Tumgik
yunistya-nys · 7 hours
Text
Ternyata lama banget kita tantrumnya. Mau lupa tapi lihat kaki setiap hari selalu ingat rasa kagetnya cedera-rasa sakitnya bangun tiap pagi-rasa nyaman dan bahagianya lari. Kontradiktif sekali kan?
Mau nggak lihat tapi kelihatan tiap pakai sepatu sehari-hari... Mau nggak peduli alias pura-pura cuek aja tapi ini tentang diri sendiri. Siapa lagiii yang sesayang itu sama diri sendiri kalau bukan aku😂🤏🏻
Siapa lagi yang mengira dirinya baik-baik aja, ternyata sebetulnya lagi nggak baik-baik aja. Siapa sangka harus ditegur dengan cara mikroskopis kayak gini, untuk belajar menahan ego dan sadar diri. Siapa yang tau kalau setelah disadari, rasanya semakin nggak karuan alias nggak nyaman banget. Kayak mau bilang mending nggak sadar sekalian deh, tapi sebetulnya jauh lebih bersyukur disadarkan dari sekarang.
Yah, gimana ya? Bingung nggak sih kamu bacanya?
Dahlah, bagian dari proses yg harus dinikmati ini.
Aku kepada aku: Bentar bentar, nikmatnya di sebelah mana ya bund? 😭😭😭
Duh, peer melepas keterikatan kita masih jadi perjalanan panjang yang melelahkan rupanya. Gpp, smgt ya. Basi sih bilang gini wkwkwkwkwkw gapapa lah senang-sedih-beserta semua fase kehidupan yg fana ini hanya sementara🥲🙏🏻💕
Hormon sedih lagi PMS aja ini jadi mellow gini. Nanti ngegym lagi ya yg semangat. Allah selalu tau yg terbaik kok, kita ini debu penuh hina dan ketidaktahuan jadi dengan segala kerendahan hati... Yuk nurut dulu🙏🏻
1 note · View note
yunistya-nys · 5 days
Text
Sesederhana bisa berdiri seimbang di KRL (tanpa pegangan), bisa naik-turun tangga tanpa nyeri di sekitar pergelangan dan telapak kaki kiri dan nggak timik-timik jalannya, bahkan bisa ikut latihan Rabu lagi (yang ternyata isinya running drills spontan uhuuyyy).... Rasanya kayak mahal banget badan ini🤍
Yuk bisa yuk dilapangkan lagi sabar dan syukurnya🥰✨
Baik-baik deh menangkan diri buat menahan ego "kayaknya udah bisa kok lari lagi" 😌🙏🏻
0 notes
yunistya-nys · 13 days
Text
Persimpangan 20-an Part #35: Currently Pensieve
Astaga, akhirnya tiba masa dimana ambruk juga hehehehehehe~
Setelah melalui masa insecure dan iri lihat orang bisa lari karena kaki kiriku yang tak kunjung pulih, lalu berusaha mengalihkan fokus untuk tenggelam dalam pekerjaan yang mulai panjang antreannya... Eh, ternyata habis itu masih kebagian flu dan demam.
Kayak, ini Allah lagi bermaksud apa ya... Ini saya pasti banyak banget dosanya sebagai hamba :")
Kemudian berusaha menenangkan diri... Yaudah, mungkin ditegur buat istirahat total dulu, walaupun cuma sebentar. Mungkin ditegur buat benar-benar stop dulu, nggak perlu dipikirkan dan trial terus menerus tentang gimana caranya bisa on track latihan marathon lagi. Mungkin memang waktunya beberes kerjaan, siap-siap audit dari sekarang (padahal auditnya Agustus).
Duh kalo bahas Agustus... Agustus, mau full marathon di Bali pulak. For the first time ke Bali, langsung punya perhelatan akbar dalam hidup! Kalo ditarik mundur, Julinya HM. Virgin pula. Iya, keduanya virgin alias baru pertama kali.
