Tumgik
#susastra
ubr30 · 3 months
Text
Lapis Realitas Penyair Kini (Tanggapan atas Hasan Aspahani dan Binhad Nurrohmat) [Kompas, 5 Sept 2021]
Walau puisi itu sebuah dunia rekaan, namun pada dasarnya tidak berjarak dari keseharian. Imajinasi yang utuh dalam puisi tersusun dari aneka serpihan pengalaman, remah angan, dan juga pengharapan.
Jauh sebelum masa pandemi, di halaman budaya Kompas Minggu ini saya menulis sebuah esai bertajuk ”Ilusi Globalisasi, Mantra Visual dan Mimikri yang Mengelabui” (2009), mengungkapkan bahwa kemajuan dunia audiovisual di era digital memang tak selamanya menjadi rahmat. Melekat dalam media-media modern itu sebentuk kecanggihan yang penuh godaan manipulasi; melalui ketajaman mata kamera dan seperangkat teknologi di studio, sebuah peristiwa nyata bisa dikemas sedemikian rupa sehingga hadir lebih estetis, lebih imajinatif dari realitas yang sebenarnya.
Kehadiran teknologi informasi memicu perubahan segala lini. Dan gawai adalah keniscayaan tak terelakkan; secara serentak dan seketika dapat menghubungkan manusia dari belahan bumi mana pun melalui streaming ataupun suguhan peristiwa secara daring—mengubah konsep ruang dan waktu; disadari atau tidak, menghadirkan realitas baru; sebentuk realitas virtual.
Seturut itu, Covid-19 merundung masyarakat, berikut penerapan social distancing (pembatasan sosial) dan kewajiban prokes (prosedur kesehatan). Tidakkah hakikatnya pandemi sejagat ini kian menegaskan keberadaan realitas virtual, selain realitas senyatanya yang kasatmata dan realitas imajiner (dunia imajinasi pemicu kreativitas). Pada galibnya, realitas virtual bukanlah tiruan keduanya.
Dunia rekaan virtual yang bahkan lebih nyata dari kenyataan menampilkan sebuah rekayasa audiovisual yang kerap bersifat ’manipulatif’, mengaburkan batas yang fiksional dan yang faktual. Penyedia layanan aplikasi berlomba-lomba menawarkan ’dunia fantasia’ tak terbayangkan kepada para pengguna media sosial. Misalnya, seseorang kini bisa berduet nyanyi dengan siapa saja melalui gawai lalu ditonton jutaan orang. Dengan mudahnya siapa saja bersalin rupa menjadi tua atau muda, perempuan menjelma laki-laki atau sebaliknya; menyerupai aktor/aktris idamannya. Bahkan dapat menghapus serta mengganti latar belakang foto, berikut hal menakjubkan lainnya.
Pada dunia simulacra kini yang menghamba digitalisasi ini, bagaimanakah kehidupan kreatif kesenian, khususnya susastra, apakah mengalami dinamisasi atau stagnasi? Pada esainya di Kompas Minggu (8/8/2021), Hasan Aspahani mempersoalkan perihal belum mengemukanya inovator dalam ekosistem kesusastraan, utamanya karya puisi. Tulisannya menyiratkan nada prihatin sesuai seruan tajuknya, ”Wahai, Para Inovator Sastra, di Manakah Kalian?
”Binhad Nurrohmat, dalam tanggapannya (Kompas Minggu, 22/8/2021) ”Fundamentalisme Puisi”, juga menyoal ada atau tidaknya serta bagaimana reka-baru (innovation) dalam dunia susastra, seraya mengungkapkan bahwa konteks reka-baru puisi pada masa ini berbeda dengan masa lain, misalnya zaman Amir Hamzah dan Chairil Anwar. Diungkap pula sejauh mana peran pihak legitimator sebagaimana HB Jassin dalam meneguhkan sosok-sosok sastrawan atau penyair ’terpilih’ itu untuk ditahbiskan menjadi ikon-ikon zaman.
***
Di sisi susastra, realitas virtual yang membanjiri keseharian kita dengan labirin kenyataan (melampaui rasa, nalar, dan imajinasi); pada hakikatnya menohokkan tuntutan tentang kebutuhan akan suatu bahasa ungkap baru yang lahir dari suatu cara pandang baru pula. Banyak nilai yang harus dikaji ulang; segala yang dulu dipandang baku dan memuaskan, kini tak kuasa memenuhi hasrat pencaharian akan kesejatian ”kebenaran”. Bahkan, dalam peristiwa bahasa pun, yang dulu terbaca mencekam, kini boleh jadi terbaca datar dan wajar saja.
Perubahan cara pandang itu hanya mungkin diraih apabila telah rekah kesadaran baru betapa berlapisnya realitas yang dihadapi hari ini. Upaya pencarian dan pembaruan itu tidak cukup hanya dengan mengedepankan inovasi (reka-baru) sebatas penggalian stilistik, estetik, ataupun ragam tematik, melainkan menyarankan pentingnya paradigma baru.
Percepatan perubahan yang dipicu laju kemajuan teknologi informasi itu mendorong terjadinya ’chaostic sosial kultural’, di mana identitas diri tertransformasikan menuju sebuah wilayah sosial kultural yang tak berjuntrung atau tak jelas arahnya, bahkan tak tertutup kemungkinan banyak pribadi teralienasi, kehilangan sikap kritis dan terbawa dalam beragam bentuk amnesia sosial. Tampilan audiovisual dalam gawai bersifat ritmis dan sugestif, lambat laun ’menyulap’ pemirsa, dari sang subyek yang merdeka berubah menjadi obyek yang tersandera; melahirkan masyarakat yang kian obsesif dan delutif.
Rekahnya kesadaran baru itu didasari kenyataan sekaligus pertanyaan, tentang bagaimana rasa kemanusiaan bekerja dalam diri manusia di era digital ini. Ketika peristiwa kematian belum luas ditayangkan dan diviralkan di media sosial, sebuah esai Czeslaw Milosz, pemenang Nobel dari Polandia, yang mengisahkan bagaimana ia menyaksikan seorang gadis remaja Yahudi yang tewas ditembak tentara Nazi, terasa dramatis. Akan tetapi, boleh jadi kini tulisan tersebut, jika dibaca ulang, tak sepenuhnya seberpengaruh dulu. Atau malahan menimbulkan sensasi rasa yang tak jauh beda dengan ketika pemirsa ”menikmati” tayangan kekerasan yang setiap hari hadir di televisi atau aneka kanal media sosial.
Demikian pula halnya puisi Catetan Th. 1946 atau Kerawang-Bekasi karya Chairil Anwar, atau sajak-sajak pamflet WS Rendra, dan sejumlah puisi penyair kanon lainnya, boleh jadi hadir menyapa khalayak luas era realitas virtual ini dengan sentuhan cita rasa yang tidak sedalam sebagaimana dihayati masyarakat pada era-era sebelumnya.
Tertaut hal ini, walau puisi itu sebuah dunia rekaan, namun pada dasarnya tidak berjarak dari keseharian. Imajinasi yang utuh dalam puisi tersusun dari aneka serpihan pengalaman, remah angan dan juga pengharapan—bagian tak terpisahkan dari cara kita bersikap menghayati hidup dan keseharian. Puisi adalah dunia yang kompleks, bukan rumit akibat kerancuan berbahasa ataupun bernalar dalam menghayati lapis demi lapis kenyataan. Sang ”aku” dalam sajak tak pelak masih memiliki kemerdekaan, tetapi tipisnya batas antara ruang publik dan ruang pribadi menyulitkan siapa pun untuk menjadi sosok individual yang sepenuhnya soliter.
Penyair yang tanggap, dengan kesadaran dan cara pandang baru atas realitas kini yang berlapis itu, barulah terbuka kemungkinan kreatifnya untuk menciptakan karya-karya yang tidak semata dipicu oleh pengalaman berbahasa (intrisik), melainkan juga oleh sensitivitasnya akan suatu percepatan perubahan yang terjadi di dalam lingkungan sosial-globalnya (ekstrinsik). Melalui bahasa puisinya yang otentik, berkarakter, serta universal berupaya mengungkapkan renungannya secara sistematis melalui sarana artistik serta intelektual dalam suatu dialektika di mana ’sang aku’ adalah cerminan masyarakat, pelaku yang sesungguhnya yang mengalami dan menghayati perubahan.
