwa “Tulisan juga memiliki kekuatan”.
Selain itu penggambaran kondisi sosial dan budayanya juga sangat mirip dengan Indonesia. Apalagi ketika Eugene Choi berkata di dunia selalu ada perbedaan, perbedaan perilaku, perbedaan pendapat, dan perbedaan status sosial. Sangat relate sekali dengan kondisi sosial di Indonesia. Walaupun negara kita sedang riuh dan berantakan ingatlah pesan Eugene Choi “Di dunia ini ada banyak perbedaan dan persamaan, namun perbedaan dan persamaanlah yang membuat mereka bersatu. Perbedaan jalan, Persamaan Tujuan”. Mr Sunshine adalah tontonan yang menarik dan edukatif, tontonlah!
3 notes · View notes
anatasian-blog · 4 years
Text
The Epiphany Between Taylor Swift and Jin BTS Songs
Tumblr media
Kemarin, tanggal 24 Juli Taylor Swift meluncurkan album barunya yang berjudul Folklore dan mengejutkan para fans. Para fans yang mendengarkan album barunya turut kegirangan bukan main karena mereka merasa Taylor telah kembali ke jalan yang benar. Para fans di Twitter juga menyebut bahwa Taylor Swift seperti pulang ke asalnya yaitu penyanyi country dan folk. Tak butuh waktu lama album ini untuk memperoleh pujian dari fans di berbagai belahan dunia.
Sebagai pendengar setia Taylor Swift sejak 10 tahun lalu. Saya juga sangat menyukai album ini. Alasannya tentu saja karena liriknya yang puitis juga indah, alunan melodinya yang lembut, cara Taylor menyanyikannya seperti membaca dongeng, dan makna lagu-lagu ini yang bisa menyentuh hati tiap orang yang mendengarkannya.
Ada yang menarik perhatian saya ketika Taylor mempublikasikan track list albumnya di twitter. Terdapat satu lagu yang berjudul Epiphany, saat lagunya belum rilis membacanya saja sudah membuat saya girang, karena judul lagu tersebut sama seperti judul lagu BTS yang dinyanyikan oleh Jin. Lagu Epiphany milik BTS terdapat di album Love Yourself: Answer yang rilis pada tahun 2018. Sedangkan milik Taylor Swift terdapat di album Folklore yang rilis pada tahun 2020.
Sebenarnya apa itu Epiphany? Jujur saya baru pertama kali mendengarkan kata Epiphany dari judul lagu BTS itu sendiri. Aneh ya, BTS boy band asia tapi tiap kali membuat judul lagu selalu menggunakan vocabulary yang asing tetapi memiliki arti yang indah. Secara bahasa arti kata Epiphany menurut kamus bahasa inggris artinya pencerahan. Saya menemukan sebuah komentar di kolom komentar lirik lagu Taylor Swift Epiphany, akun bernama Heidy Stark menjelaskan “Epiphany: a moment when you suddenly feel that you understand, or suddenly become conscious of, something that is very important to you” yang artinya adalah saat ketika Anda tiba-tiba merasa bahwa Anda mengerti, atau tiba-tiba menjadi sadar, sesuatu yang sangat penting bagi Anda. Saya rasa saya sependapat dengan yang dikatakan oleh akun bernama Heidy Stark.
Setelah membaca lirik dan mendengarkan lagu Taylor dan BTS Epiphany berkali-kali. Saya rasa keduanya memiliki makna yang berbeda. Epiphany yang dibawakan oleh Taylor berisi seseorang yang mengisahkan kekacauan, kekhawatiran, dan ketakutan saat World War 2 dan Covid19. Taylor disini seperti menceritakan kakeknya yang merupakan veteran WW 2 dan juga menceritakan kisah perjuangan para suster dan dokter yang merawat korban perang. Bisa juga bercerita tentang perjuangan tenaga kesehatan yang tanpa lelah merawat dengan sabar pasien yang terinfeksi Covid19. Saya sendiri merinding mendengarkan lagu ini berkali-kali.
Sedangkan lagu Epiphany yang dibawakan oleh Jin BTS menceritakan seseorang yang lelah karena mengharapkan cinta dari orang lain. Sebagai manusia kita sering mengharapkan dicintai oleh orang lain sampai kita lupa bahwa kita harus mencintai diri kita sendiri. Beberapa lirik dalam lagu ini ditulis oleh Jin sendiri dan dia pun mengaku awalnya dia membuang lirik lagu ciptaannya karena tidak percaya diri dan menurutnya jelek. Jin memberikan pencerahan bahwa sebelum mencintai orang lain jangan lupa untuk mencintai diri sendiri dulu dengan baik, karena itu akan menyembuhkan luka dalam hati kita sendiri. Mendengarkan suara Jin yang indah dan ekspresinya yang apik saat penampilan konsernya sukses membuat saya menitihkan air mata.
Epiphany milik Taylor ingin memberikan pencerahan dengan lirik yang menenangkan dikhususkan untuk para veteran perang dunia 2, perawat, dan dokter baik saat perang dunia 2 maupun pandemi. Sedangkan Epiphany milik Jin BTS memberikan pencerahan bagi setiap individu untuk selalu mencintai dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum mencintai orang lain. Mencintai diri sendiri berarti menerima kekurangan diri sendiri dan memeluk luka masing-masing.
Persamaan kedua lagu ini adalah kedua track ini sama-sama berada di urutan 13 pada masing-masing album baik Taylor maupun BTS. Sebenarnya apa maksud dari penempatan angka 13 itu? Dalam kartu tarot angka 13 dilambangkan sebagai kesialan, kesulitan, dan kematian. Sedangkan makna angka 13 dalam alkitab memiliki arti yang positif yaitu nomor ini dianggap membawa keberuntungan karena malaikat melindungi anda serta memfokuskan anda untuk berpikir positif.
Menurut saya menaruh Epiphany pada urutan ke 13 ingin memberikan pencerahan bahwasannya 13 itu bukan angka yang buruk justru sebaliknya. Mengingat kedua lagu ini memiliki lirik yang positif dan menyadarkan kita akan suatu hal yang tidak kita sadari. Good job both of Tay and Jin! Keep it up!
0 notes
anatasian-blog · 4 years
Text
Day 6 “Zombie”: Is That Us?
Tumblr media
Day 6 baru saja merilis lagu terbarunya, hari ini (11/5) yang berjudul Zombie dari album The Book of Us: Demon. Zombie terasa amat personal dan dekat bagi saya, My Day (sebutan untuk fans Day 6), dan pendengar lainnya. Dari awal sejak teaser video musik ini dirilis, saya sudah sangat penasaran dan sangat menantikannya. Kenapa begitu? Saat pertama kali video musik teasernya rilis, di video terdapat anak muda berumur kira-kira pertengahan 20an lengkap dengan pakaian formal untuk bekerja yang terlihat berantakan. Raut wajahnya pun terlihat sangat lelah, tatapannya kosong, dan jalannya terseok-seok.
Irama musik ini juga mengingatkan saya pada masa lalu, yaitu Pop Rock era 2000an awal seperti The Blink 182, Green Day, All Time Low, Boys Like Girl, Good Charlotte, The All American Reject, dan sebagainya. Saya mendengarkan musik-musik tersebut ketika saya masih usia sekolah dasar (SD), melihat Day 6 membawa memori seperti itu lagi, saya menjadi senang dan tidak sabar.
Sehari sebelum perilisan albumnya, JYP Entertainment (agensi yang menaungi Day 6) memberikan kabar yang mengagetkan dan menyedihkan bagi My Day, dalam rilis tersebut, JYP menuliskan bahwasannya terdapat beberapa anggota Day 6 yang memiliki gejala gangguan kecemasan atau lebih dikenal dengan anxiety disorder. Membaca pernyataan tersebut tentu saya dan My Day sangat sedih, karena sebelumnya mereka terlihat baik-baik saja. Memang beberapa member yang biasanya sangat aktif di Twitter seperti Jae dan Sungjin akhir-akhir ini terlihat menghilang.
