Tumgik
#mahasantri
gosulsel · 1 year
Text
Bupati Gowa Beri Kuliah Umum Ratusan Mahasantri - Gosulsel
GOWA, GOSULSEL.COM — Program Mahasantri Pemerintah Kabupaten Gowa yang telah dilaunching beberapa waktu lalu akhirnya memulai pembukaan kuliah di Ruang Rapat Senat Rektorat UIN Alauddin Makassar, Samata, Selasa (24/01/2023) kemarin. Pada kesempatan tersebut, Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan t...
http://gosulsel.com/2023/01/25/bupati-gowa-beri-kuliah-umum-ratusan-mahasantri/
#KuliahUmum #PemkabGowa #ProgramMahasantri #UINAlauddinMakassar
0 notes
amelianurhabibah · 8 months
Text
Mengandalkan Allah
Hampir satu bulan setelah masuk asrama aku dan teman" sekamar menjalani hari yang penuh suka dukanya ini.
Pasalnya semester ini aku menjadi salah satu mahasantri yang mendapatkan kamar dilantai 3, plus dikamar terakhir. Musholah lantai 3 emang aku akui menjadi tempat yang paling nyamannnn, karena aku bisa melihat langit secara dekat dan bisa menikmati segala keindahannya. Tapi, aku juga gak pernah ngebayangin, kalau aku bakal dapat kamar dilantai 3.
Tau kenapa?
Karenaaa...
Pertama, harus mengangkat galon. Gk mungkin kuat, 😭 makanya setiap isi galon selalu minta tolong teman yang lain.
Kedua, naik tangganya capek. Apalagi ketika pulang kuliah. Oh lupaaa, jika ada rapat harus mondar mandir naik turun tangga. :(
Ketiga, ini yang paling menyedihkan, air nya mati.
Selama 2 minggu lebih kami menumpang ke kamar tetangga, karena air di kamar mati. Segan bangetttt, ya Allah...
Dalam masalah ini, aku dan teman-teman yg lain memutuskan untuk mengadukan ke kakak musyrifah nya tentang masalah air yang mati ini.
Tapi kakak musyrifah nya juga sudah melaporkan kepihak atasan untuk mengatasi masalah ini, namun kata pihak atasannya, masih menunggu keputusan dari pihak yang lebih atas.
Huaaaa sedih sekaliiii yaaa😭
Akhirnya aku cuman bisa mengandalkan satu satunya dzat yang paling atas. Yaitu Allah.
Gak ada yang bisa aku lakukan selain berdo'a kepada Allah, dan mengandalkan kebesaran-Nya.
"Ya Allah, amel minta tolongggg nyalakan air nya yaa.. Soalnya segan jika setiap hari harus pergi ke kamar tetangga "
Ngaduuuin terusss ke Allah..
Benar benar mengandalkan Allah, karena gak ada yang bisa menghalangi apapun jika Allah sudah berkehendak.
Tepat hari ini, Allah hibur hatiikuuuu 🥹
MasyaAllah Tabarakallah, airnya nyalaaa...
Allah datangkan para teknisi untuk memperbaiki masalah yg ada. Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah...
Kami sekamar benar" bersyukur.
Akhirnya kamar sendiri ada airnya...
Allah baik bangettt 😭 makasiii banyak ya Allah..
Aku percaya, apapun itu. Jika Allah yang kita handalkan, insyaAllah pasti ada kemudahan nya.
🩶🥹
25 notes · View notes
mutiarafirdaus · 1 year
Text
Harapan (Hari) Kesembilanbelas
“Ustadzah tau gak, aku sudah menjalani tiga minggu ini dengan sisa uang 10.000 di kantong. Eh ini masuk ke pekan keempat deh. Dan di ATMku juga kosong, Hahaha!” 
Ringan mahasantri dihadapanku tertawa. Kemudian ia menyantap nasi dan soto yang tersaji di hadapannya, sengaja kubawa untuk makan di luar agar bisa deeptalk dan banyak belajar dari sosok yang kutahu sebagai ‘orang yang berdiri di atas kakinya sendiri’. 
Keluarganya jauh di Kalimantan Utara. Jarak kuliah dan asramanya pun jauh, dari Pondok Cina ke arah Parung. Seringkali bertabrakan pada pilihan, antara membeli makan atau digunakan sebagai ongkos menuju kampus. 
Aku mengajaknya berbincang setelah menyadari ‘dosa besar’ karena menentang orang rumah yang menerapkan ‘pola hidup prihatin’ di Ramadhan kemarin. Sebenarnya tidak prihatin juga dalam artian sebenarnya, tapi di benakku, apa yang tersaji harusnya bisa lebih baik daripada apa yang ada saat itu. 
Tetiba setelah episode ngambek, di instagram tertayang video dimana ibu dan anaknya yang lumpuh harus makan nasi basi agar bisa terus menyambung hidup. Tamparan itu telak mengenaiku yang jika makan menuntut harus banyak yang tersaji :” 
“Kalo ada makan, ya makan Ustadzah. Kalo nggak ada makan, yaudah laper aja.”
