Tumgik
#Peluang Beramal
abulaylasupry · 2 years
Text
Donasi Perbaikan Atap Masjid Al Huda Doplang
Donasi Perbaikan Atap Masjid Al Huda Doplang
Masjid Al Huda Doplang adalah sebuah masjid lama yang dibangun sekitar tahun 1989, sehingga terhitung telah efektif digunakan selama 33 tahun berajalan. Selama itu pula, masjid ini belum pernah mengalami renovasi dan perbaikan.. Masjid yang dibangun di atas tanah wakaf dari seorang muhsinin ini, beralamat di Dukuh Doplang Rt. 002/010, Girilayu, Matesi, Karanganyar, Jawa Tengah.. masji yang…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
yunusaziz · 6 months
Text
“Di antara tanda matinya hati adalah tidak adanya perasaan sedih atas ketaatan yang engkau lewatkan dan tidak adanya perasaan menyesal atas kesalahan yang engkau lakukan.”
Hidup ini pada dasarnya adalah berisikan pilihan untuk memilih di dalam setiap kesempatan. Pada saat pilihan terpilih, maka potensi terjadi kesalahan mulai terjadi. Niat awal seperti ini, di tengah jalan berjalan lain. Pada dasarnya tidak apa, sebab kesalahan adalah tabiat yang melekat pada tiap insan.
Sisi baiknya, jika hati masih mampu mencerna rasa bersalah, maka setidaknya ini menjadi cerminan hati yang masih basah. Sebab hanya hati yang kering yang seluruh relungnya terisi dan disibukkan dengan keburukan diri, maupun orang lain.
Rasa bersalah ini pada akhirnya menjadi unsur penting di dalam memunculkan, merangsang munculnya amal untuk mengoreksi diri (muhasabah), sebab hanya jiwa-jiwa yang bersihlah yang meyakini bahwa diri ini penuh dengan alpa, belum merasa cukup untuk meninggalkan dunia nan fana ini.
Oleh karenanya, kata Rasulullah "Al kayyisu man daana nafsahu wal amila limaa ba’dal mauut.” Artinya: “Orang yang cerdas adalah orang yang mengoreksi dirinya dan beramal sebagai bekal setelah mati.
Jika merasa bersalah sudah menjadi asing bagi diri kita, artinya ada yang sedang tidak beres dengan hati kita. Orang beriman hanya sibuk membicarakan amal kebaikan, dan peluang amal apa yang bisa diikhtiarkan, sembari terus mengkoreksi akan amal yang telah terukir, memastikan di hadapan Rabb-nya, "Yaa Rabb, sesungguhnya ini adalah amal terbaik yang hamba mampu serahkan."
Semoga perasaan alpa ini senantiasa mampu hadir di dalam diri kita.
216 notes · View notes
r-nie · 11 months
Text
Jangan cepat menilai buruk apa² yang tak sesuai dengan inginmu. Karena bisa saja ia justru memberi lebih banyak manfaat, bahkan menjadi peluang untuk beramal shalih.
#selfreminder #ntms
3 notes · View notes
arunika-sy · 11 months
Text
Menumbuhkan cinta
Tulisan ini aku sarikan setelah membaca buku karya milik Ahmad Rifa'i Rif'an, yang menurutku bisa banget untuk diaplikasikan buat orang2 yang lagi gak menikmati pekerjaan. Karna kita tahu juga banyak orang bekerja bukan karna dia suka pekerjaan tersebut melainkan karna gak ada pilihan lain.
Pertama, jangan bandingkan profesi kita dengan profesi orang lain. Karna apapun profesi kita, kita punya peluang untuk sukses.
Kedua, jadikan pekerjaan kita sebagai ladang untuk beramal dan beribadah. Pikirkan saja dengan kita bekerja di kantor atau instansi kita bisa banyak menebar kebaikan kepada orang sekitar. Jangan lupa untuk meniatkan segala amal hanya untuk mencari ridho Allah.
Ketiga, jadikan pekerjaan kita sebagai sarana untuk menambah pengalaman, wawasan dan petualangan yang seru.
Keempat, jangan hobi membandingkan penghasilan kita dengan oranglain.
So...semoga bermanfaat💖
2 notes · View notes
theartismi · 1 year
Text
Thanks to me
Tulisan ini aku buat untuk apreciate diriku yang usdah berjuang keras buat terus berjalan di hidup yang up and down, bukan bermaksud membanggakan atas kerja keras yang ku lakukan tapi untuk memberikan kalimat positif terhadap diriku bahwa terima kasih sudah mau terus menerus berjuang memahami arti hidup, jangan pernah lelah buat berbuat baik ya mik, ingat bahwa visi mu adalah surga firdaus maka misi yang kamu lakukan tentu berat sekali, jalani mik, husnudzon terus sama Allah Swt atas qadha dan qadar nya. Gak perlu orang lain untuk membuat dirimu bahagia karena berharap sama orang lain akan sering kali kecewa, maka yang kamu lakukan adalah meminta pertolongan Allah Swt untuk mengirimkan orang orang baik dalam hidupku, yang mau menerima aku dengan tulus, kata mbak aku sering kali dimanfaatkan orang lain mungkin jika dari pandangan luar, aku dimanfaatkan orang lain. namun yang ada di pikiranku bahwa ketika ada peluang kebaikan maka harus mengambil tindakan maksimal dalam beramal, dan jangan pernah mengambil balasan kepada orang orang karena balasan itu terlalu kecil dan aku inginnya Allah Swt saja yang membalas atas apa yang aku lakukan dengan balasan amalan pahala dan hapusnya dosa, aamiin. Terima kasih izmik
2 notes · View notes
abubuaa · 1 year
Text
Kemiskinan yang harus di tinggalkan
Memandang format gerakan yang selama ini telah berjalan, ada begitu banyak peluang-peluang yang seharusnya menghasilkan formula yang luar biasa hebatnya. Namun, yang menjadi eksekutor penggerak nampak tidak berdaya terkerdilkan oleh kemiskinan yang melanda.
