Tumgik
#lihat kerudung
lamyaasfaraini · 4 months
Text
Day 10 - Childhood memory
30 days photography challenge
Tumblr media
Foto2 ini udah tersimpan di galeri, lupa kapan fotoin dari album fotonya langsung.
Duh kalo nyerita atau liat2 lg foto masa kecil itu beneran lsg waas dan keueung gituloh, paham ngga sih? Mana masih ada ibu pula ya Allah pengen nangis :( ibunya masih muda segar cerah ceria. Cuma bisa mengenang aja lihat senyum manis dan cantik ibu huhu.
Foto pertama masih jadi anak tunggal baru brp bulan ituu, 5-6 bulan yah kayanya, soalnya itu ada tulisan di fotonya jun 89 wkwk lawaaassss.. Ibu belom pake kerudung saat itu.
Foto kedua yg kanan atas, kaya lg ada acara dirumah tp lupa acaranya siapa dan kalo ngga salah msh jadi anak tunggal tp udah mau jadi calon kakak. Saat itu ibu lg mengandung adikku. Berarti sekitar tahun 91/92 dan ibuku udah mulai berhijab. Foto 1 dan 2 gemesin yah akutu huahaha.. Pernah lucu gening akutu
Foto ketiga kiri bawah, wah udah ber4 nih. Adikku jg udah gede itu tp lg rese2nya tantrum mele, segala keinginannya harus dipenuhi, sampe pusing aku sbg tetehnya wkwk. Lokasinya dirumah emak (ibunya bapak) singaparna, tasik. Tempat fav kami saat liburan. Kayanya sih aku dah SD, adikku berumur sekitar 3 thn kayanya.
Foto keempat yg terakhir, di cibodas lagi ada fam gath nya kantor bapak, tapi kayanya sih gara2 ibu punya bayi alias adikku, bapak cuma ngajak aku doang. Bapak hobi bgt ngajak kemana2 berdua, ke tasik jg sering bgt berdua naik bisa saat itu dan aku mau2 aja lagi berduaan bapak haha padahal bapak ngga sehangat itu orgnya. Ini umurku kayanya 4/5 thn.. Btw, aku suka bgt sama jaket bapak yg ini warnanya lilac trus fit aja gt keliatan lebih muda (ya emg msh muda wkwk, msh 30 tahuan pasti atau akhir 20an).
Nah tau kan gen rambut tebal lurus berkilaunya dari mana, iyakkk itu bapak rambutnya ya begitu.. Kalo ibu keriting, tipis.. 2 anaknya ngga ada nurunin rambutnya hehe.
4 notes · View notes
metamorf · 1 year
Text
Bagian 1
Aku tutup buku latihan soal CPNS, laptop yang aku gunakan untuk latihan soal di youtube dan merapihkan kertas-kertas materi yang berserakan di meja. Mengambil secangkir air yang ada disebelah laptop dan meminumnya seteguk, dua teguk.  
“Ah…” tegukan terakhir melepaskan dahagaku. Aku regangkan kedua tanganku dan aku berjalan keluar kamar dan membuka pintu rumah mencari udara segar. Hari liburku dirumah seharian aku gunakan untuk belajar latihan-latihan soal CPNS. Setelah pengumuman tes seleksi kompetensi dasar (SKD) keluar dan aku dinyatakan lolos untuk bisa mengikuti tes selanjutnya, yaitu te seleksi kompetensi Bidang (SKB). aku bergegas langsung mempersiapkan soal-soal yang akan aku pelajari untuk menghadapi tes selanjutnya.
Aku berdiri melihat sekeliling depan rumah, angin berhembus menerpa kerudung dan rok yang aku gunakan. Pohon-pohon ikut mengayunkan daun-daunnya yang diterpa angin. Aku melihat Bapak sedang duduk santai di kursi rotan sambil meyesap rokok dan mengepulkan asap rokoknya ke udara.
“Sudah belajar untuk tes selanjutnya Del?” Tanya bapak kali ini, Ia mematikan rokoknya di asbak yang ada di meja.
“Sudah Pak, Ini baru selesai. Makanya keluar dulu nyari udara segar” Ucapku sambil duduk bersama Bapak di kursi sebelahnya.
“Harus lolos ya. Bapak kan udah pensiun, biar ada yang nerusin. Temen-temen Bapak yang sudah pensiun, rata-rata anaknya lolos tes SKBnya. Kaya Pak Rahmat, beliau pensiun tahun ini, dan anaknya seorang guru, formasi guru sudah tes minggu kemarin dan pas lihat nilainya lebih tinggi dari nilai saingannya, kemungkinan lolos sembilan puluh sembilan persen” Bapak bercerita dengan penuh harap anaknya juga bisa seperti anak temannya.
“Iya, doain saja ya pak, Dela lagi berusaha” ada beban yang besar dipundak ketika Bapak bilang kalau aku harus lolos tes kali ini. Nilai yang keluar saat tes memang sudah bisa langsung dilihat melalui siaran langsung yang ditayangkan diakun youtube panitia pelaksana tes CPNS, dan bisa dilihat lagi setelah tes selesai. Kalau kita tahu saingan kita siapa, sudah bisa menghitung dan menebak kira-kira nilai siapa yang lebih besar dan siapa yang memiliki peluang untuk lolos.
Ada perasaan yang mengganjal dihatiku ketika ingin mengusahakannya, tapi aku juga mempunyai mimpi lain yang bukannya sebenarnya keinginan Bapak juga?
“Yasudahlah, aku berusaha semampuku dulu” ucapku dalam hati.
***
Tes sudah aku lewati, hari ini perkiraan jadwal pengumuman hasil tes seleksi. Aku buka website, instagram, dan twitter BKPPSDM, untuk mengetahui apakah sudah keluar pengumumannya apa belum.
Ada notif pesan whatsapp yang masuk ke ponselku. Aku buka pesan itu ternyata dari kepala ruangan di tempat aku bekerja. Beliau memang sangat perhatian kepada bawahannya, seperti saat ini mendukung aku untuk ikut CPNS juga. Pesan yang beliau kirim berupa screenshootan gambar, aku klik tombol download digambar tersebut, tertulis nama-nama yang lolos dan ada nama aku disana.
Aku menghela nafas panjang, dan langsung menghubungi Bapak saat itu juga.
“Pak, Alhamdulillah aku lolos” ucapku ditelepon. Lolos sebagai PNS harapan Bapak yang sesungguhnya. Saat itu aku berada di kosan. Aku masih bekerja di salah satu perusahaan di Kota. Tapi aku sendiri bingung dengan perasaanku kali ini, senang sekaligus sedih secara bersamaan.  Senang karena akhirnya PNS, bisa memenuhi harapan Bapak, tapi sedih juga karena apakah mimpiku yang sesungguhnya akan tercapai?
Ingatanku kembali ke enam tahun yang lalu, di hari saat aku pertama kali mendaftarkan diri sebagai mahasiswa disalah satu Unversitas swasta.
“Del, nanti kalau sudah lulus D3 jangan lupa lanjut S1 ya. Jangan kaya kakak kamu, sudah lulus D3 yasudah saja tidak mau lanjut sekolah lagi” Bapak menoleh ke bangku belakang sebentar kemudian kembali fokus menyetir mobil menatap jalanan menembus jendela kaca depan mobil.
“Iya Del, kalau mau lanjut pakai uang sendiri ya. Ibu cukup biayai kamu sampe D3 saja ya” kali ini Ibu menembahkan , menepuk pundakku perlahan seolah mengisyaratkan Ibu memberikan beban baru itu dipundakku.
“Belum juga lulus, kuliah belum dimulai, daftar saja baru mau, tapi sudah ada wasiat yang harus segera ditunaikan” Aku mendumel dalam hati. Seketika pikiranku pening setengah mati.
“Iya, Bu, Pak” jawab aku seadanya.
Dunia ku dimulai saat itu juga. Perjalanan yang panjang kini baru saja melewati garis startnya. Belum juga kuliah, aku sudah memikirkan bagaimana aku bisa melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi dan bagaimana aku bisa membiayai kuliahku dengan uangku sendiri. Aku, si anak yang baru lulus SMA ini sudah dihadapkan dengan situasi yang membingungkan.
****
Mahasiswa tingkat akhir sedang disibukkan dengan sidang tugas akhir, untuk tingkat dua dan tiga sedang menikmati libur semesternya. Minggu lalu aku baru saja menyelesaikan tugas akhir karya tulis ilmiah. Akhirnya selesai juga kuliahku. Belum selesai sepenuhnya, masih ada revisi yang belum aku kerjakan, dan administrasi lainnya yang harus diselesaikan untuk syarat mendaftar wisuda tahun ini. Sidang sudah selesai, aku berpikir sepertinya pulang dulu sejenak ke rumah tidak ada salahnya. Aku mulai berkemas, menyiapkan perbekalan yang akan kau bawa pulang ke rumah.
Bus yang aku tumpangi sampai di terminal tujuan. Aku turunkan tasku dari bagasi atas, aku pakaikan dipundak. Menyelusuri lorong bus dan menuruni anak tangga menuju keluar Bus. Mataku tertuju kepada laki-laki didepanku, Ia menggunakan kemeja motif kotak-kotak biru dongker dan memakai celana jins, tas gendong warna coklat, dilihat dari belakang sepertinya aku tahu itu siapa. Aku berlari kecil menghampiri laki-laki itu dan menepuk pundaknya.