“Aku pernah loh makan nasi basi waktu tahun tahun awal kuliah dan masih tinggal di asrama kampus! Waktu itu orang-orang sudah liburan, aku nggak pulang dan sendirian di asrama. Dulu yang terpikir adalah, aku laper dan kalaupun takdirnya aku mati gegara makan nasi basi ini yasudah mati saja. Eh Alhamdulillah masih sehat sampai sekarang, hahahaa!”
“Aku nggak marah laah sama orangtuaku dengan keadaan kita seperti ini. Orangtua sudah berjuang dengan taraf kemampuan mereka. Aku yakin, untuk anaknya mereka sudah berjuang maksimal. Tapi kalau hasilnya segitu saja yasudah.”
“Mamaku pernah pesan, kita dinilai dengan pendidikan tinggi yang kita tempuh, bukan dari nominal uang yang dimiliki. Karena jadi orang paling kaya di suatu daerah, jika diadu dengan daerah lain bisa jadi nggak ada apa-apanya kekayaan itu. Tapi dengan ilmu, kita bisa berkiprah di kancah mana saja.”
“Dulu aku juga pernah terancam disuruh putus sekolah karena beratnya biaya, tapi kata Mama harus terus sekolah. Apapun yang terjadi, sekolah itu utama.”
“Aku mandang orang kaya itu udah nggak ada feel, biasa aja. Karena aku punya pengalaman yang masih berbekas dengan orang-orang yang mengaku berduit itu. Jadi aku nggak merasa minder kalaupun nggak punya uang, dan kalaupun rumahku seadanya yasudah aku nggak merasa malu juga.”
Mendengar runtutan ceritanya, pecel lele kering dihadapanku seperti  menertawai kelemahan dan culunnya diriku dalam menjalani hari hari kemarin. 
Bisa jadi apa yang kita rutuki hari ini merupakan keberlimpahan bagi orang lain. Dan apa yang kita anggap biasa ialah kemewahan bagi satu dua. 
Maka betapa bahagia orang-orang yang bisa menjalani hidup dengan sederhana dan keberlimpahan syukur. 
Ia tak tertawan oleh tuntutan hawa nafsu dan rasa memperturuti dunia, dan sepenuhnya menjadi manusia merdeka yang fokus berkiprah tuk jadi hamba terbaik dihadapanNya :”
Harapan yang tertanam, atas apa apa yang Allah takdirkan semoga bisa merawatnya dengan syukur yang berlimpah dan tidak kalap lagi dalam memperturuti kebutuhan dunia :”
3 notes · View notes
kalamzain · 1 year
Text
Tumblr media
Meniru Semangat Ustadz Hanif
Awal saya bertemu dengan sosok ustadz Hanif yaitu ketika mengikuti kelas online di subuh hari bersama mahasantri muntazhim. Yaa...., waktu itu saya masih berstatus sebagai mahasantri Muntasib.
Awal pertama saya mendengarkan penjelasan beliau, hati saya dibuat terpukau dengan keilmuannya, bahkan saat saya membaca tulisan beliau di media sosial.
Saya menyebut beliau sebagai imam Nawawi di era sekarang. Seluruh detiknya pasti tak lepas dari kata "belajar", di manapun dan kapan pun pasti selalu belajar. Mungkin ini bentuk warisan semangat yang diterima beliau dari pak yai Ali Mustafa Yaqub.
Saat saya baru menginjakkan kaki di Darsun, saya baru pertama kali melihat seseorang memiliki bahan bacaan pribadi yang begitu banyak. Betapa takjub nya saya ketika melihat kamar beliau penuh dengan buku, bahkan tak terlihat di mana lemari beliau saking banyaknya buku yang dimilikinya.
Salah satu bukti keseriusan beliau dalam belajar juga dapat kami rasakan saat beliau menawarkan untuk mengkaji kutubusittah dalam sehari, sedikit akan kami spill jadwal sorogan kami kepada beliau yang mana kebanyakan jadwal ini beliau sendiri yang meminta:
1. Selasa, Rabu, Sabtu, dan Ahad jam 07.20:
- الوجیز في أصول الفقه للشیخ عبد الکریم زیدان
- صحیح مسلم
- مناهج المحدثين
2. Setiap hari kecuali Jum'at, bakda baca Al-Quran Zuhur:
- الأمّ
- سنن ابن ماجه
3. Setiap hari kecuali Jum'at dan Sabtu, bakda baca Al-Quran Ashar:
- قواعد التحدیث
- سنن النساٸي
- Commentary of Forty Hadiths of An-Nawawi
4. Bakda Magrib setiap malam kecuali malam Jum'at:
- صحیح البخاري
5. Jam 21.30 Setiap malam kecuali malam Jum'at:
- سنن الترمذي
-سنن أبي داود
6. Setiap Ahad jam 17.00:
- الرعایة لحقوق الله
Terkadang, bahkan bisa dikatakan sering kali kami merasa lelah. Hal ini berbeda dengan beliau, beliau tetap semangat walaupun kondisi beliau sedang sakit. Bahkan di tengah kesibukan yang begitu berkecamuk beliau masih sempat meluangkan waktu untuk kami.
Terima kasih ustadz Hanifuddin, semoga bukan hanya kesamaan dalam menyanding nama Udin, tapi semangat pun harus sama.