Jae biasanya ramai dengan celotehannya yang tidak jelas atau dengan kata-kata motivasinya yang menghangatkan hati, kalau Sungjin biasanya selalu update dengan makanan apa yang ingin ia hendak makan. Sangat menyenangkan membaca tweet-tweet mereka yang menghibur, di saat Twitter riuh dengan hal-hal yang tidak jelas.
Kembali ke lagu mereka, Zombie, setelah rilis hari ini, saya sangat sedih, hingga sedikit meneteskan air mata, tidak apa-apa jika dibilang lebay. Lagu ini jelas menyuarakan apa yang dirasakan anak-anak muda, terutama bagi yang mereka bekerja di kota-kota besar seperti Jakarta. Kalau di videonya mungkin di Seoul, karena terlihat gedung-gedung yang menjulang tinggi, orang-orang yang sibuk berjalan pada pagi hari, dan meja-meja kerja yang dibaliknya terdapat orang-orang yang sibuk dengan urusan masing-masing.
Video ini diawali dengan seorang laki-laki yang bangun tidur dengan tatapan kosong dari kamar kosnya yang tidak terlalu besar, dengan latarnya yang agak gelap dan berdebu. Laki-laki tersebut, bangun dengan tanpa semangat kemudian menjalani hari-harinya seperti biasa yaitu berangkat kerja. Jadi video ini menggambarkan kehidupan anak muda urban yang menjalani aktivitas berulang yang sangat membosankan. Bangun tidur, pergi menuju tempat bekerja, bekerja dan tak sadar hingga hari sudah gelap.
Sekarang mari kita kaitkan dengan liriknya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, “Seperti apa itu kemarin, apakah ada yang spesial? Aku mencoba mengingat, tapi tidak banyak yang terlintas dalam pikiran” sudah bisa kita simpulkan bahwasannya disini Day 6 mencoba menggambarkan kegiatan sehari-hari anak muda yang sama, berulang, dan tidak berubah. Sehingga mereka tidak mengingat apa-apa.
“Hari ini sama saja, apa cuma aku satu-satunya yang berjuang? Bagaimana aku bisa melewati ini, apakah semuanya akan lebih baik jika aku menangis?” dari penggalan lirik ini dapat dikatakan bahwa kita lelah bekerja, lelah menjadi dewasa dan rasanya ingin menangis. Sangat umum terjadi apabila jika seseorang lelah maka Ia akan merasa bahwa di dunia ini, hanya orang tersebutlah yang paling merasa paling tersakiti. “Yeah we live a life, hanya berlari di lingkaran sepanjang hari dan malam. Yeah we live a life, walaupun aku mencoba mengubah sesuatu, sepertinya aku tidak bisa melakukan apapun. Dan aku tidak punya apa-apa lagi di sini.” Lirik ini mencoba menyuarakan jeritan anak muda yang ingin sekali keluar dari rutinitas mereka yang sangat membosankan. Tetapi mereka tidak bisa dan tidak mampu, karena jika mereka berhenti bekerja, mereka tidak akan punya apa-apa lagi. Artinya berhenti bekerja berarti menjadi miskin.
“I feel I become a Zombie, dengan kepala dan hati yang kosong. Seperti orang-orangan sawah yang tidak punya otak di dalam. Sejak kapan aku menjadi seperti ini? Oh why?” Zombie adalah penggambaran dari orang yang setengah hidup dan mati. Jadi seperti mati segan hidup tak mau, ya sudah anak muda di mv tersebut menjalani hari-harinya seperti itu. Karena kelelahan dengan aktivitasnya, tatapannya menjadi kosong, tidak peduli dengan keadaan sekeliling, dan hanya mengikuti kemana arah angin berjalan.
“I feel I become a Zombie, aku berjalan terus, melangkah tanpa tujuan. Besok tidak akan jauh berbeda. Aku hidup menghitung waktu sampai mata aku tertutup.” Terlihat betapa putus asanya lirik ini, seperti ya sudah melaju saja terus, tidak bisa berhenti. “Yeah we live a life, mata terbuka lebar dalam kegelapan. This meaningless life, walaupun aku ingin melepaskannya begitu saja, walaupun aku hanya ingin bermimpi, tidak ada lagi yang bisa kulakukan.” Dari lirik tersebut dapat disimpulkan bahwasannya, anak muda kerap bekerja hingga malam hari dan biasanya sangat produktif pada malam hari harus pasrah menerima nasib mereka yang seperti itu. Dibalik semua itu mereka tetap menyematkan harapan untuk hari esok, karena itu harapan, setidaknya mereka percaya hari esok akan lebih baik. Hanya itu yang mereka punya, harapan.
“Keluarkan semuanya, wanna cry. Lepaskan semuanya, Can I cry? Kembalikan air mataku, air mataku sudah kering. Day 6 menginsyaratkan kepada para pendengar bahwasannya tidak apa-apa untuk menangis dan merasa lelah, keluarkan saja semua emosimu. Lalu dari lirik selanjutnya seolah-olah pendengar menjawabnya aku sudah sering menangis, hingga aku tidak bisa menangis lagi rasanya. Tidak ada kesedihan lagi dalam hidupku.
Sebenernya lagu tersebut tidak mengandung unsur untuk memotivasi pendengar sama sekali. Day 6 hanya menggambarkan betapa melelahkan dan membosankannya menjalani kehidupan sebagai orang dewasa. Entah kenapa lagu yang sangat putus asa ini sangat saya sukai, menandakan berarti kita tidak sendirian, semua orang mengalaminya. Jadi harus tetap semangat menjalani kehidupan. Di akhir video ini juga divisualisasikan dengan air yang menggenangi kamar laki-laki tersebut, mungkin air tersebut adalah air mata dan di kamar kos tersebut isinya hanyalah kesedihan.
0 notes
anatasian-blog · 4 years
Text
Silsilah Keluarga NCT Yang Perlu Kamu Ketahui!
Tumblr media
NCT atau Neo Culture Technology, diumumkan ke publik pada Januari 2016 oleh Lee Soo Man yang merupakan founder SM. NCT sendiri disebut – sebut memiliki konsep yang berbeda dari pendahulunya, dikarenakan para membernya tidak hanya berasal dari Korea saja melainkan juga dari berasal dari China, Jepang, Amerika dan seterusnya dengan strategi multikultural. Konsep dari NCT sendiri adalah terus berotasi dan berubah – ubah sesuai dengan konsep masing – masing unit. NCT dibentuk untuk mengglobalkan kpop kepada negara di seluruh dunia dengan anggotanya yang multikultur dan beragam. Simak paparan berikut:
NCT U, Unit yang Sesuai Konsep
Unit pertama yaitu adalah NCT U atau NCT United. Pada unit member NCT terus berotasi menyesuaikan konsep yang diusung. Jadi dalam memahami NCT U yang perlu diingat adalah bukan siapa saja member melainkan yang harus diingat adalah konsep yang diusung seperti konsep lagu dan genre.
Unit pertama NCT U yaitu Ten, Taeyong, Doyoung, Jaehyun dan Mark. Kelima member tersebut debut sebagai NCT U dengan membawakan lagu The 7th sense. Member selanjutnya yaitu Jaehyun, Taeil dan Doyoung mereka bertiga menyanyikan lagu Without You. Kemudian mereka bertiga comeback pada Januari 2018 dengan membawakan lagu berjudul Timeless.