Rasanya pengen minta testimoni jiwa, raga, dan pikiranku buat ceritain perjalanan 2 bulan ke belakang... Berat nggak diajak ambi terus? Ambinya tuh melawan arus lingkungan pula wkwkwkwk orang pada malas olah raga, ngga terlalu pilah pilih makanan. Lah ini, main gas-hajaaarr-akan kuupayakan sekuat mungkin, sendirian dan sejauh apapun menuju impian itu nggak masalah! Ya asal nggak melawan hukum Allah aja sih wkwk orang-orang sibuk kerja, aku sibuk ngatur waktu gimana caranya bisa jalanin menu harian, dengan porsi tambahan lari dan atur strategi makanan.
Tapi, dalam masa recovery kaki ini, aku jadi belajar banyak hal. Jadi tau kurang-lebihnya otot dan tulang ini dimana, harus gimana buat kedepannya. Walaupun tetap mikir: bisa kah? Bisain deh ya Allah plissss bangettt buat virgin HM dan virgin marathon dengan kondisi finish strong... Tolong kasih kekuatan super buat sampe finish dengan sehat, selamat, dan happy no worries no injuries...
Tolong bantu aamiin-kan ya kalo ada yg baca ini... Sedih akutuuu wkwkwk nggak butuh validasi dari sekitar, tapi butuh doa dan support yg tulus aja wakakakak jangan nanya-nanya kabar buat kepo doangggg!!!
Gakdeng berchadhaaa🤣🤣🤣
Yha begitulah unek-unek dari anak kiciw yg berusaha mandiri tapi ternyata tetap saja oleng seorang dirii🙏🏻
Sampai jumpa di episode oleng berikutnya: comeback stronger🤍
0 notes
yunistya-nys · 3 months
Text
ridhonya Allah
Kata orang, hidup ini isinya mencari ridho Allah dengan beribadah. Jika Allah ridho, sesuatu itu akan terjadi. Namun, kalau dipikir-pikir, bukankah semua yang terjadi dalam hidup ini adalah atas izin dan ridho Allah? Semua takdir baik dan takdir yang menurut manusia kurang baik, bukankah semuanya adalah karena ridho Allah? Seperti kata seorang guru, tidak ada sehelai daun pun yang jatuh dan hanyut bersama aliran sungai dalam gelapnya malam tanpa ridho Allah.
Mungkin, ternyata ridho Allah itu tidak untuk dicari. Ridho Allah adalah semua takdir yang sudah dan yang masih akan terjadi. Oleh karena itu, ridho Allah hanya perlu dijalani. Justru, yang perlu dicari dan diusahakan itu adalah ridho diri kita sendiri. Kita ridho atas Tuhan kita, agama kita, nabi kita. Kita ucapkan itu berkali-kali dan kita mengupayakannya.
Kerap kita tertukar antara ikhlas dan ridho—atau menganggap keduanya sama. Ikhlas itu dari dalam ke luar. Ikhlas itu melakukan segala sesuatu karena Allah dan untuk Allah. Ikhlas itu tidak mengharapkan balasan apa-apa selain kebaikan dari Allah. Ikhlas adalah soal apa-apa yang bisa kita upayakan.
Sementara, ridho itu dari luar ke dalam. Ridho itu adalah soal bagaimana kita menerima yang terjadi kepada kita. Takdir dari Allah, perlakuan dari orang lain. Apakah kita ridho? Ridho adalah perihal yang di luar kendali kita. Ridho adalah tentang bagaimana yang ada di luar kita itu kita bawa ke dalam diri kita.
Kita harus ikhlas memperjuangkan keridhoan diri kita sendiri. Selanjutnya, kita harus ikhlas memperjuangkan keridhoan dari orang-orang terkasih kita, yang dari sanalah kasih dan sayangnya Allah akan tersulur. Terakhir, kasih dan sayang Allah itulah yang kita cari. Semoga kita mendapatkannya.