5 notes · View notes
hrkurnia · 2 years
Text
#HeriHariIni
Bukan gaes. Ini bukan mau cerita tentang hari ini. Melainkan mengingat rutinitas saya di 2016 lalu. Ya, tagline #HeriHariIni jadi rutinitas saya hampir setiap harinya kala itu dan saya publish di timeline LINE (jadul beud LINE wkwkw) rada narsistik sih tapi biarin.
Kala itu bisa dibilang salah satu masa dimana saya memiliki banyak aktivitas padat. Di kuliah sudah mulai matkul peminatan dan tentunya tugas, di IQF dikejar musyrif buat setoran malah kabur (maapkan akuuu ustaadz), di lembaga kampus sedang masa kaderisasi.
Masa-masa dimana cabut Quran Time pagi bada subuh karna ada agenda, dan kembali waktu Tahajjud. Wkwkw iya jarang tidur juga waktu itu. Pokoknya heboh banget dah.
Nah...
#HeriHariIni jadi cara saya untuk kembali mengingat kembali hal-hal baik yang saya alami di hari itu. Hikmah apa yang saya dapat, insight apa yang saya pelajari. Kuncinya, mencoba bersyukur atas berkah yang Allah beri ketimbang misuh atas lelah yang dirasi.
Ga perlu ribet, yang sederhana aja. Misal
Waktu di IQF, ada istilah Martabak iqab. Intinya martabak yang dibeli mahasantri sebagai tanda bersalah karna telat datang QT malam. Saya? Langganan dong belinya karna suka telat wkwkw. Tanpa saya sadari saya selalu memberi di tempat yang sama dengan rasa yang sama. Jadi ketika saya datang, naruh martabak di aula, terus saya ke wc. Tetiba ada yang teriak, "Gaes, Heri dah pulang" wkwkwkw bisa tau saya hanya dari martabak. Bukankah itu nikmat ukhuwah?
Itu dulu
Bagaimana dengan sekarang?
Ternyata, mendengar cerita orang lain jauh lebih menyenangkan. Mendengar aktivitasnya yang padet dan produktif. Dari pagi sampai malam. Keliling banyak tempat. Bisa bikin ikutan senang dan kebawa suasana serunya. Entah saya yang makin tua jadi suka khawatir ama pola kesehatan orang apa emang begitu kah kondisi sekarang? Anyway, mendengarkan ternyata jauh lebih seru dan menyenangkan. Jangan bosan untuk cerita.
Tapi
Di satu sisi saya juga punya ketakutan, apakah saya sudah susah melihat insight dan hikmah yang Allah beri seperti dulu lagi. Semoga hanya kekhawatiran saya saja
Tumblr media
Bonus! Foto stiker #HeriWasHere yang saya buat kala itu dalam menemani # HeriHariIni. Bukankah kita disuruh bertebaran di muka bumi? Wkwkwk
2 notes · View notes
unimiff · 2 years
Text
Tumblr media
Edisi menyaksikan wisuda Tahfizh Smart 10 melalui layar ponsel. Ada perasaan haru dan bangga terhadap para mahasantri yang sudah sampai di titik ini. Selamat untuk para wisudawan, terutama Halakah Aisyah. Terima kasih telah berjuang.
Terima kasih telah menemani perjuangan adik-adik ini sampai akhir, Ustazah R. Pas sekali julukan-julukannya Tila, yang santun tutur katanya dan lembut bahasanya Fatimah, yang kritis dan sangat berhati-hati dalam bacaannya Iffah, yang tidak pantang menyerah dan semangatnya sebagai contoh bagi santri lainnya Nisa, yang sangat menjaga adabnya kepada guru Ratih, yang paling tanggap dan inisiatif di halakah Salmaa, yang tak pernah lelah dalam mengulang hafalannya dan berusaha hadir QT di segala kesibukannya Vania, yang selalu konsisten ziyadah di setiap paginya dan juga pandai mengatur waktunya Afi, yang terpadat jadwal rapatnya dan senantiasa patuh pada gurunya
فَإِذَا فَرَغْتَ فَٱنصَبْ So when you have finished [your duties], then stand up [for worship]. Jangan terlena, selamat melanjutkan perjuangan bersama Al-Qur'an!
#SetiapDetikHarusBernilai
4 notes · View notes
leucaenaleucocephala · 3 months
Text
Refleksi Februari; Kabur ke Andong sehari
Hay, maooo bilang kalo adulting is hard, kuat kuatin sandarannya ke Allah😭
Menginjak tiga bulan pasca wisuda, gamang mau kemananya sudah terasa wkwk. Flashback betar, kepala rasanya rushed in banget akhir akhir ini. Mikir mau lanjut belajar bahasa tapi duit belum cukup. Mau lanjut daftar mudabiroh sembari ngajar masih maju mundur. Ditambah amanah RND LQA juga nyita banget. Capek Mak mikirin itu semua. Endingya target belajar TOEFL mandiri nggak kekejar dan target hafalan juga luput. RIP seperempat :(
Sampai masanya, pas pemilu pulang. Ngomong banyak hal ke Bapak Ibu, ngeyakinin beliau kalo aku pengen kerja bentar pasca lulus mahasantri. Niatnya cari duit buat belajar lagi, pasca kerja ngejar IELTS. Beliau insyaAllah ACC. Oke, gass akhirnya aku memutuskan untuk mulai memberanikan diri buat apply kerja sana sini. Pernah sehari apply 5+ perusahaan. Sebuah ikhtiar kan, hehe. Perlahan rushed in nya reda, tinggal banykin doa.