Mereka yang tidak memiliki kesadaran penuh, lebih memilih pasrah dan tidak mau ataupun takut terlibat akan sesuatu resiko yang ditanggung. Dan pada akhirnya bertahan ataupun larut di dalam kemiskinan.
Kalau di artikan secara khusus, kemiskinan suatu keadaan yang harusnya semua orang tidak meginginkannya tersebab kemiskinan adalah simbol kegagalan. Bukan perkara suatu materi semata. Tapi lebih dari itu..
Kemiskinan yang menjangkit dalam aktivis dakwah adalah cermin kekerdilan. Sesuatu yang miskin hanyalah seuatu yang dipandang kecil oleh siapapun yang memandangnya. Gerakan akan lebih mudah di remehkan, di pandang sebelah mata, tidak ada daya tariknya, bahkan lebih mudah untuk siapa saja meninggalkannya.
Ada beberapa kemiskinan yang tidak boleh menjangkit Aktivis Dakwah kampus dalam buku "Menuju Kemenangan Dakwah Kampus"
--------------------
Pertama, Miskin hati. Sebab Dakwah Islam adalah dakwah hati. Bersumber dari hati, dan target akhirnya adalah hati yang hidup.
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali-Imran [3]: 159).
Hati adalah langkah permulaan dari semua hal.
Cermin ketidakikhlasan yang berimbas pada mala disebabkan oleh Hati yang miskin.Hati adalah langkah permulaan dari semua hal.
Hati yang miskin akan mempengaruhi seluruh apa yang ada dalam perjuangan. Hal ini karena ketidakmampuan dalam menangkap makna yang terjadi dalam kehidupan, kontribusi dalam kerja-kerja amal dengan ketidakikhlasan, tidak peka dan perduli dengan kondisi, Enggan untuk berkorban, dan kelemahan dalam menjalankan amanah.
Hati yang miskin juga menyebabkan seseorang mudah sekali mudah merasa tersakiti dan berada pada barisan orang-orang yang sakit hati, sehingga memilih keluar dari jalan ini menjadi suatu hal yang dengan mudah di lakoni.
------------------
Kedua, Miskin Intelektual. Aktivitas yang tidak cerdas, tidak produktif dan tidak profesional adalah bentuk dari kemiskinan intelektual. Sebab dakwah di isi oleh orang-orang bodoh. Hal ini menjadi sebab gerakan menjadi lambat dan tidak ada perkembangan. Komunikasi dan koordinasi tidak berjalan, enggan untuk memikirkan visi perubahan. Imbasnya gerakan ini menjadi keterbelakangan sehingga menjadi suatu yang mudah dianggap remeh orang. Aktivis harus jadi pendakwah gaul yang syar'i dan tidak miskin intelektual.
----------------
Ketiga, Miskin cinta dan budi pekerti. Cinta adalah inti dari dakwah Islam. Sebab metode dakwah yang diajarkan Al-Qur'an adalah kelembutan. Dan kelembutan akan menghasilkan cinta.
Dakwah Kampus adalah dakwah cinta dan akhlak. Para pengembannya berusaha menanamkan dan menumbuhkan cinta kasih serta akhlak yang baik dalam kehidupan masyarakat kampus khususnya.
Akhlak yang baik adalah buah dari dakwah dengan cinta. Mudahnya orang menerima dakwah Islam dikarenakan Cinta dan Akhlak yang baik.
-----------------------------
Keempat, Miskin Amal. Ketika kita telah menyatakan diri bergabung dalam suatu gerakan dakwah, maka konsekuensinya adalah siap untuk beramal.
"Namanya ada, tapi kerjanya mana? " Jangan sampai melekat dalam dakwah kita. Sebab kerja yang besar akan selalu menuntut amal besar juga.
Pengembangan dan pengkaryaan dalam gerakan ini harus selalu di lakukan. Mereka yang tidak mau dikembangkan dan dikaryakan berimbas pada kerja amalnya.
-----------------------
Kelima, Miskin Materi. Aktivis dakwah tidak boleh menjadi dakwah kere apalagi dakwah pengutang. Dakwah kampus harus kaya secara materi. Kemiskinan materi dalam gerakan dakwah akan membuat ketidakmampuan melaksanakan suatu hal atau kegiatan lebih besar, lebih baik dan sebagainya.