Terhadap hal-hal yang bisa kita kendalikan, ikhlaslah. Terhadap hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, ridholah. Selamat memperjuangkan hati yang selalu ridho dengan ikhlas. *
[Tulisan di atas merupakan salah satu tulisan dari draf buku Yang Berbahagia]
prompt 4.
adakah hal-hal di dunia ini yang belum kamu ridhoi? kira-kira, apa upayamu agar bisa ridho?
225 notes · View notes
yunistya-nys · 3 months
Text
Masih pagi, tapi aku sudah uring-uringan. Somehow aku merasa aku sedang menuju sesuatu, sembari meninggalkan sesuatu yang lain. Aku ragu menyebutnya nyaman... Tapi, jangan-jangan benar?
Nyaman yang harus kutinggalkan untuk menjalani seribu ketidaknyamanan di depan sana. Kenyamanan yang justru dikehendaki bukan olehku, melainkan memang harus tetap dihadirkan dalam sekian panjangnya ketidaknyamanan yang sudah kita sadari sejak awal memulai—sejak pengambilan keputusan kala itu.
Pusing ya, menghadapi paket keputusan-risiko-konsekuensi?
Eh tapi bukannya setiap awal memulai sesuatu yang baru itu selalu memusingkan? Hehehehe HUUUFFTT. Exhale inhale~
Kalau lagi kepayahan, aku suka diingatkan sama batinku sendiri: barangkali setiap jungkir balik upayamu adalah celah untuk berpahala, celah untuk berbaik sangka sama takdir, celah untuk belajar, dan celah-celah lainnya yang hanya bisa ditemukan dengan jalan ini?
We don't know what we don't know~ yhaaa semangat aja lah ya, namanya juga hidup emang kudu seseru ini!!!
0 notes
yunistya-nys · 3 months
Text
Emang kuncinya adalah Ya Allah-Ya Allah-Ya Allah, kayak sengeluh dan secapek apapun yakin pasti didengar dan dibantu :")
She's a 10 because she doesn't need validation from anyone other than Allah.💌
29 notes · View notes
yunistya-nys · 4 months
Text
Cita-cita yang besar akan menuntut fisik yang lelah
Nasihat Ustadz Deden Anjar
Lagipula Hab, memang dunia itu tempatnya lelah kan?
123 notes · View notes
yunistya-nys · 5 months
Text
takut dibaca
semakin sedikit orang yang bersedia membaca paragraf dan beralih memilih membaca satu-dua kalimat. sebanyak itulah orang-orang yang tidak butuh dijelaskan tentang apapun apalagi tentang diri kita. kini, kami menjadi bebas mengular kata-kata tentang apapun dan segala macam rahasia panjang-panjang tanpa perlu takut dibaca mereka yang tidak ingin membaca kami sampai tanda titik bukan selesai di tanda koma. terima kasih sedalamnya—untuk yang menjadi satu diantaranya.
22 notes · View notes
yunistya-nys · 6 months
Text
Persimpangan 20-an Part #34: Run Baby Run
Salah satu alasan sekarang jadi semangat lari, sebetulnya gini: kita nggak pernah tau dengan apa yang akan terjadi di masa depan :")
Melihat rekam jejak orang-orang yang sekalinya cerita kok ceritanya sedalam itu tentang keluarga, entah orang tua/ pasangan/ anak, yang casenya berkaitan dengan kesehatan dan segala dampak jangka pendek-panjangnya... Rasanya perlu ya buat sedini mungkin "menjaga fisik", yang ternyata secara tidak langsung ikut andil dalam menjaga kesehatan mental juga😂😂😂
Setelah coba sendiri baru bener-bener paham kalau hormon bahagianya dari olah raga itu beda sama bahagianya ngobrol sama ayah-ibu, bahagianya main sama temen, bahagianya menyelesaikan target kerjaan, atau jenis bahagia lainnya🥰 kayaknya pernah baca dimanaaa gitu, kalau senyawa yang dihasilkan dalam tubuh memang berbeda (?)
Lagi lagi, masa depan nggak ada yang tau. Kalau amit-amit terjadi sesuatu, semoga dengan jalan berusaha menguatkan raga itu bisa jadi salah satu hal yang menolong kita di masa depan. Ya kalaupun nggak ketolong, usahanya nggak akan sia-sia kan?
Trus kalau terjadi sesuatu sama diri sendiri karena terlihat sebegitu effortnya untuk olah raga, gimana?
Yaaa ngga gimana-gimana si haha namanya worst case itu kan baru kemungkinan. Risikonya bisa diperkecil dengan berusaha cari tau caranya yang baik dan benar biar meminimalisir itu apa aja sih, misal iku komunitas tertentu biar olah raganya agak serius (walaupun sebetulnya setelah ikutan, ya nggak ada seriusnya juga wkwkwkwk). Belajar gimana caranya menekuni olah raganya, gimana caranya membangun kebiasaan biar hati dan pikirannya bener-bener menikmati prosesnya~
Lagian kan jiwa raga itu pemberian Allah juga, yg gratististisss nggak kurang sedikitpun. Olah raga itu bikin hati jadi lebih bersyukur aja (?) wkwkwk aneh ya? Tapi sebersyukur ituuuu setiap selesai lari! Rasanya pengen bilang makasih banyak sama semua sendi dan tulangku wkwkwk makasih sudah mau diajak kerja sama untuk menjaga pemberian-Nya yang antiq ini🥰🤗💕
Ya... Gitu pokoknya (?)
Kalau membayangkan berbagai barang yang kita punya itu dirawat sedemikian rupa.... Masa tubuh sendiri yang jadi tumpuan untuk menjalani aktivitas sehari-hari ngga dirawat? Tubuh yang dikasih langsung dari Allah lhooo
Jadi, semangat merawat dirinya ya, lahir dan batin! Bismillah aja dah, apapun yang terjadi nanti, ya gimana ntar ajaa😜
0 notes
yunistya-nys · 6 months
Text
Persimpangan 20-an Part #33: Randomly Feeling Blessed
Lihat anaknya teman-temanku tumbuh sudah genap 2 atau 3 tahun usianya tuh kayak WOW CEPAT SEKALI WAKTU BERLALU?!!
Aku ngikutin updatean teman-temanku dari menikah, hamil, lahiran, lalu mengurus newborn sampai anaknya sudah banyak inginnya dan petakilan seperti sekarang... Speechless sih, jujur!!! Wkwkwkwkw membayangkan semuanya jadi terpikir: apakah perasaan ini yang orang tuaku rasakan?
Padahal aku belom jadi orang tuaaaa🤣🤣🤣 tapi kenapa terharu ya wkwk antara bersyukur, senang, mellow, sedih, khawatir, dan excited di saat yang bersamaan...
Tunggu, tunggu.
Kenapa anak orang jadi gue yang mikirin si?! Wkwkwkwkw yhaaa jadi refleksi kecil-kecilan habis ninggalin rumah 6 jam😂🙏🏻 biasanya kalau weekend kan lari di sekitar rumah dan banyak ngobrol sama orang rumah, tapi hari ini gantian dulu boleh lah ya porsinya? Hehehehe buat me time di tempat lain😝🥰
...
Makasih ya teman-temanku, Mas/Mba/Kakak/Bapak/Ibu yang sering update kehidupannya di media sosial. Sungguh, ikut happy lihatnyaa!!! Hahaha walaupun yang diupload itu banyak momen bagusnya like happy-cute-entertaining at the same time, aku yakin pasti tetap ada masa kewalahannya yakaaann wkwkwkwkw it's okay itu juga menjadi bagian dari momen-momen yang turut kusyukuri. Rasanya jadi pengen bilang: Selamat sudah berhasil melaluinya! Terima kasih sudah mengingatkan aku untuk terus bersyukur dengan diriku, dengan keluargaku, dengan melihat kondisi kalian juga (secara tidak langsung)!
...
Love banget sama masa-masa bahagia melihat kebahagiaan orang lain dan mendadak ikut mellow lihat kisah struggling atau vurnerable orang lain (instead of iri-irian wkwkwk pernah gitu pas masih bocil wkszzzz alhamdulillah masih dikasih wangsit sama Yang Maha Kuasa🥲🙏🏻)
0 notes
yunistya-nys · 7 months
Text
Tumblr media
Palestine will be free; from river to the sea.
1K notes · View notes
yunistya-nys · 7 months
Text
Kadang takjub aja gitu. Jam tidur lumayan mundur dari biasanya karena kebetulan balik kerjanya lebih malam, tapi qadarullah bangun lebih pagi dengan perasaan yang seger dan happy😭😭😭
Apa karena lagi musim berita Palestina dibombardir sana-sini ya, jadi bisa beraktivitas dengan tenang tuh terasa sungguh sangat berharga🥲 walaupun nggak jarang, muncul perasaan bersalah juga.. Atau mungkin lebih ke malu? Malu dikasih kondisi aman nyaman tentram tapi effortnya sebagai hamba Allah gini-gini aja😭🙏🏻
0 notes
yunistya-nys · 7 months
Text
Video Ini cocok banget buat deskripsiin soal kebebasan.
Ada sebagian orang yang menganggap bahwa melakukan apa saja sesuka hati, yang penting nyaman adalah sebuah kebebasan.
Apalagi dengan slogan YOLO
Makin aneh aneh aja orang jaman sekarang. Mengaku tidak ingin terikat dengan norma dan hukum karena menjunjung tinggi kebebasan.
Padahal pada hakikatnya engga.
Seolah bebas padahal dipenjara,. Oleh nafsunya sendiri. Mereka menganggap bahwa yang jadi value utama dalam tindakan adalah perasaannya. Padahal sejatinya mereka cuma jadi budak dari perasaannya sendiri.
Justru, aturan ada untuk membebaskan manusia dari dirinya sendiri dan mengoptimalkan manusia untuk berfungsi sebagaimana mestinya.
Kayak main gitar, ada aturan, pola, ritme yang harus 'dipaksakan' agar gitar menghasilkan karya yang memukau
Ga asal genjreng sesuka hati
Pedih? Ga nyaman? Terpaksa? Nah awalnya emang gitu kan pas belajar alat musik. Emang ada 'rules nya biar bisa menghasilkan karya yang baik.
Manusia juga gitu, biar berfungsi maksimal sebagai manusia ada seperangkat tools aturan hidup yang harus dipatuhi.
Rasa ga nyaman dan pedih cuma bagian dari proses supaya manusia jadi eksistensi yang sesuai dengan tujuan penciptaannya.
Aink sendiri baru paham belakangan ini, ternyata manusia yang paling merdeka tuh justru manusia yang 'berserah' sepenuhnya pada aturan yang diberikan oleh penciptanya. Pencipta yang paling paham terhadap ciptaannya, yang tahu persis detail manual yang harus dikerjakan agar manusia bisa maksimal dalam hidupnya.
Ga cuma asal genjreng yang penting nyaman. Yolo gitulo
Dengan berserah, manusia bisa terbebas dari tuntutan perasaannya yang seringkali random dan mungkin saja salah
22 notes · View notes
yunistya-nys · 8 months
Text
Persimpangan 20-an Part #32: In The Middle of Early Morning
Kalo lagi kebangun malam-malam, kadang suka random ngecek ortu. Pintu kamar kami selalu terbuka, alias tidak ada privasi di sini wkwkwkwk privasi itu dijaga dalam diam. Ketika seseorang banyak diamnya, ya disitulah letak tanda koma dan tanda tanyanya (iykwim).
Ngapain sih dicek ortunya?
Apa ya... Cuma pengen lihat perutnya masih kembang kempis aja, berarti napasnya masih ada. Kadang iseng dengerin suara napasnya juga. Kayak... Yaampun, lelah kali ya jadi orang tuaku? Nggak cuma anak yang nggak bisa milih orang tua, beliau-beliau ini juga sebetulnya nggak bisa milih mau punya anak yang kayak gimana. Betapa kerasnya usaha kita membentuk karakter anak, pasti ada aja variabel bebas yang langsung dikasih sebagai anugerah tanpa bisa kita kontrol dulu.
Jadi sebenernya 50:50 ya, kita ini sama-sama dealing dengan hal-hal di luar ekspektasi juga. Bedanya hanya di penentuan level kesulitan dan kompleksitas masalahnya karena ada di fase kehidupan berbeda. Satunya anak-anak, satu lagi orang tua. Ujung-ujungnya, kalo anak udah dewasa pun bisa jadi dia akan melalui hal-hal serupa yang dulu pernah dilalui orang tuanya. So... Semuanya pasti pernah clueless pada masanya. Satu-satunya opsi adalah dengan menghadapinya.
Lalu tiba-tiba mbrebes😂😂😂 tiba-tiba ingat masa-masa beratnya, masa sulitnya keluarga kami sampai bisa ada di posisi sekarang. Dari yang dulunya hadeh-hadeh-hadeh sampai akhirnya bisa hehehehehe hampir setiap hari, bagaimanapun tantangan hidup masih tetap bergulir~
Proses shifting tersebut kayak ajaib banget. Rasanya sekelebat, padahal pas diinget-inget ya puanjang juga perjalanannya. Meskipun anak-anak ayah sama ibu belom ada yang menikah, tapi beliau pernah bilang betapa leganya bisa ada di posisi sekarang. Mengantarkan anak ke posisi sekarang itu nggak gampang, banyak ngalahnya, banyak berantemnya, dan bergulung-gulung perintilan dinamika lainnya. Mengantarkan itu nggak bisa hanya dikatakan berlaku sampai pada fase pindah tanggung jawab sewaktu anak-anaknya udah menikah, melainkan juga memastikan kalau proses transisi (menuju-dan-sesampainya) dan kelanjutan hidup berikutnya bisa membawa kita semua punya kesempatan yang cukup besar untuk bertemu dalam kondisi terbaik di puncak tertinggi: akhirat.
Yak, welcome to another complexity of lyfe😌🙏🏻✨
...
Mari kita akhiri pergumulan batin yang bermellow-mellow di pagi hari yang masih gelap gulita ini. Semoga kita semua senantiasa diberi kesehatan, kelapangan hati dan akal, beserta kekuatan ajaib untuk maksimal menjalani peran-peran di setiap fase kehidupan.
Semangat unlock achievement kehidupan, ya walaupun ada banyak hal yang nggak kelihatan di mata khalayak ramai, tapi aku masih percaya kalau Allah nggak pernah tidur dan selalu adil hehehehehe cheers to the story of our lyfe~
3 notes · View notes
yunistya-nys · 8 months
Text
Persimpangan 20-an Part #32: Tibalah Kita Pada Masanya
Ketika dapat undangan nikah dari teman-teman, bawaannya ngebatin: "ya Allah aku kapan ya..."
Jujur, pengennya sih pengen. Tapi ketimbang mikir pengennya, cenderung lebih fokus sama suara batin lainnya yang bersaut: yakin udah siap masuk ke fase berikutnya yang satu itu? sini sini, lanjutin dulu persiapan dirinya bestie, ojo takon kapan ae... sadaro.
...