NCT U kembali membentuk unit baru yang terdiri dari Kun, Win Win, Lucas, Taeyong, Mark, Jaehyun dan  Jungwoo. Ke tujuh member tersebut membawakan lagu Boss pada Februari 2018. NCT U juga menyatukan Ten dan Taeyong dan mereka berdua menyanyikan lagu Baby don’t stop.
Unit NCT U berikutnya adalah Taeyong, Mark, Doyoung dan Lucas yang menyanyikan lagu Yestoday pada April 2018. Pada tahun 2018 NCT mengeluarkan debut untuk semua anggota NCT yang diberi nama NCT 2018 dengan lagu Black On Black. Juga, NCT U pada SM Station yang terdiri dari Doyoung, Haechan, Jaehyun dan Taeil yang menyanyikan single untuk natal yaitu Coming Home pada Desember 2019.
NCT 127, Unit yang Multikultur
Kelar unit yang pertama, jangan capek dulu gengs ayo digas terus semangatnya. Unit kedua ini disebut NCT 127 dibacanya ensiti il-i-chi/ one-two-seven. Apa arti 127 sebenarnya sih? 127 berarti titik koordinat garis bujur (longtitude) dari kota Seoul. Walaupun artinya Seoul bukan berarti anggotanya tidak hanya berasal dari Seoul saja, tetapi juga ada yang berasal dari Jepang, Cina dan Amerika.
NCT 127 memulai debutnya pada Juli 2016 beranggotakan Mark, Haechan, Yuta, Jaehyun, Winwin, Taeyong dan Taeil dengan menyanyikan lagu berjudul Fire Truck. Sebelumnya Mark, Jaehyun, Winwin, Taeyong dan Taeil juga tergabung dalam NCT U.
NCT 127 melakukan comeback dengan menambah dua member yaitu Johny dan Doyoung yang awalnya ada di NCT U, jadi anggota mereka menjadi Taeyong, Haechan, Mark, Doyoung, Jaehyun, Winwin, Yuta, Johny dan Taeil dengan lagu hits mereka limitless pada Januari 2017 disusul dengan Cherry Bomb pada Juni, 2017.
Pada tahun berikutnya mereka comeback dengan konsep yang lebih bewarna lewat Touch pada Maret 2018. Hits- hits mereka selanjutnya yaitu Chain pada Mei 2018, dilanjut dengan tembang versi Inggris pertama mereka yaitu Regular pada Oktober 2018, pada Reguler NCT 127 menambahkan member baru yaitu Jungwoo. Pada bulan selanjutnya mereka comeback dengan lagu Simon Says.
Pada tahun 2019, member lawas NCT 12T yaitu Winwin tidak melanjutkan aktivitasnya kembali dengan NCT 127, karena fokus pada WayV. NCT 127 kembali melanjutkan aktivitasnya dengan meluncurkan Wakey wakey pada Maret 2019 disusul Superhuman dan Highway to heaven.
Adek – Adek Gemas NCT Dream
Unit termuda dari NCT group yang dinamakan NCT Dream. NCT Dream terdiri dari anggota yang berumur dibawah 20 tahun, yang mengusung konsep remaja. Jadi anggota – anggota mereka berumur 14 – 18 tahun, uwu masih gemas – gemas kan. NCT juga mengusung konsep graduate yang berarti, ketika member sudah berusia lebih dari 19 tahun dinyatakan lulus. Anggota yang keluar dapat masuk ke unit NCT yang lain ataupun membentuk unit baru.
Arti nama NCT Dream sendiri diharapkan dapat memberikan kehangatan dan keceriaan untuk penggemar mereka yang berusia sama ataupun lebih muda. Oke, mari lanjut ke lingkaran – lingkaran didalam lingkaran biru NCT Dream. NCT Dream debut pada Agustus 2016. Ada dua anggota NCT Dream yang sudah tergabung ke dalam unit NCT sebelumnya yaitu Mark (NCT 127 & NCT U) dan Haechan (NCT 127).
Member NCT Dream yaitu Jeno, Jisung, Chenlee, Renjun, Haechan, Mark dan Jaemin. Ke tujuh member tersebut membawakan lagu debut yang berjudul Chewing Gum dilanjut dengan Go, We Go Up dan SM Station dengan judul Candle Light sebagai lagu perpisahan Mark karena dinyatakan telah lulus pada 2018.
Member NCT Dream juga tidak selalu full team, Jaemin harus absen dari kegiatan NCT Dream dikarenakan sakit. Saat Jaemin hiatus, Mereka berenam membawakan lagu My First and Last, We Young dan Joy pada tahun 2017.
Setelah Mark lulus mereka berenam membawakan lagu – lagu hits yang berjudul Don’t Need Your Love bersama dengan penyanyi asal Amerika yaitu Harvey, disusul dengan Boom dan Fireflies. Lagu – lagu tersebut liris pada tahun 2019.
Unit NCT untuk Cina WayV
Perjuangan hampir berakhir tapi belum selesai nih masih ada satu unit lagi yaitu WayV. Way V sendiri adalah unit non korea pertama NCT yang berbasis di negeri bambu yaitu Cina. Tujuan utamanya untuk meraih pasar Cina dan memomulerkan C-Pop. Sebelumnya beberapa member dari WayV sudah debut di unit – unit NCT yang lain. Member tersebut yaitu Kun, Lucas, Ten dan Winwin. WayV menambahkan anggotanya yang terdiri dari Xiaojun, Yangyang dan Hendery. Lagu – lagu hits dari WayV sendiri yaitu Reguler, Dream Launch, Take Off, Let Me Love You, Moon Walk dan Love Talk pada tahun 2019.
Jadi kenapa anggota X bisa masuk unit NCT U, NCT 127 maupun NCT Dream dan WayV. Yang perlu diperhatikan saat memahami NCT bukan dari anggota siapa saja yang mengisi melainkan dikembalikan pada konsep masing – masing unit itu sendiri. Gimana yeorobun, gak sulit kan into to NCT? Mudah kan? Jangan bingung dulu karena anggotanya banyak, pelan – pelan pasti bisa! Semangat!
0 notes
anatasian-blog · 4 years
Text
Konser, Suasana dan Penonton
Tumblr media
Bagi sebagian orang menonton konser adalah sebuah pengorbanan atau mungkin lebih. Mungkin terdengar agak hiperbola jika menonton sebuah konser adalah pengorbanan, tapi menurut saya itu adalah diksi yang tepat untuk menggambarkan kumpulan emosi dalam diri saya. Sebagai seorang penikmat tingkat newbie atau amatiran butuh waktu berbulan-bulan untuk menabung demi menonton konser. Walaupun bukan menjadi prioritas utama, menonton konser tetaplah harus ada dalam bucket list ala-ala dalam rangka wujud cinta terhadap diri sendiri.
Konser yang selalu terngiang dengan amat jelas di benak dan hati saya adalah Folk Music Festival (FMF) di tahun 2017. Walaupun satu tahun telah berlalu, gambaran latar, suasana maupun nuansa dalam konser itu selalu menjadi kerinduan kenikmatan akan menonton konser. Sayang tahun ini saya tidak berjodoh untuk hadir dalam pagelaran tersebut padahal kali ini FMF menawarkan konsep baru. Tak main-main mereka menghadirkan kelas literasi yang didalamnya terdapat salah satu penulis favorit saya sepanjang masa yaitu Aan Manshur. Kehadiran Aan cukup meremukkan hati saya. Dua kali Aan hadir di kampung halaman tapi kami belum ditakdirkan bertemu.