Gerakan yang miskin akan dianggap sebelah mata. Gerakan yang tidak luwes, tidak rileks, dan tidak berkembang. Sebab materi akan menjadikan kita dihormati, tetap bisa eksis, dan mampu mempengaruhi.
Kemiskinan-kemiskinan ini harus segera ditinggalkan oleh aktivis gerakan dakwah. Sebab kemiskinan itu akan membawa masalah bagi dakwah kampus.
Dakwah kampus harus menjadi gerakan yang dapat memimpin kampus dan mengawal kebaikan serta berkembangnya di tengah masyarakat kampus bahkan masyarakat Indonesia. Sedangkan kemiskinan selalu menghalangi. Miskin materi akan mengakibatkan gerakan ini tidak dapat menguasai dunia materi. Miskin amal menyebabkan dakwah kampus tidak dianggap sehingga kalah pengaruh. Miskin cinta dan budi pekerti mendatangkan pada kebencian dan tidak diterimanya dakwah. Miskin Intelektual merupakan ciri ketidak pantasan memimpin, sebab kepemimpinan membutuhkan kecerdasan. Miskin hati menyebabkan dakwah kampus jauh dari kebaikan.
Oleh karenanya Dakwah tidak boleh miskin agak dakwah kampus menang.
-Abubua
"MKDK"
5 notes · View notes
rahmaulia27 · 1 year
Text
Mendewasa
Mendewasa itu berarti,
Bersedia menanggung bertambahnya kewajiban dengan Ridha dan sungguh-sungguh
Karena memang kedewasaan itu hanya bisa terbentuk dari kesediaaan menghadapi masalah, krisis, dan tantangan dalam kehidupan, bukan dengan menghindari atau menolak melaksanakannya
Mendewasa itu berarti,
Sadar bahwa hidup berjalan mendekati ajal, tidak pernah makin jauh, sehingga selalu dalam kondisi sadar untuk menyiapkan bekal untuk hari-hari setelah mati
Karena hidup yang singkat ini kita punya kesempatan beramal, maka pastikan bahwa kita tidak perlu banyak drama dan memubazirkan energi untuk hal-hal yang tidak bisa kita jadikan bekal akhirat
Kesadaran bahwa bertambahnya usia itu berarti bertambahnya tanggungjawab, membuat kita sadar untuk terus belajar, sadar untuk belajar bersabar, sadar untuk belajar ikhlas
Kesadaran bahwa memang tidak ada yang benar-benar bisa memahami diri kita selain Allah dan diri kita sendiri, berusahalah memahami diri sendiri, bersahabatlah dengan diri sendiri
Pada akhirnya kualitas interaksi ternyaman adalah pada hubungan dengan Allah, teruslah mendekat
Orang beriman sadar atas konsekuensi dari hidup dimuka bumi : beramal sholih
Maka jadikan setiap pertambahan tanggungjawab, tugas, amanah, masalah, tantangan hidup, sebagai peluang dalam beramal sholih
Berat memang, tapi tidak ada pilihan yang lebih baik selain kesediaan menjalaninya dengan penuh tanggungjawab
Sadar bahwa Allah yang memberikan tugas dan amanah ini akan selalu menuntun, menguatkan, dan menolong hambaNya yang ridha
Fokus pada tujuan, husnul khotimah, dan purna tugas dengan sebaik-baiknya
Semoga selalu lillah dan berbuah barokah
4 notes · View notes
hasmatiah · 5 months
Text
NASIHAT UNTUK DIRI KU
Wahai diri jangan pernah menghakimi orang lain karena kisah jalan hidupmu dan jalan hidup mereka berbeda. Perjalanan yang tampak mulus di mata kita bisa jadi justru pada kenyataannya merupakan jalan yang penuh bebatuan tajam. Mereka yang tampak buruk di mata kita bisa jadi mereka sebaik-baik manusia di hadapan Allah hanya saja kacamata kita tak begitu jeli melihat kebaikan yang ada pada dirinya.
Jalani hidup ini dengan berkata yang baik-baik saja. Sekali-kali jangan pernah berani mencela orang lain. Peliharalah lidahmu sebab benda kecil nan lunak itu ternyata lebih tajam daripada pisau belati. Perlu kita ketahui bahwa kata-kata yang menurut kita mengandung vitamin bisa jadi justru bagi mereka itu adalah kata-kata yang mengandung racun yang mematikan.
Kamu tahu, para salaf dahulu pun senantiasa menjaga lidahnya. Kamu mungkin sudah pernah membaca kisah salah seorang khalifah yang menarik lidahnya dengan serta merta. Beliau adalah khalifah Abu bakar As-Siddiq. Singkat kisah, pada suatu hari khalifah Umar bin Khattab mendapati sahabatnya yaitu khalifah abu Bakar sedang menarik lidahnya serta-merta. Kemudian Umar bertanya kepada Abu Bakar “WahaI Khalifah, apa yang sedang engkau lakukan?”