Allah bantuin. Allah tolongin.
Dah riweh banget ini pikiran, akhirnya memutuskan untuk kabur ndaki ke Andong ahaha. Sebuah pelampiasan melepas penat. Pelarian untuk tetep stay waras. Bisa ngamati awan dan kabut dari atas, lihat gunung sindoro sumbing, denger ocehan burung masuk masuk hutan, ngerasain kaki njarem dan napas ngos ngosan. Ah alhamdulillah, bisa merasakan nikamat alam dan sehatmu lagi Rabb. Selesai, pulang. Apakah riweh pikirannya sama? Ya masih sih, bahkan tak jauh beda, tapi bingkai rasa syukurnya jadi lebih luas. Seluas langit semesta.
Yaaa as human being, aku sadar kalo hidup emang fluctuate banget. Nggak sesederhana 2 + 4 = 6, tapi ada variabel variabel di luar kontrol kita. Jadi cukupi overthinkingnya, controll what things that you can be controlled and let it go for everythings that out of our controll. Enough.
Belajar mencintai takdir, amorfati. Menjadi sepasrah pasrahnya hamba setelah ikhtiar tanpa akhir. Lord, i need your help, genuinely. Yang penting Allah ridho wes. Jalannya gimana hamba manut, hamba nulis pake pensil, hamba serahkan penghapusnya kepada Engkau. Sekiranya apa yang hamba tuliskan adalah salah atau bengkok, tolong hapus dan ganti dengan jalan yang lurus. Pun kuatkan hati hamba dan lapangkan dada hamba jika apa yang hamba tulis tidak tercapai.
Gitu aja ya Allah. Kemarin kemarin, hamba yg ngerencanain bubar semua🙂🙏
Semangat Maret, semoga apa yang dilayangkan tak kembali dengan kosongan.
Tumblr media Tumblr media
1 note · View note
saiminsatoto · 4 months
Text
0 notes
tebuirenginitiatives · 6 months
Text
Sedikit Anak, Tanda Iman Tipis?
Benarkah sedikit anak, tanda iman tipis? Dalam pertemuan diskusi rutin mahasantri, ada satu penilaian sementara (hipotesis) yang dilontarkan oleh salah seorang mahasantri putri, bahwa “semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin banyak pertimbangan terkait anak, semakin sedikit anak, bahkan enggan memiliki anak (childfree). Berbeda dengan orang-orang dulu yang memiliki banyak anak tanpa…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
niasafira · 7 months
Text
Menjadi Santri: Satu Penyesalan yang ku syukuri kini.
Sepuluh tahun lalu, tak pernah terbesit di kepalaku bahwa 'santri' akan menjadi salah satu identitasku kelak.
Bahkan meski kota kelahiranku dikenal sebagai kota santri, rumahku hanya berjarak beberapa meter dari pesantren, atau katakan leluhurku masih turunan kyai bahkan wali, percaya atau tidak, aku pernah sangat sangsi terhadap yang namanya santri.
Kuno, jorok, bandel, saklek, patriarki, kudet, dsb. Beberapa kata yang muncul di kepalaku saat mendengar kata santri. Begitu piciknya aku dulu.
Hingga takdir menjadikanku erat dengan dunia santri. Berawal kuliah mengambil jurusan yang islami, lalu menjadi mahasantri, mengenal ilmu-ilmu baru khas santri, kemudian ditakdir menghafal kalam ilahi, pasca lulus s1 mondok lagi, jadi santri lagi, hingga kini ditugaskan mengabdi, kurasa sampai mati nanti.
Maka benar kata orang, tak kenal maka tak sayang. Setelah menyelam sendiri, ku dapati banyak hal baru. Bahwa ilmuku bahkan tak ada setitik debu. Lantas kenapa aku dulu belagu.
Ngalap barokah, khidmah, sami'na wa atho'na, konsep2 yang dulu aku selalu terheran "Kok bisa2nya ada mereka yang mau merendah sekaligus loyal luar biasa kepada guru atau kyainya yang notabenya sama2 manusia, yang juga pasti ada salahnya. Kok bisa?"
Ternyata aku salah, hubungan kyai-santri tak seperti guru-murid pada umumnya. Hubungan tanpa darah tapi begitu kuatnya. Hubungan Transendental namanya. Dan kini aku terikat dengannya.
Mungkin banyak sesal pernah terasa pun terucap dahulu. Lalu ku dapati benar kata quran, wa 'asaa an takrohuu.... Kamu cuman nggak tahu wahai hambaKu..
Nyatanya ini yang terbaik bagiku.
Selamat hari santri ya..
1 note · View note
ruangriuhku · 1 year
Text
Reflection~
Malam ini, aku mencoba untuk merefleksi diri untuk seminggu terakhir yang aku jalani.
Hari Minggu, seminggu yang lalu, aku memutuskan untuk pakai cadar lagi. Kalau ditanya, apa yang nge-trigger aku untuk pakai cadar lagi? Jawabannya random sebenernya.