Warih Wisatsana
Penyair dan kurator
0 notes
asilaniyablog · 7 months
Text
Mengenang Masa Lalu dengan 6 Puisi Esai Pilihan Denny JA Sejak Era Kolonial
Dalam sejarah yang panjang, Indonesia telah mengalami banyak peristiwa penting yang membentuk identitas dan jati dirinya. Salah satu cara untuk mengenang masa lalu dan memahami perjalanan bangsa adalah melalui literatur. Puisi EsaiPuisi Esai sejarah menjadi jendela yang membuka wawasan kita tentang masa lalu, termasuk era kolonial yang pernah melanda negeri ini. Dalam artikel ini, kami ingin merekomendasikan 6 Puisi Esai pilihan dari penulis terkenal Denny JA yang bisa menjadi panduan Anda dalam memahami masa lalu Indonesia sejak era kolonial. 1. "Bumi Manusia" (Pramoedya Ananta Toer) Dalam Puisi Esai ini, Pramoedya Ananta Toer mengisahkan kehidupan Minke, seorang pribumi yang mendapat kesempatan untuk belajar di sekolah Eropa pada masa kolonial Belanda. Puisi Esai ini menyoroti ketidakadilan dan penindasan yang dialami oleh rakyat pribumi saat itu, serta konflik sosial dan kebangkitan nasionalisme yang semakin menguat. "Bumi Manusia" adalah salah satu Puisi Esai terbaik dalam literatur Indonesia dan memberikan wawasan mendalam tentang kondisi sosial pada masa lalu. 2. "Jejak Langkah" (Pramoedya Ananta Toer) Sebagai bagian dari tetralogi Buru, "Jejak Langkah" menceritakan perjuangan para tokoh di era kolonial Belanda. Cerita ini menggambarkan kehidupan di sebuah penjara pulau yang menjadi simbol penindasan dan perjuangan untuk kebebasan. Dalam Puisi Esai ini, Pramoedya Ananta Toer menyajikan gambaran realistis tentang kekuasaan dan ketidakadilan pada masa itu. 3. "Sitti Nurbaya" (Marah Rusli) "Sitti Nurbaya" adalah salah satu karya sastra penting dalam sastra Indonesia. Puisi Esai ini mengisahkan kisah cinta tragis antara seorang gadis Minangkabau yang dijodohkan dengan seorang pria Belanda. Puisi Esai ini mengangkat tema perbedaan budaya, kolonialisme, dan perjuangan individu dalam menjaga kehormatan dan kebebasan. "Sitti Nurbaya" menjadi simbol perlawanan terhadap penindasan pada masa kolonial. 4. "Max Havelaar" (Multatuli) "Max Havelaar" adalah Puisi Esai klasik yang ditulis oleh sastrawan Belanda Eduard Douwes Dekker yang menggunakan pseudonim Multatuli. Puisi Esai ini berbicara tentang korupsi dan penindasan yang dilakukan oleh para pejabat kolonial Belanda di Nusantara. "Max Havelaar" menjadi manifesto literatur yang melawan ketidakadilan pada masa kolonial dan membangkitkan kesadaran akan hak asasi manusia. 5. "Saksi Mata" (Mochtar Lubis) Dalam Puisi Esai "Saksi Mata", Mochtar Lubis menggambarkan kondisi sosial dan politik Indonesia pada masa kolonial dan pascakemerdekaan. Puisi Esai ini menceritakan kehidupan seorang jurnalis yang menjadi saksi kekejaman dan penindasan yang dilakukan oleh pihak kolonial. "Saksi Mata" memberikan perspektif yang kuat tentang perjuangan dan ketahanan bangsa Indonesia dalam menghadapi era kolonial. 6. "Leksikon Susastra Indonesia" (Denny ja) "Leksikon Susastra Indonesia" adalah Puisi Esai referensi yang dikurasi oleh Denny JA sendiri. Puisi Esai ini berisi sekumpulan ringkasan karya sastra Indonesia dari masa ke masa, termasuk era kolonial. Dalam Puisi Esai ini, Anda akan menemukan berbagai karya sastra penting yang mencerminkan perjalanan sejarah Indonesia. "Leksikon Susastra Indonesia" merupakan panduan yang ideal untuk memahami perkembangan sastra Indonesia sejak era kolonial. Mengenang masa lalu adalah bagian penting dalam memahami identitas dan perjalanan suatu bangsa. Melalui Puisi EsaiPuisi Esai yang kami rekomendasikan ini, Anda dapat memperluas wawasan dan menggali pengalaman yang ada pada masa kolonial di Indonesia.
Cek Selengkapnya: Mengenang Masa Lalu dengan 6 Puisi Esai Pilihan Denny JA Sejak Era Kolonial
0 notes
baliportalnews · 8 months
Text
Wagub Cok Ace Buka Utsawa Dharma Gita Ke-31 Provinsi Bali Tahun 2023
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR - Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati secara resmi membuka Utsawa Dharma Gita ke-31 Provinsi Bali Tahun 2023 yang diikuti oleh seluruh perwakilan Kabupaten/Kota se-Bali, bertempat di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar, Senin (4/9/2023). Dalam sambutannya, Wagub Cok Ace menyampaikan rasa syukur Utsawa Dharma Gita Tingkat Provinsi Bali dapat digelar kembali setelah dua tahun dilaksanakan secara daring. Wagub berharap gelaran Utsawa Dharma Gita bisa menjadi dasar dalam upaya melestarikan kebudayaan Bali. “Utsawa Dharma Gita sarat dengan nilai-nilai agama (Hindu). Sehingga Utsawa Dharma Gita menjadi sangat penting untuk dilaksanakan," ujarnya. Wagub Cok Ace melanjutkan, hal tersebut sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pembangunan Pola Semesta Berencana menuju Bali Era Baru yang mengandung makna Menjaga Kesucian dan Keharmonisan Alam Bali Beserta Isinya, untuk Mewujudkan Kehidupan Krama Bali yang Sejahtera dan Bahagia, Sekala-Niskala Menuju Kehidupan Krama dan Gumi Bali Sesuai Dengan Prinsip Trisakti Bung Karno: Berdaulat secara Politik, Berdikari Secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan Melalui Pembangunan Secara Terpola, Menyeluruh, Terencana, Terarah, dan Terintegrasi dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila 1 Juni 1945. Tokoh Puri Ubud ini mengatakan, perkembangan peradaban dunia berdampak pada mulai lunturnya nilai-nilai tradisi di Bali. Karenanya nilai-nilai sastra agama menjadi penting menjadi perhatian kita bersama. "Kalau jiwa tanpa sastra (nilai) akan sulit membedakan yang baik dan tidak baik," katanya menekankan. Wagub Cok Ace berharap kepada para peserta Utsawa Dharma Gita agar dapat menjadikan momentum ini sebagai ajang pertemuan silaturahmi melalui lantunan lagu dan nyanyian serta melatih generasi muda melantunkan doa-doa yang digunakan dalam kegiatan yadnya. Guru Besar ISI Denpasar ini juga berharap agar pelaksanaan Utsawa Dharma Gita dapat menjadi tuntunan kita bersama dalam mewujudkan kehidupan yang tentram, damai, dan sejahtera. Kegiatan ini juga diharapkan dapat memacu semangat generasi muda untuk menekuni sastra Bali serta memahaminya dan bersama sama menjaga budaya kita yang adiluhung. Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha menyampaikan, Utsawa Dharma Gita Provinsi Bali XXXI Tahun 2023 mengangkat tema Segara Kerthi: Samudra Kehidupan Susastra Hindu Bali. Utsawa Dharma Gita Provinsi Bali XXXI adalah wadah menyampaikan nilai-nilai sastra Hindu Bali, mensyukuri warisan budaya leluhur Bali, untuk membentuk krama Bali yang sejahtera dan bahagia. "Ini salah satu upaya kita menguatkan dan memajukan bahasa, sastra, dan aksara Bali," ujarnya. Mantan Rektor ISI Denpasar ini memaparkan tujuan digelarnya Utsawa Dharma Gita Provinsi Bali XXXI Tahun 2023, yakni melestarikan dan memanfaatkan Dharma Gita sebagai wujud visi Pemerintah Daerah, Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Selanjutnya juga sebagai wujud sradha dan bhakti krama Bali berdasarkan nilai Agama Hindu menuju krama Bali yang cerdas, santun, unggul, peduli, mandiri, kokoh, dan berbudaya. Meningkatkan kemampuan krama Bali dalam ber-Dharma Gita sebagai salah satu bagian dari kebudayaan Bali. Menuntun generasi muda Bali meningkatkan pengetahuan sastra agama melalui Dharma Gita. Dan memperkuat persaudaraan dan persatuan krama Bali dalam menghadapi tantangan global yang disebut era disrupsi, globalisasi, ataupun teknologi informasi. Utsawa Dharma Gita Provinsi Bali XXXI Tahun 2023 diikuti oleh kontingen dari Kabupaten Karangasem sebanyak 10 Orang, Kabupaten Badung sebanyak 58 orang, Kota Denpasar sebanyak 58 orang, Kabupaten Jembrana 50 orang, Kabupaten Klungkung 32 orang, Kabupaten Bangli 24 orang, Kabupaten Gianyar 25 orang dan Kabupaten Tabanan sebanyak 25 orang. Dengan kategori anak-anak, remaja, dan dewasa. Rangkaian acara Utsawa Dharma Gita Provinsi Bali XXXI Tahun 2023 yang berlangsung selama 4 hari (4-7 September) dimulai dengan pembukaan dilanjutkan dengan berbagai lomba (wimbakara), meliputi lomba membaca (ngewacen) palawakya, membaca kakawin, membaca sloka, membaca gaguritan atau macapat, kidung, dan menghafal sloka serta lomba lainnya. Nantinya akan ditutup dengan penyerahan hadiah kepada para juara di masing-masing kategori. Para pemenang dalam Utsawa Dharma Gita Provinsi Bali secara otomatis akan mewakili Bali pada Utsawa Dharma Gita tingkat nasional yang rencananya akan berlangsung tahun 2024.(bpn) Read the full article
0 notes
arrayyanowl · 5 years
Photo
Tumblr media
Sekadar awas bahwa jalan yang kamu lalui itu, tetap setuju tentang beranjakmu, hanya untuk pulangmu. #puisikanrindu #rindu #rinduisme #arrayyanowl #sastra #kata #susastra #sastrarindu #sastracinta #puisi #puisicinta #puisirindu #puisisenja #puisilover #sajak #penulis #penulisindonesia #puisiindonesia #quote #poems #poetry #poetrycommunity #literasi (di Hujan) https://www.instagram.com/arrayyan_owl/p/BwMzGrlhwyy/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=gnwkev0oaqqn
1 note · View note
thoriqalayubi-blog · 4 years
Photo
Tumblr media
Sebelum benar benar hujan ditengarai sebagai musabab hilangnya air mata, kata-kata kan senantiasa menceritakan jatuhnya dengan pelbagai rasa. Lihat disana! Seorang anak tanpa ayah sedang mengeja air mata yang menghujamnya. "esok mungkin tak akan ada" _____________ Selamat membaca, captions dan picture adalah dua semesta yang berbeda, barangkali iya Tabik @thoriq.alayubi #puisi #bulan #november #tentang #hujan #kenangan #menulis #susastra #indah #sajak #malam #ciputat #eksistensi #airmata #unfold https://www.instagram.com/p/B4r8uaOlT9c/?igshid=jb2x1jgivpzj
0 notes
wearehunted · 3 years
Text
Tips Membuat Cerpen yang Baik bagi Pemula!