“lidah ini dapat mendatangkan padaku jalan kebinasaan” jawab Abu bakar.
Pada kisah yang lain yang dilansir dalam muslim.or.id dikisahkan bahwa Ibnun Abbas juga pernah melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Abu Bakar As-Siddiq. Ibnu Buraidah pernah mendapati Ibnu Abbas memegangi lidahnya dan berkata “ celakalah engkau, katakanlah kebaikan, maka engkau akan mendapatkan keuntungan. Diamlah dari keburukan, niscaya engkau selamat. Jika tidak, ketahuilah bahwa engkau akan menyesal.”
Dari dua kisah di atas maka dapat kita menarik kesimpulan betapa berbahayanya lidah jika tak dijaga dengan baik. Mereka yang sekelas Abu Bakar dan Ibnu Abbas saja yang ketakwaan mereka tak dipertanyakan lagi begitu menjaga lisannya. Lantas, tak malukah diri kita bila masih kerap berkata sesuka hati tanpa pernah peduli dengan akibat dari apa yang telah terucap?
Tidak malukah kita yang penuh dosa ini sibuk bersilat lidah?
Kata-kata buruk yang pernah terucap semoga tak terulang lagi.
Jangan suka nyinyir yah. Sebaliknya berkatalah yang baik-baik saja atau diam. Jangan pernah sombong dengan apa yang kamu miliki dan capai hari ini seolah-olah semuanya karena kemampuanmu. Ingat semuanya atas izin Allah dan kamu juga jangan pernah merasa aman dalam beramal, sebab tak ada yang tahu amalan mana yang akan Allah terima.
Sudahlah, jangan terlalu sibuk pada sesuatu yang di luar jangkauanmu. Mencela sana-sini hingga lupa diri kita tak lebih baik dari mereka. jika sebaliknya ada yang mencelahmu jangan balas mereka cukup maafkan dan doakan mereka.
Teruslah memupuk kebaikan-kebaikan dengan penuh kesabaran ,sebab orang-orang yang bersabar akan mendapatkan pahala tanpa batas.
Bila harapanmu tak kunjung tercapai, terus kuatkan doa. Jangan pernah menyerah. Percayalah bahwa Allah itu maha mendengar sebagaimana firman-Nya.
“ Sesungguhnya, Dia Maha Mendengar lagi maha Mengetahui.” Qs. Asy-Syu’ara:220.
Selama apa yang menjadi harapan itu adalah kebaikan, maka jangan pernah berputus asa dalam berharap kepada-Nya. Jagalah doa-doa kita dari prasangka buruk. Percayalah setiap doa yang terucap dari hati yang tulus akan Allah ijabah. Semuanya akan Allah kabulkan pada waktu yang tepat,sesuai dengan apa yang kamu butuhkan bahkan mengganti doa itu dengan jawaban yang lebih baik.
Kamu pasti bisa menjalani semuanya dengan izin-Nya. Tetaplah berusaha menjadi manusia yang lebih baik. Bila mendapat peluang kebaikan, maka jangan pernah menunda-nunda hanya karena ketakutan yang tak pasti.
Jangan takut dalam mengusahakan kebaikan. Sebab, bila rasa takut ikut mengalahkan niat baikmu, maka bisa jadi kamu termasuk orang-orang yang meragukan pertolongan Allah. Percayalah, apapun masalahmu pasti akan menemukan titik terangnya dengan pertolongan Allah.
Ya. Yang menjadi masalah adalah kamu sudah tahu dirimu lemah, tapi enggan meminta pertolongan kepada-Nya.
Kenapa harus menyegerakan kebaikan? Karena kita tak tahu kapan ajal akan menjemput. Bukankah akan membahagiakan bila akhir hidup kita ditutup dengan kebaikan? Itulah cita-cita kita semua, hidup berakhir dengan indah dan penuh ketenangan atas ridho-Nya.
Duhai jiwa, teruslah menjaga diri dari pintu-pintu keburukan, bersegeralah dan melakukan kebaikan dan jangan pernah berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah.
1 note · View note
madebydeya · 6 months
Text
Mengapa Seorang Wanita Harus Berilmu?
Tumblr media
Ilmu secara garis besar adalah sesuatu yg paling mulia di muka bumi ini. Dan dari sekian banyak amal kebaikan, ilmu berada diposisi yg paling atas. Sebab ilmu adalah satu-satunya yang dapat menunjukkan mana yg baik dan mana yg tidak baik untuk kita.
Sama halnya seperti imam, ilmu merupakan penuntun dalam segala hal kebaikan.
“Untuk soal halal dan haram, seorang wanita dilarang menggunakan ilmu perasaan”
Maka seorang wanita diharuskan untuk mengaji dan berguru, supaya dirinya tahu bahwa beramal tanpa berilmu maka amalan itu akan tertolak.
Dengan seorang wanita berilmu, dia bisa menjaga dirinya dan menjaga kemuliaannya. Karena secara fitrah, wanita lebih suka mengedepankan perasaan. Dan kalau sudah perasaan seorang wanita bermain, dia akan lupa akan akalnya dan cenderung melakukan hal-hal diluar fitrah mereka.