HAHAHAHAH ditegur sama diri sendiri tuh gimana konsepnyaaa?!🤣
Makasih ya Allah sudah mengirimkan suara-suara batin yang semakin kesini lebih kritis dan realistis dalam menanggapi diriku sendiri yang kadang oleng juga. Dulu pernah ada di titik merasa ragu sama diri sendiri. Rasanya kayak berisik yang nggak diapresiasi. Tapi sekarang udah mending, udah bisa menganggap suara-suara itu sebagai motivasi. Itu cuma mau ngingetin aja, menyadarkan kalau sebetulnya kamu itu paham...cuma lagi kelamaan tengak tengok yang nggak perlu aja🙏🏻
Yuk semangat balikin fokusnya bestie! Bukan buat orang tuamu, bukan buat keluargamu di masa depan. Tapi buat dirimu sendiri. Tugasnya menanam dan menabur benih-benih baik, soal panennya kita serahkan kepada yang Maha Kuasa yah!
0 notes
yunistya-nys · 10 months
Text
Kalo lagi batuk pilek tuh suka baru kepikiran:
Ternyata bernapas dengan leluasa (dalam artian effortless by default napas aja sebagai makhluk hidup) itu berharga banget ya. Kebayang nyaman dan leganya kayak apa huhuhu tanpa perlu jauh-jauh cari tau definisi kenyamanan itu apa. Sesederhana bisa napas seperti pada normalnya, rasanya itu lebih dari cukup.
Yah... Memang harus lebih mindful dan grateful dalam menjalani hari-hari ya, dimulai dari hal kecil. Nggak perlu cari-cari hal yang bisa disyukuri karena ya akan selalu ada aja hal sesederhana apapun buat disyukuri. Pilihan yang seolah nggak kelihatan, padahal apa yang dirasakan dan dipikirkan adalah sebuah pilihan juga ya.
Haduhaduuu lucunya kamu ini~
4 notes · View notes
yunistya-nys · 11 months
Text
Satu-satunya cara setiap lagi mempertanyakan diri sendiri dengan pertanyaan di atas adalah dengan melanjutkan kalimatnya... "Ya Allah, aku nggak tau apa yang terbaik buat diriku sendiri, kalo emang harus gini jalannya tolong bantu aku buat bertahan dan fight for it dengan cara-cara yang Engkau ridhai".
Serius deh cobain cara ini, rasanya jadi kayak Allah menunjukkan banyak cara untuk tetap legowo dan bahagia. Bukan berarti langsung menuju solusinya dan nggak akan bingung lagi, melainkan jadi lebih mawas diri dan bersyukur buat hajaaar-maju-teruss! Berani mencoba walaupun banyak salah dan hadah-hadehnya. Berani memberi ruang tambahan untuk menerima hal-hal di luar dugaan dan di luar nalar (nggak bilang di luar kehendak karena dunia ini nggak berjalan dengan kehendak kita~).
Semoga Allah senantiasa membantu kita memelihara sensor hikmah selama siklus kehidupan ini bergulir ya :')
Ternyata Buat Sampai Sana itu Pusing Banget.
Untuk bisa naik level ke tingkatan berikutnya memang sesuatu yang akan kita hadapi, rasanya berkali-kali lipat. Lebih capek, lebih sakit kepala, lebih stres, lebih banyak waktu yang harus dialokasikan, perasaan yang naik turun, dan sebagainya. 
Akan ada opsi untuk mundur tentunya dengan konsekuensinya, ada opsi untuk tidak menghadapi, ada opsi untuk diam saja membiarkan, ada opsi untuk menyerah. Tapi, ingat-ingat lagi apa yang sedang dituju jauh di depan, tentu usahanya tidak bisa dengan cara yang sama seperti saat ini.
Perlu lebih taktis, lebih berani, lebih siap dengan risiko, nggak apa-apa ketemu konflik, nggak apa-apa juga kalau sedih. Ini semua akan terlewati seiring semakin lihainya kita menghadapi masalah. Dan nggak mungkin, masalah yang akan dihadapi lebih mudah dari sekarang. Dan pasti masalahnya akan hal baru, sesuatu yang harus dipelajari lagi. Hal baru yang benar-benar akan membuat berpikir lagi, “Apakah jalan yang kuambil ini tepat?” Kayak gitu terus :’)
322 notes · View notes