Banyak orang-orang pengin mulai menulis narasi pendek, tapi tidak jelas bagaimanakah caranya ringkas menganggitnya. Dikarenakan bukan orang cerpenis tingkat pakar, saya berani menulis tips yang duganya simpel dimengerti dan diaplikasikan penulis pemula.
Cerpen-cerpen yang saya tuliskan mayoritas saya kirim ke suatu majalah keagamaan ternama, sama renjana saya dan perhatian. Kemungkinan kurang lebih empat cerpen selanjutnya termuat di majalah itu dalam periode waktu beberapa tahun. Jadi, saya pula bukan cerpenis. Cuman perangkai ujaran saja.
Dapatkan Motivasi Menulis Untuk saya, tips pertama dan penting tidak soal tekhnis, tapi motivasi.
Tanya dalam diri Anda, kenapa saya menulis cerpen? Buat apa? Jawaban atas pertanyaan ini dapat bergayam. Tidak ada yang buruk. Termaksud motivasi buat mendapati biar tersohor atau honor.
Siapakah yang tidak senang waktu memandang cerpennya termuat majalah nasional? Nyata segera buat pemberitahuan di Facebook, I poskamling, dan nstagram.
"Yes...cerpenku termuat! Saya betul-betul bagus!"
Tapi, pastilah ada motivasi-motivasi lain. Kemungkinan motivasinya merupakan pengin share pengalaman hidup yang inspiratif. Kemungkinan buat mempersoalkan rutinitas yang gak sesuai kembali diimplementasikan di masa kiwari. Mungkin saja buat melampiaskan isi hati biar gak senyuman-senyum sendiri.
Motivasi ini penting sebab waktu kita mengenyam persoalan dalam menulis kelak, kita dapat ingat kembali lagi arah kita menulis cerpen. "Aduh, kok mentok ya ideku.
Namun, saya gak pengen menyerah. Saya menulis cerpen ini buat ucapkan terima kasih ke orang tuaku," begitu perumpamaan keutamaan motivasi dalam menulis cerpen.
Putuskan Objek yang Sama dengan Kebolehan dan Renjana
Objek yang cocok dapat kita putuskan dengan pertimbangkan berbagai perihal:
a. Saya kuasai objek itu. b. Saya tidak kuasai objek itu, namun pengen usaha mempelajarinya dengan cari data dan ajukan pertanyaan. c. Objek ini merupakan renjana saya. d. Objek ini sangat penting saya olah biar pembaca bisa menuai makna.
Penulis pemula mestinya menunjuk objek yang simpel dulu. Umpamanya objek yang sama dengan pengalaman hidup orang paling dekat dan diri. Bisa pula objek yang diambil dari budaya di tempat yang telah terkuasai.
Pokoknya, jangan menunjuk objek yang terlampau susah untuk diri sendiri. Ditanggung cerpen gak dapat usai atau usai namun remuk berantakan.
Tentukan Jumlah, Nama, Karakter dan Peranan Figur Cerpen mestinya focus di satu hingga sampai tiga figur saja. Kalau kebanyakan figur, bukan cuma pembaca yang dapat bingung. Penulis cerpen juga bingung sendiri...hehehe...
Nama figur baiknya ditetapkan dulu biar lebih simpel merencanakan sesi selanjutnya nanti.
Karakter dan peranan figur umpamanya siapa yang menjadi figur penting dan figur figuran; siapa yang siapa dan jahat yang baik; siapakah yang mempunyai soal dan siapakah yang menolong pecahkan masalah.
Bikin Sistem Narasi yang Terang Penulis pemula duganya butuh bikin jalan cerita dahulu sebelumnya menulis. Sistem ada tiga type:
a. Sistem maju: kemarin-hari ini-besok ; momen A akibatkan B, B akibatkan C. b. Sistem mundur atau flashback: hari ini- kemarin-dahulu c. Sistem gabungan: gabungan dari sistem mundur dan maju. Saya anjurkan penulis pemula jangan pakai sistem ini sebab rada rumit.
Tulis pokok-pokok insiden yang menjadi rangka cerpen. Saya biasa membagi sistem jadi bagian-bagian atau episode kejadian:
Pertemuan beberapa tokoh: nama, umur, rutinitas, pekerjaan, beberapa ciri fisik. Pertemuan soal atau objek yang dijumpai beberapa tokoh Usaha banyak figur cari penuntasan atas soal atau objek cerpen Perumitan soal Perpecahan soal Penutup: dapat berbentuk simpulan atas pemecahan soal, penutup yang berencana didiamkan "menggantung", atau kejutan.
Menunjuk Pojok Pandang Sisi pandang rata-rata dipisah jadi dua.
a. Orang pertama: "saya" Segi positifnya: Lega mengungkap isi hati/hati batin figur "saya" Lega bercerita kembali lagi pengalaman personal sebagai ide cerpen Sertakan hati pembaca biar "masuk" ke dalam kejadian
Segi negatifnya: Kurang lega bercerita hati batin beberapa tokoh lain
b. Orang ke-3 (menjadi pemerhati/sutradara yang mendalang)
Segi positifnya: Lega bercerita hati dan masukan semuanya figur Sesuai buat bercerita kejadian yang dihadapi pihak lain (bukan penulis sendiri) Segi negatifnya:
Kurang lega bercerita hati/isi hati figur penting (lebih simpel pakai "saya ")
Harus putuskan sisi pandang mana yang? Terserah Anda. Pikir objek dan sistem kejadian yang Anda rancang.
Memperbagus Cerpen dengan Susatra Narasi pendek bukan kabar koran atau dakwah keagamaan yang "sah dan kaku ".Cerpen merupakan susastra. Menurut KBBI, susastra merupakan "kreasi sastra yang isi dan punyai bentuk sangatlah serius, berbentuk pernyataan pengalaman jiwa manusia yang ditimba dari kehidupan lantas direka dan diatur dalam bahasa yang bagus menjadi saranya maka dari itu menggapai kriteria seni yang tinggi ".
Nah, apa bagian kemegahan bahasa yang "penting" ada dalam cerpen? Kemegahan bahasa bisa dicetak lewat bermacam bagian:
Permainan bunyi (seperti di puisi dan pantun) Pengulangan kata dengan kesamaannya biar gak menjengkelkan (biar gak monoton) Diskusi elok antartokoh Pertanyaan retoris Pemakaian ujaran yang jarang-jarang digunakan dalam omongan keseharian Pemakaian kata asing atau kata dari bahasa wilayah yang menimbulkan perhatian pembaca Pemakaian simbol-simbol dalam bercerita figur dan insiden Teknik terpilih buat menulis cerpen dalam bahasa susastra merupakan pertama kali dengan adanya banyak membaca cerpen-cerpen kreasi penulis ulung dunia dan Indonesia.
Studi baik beberapa unsur susastra yang tersua dalam cerpen-cerpen mereka. Lantas, coba menulis cerpen dalam kata, pernyataan, dan kalimat yang elok. Rajin-rajin membuka KBBI dan Tesaurus (telah ada versus daring gratis lho).
Tentukan Judul yang Oke Benar
Lho, mengapa judul anyar ditetapkan lantas? Mengapa tidak diawalnya waktu merencanakan kejadian? Jangan resah, ini masalah hasrat dan siasat penulis saja. Kadang judul telah terfikir ketika memulai menulis.
Tapi, kerap berlangsung kita terlampau menggunakan banyaknya waktu pikirkan judul. Dibanding demikian, sudahlah...tulis dahulu cerpennya, lalu judul dapat diputuskan kemudian.