Islam itu sebenarnya urusan perasaan. Dan apabila perasaan wanita itu diasah dengan ilmu agama, maka dia akan menjaga kemuliaannya dan sanggup menjaga dirinya untuk keturunannya dan untuk suaminya.
Semua wanita di dunia ini berakal, namun sedikit perempuan yang masih mengedepankan akalnya daripada perasaanya.
Perempuan itu kalau berilmu, dia akan bijak menyikapi kehidupan. Sebab ilmu itulah yang akan menjadi kompas bagi kehidupannya, dan yang dapat mengarahkannya menjadi anak yang baik, istri yang baik, ibu yang baik, serta dapat membantunya mengatasi masalah-masalah yang ada dalam hidupnya.
Hidup nyaman itu bukan dengan menjadi diri kita sendiri, sebab dalam diri kita ini masih terdapat hawa nafsu. Namun hidup nyaman adalah dengan mengikuti tuntunan Sang Pencipta.
Wanita berilmu juga untuk keluarga.
“Rasulullah ﷺ membenci sifat wanita yang jika mereka keluar rumah, lalu mereka berkumpul dengan orang, namun mereka malah mencurhatkan masalah keluarganya atau mengeluhkan masalah suaminya”
Semakin baik ilmu seorang wanita, maka semakin besar peluang mereka menjadi ibu dan istri yang baik.
Restu orang tua atau suami dalam kita menuntut ilmu itu penting. Jika mencari ilmu yang wajib, itu sebenarnya tidak perlu izin tidak apa-apa. Namun alangkah lebih baiknya, di musyawarahkan.
Wanita mencari ilmu bukan untuk memenuhi persepsi siapapun. Wanita mencari ilmu untuk patuh dengan Allah dan mencari ridho dari Allah. Maka jadilah kamu wanita yang berprinsip. Karena selama kita memiliki ilmu, kita tidak akan terpengaruh oleh apapun.
Jika kita merasa ilmu kita belum banyak, maka sharinglah ilmu secukupnya, jangan dilebih-lebihkan dan jangan ditunda-tunda dengan alasan apapun. Rasulullah ﷺ sudah berpesan, menyampaikan ilmu itu wajib hukumnya bagi seluruh umat muslim. Jangan sampai insecure menyebabkan kita menunda atau bahkan gagal dalam menyebarkan kebaikan.
📝 Resume Webinar Spesial Milad Ke-2 Taklim Santai, disampaikan oleh Lora Ismael Al Khalilie – 16 Rabi'ul Akhir 1445 H
1 note · View note
myzidni · 7 months
Text
Amil Zakat, antara Cita & Realita
Ketika kecil dulu biasanya kita sering ditanyakan oleh orang tua atau guru "kamu cita-cita menjadi apa saat besar nanti?" sebagian besar kita akan menjawab "mau jadi dokter, tentara, polisi, hakim, artis, guru atau menjawab menjadi orang yang berguna bagi nusa bangsa". Dan tidak satupun saya yakin menjawab menjadi Amil Zakat. 😊 Hayoo ngaku!
Tumblr media
Dan memang profesi sebagai Amil Zakat bukanlah profesi yang popular. Bisa jadi diantara kita baru tau adanya profesi Amil Zakat. Ya kan?
Memang kenyataannya demikian. Amil zakat tidak dikenal sebagaimana profesi lain yang saya sebut diatas. Jika pun tau, bisa jadi ketika mendengar Amil Zakat yang muncul adalah potret sekumpulan orang yang duduk didekat pintu masuk masjid dengan meja kecil disaat bulan Ramadan. Atau sesosok pria dengan baju Koko lusuh dan peci hitam sembari membawa map amplop untuk disebar ke rumah-rumah.
Bahkan kata Amil disebagian tempat adalah sosok yang suka mengurus pemulasaran jenazah. Seperti ditempat kelahiran saya, dipinggiran Jakarta, Amil ya seorang petugas memandikan dan mengurus jenazah.
Pada intinya, saya yakin kita semua dulu tidak ada yang bercita sebagai seorang Amil Zakat. Maka inilah isu dikalangan para Amil.
Amil zakat bukanlah cita-cita saat kecil. Tau pun baru sekarang. Jika boleh jujur kebanyakan para amil (khususnya Amil muda) bekerja sebagai Amil ya karena saat ini pilihannya hanya menjadi Amil. Profesi lain sambil tetap dikejar. Iya apa iya?
Atau menjadi Amil karena terpaksa. Ketika usia sudah tidak muda lagi dan peluang persaingan diluar sana terbatas. Ini problemnya para Amil tua. Dari pada cape nyari kerjaan lagi, dan belum tentu dapat yaudah profesi yang sekarang dijalani saja.
Apapun ceritanya, baik Amil muda atau tua, tenang! kalian ngga sendirian ko. Ini adalah isu bersama.