“Hai, Nu”
Laki-laki itu menoleh ke arahku kaget sekaligus kebingungan. Aku tertawa melihat reaksi yang Ia perlihatkan.
“Eh Dela” Ia mulai sadar siapa yang menepuknya.
“iya nih, lama banget gak ketemu ya? Lo apa kabar?”
“Alhamdulillah baik, Lo sendiri gimana?”
“Alhamdulillah, gue juga. Lagi libur ya?
“Iya, makanya ini pulang. Lo sendiri?”
“Baru aja beres sidang minggu kemarin. Gue putusin buat balik dulu lah kerumah”
“Oh udah sidang. Selamat ya” muka Wisnu berubah ceria, mengulurkan tangannya ke arahku mengapresiasi aku yang sudah selesai sidang.
“Iya terima kasih” aku menerima uluran tangannya dan menjawabnya sambil tersenyum.
Namanya Wisnu, Dia teman SMA ku kala itu. Saat di sekolah dulu kita satu kelas di kelas dua belas IPA tiga. Aku dan dia bukan teman yang cukup dekat, tapi karena satu kelas jadi sering ada interaksi, dan diskusi  membahas pelajaran, dan sesekali mengobrol dan bercanda.
Dia merupakan anak yang pintar dan cerdas, sering menjuarai kelas, dan mengikuti beberapa perlombaan Olimpiade Kimia dari mulai tingkat daerah bahkan sampai Nasional. Bangga sekali aku sebagai temannya, apalagi orangtuanya.  Sekarang Dia kuliah disalah satu perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia. Sibuk dengan urusan kuliah masing-masing, jadi wajar saja kalau dia tidak tahu persis progres kuliahku bagaimana, begitupun aku terhadap dia.
“Lo sendiri gimana, udah nyusun skripsi?” Tanyaku balik
“Belum nih, semester depan ya gue baru mau mulai. Doain lancar yaa Del”
“Iya amin Ya Allah” ucapku sambil mengangkat kedua tanganku mengadah ke langit dan mengusapkan ke muka layaknya anak kecil. Wisnu yang melihat kelakuanku saat itu langsung tertawa begitupun aku.  
“Lanjut kuliah lagi lah Del” kini suara wisnu terlihat seperti serius. Aku yang dari tadi berjalan sambil melihat jalanan didepan sana, tiba-tiba  menengok ke arah Wisnu.
“Eh..? Gimana?”
“Iya lanjut kuliah lagi gak? Lanjut lah”
Awalnya aku masih menganggap lanjut kuliah itu adalah sebuah beban dalam hidupku. Melihat sosok Wisnu yang pintar, cerdas bahkan bisa kuliah di perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia. Keluarganya yang sederhana.  Pandanganku berubah, Dia membuat aku punya keinginan dan tekad yang kuat untuk bisa melanjutkan studiku ke jenjang yang lebih tinggi, selain pernah diminta oleh Ibu dan Bapak, di satu sisi ini juga harapan mereka kepadaku sebagai anak terakhir. Kakakku yang pertama tidak mau lanjut kuliah, Kakakku yang ke dua bahkan tidak melanjutkan kuliah semenjak lulus dari SMA. Terlebih lagi, aku ingin sekali salah satu anak Bapak bisa sekolah lebih tinggi minimal sama dengan tingkat pendidikan Ibu dan Bapak, Bapak S2 dan Ibu S1. Ya, hanya sesederhana itu inginku melanjutkan studiku.
Bersambung….
10 notes · View notes
yunistya-nys · 1 year
Text
Persimpangan 20-an Part #24: The Packages
Terdengar ada motor berhenti, disusul suara lantang dari depan rumahku. Sepertinya itu suara kurir paket yang biasa mengantar ke area kompleks ini. Aku buru-buru mengeceknya langsung lewat jendela dapur.
"Pakeeett"
Wah, betul ada Pak Aris datang!
Dengan sigap, aku langsung berlari mengambil kerudung ke kamar dan menuju ke pintu kecil di samping dapur. Saat hendak membuka pintu, aku baru ingat kalau belum membawa minuman dingin!
"Yaaa Pak Aris! Tunggu sebentar yaa"
"Oke, Mbaaa! Santai ajaa"
Begitu selesai mengambil minuman di kulkas, aku langsung keluar menghampiri Pak Aris. Beliau adalah kurir paket andalan komplek sini, yang kedatangannya selalu ditunggu banyak orang, termasuk aku salah satunya. Apalagi di awal bulan seperti sekarang, kantung besar di kiri-kanan motornya membawa banyak sekali paket yang muatannya lebih tinggi dari hari-hari lainnya. Barangkali orang-orang pada gajian di akhir bulan, ujar Pak Aris beberapa waktu yang lalu.
"Bapaaak! Gimana kabarnya hari ini, sehat semua?"
"Selamat pagi duniaa! Hehe alhamdulillah, Mba. Lihat nih bawaan saya hari ini"
"Bukan main emang yah, banyak betul hahaha... Oiya Pak, ini saya ada minuman dingin buat seger-seger aja"
"Waduh dapat hadiah lagi saya. Sering-sering jajan aja ya Mba, jangan lupa untuk selalu cek jasa pengirimannya. Pilih si merah ya, biar semakin sering saya dapat minuman gratis sebesar ini hehehe...
Eh ini pada kemana sih, Mba? Sepi amat komplek, tumben"
"Hahaha siapp. Iya bapak nih yang tumben, datangnya siang jam segini. Biasanya datang pagi kalau kesini"
"Sekarang jam berapa memangnya, Mba?"
"Jam setengah 11 ini pak, waktunya ibu-ibu pada masak, atau jemput anak pulang sekolah, Pak. Makanya sepi"
"Weh, kudu atraksi ini kalau begitu"
"Hahaha sudah lama ya nggak atraksi, Pak? Duduk dulu, diminum sedikit sebelum atraksi"
Pak Aris hanya tertawa mendengar perkataanku barusan. Ia mulai bersiap dengan smartphone-nya sambil berdeham, untuk memastikan tenggorokannya tidak serak.
Sebentar lagi, atraksi akan dimulai...
Kamu mau tau nggak? Atraksi apa yang sering Pak Aris lakukan?
---
Suatu hari di grup pesan instan "Sistah Syantik Cemara", yang berisikan total 56 ibu-ibu kompleks, ada nomor tidak dikenal yang mendadak dimasukkan dalam grup. Bu Cintya sebagai admin grup, yang juga merupakan istri dari Ketua RW 11, terpantau mulai mengetikkan sesuatu...
"Bu ibuuk, ni ak izin mskin pak aris yh. Kurir paket kebanggan kt smwa!"
"Welcome Pak Arizz"
Seketika, pesan di grup bermunculan satu persatu, penuh dengan banyak anggota grup yang menyambut Pak Aris. Kala itu, beliau bingung. Masa kurir paket aja sampai segininya dimasukkan dalam grup ibu-ibu kompeks? Kayak penyusup mesum aja gituu, jadi satu-satunya lelaki dalam grup ibu-ibu?
"Walah bu kok sampai dimasukkan kesini"
"Gini Pak Arz, kt ni ibu2 dimarih srg ktemu bpk anter paket pas lg kmpul di Bu Iyem jg. Nah biar lbh gampil aj gt kaann ketimbng bpk dikit2 brenti, ntr kt ktmuan aj di jln kamboja, di dpn bu Iyem kt bagi2 paket hihihi kumahow pak?"
Jujur, sewaktu Pak Aris menunjukkan pesan di grup ini ke aku, mataku pusing banget membaca pesan di atas. Sudah kalimatnya panjang, ketikannya... Hadeeeh hahaha tapi lucu sih.
"Oalaah, berarti ini paketnya diambil di warung Bu Iyem ya? Kita ketemuan dan bagi2 paket di sana?"
"Y btul pak. Enak kaann? G ush keliling hihihi"
"Oke boleh deh buibu. Matur suwun sanget* lho"
"Hihi stju yhh pak! Ketok palu pokok e!"
---
Sejak saat itulah, Pak Aris seringnya berhenti mengatar pake hanya sampai Jalan Kamboja, jalan pertama dari pintu gerbang komplek. Jalan yang sama dengan lokasi rumahku. Di ujung jalan ini, ada sebuah warung yang menjual sayur mayur dan kebutuhan pokok sehari-hari. Warung Bu Iyem namanya.
Warung ini sudah seperti pusat peradaban kompleks Cemara karena barang-barang yang dijual cukup lengkap, ditambah dengan kisa-kisah hidup manusia disekitarnya. Kayaknya, sesingkat apapun waktuku bertransaksi di sana, selalu ada saja gosip atau kabar terkini yang kubawa pulang. Padahal seringnya aku hanya beli bawang bombai.
---
Kulihat Pak Aris baru saja mengirim pesan di grup Sistah Syantik Cemara.
"Sudah woro-woro, Pak?", ujarku pada beliau.
"Yang ini sudah Mba. Sekarang tinggal sisanya..."
"Bapak sih baru datang jam segini, biasanya kan pagi jam 8. Ini sudah jam 11 lewat, Pak. Waktunya ibu-ibu fokus masak sama jemput anak pulang sekolah"
"Woalaah pantesan haha sek coba yaa"
Tak berselang lama, Pak Aris langsung membunyikan klakson khas dari motornya sambil memanggil tetanggaku satu persatu.
"Bu Jen ada paket niiihh"
"Bu Gayaa pakeeett"
"Mba Citra, Bu Kiya, paketnya borong nihhh"
"Bu Cokroo, weh harume masak opoo? Paket pakeeett"
Tiba-tiba, Bu Iyem berlari keluar pagar dan memanggil Pak Aris.
"Heeeey. Paketku ono oraaa?" **
Pak Aris melambaikan tangannya, disusul dengan isyarat menyilangkan tangan sambil menggelengkan kepala.
Ketika sudah berjalan sampai ujung jalan, Pak Aris kembali lagi menghampiri motornya. Ibu-ibu yang sudah dipanggil tadi, satu persatu keluar dari rumahnya.
Saat sudah kembali ke motornya, aku berkata, "Yah, Bu Iyem kecewa tuh Pak hahaha". Beliau menjawab sambil cekikikan, "Lho ya memang nggak ada paketnya buat Bu Iyem, Mba"
---
Bu Cokro menghampiri Pak Aris yang sedang mengeluarkan beberapa kotak paket dari kantung besarnya di motor.
"Pak udah lama nunggu ya? Sampai ada bunyi-bunyian segala"
"Iya Bu, panas lho aku nungguin. Tumben sepi banget jalan ini"
"Kamu sih datangnya siang banget. Aku lagi bertempur tadi, goreng ikan jadi nggak bisa ditinggal"
"Welehh hahaha ini Bu paketnya"
"Asyikk, makasih banyak yaa Pak Aris. Oiya Pak, ini saya ada sayur asem buat bapak hehe tolong diterima ya Pak"
"Aduh kok repot-repot, Bu"
"Heh cepetan ini diterima? Saya belum bikin sambel nih, mau lanjut lagi"
"Yaudah, Bu. Terima kasih banyak yaa"
"Sama-sama, Pak. Semangat!!!", kata Bu Cokro sambil mengepalkan jemarinya untuk Pak Aris.
---
Setelah itu, muncul Mba Citra dan Bu Jen yang secara bersamaan keluar dari kediamannya masing-masing. Namun, Mba Citra yang lebih dulu menghampiri Pak Aris.
"Oi Pak! Mana paketku sama mamah, Pak?"
"Cieee borong jajan 4 kotak ya kali ini"
"Ehehehehe iya, Pak. Mumpung ada bonus dari kantor. Sikaaat!"
Saat Mba Citra mengecek informasi paketnya sejenak, ada Bu Jen yang baru datang.
"Weh Cit, paketmu banyak banget. Tak bilangin mamahmu lho nanti"
"Eh, ada Bu Jen! Ini adil lho, Bu. Dua kotak punya mamah, duanya lagi punya aku. Bu Jen jajan apa tuhh?"
"Lipstik sama bedakku habis, Cit. Ini kemarin pas lagi ada promo online, jadi cus langsung pencet hape"
"Weits, sudah canggih ya sekarang jadi sering pencet-pencet. Awas lho keranjang penuh..."
Lalu Bu Jen memotong pembicaraan Mba Cita dengan sigap, "tapi dompetku kan tipis, Cit. Nggak megang m-banking juga. Jadi saldo buat jajan ya tetep segitu-gitu aja, ngikut transferan si ayang"
Kami mendadak geli mendengar Bu Jen mengatakan hal tersebut.
"Guayaaa sekarang manggil si bapak pakai ayang-ayangan segala", goda Pak Aris. Sontak, kita tertawa bersama.
"Biar kayak anak muda gitu lho, ih kalian mah.
Eh iya, Ibu habis bikin roti gandum sama selai srikaya banyak tuh. Sebentar ya, jangan pada pergi dulu, tunggu sini", ujar bu Jen sambil membalikkan badan dan masuk ke dalam rumahnya.
Selang beberapa menit kemudian, saat aku sedang asyik mengobrol dengan Mba Cita dan Pak Aris, Bu Jen keluar dengan membawa tiga kantung plastik besar untuk kami.
"Ini anak-anakku. Roti dan selainya masih fresh, baru matang hari ini"
Aku dan Mba Cita serempak mengucapkan terima kasih kepada Bu Jen, sambil mengambil kantung plastik itu dari tangannya. Bu Jen tersenyum senang melihat kami yang girang mendapatkan makanan gratis.
"Aku balik dulu yaa, terima kasih Pak Aris", kata Mba Cita.
"Saya juga ya, Pak Aris. Makasih banget kalau naruh paket di teras tuh pelan banget. Nggak ngagetin kucing saya"
"Iya, sama-sama semuanya", balas Pak Aris dengan senyum dan suara yang lembut.
---
"Ini paket lainnya banyak yang punyanya orang komplek sini, Pak?"
"Iya hampir semuanya, Mba. Nih di grup baru pada kasih info, benar kata Mba. Lagi pada masak dan jemput anak sekolah. Paketnya minta dititip ke Bu Iyem aja katanya. Paling besok baru bisa diambil sambil belanja sayur"
"Oooh okedeh, Pak. Pak, saya baru ingat itu ada titipan dari bunda. Sekardus susu ultrra mumi, buat Rangga, Pak"
Pak Aris mendadak kaget dan memegang pelipis dengan jemarinya, "Duh Gustiii". Sontak aku tersenyum sambil menjawab, "Kenapa, Pak? Gapapa ini buat bapak, rezekinya Rangga, Pak."
"Mba, kok mesti orang sini tuh mau repot-repot sama saya"
"Lhoo kok gitu? Haha enggak, Pak. Nggak ada yang merepotkan. Kita senang banget kenal bapak. Bapak sudah banyak bantu kita kalau ada pengembalian barang-barang. Tolong diterima ya, Pak"
Mata Pak Aris berkaca-kaca. Beliau menyalami tanganku sambil mengucapkan terima kasih berkali-kali.
Tidak, punggung tanganku sudah basah. Sepertinya beliau menangis. Aku tidak berani menatapnya. Aku pura-pura lihat langit aja. Ah, aku jadi ingin ikut menangis juga kan?!
Pak Aris menaruh kardus itu di sela pijakan kaki pada motor matic-nya. Beliau pamit pergi untuk melanjutkan pekerjaannya dengan mata yang sedikit sembab.
---
Orang-orang komplek ini sudah tau kalau beliau hanya tinggal berdua dengan anak satu-satunya yang bernama Rangga. Istrinya sudah lama meninggal dunia, bersama bayi pertama yang dikandungnya.
Rangga adalah anak laki-laki yang ditemukannya di semak belukar empat tahun lalu, saat Pak Aris sedang membantu tetangganya untuk mencari rerumputan pakan kambing. Kala itu, Pak Aris masih berduka atas kepergian istri dan anaknya. Beliau pernah berkata, barangkali Rangga itu rezeki dari Allah untuk menghibur hatinya. Sejak saat itu, Pak Aris memutuskan untuk memasukkan Rangga dalam kartu keluarganya yang baru, bersamaan dengan kerelaan hatinya untuk menghapus nama sang istri.
Nama Rangga adalah nama pemberian dari beliau. Walaupun Rangga bukan anak kandungnya, bahkan sampai sekarang kita semua juga tidak tahu siapa orang tuanya, beliau sangat menyayanginya.
P.s
*) terima kasih banyak
**) paketku ada nggak?
7 notes · View notes
n26azizah · 2 years
Text
Hai.. aku balik lagi..😇
Hai aku, ingat ga saat kamu menulis ini suasana hatimu sedang sangat buruk?
Waktu itu kamu lagi sedih banget, tapi ga tau karena apa. Rasanya pengin marah ke semua orang. Apapun buat kesel. Minuman dingin dikulkas tiba-tiba jadi ga dingin lagi karena udah dihabisin isinya dan diganti yg blm dingin, jarum pentul setiap hari ada yang nyuri, rok yang dipinjam jadi melar bagian pinggangnya, kerudung yang selalu dipinjam sampai jadi buluk.
Kesel banget, kan?
Tapi yang kamu bisa lakukan cuma diam, ga sampe marah-marah kok. Cuma diam dan bete ke semua orang. Emang kesannya jahat si, tapi dari pada ngomong kasar, kan? Kan katanya lebih baik diam dari pada berkata buruk.
Gapapa, kesel sebentar gapapa. Kalau kamu lagi sedih, nangis dulu juga ngga papa. Ga usah dipendem sendirian. Kalau ga mau cerita ke orang-orang juga gapapa, cerita ke aku aja. Kamu nulis sekarang insyaAllah akan aku baca di masa depan. Biarpun cuma ke aku, tapi setidaknya ada yang mau mendengarkanmu. Aku sayang kamu, Aku.
🤗
Pengin post foto, tapi setelah lihat galeri ternyata fotoku cuma sedikit. Adanya hanya foto-foto orang lain. Ya Allah maafkan hamba yang akhir-akhir ini lebih banyak membenci diri sendiri😭
8 notes · View notes
rain-freeze · 1 year
Text
Aku ikut kerelawanan
Aku jadi volunteer. Cieee..
Aku bangga. Ya, aku memang
senang menolong orang. Aku belum bisa membantu orang dengan duit. Tapi aku bisa membantu dengan tenaga. Aku senang saat diriku berguna. Pengalamanku jadi kepala departemen sosial sebuah organisasi di kampus membuatku semakin kecanduan membantu. Aku ikut kerelawanan ini demi melanjutkan aksiku dalam bidang sosial.
Aku ikut kerelawanan yang didominasi mahasiswa kedokteran, farmasi dan keperawatan. Mahasiswa dari jurusan non-medis diterima dengan senang hati. Akulah salah satunya.
But.
Anggota dari jurusan Biologi, hanya aku seorang. Aku kesulitan memperkenalkan diriku kepada orang-orang yang sudah punya teman masing-masing. Bagaimana ya.. Kalau aku punya teman yang aku kenal, aku akan bisa menunjukkan sisi tidak kakuku kepada orang-orang saat aku sedang bercengkrama dengan orang itu. Kalau dipikir-pikir.. Waktu aku SMP aku bisa punya banyak teman baru karena aku punya banyak teman yang dulunya satu SD denganku. Eh.. tapi waktu SMA, kenapa aku bisa punya banyak teman juga ya? hehehe. Waktu SD juga.
Kenapa aku begini?
Ya.. Semakin aku tua, semakin aku merasa diriku jelek. Hampir semua orang lebih cantik dariku. Dan aku merasa orang-orang jelek itu tidak dihargai.
Dulu aku merasa fisikku bukan penghalang. Padahal kalau dilihat-lihat, wajahku waktu SMA tidak jauh berbeda dengan wajahku sekarang.
Oh.. Mungkin karena penampilanku? Aku pakai kerudung panjang dan pakai rok. Aku suka penampilan ini, tapi orang-orang mengira aku orang yang kaku karena pakaianku.
BANYAK PIKIRAAAAAAAAAN!
Semuanya balik lagi ke diriku.
I'm pretty sure i have a social anxiety. Beberapa ingatan pahit tentang pertemanan, tentang bagaimana aku dibully, tentang perlakuan buruk atas diriku karena kekuranganku, membuatku terpenjara.
I'm diagnosed of having anxiety. Not specifically to socialization.
After writing this.. I'll make me better. So many ideas come. Just wish me luck!
2 notes · View notes
bebek-kremes · 1 year
Text
Elu Dan Gua sama BRO,kalo liat toge kayak gimana gitu😁😁
1. Toket gede sejatinya adalah payudara. Sama seperti yang ukuran kecil, payudara sejatinya adalah ORGAN REPRODUKSI BIOLOGIS BETINA. Kucing betina punya payudara, sapi betina juga punya. Laki-laki juga punya payudara, tapi cuma payudara perempuan yang menghasilkan hormon prolaktin dan hormon insulin, buat ngidupin anak manusia, termasuk kamu dulu jadinya bisa hidup sampai sekarang.
2. Sudah nasibnya buat manusia, bentuk payudara itu ada di bagian dada atas dan menonjol. Kadang saya berpikir, kenapa sih payudara itu jumlahnya nggak satu aja di tengah-tengah kayak ultraman gitu, atau kalau nggak bentuknya portabel jadi bisa dilepas pasang sesuai kebutuhan, biar nggak difitnah jadi sumber pembangkit nafsu mulu..mesakne
3. Karena bentuk menonjolnya itu tergantung dari faktor genetik dan hormonal, bukan dekne yang minta, so kita jangan merasa ke-geer-an bahwa payudara itu menonjol buat memancing-mancing nafsu kita. Payudara itu diem aja, kagak kemana-mana. Tiap hari sudah dibungkusin beha yang kita nggak tahu betapa menderitanya, dipakein baju, dilapisin jaket, dipakein kerudung pula. Terkadang masih disalahin aja. Hahahaha
4. Tapi kan payudara juga organ seksual? Nggak semua, sih.tapi juga bener juga, Ada juga orang yang lebih tertarik secara seksual sama mie ayam daripada payudara. Tapi, baiklah. Kita sudah tahu tentang persetujuan untuk aktivitas seksual kan?
Di luar persetujuan, artinya apa yang kita lakukan kepada tubuh orang lain, dengan tujuan untuk merendahkan, menakuti, membuatnya tidak berdaya, adalah pelecehan seksual hingga kekerasan seksual hlo,opo elu gak mikir teko kunu,
Welcome ke dunia manusia yang bisa bikin konsensus yang lebih beradab. Di masa depan, nggak ada lagi manusia-manusia primitif yang bikin perempuan merasa nggak berdaya hanya karena bentuk tubuhnya.
5. Kita adalah manusia. Kita pasti bisa bersikap biasa saja lihat organ manusia, berperilaku terhormat dan nggak malu-maluin bangsa manusia terhormat lainnya. Jangan gumunan dan primitif cuma gara-gara ada organ biasa lewat. Itu organ aslinya cuma lemak, kelenjar ikat, sama darah. OK!
Wes rasah birahi yen weruh ngunu kui hahaha
4 notes · View notes
qyya · 17 hours
Text
3. A memory
Ini beberapa ucapan ulang tahun ke-19 dari teman dekat gue, mereka ini teman seperjuangan selama mondok di Darul Muttaqien, Bogor. Pada masanya banyak hal-hal yang membuat kita nangis, tertawa dan gak jarang juga marah. Yaa konyol juga sih kalau diinget inget, dari cara pakai kerudung, hiburan hits ala anak pondok, segala drama bawa hp ke asrama, bahkan cerita 'cinta' dari yang segitiga sampai segi empat, semuanya masih bikin gue ketawa kalau mengingatnya.
Itu semua emang proses kita semua untuk sampai dititik pendewasaan ini. Dari mereka gue belajar banyak hal terutama karakter dan sikap teman-teman dalam penyelesaian masalah, walaupun saat itu masalah kita masih berupa konflik pertemanan, akademik, urusan rumah tangga di asrama sampai proses adaptasi kepada jenjang baru (Aliyah) juga teman-teman baru dari kelas intensif. Gue juga jadi sadar, ternyata semua yang ada di diri gue bisa diperkirakan sekitar 68% berasal dari masa-masa waktu mondok dulu sampai lahirlah karakter seorang Atun saat ini.
Di tahun ini pula gue lihat banyak titik balik awal kehidupan bersama teman-teman gue ini, memulai hidup diperantaun dengan segala cita dan ambisi.
3 Oktober 2018
Jihan (jijih)-Bogor, Fachi (fachio)-Mesir, Farah (kakao)-Bandung, Aeni (eni)-Jordan
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
padahal niat ikutan challange menulis 30 haru, tapi ternyata kelewat sampai 4 hari🥲 gapapa perlahan ya tun
0 notes
rainilamsari · 3 months
Text
Belanja Ramadan dan Pesta Pora Memoria
sore tadi, sewaktu melipir ke supermarket untuk beli kertas kado, saya 'menyadari' satu hal. ini mau Ramadan, gais. vibes-nya kental terasa pada sulitnya mermarkir kendaraan, backsound yang diputar, stok makanan manis, antrian kasir, bahkan dus dan goodiebag idulfitri sudah ready!
tapi catatan ini bukan tentang itu.
melihat antrian kasir yang mengular-naga panjangnya bukan kepalang didominasi troli, wah, saya baru 'sadar' ini lho dekat sekali Ramadan, semoga Allah masih kasih saya ketemu tahun ini :"
alhasil saya putar balik untuk cari gas portabel sekalian. terletak di lantai 2 kata Mbaknya, lantas saya mbisiki diri sendiri mantra-mantra agar fokus cari gas aja gausah cuci mata. yah, kita tahu biasanya kalau beda lantai tuh kategorinya juga beda, suka ada yang 'lucu-lucu' gitulah, haha.
tapi yang mengalihkan fokus saya bukan itu, melainkan ramainya suara anak kecil berlarian di antara display pakaian. langkah kaki saya memelan. tertarik memerhatikan. seperti melihat kilas balik masa lalu. saat-saat diajak belanja pekanan/bulanan itu menjadi rekreasi yang menyenangkan. apalagi kalau menyambangi lantai 2 area aksesori tralala-trilili. supermarket yang aslinya nggak luas-luas amat ini selalu jadi tempat observasi yang seru. lihat-lihat sandal, lihat sepatu, lihat kerudung, lihat baju, lihat seragam, lihat taplak meja, sarung bantal, mukena, peci, kaos kaki, rice cooker, kipas angin, raket nyamuk, kacu, pompa, bros-bros, dan kosmetika. betul-betul disisir, haha.
lantas hati saya menghangat...
kapan, ya, terakhir kali?
sembari berjalan menuju gas portabel, sesekali saya melirik, lalu menyapu seluruh area. mencoba membaca. anak laki-laki tengah mengecek setelan koko putih. seorang ibu dan anak remajanya yang tengah memilih lip tint. keluarga yang entah tengah melihat dan memilih pernak-pernik apa di etalase. seorang bapak yang bersandar pada etalase kaca, menunggu sang istri memilih sesuatu. sepasang yang tengah memilih celana pendek rumahan. karyawan yang mencatat dan melayani pembelian, melipat pakaian, menjaga area permainan, mengatur arus kasir..
rasanya hati berdesir.
sambil mengantri di kasir, saya mereka ulang semua kenangan yang mungkin. kenangan saat saya ikut belanja, saat mengobservasi setiap sudutnya, penasaran memencet-mencet tombol, mengelus-elus bahan, membaca nama-nama benda, iseng mencoba-coba (sepatu misalnya), lalu ibu akan tanya 'mau?' lagi lihat jam tangan, lagi lihat hand body, lagi lihat bros-peniti, ibu akan tanya, 'Nur mau?' atau 'mau yang mana, pilih,'
ah, mrebes mili.
selesai transaksi langsung buru-buru ke bawah. kangen.
eh sampai di area kasir malah nemilih antrian yang salah, hahah. niat hati mau segera sampai rumah, jadi keliru milih yang antrian kepalanya sedikit tapi luput memerhatikan troli dan keranjang di depannya. baru sadar kok lama, pas sudah tinggal saya anti-aging antriannya, yaudahlahya..
akhirnya jadi lanjut menyapu area part 2. hadeuh. memerhatikan keluarga demi keluarga. ada yang kelihatan resah, hahah, kayaknya orangtuanya lagi ngambil belanjaan tambahan semacam itulah. ada yang awalnya nampak 2 orang berjaga, tiba-tiba anak 1, anak 2, dan sesosok ibu-ibu menghampiri dan menambahkan barang di keranjang. 'Pak, boleh beli ini, ya?' kata anak perempuan kecil di depanku. mengantarkanku pada langlang buana memoria di kepala. pesta pora.
uhm, ada yang mengaduk-aduk dadaku. rasanya aneh. aneh sekali.
yaa Allah, ini..
kayaknya aku harus keluar antrian. di rumah apa yang udah habis, ya? kayaknya sabun cuci, deh. di sini ada nutrive benecol ga ya? minyak di sini berapa, ya? silverqueen mana, ya..
Tumblr media
0 notes
riskayun · 5 months
Text
Kejutan Buku
Malam harinya, sekitar pukul 21.00 waktu Singapura. Aku menghenyakkan diri di atas ranjang yang sangat nyaman ini lantaran merasa letih usai meladeni dua manusia itu. Dafi dan Vino. Aku memejamkan mata. Baru beberapa menit mengistirahatkan badan, tiba-tiba terdengar nada dering ponsel mengagetkanku.
Tiba-tiba, ada panggilan masuk dari nomor yang sangat kukenali. Ya, pemilik nomor tersebut adalah kedua orangtuaku. Kali ini bukan telepon biasa melainkan video call. Aku bergegas mengangkat panggilan video dari mereka.
“Assalamualaikum, Ayah Ibu!” Aku dengan antusias menyapa dan menyambutnya.
“Waalaikumsalam, Nduk. Gimana kabarmu di sana? Sehat-sehat aja ‘kan?”
“Alhamdulillah. Sehat, Bu-Yah. Ayah dan Ibu gimana kabarnya selama nggak ada, Nay?”
“Alhamdulillah, Nak. Ya, seperti yang kamu lihat sekarang ini. Ayah Ibu sehat,” ujar Ibu dengan wajah berbinar sembari memandangi Ayah yang berada di sampingnya. “Kapan pulang? Ayah dan Ibu kangen lho sama kamu. Sudah seminggu anak ibu pergi ke tempat yang jauh. Udah kayak merantau aja. Kamu betah ya di sana?
Aku terpegun. Lalu tersenyum simpul.
“I-iya, Bu. Ehm ... Nay, masih belum tau kapan pulang. Tapi, insyaallah akan secepatnya kok. Ayah dan Ibu sabar dulu, ya! Doakan saja, supaya pulang nanti Nay selamat sampai tujuan.”
“Aamiin!” Ayah dan Ibu serentak berujar.
Selang beberapa menit, kami mengakhiri panggilan video lalu bergegas meletakkan ponsel di meja dekat ranjang. Kembali kuhempaskan tubuh yang sudah lunglai. Masih kepikiran dengan obrolan Ibu di telepon barusan.
***
Pagi ini begitu cerah. Aku membuka jendela kamarku. Tiba-tiba, mataku terbelalak kaget melihat seorang lelaki yang sudah tidak asing bagiku. Ia tengah mondar-mandir di halaman apartemen. Aku mengecek ponsel barangkali ia menelepon atau sekadar mengirim pesan basa-basi. Namun, setelah kubuka ternyata nihil.
“Tidak seperti biasanya. Kenapa dia cuma mondar-mandir nggak jelas? Tumben!” gumamku keheranan. Tanpa pikir panjang, aku langsung mengenakan kerudung merah maroon favoritku dan bergegas menghampirinya. Aku menuruni tangga lantai satu, kemudian menuju halaman apartemen.
“Ngapain ke sini?”
Dafi terperanjat, sebab aku yang tiba-tiba muncul di belakangnya lelaki manis ini.
“Hai, Nay. Ehm, maaf ya, aku nggak kasih kabar dulu kalau mau ke sini. Soalnya, aku ada surprise nih buat kamu. Makanya sengaja nggak bilang. Kalau aku kasih tau, bukan surprise dong namanya.” Dafi tersenyum lepas.
“Surpise? Tapi kulihat tangan Dafi seperti nggak bawa apa-apa.” Aku bergumam.
Ta-tapi, hari ini aku nggak ulang tahun, Daf! Kenapa dikasih surprise? tanyaku penasaran sekaligus keheranan.
“Emang kalau dapat surprise hanya untuk yang ultah aja. Enggak, dong! Ya udah, Nay. Tutup dulu mata kamu! Eits, nggak boleh ngintip, ya!” pinta Dafi.
Aku menghela napas. Mengernyitkan Dahi. Mulai memejamkan mata sesuai arahan Dafi. Selama mataku terpejam, Lelaki ini mengeluarkan sebuah buku dari dalam jaket hitam yang dikenakannya. Lalu, ia memegang erat buku tersebut tepat di hadapanku sembari menghitung mundur.
Perlahan aku mulai membuka mata. Dan betapa terkejutnya aku tatkala ada sebuah buku nangkring tepat di depan wajahku. “Oh, jadi ini kejutannya?” tanyaku memastikan.
Dafi mengangguk seraya tersenyum manis. Kuraih buku itu dari tangannya. Sebuah buku yang masih bersegel serta beraroma khas.
Buku ini lahir dari sebuah kisah inspiratif. Di cover depan tertulis “Based on True Story” dengan seorang penulis bernama Riko Adrian. Kalau semacam ini, sudah jelas sekali bahwa buku ini berdasarkan kisah nyata dari sang penulisnya. Ia merupakan teman Dafi yang tinggal di Indonesia. Baru kemarin sore buku ini mendarat di rumahnya.
Setelah kuamati dari judul dan isi blurb yang ada di cover belakang, ternyata si penulis ini seorang pendaki. Ia pun akhirnya membagikan pengalamannya melalui buku ini. Betapa perjalanannya yang sangat tidak mudah dan penuh rintangan. Hingga ia terceletuk ingin menuangkannya ke dalam buku. Dan pada akhirnya, sosoknya bisa mengisnpirasi banyak orang.
Dafi memberikan buku ini untukku, sebab ia tahu bahwa aku memiliki kegemaran terhadap membaca. Itulah mengapa, ia sengaja datang ke apartemenku hanya untuk memberi kejutan buku.
Usut punya usut, buku tersebut diberikan pada Dafi secara cuma-cuma. Lalu, diserahkan padaku.
“Wah, makasih banyak ya, Daf, kamu udah memberikan ini untukku. Bukunya sangat inspiratif dan tentunya menarik. Mengapa aku bisa katakan demikian? Meskipun belum pernah membacanya. Sebab, aku mengamati dari judul dan membaca blurb-nya, serta didukung dengan design cover yang ciamik. Maka, dengan mudah aku bisa menebaknya.
#30DWC #30DWCJilid44 #Day24
1 note · View note
tfros · 6 months
Text
Sebuah Cuitan Tetang Olahraga
Hi! You miss me, rite? Hehe. Here's my life update.
Minggu ini adalah minggu yang menantang karena seorang Ina memutuskan untuk: OLAHRAGA! Yea, you read that.
Ina dan olahraga adalah salah satu contoh hubungan yang kurang mathuk, alias kurang cucok. Gimana nggak, lari dikit ngeluh, kram sehari berhentinya sebulan. Well, berat badan yang naik turunnya mboh-mbohan ini bikin aku mikir, oh udah waktunya jaga pola makan dan pola hidup sehat, ya. Kalo diingat-ingat, tiap makan berlemak dikit auto kolestrol, kebanyakan makan jadi mual, banyak berminyak jadi jerawat di wajah, dan semacamnya. Badan boleh kelihatan kecil, tapi umur tidak bisa dibohongi ya, bun.
Sejak SMA, olahraga yang paling kusenangi adalah lari. Murah, bisa lihat pemandangan sekalian denger musik favorit. Kalau capek tinggal melipir ke toko terdekat, beli air putih dingin. Murah, mudah, santai tinggal diatur sesuai kemauan sendiri.
Sampai suatu ketika ada warga yang memang hobi lari ngajakin ikut fun run.
Ina? Ikut fun run? Pasti ada yang salah.
Selain nggak cukup konsisten sama rutinitas larinya, aku juga nggak cukup yakin bisa menyelesaikan 5k dalam waktu 1 jam. I bet, lebih dari itu. Maju mundur mau ikut, tapi ternyata tiap yakin mau ikut, aja ada kendala. Dari ada kerjaan lah, sakit lah, harus ini itu lah, ada janji lah, banyak kali yang harus diurus. Oh, jangankan ikut lari, ikut liburan pun juga sepertinya akan gagal karena tahun depan banyak mimpi yang harus dicapai.
Setelah menimbang-nimbang betapa sok sibuknya perempuan hampir 30 ini, akhirnya hal yang coba kulakukan adalah mengatur waktu yang baik. Mulai dari bangun pagi, harus mengerjakan ina inu di waktu tertentu, sampai tidur lagi. Rutinitas itu kucoba lakukan di dua bulan awal, dan sepertinya berdampak sampai sekarang, meskipun kadang nggak sesuai jadwal, tapi paling nggak tetap bisa teratur. Nggak harus pas.
Setelah rutinitas itu dimulai, yang paling kurasakan adalah: ternyata aku nggak cocok di air.
Hehe. Nggak ding. Tapi bener nggak cocok di air, kan aku bukan ikan (sek diterusnooooo)
Ternyata, aku lebih suka olahraga tanpa harus pakai pakaian yang menutup aurat dan yang terlalu rumit. Kalau mau lari, biasanya harus mikir dulu ini jaket warna biru celananya warna apa ya, kalau pakai kerudung perlu pakai inner nggak ya, harus pakai sunscreen dulu nggak sih ini, dan sebagainya. Banyak hal yang sebenarnya nggak perlu dipikirkan, tapi karena konsep olahraganya di luar rumah, jadi sampai memikirkan hal-hal itu.
Sampailah hariku membuka channel workout di YouTube dan kutemukan; pilates dan walking workout. Turns out, this is the BEST WORKOUT I'VE EVER TRIED!
Olahraga paling pas buatku yang males ribet, karena bisa pakai kaos dan celana pendek. Pakai matras, barbel kecil, mini band resistant, udah! Mau pakai sunscreen atau nggak, no problemo. Masih ileran sambil malik, oke. Everything looks perfect! Hampir sebulan ini kucoba rutin dan wow, perutku mulai rata, tanganku nggak bergelambir banget (tapi masih ginyur-ginyur, tapi nggak apa-apa), dan mood-ku membaik. Paling penting, kalau lagi menstruasi, rasanya nggak sesakit kalau pas nggak olahraga. Thanks pilates and walking workout, you saved my life.
Buat kawan-kawan yang membaca tulisan ini, SUMPAH CARIO OLAHRAGA YANG PAS UNTUKMU SAIKI. It'll change your life forever.
In conclusion, semoga Ina rutin berolahraga dan berusaha untuk bisa six pack, tapi tetap lucu dan menggemaskan (oh, you wish).
For a healthier, wealthier and happier Ina in 2024. <3
0 notes
produsenbajumuslim · 9 months
Text
Gaya Anak Perempuan Zaman Sekarang: Eksplorasi Mode yang Kreatif
Tren mode anak-anak perempuan selalu berubah seiring berjalannya waktu. Zaman sekarang, anak-anak perempuan memiliki akses lebih besar ke berbagai sumber inspirasi dan produk mode daripada sebelumnya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa tren mode anak perempuan zaman sekarang dan bagaimana mereka menggabungkan kreativitas dalam berpakaian.
1. Ekspresi Kreatif
Tumblr media
Anak-anak perempuan zaman sekarang lebih bebas dalam mengekspresikan diri mereka melalui mode. Mereka seringkali menciptakan gaya unik mereka sendiri yang mencerminkan kepribadian mereka. Hal ini dapat dilihat dalam penggunaan warna-warna cerah, pola-pola yang berani, dan aksesori-aksesori yang mencolok.
2. Inspirasi dari Media Sosial
Media sosial telah memainkan peran besar dalam memengaruhi tren mode anak-anak perempuan. Anak-anak muda sering mencari inspirasi mode dari platform seperti Instagram, TikTok, dan Pinterest. Mereka mengikuti influencer mode anak-anak atau menciptakan gaya mereka sendiri berdasarkan tren yang mereka lihat di dunia maya.
3. Kepopuleran "Tween" Fashion
Tween fashion merujuk pada mode untuk anak-anak yang berada di antara usia anak-anak dan remaja, sekitar 9 hingga 12 tahun. Ini adalah kelompok usia yang semakin diperhatikan oleh desainer dan merek mode. Tween fashion seringkali mencakup pakaian yang lebih dewasa dengan warna-warna yang cerah dan potongan yang sesuai dengan usia mereka.
4. Athleisure
Athleisure adalah tren yang mencakup penggunaan pakaian olahraga sehari-hari. Anak-anak perempuan sekarang sering mengenakan pakaian athleisure seperti legging, sweater, dan sepatu olahraga sebagai bagian dari gaya mereka sehari-hari. Ini mencerminkan tren kenyamanan yang lebih besar dalam mode anak-anak.
5. Keanekaragaman dalam Gaya
Anak-anak perempuan sekarang memiliki lebih banyak pilihan gaya daripada sebelumnya. Mereka dapat memilih untuk tampil kasual dengan jeans dan t-shirt, atau mengenakan pakaian formal untuk acara khusus. Keanekaragaman dalam gaya memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi dan menggabungkan berbagai pilihan pakaian.
6. Aksesori yang Menarik
Aksesori adalah bagian penting dari gaya anak-anak perempuan sekarang. Mereka seringkali mengenakan kalung, gelang, anting-anting, dan jepit rambut yang mencolok. Aksesori ini dapat digunakan untuk mengekspresikan minat mereka, seperti hobi atau karakter favorit.
7. Sustainable Fashion
Tumblr media
Kesadaran tentang lingkungan semakin mendorong tren mode berkelanjutan di kalangan anak-anak perempuan. Mereka dan orang tua mereka lebih memilih untuk membeli pakaian yang dibuat dengan bahan ramah lingkungan dan diproduksi dengan cara yang bertanggung jawab. Ini mencerminkan dorongan untuk merawat planet bagi generasi mendatang.
8. Mix and Match
Anak-anak perempuan sekarang seringkali menggabungkan pakaian dari berbagai merek dan gaya untuk menciptakan tampilan yang unik. Mereka mungkin mengenakan atasan dari satu merek dengan celana dari merek yang berbeda, atau menambahkan jaket yang mencolok untuk mempersonalisasi tampilan mereka.
9. Pakaian Berhijab
Bagi anak-anak perempuan yang mengenakan hijab, ada banyak tren mode yang mengikuti gaya berpakaian berhijab yang modis dan kreatif. Mereka dapat memilih dari berbagai gaya kerudung, busana, dan aksesori yang mencerminkan kepribadian mereka.
10. Kenyamanan Tetap Penting
Meskipun banyak anak-anak perempuan mengeksplorasi mode dengan lebih bebas, kenyamanan tetap menjadi faktor utama dalam pemilihan pakaian. Pakaian yang nyaman adalah kunci agar anak-anak dapat bergerak dengan bebas dan merasa percaya diri.
Tren mode anak-anak perempuan zaman sekarang mencerminkan semangat eksplorasi, kreativitas, dan ekspresi diri. Mereka memiliki akses ke berbagai inspirasi mode dan produk, yang memungkinkan mereka untuk menciptakan gaya yang unik dan sesuai dengan kepribadian mereka. Terlepas dari tren-tren mode yang ada, kenyamanan dan kepercayaan diri tetap menjadi faktor penting dalam pemilihan pakaian anak-anak perempuan. Melalui mode, mereka belajar untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan identitas mereka sendiri.
0 notes
yeyessiime · 9 months
Text
Di suatu hari pada hari minggu, langit cerah tidak berawan, suhu udara kurang lebih 30°C lagi kepingin bangeds makan bakso malang biasanya jam 11 san udah lewat depan rumah tapi ditunggu-tunggu gak lewat-lewar sudah sabar beberapa menit (Mungkin sekitar 5 menitanlah ya😌) berpalinglah keinginan hati ini ingin makan bakso. Mari beli bakso sajaaaaa.
(Np: abang tukang baso🎤🎵)
Tapi dalam hati masih berharap nemu bakso malang🙃🙃🙃. Otwlah kami ke tukang bakso dan ternyata belum buka, kembalilah kami ke rumah. Paksu mulai iba dengan wajahku yang terlihat sangat ingin makan bakso. Sembari menyabarkan mulailah paksu mencari di google "bakso malang review bintang 5 yang ulasannya mantab" dari banyak pilihan Kami memutuskan untuk kesini.
Tumblr media
Oke mari kita beli bakso malang ini.
Tapi dasar siperempuan yang mungkin kadang plinplan dengan niat hati "daripada jauh2 kesana liat dulu lagi aja bakso bapak gerobak coklat siapa tau udah buka tapi ternyata belum jua buka"
Dan kami putuskan untuk jalan2 menghirup udara yang tidak terlalu segar menuju bakso malang rekomendasi google yang kami pilih, ditengah perjalanan kami bertemu pedagang bakso malang 2 menit naik motor dari tempat bapak bakso gerobak coklat
👦 "Tsayanggg itu ada bakso malang".
👧 "Eh iyaaaa".
👦 "Gimana mau ini aja atau tetep mau cobain yang disana?".
👧 "Kalau disana aja boleh gak?".
(karena sudah mandi, mix n match baju, sedikit berpoles, mengukir alis, pake lipen, handbodyan dan menyetrika kerudung agak disayangkan aja gitu effort ini wkwk)
👦 "Iya tsyang gapapa sembari jalan2 juga ya".
👧 "Okeeee tsayang, terimakasih😄😄😄".
10 menit berlalu sampai pada tujuan tapi tidak ada tanda-tanda yang sedang berdagang bakso malang yang ada malah aroma bakso ikan bertanyalah kami pada orang sekitaran tempat itu
dan ternyata tidak ada :')) hehe~
(Mungkin sipemilik lupa gak mengupdate lagi infonya semisal kalau udah tutup permanen, dilihat pun ulasan terakhirnya setahun yang lalu atau bisa jadi sedang libur kami salah hari untuk beli)
Tumblr media
👦 "Tsayang maaf"
👧 "gapapa tsyang kamu enggak salah, aku sekarang pengennya mie ayam aja kok yang deket alfa gang rumah, gapapa?".
👦 "Gapapa, oke tsayang cus meluncur".
Kami membelilah mie ayam yang mienya diganti dengan kwetiau karena aku gak makan mie (baru tau juga kalau disini topping mie ayam pake kwetiau sama pangsit rebus dan bumbunya gak pake kecap)
*Perjalanan menuju rumah
👦 "Tsayang itu bakso malang yuk beli".(yang tadi diawal lihat)
👧 "Gapapa tsayang gausah, ini udah mie ayam aja"
👦 "Gapapa beli aja kalau gak habis nanti aku yang habisin bisa buat malem juga".
Lalu berasa mellow, terharu banget disitu😳😳😳
Karena suami yang sabar bangetsss ngadepin maunya aku dan
Maha baiknya Allah buat ngasih rezeki ke hambanya.
Jadi inget ceritanya Ustad Hanan Attaki yang beliau rencananya hanya sebatas jalan-jalan tau-taunya mereka sampe kota cirebon buat beli empal gentong dan pembeli pertamanya adalah Ustad Hanan.
Ceritanya di menit 36:45.
youtube
Diawal kami udah nemu bakso malang tapi si aku keukeuh pengen yang direkomendasiin google udah nemu makanan lain tapi akhirnya tetep beli bakso malang yang diawal lihat. Ternyata di uang kami ada uang bapak ini. Rezeki emang gak kemana ya:'))
MasyaAllah, masyaAllah, masyaAllah.
Alhamdulillah.
- Djakarta -
1 note · View note
midoririring · 10 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
thank you for saying that, buk.. it means a lot for me.
anak anakuuu 11 ips yg skrg 12 ips... maaf ya nak, miss amel nggak bisa nemenin kalian sampe graduation, tapi doa miss selalu menyertai perjalanan kalian, setahun kemarin benar-benar luar biasa buat miss bisa kenal sama kalian.. trimakasii yaa selama ini udah jadi anak-anak yang baik dan nurut sama ustadz/dzah. trimakasiii uda sambut miss amel dgn hangat.. kadang miss masih bertanya-tanya.. apa miss pantes ya dapet perlakuan semanis ini dari kalian ))))): miss yakin kalian jadi anak-anak yg manis berkat kedua orang tua & ustadz/dzah yg manis pula..
Irham, nak kamu ilangin yaa rasa nggak enakanmu ke orang lain, selama kamu ngelakuin hal benar dgn cara yg benar gausa pikirin apa kata orang, semoga kamu segera mendapat jawaban atas doamu ya nak.. Ezra, kamu adalah murit kls 11 ips yg paling dewasa yg pernah miss temuin, tetap jadi dirimu sendiri ya nak, semangattt menuju ptn impianmu.. Fakhri, sampaikan salam miss amel buat bunda ya, pesan miss buat fakhri ayuk rajinnya dimulai yuk, kamu inget miss tita kan pernah bilang klo orang pinter itu bisa kalah sama org ulet & beruntung, jgn mls²an lagi di kls 12.. Piyotoo, ditata lagi ya nak fokusnya, hadepin apa yang ada di depanmu dulu, jgn mikir hal yg belum tentu terjadii, kamu pendengar yang baik miss akuin, rangkul temen²mu ya nak.. Zaidan, wkwk miss amel akan selalu ingat kamu kalau lagi pake kerudung coksunya miss yg kena tumpahan tinta karena kamu dan handy yg ngisiin wkwkwk, yg nurut sama ustadz lotus ya nak, miss ngerti kok kamu uda berusaha jd lebih baik sedikit demi sedikit, miss amel bisa lihat itu di akhir semester 4 kemarin, semangattt anak baik.. Rizal, dikurangin yaaa nak rokok dan vape nya, miss nggak pingin anak-anak miss kecanduan rokok, ngeroko tu gkpp kok, tp dikurangin dikit² yaaa demi kesehatan, zal trimakasii ya ida kasih miss feel like a friend selama miss ngajar hehe krn miss jd cepat nyaman sama kalian, tetap jadi rizal yg miss kenal baik ya nak, jgn usil² plis deh, tp gapapa sih skali² usilin zaidan kyk biasanya wkwkwk canda.. Hesa, koko pengusaha anutan 11 ips, kurangin ngobrol ngalor ngidul wkt pelajaran ya nak wkwk, tetep fokusss krn miss tahu kamu sudah ada tujuan yg jelas.. Surya, yg semangattt yaaa kalo skolah, jgn becanda mulu sama handy wkwkwk, yok ditata lagi niatnya, ditata lagi mimpinya, miss tahu menemukan passion itu nggak mudah, tapi miss percaya kamu akan bisa melalui fase ini. Fikri, jalanin hari-harimu dengan lepas ya nak, berhenti khawatirkan hal-hal di luar kuasamu, fokus sama passion kamuuu, fight for it! miss yakin dimana ada kemauan, di situlah pasti ada jalan dari Allah SWT, semangat fikriii.. Farellllll, iyaa miss tahu kamu ngeroko, tapi plis lah jgn banyak², kamu batesin sehari 1 batang aja deh, yg fokus ya rel sama tujuan awal sekolah, malesnya dibuang jauh², kls 12 itu bentar banget, yok lebih sat set lagi belajarnya, yg rukun sama zaidan wkwkwk jgn dikerjain mulu wkwkwk.. Ramaaa, murit kaporitnya miss amel, ram katanya mau ngenalin miss ke kakakmu huftttt, jgn sedih² lagi ya raamm, tetap jadi rama si pembawa aura positif buat sekitar, miss seneng banget kamu uda menemukan hal yg pingin kamu lakukan, fight for it ya nakkk..
Hilyah, selamatt yaa sudah melalui semester 4 dgn sangat tangguh!! kamu anak yg kuat miss yakin, tetap jadi dirimu sendiri ya nak, jgn ikut²an temen, kamu baik dengan caramuu.. Handy, wkwkwk makasih ya uda bantuin miss amel ngewasitin basket wkt classmeet kamrin, ndyy kamu yg fokus yaaa di kls 12 ini, segera temukan apa yg pingin kamu lakukan di masa depan, kamu anak baikkk yg selalu peka sama lingkungan sekitarmu, miss tahu kadang melelahkan jd org yg peka itu, semoga jadi amalan jariyah yaa buat kamu.. Kikie yutuber kecenya 11 ips, kikiii yok lebih semangat lagii belajarnya, jgn dipendam sendiri kalo ada kesusahan, bantuan orang lain mungkin akan membuatmu cepat bangkit, miss tunggu cerita² bahagianya ya nak.
Tiyo, Yusuf, Atta, Adam, Raka, Alya, Vivi, Kirana, Aisyah, Lala, Farah, miss kangen kalian.. Semoga Allah lindungi kalian semua ya nak..
Insha Allah ini akan jd postingan penutupku dengan kalian.. Terima kasih! C u!
Wassalamu'alaikum..
1 note · View note
mildiary · 1 year
Text
Dunia Beda bersama Mbak Mir,
~2021. Tenggulunan, Candi, Sidoarjo.
Selesai Maghrib. Beginilah yang dilakukan Nera. Berjalan mengelilingi komplek, menyusuri jalan dan gang, melewati rel kereta, mengajak kakinya berjalan kesana kemari mengikuti irama otak yang tidak mau berhenti untuk berpikir.
Sial, dia belum makan. Menjadikan kepalanya sakit dan berat. Tapi Nera tetaplah Nera, dia terus berjalan meskipun sakit kepala adalah kelemahan terbesarnya.
Setelah melewati beberapa ruko, dia menyerah. Memilih nencari warung terdekat untuk membeli teh hangat. Setelah memesan, dia duduk menanti segelas teh yang akan meredakan sakit di kepalanya.
Seseorang perempuan disampinyanya menyapa, "Halo mbak." Nera tersenyum dan membalas sapaannya.
Mulailah keduanya bercerita tentang tinggal dimana, mau kemana, kerja apa. Hingga terjadi kesepakatan untuk besok bertemu kembali dan pergi bersama.
Besoknya, dengan menaiki motor, Nera berjalan bersama perempuan itu, entah akan dibawa pergi kemana. Nera hanya ikut dan entah kenapa begitu percaya.
"Ner, tengok orang-orang dari tadi banyak yang ngliatin. Kita kayak langit dan bumi. Yang belakang pakai kerudung tertutup rapat, sementara yang depan pakai dress mini pahanya keliatan." Kata Mbak Mir.
Nera hanya tertawa. Perempuan yang bersama Nera itu bernama Mbak Mir. Seorang ibu-ibu yang memiliki anak dua. Nera sendiri bingung kenapa Mbak Mir memilih dress mini berwarna merah dan rambut diwarna pirang. Yang dia tahu, hanyalah bahwa Mbak Mir seorang penyiar.
"Biarlah mbak. Yang penting kita gak kenal." Jawab Nera agar suasana tetap santai. Mbak Mir tertawa mendengar jawabannya.
Dari tempat satu ke tempat lainnya. Disitulah Nera melihat dunia lain langsung bukan sekedar kata orang. Dunia yang terkenal sebagai 'dunia gelap'. Atauuu 'dunia hina' kalau kata Mbak Mir. Suara lagu dari para biduan dan laki-laki yang asik karaokean.
Bertemu dengan teman-teman Mbak Mir yang sama cantiknya. Mendengarkan obrolan baru yang belum pernah Nera dengar langsung sebelumnya. Nera tetap mengikuti kemanapun Mbak Mir pergi tanpa sedikitpun penolakan.
Memang dunia baru yang bahkan Nera sendiri terkejut bukan kepalang. Orang-orang juga kebingungan ketika melihat seorang berkerudung yang seperti kesasar. Tapi entah kenapa, Nera sama sekali tidak ada ketakutan. Yang dia yakini disana dia akan tetap baik-baik saja.
"Awas ya jangan macam-macam. Ini adikku, jangan disentuh sedikitpun ya." Ancam Mbak Mir kepada teman-temannya yang berhasil membuat Nera tersenyum.
Bahkan dengan santainya ketika ditinggal Mbak Mir kerja sebentar, Nera duduk diantara keramaian sambil memakan bakso. Ada beberapa bapak-bapakk yang mengajak ngobrol tentang kerja, dan tak sedikit yang memberi petuah. Disela-sela obrolan Neira mengedarkan pandangan pada sekitar. Banyak perasaan yang menghinggap di dadanya. Berjam-jam disana, dan semua aman. Nera dibonceng Mbak Mir pulang.
Dipertengahan jalan mereka berhenti karena kehujanan. Mereka duduk depan ruko yang sudah tutup. Menatap rintik hujan yang berjatuhan.
"Gimana Ner? Aman?" "Aman mbak." "Kamu gak takut?" "Takut apa?" "Takut sama suasana yang tadi, atau mungkin takut sama aku?" "Lah kenapa takut? Nggak sama sekali mbak. Perjalanan menyenangkan sangat."
Mbak Mir menatap Nera, "Kenapa kamu gak takut?" "Karena mbak orang baik. Temen-temen mbak juga pada dasarnya baik."
Mbak Mir menangis, dia bercerita banyak hal tentang semua masalahnya, apa yang terjadi dengannya. Yang Nera yakin adalah bahwa itu air mata ketulusan.
"Ner, jaga diri kamu ya. Tetap jaga kehormatan. Temukan orang yang tepat. Dapat salam dari Lin juga, orangnya baru chat."
Nera mengangguk dan tersenyum. Mungkin dunia yang dia kunjungin tadi memang salah. Tapi bukan haknya untuk menghakimi orang, dan dia belum punya kemampuan untuk meluruskannya. Saat perjalanan pulang Nera berbisik dalam hati, "MasyaAllah. Thanks to Allah karena udah nunjukin suatu dunia lain secara mendalam yang belum tentu orang bisa lihat. Terima kasih karena sudah mempertemukanku dengan Mbak Mir yang menjelaskan kenapa ada dunia gelap dan menjagaku sampai aku pulang."
0 notes
azkiyaratu · 1 year
Text
Jurnal Emosi (3)
Rabu, 21 Maret 2023
Kejadian hari ini:
Cia nyungsep pas beres mandi karena udah mulai gak bisa diem, kepalanya kena pagar besi pembatas dapur. Padahal cuma ditinggal pakai kerudung aja karena siap-siap berjemur 😭
Emosi yang muncul:
Takut dan sedih, takut kenapa-kenapa karena ini pertama kalinya seperti itu.
Skala (1-10):
8, awalnya 10 tetapi berkurang karena lihat anaknya senyum-senyum setelah menangis.
Pikiran yang muncul di kepala:
Takut kenapa-kenapa, takut benjol, takut cedera. Ada sedikit kesalnya juga karena gak bisa diem tapi lebih merasa bersalah kenapa ga digendong aja sambil dikerudung.
Perilaku/reaksi fisik:
Berteriak takbir sambil berlari menghampiri cia karena kaget.
Hal apa yang diharapkan:
Semoga anakku baik-baik saja.
Kata-kata penyemangat diri:
Tenang, jangan panik, berdoa sama Allah semoga sehat dan baik-baik saja.
Insight dari kejadian ini:
Tersadar di usianya yang 3 bilan anakku sudah banyak perkembangannya dan mulai lincah, sebagai ibu aku harus lebih hati-hati dan waspada menjaganya.
#tantanganzona1
#bundasayang8
#institutibuprofesional
#ibuprofesionaluntukindonesia
#bersinergijadiinspirasi
#ip4id2023
0 notes
dkarmila · 1 year
Text
Apa yang ditunggu?
“SAH, Alhamdulillah”, suara itu terdengar dari para saksi dan penghulu, disusul juga suara hadirin yang sedari tadi mengikuti dengan khidmat proses akad nikah adik sepupu ku. Acara dilanjutkan dengan doa pernikahan untuk menambah keberkahan proses akad nikah.
Tak lama berselang, aku dikejutkan dengan colekan seorang wanita berkebaya warna merah menyala senada dari kerudung, atasan, bawahan, hingga tas yang digunakannya. Tiba-tiba duduk dibangku kosong tepat disampingku dan tentu saja wanita tersebut sudah ku kenal baik, beliau Tante Lastri, kakak dari ibu. Beliau pun membuat ku kaget dengan pertanyaan, “Jadi kapan?” tanyanya setelah duduk.
Sebetulnya aku sudah sangat siap dengan serangan pertanyaan semacam ini, saat dua minggu lalu ibu mengabariku melalui telepon bahwa Randi yang merupakan adik sepupu ku akan menikah hari ini. Tentu saja aku sudah memikirkan segala pertanyaan yang akan dilontarkan orang-orang saat bertemu aku diacara pernikahan sepupu ku nanti. Pertanyaan yang pasti dan selalu ditanyakan pada wanita 28 tahun ini, yang menurut penilaian masyarakat sudah sangat matang untuk menikah.
Aku hanya membalas pertanyaan tante dengan tersenyum dan masih dalam perasaan yang sangat santai. “Nunggu apa lagi sih? Kamu nyari yang seperti apa? Janganlah terlalu pemilih! Jangan terlalu ambisi sama kerjaan.” lanjut tante Lastri. Sepertinya mental yang kusiapkan sudah mulai retak, tapi aku masih mencoba tenang dan tersenyum. Tidak terburu-buru menanggapi pertanyaannya. “Insya Allah, mohon doanya ya tante.”jawabku.
Beliau masih melanjutkan perkataannya yang mulai merembet kemana-mana dari mulai pendidikan yang katanya, wanita tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, semakin tua nanti tidak ada yang mau, hingga mulai membandingkan dengan si A, B, C, wanita seusiaku yang sudah menikah dan memiliki keturunan. Sesekali hanya aku balas dengan anggukan kepala dan senyuman, walaupun ingin sekali menimpalinya dengan argumen-argumen ku. Tapi ku urungkan niat itu, karena tidak mau merusak suasana penuh kebahagian pernikahaan sepupuku ini.
“Ayo lah, tante gak sabar pengen lihat kamu jadi pengantin.”ujar nya seraya bangkit dari tempat duduk dan juga memberi kode ajakan untuk aku ikut menuju tempat prasmanan, yang sudah mulai bisa dinikmati para tamu undangan. “Aamin, doakan ya tante.” Jawabku. Aku menolak ajakan tante Lastri dengan alasan aku masih menunggu adikku yang sedang ke toilet. Selepas itu, aku hanya bisa menarik napas dalam. Seketika suasana pernikahan yang dari tadi terasa khidmat dan penuh suka cita rasanya tak dapat lagi ku nikmati. Aku rasanya ingin segera berlari dan meninggalkan keramaian ini.
0 notes