Judul cerpen yang oke benar mestinya:
Pendek, gak lebih pada 4 kata. Ingat ini cerpen bukan skripsi atau laporan KKN di Kampung Penari :) Dapat satu kata saja tapi sangatlah menakjubkan. Umpamanya: "Monyet!" Dapat figur penting cerpen: "Mak Perot" atau "Cak Lonjong"
Buat memicu minat pembaca/redaktur, dapat pakai kata atau nama yang jarang-jarang digunakan dalam omongan keseharian (dapat kata bahasa asing atau kata bahasa wilayah) Tidak cuman tujuh tips menulis cerpen untuk pemula yang udah saya kupas, tiap-tiap penulis cerpen butuh mengamati berbagai perihal berikut ini:
Tulis cerpen dengan rapi, hindarkan saltik (salah tulis) yang membikin pembaca dan redaktur salfok dan salting. Kalau kirim ke mass media khusus, simak aturan semasing alat terkait panjang cerpen dll
Mestinya berani "keluar" dari objek cerpen yang telah terlampau umum. Keduk objek cerpen dari kekayaan narasi rakyat, pengalaman inspiratif dan antik yang Anda rasakan atau dihadapi pihak lain, kasus sosial-budaya yang detail, rumor berkebangsaan dan kemanusiaan, kejadian beberapa orang yang sebagianya, dan dipinggirkan. Mestinya berani mencipta jenis tulisan sendiri, jangan ikuti tepat jenis cerpenis idola. Telah dahulu ya, tulisan ini kalau saya lanjutkan akan menjadi novel yang gak jelas. Ini cuman guratan saya. Tidak sepakat pula tak pa pa.
2 notes · View notes
trishy · 3 years
Text
Langkah Menulis Cerpen Bagi Pemula!
Banyak orang-orang mau mulai menulis narasi pendek, akan tetapi tidak mengerti bagaimana caranya efektif menganggitnya. Dikarenakan bukan seseorang cerpenis tingkat ahli, saya berani menulis tips yang duganya ringan dimengerti serta dicoba penulis pemula.
Cerpen-cerpen yang saya tuliskan kebanyakan saya kirim ke suatu majalah keagamaan tenar, sama renjana saya dan perhatian. Barangkali lebih kurang empat cerpen selanjutnya termuat di majalah itu dalam tempo sejumlah tahun. Jadi, saya pun bukan cerpenis. Sekadar perangkai ujaran saja.
Dapatkan Motivasi Menulis Buat saya, tips pertama serta inti tidaklah perihal tekhnis, namun motivasi.
Tanya dalam diri Anda, kenapa saya menulis cerpen? Buat apa? Jawaban atas pertanyaan ini dapat bersikapm. Tak ada yang buruk. Tergolong motivasi buat mendapat biar termasyhur atau honor.
Siapakah yang tak senang waktu lihat cerpennya termuat majalah nasional? Jelas segera buat pemberitahuan di Facebook, I poskamling, dan nstagram.
"Yes...cerpenku termuat! Saya memanglah top!"
Akan tetapi, pastinya ada motivasi-motivasi lain. Barangkali motivasinya yaitu mau share pengalaman hidup yang inspiratif. Barangkali buat menilai kebiasaan yang gak sesuai kembali dipraktekkan di era kiwari. Mungkin saja buat mencucurkan isi hati biar gak senyuman-senyum sendiri.
Motivasi ini penting lantaran waktu kita merasakan kesukaran dalam menulis kelak, kita dapat ingat kembali lagi maksud kita menulis cerpen. "Aduh, kok mentok ya ideku.
Namun, saya gak pengin menyerah. Saya menulis cerpen ini buat ucapkan terima kasih ke orang tuaku," begitu gambaran utamanya motivasi dalam menulis cerpen.
Putuskan Obyek yang Sesuai sama Kapabilitas serta Renjana
Obyek yang pas dapat kita pastikan dengan memperhitungkan berbagai hal:
a. Saya kuasai obyek itu. b. Saya tidaklah terlalu kuasai obyek itu, namun pengin usaha mempelajarinya dengan cari data dan ajukan pertanyaan. c. Obyek ini yaitu renjana saya. d. Obyek ini benar-benar penting saya olah biar pembaca bisa menuai makna.
Penulis pemula harusnya memutuskan obyek yang ringan dulu. Contohnya obyek yang sesuai sama pengalaman hidup orang paling dekat dan diri. Dapat juga obyek yang diambil dari budaya di tempat yang udah terkuasai.
Utamanya, jangan memutuskan obyek yang sangat sukar buat diri sendiri. Ditanggung cerpen gak bakal tuntas atau tuntas namun remuk berantakan.
Memastikan Jumlah, Nama, Pembawaan serta Andil Profil Cerpen harusnya focus di satu hingga tiga profil saja. Apabila kebanyakan profil, tidak hanya pembaca yang bakal bingung. Penulis cerpen akan juga bingung sendiri...hehehe...
Nama profil semestinya ditetapkan dulu biar lebih ringan merencanakan babak seterusnya nanti.
Pembawaan serta andil profil contohnya siapa yang menjadi profil inti serta profil figuran; siapa yang siapa dan jahat yang baik; siapakah yang miliki persoalan serta siapakah yang menolong pecahkan masalah.
Membikin Aliran Narasi yang Terang Penulis pemula duganya penting membikin jalan cerita dahulu sebelumnya menulis. Aliran ada tiga macam:
a. Aliran maju: kemarin-hari ini-besok ; insiden A akibatkan B, B akibatkan C. b. Aliran mundur atau flashback: hari ini- kemarin-dahulu c. Aliran paduan: paduan dari aliran mundur dan maju. Saya rekomendasikan penulis pemula jangan memanfaatkan aliran ini lantaran lumayan rumit.
Tulis pokok-pokok momen yang menjadi rangka cerpen. Saya biasa membagi aliran jadi bagian bagian atau adegan peristiwa:
Pertemuan beberapa tokoh: nama, umur, tradisi, pekerjaan, tanda-tanda fisik. Pertemuan persoalan atau obyek yang dijumpai beberapa tokoh Usaha banyak profil cari penuntasan atas persoalan atau obyek cerpen Perumitan persoalan Perpecahan persoalan Penutup: dapat berwujud simpulan atas pemecahan persoalan, penutup yang berniat didiamkan "menggantung", atau kejutan.
Memutuskan Pojok Pandang Sisi pandang kebanyakan dipisah jadi dua.
a. Orang pertama: "saya" Segi positifnya: Lepas mengatakan isi hati/hati batin profil "saya" Lepas berkisah kembali lagi pengalaman personal sebagai buah pikiran cerpen Libatkan hati pembaca biar "masuk" ke dalam peristiwa
Segi negatifnya: Kurang lepas berkisah hati batin beberapa tokoh lain
b. Orang ke-3 (menjadi peneliti/sutradara yang mendalang)
Segi positifnya: Lepas berkisah hati serta saran semuanya profil Sesuai buat berkisah peristiwa yang dihadapi pihak lain (bukan penulis sendiri) Segi negatifnya:
Kurang lepas berkisah hati/isi hati profil inti (lebih ringan memanfaatkan "saya ")
Mesti putuskan sisi pandang mana yang? Terserah Anda. Pikir obyek serta aliran peristiwa yang Anda rancang.
Memperbagus Cerpen dengan Susatra Narasi pendek bukan info koran atau dakwah keagamaan yang "sah serta kaku ".Cerpen yaitu susastra. Menurut KBBI, susastra yaitu "kreasi sastra yang isi serta mempunyai bentuk begitu serius, berwujud pernyataan pengalaman jiwa manusia yang ditimba dari kehidupan setelah itu direka serta diatur dalam bahasa yang elok menjadi saranya maka sampai prasyarat seni yang tinggi ".
Nah, apa faktor kecantikan bahasa yang "mesti" ada di cerpen? Kecantikan bahasa bisa dicetak lewat beragam faktor:
Permainan bunyi (seperti di dalam puisi serta pantun) Diulangi kata dengan kemiripannya biar gak menjenuhkan (biar gak monoton) Diskusi elok antartokoh Pertanyaan retoris Pemanfaatan ujaran yang jarang-jarang difungsikan dalam perbincangan tiap hari Pemanfaatan kata asing atau kata dari bahasa wilayah yang mencuri perhatian pembaca Pemanfaatan simbol-simbol dalam berkisah profil serta momen Trik terunggul buat menulis cerpen dalam bahasa susastra yaitu pertama kali dengan sejumlah membaca cerpen-cerpen kreasi penulis ulung dunia serta Indonesia.
Tekuni baik beberapa unsur susastra yang tersua dalam cerpen-cerpen mereka. Setelah itu, coba menulis cerpen lewat kata, pernyataan, serta kalimat yang elok. Rajin-rajin membuka KBBI serta Tesaurus (udah ada vs daring gratis lho).
Memastikan Judul yang Baik Benar
Lho, mengapa judul anyar ditetapkan setelah itu? Mengapa tak diawalnya waktu merencanakan peristiwa? Jangan risau, ini bab hasrat serta kiat penulis saja. Kadangkala judul udah terpikiran waktu mulai menulis.