Terdampar menjadi Amil zakat bukanlah hal buruk. Inilah takdir. Tetap patut kita syukuri. Memang sih ini bukanlah cita-cita awal. Tetapi ketika akhirnya Allah swt takdirkan kita menjadi seorang Amil, walau bukan yang diingini sejak awal, bekerja secara profesional tetaplah dijalankan. Amanah dan bertanggung jawab sudah tentu.
Dan bukan sebaliknya, mengganggap ini hanyalah persinggahan sementara terus bekerjanya ogah-ogahan. Apalagi malah merusak profesi seorang Amil zakat. Tentu hal ini ngga dibenarkan ya.
Tetaplah bersikap selayakanya ini cita-cita. Antusias, bekerja sepenuh hati, sungguh-sungguh dan bertanggung jawab akan pekerjaan.
_InsyaAllah_ ada keberkahan dibalik ini. Karena pekerjaan Amil zakat adalah pekerjaan mulia. Membantu manusia yang kesulitan dan memfasilitasi umat dalam menunaikan zakatnya. Ini keren loh...
Bekerja adalah ibadah. Maka menjalaninya pun sebagainya kita beribadah, _khusuk_ _ikhlas_ _sesuai aturan_. Menjadi Amil zakat pada akhirnya tetap bukanlah cita-cita kebanyakan orang. Tetapi ketika takdir sudah menetapkan maka jalani itu semua dengan baik. Bekerja secara Ihsan dengan terus memperbaiki niat.
Kita sama-sama tahu, Amil zakat adalah profesi yang tidak menjanjikan kesejahteraan. Sebagaimana profesi lainnya yang banyak dikenal. Namun demikian Amil zakat bisa menjadi jalan kebahagiaan dunia akhirat. Tempat beramal shalih demi bekal pulang. Tentu sejahtera karena menjadi Amil, tetap bisa dan ini yang sedang diusahakan oleh pimpinan di lembaga zakat. Kita berdoa saja agar Allah SWT memudahkan perjuangan para Amil zakat agar tetap berdaya secara pribadi dan secara bersamaan berdayakan masyarakat banyak. _Wallahu'alam bishawab_
*_Sudut Jakarta_*
Sambil menunggu nasi goreng selesai.
0 notes
yayusyru · 11 months
Text
👍 Raih pahala besar dengan menyebarkan kiriman ini.
🍃🍁🌾 *Biasakan Untuk Tidak Mengatakan “Nanti” dalam Beramal*🌸🌸🌸Suatu peluang kebaikan yang lewat di depan kita bisa pergi begitu saja ketika kita tidak bersegera menyambutnya. Itu artinya pahala amal shalih yang besar terluput dari kita.🌷🌷🌷Allah ta’ala berfirman,وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ_“Dan bersegeralah kamu…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
yunusaziz · 2 months
Text
Tumblr media
"Jika setiap keringat, waktu, harta yang terkorbankan untuk amal kebaikan harus digantikan dengan nominal, lantas ada dimana kebarokahan dari-Nya diletakkan dalam relung kehidupan?"
Tidak ada yang salah sejatinya jika ada yang masih mengharap bahwa semua jerih payah yang telah ia berikan mengharapkan harus 'dibayar' dalam bentuk nominal yang diinginkan. Yang jadi masalah adalah ketika segala sesuatu yang telah dikorbankan, harus diganjar dalam bentuk nominal semata.
Seolah mengkerdilkan bahwa kebaikan yang Allah miliki hanya tersekat pada bentuk pundi-pundi uang semata. Sebagai orang beriman, semestinya kita bisa lebih arif dan bijak lagi dalam menaruh orientasi pada setiap peluang amal. Toh sejatinya, semua yang ada di diri kita adalah bukan milik kita bukan?
"Jika pada setiap kontestasi amal selalu harus dibalas dengan nominal, maka akan ditaruh dimana kebarokahan dalam hidup ini akan diletakkan?" Coba renungi lagi.
Menjadi hal yang penting sebagai orang beriman dalam menata kembali orientasi-orientasi amal kita selama ini. Mulailah tanyakan pada diri,
"Kepada siapa selama ini saya beramal?"
atau bahkan pada pertanyaan yang lebih mendasar kita perlu hadirkan jawaban kembali,
"Kenapa saya harus beramal?"
Semoga hidayah dan taufik-Nya senantiasa memayungi setiap jerih payah yang telah diri kita ini berikan. Agar, pada setiap lelah, kepayahan, bahkan tangisan semata hanya untuk-Nya. Hanya untuk-Nya.
Allahua'lam bish shoowab.
72 notes · View notes
Text
Berkenalan
Pontianak. 14032023. 23.33.
Halo! Assalamualaykuum.
Perkenalkan nama saya ayu prissa kartika.
Seorang pembelajar, ibarat tanaman yang tumbuh, bertempat tinggal di Pontianak.
Banyak hal yang saya senangi.
Salah satunya menulis.
Siang tadi, sepulang kantor, rasanya terpikir untuk kembali belajar menulis. Karena bagaimanapun, rasanya jika saya meninggal, yang mampu saya wariskan dan semoga bisa menjadi amalan jariyah pembantu saya adalah kumpulan pendar akal di sini, yang semoga saja bisa jelas saya sampaikan dari hati dan sampai ke hati.