Diadakan di Agro Wisata Kota Batu rasanya FMF tak salah memilih lokasi. Hamparan lapangan hijau asri yang luas nan lebar berkawan dengan panjangnya lampu gantung menghangatkan suasana. Ratusan orang-orang tak lupa bersolek, ada yang pakai busana jadul, modern, atau bahkan hanya mengenakan kaos dengan celana pendek penampilan-penampilan mereka menjadi pelengkap panorama kala itu. Suhu udara yang terus turun makin larut tidak menjadi hambatan kami dalam menikmati sendunya alunan musik folk. Walaupun suhu udara kala itu 13 derajat, alunan musik folk serta kehangatan dikelilingi dengan teman-teman membuat kami lupa bagaimana merasakannya dingin. Memang acara ini menjadi tempat yang cocok untuk meluapkan kesedihan dan menjadi bahagia.
Menghadirkan pendendang folk-folk yang kondang seperti Payung Teduh, Monita Tahalea, Danila, Stars and Rabbit, Ari Reda, Jason Ranti, Float dan sebagainya. Rasanya harga tiket yang dipatok puluhan ribu pada lini pertama merupakan suatu yang tak sia-sia. “Gila gak sia- sia gua ya nitip ke elu sia tiket keren banget asli” ucap Adung kawan saya yang mengekspresikan kebahagiannya kala itu. Sama halnya dengan Adung salah satu pendendang favorit saya Monita Tahalea juga mengatakan demikian, “Kota Batu dingin dan indah selalu istimewa setiap datang kesini.”
Memori-memori akan FMF adalah menjadi salah satu momen yang terbaik dalam hidup. Semenjak saat itu saya berjanji pada diri untuk setidaknya menyisihkan sebagian dana demi menonton konser. Semenjak satu tahun berlalu, saya terus mencari-cari konser yang pas walaupun saya diawal tahun berkesempatan menonton Discover Festival yang menghadirkan Sheila on 7 tapi rasanya masih kurang pas jika tak menonton konser lagi.
Awalnya kawan kuliah saya yang bernama Diyas mengenalkan saya dengan pendendang asal negeri yang terkenal karena ikon Gajahnya bernama Phum Viphurit. Tak munafik saya menyukainya parasnya yang tampan dan senyumnya yang manis. Melihatnya di Youtube dengan lagunya yang populer yaitu Lover Boy dan Long Gone. Konsep videonya yang menyenangkan dan klasik menjadi nilai tambah mengapa saya harus menyukai Phum.
Mendengar Phum akan konser di Indonesia tanggal 11 Agustus 2018 di Kemang, membuat saya tidak berpikir panjang untuk membeli tiket. Harga yang terbilang cukup mahal mampu meludeskan uang tabungan saya selama satu semester hasil joki sana sini. Walaupun ada drama sempat kehabisan tiket pada kloter tiga, dikarenakan antusiasme penyanyi pendatang baru tersebut tinggi maka Lokantara, penyelenggara acara memutuskan untuk menambah kuota dan merubah venue.
Berkat bantuan kawan dibangku perkuliahan yaitu Aline akhirnya saya bisa menonton Phum dengan tenang. Aline membantu perihal membelikan tiket dan penukaran tiket menjelang hari
H. Sampai pada hari istimewa tersebut yaitu 11 Agustus di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan. Saya bersama Aline dan kawan-kawannya semasa SMA menonton masuk kedalam venue. Sebelumnya saya tidak mengenal beberapa kawan Aline jadi kami hanya berkenalan ditempat, hanya satu yang saya kenal yaitu Nasya kawan kuliah tapi beda jurusan. Kami nonton ber enam.
Saat memasuki venue kami awalnhya disajikan dengan lorong-lorong dengan pencahayaan dominan berwarna ungu dan dilengkapi kertas-kertas pengumuman orang hilang menghiasi wallpaper dinding. Kertas-kertas tersebut tentu saja menampilkan ilustrasi Phum dengan julukan “Lover Boy”. Acara dimulai pada pukul enam dengan dua band pembuka yaitu Circa Rama dan Polka Wars. Masing-masing dari mereka menyanyikan lagu selama satu jam setengah dan penonton ikut bergoyang bersama alunan gita mereka.
Pukul dua puluh tiga puluh tepat, penyanyi bertubuh jangkung itu keluar dari ruangan tata rias. Tentu diiringi sorak sorai semua penonton yang ada di disana. Semua penonton berteriak menyebutkan namanya. Berteriak dan tak lupa dengan teman sejati manusia saat kini yaitu ponsel pintar di gengaman mereka untuk mengabadikan momen. Tempat yang cukup sempit, panggung yang tak terlalu tinggi dan pencahayaan dipadamkan adalah gambaran yang tepat untuk suasana konser tersebut. Untungnya saja Phum tinggi jadi dirinya bisa terlihat oleh saya yang kurang tinggi. Menampung kurang lebih 200-300 orang, Phum dapat dikatakan penyanyi pendatang baru yang sudah punya tempat dihati anak muda umur 20an bahkan dibawahnya. Bagaimana tidak, ia menyanyikan genre yang sedang diminati para milenial dan video klipnya selalu mengusung konsep yang diminati anak muda.
Tak heran bila anak-anak muda memujanya kini, pembawaan dirinya juga ramah dan suka sekali tersenyum. “Hello Jakarta, its nice to be here and I wear this awesome shirt written damn I Love Indonesia,” paparnya sambil tertawa dan melambai kearah penonton. Ia juga tak lupa memberikan kesan pertamanya saat tiba di Jakarta, “ I think Jakarta have a crazy traffic, like really really everywhere” ungkapnya sambil tertawa. Penonton pun spontan tertawa mendengarnya. Ia menyanyikan kurang lebih sebanyak tujuh lagu dengan energik. Pada saat lagu ketiga yang berjudul Stranger In Dream, Phum menarik salah satu penonton untuk bernyanyi bersama di panggung. Sontak aksi yang dilakukan pria yang lama tinggal di New Zealand ini membuat iri penonton lainnya utamanya para gadis gadis.
Saya menikmati betul konser Phum, walaupun latarnya sempit dan berdesakan padahal sudah ada pendingin udara. Melihat Phum yang enjoy menyanyikan lagu dan pembawaan dirinya yang murah senyum menjadi penawar yang sempurna untuk mereduksi mines acara ini. Kumpulan orang-orang yang padat bukanlah menjadi masalah sesungguhnya, tetapi kerumunan orang-orang yang mengangkat ponsel canggih mereka sungguh mengganggu. Bahkan sang penyanyi pun sempat menyindir para penonton tetapi tidak dihiraukannya karena
sudah terbius dengan wajah rupawan Phum. Memang kecanggihan teknologi bisa saja mengurangi kenikmatan menonton konser.
0 notes
anatasian-blog · 4 years
Text
Kim Ji Young Born 1982: Menguak Diskriminasi Terhadap Perempuan
Tumblr media
Sebelum memulai review, mari kita lihat bagaimana negara yang mendapatkan perhatian lebih akan invasi budaya popnya ini memuja laki – laki dan bersikap misoginis terhadap perempuan. Koreaboo pernah meluncurkan artikel mengenai bagaimana idol pria lebih dipuja – puja daripada idol wanita saat melakukan hal baik, misalnya yang sesuai pada konteks ini adalah ketika salah satu idol pria dari grup BTS yaitu RM membaca banyak buku pasti akan dipuji – puji akan kepintaran dan sifat keingintahuannya yang dimiliki oleh leader grup BTS tersebut. Sedangkan hal ini tidak berlaku bagi lawan jenisnya yaitu Irene, leader grup Red Velvet yang ketahuan membaca buku ini sempat dicaci maki oleh para fansnya, bahkan rekan se grupnya yaitu Joy yang ketahuan menyukai postingan mengenai film Kim Ji Young juga sempat di olok – olok. See? Terlihat perbedaan yang jelas dan menyakitkan atas perlakuan fans terhadap kedua idol tersebut. Pastinya mengandung sedikit review.
Mari kita kembali ke Film Kim Ji Young born 1982. Kita semua, para perempuan berpotensi menjadi Ji Young, hidup dibawah bayang – bayang sebuah sistem yang yang dinamakan patriarki yang busuk dan berakar di kehidupan masyarakat Korea.  Ji Young, awalnya adalah seorang perempuan karier, memiliki ambisi dan visi untuk jejak kariernya ke depan. Tetapi setelah menikah dan memiliki anak, Ia harus menjadi ibu rumah tangga yang 24 jam di rumah dan mengasuh sang anak serta melakukan pekerjaan domestik. Sebelumnya saya ingin menyatakan bahwasannya, tidak ada yang salah menjadi ibu rumah tangga, sungguh itu pekerjaan yang amat mulia. Tetapi dalam menjadi ibu rumah tangga, sesungguhnya tidak membuat Ji Young sepenuhnya bahagia. Ia kerap kali merasa kosong, lelah dan sedih dengan nasibnya. Beruntungnya Ji Young memiliki suami yang peduli dan perhatian terhadap dirinya. Sang suami merasa ada yang salah dengan kondisi Ji Young, kisah Kim Ji Young bermula dari sini.
Perempuan dalam Ranah Domestik
Adegan awal film dibuka dengan kunjungan keluarga ke rumah menantu Ji Young. Disana Ji Young kudu bersikap baik kepada sang mertua. Ikut membantu memasak sajian di dapur mulai dari mencuci bahan hingga menyiapkannya ke meja makan. Ji Young menjadi menantu yang baik dan patuh kepada mertua. Iba melihat istrinya kelelahan, Dae Hyeon ingin meringankan pekerjaan sang istri dengan mencuci piring tapi sang ibu melarang Dae Hyeon melakukan itu semua dan mengatakan itu adalah pekerjaan perempuan, Ji Young pun juga tak ingin sang suami melakukan pekerjaan itu dan merasa sungkan dengan mertua.
Amarah Ji Young mulai memuncak saat sang mertua kembali memerintah Ji Young untuk kembali menyiapkan sajian kepada anggota keluarganya yang baru tiba. Ji Young memanggil mertuanya dengan nada yang lebih tinggi mempertanyakan status quonya. Sang suami yang melihat amarah Ji Young buru – buru mengajaknya keluar dan mengatakan bahwa istrinya sedang tidak sehat belakangan ini. Dari salah satu adegan ini dapat disimpulkan bahwasannya sudah  menjadi kodrat perempuan yang tugasnya tidak lebih sebagai pelayan dan bekerja di dapur.
Untuk memahami Kim Ji Young, penonton harus cermat dalam menonton film karena sang sutradara menggunakan alur maju – mundur untuk mengisahkan Ji Young. Berpindah ke adegan lain dimana Ji Young sedang pergi ke taman menikmati segelas kopi bersama anaknya Ah Young, tidak sengaja dia mendengarkan perbincangan orang – orang dibelakangnya yang merupakan pegawai dari perusahaan yang sedang bersantai. Mereka mengeluhkan jika lebih enak menjadi ibu rumah tangga dan menikah karena bisa menikmati hasil uang suami lain halnya dengan kawannya yang mengeluhkan ingin menjadi wanita karena bisa menikmati uang dari laki – laki. Hal – hal semacam ini menunjukkan bahwasannya masyarakat Korea sudah terbiasa memiliki sikap untuk merendahkan perempuan dalam kegiatan sehari – hari.
Selain perjuangan Ji Young, sang ibu yaitu Mi Seok juga mengalami nasib yang sama seperti Ji Young. Mi Seok harus mengorbankan keinginannya untuk bersekolah demi membantu kakak laki – lakinya agar bisa bersekolah demi karier yang lebih baik. Saat menjadi istri pun Mi Seok menjadi ibu rumah tangga yang baik dan patuh tetapi tetap saja masih kurang di mata mertua karena hanya memiliki satu anak laki – laki. Bahkan sang ibu Mi Seok berulang kali meminta maaf kepada anaknya dan memiliki perasaan menyesal terhadap anaknya karena memperlakukan anak perempuannya tidak adil. Mi Seok yang kesal pun berucap “Sudahlah ibu, jangan diungkit lagi”, kurang lebih seperti itu karena sejatinya permintaan maaf sang Ibu tidak akan bisa mengubah bagaimana patriarki bekerja di Korea.
Perempuan dalam Ranah Dunia Kerja
Ji Young yang awalnya memiliki ambisi besar dalam dunia karier terpaksa mengubur kariernya karena harus mengurus anak. Ada yang menarik dalam film ini, selain memaparkan bagaimana perempuan dalam ranah domestik juga memaparkan kondisi perempuan dalam ranah dunia kerja. Kisah dimulai saat Ji Young gagal mendapatkan tempat di tim perencanaan dan malah kolega laki – lakinya yang mendapatkan posisi tersebut. Rekan Ji Young yaitu Hye Soo juga tidak terima terhadap hasil tersebut karena menurutnya Ji Young lebih layak secara kompetensi. Bahkan koleganya yang mendapatkan posisi tersebut merasa tidak senang karena dirinya merasa belum siap dan akan lebih lelah.
Tidak hanya itu atasan Kim Ji Young yang juga merupakan perempuan kerap mendapatkan guyonan yang bersifat seksis dari rekan – rekannya saat rapat kerja. Ji Young menganggap atasannya adalah wanita ideal yang didambakan Ji Young, tapi sang atasan justru malah tidak menganggap hal tersebut sebagai pujian. Ia harus mengorbankan banyak hal salah satunya kedekatan dengan sang anak dan ibu. Ia juga harus tahan terhadap cibiran orang – orang karena tidak becus mengurus anak dan malah suaminya yang dipuji, padahal yang mengurus anak adalah ibu dari atasan Ji Young.
Loncat ke beberapa tahun kemudian, Hye Soo, sahabat Ji Young baru dipromosikan dengan jabatan yang lebih tinggi. Padahal rekan sekerjanya sudah di promosikan di tahun sebelumnya. Selain itu di kantor tempat Ji Young bekerja terjadi pelecehan seksual, yaitu adanya kamera pengintai super kecil yang diletakkan di toilet agar para laki – laki di kantornya dapat mengintip perempuan yang sedang berada di toilet. Hal ini tentu membuat para perempuan yang menggunakan toilet tersebut menjadi cemas dan was – was karena mereka telah diintip oleh para predator.
Beralih ke tempat kerja suami Ji Young, saat ada penyuluhan kekerasan seksual di kantornya, rekan – rekan kerja Dae Hyun merasa penyuluhan tersebut tidak penting dan membuang – buang waktu. Juga ketika rekan kerjanya Dae Hyun yang perempuan telat karena mengurus anaknya yang sakit juga dimarahi oleh atasan. Di Korea juga terdapat cuti untuk laki – laki guna mengurus anak, ketika Dae Hyun ingin menggunakan kesempatan itu agar Ji Young bisa berkarier kembali malah ditentang oleh sang ibu dan Ji Young yang dimarahi karena dianggap menghambat karier Dae Hyun yang cemerlang.
Perempuan dalam Ranah Sosial
Ji Young juga memiliki trauma buruk yang dialaminya saat masih remaja dan bersekolah. Saat itu malam hari, Ia pulang dari sekolah dengan bus. Ia hampir dilecehkan oleh seorang siswa yang saat itu berdiri dibelakangnya. Siswa tersebut berdiri sangat dekat dibelakang Ji Young dan mepet. Beruntungnya ada ibu – ibu baik hati yang menyelamati Ji Young. Bahkan setelah turun dari bus, sang siswa masih mencoba untuk melakukan pelecehan seksual dan ibu – ibu di bus tersebut turun dari bus untuk menyelamati Ji Young.
Sepulang dari kejadian memilukan tersebut, Ji Young malah dimarahi sang ayah karena pakaiannya terlalu pendek. Loncat ke beberapa tahun kemudian, ketika sang Ibu ulang tahun, kakak Ji Young harus tahan terhadap ucapan tante – tante mereka karena tidak kunjung menikah dan malah membeli makanan disaat ulang tahun ibunya bukan memasak. Beruntungnya sang kakak memiliki mental yang kuat dan sudah biasa menanggapi ucapan – ucapan tersebut.
Berbeda perlakuan yang diterima oleh adik Ji Young, ia selalu menjadi anak emas di mata keluarga besar hanya karena dia laki – laki. Bahkan tante – tantenya dan nenek dari bapak memanjakannya secara berlebihan. Bahkan sang ayah juga terlihat memanjakannya dengan membelikan vitamin.
Lanjut hingga ke jelang akhir film, ketika Ji Young sedang membeli kopi di kafe bersama Ah Young, Ia dibicarakan oleh tiga orang pembeli lain. Mereka membicarakan Ji Young karena Ji Young menumpahkan minuman yang dibelinya dan juga dianggap tidak becus dalam menenangkan anaknya yang menangis. Mendengar hal tersebut Ji Young tidak terima dan menanggapinya dengan berkata “Kamu tidak mengenalku, Kenapa kamu sulit – sulit menyakiti orang lain?”
Selain membahas mengenai diskriminasi terhadap perempuan, film ini juga membahas mengenai pentingnya akan sadar terhadap kesehatan mental. Ji Young merasa dirinya baik – baik saja, jika sang suami tidak memperhatikan kondisi psikis Ji Young, maka mungkin keadaan Ji Young akan lebih parah. Sakit mental bukanlah sebuah momok, sejatinya kesehatan mental harus selalu diperhatikan dan didukung dengan orang – orang terdekat tanpa menghakimi orang yang menderita.
Apresiasi terhadap Jung Yu Mi yang mampu memerankan Ji Young dengan sempurna, juga terhadap Kim Mi Kyung yang sangat mendalami perannya sebagai ibu Ji Young. Gong Yoo yang mampu membuat gemas penonton karena ketampanannya. Juga Gong Mi Jung yang menjadi kakak Ji Young yang berperan menjadi perempuan yang berdaya dan keren dengan pilihannya, cuek terhadap perkataan orang – orangnya.
0 notes
anatasian-blog · 5 years
Text
Review Drama Dr John
Tumblr media
Melihat Hal – Hal yang Tak dilihat
Sebelumnya, izinkan saya memberikan pengakuan bahwasannya drama ini adalah drama terbaik sepanjang tahun 2019 yang pernah saya tonton. Saya sangat menyukai drama ini, parameter saya dalam menyukai drama sebenarnya tidak muluk – muluk, cukup jalan cerita hingga bagaimana para pemain mendalami karakternya. Review ini bersifat sangat subjektif karena berdasarkan penilaian saya pribadi dan kesan saya terhadap drama ini, saya ingin memberikan pengakuan lagi bahwasannya ini drama terfavorit saya nomor dua setelah This My First First Life (2017).
Dr John bercerita seorang dokter atau professor ahli anestasi, ialah dokter yang bertugas untuk mengurangi rasa sakit dan menemukan serta mendiagnosa penyakit tersebut. Dr John ialah nama inggris dari Cha Yo Han. Cha Yo Han diperankan oleh Ji Sung, sebelum kembali menjadi dokter, Cha Yo Han sempat dipenjara selama beberapa tahun karena melakukan euthanasia kepada pasien. Euthanasia adalah tindakan mengakhiri hidup seseorang yang dilakukan oleh dokter untuk mengakhiri rasa teramat sakit yang dirasakan oleh pasien. Di penjara Cha Yo Han bertemu dengan Kang Si Young, dokter pengganti sementara yang bekerja di pusat kesehatan penjara. Si Young sebenarnya merupakan dokter koas tahun kedua, tetapi Ia memilih berhenti dikarenakan mengalami Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) karena tidak berhasil menyelamatkan pasien dan Ia hendak melarikan diri ke Madagaskar. Kang Si Young diperankan oleh Lee See Young. Si Young kemudian bertemu dengan Cha Yo Han di penjara dan mereka memecahkan kasus bersama dengan mengungkap penyakit aneh yang diidap salah satu napi. Kisah mereka bermula dari sini.
Memahami Hubungan Dokter dan Pasien
Drama ini menuturkan saya bagaimana seorang dokter seharusnya dalam berhubungan dengan pasien. Saya kerap menemukan berbagai macam penyakit yang aneh – aneh yang belum pernah saya dengar sebelumnya, seperti CIPA yaitu penyakit dimana seseorang tidak bisa merasakan rasa sakit sama sekali, ini menyebabkan Ia tidak peka terhadap rangsangan, minim sistem imun serta jika salah satu organnya ada yang mereka yang menderita tidak akan merasakannya. Selanjutnya ada penyakit bernama CJPR yaitu dimana seseorang sangat peka terhadap rasa sakit bahkan disentuh saja, rasa sakitnya luar biasa. Hal penting yang harus diketahui dokter terhadap pasien adalah seseorang yang mengalami rasa sakit, seseorang yang akan sakit dan seseorang yang tidak merasakan rasa sakit.
Bagian Anestasi, menurut saya bagian yang sangat penting di rumah sakit, karena ia harus mendiagnosis berbagai ragam rasa sakit yang menjadi penunjuk arah terhadap penyakit si pasien. Di drama ini, cukup memperlihatkan bagaimana Cha Yo Han dan para anak buahnya dituntut untuk tidak hanya mengerti atau mengetahui rasa sakit tetapi juga memahami rasa sakit itu lebih dalam. Hubungan dokter dan pasien disini, dibangun cukup kuat, karena para dokter disini tidak boleh hanya berfokus pada cerita pasien tetapi harus berfokus pada gejala yang dialami pasien. Didrama ini banyak pasien yang menolak untuk diobati lebih lanjut karena mereka merasa diri mereka baik – baik saja atau juga banyak pasien yang harus bergonta ganti rumah sakit untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dikarenakan rumah sakit sebelumnya hanya mendiagnosisnya dengan penyakit biasa atau penyakit psikologis. Membangun hubungan antara dokter dan pasien disini diperlihatkan dengan persuasif, seorang dokter harus mendapatkan kepercayaan pasien terlebih dahulu baru bisa melanjutkan untuk mengobatinya.
 Batas Antara Kehidupan dan Kematian
Hal yang bisa saya refleksikan setelah menonton drama ini adalah bagaimana saya seolah olah dibuat mengerti mengenai kehidupan dan kematian. Dokter mungkin dapat memprediksi kemungkinan kematian dari sang pasien tetapi bukan berarti melegalkannya dengan cara euthanasia. Dr John digambarkan memahami betul kenapa dia harus melakukan euthanasia dan juga tidak boleh dengan sembarangan juga melakukan hal tersebut. Pada episode 12 hingga 14, terdapat serum yang dapat memberikan kematian dengan tenang, hal tersebut dilakukan dengan menyuntikkan serum kepada pasien terminal.
Tentu hal ini merupakan hal yang salah, karena kematian bukan hanya keinginan salah satu pihak saja, tetapi dari kedua belah pihak. Parameter untuk melakukan euthanasia tidak hanya dari pasien saja melainkan dokter memiliki andil yang sangat penting, terkadang kesakitan luar biasa yang dialami pasien bukan serta merta harus diakhiri dengan tindakan tersebut, melainkan juga mendampingi pasien dan memahami rasa sakit pasien. Kedua hal tersebut adalah cara yang harus dilakukan dokter untuk mengurangi rasa sakit yang dialami pasien, karena kedua hal tersebut adalah bentuk harapan. Mungkin terdengar filosofis tetapi di drama ini menyelipkan pesan bahwa sesakit – sakitnya kita, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Ia tidak membenci kita dengan memberikan penyakit, tetapi sedang menguji kita.
Mencintai Seseorang Secara Dewasa
Umumnya banyak drama korea yang mengandalkan plot cerita utama seolah – olah kodrat wanita hanya menunggu pria mengungkap perasaan atau bisa saja mengandalkan bagaimana pria tersebut mengejar – ngejar wanita yang ditaksirnya. Tapi berbeda di drama ini, saya bisa merasakan kekuatan emosi yang apik dari dua karakter utama yaitu Cha Yo Han dan Kang Si Young. Saya mengagumi bagaimana karakter wanita Kang Si Young dengan sabar dan gigih mencintai Cha Yo Han.
Cha Yo Han adalah seseorang yang memiliki kepribadian yang sangat tertutup, ia tidak pernah membagikan ragam emosinya terhadap orang lain dan tidak pernah mengizinkan orang lain untuk memahami rasa sakitnya. Berkali – kali Ia menolak Kang Si Young dengan kata – kata yang cukup tajam dan menusuk. “Kamu tidak usah repot – repot mengerti diriku, karena kamu tidak akan dapat memahaminya”, “Kembalilah ke realita dan jangan mengharapkanku lagi”. Kang Si Young berusaha sangat keras agar Cha Yo Han mau membiarkan orang lain memahami dirinya. Mungkin terdengar hiperbolis, tetapi cinta yang ditunjukkan oleh Si Young adalah cinta yang dewasa. Ia mengajarkan saya untuk selalu sabar dan tidak mudah menyerah terhadap cinta dan memahami seseorang yang jelas – jelas menolak dirinya.
Juga didrama ini adegan romantis tidak direpresentasikan secara gamblang, cukup dengan adegan dimana cara Ji Sung menatap lawan mainnya yang cukup melelehkan hati para penontonnya serta mampu membuat penonton lupa bahwasannya Ji Sung sudah berusia 42 tahun. Mampu mencintai seseorang secara dewasa juga digambarkan dengan hubungan jarak jauh dan bahkan sempat terhenti beberapa tahun lamanya, lagi karena ke egoisan Cha Yo Han karena tidak menginginkan Si Young khawatir. Intinya adalah mencintai secara dewasa adalah kemampuan untuk memahami seseorang dengan layak.
0 notes
anatasian-blog · 5 years
Text
Perjalanan Menuju Sarjana
Tumblr media
Saya ingin mengenang bagaimana lika liku saya dalam meraih gelar sarjana, mungkin bagi sebagian orang perjalanan menuju sarjana bisa biasa – biasa saja. Tetapi menurut saya, perjalanan menuju sarjana berbicara soal penerimaan dalam berproses. Teman – teman dikampus saya, banyak yang risih jika ditanya soal “kapan lulus?”, kalau si penanya tidak begitu dekat dengan yang ditanya otomatis mereka yang ditanya akan mengeluarkan senyuman basa basi bahkan ekspresi ketus. Lain halnya dengan saya, saya sama sekali tidak merasa terganggu jika ditanya kapan lulus. Saya lebih risih jika ditanya berapa lama kamu mengerjakan skripsimu, karena kembali lagi menurut saya mengerjakan skripsi itu soal proses, tiap orang memiliki proses masing – masing, indikator pengerjaan lama pengerjaan skripsi menurut saya tidak serta merta diukur dari kuantitas tetapi juga dari kualitas, misal tema yang diangkat dan dosen pembimbing. Jika dosen pembimbingnya kooperatif tentunya tema sesulit apapun pasti akan terselesaikan tepat pada waktunya lain halnya jika dosennya sulit ditemui.
Sekarang berbicara mengenai karya saya, Saya melamar dosen pembimbing saya sekitar bulan April 2018. Lama sekali bukan, banyak teman – teman yang memulainya lebih lama dari saya dan lulus duluan, saya tidak pernah iri ataupun cemburu dan takut perkara siapa yang lulus duluan, selama saya punya target semua akan baik – baik saja. Kala itu saya berkeinginan untuk meneliti tentang instagram, pokoknya harus instagram. Kenapa? Jawabannya sederhana, saya merasa instagram adalah salah satu platform yang saya gemari, saya sering menghabiskan waktu di instagram, gak mungkin dong bermain instagram tidak ada faedahnya. Tentu ada, lalu terbesit dikepala saya untuk mengangkat tema literasi digital karena di kampus saya belum ada yang mengangkat soal itu dan membahas media sosial masih jarang. Dosen pembimbing saya lalu menyetujui tema yang saya angkat. Akhirnya proses pembimbingan dimulai.
Sebelum menuliskan latar belakang, dosen saya menganjurkan saya untuk melakukan reading course, apa itu reading course? Yaitu proses membaca dan memelajari tema dengan membaca jurnal – jurnal internasional. Bukan main, dosen saya memberikan kurang lebih 6 jurnal dengan jumlah halaman masing – masing jurnal tersebut lebih dari 20 halaman, bahkan ada yang 40 halaman dengan bahasa inggris yang cukup komprehensif dan sangat ilmiah. Jujur jika ditanya rasanya bagaimana jurnal tersebut, tentu saja menjemukan tetapi ada hal yang menyenangkannya juga. Semakin lama membaca jurnal tersebut, saya merasa arahnya kok lama – lama membahas politik, padahal saya inginnya membahas literasi digital di instagram tapi bukan ke arah politik.  
Pertemuan berikutnya saya mengobrol dengan dosen pembimbing (dosbing) saya, kemudian dosen saya mengarahkan untuk membahas salah satu akun edukasi politik di instagram yang bernama @PinterPolitik. Keluar dari ruangan saya masih terdiam, mencoba mencerna informasi pelan – pelan, akhirnya dalam hati saya, ya sudah lah tidak apa apa bicara soal politik. Coba teman – teman bayangkan bagaimana rasanya jika teman – teman tidak menyukai hal tersebut kemudian harus mendalaminya hehe, tentu merasa beban. Saya tidak bohong saya merasa terbebani, tetapi saya juga berusaha sekeras mungkin menikmati proses pengerjaannya. Selama berkuliah, saya tentu diajarkan perihal politik tetapi jika diibaratkan kacang, ia hanya pada kulitnya saja, masih umum. Tidak ada yang mengajarkan mengenai bagaimana politik diperbincangkan didunia maya, masih hanya berfokus pada aktor aktor politik saja. Disini saya menemukan kesulitan saat mengerjakan skripsi, menulis bab 1 yang masih mengawang awang, pokoknya tiap menuliskan bab yang ada di skripsi saya, saya selalu merasa tidak yakin.
Rampung mengerjakan bab 1, saya melanjutkan ke bab 2, proses pengerjaan bab 1 itu butuh proses yang cukup panjang saya butuh kurang lebih 3 bulan, sangat lama, banyak teman – teman saya yang lebih cepat. Lagi saya tidak boleh iri, jika kita selalu melihat orang lain dan membandingkan kemampuan kita dengan mereka, pasti kita akan sakit sendiri teman – teman. Saya mengerjakan bab 2 tentu juga melalui berbagai macam tantangan, saya merasa jurnal dan metode yang saya gunakan untuk bab 1 beberapa tidak cocok untuk metode skripsi saya. Belum lagi mencari kajian pustaka yang benar – benar tepat dengan tema saya, susah bukan main, karena sangat jarang yang membahas tema yang saya teliti. Beruntungnya setelah membantu dosen untuk mendatang Beritagar.id (tempat dimana saya magang) ke kampus saya jadi dekat dengan dosen tersebut, kedekatan itu yang berakhir membuat kami semakin sering untuk mengobrol mulai dari membahas hal yang tidak penting hingga mengobrol hal hal lainnya, hingga akhirnya beliau menanyakan soal skripsi saya. Dosen yang membantu saya ini masih muda, cantik, sangat cerdas dan dosen favorit serta dosen terkeren di jurusan saya tentu saja predikat terkeren tersebut adalah versi saya.
Beliau dengan sabar membantu saya mencarikan jurnal – jurnal untuk skripsi yang sungguh saya tidak mengerti ini, kami beberapa kali bertemu di kafe untuk mengobrol. Saya senang sekali bergaul dengan dosen tersebut karena sangat membantu, tetapi bukan berarti saya tidak akrab dengan dosbing saya, hubungan saya dengan dosbing sangat baik dan beliau sangat peduli dengan saya dan teman – teman yang seperbimbingan. Saya menganggap dosen yang membantu saya mencarikan jurnal bukan sebagai dosen lagi, tetapi lebih ke teman diskusi. Hubungan kami tidak seformal dosen dan mahasiswa di kampus, tetapi menjadi senior dan junior. Saya sangat senang, senang sekali, bantuan Tuhan sungguh diluar dugaan.
Saya membutuhkan waktu yang panjang lagi untuk mengerjakan bab 2, kurang lebih satu bulan setengah. Di tengah hiruk pikuk mengerjakan bab 2 saya merasa bagaimana dengan bab 3 saya, metode yang dianjurkan dosbing tidak cocok. Disitu saya merasa bingung dan ingin menangis, kepala saya pening memikirkan selanjutnya. Solusi dari pembimbing saya, saya harus melakukan reading course kembali untuk bab 3. Saya membaca dan memahami dengan pelan – pelan bagaimana metode tersebut, saya menyukai menulis tetapi jika untuk skripsi saya merasa kalah dan ingin menyerah saja. Saya ingin berhenti, tapi dalam hati tidak boleh menyerah. Akhirnya setelah membaca berbagai macam buku saya sepakat untuk menggunakan metode yang saya yakini.
Proses pengerjaan bab 3 terbilang cukup sebentar dibanding bab – bab sebelumnya. Setelah bab 3 rampung dosen saya menyetujui saya untuk melakukan seminar proposal walaupun saya juga belum sepenuhnya yakin dengan skripsi saya. Tetapi saya berpikir, ya sudah jalan saja, biar saya mengetahui apa yang salah dan agar saya tercerahkan. Pada tanggal 27 Februari saya melakukan seminar proposal. Anehnya hari – hari  sebelumnya saya tidak merasakan apa – apa, sama sekali tidak tegang dan tidak deg – degan. Tetapi benar saja, pada hari H saya ujian, saya merasa tidak bisa menjawab pertanyaan penguji dengan tepat, otak saya seperti kosong, bukan berarti saya tidak belajar ya. Saya belajar. Begitulah kekuatan tegang pada hari H, padahal penguji saya orang yang baik dan sabar tidak ada embel embel sebagai dosen killer.
Bukannya tercerahkan, saya makin pusing tujuh keliling setelah seminar proposal. Saya bingung harus memperbaiki bagian yang mana, saya harus pelan – pelan menerima semua kejadian ini. Beberapa hari setelah seminar proposal, dosbing mengajak saya bertemu dengan teman saya yang sama – sama juga sudah sempro. Kami mengobrol santai di ruang baca jurusan, dosbing juga memberikan nasehat – nasehat yang membangun dan menyemangati kami untuk sidang skripsi nantinya. Sungguh kala itu, saya merasa lebih tenang. Setelah melewati masa revisi selama kurang lebih 2 minggu, pada bulan April saya melakukan turun lapang ke kantor Pinter Politik di Jakarta Selatan. Sebelumnya saya masih bingung nantinya bagaimana saya bisa berangkat ke Jakarta, karena saya tidak memiliki uang yang cukup untuk melakukan penelitian. Saya seringkali tiap malam berdoa sambil menangis kepada Tuhan agar diberi rezeki untuk melakukan penelitian, Tuhan menolong saya kembali memberikan rezeki setelah penantian selama bertahun – tahun. Saya sungguh merasa bersyukur akan pertolongan Tuhan.
Saya berangkat ke Jakarta, sebelum berangkat ke Jakarta saya menghubungi subjek penelitian saya terlebih dahulu. Saat di kereta, informan saya memberikan kabar mengejutkan bahwasannya saya hanya bisa melakukan wawancara sebanyak satu kali, siapa yang tidak ketar – ketir saat itu. Beruntungnya saya memiliki teman – teman yang sangat pengertian dan baik hati memberikan dukungan kepada saya tanpa henti, melalui ruang ruang obrolan aplikasi media sosial tersebut itulah saya merasa tenang. Pada saat hari H melakukan wawancara, saya menemui kedua informan utama saya, mereka sangat baik dan sabar meladeni dan menjawab pertanyaan saya. Selama kurang lebih satu jam mereka melayani saya, merasa data saya kurang mereka memberikan saya kesempatan satu kali lagi untuk melakukan wawancara, saya merasa sangat bersyukur. Tiap masalah selalu ada jalan keluar jika kita percaya dan berusaha.
Rampung pengumpulan data, saya melanjutkan mengerjakan bab 4 hingga 6, pengerjaan tiga bab tersebut lebih cepat dibanding bab – bab sebelumnya. Saya merasa lebih santai saat mengerjakannya, tidak begitu pusing seperti menyusun bab satu hingga tiga, karena seperti perkataan dosbing saya bahwasannya saat mengerjaan bab 4 – 6 hanya mengikuti atau melanjutkan dari bab – bab selanjutnya. Saya mengerjakan 3 bab tersebut kurang lebih selama satu bulan saja, dan saya harus menganggur satu bulan karena menunggu ujian periode selanjutnya. Benar saja, yang paling khawatir adalah kakak saya, karena beliau melihat unggahan kelulusan teman – teman saya di instastory wkwk.
Sebelum ujian, saya sering mimpi sudah sidang, sering sekali ada yang buruk dan ada yang indah. Pada saat hari H, kedua dosen penguji saya telat dan saya cukup deg – degan dan getir. Saya melakukan sidang selama kurang lebih dua jam, bahkan cukup lama dibanding teman – teman saya. Saat diruangan sidang banyak pertanyaan yang terlontar dari dosen penguji dua, saya merasa tenaga saya habis untuk menjawab pertanyaan beliau. Saya senang hari yang mendebarkan itu akhirnya terlewati juga. Pokoknya selama ujian saya tidak boleh diam dan terus menjawab pertanyaan dari para panelis dan tidak takut salah, menjawab sebisa mungkin sepemahaman saya tetapi tidak nyolot.
Pada hari itu banyak teman – teman saya yang menghadiri ujian saya, saya merasa sangat senang dan bersyukur, karena banyak yang ingat dan peduli. Selama proses pengerjaan skripsi saya belajar, bahwasannya ini semua perihal proses dan bukan kompetisi. Ini soal bagaimana memulai dan menyelesaikannya. Teman saya yang bijak pernah mengatakan bahwasannya mengerjakan skripsi ialah soal belajar memaksakan diri, konsisten, dewasa dan mengatur perasaan jika teman – teman sudah lulus duluan. Saya gak pernah merasa tertekan jika teman saya lulus duluan, saya tertekan jika saya tidak bisa mematuhi target yang sudah saya buat sendiri. Semua ini mengenai belajar dan menerima. Semangat mengerjakan skripsi teman – teman, pasti bisa kok lulus!
1 note · View note