Akan tetapi, kerap berlangsung kita sangat memakan banyak sekali waktu memikir judul. Ketimbang demikian, sudahlah...tulis dahulu cerpennya, lalu judul dapat diputuskan kemudian.
Judul cerpen yang baik benar harusnya:
Pendek, gak lebih dari pada 4 kata. Ingat ini cerpen bukan skripsi atau laporan KKN di Kampung Penari :) Dapat satu kata saja akan tetapi begitu mengagumkan. Contohnya: "Monyet!" Dapat profil inti cerpen: "Mak Perot" atau "Cak Lonjong"
Buat memancing minat pembaca/redaktur, dapat pakai kata atau nama yang jarang-jarang difungsikan dalam perbincangan tiap hari (dapat kata bahasa asing atau kata bahasa wilayah) Tidak hanya tujuh tips menulis cerpen buat pemula yang udah saya kaji, tiap-tiap penulis cerpen penting melihat berbagai hal berikut ini:
Tulis cerpen dengan rapi, hindarkan saltik (salah tulis) yang buat pembaca serta redaktur salfok dan salting. Apabila berkirim ke media pers tersendiri, cermati keputusan semasing tempat tentang panjang cerpen dan seterusnya
Harusnya berani "keluar" dari obyek cerpen yang udah sangat umum. Keduk obyek cerpen dari kekayaan narasi rakyat, pengalaman inspiratif serta antik yang Anda rasakan atau dihadapi pihak lain, masalah sosial-budaya yang rinci, gosip berkebangsaan serta kemanusiaan, peristiwa beberapa orang yang sejumlahya, dan dipinggirkan. Harusnya berani mencipta type tulisan sendiri, jangan ikuti tepat type cerpenis idola. Udah dahulu ya, tulisan ini apabila saya lanjutkan bakal jadi novel yang gak jelas. Ini sekadar guratan saya. Tak sepakat pun tidak pa pa.
2 notes · View notes
sputniksun · 4 years
Text
ROMANTICALLY DARK AND HILARIOUS
Tumblr media
Jeux d'enfants m a.k.a Love Me If You Dare (2003)
A film by Yann Samuell
Briefly, this film told me about the two characters, Julien and Sophie, who trapped in a game; if you dare, since they were a kid. They kept playing the odd game till the prank got more dangerous and both of 'em were tried to hide their own feelings.
Jadi, gue awalnya mau nonton Les Petits Mouchoirs karena jadi salah satu film yang akan dikaji dalam mata kuliah pengantar susastra, tapi enggak ketemu film itu dan malah nonton Jeux d'enfants. Kesan pertama nonton film ini adalah, "Kok mirip Amélie?" Hahah. Karena 1/3 film ini ngambil masa anak-anak si Julien dan Sophie. Lebih tepatnya how they met each other and how the game started. Kalau di film Amélie gue menemukan film yang romantis dengan kepolosan Amélie yang selalu mau nolong orang, di film Jeux d'enfants gue menemukan ini sebagai film yang cukup mengagetkan. Film romantis yang agak psychotic ini punya selera humor yang gelap sekali. Sampai gue bingung aja ini film romantis tapi kok dark banget?!?!!!!
Di film ini, Sophie kecil dikenal sebagai anak perempuan yang imejnya jelek karena orang tuanya bekerja sebagai you know what. Dia jadi bahan olok-olok semua orang, bahasanya kasar dan kotor, plus beranian anaknya. Sementara Julien, dia ini anak laki-laki yang ibu sakit parah kemudian meninggal. Dia bantuin Sophie waktu diolok-olok anak sekolahnya sambil ngasih kotak kaleng bergambar komedi putar dan Julien bilang kalau kotak itu harus dibalikin ke dia. Si Sophie jawab kalau Julien mau bantu, ya, yang betulan jangan setengah-setengah. Dan si Julien released rem tangan bus sekolah yang bawa anak-anak itu sampai bus sekolahnya jalan sendiri karena sopirnya bantuin Sophie. Nah, dari sini permainan mereka dimulai.
Gue suka akting Marion Cotillard yang waktu itu baru saja mau memimulai karir internasionalnya. Jeux d'enfants jadi salah satu film kerennya sebelum Big Fishnya Tim Burton. Marion bisa menarik perhatian penontonnya dengan sangat baik di film ini. Narik Guillaume Canet seebagai pasangan duet cihuyyynya Marion adalah pilihan bagus karena chemistrynya berasa. Untuk film tahun 2003 ini termasuk film kereen. Agak lebay aja sih akting bapaknya Julien waktu istrinya meninggal. Tapi tipikal film Prancis, sedihnya bukan dilihatin dari situ.
Selama nonton gue enggak merasakan apa-apa, sih. Tapi pas adegan terakhir yang super twisted, gue kaget wow. Ofc I know both Julien and Sophie are meant to be together, tapi tidak terpikirkan olehku akan berakhir sebegitu darknya.
- romancenya dapet.
- aktingnya oke.
- dark humournya tersampaikan.
- ide ceritanya tipikal tapi bisa dieksekusi dengan baik.
- adegan kesukaan gue adalah setiap lagu La Vie en Rose diputar
Overall 2.5/5
4 notes · View notes
jogjakarta · 3 years
Text
Keraton Yogyakarta Simpan Karya Susastra Islam Kejawen
Keraton Yogyakarta Simpan Ratusan Kitab Sastra Islam
 KERATON Yogyakarta, sebagai kelanjutan kerajaan bercorak agama Islam di Jawa, memiliki ratusan kitab sastra Islam.
Periode perkembangan sastra Islam di keraton-keraton Jawa tersebut berlangsung selama 130 tahun, antara tahun 1757-1881. Di Keraton Yogyakarta, setidaknya berlangsung hingga masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono V (1823-1826; 1828-1855), produksi sastra Islam terjadi secara besar-besaran.
Meski dalam perkembangannya, kalangan ahli kemudian membagi dua jenis sastra Islam, yakni sastra Islam santri dan sastra Islam kejawen. Di lingkungan keraton sendiri sastra Islam ini dimasukkan dalam golongan sastra Islam kejawen.
Kesusastraan Islam kejawen itu sendiri dipahami sebagai kepustakaan Jawa yang memuat perpaduan antara tradisi Jawa dengan unsur-unsur Islam.
Secara garis besar, sastra Islam kejawen ini berbentuk sastra wirid, suluk maupun primbon.
Dari ketiga sastra tersebut, primbon tampaknya lebih banyak ditulis sebagai ajaran-ajaran yang disusun tanpa struktur, seperti ngelmu petung, ramalan, pelajaran ibadah, akidah, hingga yang diwujudkan dalam bentuk cerita (baik prosa atau puisi), seperti Serat Kandha, Paramayoga, Serat Ambiya, dan Serat Menak. Di kemudian hari, bentuk sastra Islam kejawen tersebut dikenal dengan istilah tasawuf (mistik Islam).
Tradisi kesusastraan Islam di Keraton Yogyakarta telah lahir sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792). Pendirian Sekolah Tamanan pada 1757 menjadi awal mula penulisan kesusastraan Islam di keraton. Salah satu pelajaran yang diberikan di Sekolah Tamanan adalah pendidikan agama dan mengaji. Abdi Dalem yang bertugas mengajarkan pendidikan agama dan mengaji adalah Reh Kawedanan Kapangulonan. Pelajaran yang diperoleh meliputi Kitab Turutan, Alqur’an dan tafsir, Hukum Agama Islam, dan tradisi upacara Kerajaan Mataram hingga Keraton Yogyakarta yang berhubungan dengan agama, seperti parail, perkawinan, dan talak. Berawal dari sinilah kesusastraan Islam tumbuh subur sejalan dengan tradisi tulis keraton.
Untuk saat ini karya sastra Islam yang tertua yang masih ada di Keraton Yogyakarta pasca-Geger Sepehi adalah Kangjeng Kyai Al Quran yang ditulis pada 1797. Karya ini, oleh Thomas S Raffles tidak dianggap sebagai warisan adiluhung Hindu-Buddha Jawa, sehingga tidak ikut dijarah dan dibawa ke Inggris.
Alquran yang disalin oleh Ki Atmaparwita Ordonas Sepuh di Surakarta tersebut memiliki catatan pensil yang menerangkan bahwa kitab tersebut milik Kanjeng Gusti Raden Ayu Sekar Kedhaton, putri ke-37 dari Sri Sultan Hamengku Buwono II (1792-1810; 1811-1812; 1826-1828), yang memperoleh pendidikan agama dari Haji Muhammad, seorang Abdi Dalem Punakawan dan dari Ibu Guru Atun.
Tercatat ada empat Alquran yang disalin dan diberi tafsir dalam bahasa Jawa. Al-Qur’an ini ditulis dengan menggunakan tinta emas, dengan ornamen bingkai yang menghiasi di setiap tepi kertas. Beberapa tafsir ditulis pula dengan aksara pegon yakni aksara Arab berbahasa Jawa.
Inijuga menunjukkan bahwa sejak Sri Sultan Hamengku Buwono I, selain menggunakan aksara Jawa, di kalangan masyarakat Yogyakarta telah pula menggunakan aksara pegon.