"Karena setiap orang memiliki peluang untuk beramal baik pada kondisinya masing-masing."
Kalimat ini rasanya terngiang terus di kepala sejak tadi siang, temuan sekitar 3 tahun lalu dari Hanif Sri Utami. Jadi langsung deh buka akun tumblr. Semoga ini bisa jadi jalan baik saya ya.
Nah pas nih, kan jika Allah meridhai, insyaAllah sebentar lagi saya akan berjumpa bulan Ramadhan, masyaAllah senaaang sekali. Nampaknya bisa menjadi kesempatan saya untuk mengumpulkan hal-hal baik yang terserak untuk dirangkum di sini.
Supaya ekspektasi tidak terlalu tinggi, mungkin selain hasil hikmah harian, akan saya isi juga deh dengan kutipan tulisan yang saya senangi dan ingin ingat baik-baik, resume buku-buku menarik, resep-resep kue kesukaan saya, foto-foto penghangat hati, video youtube yang saya harap bisa bermanfaat, dan lain-lain yang belum bisa saya tulis sekarang karena ternyata sudah mulai mengantuk rasanya.
Ingin deh rasanya per hari Ramadhan nanti ada postingan rutinnya, sebagai pengalih saya dari hiruk pikuk dunia maya, mungkin akan bisa teman-teman baca ketika sahur, jangan ketika menunggu maghrib ya, karena itulah salah waktu terbaik untuk kita berdoa, insyaAllah. Semoga niat ini terlaksana ya, karena kadang saya angin-anginan. Hehe.
In the name of Allah, the most merciful and most gracious, yuk kita mulai.
1 note · View note
warnawarnilangit · 1 year
Text
Jangan Merasa Cukup Fit!
Eist, apakah tidak ada yang salah dengan judul di atas? Kok malah dilarang merasa cukup? Tenang kawan, insyaallah akan Fita jelaskan setelah ini.
Mungkin secara teori sudah pernah dipelajari, namun kondisi riilnya baru beberapa tahun ini disadari. Alhamdulillah, meskipun terlambat, tapi masih ada kesempatan untuk memperbaiki.
Terkadang diri ini merasa sudah cukup nyaman, merasa cukup secara finansial, merasa cukup berilmu atau bahkan merasa cukup sholih/ah sehingga menutup peluang untuk bisa bertumbuh dan mendapatkan hal baik yang lebih banyak lagi. Ada peluang, namun tidak terlihat sehingga tidak bisa dimanfaatkan.
Bahasan ini berdasarkan kondisi saya pribadi ya. Semoga tetap bisa diambil kebaikannya bagi yang tidak sengaja menemukan tulisan ini.
Yang pertama, merasa nyaman di tengah diketidak nyamanan. Beberapa tahun lalu, seorang terapis menyampaikan bahwa saya itu sudah nyaman dengan ketidak nyamanan yang pada akhirnya saya tidak bersemangat (read: malas) untuk stretching, menguatkan otot-otot saya. Beranggapan memang seperti ini yang dirasakan skolioser, Saya pun menikmati sedikit rasa nyeri yang terkadang muncul.
Sebenarnya jika rajin berusaha dengan ditambah tambah berdoa dan tawakal pada Allah, kebugaran badan ini insyaallah bisa meningkat yakni nyeri berkurang, otot lebih kuat dan badan bisa jadi lebih strong. Banyak contoh kasus orang yang derajatnya sama dengan saya, namun bisa beraktivitas lebih aktif dibandingkan saya.
Ketika melihat mereka yang lebih berdaya dengan keadaan yang kurang sama dengan saya memunculkan rasa insecure. Namun kemudian hal tersebut membawa saya untuk instrospeksi diri hal apa yang perlu diperbaiki.
Untuk istiqomah berolahraga (streching) tentu tidak mudah. Begitu juga dengan usaha untuk membuat diri lebih aktif bergerak (bekerja). Namun progress di bulan Januari ini perlu disyukuri. Semoga upaya menjadikan diri ini lebih kuat berjalan lancar.
Yang kedua, merasa cukup secara finansial. Bukan tidak qonaah, tetapi bukankah peluang beramal semakin terbuka lebar jika finansial dalam keadaan aman. Keinginan untuk infaq, qurban, umroh, dan haji pasti ada kan? Lalu sudah ikhtiar apa saja? Nyatanya, masih ada pintu rezeki di depan mata yang belum coba dibuka. Nyatanya, pintu rezeki yang sudah dibuka masih belum bisa digunakan dengan bijaksana.
Di akhir tahun 2022 kemarin, alhamdulillah Allah kembali sadarkan untuk lebih serius dalam mengatur keuangan. Meskipun pekan kemarin sempat enggan untuk iklan, alhamdulillah dengan mengingat tujuan yang ingin dicapai, semangat kembali muncul. Bismillah, semoga konsinsten.