Ok. Sederhananya, aku pengen pakai cadar lagi udah dari lama. Hitunglah sejak Ramadhan 2022. Setiap lihat orang bercadar yang mampir ke Syuhada, keinginan untuk pakai cadar itu selalu muncul. Bukan hanya karena mereka kelihatan jadi lebih cantik karena cuma matanya yang kelihatan. Tapi lebih ke; mereka terlihat lebih terjaga. Dari tingkah lakunya, interaksinya dengan orang lain, terjaga dari pandangan yang kurang enak, dan yang lain.
Kurang lebih 4 tahun yang lalu, aku pake cadar selama 3 tahun ke belakangnya. Itu karena aturan dari pesantren yang mewajibkan mahasantri untuk pake cadar dengan alasan beberapa pertimbangan yang pastinya untuk kebaikan juga. Tapi, pas masuk universitas, aku izin ke bapak untuk pake cadar di luar pesantren, dan bapak bilang lebih baik lepas aja, juga dengan alasan beberapa pertimbangan yang menurut bapak, itu baik buat aku.
Dan, hari Minggu lalu, aku memantapkan diri untuk pakai cadar lagi.
Satu atau dua hari awal pakai cadar (lagi), masih ragu sebenernya. Apakah aku bakalan istiqomah? Sampai kapan kiranya aku bakalan terus pakai cadar? Gimana nanti hubunganku sama temen-temen? Gimana nanti hubunganku sama keluarga, yang bahkan sampai hari ini aku ga bilang ke mereka kalau aku pakai cadar lagi? Walaupun, mamak bilang ga masalah dan boleh aja kalau aku pakai cadar.
Tapi, setiap rasa ragu itu muncul, aku paksa diri aku sendiri untuk terus pake. Aku paksa diri aku untuk istiqomah. Untuk urusan lain, biarin itu Allah aja yang atur. Toh, hukum memakai cadar udah ada dalam syariat Islam. Aku ngerasa tenang lagi karena aku yakin, aku ga melanggar syariat Allah dengan aku pake cadar lagi.
Seminggu terakhir aku ngerasain banyak perubahan di diri aku. Aku ngerasa nyaman ketika berpakaian, aku ngerasa aman ketika di luar rumah, aku ngerasa nyaman ketika bertingkah laku, aku ngerasa jadi diriku sendiri. Aku yang hampir selalu ngerasa capek setelah berinteraksi sama banyak orang dengan sikap yang harus aku sesuaikan dengan karakter lawan interaksiku, terlebih pas aku berinteraksi dengan orang yang aktif aku jadi ikut ngerasa capek sendiri haha dasar intorvert. Setelah aku pake cadar lagi, aku ngerasa jadi diri aku sendiri ketika berinteraksi sama orang. Aku jadi lebih bisa mengontrol diri aku sendiri. Aku jadi lebih bisa membatasi diri aku sendiri dari hal yang bikin aku capek sendiri.
Seminggu terakhir, aku ngerasa orang-orang jadi lebih respect ke aku. Dengan begitu, aku ngerasa jadi lebih dihormati dan yaa memang ngerasa jadi lebih aman dan nyaman aja. Yang aku rasain, orang-orang jadi membatasi interaksinya ke aku karena mereka respect, katanya.
Intinya, mau itu respon dari luar yang memang di luar kendaliku, ataupun dorongan dari diri aku sendiri yang sifatnya positif bahkan negatif, aku ngerasa aman setelah aku pake cadar lagi. Yang pasti, keputusan aku pake cadar kali ini karena kesadaran diri aku sendiri. Aku ga membatasi diri dari interaksi sama temen-temen. Aku juga tetep jadi diri aku yang lama. Aku ga berubah. Aku cuma jadi lebih aware sama diri sendiri di mana aku bisa mengontrol diri aku sendiri. Itu aja.
Yogyakarta | Sabtu, 10/06/2023 | 20.43
0 notes
gosulsel · 6 months
Text
21 Orang Warga Gowa Dapat Hadiah Umroh Dari Bupati Gowa - Gosulsel
GOWA, GOSULSEL.COM — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa memberangkatkan sebanyak 21 orang untuk melaksanakan ibadah umroh. Mereka terdiri dari 10 orang peserta Program Mahasantri, 6 orang Aparatur Sipil Negera (ASN), 1 orang imam masjid, 2 orang pengurus masjid lingkup Pemkab Gowa, dan 1 orang ...
http://gosulsel.com/2023/11/30/21-orang-warga-gowa-dapat-hadiah-umroh-dari-bupati-gowa/
#PemkabGowa
0 notes
standbymeee · 1 year
Text
ALLAH INGIN AKU LEBIH DEKAT
Setelah menempuh 5 bulan program pembelajaran di Indonesia Quran Foundation (IQF) dengan program Tahfidz nya, aku dihadapkan dengan pekan ujian. Yang mengharuskan aku membaca Al-Quran tanpa melihat mushaf sesuai dengan juz yang aku hafal dan setorkan sebelumnya.
Setiap mahasantri diberikan waktu ujian 60 menit untuk membaca Al-Quran 1 juz penuh sesuai dengan yang sudah dijadwalkan dan diinfokan kepada musyrifah nya masing-masing. Pekan ujian tiba setelah kita melewati waktu satu semester dimana kita diwajibkan untuk melakukan ziyadah dan murojaah di waktu yang sudah ditentukan, yaitu setelah shubuh pukul 05.00 - 06.30 dan setelah isya pukul 19.30 - 21.00 WIB.
Sejujurnya keputusan untuk pindah dari kosan dan memulai kehidupan di asrama bukanlah hal yang mudah untukku, karena memang aku sangat nyaman tinggal di kosan ku saat itu, ditambah aku tidak memiliki kewajiban untuk melakukan rutinitas apapun setiap harinya. Sedangkan di asrama aku memiliki kewajiban untuk piket, setor hafalan, murojaah, serta kehidupan yang tidak sebebas dulu.
Tapi, setelah menjalani program selama hampir 5 bulan ini, keputusan untuk pindah dari kosan ke asrama IQF adalah salah satu keputusan terbaik yang aku ambil di awal tahun 2023. Setidaknya aku tidak menyesal karena waktuku lebih banyak digunakan untuk belajar dan beribadah kepada Allah dibandingkan untuk melakukan hal yang sia-sia.
Tahun ini sejujurnya fokus ku bukan untuk program tahfidz, tapi aku ingin belajar memperbaiki bacaan Al-Quran ku dengan program tahsin. Karena memang aku merasa, bacaan Al-Quran ku masih jauh dari kata sempurna. Sedangkan Al-Quran adalah bahasa yang indah yang setiap huruf, harakat, dan tanda baca yang berbeda akan menimbulkan makna yang berbeda pula. Sehingga aku sadar, sudah menjadi kewajiban ku sebagai seorang muslim untuk memperbaiki bacaan Al-Quran ku yang sudah lama tertunda-tunda ini.
Akan tetapi, karena aku mendaftar program IQF di pertengahan semester, aku tidak berkesempatan untuk memperoleh pembelajaran tahsin secara menyeluruh. Ketika pertama bergabung, aku sudah harus mengikuti ritme teman-temanku yang lain yang sudah fokus untuk menambah dan menjaga hafalannya.
Jujur, tidak mudah. Karena aku harus mengejar pembelajaran tahsin dan tahfidz secara bersamaan. Aku diharuskan mempunyai target hafalan akan tetapi juga membaca nya dengan jelas dan benar.
Sehingga aku hanya mampu menyelesaikan 1 juz saja, di mana aku mampu menyelesaikan setoran hafalan juz 30 ku selama program ziyadah berlangsung. Dibandingkan teman-teman yang lain, hafalan ku paling sedikit memang. Beberapa teman ku sudah menghafal lebih dari 2 juz dengan kesalahan membaca yang jauh lebih sedikit dari pada aku.
Lalu tibalah juga giliran ku untuk ujian bersama ustadzah yang sudah ditentukan sebelumnya. Pagi, siang, sore, dan malam aku mencoba semaksimal mungkin untuk menjaga dan mengingat hafalanku yang akan aku setorkan kepada ustadzah pada pekan ujian. Aku mengulang setiap ayatnya puluhan hingga ratusan kali, setiap harinya. Akan tetapi, pada saat waktu ujianku tiba semua ayat yang sudah coba ku hafalkan, setiap urutannya, lanjutannya, suratnya. Aku benar-benar lupa dan aku benar-benar sedih.
Setelah selesai ujian, aku benar-benar menangis. Aku menangis di depan temanku, Aku menangis di depan ustadzah, dan aku juga menangis dihadapan pengurus asrama.
Rasanya benar-benar sedih, karena kenapa sesusah itu hanya untuk menghafal 1 juz saja. Karena dibandingkan teman-teman ku yang lain, setoran ku yang paling sedikit. Dibandingkan teman-temanku yang lain, bacaan ku masih sangat jauh dari kata sempurna. Apakah aku tidak memiliki kemampuan untuk menghafal ayat Al-Quran ini? Apakah dosaku terlalu banyak sehingga rasanya sulit sekali untuk menghafal nya dengan baik.
Padahal jauh-jauh sebelum aku ujian dengan ustadzah, aku berulang kali menyetorkan hafalanku kepada pengurus asrama. Akan tetapi ketika dihadapkan dengan ustadzah aku benar-benar lupa setiap ayatnya. Rasanya sedih sekali, sungguh aku benar-benar lelah.
Lalu temanku bilang kepadaku, katanya "Kamu bukan tidak berbakat yuli, tapi ini hanya karena Allah ingin kamu lebih mendekat". Ini hanya karena Allah ingin hamba-Nya terus bersama dan selalu mengingatnya. Mungkin memang tidak mudah, tapi bukan berarti kamu tidak mampu.
Memang dibandingkan teman-teman ku yang lain hafalan ku jauh lebih sedikit, bacaan Al-Quran ku masih perlu banyak perbaikan lagi, aku masih perlu banyak belajar lagi. Tapi, semoga aku tidak pernah menyerah, semoga aku tidak pernah menyerah untuk mencoba memperbaiki, menghafal, dan mengamalkan Al-Quran sebagai pedoman hidupku sehari-hari.
Ya Allah tolong mudahkan, karena jika sendirian aku takkan mampu.
Tumblr media Tumblr media
0 notes
mutiarafirdaus · 2 years
Text
Tumblr media
11 Pesan untuk TS 11
L : Umi, lulu degdegan deh besok ketemu santri² baru TS, nanti pada gimana ya..
U : Biasanya murid yang deg degan ketemu guru baru. Ini malah gurunya
H : Emang ada berapa Kak U murid barunya?
L : Delapan atau sepuluh gitu
H : Haa! Aku kira satu
L : Wkwkwk halaqoh macam apa itu isinya satu orang, Hauur!
Empat tahun ke belakang ini, 1 Agustus selalu jadi momentum (banyak banget yang gue jadiin momentum 🤣) yang membuatku menarik napas panjang, bersiap untuk menyusun narasi tentang rancangan pembelajaran Quran selama satu tahun kedepan. Melayarkan kapal dengan penumpang baru yang belum kukenal.
1 Agustus adalah saatnya bertemu dengan para mahasantri baru. Dengan harapan yang mereka bawa. Dengan ragam latar belakang yang mereka punya.
Dengan nalar kritis yang luar biasa. Dengan kesungguhan yang terlihat dari manik mata. Dengan senyum yang terkembang menghias rupa. Dan tak terasa, tetiba harus melepas mereka ketika momen wisuda.
Prinsip dasar yang harus kupegang! Belajar dari lingkaran demi lingkaran yang setiap tahunnya berganti adalah,
1. Jangan pernah meletakkan ekspektasi besar kepada satu dua orang tertentu terlebih dahulu, yang secara zhahir mungkin mereka memang terlihat cemerlang
2. Belajarlah untuk konsisten dengan janji yang dibuat. Jadwal yang disusun. Target yang dicanangkan. Dan tuntas menyelesaikan apa yang sudah dimulai
3. Kamu juga harus ikutan menambah hafalan dan murojaah juga intens dalam tilawah. Meski hanya setengah halaman. Meski hanya seperempat juz. Setiap hari harus bertambah! Hingga tak terasa berjumpa dengan Ramadhan tahun depan, semoga ada hilal baik kita bisa tasmi' semua hafalan :"
4. Jaga adab pergaulan. Jangan bertingkah kayak bocah mulu dihadapan orang-orang. Ceria boleh, tapi gausah kebangetan. Tolong ngakak-ngakaknya direm dan jangan kebablasan
5. Doakan selalu murid-murid. Mereka itu bangunnya lebih pagi, tahajudnya lebih panjang, hambatan dalam berquran lebih banyak, dan semangatnya lebih tinggi dari kamu, kalo ngga bisa jadi teladan yang baik minimal jadi pengirim doa yang baik
6. Harus mau melapangkan hati untuk mengayomi setiap individu yang diamanahkan. Sependiam apapun dia. Seceriwis apapun dia. Sehandal debat apapun dia. Semanut apapun dia. Anggap saja mereka Haur yang lucu dan kamu selalu ringan hati untuk melayaninya :")
7. Terus belajar mengupgrade diri. Ilmu pengetahuan itu berkembang, jangan sampai kamu ketinggalan. Hikmah dalam Quran itu begitu dalam, jangan sampai kamu hanya puas dengan yang dangkal. Baca buku-bukunya dan simak materinya!
8. Muliakan guru-guru dan muridmu. Ingat, mereka semua manusia. Dan sejatinya murid kita ialah guru juga bagi kita. Maka harusnya memuliakan mereka pun sama sama kamu lakoni ya
9. Murah senyum! Mari latihan fake smile dari sekarang wkwkwk. Kalo bt atau capek sugesti diri dulu kalo mengajar itu menyenangkan, gaboleh bakhil dengan ilmu yang dipunya. Udah mah ilmunya sedikit, malas ngajarin orang pula.
10. Gausah kritik sistem mulu. Kalo kamu jadi qiyadah TS juga gabakal bisa mengelola kemudi dengan lihai.
11. Perbaiki niat setiap saat. Inget kita mau ketemu Rasulullah, Ubay bin Kaab, Abdullah bin Ummi Maktum, Mush'ab bin Umair, Abdullah bin Mas'ud dan sahabat mulia lainnya kan? Apa-apa yang dikerjakan mengharap pertemuan dengan Allah kelak di Surga, maka akan ringan terasa dan abadi manfaatnya. Perbaiki niat setiap saat!
Dan yang membahagiakan di TS kali ini adalah, Rafi tergabung menjadi mahasantri!
Alhamdulillah ya Allah :") Terimakasih karena sudah mau membuka hati dan mengirimkan ia ke tempat baik ini. Semoga Allah teguhkan langkahnya dan istiqomahkan sentiasa.
Bismillah, mari kita sambut Tahfizh Smart 11!
Ahad, 31 Juli 2022
6 notes · View notes
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Pemilik & Pemberi Ilmu, Pemahaman Serta Hikmah Ke Umat Rosululloh. Ayat Qouliyah & Kauniyah. #Dakwah #Islam
Tumblr media
Apa maksud do’a rabbi zidnii ‘ilmaa? Sebagaimana disebutkan dalam ayat, وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا “Dan katakanlah,‘Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu.” (QS. Thaaha: 114) Ibnu Hajar Al-Asqalani Asy-Syafi’i rahimahullah berkata, Alhamdulillah Alloh Maha Pemilik & Pemberi Ilmu, Pemahaman Serta Hikmah Ke Umat Rosululloh. Ayat Qouliyah & Kauniyah. “Firman Allah Ta’ala (yang artinya), ’Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu’ mengandung dalil yang tegas tentang keutamaan ilmu. Karena sesungguhnya Allah Ta’ala tidaklah memerintahkan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta tambahan sesuatu kecuali (tambahan) ilmu. Adapun yang dimaksud dengan (kata) ilmu di sini adalah ilmu syar’i (ilmu agama). Yaitu ilmu yang akan menjadikan seorang muslim yang terbebani syari’at mengetahui kewajibannya berupa masalah-masalah ibadah dan muamalah, juga ilmu tentang Allah dan sifat-sifatNya, hak apa saja yang harus dia tunaikan dalam beribadah kepada-Nya, dan mensucikan-Nya dari berbagai kekurangan.”  (Fath Al-Bari, 1: 141) Adapun tambahan ilmu yang dimaksud ada tiga pendapat ulama dalam hal ini. Tambahkanlah ilmu tentang Al-Qur’an. Tambahkanlah kepahaman. Tambahkanlah hafalan. Pendapat pertama di atas dari Maqatil. Sedangkan pendapat kedua dari Ats-Tsa’labiy. Demikian disebutkan dalam Zaad Al-Masiir karya Ibnul Jauzi rahimahullah. Semoga bermanfaat. Ya Allah, tambahkanlah kami ilmu. * Diambil dari buku “Mahasantri” karya M. Abduh Tuasikal dan M. Saifudin Hakim, yang sebentar lagi akan diterbitkan oleh Pustaka Muslim. Sumber https://rumaysho.com/13158-maksud-doa-rabbi-zidni-ilma-tambahkan-aku-ilmu.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Pemilik & Pemberi Ilmu, Pemahaman Serta Hikmah Ke Umat Rosululloh. Ayat Qouliyah & Kauniyah.
0 notes
ramil06kertek · 1 year
Text
Tumblr media
Kodim Wonosobo Hadiri Wisuda Ma’had Aly Ponpes Al Mubarok Manggisan
Kodim 0707/Wonosobo yang diwakili Pasi Ter Kapten Inf Iwan Nafarin menghadiri acara Haflah At Tasyakkur Li Ikhtitamiddurus ke 26 Pondok Pesantren Al Mubarok Manggisan dan Wisuda angkatan ke tiga Ma'had Aly Al Mubarok Manggisan tahun akademik 2022/2023 program sarjana Wisuda Ma’had Aly. ( 1/3/2023)
Acara dihadiri KH. Nur Hidayatullah (Pengasuh Ponpes Al Mubarok Hidayatullah), Prof. Dr. KH. Waryono Abdul Ghofur (Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI), Forkopimda Wonosobo, Kepala Kemenag H. Ahmad Farid serta undangan lainnya.
Pengasuh Pondok KH. Nur Hidayatullah menyampaikan bahwa saat ini Ma’had Aly Al Mubarok berhasil melaksanakan acara wisuda yang ke 3 tahun akademi 2022/2023 program sarjana dengan jumlah 49 santri yang terdiri Santriwan 16 orang dan Santriwati 33 orang.
“Kepada para wisudawan yang saat ini dikukuhkan agar ilmu yang telah diterima dan dipelajari bukan untuk sekedar pengetahuan akan tetapi untuk diamalkan. Sebab diluar sana masyarakat sangatlah membutuhkan pencerahan dan arahan. Sehingga ilmu yang didapat bisa bermanfaat bagi orang lain” kata KH Nur Hidayat.
Lebih lanjut disampaikan ilmu yang didapat saat ini belumlah seberapa dari ilmu yang dimiliki oleh Allah SWT. Masih banyak yang harus dipelajari sambil mengamalkan apa yang telah diperoleh. Untuk itu teruslah belajar jangan bangga hati akan ilmu yang sekarang didapat, pesan Pengasuh Ponpes.
Prof. Dr. KH. Waryono Abdul Ghofur, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI dalam sambutannya menyampaikan sangat mengapresiasi perkembangan Ponpes Al Mubarok yang sangat pesat dan dipercaya orang tua menitipkan putra putrinya untuk menimba ilmu di Ponpes ini.
“Untuk itu mengucapkan selamat kepada Mahasantri dan orang tua Mahasantri yang sudah di wisuda, ketika anak anak kita tidak dididik dengan baik maka akan menjadi pemimpinnya yang tidak baik. Sehingga sudah tepat bagi orang tua sudah menitipkan anak anaknya di Pondok Pesantren selain mendapatkan ilmu yg baik juga mendapatkan akhlak yang baik” kata KH Waryono AG.
Mahasantri harus percaya diri bahwa orang pesantren itu mampu mendapatkan amanah dan bisa menjaga amanah, dengan bisa melaksanakannya tersebut akan mengharumkan alumni pesantren, pesannya.
Kapten Inf Iwan Nafarin mengucapkan selamat atas pelaksanaan wisuda Ma’had Aly sehingga negara membutuhkan pengamalan ilmu yang telah dipelajari selama ini. Sehingga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tetap bisa terjaga.
“Sebagai generasi muda harus optimis untuk bisa membangun Wonosobo lebih baik. Bangsa Indonesia khususnya Wonosobo membutuhkan orang yang cerdas, pintar dilandasi dengan nilai - nilai dan akhlak yang baik. Sehingga pembangunan bisa berjalan secara seimbang” pungkasnya.
0 notes