Terdapat dua judul hikayat yang tersimpan di Perpustakaan KHP Widyabudaya Keraton Yogyakarta, Hikayat Bayan Budiman atau sering disebut Hikayat Kojah Maimun dan Hikayat Seh atau Kadis Ngabdul Kadir Jaelani. Hikayat Bayan Budiman diperkirakan ditulis pada paruh awal abad 19. Sementara Hikayat Seh merupakan sastra yang diprakarsasi oleh Kanjeng Ratu Mas, istri Sri Sultan Hamengku Buwono III Di samping hikayat, sekurang-kurangnya ditemukan 62 judul sastra suluk di Perpustakaan KHP Widyabudaya. Beberapa suluk diikat dalam satu jilid naskah berjudul Serat Kaklempakan Suluk lan Piwulang Warni-warni, seperti Suluk Wulang, Suluk Saksiraga, Suluk Piwulang, Suluk Purwaduksina, hingga Suluk Sembah Wiji. Produksi sastra suluk besar-besaran terjadi pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono V. Fakta ini sesuai dengan masa kebangkitan sastra di keraton. Meski demikian, sastra suluk tertua tertulis tahun 1815, yang berjudul Serat Suluk Warni-warni.
Di Perpustakaan KHP Widyabudaya, tersimpan antara lain Kitab Ahya, Kitab Iladuni, dan Kitab Musarar. Tradisi sastra kitab ini disadur dari sastra Islam berbahasa Melayu yang disesuaikan dengan ekologi Jawa. Pengaruh Islam dalam sastra kitab diperoleh dari kisah-kisah Islam Persia, yang kemudian berakulturasi dengan memori kultural carik-carik di Jawa.
Sedangkan jenis primbon antara lain Bab Ayating Kuran (Mengenai Ayat-Ayat Al-Qur’an), Bab Salat (Mengenai Salat), Kawruh Salat Sembahyang (Ilmu Salat dan Berdoa), Wulang Misiling Kitab (Cerita Nabi), Ahli Ngelmi Patang Prakawis; Sarekat, Tarekat, Hakekat, Makripat (Belajar Empat Perkara; Syariat, Tarekat, Hakikat, Makrifat) serta beberapa yang terkandung dalam teks babad dan serat.
(Sumber: kratonjogja.id)
0 notes
ubr30 · 1 year
Text
Perspektif Feminis Puisi Toeti Heraty
Oleh S PRASETYO UTOMO || 19 Juni 2021 
!! Tulisan ini diambil dari https://www.kompas.id/baca/opini/2021/06/19/perspektif-feminis-puisi-toeti-heraty !!
Saya tulis esai singkat ini setelah mendengar kabar Toeti Heraty meninggal. Lahir dari keluarga bertradisi serba eksakta, Toeti Heraty belajar kedokteran, pikologi, dan filsafat. Ia menemukan ekspresi pribadi dalam bentuk puisi dan esai di majalah Sastra, Horison, dan Budaya Jaya.
Ia mulai menulis puisi pada usia 33 tahun, pada saat ia sangat matang dalam mempertimbangkan kehidupan yang menjadi obsesi ide-ide kepenyairannya. Puisi-puisinya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Belanda, Perancis, dan Jepang. Puisi-puisi doktor filsafat ini terdapat dalam Antropologie Biligue de la Poesie Indonesienne Contemporaine (1972) dan Contemporary Indonesian Poetry (1976).
Sebagai penyair kontemporer, betapa penting puisi-puisi Toeti Heraty dalam sejarah sastra Indonesia. Saya dapat melacak karya-karyanya dalam Laut Biru Langit Biru (1977) susunan Ajib Rosidi, Tonggak (1987) editor Linus Suryadi AG, dan Horison Sastra Indonesia 2: Kitab Puisi (2002) editor Taufiq Ismail.
Dalam Leksikon Susastra Indonesia (2000), Korrie Layun Rampan mencatat bahwa karya-karyanya meliputi Sajak-Sajak 33 (1973), Seserpih Pinang Sepucuk Sirih (1979), Mimpi dan Pretensi (1982), Aku dan Budaya (1984), Manifestasi Puisi Indonesia-Belanda (1986), Wanita Multidimensional (1980), Nostalgi=Transendensi (1990), Antologi Puisi Indonesia (1997), dan Sembilan Kerlip Cermin (2000).
Buku-buku yang lahir lebih kemudian di antaranya Pencarian Belum Selesai (2002), A Time, A Season (2003), Calon Arang: Kisah Perempuan Korban Patriarki (2006), Rainha Boki Raja: Ratu Ternate Abad 16 (2010), Encounters: The Poetry (2018), Poems (2018), dan Transendensi Feminin: Kesetaraan Gender Menurut Simone de Beauvoir (2019).
Dalam pandangan Subagio Sastrowardoyo, Toeti Heraty dikelompokkan pada penyair yang berani berdiri di luar mainstream persajakan modern Indonesia. Puisi-puisinya tidak memunculkan kelembutan suasana. Hal yang menjadi inspirasi sajak-sajak Toeti Heraty adalah kesadaran-kesadaran dan pengertian-pengertian, bukan peristiwa-peristiwa sesaat. Puisi-puisinya penuh dengan pengendapan pemikiran mengenai kearifan hidup, termasuk ideologi feminisme.
Penyair feminis
Membaca puisi Toeti Heraty yang berjudul Musim Gugur, saya dapat merasakan betapa kaum laki-laki menyubordinasikan perempuan. Saya merasakan penindasan seksual terhadap kaum perempuan, yang menuntut kesadaran akan kemuliaan tubuh, dan melakukan pembebasan terhadap dominasi laki-laki: ”tapi kehausan buas mencabik, mengerat/payudara, rambut dan selaput/peganglah erat/...”.
Sebagai penyair feminis, Toeti Heraty menampakkan perjuangan kaum perempuan dengan kata-kata lugas saat menyampaikan ideologi pembebasan terhadap kebuasan nafsu seksualitas lelaki, yang menuntut kaum perempuan untuk mempertahankan moralitas reproduksi: ”mestinya aku cukup tabah/untuk memotong kemabukan nafas, mencekik/kesintingan malam yang mengerang/rintihan karena badik yang mencabik-cabik/merah-jingga keseimbangan darah dan serat/ syaraf dan syahwat/...”.
Kesadaran akan dominasi kekuasaan patriarki dalam ruang sosial dan kekuasaan, serta kepemimpinan, telah memberinya sugesti untuk mencipta puisi Manifesto: ”aku tuntut kalian/ke pengadilan, tanpa fihak yang menghakimi/siapa tahu, suap-menyuap telah meluas/menjulang sampai ke Hakim Tertinggi/siapa jamin, ia tak berfihak sejak semula/karena dunia, pula semesta, pria yang punya//...”.
Masih dengan kata-kata lugas, bahasa sederhana, ia melancarkan pembebasannya pada dominasi kekuasaan patriarki yang membelenggu hukum, kehidupan dunia, bahkan semesta. Ideologi perlawanan terhadap kekuatan hukum dan kekuasaan patriarki itulah yang menyebabkan ia lebih memilih kata-kata lugas, bernas, tajam serupa anak panah yang menghunjam pada sasaran. Ia tak bersembunyi di balik stilistika dan imaji kepenyairannya.
Ia menggugat pandangan kaum patriarki terhadap dunia wanita atas stigma sosial, religiusitas, pelecehan dan pemujaan dalam seks, seni tradisi, dan norma: kemudian kau dekritkan: ”wanita itu pangkal dosa/sebungkah daging, segumpal emosi/ sekaligus imbesil dan bidadari/dilipat jari kaki, dikunci pangkal paha/dicadari, gerak-gerik dibebani menjadi/tari lemah-gemulai/ia tertunduk karena salah, gentar, patuh/mengecam diri//...”.
Dalam penciptaan Toeti Heraty, bahasa lebih tajam dari sekadar menyuarakan sugesti, tetapi kadang menjelma provokasi. Ia mengemas tuntutan-tuntutan pembebasannya terhadap dominasi patriarki hampir-hampir tanpa simbol. Bahkan mitos-mitos mengenai keluhuran dan kecantikan kaum perempuan pun dibongkar, didekonstruksi dalam puisi ”Wanita”.
Ia telah menggugat mitos-mitos yang melingkupi keluhuran kaum wanita dengan bahasa tanpa majas: ”wanita/berapalah kemesraan sepanjang umur/tiada berlimpah tiada mencukupi/ karena kau dengan tak acuh, tidak peduli/membawa pilu yang tak tersembuhkan dan/tak kausadari, tak kausadari//...”.
Lugas dan tajam 
Puisi-puisi Toeti Heraty yang menyuarakan ideologi feminisme memang terasa lebih dominan memanfaatkan kata-kata lugas yang tajam. Ia memandang persoalan reproduksi sebagai sumber penindasan kaum perempuan. Ia juga bisa memandang bahwa reproduksi menunjukkan kekuasaan perempuan.
Dalam puisi ”Manifesto” ia menulis: ”dalam bencana akhirnya panggil ibu juga/tapi/demi anakku laki-laki/tuntutan aku tarik kembali/dan jadi penghianat– atau/memang karena sudah terlambat//...”.
Dalam larik-larik puisi itu, sebagai seorang feminis, Toeti Heraty dipengaruhi pandangan Simone de Beauvor, yang melihat penindasan perempuan dimulai dari reproduksi. Beban reproduksi yang ditanggung perempuan dan tanggung jawab membesarkan anak membuat perempuan mempunyai posisi tawar yang lemah terhadap laki-laki.
Ia melihat kaum wanita belum menanggalkan topeng, kedok, sandiwara yang diperankan dalam hidupnya. Dalam puisi ”Dua Wanita”, ia menyingkap kedok itu dengan satire: ”ah, sandiwara ini pun/sudah terlalu lama, bila/dua wanita bicara//...”
Sebagai penyair feminis, Toeti Heraty tidak selalu melakukan pembebasan ideologi secara keras. Dalam catatan Ewith Bahar dikatakan, ia memiliki kelembutannya sendiri saat bersama keluarga. Ia sering memainkan piano di waktu senggang dan bercengkerama bersama cucu.
Keromantisan tetap terpancar dalam diri dan juga dalam puisinya, seperti ”Genewa Bulan Juli”. Dalam puisi ini, ia menciptakan empati, menyusupkan imaji, dan menghidupkan suasana batin pembaca. Ia juga bisa menyingkap hal-hal yang transenden, yang berkaitan dengan kematian dalam puisi ”Selesai”: ”suatu saat toh harus ditinggalkan/dunia yang itu-itu juga/api petualangan cinta telah pudar/bayang-bayang dalam mimpi, senyum tanpa/penyesalan kini/...”.
S Prasetyo Utomo, Sastrawan, Doktor Ilmu Pendidikan Bahasa Unnes, Semarang
1 note · View note
Photo
Tumblr media
Rahayu Surtiati Hidayat (Ed.), Hakikat Pengetahuan Budaya, Jakarta, YOI, Juli 2018, x+442 hlm, 155.000 Pada hakikatnya, ilmu pengetahuan budaya menekuni hasil akal budi manusia dengan tujuan agar manusia menjadi lebih baik. Maka, para pakar ilmu pengetahuan budaya menggunakan berbagai hasil budi daya manusia sebagai objek penelitiannya. Maka, ancangan tekstual diterapkan dalam penelitiannya. Dalam kumpulan karangan para guru besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia ini, pembaca akan menemukan berbagai tulisan yang menunjukkan hakikat ilmu pngetahuan budaya. Kelima belas tulisan itu dikelompokkan dalam lima bagian: dari tulisan yang bersifat umum di bagian pertama hingga yang bersifat khusus bidang ilmu di bagian-bagian berikutnya: sejarah dan arkeologi, ilmu susastra, kajian budaya, dan linguistik. #RahayuSurtiatiHidayat #HakikatPengetahuanBudaya #YOI #KatalogJBS #KajianBudaya (di Kedai JBS) https://www.instagram.com/p/CQYSxcin4cU/?utm_medium=tumblr
0 notes
baliportalnews · 9 months
Text
Bupati Tamba Buka Lomba Utsawa Dharma Gita 
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, JEMBRANA - Ratusan peserta dari kalangan anak-anak, remaja dan dewasa, unjuk gigi dalam hajatan tahunan yang diprakarsai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jembrana, dengan mengusung tema ‘Melarapan antuk Utsawa Dharma Gita Kabupaten Jembrana warsa 2023 Ngiring Lestariang Seni Budaya Lan Susastra Baline Anggen Nyujur Jembrana Emas 2026’ dipusatkan di Wantilan Pura Jagatnatha. Utsawa Dharma Gita dibuka langsung oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba ditandai dengan pemukulan gong, Selasa (28/7/2023). Bupati Tamba merasa bangga dan apresiasi kepada anak-anak yang mengikuti Lomba Utsawa Dharma Gita, menurutnya anak-anak yang mengikuti lomba ini merupakan generasi yang teladan. “Anak muda yang lain mungkin belum ada yang bangun atau sedang bermain handphone, sedangkan mereka ini sudah dandan untuk mengikuti lomba, saya sangat bangga dengan anak-anak ini,” ungkapnya. Dirinya berharap lomba Utsawa Dharma Gita ini agar terus ditumbuh kembangkan. “Jadi jangan monoton, Utsawa Dharma Gita ini harus kita tingkatkan terus agar lebih semangat lagi, ”ujarnya. Sementara, Ketua panitia, I Wayan Sumadia mengatakan lomba Utsawa Dharma Gita ini memiliki tujuan untuk mengembangkan dan melestarikan seni budaya daerah Bali dan susastra Bali. “Lomba ini juga bertujuan untuk mendukung program pemerintah terutama di bidang pembangunan seni dan budaya daerah Bali,” ungkapnya. Sumadia menjelaskan bahwa pelaksanaan lomba Utsawa Dharma Gita ini juga sekaligus untuk menseleksi, dimana pemenang dalam lomba ini akan di utus untuk mengikuti Utsawa Dharma Gita di tingkat Provinsi Bali yang ke-31. Utsawa Dharma Gita tingkat Provinsi Bali akan diadakan pada bulan september yang akan datang, tepatnya pada tanggal 11 dan 16 September 2023. “Lomba Utsawa Dharma Gita terdiri dari menguacen sloka, menghafal sloka dengan kategori anak-anak, remaja dan dewasa. lalu ada membaca kekawin dengan kategori remaja dan dewasa, ada juga membaca palawakya itu untuk remaja dan dewasa. selain itu juga ada membaca geguritan anak-anak putra ditambah dengan kidung campuran terdiri dari 5 orang 3 putri dan 2 putraputra.  Mudah-mudahan hari ini bisa satu hari kita selesaikan untuk memperoleh juara,” jelasnya.(ang/bpn) Read the full article
0 notes
reading-products · 3 years
Text
*[PDF] Download A Pho Love Story *Full Access
(Obtener estos libros) Hikayat 1001 Malam Jilid 1 dari 4
The Secret Guide To Hikayat 1001 Malam Jilid 1 dari 4
This book is a very good book to read!
Do you want to read it ? 
 > Download//Read
√PDF BOOKS | √SCREEN READER | √EPUB
Synopsis 
Sebuah karya sastra epik Abad Pertengahan yang fenomenal sepanjang sejarah. Hikayat 1001 malam tak pernah berhenti dituturkan dari masa ke masa. Ia pun seolah sudah menjadi bagian utama dari jagad susastra klasik.Hikayat ini berupa kumpulan cerita berbingkai yang sambung-menyambung dengan tokoh yang berbeda-beda dan kekuatan alur cerita yang menggugah rasa penasaran. Di dalamnya dikisahkan berbagai legenda, dongeng, fabel, dan roman dengan beragam latar belakang.Karya ini sudah banyak menarik perhatian para sastrawan, pujangga, dan kaum cendekiawan dari Timur dan Barat. Terjemahannya ke dalam pelbagai bahasa dunia menjadi bukti bahwa ia tak lekang dimakan waktu. Kenyataan ini sekaligus menunjukkan bahwa pesan-pesan yang disampaikannya bersifat universal dan melintasi sekat-sekat budaya dan geografis. Kandungan hikmahnya pun seakan tak pernah kering untuk digali.Dikemas dalam gaya bahasa populer, karya ini sangat mengasyikkan untuk dijelajahi.
0 notes
arrayyanowl · 5 years
Photo
Tumblr media
Menelusuri rindu yang pernah tersimpan. Tertanam, rapi utuh tak berantakan. Hanya gumpalan debu-debu pilu yang akan sirna setelah dihempaskan. Kepada Dia: 'ini gubahan munajat yang puisikan' ============== #puisikanrindu #rindu #rinduisme #arrayyanowl #sastra #kata #susastra #sastrarindu #sastracinta #puisi #puisicinta #puisirindu #puisisenja #puisilover #sajak #penulis #penulisindonesia #puisiindonesia #quote #poems #poetry #poetrycommunity #literasi #kopisajak #yangterdalam (di JCC Convention Center) https://www.instagram.com/arrayyan_owl/p/Bu1ZEivhClb/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=6g281h7ie5zp
1 note · View note
anti-peta · 3 years
Text
Cara Menulis Cerpen yang Baik bagi Pemula
Beberapa orang pengin mulai menulis narasi pendek, tetapi tidak paham bagaimanakah cara ringkas menganggitnya. Oleh sebab bukan seorang cerpenis tingkat dewa, saya berani menulis tips yang sangkanya gampang dimengerti dan diterapkan penulis pemula.
Cerpen-cerpen yang saya catat sejumlah besar saya kirim ke satu majalah keagamaan terkenal, sama renjana saya dan perhatian. Kemungkinan seputar empat cerpen pada akhirnya termuat di majalah itu dalam waktu beberapa tahun. Jadi, saya bukan cerpenis. Sebatas perangkai kalimat saja.
Dapatkan Motivasi Menulis Untuk saya, tips pertama dan khusus bukan hal tehnis, tetapi motivasi.
Tanya dalam diri Anda, kenapa saya menulis cerpen? Buat apa? Jawaban atas pertanyaan ini dapat berlagakm. Tidak ada yang buruk. Terhitung motivasi untuk memperoleh supaya populer atau honor.
Siapakah yang tidak senang waktu menyaksikan cerpennya termuat majalah nasional? Tentu segera buat informasi di Facebook, I poskamling, dan nstagram.
"Yes...cerpenku termuat! Saya benar-benar luar biasa!"
Tetapi, pasti ada motivasi-motivasi lain. Kemungkinan motivasinya ialah pengin share pengalaman hidup yang inspiratif. Kemungkinan untuk mengomentari tradisi yang tidak pas kembali diaplikasikan di jaman kiwari. Mungkin saja untuk meluapkan isi hati supaya tidak senyuman-senyum sendiri.
Motivasi ini penting sebab waktu kita alami kesusahan dalam menulis kelak, kita dapat ingat kembali lagi arah kita menulis cerpen. "Aduh, kok mentok ya ideku.
Namun, saya tidak ingin menyerah. Saya menulis cerpen ini untuk mengucapkan terima kasih ke orang tuaku," begitu contoh keutamaan motivasi dalam menulis cerpen.
Tentukan Topik yang Sesuai Kekuatan dan Renjana
Topik yang tepat dapat kita tetapkan dengan menimbang banyak hal:
a. Saya kuasai topik itu. b. Saya tidak begitu kuasai topik itu, tetapi ingin usaha mempelajarinya dengan cari info dan menanyakan. c. Topik ini ialah renjana saya. d. Topik ini sangat penting saya olah supaya pembaca bisa menuai makna.
Penulis pemula sebaiknya pilih topik yang gampang dulu. Misalkan topik yang sesuai pengalaman hidup orang paling dekat dan diri. Juga bisa topik yang diambil dari budaya di tempat yang telah terkuasai.
Pokoknya, jangan pilih topik yang begitu susah untuk diri sendiri. Ditanggung cerpen tidak akan usai atau usai tetapi remuk berantakan.
Tentukan Jumlah, Nama, Karakter dan Peranan Figur Cerpen sebaiknya fokus pada satu sampai tiga figur saja. Bila kebanyakan figur, tidak cuma pembaca yang akan bingung. Penulis cerpen akan bingung sendiri...hehehe...
Nama figur seharusnya dipastikan dulu supaya lebih gampang membuat step selanjutnya nanti.
Karakter dan peranan figur misalkan siapa yang menjadi figur khusus dan figur figuran; siapa yang siapa dan jahat yang baik; siapakah yang punyai permasalahan dan siapakah yang menolong pecahkan masalah.
Membuat Jalur Narasi yang Terang Penulis pemula sangkanya perlu membuat jalan cerita dahulu saat sebelum menulis. Jalur ada tiga tipe:
a. Jalur maju: kemarin-hari ini-besok ; peristiwa A akibatkan B, B akibatkan C. b. Jalur mundur atau flashback: hari ini- kemarin-dahulu c. Jalur kombinasi: gabungan dari jalur mundur dan maju. Saya anjurkan penulis pemula jangan menggunakan jalur ini sebab cukup rumit.
Tulis pokok-pokok kejadian yang menjadi rangka cerpen. Saya biasa membagi jalur jadi bagian-bagian atau bagian cerita:
Perjumpaan beberapa tokoh: nama, umur, rutinitas, pekerjaan, beberapa ciri fisik. Perjumpaan permasalahan atau topik yang ditemui beberapa tokoh Usaha beberapa figur cari penuntasan atas permasalahan atau topik cerpen Perumitan permasalahan Perpecahan permasalahan Penutup: dapat berbentuk simpulan atas jalan keluar permasalahan, penutup yang menyengaja didiamkan "menggantung", atau kejutan.
Pilih Pojok Pandang Pemikiran umumnya dipisah jadi dua.
a. Orang pertama: "saya" Segi positifnya: Bebas mengutarakan isi hati/hati batin figur "saya" Bebas menceritakan kembali lagi pengalaman individu sebagai ide cerpen Menyertakan hati pembaca supaya "masuk" ke dalam cerita
Segi negatifnya: Kurang bebas menceritakan hati batin beberapa tokoh lain
b. Orang ke-3 (selaku pemerhati/sutradara yang mendalang)
Segi positifnya: Bebas menceritakan hati dan opini seluruh figur Pas untuk menceritakan cerita yang dirasakan seseorang (bukan penulis sendiri) Segi negatifnya:
Kurang bebas menceritakan hati/isi hati figur khusus (lebih gampang menggunakan "saya ")
Harus tentukan pemikiran mana yang? Terserah Anda. Pikirkan topik dan jalur cerita yang Anda rancang.
Mempercantik Cerpen dengan Susatra Narasi pendek bukan informasi koran atau ceramah keagamaan yang "sah dan kaku ".Cerpen ialah susastra. Menurut KBBI, susastra ialah "kreasi sastra yang isi dan memiliki bentuk benar-benar serius, berbentuk pernyataan pengalaman jiwa manusia yang ditimba dari kehidupan selanjutnya direka dan diatur dalam bahasa yang cantik selaku saranya hingga capai persyaratan seni yang tinggi ".
Nah, apa elemen keelokan bahasa yang "harus" ada dalam cerpen? Keelokan bahasa bisa dibuat lewat bermacam elemen:
Permainan bunyi (seperti pada puisi dan pantun) Pengulangan kata dengan persamaannya supaya tidak menjemukan (supaya tidak monoton) Diskusi elok antartokoh Pertanyaan retoris Pemakaian kalimat yang jarang-jarang digunakan dalam pembicaraan setiap hari Pemakaian kata asing atau kata dari bahasa wilayah yang mengundang perhatian pembaca Pemakaian simbol-simbol dalam menceritakan figur dan kejadian Langkah terhebat untuk menulis cerpen dalam bahasa susastra ialah pertama kali dengan beberapa membaca cerpen-cerpen kreasi penulis ulung dunia dan Indonesia.
Dalami baik beberapa unsur susastra yang tersua dalam cerpen-cerpen mereka. Selanjutnya, coba menulis cerpen dalam kata, pernyataan, dan kalimat yang cantik. Rajin-rajin membuka KBBI dan Tesaurus (telah ada versus daring gratis lho).
Tentukan Judul yang Oke Benar
Lho, mengapa judul baru dipastikan selanjutnya? Mengapa tidak pada awal waktu membuat cerita? Jangan kuatir, ini masalah hasrat dan taktik penulis saja. Terkadang judul telah terpikirkan ketika mulai menulis.
Tetapi, kerap berlangsung kita begitu habiskan beberapa waktu pikirkan judul. Dibanding demikian, sudahlah...tulis dahulu cerpennya, lalu judul dapat diputuskan kemudian.
Judul cerpen yang oke benar sebaiknya:
Pendek, tidak lebih dari 4 kata. Ingat ini cerpen bukan skripsi atau laporan KKN di Dusun Penari :) Dapat satu kata saja tetapi benar-benar mempesona. Misalkan: "Monyet!" Dapat figur khusus cerpen: "Mak Perot" atau "Cak Lonjong"
Untuk memancing ketertarikan pembaca/redaktur, dapat pakai kata atau nama yang jarang-jarang digunakan dalam pembicaraan setiap hari (dapat kata bahasa asing atau kata bahasa wilayah)
Kecuali tujuh tips menulis cerpen untuk pemula yang sudah saya bahas, tiap penulis cerpen perlu memperhatikan banyak hal berikut ini:
Tulis cerpen dengan rapi, jauhi saltik (salah tulis) yang membuat pembaca dan redaktur salfok dan salting. Bila kirim ke mass media spesifik, lihat ketetapan semasing medium berkenaan panjang cerpen dan lain-lain
Sebaiknya berani "keluar" dari topik cerpen yang telah begitu umum. Keduk topik cerpen dari kekayaan narasi rakyat, pengalaman inspiratif dan unik yang Anda rasakan atau dirasakan seseorang, persoalan sosial-budaya yang detil, desas-desus berkebangsaan dan kemanusiaan, cerita beberapa orang yang beberapaya, dan dipinggirkan.
Sebaiknya berani mencipta style tulisan sendiri, jangan mengikut tepat style cerpenis idola.
Telah dahulu ya, tulisan ini bila saya lanjutkan bakal menjadi novel yang tidak jelas. Ini sebatas guratan saya. Tidak sepakat gak pa pa.
0 notes
pendidikanku · 4 years
Link
Tumblr media
Pengertian Sastra
Secara umum, Pengertian Sastra adalah sebuah karya yang indah , baik itu tulisan serta juga lisan. Dengan berdasarkan dari asal usul, definisi sastra diistilahkan ialah sebagai “kesustraan” susastra  yang berasal dari bahasa sansekerta, yakni sastra. “su” yang berartikan bagus atau juga indah, sedangkan dari “sastra” yang berartikan “buku, tulisan atau juga huruf”. Dengan secara etimologi, dari arti kedua kata tersebut bisa disimpulkan bahwa arti dari “susastra atau sastra”  adalah suatu tulisan yang indah.
0 notes