Bersambung
0 notes
Text
Tak Manfaatkan Waktu, Ini yang Akan Terjadi
Tumblr media
Agama islam sudah jelas menegaskan bahwa akan ada hari di mana semua manusia akan menghadapi sidang kehidupan mereka selama di dunia ini. Banyak keterangan yang menjelaskan hari manusia akan dikumpulkan dan dimintai pertanggungjawaban atas waktu yang telah diberikan kepada mereka. Apakah dipergunakan dalam kebaikan atau justru sebaliknya.
Kesempatan adalah sesuatu yang muncul karena adanya peluang dan kesempatan tidak datang secara berulang. Kesempatan itu sendiri sebenarnya sering muncul dalam kehidupan sehari-hari, entah kita menyadari atau malah terlewati begitu saja.
Seringkali saat ini, kita akan melihat banyak orang yang menyia-nyiakan waktu dan umurnya. Kebanyakan dari kita mengisinya dengan melakukan perbuatan maksiat, melalaikan kewajiban beribadah, dan tidak memanfaatkan umurnya dengan melakukan hal-hal baik. Pada akhirnya semua akan kembali ke tempat mereka berasal yaitu tanah, yang gemar beribadah dan mengikuti aturan hidup dengan baik akan mendapatkan hasilnya berupa kenikmatan, sedangkan yang gemar bermaksiat akan menyesali perbuatannya selama ia hidup.
Baca juga:
Hasan Al bashri mengatakan, “Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanya bagaikan hari. Tatkala satu hari hilang, akan hilang pula sebagian darimu.” (Hilyatul Auliya’, 2/148, Darul Kutub Al ‘Arobi).
Ada baiknya untuk kita senantiasa menggunakan waktu sebaik mungkin selama Allah memberi kesempatan hidup, dalam kesempatan itu Allah sekaligus memberi peluang bagi hamba-Nya untuk selalu beribadah dan beramal baik sesuai aturan yang ada dan tercantum dalam Alquran. Tidak apa sekecil apapun amalan yang kita lakukan, serendah apapun di mata manusia lainnya selama itu bernilai manfaat untuk hidup kita, maka istiqomah dalam menjalankannya.
Waktu juga akan membahayakan kita sendiri jika kita tak mampu mengendalikannya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Asy Syafi’i Rahimahullah tentang pentingnya menjaga waktu, “Aku pernah bersama seorang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu. Kemudian orang sufi tersebut menyebutkan perkataan lain, jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal baik (haq), pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).” (Al Jawabul Kafi, 109, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah).
Bahayanya menyia-nyiakan waktu adalah ketika kita tidak mampu lagi untuk kembali dan memperbaiki kesalahan yang terjadi di hari lalu. Ketika seseorang membuat kesalahan dan baru menyesalinya dikemudian hari, ia akan berpikir untuk kembali ke masa lalu dan berkata, “Andai waktu bisa diputar kembali…” namun keinginan hanyalah keinginan. Manusia tak mampu berkehendak sesuka hati, karena memutar waktu tak semudah membalikkan telapak tangan.
Ibnul Qayyim Al Jauziyah Rahimahullah pernah berkata, “Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya dari kematian, karena menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu dari Allah dan negeri akhirat, sedangkan kematian hanya memisahkanmu dari dunia dan penduduknya.” (Al Fawaid hal 44).
Ada juga hadits yang menerangkan tentang pentingnya untuk tidak menyia-nyiakan waktu hidup. Rasulullah SAW pernah bersabda kepada seorang laki-laki, dan menasihatinya:
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Artinya: "Jagalah lima perkara sebelum (datang) lima perkara (lainnya). Mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu." (HR Nasai dan Baihaqi).
Waktu ibarat koin kita, hanya kita yang dapat menentukan bagaimana koin itu akan dibelanjakan.
0 notes
xatskee · 2 years
Photo
Tumblr media
#QuoteOfTheDay (20220917): "Hanya karena Anda membutuhkan waktu lebih lama dari yang lain, bukan berarti Anda gagal. Terus lanjutkan.” Dalam meraih kebugaran, tidak perlu ngoyo ketika melihat orang lain lebih cepat progresnya. Kondisi fisik dan parameter kesehatan tiap orang berbeda. Kalau memang harus berjalan saat tengah berlari, tak masalah. Berarti ada peluang improvement yang harus kita jalani. Kesuksesan memang membutuhkan waktu, dan kegigihan adalah salah satu cara yang akan mengantarkan Anda meraih keberhasilan. Gigih, istimror, atau persisten ini dibutuhkan agar secara kontinu, terus-menerus menekuni apa yang kita yakini. Mari teladani Nabi Muhammad ﷺ yang merupakan orang yang paling istimror. 'Aisyah ra pernah ditanya, “Apakah Rasulullah ﷺ mengkhususkan hari-hari tertentu dalam beramal?" Dia menjawab, "Tidak. Beliau selalu beramal terus-menerus tanpa putus. Siapakah dari kalian yang akan mampu sebagaimana yang mampu dikerjakan oleh Rasulullah ﷺ?” (HR. Al-Bukhari: 1851) #Just #because #took #longer #than #others #doesnt #mean #failed #Keep #going #istimror #persistent #fit #healthy Telegram Channel https://t.me/xQoTD https://www.instagram.com/p/CilOZWzBQyk/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes