Tumgik
#Desahnya
kuro-keisuke3 · 10 months
Text
¡! Itoshi Rin [Blue Lock] x SMR¡!
Disclaimer: ditulis oleh Muneyuki Kaneshiro dan diilustrasikan oleh Yūsuke Nomura
Genre : 🍋🍋🍋🍋
Tumblr media
˚₊· ͟͟͞͞➳❥
POV' penulis :
Suara peluit berbunyi. Pertandingan u20 japan vs blue lock telah berakhir. Nampak kemenangan besar di tangan blue lock. Termasuk dua itoshi yang pada akhirnya mereka kembali seperti semula. Saling tak bertegur sapa. Namun pada akhirnya Sae mengakui Rin meski sedikit. Dan membuat Rin bertekad mengalahkan kakaknya lagi dalam duel selanjutnya.Setelah semua selesai rin kembali ke loker tempat ia untuk berganti pakaian saat sampai dia bertemu (M/n) di sana yang kini bersandar di pintu ruang ganti pemain.
"Yo Rin selamat atas kemenanganmu"kekehnya "Tcih..untuk apa kau kemari. Idiot,"
"Hee...bagaimana yah aku kemari ingin mengucapkan selamat apa itu tak boleh?"seringainya
"Aku tak butuh ucapan selamat darimu. Minggir aku mau.Menahan tanganmu.
"(M/n) lepaskan aku bangsat!!"
"Tidak. Apa kamu lupa janjimu. Saat pergi untuk ke blue lock"
"I i itu... ck aku lupa itu,"ucapnya memalingkan muka
"Lupa apa pura pura lupa hm?,"ucap (M/n) mengambil dagu rin dan langsung melumatnya ..pergerakan rin di batasi dengan tubuh (M/n) yang mengunci pergerakan rin
"Hmmpphh..."desah rin menikmati permainan ritme lidah (m/n) yang nampak begitu lihai. Tangan nya bergerak masuk ke dalam celana olga rin...dengan nakalnya jari jari panjang itu menjelajahi holenya. Lalu memasuki satu persatu
"Hngghh?!!" Desah rin merasa ada sesuatu yang memasuki ruang sensitifnya. Merasa menemukan sesuatu di sana. (M/n) menabrakan jarinya dan menekanya.
"NGGHHH!!..." desah Rin
'Sialan!!!..(m/n) bangsat!!'umpat Rin dalam hati. Meski dia mengumpat namun tubuh nya berkata lain Rin semakin menggoyangkan pinggulnya di tengah-tengah sesi keintiman mereka membuat mereka semakin bergairah.(M/n) terus mengeluarkan dan memasukan jarinya. Hingga Rin mencampai klimaks dan cum.
"ANGGHH~ahh..ah,"desahnya bersamaan dengan dirinya cum. Rin nampak terengah-engah belum sempat Rin menarik nafas dirinya di hentakan oleh penis (M/n) yang begitu besar "Akhh!!~"desah Rin terhentak hingga air liurnya keluar. Nipple nya bergesekan dengan lemari loker membuat lidahnya terjulur karena terangsang. Di tambah (M/n) yang masih menghentak dan memainkan Penis Rin dengan tangannya.
"Nyahh~ (M/n) more,"desah Rin (M/n) masih mempertahankan tempo kecepatanya. Namun itu tak bertahan lama (M/n) menaiki tempo kecepatan nya. Yang membuat nya semakin bernafsu.
"ANGHH~♡...."desah Rin merasa prostatnya di permainkan oleh tumbukan (M/n). (M/n) juga merasa begitu dia merasa hole Rin menjepitnya membuat nya mencapai klimak. Sentakan berikutnya membuat penis (M/n) membesar dan kemudian cum . Bersamaan Rin yang juga cum Rin merasa dirinya di isi penuh oleh sperma milik (M/n). Rasa hangat menjalar di perutnya.
"hah..hah..hah..bajingan!!!""Hahahah..hah..tapi kau menikmati rinrin,"kekehnya
"Urusaii...hummp,"ucapnya memerah dan memalingkan wajahnya dari (M/n) sang empu menangkup dagu Rin kemudian mengecupnya serta melumatnya.
"Hmppn..."leguhnya menikmati lumatan yang di berikan (M/n) sambil memejamkan mata.
"Aku mencintaimu Rin. Aku sudah menunggu mu lama,"ucap (M/n) menyatukan dahinyabke dahi RinPada akhirnya Rin berani menatap (M/n) kemudian
"Ck..aku juga mencintaimu,idiot."Terkekeh...(M/n)
"Imutnya..Rinrinku. Arigatou telah menerimaku,"ucap (M/n)
Rin pun ikut tersenyum melihat (M/n) tersenyum meski wajah nya masih memerah.
"Ya...idiot"
Tbc....
Omake:
***
Nampak para pemain blue lock mulai kembali dan kini berjalan di lorong. Pintu terbuka menampilkan gagamaru yang membuka pintu.
"Waah!! Maaf aku menganggu kalian,"
Membuat (M/n) dan Rin loading.
"Oi,ada apa gagamaru. Kenapa kau menutup pintunya,"ucap Jingo Raichi kesal
"Sst...dua orang sedang memandu cinta,"ucap Gagamaru membuat teman temanya menimbulkan tanda tanya.
"Ha?,"beo Raichi yang tak bisa memahami perkataan gagamaru.
"Ck💢, minggir gagamaru,"ucap Reichi karena ke habisan kesabaran begitu ia buka pintunya ia tutup kembali.
"Yoss...ayo kita kembali,"
"Oi,memangnya ada apa di dalam,"ucap king Barou yang sedari tadi diam memperhatikan.
Bersamaan suara desahan Rin yang terdengar sampai luar.
"Ah..kau benar. kita Kembali saja,"
"Ku harap jinpachi sensei,tak melihat melalui cctv,"ucap Chigiri
"Benar,hahaha..mengingat ia memasang markas blue lock..full cctv,"ucap Isagi canggung.
Sedangkan jinpachi hanya diam menyaksikan apa yang terjadi di dalam loker.
"Dasar...tak sabaran,"gumamnya
Tumblr media
15 notes · View notes
yesenasposts · 2 months
Text
Clumsy.
Harris Caine x Fem!Cainmates —Explicit Fanfiction. Heavy NSFW. NOT FOR MINOR!!🔞
cw // hand job, degradation, masturbating, fingering, rough sex, dirty talk (dan lain-lain pokoknya berbahaya banget! ahahah)
Happy reading!
(◍•ᴗ•◍)
"Baik, saya lihat kalian sudah cukup lelah. Kalau begitu untuk rapat hari ini sampai di sini saja. Apakah ada pertanyaan?" Ucap Harris sebelum mengakhiri rapat bulanan dengan anggota organisasinya.
Terlihat semua orang menggelengkan kepalanya, "tidak ada, ris."
"Baik, kalau begitu saya akhiri. Selamat beristirahat!" tukas Harris seraya membereskan catatan-catatannya.
Ditengah keramaian para anggota yang sedang berberes, Harris menyela, "Maaf, tapi, saya mau pakai ruangan ini sekarang. Bisa tolong dipercepat?"
"Oh... oke."
"Mohon jangan ada yang masuk selama saya pakai ruangan ini, ada urusan penting."
"Siap, ketua!"
Harris tersenyum lembut. Ia memang seorang ketua yang sangat disegani di organisasi mahasiswa ini. Apapun permintaannya, pasti akan dipatuhi oleh seluruh anggotanya. Seperti ini contohnya, mereka tidak akan menanyakan "urusan penting" apa yang Harris lakukan di ruangan rapat mereka.
"Hati-hati di jalan." salam Harris sambil mengantarkan mereka ke pintu, sebelum akhirnya ia tutup pintu masuk dan menguncinya.
Setelah pintu ditutup, raut muka Harris berubah. Senyumannya hilang dan digantikan oleh muka datar yang menampakkan kegelisahan.
Ia berjalan menuju sudut ruangan, yang biasanya digunakan untuk bersantai para anggota, dan merebahkan dirinya di atas karpet yang ada di sana.
Ia mengarahkan pandangannya ke selakangannya. Dapat terlihat dengan jelas gundukan menyembul di sana. Tanpa babibu lagi, dia menurunkan resletingnya dan membebaskan apa yang daritadi terkurung di sana.
"Ngghh..."
Desahnya lega ketika merasakan kebebasan. Tangannya bergerak naik-turun memijat kejantanannya yang sudah sangat mengeras. Sesekali ia mengusap ujung kejantanannya untuk memberikan sensasi nikmat tambahan. Matanya terpejam erat, bibirnya yang merah terus mengeluarkan desahan nikmat.
"Ahh... fuck. Tidak biasanya saya seperti ini—Hngg!"
Suara desahan Harris mulai tidak terkontrol. Gerakan tangannya semakin cepat. Sedikit lagi ia akan mencapai puncaknya dan—
Klotak!
Dalam sekejap kesadaran Harris kembali. Harris membelalakkan matanya dan langsung menghentikan seluruh kegiatannya. Kepalanya langsung menoleh ke arah sumber suara dan betapa terkejutnya ia ketika melihat salah satu anggotanya, Y/N, sedang terpaku melihat ke arahnya.
"Ka-kamu!"
"Maaf, Harris! Sa-saya tidak—"
"Kenapa kamu bisa di sini?" tanya Harris dengan suara datar.
Gadis itu hanya menunduk, ia tidak berani menatap Harris.
"Ma-maaf! S-saya hanya ingin mengambil kunci motor saya. I-ini tertinggal." jawabnya terbata-bata. Ia terlalu takut untuk membela diri di hadapan Harris sekarang.
Harris berjalan mendekat ke arahnya.
"A-ah! Itu dia kuncinya!" tukas gadis itu, "baiklah, saya pergi sekarang!"
Dug!
Harris melempar gadis itu ke tembok samping dan mengunci gerakannya.
"Bukannya saya sudah bilang? Jangan masuk selama saya pakai ruangan ini."
Gadis itu masih menunduk takut. Namun, ia telah salah membuat keputusan. Ia bisa melihat dengan jelas kejantanan Harris sedang berdiri tegak di bawah sana. Sontak, ia mendongakkan kepalanya. Ia semakin membelalakkan matanya karena jarak antara dia dengan Harris hanya selisih beberapa inci saja.
"Sudah lihat, kan?" tukas Harris dengan nada dingin.
"Sedikit lagi saya akan keluar, tapi kamu mengacaukan semuanya." Tangan Harris mulai membelai pipi gadis itu.
"Saya rasa kamu harus bertanggung jawab atas perbuatanmu ini, benar?" tanyanya menuntut. Gadis itu hanya bisa mengangguk kikuk.
Harris tersenyum miring. Ia mendekatkan kepalanya hingga gadis itu dapat merasakan deru nafas Harris yang menggelitik di telinganya, "Do it, then."
---
Notes: Mulai dari sini sudut pandang berubah menjadi sudut pandang orang pertama!
---
Harris menghimpit hingga punggungku bergesekan dengan dinding di belakangku. Harris langsung menangkup wajahku dan mempertemukan bibirku dengannya. Ciuman ini terasa sangat terburu-buru dan penuh nafsu.
"Hnggh... Mmphh. AH!"
Harris kini memasukkan lidahnya ke dalam mulutku dan mengacak-acak isi di dalamnya. Suara kecupan yang sangat brutal mulai memenuhi ruangan.
"Harris nghh! Stoph—"
Dengan sekuat tenaga aku mencoba mendorong Harris karena aku sudah kehabisan nafas. Pagutan kami terlepas menampakkan untaian saliva di antaranya. Harris menyeringai puas.
"You know? You look so lewd."
Ucap Harris sambil mengusap bibirku yang memanas.
"Padahal saya hanya ingin menyelesaikan masalah ini sendiri, tetapi kamu malah dengan sukarela masuk ke ruangan ini."
Tangan Harris bergerak turun dan mengarahkannya pada bongkahan pantatku. Dia meremasnya hingga membuatku tanpa sadar mengeluarkan suara desahan.
"Haa—"
Harris terkekeh.
"So sensitive. I like it," ucap Harris pelan sebelum akhirnya kembali melumat bibirku dengan penuh nafsu.
Harris mendorong pinggulnya hingga kejantanannya yang sudah sangat mengeras itu bergesekan dengan milikku. Aku bisa merasakan Harris menahan erangannya dalam ciuman ini. Makin lama ciuman ini semakin menuntut dan kasar, tanpa kusadari beberapa desahan juga lolos begitu saja dari bibirku.
"Sayang aahh— Kita tidak bisa berhenti. Kamu tahu itu, kan?" ucap Harris sambil terengah-engah.
Aku hanya mengangguk sambil terengah-engah. Aku sudah tidak sanggup berkata-kata lagi, hanya dengan sebuah gestur mengalungkan tanganku ke lehernya, Harris langsung paham dan langsung membawaku ke sudut ruangan tempat ia melakukan marturbasinya tadi.
"Good girl. I won't hesitate then."
Harris kembali meraup bibirku. Tangannya mulai bergerak masuk ke dalam kaosku dan mulai menjamah bagian tubuhku.
"Ahh—ngh!"
Aku mengerang frustasi. Aku bisa merasakan dengan jelas jari-jemari Harris yang dingin bersentuhan langsung dengan kulitku, mengelus pinggang kecilku sebelum perlahan-lahan tangannya naik hingga menyentuh dadaku. Ibu jari dan jari telunjuknya menyentuh kedua putingku yang sudah menegak, bergerak memutar melakukan beberapa gerakan mencubit kecil.
Ini membuatku semakin gila. Nafsu sudah memenuhi pikiranku. Tanganku beralih ke kancing kemeja putih Harris dan mulai membuka satu per satu. Perlahan-lahan menampakkan dada bidangnya yang sudah basah karena keringat.
"Bangsat. Kamu cantik banget. Seksi, tau gak?" puji Harris dengan suaranya yang parau.
Tanpa basa-basi lagi, Harris langsung menarik kaosku dan langsung memposisikan dirinya untuk berada di atasku. Entah bagaimana caranya, Harris juga sudah menanggalkan celanaku dan hanya menyisakan celana dalamku saja.
Harris mengarahkan kepalanya ke leherku, kemudian menghisap dan menggigit dengan kuat hingga meninggalkan bekas kemerahan yang jelas di sana.
"Hey, jangan diam saja." tukasnya tiba-tiba.
"Berikan tanganmu." sambungnya dengan nada memerintah.
Dengan kasar Harris menarik tanganku dan meletakkannya di atas kejantanannya. Aku dapat merasakan miliknya sudah agak basah karena cairan precumnya.
"Feel how hard it is. Saya butuh keluar." titahnya.
Tanganku mulai bergerak naik-turun untuk memberikan rangsangan pada kejantanannya. Penisnya cukup besar, satu tanganku tidak bisa menangkupnya dengan baik.
"Letakkan—ahh, tangan kamu satunya lagi. Hnggh." titah Harris lagi sambil terengah-engah.
Aku hanya menurut.
Kini aku menangkup seluruh bagian kejantanannya dengan kedua tanganku. Aku kembali melakukan gerakan naik-turun. Sesekali aku menekan ujung penisnya yang mana ini malah membuat badan Harris semakin bergetar.
"Hnggh... F-fasterh—"
"Your hands feels so good. Oh fuck."
Aku semakin mempercepat gerakan tanganku. Aku bisa merasakan kejantanan Harris mulai berkedut dan membesar.
"Aakhh— Cum!"
Harris sedikit berteriak nikmat ketika akhirnya ia bisa melakukan pelepasan yang sudah tertahan tadi. Cairannya yang cukup kental membasahi seluruh tanganku. Sebagian cairannya juga muncrat hingga mengenai pahaku.
Ekor matanya menatap ke pahaku dan mencolek cairan yang menempel di sana.
"Oh? Celana dalam kamu sudah sangat basah." ucapnya dengan nada mengejek ke arahku.
"Jadi? Mau keluar juga, kah? Atau tidak usah?" tanya Harris dengan sedikit menggoda.
Ia kembali mendekatkan kepalanya ke arah telingaku, "Beg nicely and I'll help you."
Wajahku langsung memerah. Bisa-bisanya dia masih menggodaku di saat aku sudah tidak tahan seperti ini.
"Ayo cepat." pintanya tidak sabar.
"Kalau tidak mau, baiklah, saya sudah selesai—"
"P-please help me. I want to—nghh cum."
Harris tersenyum puas, "Very well."
Aku tersentak ketika Harris dengan kasar langsung menarik celana dalamku dan mengangkat kakiku ke atas.
"Pegang kakimu, sayang."
Aku mengerang ketika merasakan jari dingin Harris masuk ke dalam lubangku tanpa aba-aba.
"Look how wet you are! Saya jadi merasa bersalah karena tidak memperhatikanmu tadi."
"Don't worry, I'll take the responsibility." sambungnya lagi.
Ia menggerakkan jarinya keluar-masuk secara perlahan, kemudian menambahkan satu jari lagi ke dalam, melebarkan lubangku dengan gerakan menggunting. Aku semakin tidak bisa menahan eranganku.
Tanpa sadar aku ikut menggerakkan pinggulku untuk mencari kenikmatan dari jari Harris yang masih bersarang dilubangku. Menyadari hal itu, Harris menyeringai.
"Wow, lihatlah gerakanmu ini. Sudah seperti pelacur profesional saja. How pathetic."
Kata-katanya yang merendahkanku malah membuatku semakin terangsang. Sedikit lagi, aku bisa merasakan aku akan keluar.
"Please—sshh. Faster." pintaku frustasi.
"My pleasure." jawab Harris sambil mempercepat gerakan jari-jemarinya di dalam sana. Aku bisa merasakan jari-jarinya menggaruk di titik ternikmatku. Suara cipakan basah terdengar seperti musik pengiring yang meningkatkan gairah aktifitas kami. Harris sedikit menggigit bibirnya, merasakan betapa ketatnya lubangku sekarang.
Dengan satu hentakan final, Harris menyentuh titik nikmat tersebut, membuat tubuhku tersentak, bergetar merasakan nikmatnya pelepasan.
"NGHH! ahhh—" jeritku.
Harris menarik jarinya keluar dari lubangku, meninggalkan lubangku yang berkedut akibat pelepasan tadi.
"Fuck. Kamu terlalu menggoda. Saya mengeras lagi." ucap Harris.
Memang benar, aku bisa melihat dengan jelas kejantanannya berdiri tegak lagi, siap untuk menerobos apapun yang ada di depannya.
"K-kalau begitu," tukasku ragu, "masukkan saja."
Harris menolehkan kepalanya ke arahku, "Kamu serius?"
Aku mengangguk.
Kami bertatapan cukup lama sebelum akhirnya saling memagut bibir satu sama lain. Kami kembali berciuman hingga saliva mengalir keluar.
"Then, let me fuck you until you can't thinking anything but me."
Harris langsung mengambil bungkus kondom dan memakaikannya pada kejantanannya yang sudah sangat mengeras. Ia menepuk-nepukkan kejantanannya pada lubangku sebelum akhirnya memasukkannya dalam satu kali hentakan.
"Ahhn! Harris—nghh."
Aku berteriak saat merasakan seluruh kejantanannya berhasil masuk dalam satu hentakan tadi.
Harris mengerang merasakan kejantanannya dijepit oleh lubangku. Ia mulai bergerak maju-mundur menumbuk titik terdalamku. Erangan dan desahan erotis terus bersahut-sahutan bersamaan dengan gerakan Harris yang semakin cepat dan kuat di dalam sana. Suara penyatuan tubuh yang kasar dan basah memenuhi ruangan seakan menjadi stimulus kegiatan panas kami.
Harris merendahkan kepalanya untuk meraih putingku yang menganggur. Tanganku langsung meremas surai merah Harris ketika ia menghisap dan memainkan kedua putingku tanpa ampun.
"Harris! Harris—ahh. Enak banget, ris. So fucking good." racauku.
"C-coming! It's coming."
"Yes baby, together—ughh."
Gerakan pinggul Harris semakin cepat dan dalam, aku hanya bisa mendesah pasrah meneriakkan namanya.
"Hnggg—AHH."
Kami mengerang berteriak ketika mencapai pelepasan secara bersamaan.
Harris menjatuhkan dirinya di atas tubuhku. Surai merahnya terlihat sangat berantakan, sebagian menutupi wajahnya yang sudah sangat basah oleh keringatnya.
Harris terkekeh pelan.
Ia menarik kejantanannya keluar dari lubangku, agak sedih karena aku bisa merasakan kekosongan di dalam sana.
"Maaf, kamu tidak apa-apa?"
Harris membelai kepalaku lembut. Aku hanya mengangguk pelan. Ia langsung bangkit duluan, mengambil sebotol air mineral dari dalam tasnya dan memberikannya kepadaku.
"Jujur, saya tidak berniat melakukannya sampai sejauh ini." ucap Harris memecah keheningan.
"Pagi ini, saya terburu-buru sampai salah minum minuman punya bapak yang sudah disiapkan secara spesial oleh ibu."
"Awalnya sih tidak masalah. Tapi lama-kelamaan terasa juga efeknya."
"Ditambah kamu, orang yang saya sukai diam-diam, masuk ke ruangan ini tanpa pemberitahuan. Reaksi kamu yang lucu dan menggoda membuat saya semakin kehilangan akal." jelasnya.
Aku hanya menangguk saja mendengarkan penjelasannya.
Tunggu, aku tidak salah dengar, kan?
"Kamu... suka sama saya, ris?"
"Eh? Emang saya bilang begitu, kah?"
Aku terkekeh melihat Harris yang tiba-tiba berubah menjadi kikuk. Sungguh berbeda dengan dirinya saat sedang dikuasai nafsu.
"Ah, ya, itulah pokoknya!" tukasnya cepat.
"Ayo berberes, saya antar kamu pulang." ucap Harris sambil tersenyum manis.
---
END
---
Author's note:
HAHAHAHA HOW WAS IT? Gila banget ini jariku ngetik apaan sih WKWKWK.
Anyway thank you sudah membaca.
Ditunggu saran dan komentarnya yah ><!!
1 note · View note
hannniesha · 5 months
Text
#Sesakit itu, aku tak sanggup..
Sayup-sayup orang mengaji dan bersholawat mulai terdengar, dan azan subuhpun berkumandang.
Setelah selesai murojaah dan ziyadah hafalan, aku sambung dg shalat qobla subuh dan tunai selesai dengan shalat wajib subuh.
Masih berbalut mukena, aku berlari menuju dapur karena suara teko air yang mendidih. Di era serba cepat, serba tersedia keluarga kami lebih memilih minum air yang kami masak sendiri, memilih memasak nasi dengan cara jaman dahulu.
Lalu kumasukkan ke dalam termos air panas dan sisanya kedalam teko untuk air dingin, kebetulan air dingin dirumah kami habis.
Selang beberapa lama, bapak keluar kamar mengambil air wudhu tapi setelah dari kamar mandi bapak mengeluh pusing, dari atas kepalanya keluar bulir- bulir keringat sebesar biji jagung seperti orang yang habis mandi. Bapak minta dipapah ke kamar, rebahan dan minta segelas air minum.
Aku berlari, mengambil secepat yang aku bisa, sayang air minum dingin dirumah kami benar² habis, hanya ada air yg tadi aku masak. Akhirnya aku bawakan saja bapak segelas air lalu sambil bilang hati² airnya panas sekali, bapak terduduk lalu meminumnya dan berbisik "minta segelas lagi" aku bingung air sepanas itu bapak teguk tanpa jeda seperti org yg begitu sangat kehausan. Aku bergegas mengambil kembali satu gelas penuh air panas, dan blass bapak sekali lagi meminumnya sampai habis.
Aku dan ibu saling bersitatap, dengan berjuta pertanyaan tentunya.
Bapak merebahkan diri kembali, lalu bersedekap tangannya seperti orang mau shalat sambil lirih bergumam.. "Allah"... "Allah"..."Allahu Akbar"
Sepi
Senyap
Tak ada suara
Tak ada napasnya
Tak ada desahnya
Tak ada nadinya..
Bapak selesai, secepat itu, menyisakan aku yang teriak² tak percaya. Menyisakan aku yang teriak memanggil abang²ku... Menyisakan aku yang terduduk sambil menangis meraung tak percaya.
Bapak selesai dengan hembusan nafasnya yang terakhir di bakda subuh itu..
Secepat itu.
Betapa maut selalu mengintaimu, entah dalam taatmu entah dalam maksiatmu, dia tak peduli...saat waktumu habis, selesai sudah.
Allah SWT lebih menyayangi bapak, pergi dengan kemudahan, bapak org baik, pergipun penuh kebaikan 😭😭😭
Allahummaghfirlahu
Warhamhu
Wa'fihi wa'fu anhu..
#SaatHatiTercabik #CintaPertamaku
#wafat #sakaratulmaut #husnulKhaatimah
0 notes
defsoulz · 6 months
Text
Kamu memberi tahu pacarmu tentang bagaimana teknik Yeji membuatmu begitu terangsang hingga hampir mengeluarkan sperma di seluruh meja pijat.
“Oh benarkah”
Katanya.
“Yah, menurutku itu artinya aku pasti mengabaikanmu akhir-akhir ini. Apalagi kalau selama ini kamu punya pikiran nakal tentang temanmu!”
Dia membuka kancing lalu membuang blusnya. Kamu menarik ke bawah ritsleting di bagian belakang roknya dan mambuat blusnya jatuh ke lantai.
Dia berbaring kembali di tempat tidur.
“Kamu menyukai Yeji, bukan?”
dia bertanya.
"Kamu tahu, aku tahu,"
kamu mengakui.
Pacarmu tahu bahwa kamu memiliki pemikiran yang penuh nafsu tentang apa pun yang berhubungan dengan rok.
“Anggaplah aku Yeji”
desahnya.
Seketika penismu menjadi keras dan kamu melompat ke atasnya.
“Perkosa akj denganku. Perkosa Yeji yang kau inginkan. Setubuhi aku dengan semaumu, tubuh ini milikmu!” rintih pacarmu.
Kamu menarik celana dalamnya ke samping dan memasukkan kontolmu ke dalam vagina ketatnya.
“Oh, Yeji!”
kamu mengerang.
“Aku sudah lama ingin menginginkanmu!”
“Sekarang adalah kesempatanmu!”
dia terengah-engah.
“Entot Yeji yang lacur ini! Buat perempuan jalang kecil itu sengsara!”
Di saat seperti ini, kamu diingatkan betapa kamu sangat mencintai pacarmu.
Kamu memukul-mukul vaginanya, membayangkan Yeji dengan gaun musim panasnya ditarik ke atas, payudara kecilnya yang lembut bergoyang-goyang setiap kali didorong.
“Rasakan ini Yeji, dasar pelacur cantik!”
kamu mengerang, dan mulai menyemburkan benihmu jauh ke dalam dirinya.
"Aku keluar"
dia menangis.
“Yeji keluar!”
Dia dengan panik menggosok klitorisnya dan membuat dirinya mencapai orgasme tepat saat kamu memompa genjotan terakhirmu.
Kalian berdua ambruk dalam tumpukan keringat.
Keesokan harinya ketika kamu pulang kerja, pacarmu menyambutmu di depan pintu.
Dia pernah ke penata rambut.
Dia mengecat rambutnya menjadi hitam dan memotong serta menatanya persis seperti Yeji.
Dia menciummu dan berbisik,
“Panggil aku Yeji mulai sekarang.”
Mulai saat ini, hubungan kalian mulai menjadi aneh.
Tamat
0 notes
alinamanisme · 10 months
Text
Mata lelaki itu bagai danau gelap yang sunyi..
para gadis yang haus belaian itu beradu memutari singasananya..
mencoba tersesat di kedalaman abadi..
terdiam ku saksikan mereka menari..
dan kusadari mata kelam tadi menatapku tanpa henti.
Berat.. Suara bariton itu keluar dari bibirnya.. Dia segera menyebut, Kemarilah!
kutapakkan kaki mendekatinya..
tangan besar itu merengkuh tubuhku..
"Ah, bibirmu adalah mariyuana
Membawa jiwaku berjingkat tinggi ke nirwana", ucapnya.
“Kenapa kau melilit lidahku dengan ganas. Menghisap dan menjadi nadi menjalari tubuhku?” jawabku.
“Mungkin di sanalah rumahku yang sebenarnya,” desahnya menyesap bibirku yang selama ini tandus bagai gurun sahara..
Seketika cemburu yang tadi ku telan, tak lagi ku risaukan.
dia telah kudapatkan...
1 note · View note
jumpalagirina · 1 year
Text
14: Pintu Masuk
Ketika kakinya terasa lemas, Rina minta izin untuk berhenti sejenak. Ia berjalan mundur, kemudian duduk di atas kloset duduknya yang tertutup. Aku mengikutinya, kemudian berlutut di depan Rina agar posisi tubuhku sejajar dengan posisi tubuhnya sekarang. 
"Pegel, ya?" tanyaku.
Rina hanya mengangguk sambil tersenyum simpul. Ia menaikkan kedua kakinya ke atas, kemudian membuka kedua pahanya lebar-lebar, memperlihatkan bibir vaginanya yang merekah indah, bersiap menikmati permainan jariku lagi. Perlahan, aku kembali memasukkan jari tengahku. Kali ini tidak ada kesulitan berarti karena dinding-dinding intimnya sudah terasa licin dan basah. Aku dapat memasukkan jariku hingga seluruh buku-buku jariku tertelan oleh vagina Rina.
Jari tengahku bergerak maju mundur di dalam vagina Rina, awalnya perlahan, tapi semakin lama semakin cepat. Sementara itu, mulutku kembali menghisap dan mengemut puting susunya secara bergantian. Rina memegangi kepalaku dan mulutnya mulai mengeluarkan racauan tak jelas.
Semakin cepat jariku bergerak, semakin sering juga Rina mendesah dan mengerang. Aku dapat merasakan ada getaran-getaran halus di tubuhnya yang merambat dari pinggul hingga ke sekujur tubuhnya. Sambil terus menghisap putingnya, aku melirik ke atas, ke arah wajahnya.
"Aaaah... Mas! Jangan liatin gitu dong! Mmmh...," desahnya.
"Ngggnappmangny?" ucapan yang keluar dari mulutku terdengar tidak jelas karena tersumpal oleh payudaranya.
"Ma ... Malu tauuu .... Ooohhh..." ucapnya terbata-bata.
Aku tidak peduli. Semakin ia merasa malu, semakin ia bergetar hebat. Aku terus menatapnya meski ia mencoba memalingkan wajah. Aku menikmati setiap ekspresi raut wajahnya yang tak kuasa ia bendung. Ia tak mampu menahan gelombang kenikmatan yang terus menghantam titik sensitifnya. Matanya setengah terpejam, mulutnya terbuka, dan sesekali ia akan menggigit bibirnya sendiri sebelum mengeluarkan desahan merdu. 
Ketika jari tengahku menghentak ke bagian terdalam vaginanya, tubuhnya yang semula lemas tiba-tiba saja menegang hebat. Tumitnya terangkat, punggungnya melengkung ke atas, sementara tangannya menjambak dan menekan kepalaku ke antara belahan dadanya.
"Mas! Aku... Aku.... Aaaaah! Aaaah!" jerit Rina.
Aku dapat merasakan jari tengahku dihisap dan dijepit dengan hebat, kemudian arus cairan hangat mengalir deras membasahi jariku, diiringi dengan deru napasnya yang terus meninggi, terus memuncak, hingga pada satu titik, waktu di tubuhnya seperti berhenti berdetak--segalanya hening. 
Ia melepaskan sebuah lenguhan panjang, kemudian tubuhnya langsung roboh seperti kehilangan tenaga. Ia menyandarkan kepalanya di pundakku dengan napas yang masih terengah-engah.
"Nikmat banget, Mas, Makasihhh," ucapnya dengan suara yang lemah.
Aku membelai rambutnya, menunggunya yang masih berusaha mengatur napas. Kemudian, aku menyandarkan tubuhnya ke bagian belakang kloset dan menurunkan kedua kakinya hingga posisinya menjadi lebih rileks. 
Rasa bangga sekaligus senang memenuhi dadaku melihat Rina yang tampak sangat terpuaskan oleh apa yang aku lakukan. Tidak bisa kupungkiri, sensasi itu membuat penisku terasa sangat tegang di dalam celana, tapi aku tak ingin mengatakan apa-apa. Aku yakin, Rina pun menyadari hal ini.
Sambil duduk dan mengumpulkan tenaga, Rina mengangkat tangan kanannya, kemudian meraih tonjolan penisku yang masih memberontak di dalam celana kerjaku. Ia mengelusnya dari luar restleting. Sungguh, pada awalnya aku memang menolak mengulangi peristiwa semacam ini dengan dirinya, tapi dalam kondisi ini, aku tak kuasa menolak. Setidaknya, aku ingin merasakan kepuasan juga seperti dia.
Dengan jemari lentiknya yang masih sedikit gemetar, Rina membuka retsleting celanaku, kemudian dengan lihainya ia merogoh ke dalam celana dalamku dan segera mengeluarkan penisku yang keras seperti batang pohon. Batang penisku bebas sekarang, seperti tongkat komando yang menunjuk ke arahnya dan membuat ia tersenyum manja. Ia menarik batangku ke arahnya dan memaksaku untuk maju mendekat. 
Awalnya, aku mengira ia akan memberiku handjob atau blowjob seperti yang pernah ia lakukan sebelumnya, tapi rupanya aku salah. Aku meremehkannya. Ia belum puas. Mungkin baginya apa yang barusan aku lakukan dengan jariku hanyalah sebuah pemanasan.
Rina membalikkan badannya, kemudian menungging, memperlihatkan bokongnya yang bulat dan mulus bersih. Punggungnya agak ditekan ke bawah, sehingga pantatnya kini tampak lebih menonjol ke arahku. Aku teringat pada insiden pertamaku dengan Rina di dalam bus. Saat itu, aku hanya bisa menggesek-gesekkan penisku ke pantatnya dari luar celana. Namun dari kejadian itulah semua kegilaan ini bermula. Apakah hari ini aku akan memasuki sebuah babak baru?
Rina menoleh ke arahku sambil menarik penisku ke arah pantatnya. Ia menggesek-gesekkan ujung kepala penisku ke bantalan pantatnya yang empuk. Benda itu tidak terlalu besar ataupun lebar, tapi bentuknya bulat dan padat. Merasakan kulit bokongnya yang berkeringat, rangsangan dahsyat menjalar dari ujung penisku ke seluruh tubuh. Ia terus menggesekkannya, turun ke bawah, hingga ke lipatan pantatnya, terus lagi hingga ke bibir vaginanya yang masih basah.
"Mas, aku masukin ya?" ucapnya sambil berusaha mencari posisi yang pas agar kepala penisku bisa menelusup masuk ke lipatan bibir vaginanya.
Nyaris kehilangan keseimbangan, secara refleks aku pun berpegangan kepada pinggang Rina. Posisi kami sekarang benar-benar posisi doggy yang nyaris sempurna. Yang harus aku lakukan hanyalah sedikit menekan penisku ke depan hingga benar-benar masuk ke dalam lubang vagina Rina.
"Ayo, Mas. Masukin," ucap Rina, kali ini bukan berupa permintaan, tapi sebuah perintah.
Entah kenapa dalam keadaan nafsu yang sedang memuncak di ubun-ubun itu, tiba-tiba saja ingatan tentang Eva berkelebat di dalam pikiranku. Ingatan tentang perselingkuhan yang ia lakukan di dalam rekaman video, tentang perempuan berjilbab mirip Eva yang sedang membaca kitab suci di bus kota, dan juga tentang Aris, tunangan Rina yang kini sedang berada di Australia. Tiba-tiba saja, aku merasa jijik kepada diriku sendiri. Betapa bejat dan munafiknya aku?
"Mas... cepetan, aku udah ga tahann... Mmmhhhh!" ujar rina sambil menggoyang-goyangkan pantatnya ke arah penisku. 
Hanya selangkah lagi, hanya sejengkal lagi, dan aku akan dapat melampiaskan seluruh hasratku pada perempuan manis yang kuanggap seperti adik angkatku sendiri ini. Haruskah aku menyerah kepada dorongan birahi ini?
"Nggak, Rin. Gue nggak bisa," ucapku.
Rina seperti tidak mendengar ucapanku barusan. Ia terus saja menggoyangkan dan menggesekkan bokongnya ke kepala penisku. Dalam momen yang penuh kebimbangan itu, tiba-tiba saja aku mendengar suara pintu yang terbuka dari belakang punggungku.
Refleks, aku menoleh ke belakang. Di sana, di celah pintu yang setengah terbuka, aku melihat sesosok pria yang sedang mengintip, melongokkan kepalanya dan memperhatikan kami.
"Aris!" jeritku dengan suara yang tercekat di tenggorokan.
Aris tersenyum. "Santai, gue cuma ngontrol aja, kok. Lanjut, lanjut," ujarnya.
Bersambung
0 notes
filosofika · 1 year
Text
Gemuruh angin ratakan penjuru Desahnya sampai ke lubuk hatiku Oh awan, akan kah datang kelabu? Ataukah hatiku hanya menanti sesuatu yang semu?
0 notes
coklatmaniss · 3 years
Text
Semua akan baik-baik saja, selama tempat berharap & sandaran kita adalah Allah
Sebegitu mengurasnya hati dan emosi dalam menjalani lika-liku kehidupan toh nyatanya kita bisa melewati itu semua, sampai Allah takdirkan kita di usia yang sekarang ini
Jika suatu hari dadamu sesak entah karena masalah apapun itu, duduklah sejenak ambil nafas dan rasakan betul bahwa setiap desahnya ada Allah yang mengatur, sampe-sampe kamu lupa kan? Kalau nikmat bernafas tanpa bantuan itu amat besar
Pun ketika kamu sedang di ujung jalan perjuangan apapun itu, letakkan harapanmu pada Allah saja nanti hasil dari perjauangan itu InsyaAllah tak kan membuatmu kecewa sekalipun ada peluang gagal di sana
86 notes · View notes
memorelies · 2 years
Text
Senja bersolek manja
menunggu dijemput sang malam.
Tak ingin renjananya
dibuat menunggu lama.
Teduh temaram
jadi saksi mereka dalam semalam.
Dalamnya laut
jadi tempatnya bersenggama.
Suara desahnya menyisir bibir pantai
Beradu cumbu dengan angin laut.
Tak perlu risau pekik manusia
Dibabatnya habis segala resah.
Ah indahnya, jikalau saja
Aku hanya bisa mereka - reka.
28 notes · View notes
nidzomizzuddien · 3 years
Text
Membiarkan
Haruskah? Demikian seseorang mulai merakit tanya, di tengah derasnya hujan, bersama debu yang yang hilang seketika. Ia gundah, sembari menyangga dagu, menatap langit yang gelap, sesekali kilat menyambar, menambah suasana menjadi kian syahdu.
"Akankah?" Desahnya lemah. "Akankah aku membiarkan rasa ini begini saja, bahagia sesaat lalu tiba-tiba murung, diliputi kabut curiga dan khawatir?." Dalam keadaan yang begitu kelabu, hati yang tak menentu, emosi yang yang kehilangan bentuk, semua tak lagi baik, tak ada yang indah, yang tersisa adalah kemungkinan buruk yang bisa saja nyata dan menghancurkan segalanya.
Ia terdiam. "Mungkinkah aku terus saja berpura-pura seolah tak terjadi apa-apa di sini, di dalam sini, di hatiku?". Ia dengan kesal bergumam, sesekali ia rasanya ingin lelap di bawah rintik hujan, bersama rumput yang hanyut terbawa arus yang mulai kian deras.
Mengalah, diam lalu membiarkan ini seperti apa adanya malah membuatnya lumpuh, kehilangan naluri untuk berjuang. Cinta itu menjelma kutukan, seolah dengan mencabutnya akan membuatnya benar-benar dalam bahaya. Ia akhirnya benar-benar harus pasrah, meskipun demikian menyiksa, sepanjang waktu, hingga benar-benar sesak, nafas pun terengah-engah.
Masih dalam keraguan, namun hanya tinggal keraguan, tak pernah benar-benar bisa merubah apapun. Meskipun ia sadar perjalanan ini masih panjang, tapi di kedalaman sana ia dengan bodoh masih percaya cinta akan menyelamatkannya bahkan dari keadaan terburuk sekalipun.
Keyakinan bodoh bukan? Tapi ia benar-benar mempercayainya, meskipun dengan segala bentuk luka yang terukir di sekujur tubuhnya, ia masih berdiri teguh, memegang keyakinan itu. Ia terus saja bergumam lugu dan bodoh "ini belum seberapa jika dibandingkan dengan cinta seorang Qois".
Tapi, mungkinkah membiarkan sumber segala yg menyiksa jiwa itu begitu luasa menguliti, memporak-porandakan kesadaran, tubuh pun kerapkali sempoyongan, layaknya mayat yang bangkit dari kematian.
.
.
@nidzomizzuddien
1 note · View note
lunarmaiar · 3 years
Text
Martha and I (Chapter 6)
Tumblr media
Hebat benar aku tidak menjerit. Tapi suaraku tersangkut di pangkal tenggorokan. Dan begini ekspresi Martha: 😐. Dia melihatku seperti melihat orang biasa—ya, memang maunya aku dilihat bagaimana? Mungkin aku sedikit berharap ia juga sama kagetnya sepertiku karena ini baru pertama kalinya sejak momen di kamar Martha, kami bersitatap dalam jarak yang dekat.
Toilet masih dipenuhi perempuan-perempuan yang berisik. Aku hampir oleng dan menabrak salah satu dari mereka. Namun cepat-cepat aku melipir ke wastafel dan mencuci tangan. Penguasaan diri yang cukup bagus, Lunar, bisikku. Oh, tidak sebagus itu saat kudengar Martha berucap dari belakang:
“I’m sorry if I’m terrified you.”
Ha? Apa katanya?
Aku tetap menggosok tangan sampai rasanya tanganku hilang di dalam gelembung sabun.
“Na, I’m sorry that I—“
“I know, I know. I get it. Yes you are terrifying me. Puas? Sekarang aku mau cuci tangan sampe bersih jadi kasih aku waktu untuk itu.” Oh tidak, bukan seperti itu maksudku, Mar.
“Oke, I’ll wait then.” Dari pantulan cermin, Martha menyilangkan tangan di depan dada.
Aku berbalik menghadapnya. “Wait, what? Apa yang mau kamu tunggu? Tbh, I don’t need this conversation.” NO, I NEED THIS.
“Oh yes, you need this,” balasnya.
Baiklah, terima kasih sudah memahamiku. “No I’m not. I’m so not.”
“Oke berarti aku yang butuh. Maaf kalau waktu itu aku bikin kamu… takut? Idk.”
“Hm? Kapan? Yang barusan aku maksud itu, kamu tiba-tiba berdiri di depan toiletku dan bikin aku kaget. What are you doing? It’s creepy.”
“Na, semuanya penuh. Lagian aku nggak tahu kalau kamu ada di situ.”
“Ya, kenapa nggak nunggu di bilik yang lain?”
“Jangan berputar-putar, deh. Aku di sini cuma pengin ngelurusin, aku nggak bermaksud bikin kamu takut sama pengakuan soal… kamu tahu soal apa. Aku kira kita sudah cukup dekat jadinya aku bisa ngasih tahu—”
“Bukan! Aku kan sudah bilang aku kaget sama kamu barusan. Bukan masalah, ya Tuhan aku bahkan nggak mau bahas ini, oke? Aku cuma butuh cuci tangan. Itu aja. Kamu ngerti nggak sih?!” Sekarang aku nyaris berteriak dan gerombolan di toilet mengerling ke arah kami berdua. Rupanya mereka menemukan tontonan lebih menarik dibanding gosip yang dari tadi mereka perbincangkan. “Just. Wait. For. Me. outside, oke?” kataku pada akhirnya dengan suara yang kuusahakan sekalem mungkin.
Martha mengangguk dan berlalu. Gerombolan berdeham dan satu per satu berjejer di wastafel. Merapikan rambut, memupuri kembali wajah mereka, dan cuci tangan sama sepertiku—tidak, mereka tidak seberingas aku. Ngomong-ngomog, parfum mereka membuatku pusing.
Setelah mengeringkan tangan dan mempersiapkan diri, aku keluar dari toilet. Sebuah tangan menarikku tepat saat langkah kakiku menyentuh bagian luar toilet.
Dingin. Tangan Martha dingin dan ia mencengkram pergelanganku dengan erat, terlalu erat dari yang semestinya. Di sebuah bangku taman, ia akhirnya melepaskanku.
“I’m sorry…,” desahnya.
Aku tidak berani melihat ke arahnya.
“This is not your fault.” Suaraku bergetar dan emosi yang telah lama mengangguku tumpah begitu saja. Andai emosi yang kita keluarkan memiliki wujud. Pasti aku sudah tenggelam karenanya. Kupandangi semut-semut yang membawa daun di bawah kakiku. Pada titik itu aku tidak tahu, mana yang lebih gemetar, suara atau bahuku.
Untuk menghentikan tangis, ada baiknya untuk mulai memikirkan hal lain. Maka aku mengingat rasa air mata yang asin. Pantas saja setelah lama menangis, seseorang akan kehausan. Banyaknya kadar garam yang–
Pikiranku belum benar-benar sibuk ketika Martha membawaku ke dalam pelukannya dan berkali-kali mengucapkan mantra ‘that’s okay, everything gonna be okay’. Aku jarang percaya ucapan klise semacam itu. Tapi Martha membuatnya terdengar sangat apa adanya sehingga mustahil aku menolaknya.
Kenapa saat sudah besar sekalipun, kita masih bisa nangis sampai sesenggukan?
2 notes · View notes
Photo
Tumblr media
Amoako Boafo, Desahnya, 2019, Oil on paper
17 notes · View notes
Text
Cerita Hot Setubuhi Tante Yang Sedang Tertidur
CeritaHotBugil - Sebut saja nama ku Rircard. Umurku 25 tahun Cerita ini berawal ketika Kulihat tante tidur tidak berselimut, karena meskipun kamar tante menggunakan AC, namun terlihat AC-nya ditata supaya tidaklah terlalu dingin. Sahabatpoker Tempat tidur tante telentang serta tante cuma menggunakan pakaian daster merah muda yang tipis.
Tumblr media
Dasternya telah terangkat hingga sampai diatas perut, hingga tampak CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, hingga tampak belahan kemaluan tante yang tertutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan.
Buah dada tante yang tidaklah terlalu besar namun padat itu tampak samar-samar dibalik dasternya yang tipis, naik turun secara teratur. Meskipun dalam tempat telentang, namun buah dada tante tampak mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil. Lihat panorama yang menggairahkan itu saya betul-betul terangsang hebat.
Tumblr media
Sahabatpoker Secara cepat kemaluanku secara langsung bereaksi jadi keras serta berdiri dengan gagahnya, siap tempur. Perlahan kuberjongkok di samping tempat tidur serta tanganku dengan cara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan tante yang mungil itu yang masih tetap tertutupi dengan CD.
Perlahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan tante dan sisi paha atasnya yang betul-betul licin putih mulus serta sangatlah merangsang. Tampak tante agak bergeliat serta mulutnya agak tersenyum, mungkin saja tante tengah mimpi, tengah becinta dengan paman. Saya lakukan kegiatanku dengan hati-hati takut tante terbangun.
Perlahan kulihat sisi CD tante yang menutupi kemaluannya mulai tampak basah, rupanya tante telah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar nada mendesis perlahan-lahan serta badannya menggeliat-geliat perlahan. Saya semakin tersangsang lihat panorama itu. Secepatnya kubuka semuanya pakaian serta CD-ku, hingga saat ini saya bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu sudah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa.
Serta saya membelai-belai buah dadanya, dia masih tertidur saja. Saya tahu jika puting serta klitoris tanteku tempat sangat senang dicumbui, saya tahu hal itu dari film-film tanteku. tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Lalu perlahan saya menggunting CD mini tante dengan gunting yang ada disamping tempat tidur tante. Saat ini kemaluan tante terpampang dengan jelas tanpa penutup lagi.
Perlahan ke-2 kaki tante kutarik melebar, hingga ke-2 pahanya terpentang. Dengan hati-hati saya naik ke atas tempat tidur serta bercongkok diatas tante. Ke-2 lututku melebar di samping pinggul tante serta kuatur demikian rupa agar tidak menyentuh pinggul tante. Tangan kananku mendesak pada kasur tempat tidur, pas di samping tangan tante, hingga saat ini saya ada dalam tempat 1/2 merangkak diatas tante. Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan kepala penisku kuletakkan pada belahan tanter kemaluan tante yang sudah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada tanter kemaluan tante.
Terdengar nada erangan perlahan-lahan dari mulut tante serta badannya agak mengeliat, namun matanya masih tertutup. Pada akhirnya kutekan perlahan kepala kemaluanku membelah tanter kemaluan tante. Saat ini kepala kemaluanku terjepit diantara tanter kemaluan tante. Dari mulut tante masih terdengar nada mendesis perlahan-lahan, walau demikian badannya terlihat mulai gelisah. Saya tidak ingin ambil kemungkinan, sebelum saat tante sadar, saya harusnya menaklukan kemaluan tante dengan tempatkan tempat penisku didalam lubang vagina tante.
Karenanya selekasnya kupastikan letak penisku supaya tegak lurus pada kemaluan tante. Dengan pertolongan tangan kiriku yang selalu menuntun penisku, kutekan perlahan namun tentu pinggulku ke bawah, hingga kepala penisku mulai menerobos ke lubang kemaluan tante. Terlihat sesaat ke-2 paha tante bergerak melebar, seolah-olah menyimpan tekanan penisku ke lubang kemaluanku.
Badannya mendadak bergetar menggeliat serta ke-2 matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang tengah bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seolah-olah siap untuk berteriak. Secara cepat tangan kiriku yang tengah memegang penisku kulepaskan serta cepat-cepat kudekap mulut tante supaya janganlah berteriak.
Karena gerakanku yang mendadak itu, tempat berat badanku tidak bisa kujaga lagi, mengakibatkan semua berat pantatku secara langsung mendesak ke bawah, hingga tidak bisa dihindari lagi penisku menerobos masuk ke lubang kemaluan tante secara cepat. Tubuh tante tersentak ke atas serta ke-2 pahanya berusaha untuk dirapatkan, sedang ke-2 tangannya automatis menggerakkan ke atas, menampik dadaku. Dari mulutnya keluar nada jeritan, namun tertahan oleh bekapan tangan kiriku. ”Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..! ” desahnya tidak jelas.
Sahabatpoker Lalu badannya mengeliat-geliat dengan hebat, terlihat tante sangatlah kaget serta mungkin saja juga kesakitan disebabkan penisku yang besar menerobos masuk ke kemaluannya dengan mendadak. Walau tante merontak-rontak, walau demikian sisi pinggulnya tidak bisa berubah karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat.
Karena beberapa gerakan tante dengan ke-2 kaki tante yang meronta-ronta itu, penisku yang sudah tenggelam didalam vagina tante merasa dipelintir-pelintir serta seolah-olah dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina tante. Perihal ini menyebabkan kesenangan yang sulit dilukiskan. Karena telah kepalang tanggung, jadi tangan kananku yang semula bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Saat ini semua badanku mendesak dengan rapat ke atas tubuh tante, kepalaku kuletakkan di samping kepala tante sembari berbisik kekuping tante.
“Tan.., tan.., ini saya Ricard. Tenang Tan.., sshheett.., shhett..! ” bisikku.
Tante masih tetap coba melepas diri, namun tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap dibawah tubuhku. Sembari masih mendekap mulut tante, saya menjilat-jilat kuping tante serta pinggulku dengan cara perlahan mulai kugerakkan naik turun secara teratur. Perlahan tubuh tante yang semula tegang mulai melemah. Kubisikan lagi ke kuping tante,
“Tan.., tanganku akan kulepaskan dari mulut tante, asal tante janji janganlah berteriak yaa..? ”Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut tante. Lalu tante berkata,
“Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu sudah memperkosa tante..! ”Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, cuma pergerakan pinggulku semakin kupercepat serta tanganku mulai memijit-mijit buah dada tante, terpenting di bagian putingnya yang sangatlah mengeras. Rupanya walau muka tante masih tetap tunjukkan perasaan marah, walau demikian reaksi badannya tidak bisa sembunyikan perasaannya yang telah mulai terangsang itu.
Lihat kondisi tante ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi. Pada akhirnya dari mulut tante terdengar nada, “Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..! ”Dengan masih tetap meneruskan pergerakan pinggulku, perlahan ke-2 tanganku bertumpu pada tempat tidur, hingga saya saat ini dalam tempat 1/2 bangun, seperti orang yang tengah lakukan push-up. Dalam tempat ini, penisku menghujam kemaluan tante dengan bebas, lakukan serangan-serangan secara langsung ke lubang kemaluan tante.
Kepalaku pas ada diatas kepala tante yang tergolek diatas kasur. Ke-2 mataku memandang ke bawah ke mata tante yang tengah meram melek dengan sayu. Dari mulutnya masih terdengar nada mendesis-desis. Selang sesaat sesudah terasa tentu jika tante sudah bisa kutaklukan, saya berhenti dengan kegiatanku. Sesudah mencabut penisku dari dalam kemaluan tante, saya berbaring 1/2 tidur di samping tante.
Samping tanganku mengelus-elus buah dada tante terpenting di bagian putingnya.
“Eehh.., Ric.., mengapa kamu lakukan ini pada tantemu..! ” tuturnya. Sebelum saat menjawab saya menarik tubuh tante menghadapku serta memeluk tubuh mungilnya dengan hati-hati, namun lengket ketat ke tubuh.
Tan.. sebetulnya saya sangat sayang sekali sama tante, tante sangatlah cantik dan ayu..! ”Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya sekilas serta meneruskan perkataanku, “Setiap kali aku melihat tante bermesraan dengan Paman, BandarQ saya kok merasa sangat cemburu, seolah-olah tante adalah milikku, jadi tante janganlah marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak dapat menahan diri ingin memiliki tante sepenuhnya. ”
Setelah lama berciuman saya hentikan ciumanku serta saya  berbaring telentang di samping tante, hingga tante bisa lihat seluruh badanku yang telanjang itu. ”Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu penyebabnya yang tadi tante terasa sangat penuh pada tubuh tante. ” tuturnya, mungkin saja punyaku semakin besar dari punya paman. saya mulai memeluknya kembali serta mulai menciumnya.
Ciumanku dari mulai mulutnya turun ke leher serta selalu ke-2 buah dadanya yang tidaklah terlalu besar namun padat itu. Di bagian ini mulutku melumat-lumat serta menghisap-hisap ke-2 buah dadanya, terpenting pada ke-2 ujung putingnya berganti-ganti, kiri serta kanan. Sesaat aksiku tengah berjalan, tubuh tante menggeliat-geliat kesenangan. Dari mulutnya terdengar nada mendesis-desis tidak hentinya.
Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar serta mulus. Maklum, tante belum pernah melahirkan. Bermain-main sesaat di sini lalu turun semakin ke bawah, menuju tujuan paling utama yang terdapat pada lembah diantara ke-2 paha yang putih mulus itu. Di bagian kemaluan tante, mulutku secara cepat melekat ketat pada  bibir kemaluannya serta lidahku bermain-main ke lubang vaginanya.
Mencari serta pada akhirnya menyapu juga menjilat gundukan daging kecil di bagian atas lubang kemaluannya. Setelah merasa tubuh tante bergetar dengan hebat serta ke-2 tangannya mencengkeram , mendesak ke bawah dibarengi ke-2 pahanya yang menegang dengan kuat.
Yang dirasakan panjang keluar dari mulutnya, “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..! ”Sambil masih tetap selalu dengan kegiatanku itu, perlahan kutempatkan tempat tubuh hingga sisi pinggulku sejajar dengan kepala tante serta dengan 1/2 berjongkok. Tempat batang kemaluanku persis dimuka tante. Rupanya tante tahu akan keinginanku itu, karena batang kemaluanku dipegang oleh tante serta ditarik ke bawah. Sekarang kepala penis menerobos masuk ke mulutnya.
Ketika ujung lidah tante mulai bermain-main di sekitar kepala penisku, ada perasaan nikmat yang menyebar dari bawah dan terasa ke seluru tubuhku, hingga tidak terasa keluar erangan nikmat dari mulutku. Dengan posisi 69 ini kami bercumbu, sama-sama saling melumat seolah-olah berlomba ingin memberi kenikmatan.
Setelah puas saya hentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping tante. dengan posisi telentang saya menarik tubuh tante ke atasku, hingga tubuh tante tidur telungkup di atasku. Tubuh tante dengan perlahan kudorong agak ke bawah serta ke-2 paha tante kupentangkan.
Ke-2 lututku serta pantatku agak kunaikkan ke atas, dengan penisku yang panjang dan masih tetap tegang langsung terjepit diantara ke-2 bibir kemaluan tante. Dengan satu hentakan tanganku pada pantat tante dan sentakan ke atas pantatku, penisku langsung menerobos masuk ke lubang kemaluan tante. Amblas semuanya batangku. ”Aahh..! ” terdengar desahan kenikmatan yang keluar dari mulut tante. Saya secepatnya menggoyang pinggulku dengan cepat karena terlihat jika tante  ingin klimaks.
Tante lebih semangat dan mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat mukanya yang cantik, matanya 1/2 terpejam serta rambutnya yang panjang tergerai, tengah ke-2 buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku. Waktu kulihat pada cermin besar di lemari, terlihat pinggul tante yang tengah berayun-ayun di atasku. Batang penisku yang besar sesaat tampak hilang ketika tante bergerak naik turun di atasku. Perihal ini membuatku jadi semakin terangsang.
Mendadak aku merasakan ada tekanan dari dalam penisku yang mencari jalan keluar, ada perasaan nikmat pada tubuhku. Lalu air maniku tanpa bisa ditahan keluar di lubang vagina tante, dan tante juga merasakan klimaks nya
Tumblr media
Ke-2 tangannya mendekap badanku dengan keras. Ketika kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Pada akhirnya tante tertelungkup diatas badanku dengan lemas dan dari mulut tante tampak senyuman senang. ”Riic.., terima kasih Ric. Kau sudah memberi tante kenikmatan sejati..! ”Setelah beristirahat, lalu kami berbarengan ke kamar mandi serta sama-sama bersihkan diri.
Sesaat mandi, kami berpelukan serta berciuman dibarengi ke-2 tangan kami yang sama-sama mengelus-elus serta memijit-mijit keduanya, hingga cepat nafsu kami bangkit lagi. Dengan 1/2 menuntun tubuh tante yang mungil itu serta ke-2 tangan tante menggelantung pada leherku,
ke-2 kaki tante kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku serta dengan tempatkan satu tangan pada pantat tante serta mendesak, penisku yang telah tegang lagi menerobos ke lubang kemaluan tante. ”Aaughh.. oohh.. oohh..! ” terdengar rintihan tante sesaat saya menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sembari mendesak ke atas. Dalam tempat ini, di mana berat tubuh tante seutuhnya tertumpu pada kemaluannya yang tengah terganjel oleh penisku, jadi secara cepat tante sampai klimaks.
“Aaduhh.. Riic.. tannteee.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..! ” dengan yang dirasakan panjang dibarengi badannya yang mengejang, tante sampai orgasme, serta selang sesaat terkulai lemas dalam gendonganku. Dengan penisku masih tetap ada didalam lubang kemaluan tante, saya selalu membopongnya. Saya membawa tante ke tempat tidur.
Dalam kondisi badan yang masih tetap basah kugenjot tante yang sudah lemas dengan sangatlah bernafsu, hingga sampai saya orgasme sembari mendesak kuat-kuat pantatku. Kupeluk tubuh tante erat-erat sembari rasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke lubang kemaluan tante, isi seluruh relung-relung di dalamnya BandarQ.
1 note · View note
ceritasex1-blog · 5 years
Text
Cerita Dewasa Seks Janda Cina
Tumblr media
Cerita Dewasa Seks Janda Cina
Peristiwa itu bermula ketika aku berkeinginan untuk mencari tempat koskosan di Surabaya Pada saat itu, pencarian tempat kostkostan ternyata membuahkan hasil. Setelah aku menetap di tempat kost kostan yang baru, aku berkenalan dengan seorang wanita, sebut saja namanya Via.
Umur Via saat itu baru menginjak 30 tahun dengan status janda Tionghoa beranak satu. Perkenalanku semakin berlanjut. Pada saat itu, aku baru saja habis mandi sore. Aku melihat Via sedang dudukduduk di kamarnya sambil nonton TV. Kebetulan, kamarku dan kamarnya bersebelahan.
http://ceritasex1.com/cerita-dewasa-seks/
Sehingga memudahkanku untuk mengetahui apa yang diperbuatnya di kamarnya. Dengan hanya mengenakan handuk, aku mencoba menggoda Via.
Dengan terkejut ia lalu meladeni olokolokanku. Aku semakin berani mengolokoloknya. Akhirnya ia mengejarku. Aku purapura berusaha mengelak dan mencoba masuk ke kamarku.
Eh.. ternyata dia tidak menghentikan niatnya untuk memukulku dan ikut masuk ke kamarku.
Awas kamu.. entar kuperkosa baru tahu.. gertaknya. Coba kalau berani.. tantangku penuh harap.
Aku menatap matanya, kulihat, ada kerinduan yang selama ini terpendam, oleh jamahan seorang lelaki.
Kemudian,tanpa dikomando ia menutup kamarku. Aku yang sebenarnya juga menahan gairah tidak membuangbuang kesempatan itu. Aku meraih tangannya, Via tidak menolak.
Kemudian kami samasama berpagutan bibir. Ternyata, wanita cantik ini sangat agresif.Belum lagi aku mampu berbuat lebih banyak, ternyata ia menyambar handuk yang kukenakan.
Cerita Sex 2016 Janda Cina
Ia terkejut ketika melihat kejantananku sudah setengah berdiri. Tanpa basabasi, ia menyambar kejantananku serta meremasremasnya.
Oh.. enaaakkkk.. terssussh.. desahanku ternyata mengundang gairahnya untuk berbuat lebih jauh.
Tibatiba ia berjongkok, serta melumat kepala kontolku.
Uf.. Sshhhh.. Auuhhhh.. Nikmmaat..Ia sangat mahir seperti tidak memberikan kesempatan kepada untuk berbuat tanya.
Dengan semangat, ia terus mengulum dan mengocok kontolku. Aku terus dibuai dengan sejuta kenikmatan. Sambil terus mengocok, mulutnya terus melumat dan memajumundurkan kepalanya.
Oh.. aduhh.. teriakku kenikmatan.
Akhirnya hampir 10 menit aku merasakan ada sesuatu yang mendesak hendak keluar dari kontolku.
Oh.. tahann.. sshhhhh. Uh.. aku mau kkeluaar.. Oh..
Dengan seketika muncratlah air maniku ke dalam mulutnya. Sambil terus mencok dan mengulum kepala kontolku, Via berusaha membersihkan segala mani yang masih tersisa. Aku merasakan nikmat yang luar biasa.
Via tersenyum. Lalu aku mencium bibirnya. Kami berciuman kembali. Lidahnya terus dimasukkan ke dalam mulutku. Aku sambut dengan mengulum dan menghisap lidahnya. Perlahanlahan kejantananku bangkit kembali.
Cerita Dewasa Janda Cina
Kemudian, tanpa kuminta, Via melepaskan seluruh pakaiannya termasuk bra dan CDnya. Mataku tak berkedip. Buah dadanya yang montok berwarna putih mulus dengan puting yang kemerahan terasa menantang untuk kulumat. Kuremasremas lembut payudaranya yang semakin bengkak.
Ouuuhh.. Teruss Rik.. Terusssss.. desahnya.
Kuhisaphisap pentilnya yang mengeras, semnetara tangan kiriku menelusuri pangkal pahanya. Akhirnya aku berhasil meraih belahan yang berada di celahcelah pahanya. Tanganku mengesek geseknya.
Cerita Dewasa Seks Janda Cina – Desahan kenikmatan semakin melenguh dari mulutnya. Kemudian ciumanku beralih ke perut dan terus ke bawah pusar. Aku membaringkan tubuhnya ke kasur. Tanpa dikomando, kusibakkan pahanya. Aku melihat vaginanya berwarna merah muda dengan rumputhitam yang tidak begitu tebal. Dengan penuh nafsu, aku menciumi memeknya dan kujilati seluruh bibir kemaluannya.
Oh.. teruss.. Rik.. Aduhh.. Nikmat..
Aku terus mempermainkan klitorisnya yang lumayan besar. Seperti orang yang sedang mengecup bibir, bibirku merapat dibelahan vaginanya dan kumainkan lidahku yang terus berputarputar di kelentitnya seperti ular cobra.
Rik.. oh.. teruss sayangg.. Oh.. Hhh.
Desis kenikmatan yang keluar dari mulutnya, semakin membuatku bersemangat. Kusibakkan bibir kemaluannya tanpa menghentikkan lidah dan sedotanku beraksi.
Srucuupsrucuup.. oh.. Nikmat.. Teruss.. Teruss..
teriakannya semakin merintih. Tibatiba ia menekankan kepalaku ke memeknya, kuhisap kuat lubang memeknya. Ia mengangkat pinggul, cairan lendir yang keluar dari memeknya semakin banyak.
Aduhh.. Akku.. keluuaarr.. Oh.. Oh.. Croot.. Croot.
Ternyata Via mengalami orgasme yang dahsyat. Sebagaimana yang ia lakukan kepadaku, aku juga tidak menghentikan hisapan serta jilatan lidahku dari memeknya.
Cerita Mesum Janda Cina
Aku menelan semua cairan yang kelyuar dari memeknya. Terasa sedikit asin tapi nikmat. Via masih menikmati orgasmenya, dengan spontan, aku memasukkan kontolku ke dalam memeknya yang basah. Bless..
Oh.. enakk..
Tanpa mengalami hambatan, kontolku terus menerjang ke dalam lembutnya vagina Via.
Cerita Sex Lainnya:  Cerita Sex Keperawanku Diambil Kakak Kandungku Oh.. Viaa.. sayang.. enakk.
Batang kontolku sepeti dipilinpilin. Via yang mulai bergairah kembali terus menggoyangkan pinggulnya.
Oh.. Rik.. Terus.. Sayang.. Mmhhss..
Kontolku kuhujamkan lagi lebih dalam. Sekitar 15 menit aku menindih Via.. Lalu ia meminta agar aku berada di bawah.
Kamu di bawah ya, sayang.. bisiknya penuh nikmat.
Aku hanya pasrah. Tanpa melepaskan hujaman kontolku dari memeknya, kami merobah posisi. Dengan semangat menggelora, kontolku terus digoyangnya.
Cerita Ngentot Janda Cina
Via dengan hentakan pinggulnya yang maju mundur semakin menenggelamkan kontolku ke liang memeknya.
Oh.. Remas dadaku.. Sayaangg. Terus.. Oh.. Au.. Sayang enakk..
erangan kenikmatan terus memancar dari mulutnya.
Oh.. Via.. terus goyang sayang.. teriakku memancing nafsunya.
Benar saja. Kirakira 15 menit kemudian goyang pinggulnya semakin dipercepat. Sembari pinggulnya bergoyang, tangannya menekan kuat ke arah dadaku. Aku mengimbanginya dengan menaikkan pinggulku agar kontolku menghujam lebih dalam.
Erikkkk.. Ah.. aku.. Keluuaarr, sayang.. Oh..
Ternyata Via telah mencapai orgasme yang kedua. Aku semakin mencoba mengayuh kembali lebih cepat. Karena sepertinya otot kemaluanku sudah dijalari rasa nikmat ingin menyemburkan sperma.
Kemudian aku membalikkan tubuh Via, sehingga posisinya di bawah. Aku menganjal pinggulnya dengan bantal. Aku memutarmutarkan pinggulku seperti irama goyang dangdut. Prediksi Bola
Oh.. Via.. Nikmatnya.. Aku keluuarr.. Creett.. Creett.. Tttcreett.
Aku tidak kuat lagi mempertahankan sepermaku.. Dan langsung saja memenuhi liang vagina Via.
Oh.. Rik.. kau begitu perkasa.
Telah lama aku menantikan hal ini. Ujarnya sembari tangannya terus mengelus punggungku yang masih merasakan kenikmatan karena, Via memainkan otot kemaluannya untuk meremasremas kontolku.
Kemudian, tanpa kukomando, Via berusaha mencabut kontolku yang tampak mengkilat karena cairan spermaku dan cairan memeknya.
Cerita sex, Cerita Dewasa, cerita mesum
Dengan posisi 69, kemudian ia meneduhi aku dan langsung mulutnya bergerak ke kepala kontolku yang sudah mulai layu. Aku memandangi lobang memeknya. Via terus mengulum dan memainkan lidahnya di leher dan kepala kontolku. Tangan kanannya terus mengocokngocok batang kontolku. Sesekali ia menghisap dengan keras lobang kontolku. Aku merasa nikmat dan geli.
Ohh.. Via.. Geli.. desahku lirih.
Namun Via tidak peduli. Ia terus mengecup, mengulum dan mengocok ngocok kontolku. Aku tidak tinggal diam, cairan rangsangan yang keluar dari vagina Via membuatku bergairah kembali. Aku kemudian mengecup dan menjilati lobang memeknya. Kelentitnya yang berada di sebelah atas tidak pernah aku lepaskan dari jilatan lidahku.
Aku menempelkan bibirku dikelentit itu.
Oh.. Rik.. nikmat.. ya.. Oh.. desisnya.
Via menghentikan sejenak aksinya karena tidak kuat menahan kenikmatan yang kuberikan.
Oh.. Terus.. Sss. desahnya sembari kepalanya berdiri tegak.
Kini mememeknya memenuhi mulutku. Ia menggerakgerakkan pinggulnya.
Ohh.. Yaahh. Teruss.. Oh.. Ooohh aku menyedot kuat lobang vaginanya.
Rik.. Akukk ohh.. Keluuaarrrrr.. Ssshhhhssss.. Ia menghentikan gerakannya, tapi aku terus menyedotnyedot lobang memeknya dan hampir senmua cairan yang keuar masuk kemulutku.
Kemudian dengan sisasisa tenaganya, kontolku kembali menjadi sasaran mulutnya. Aku sangat suka sekali dan menikmatinya. Kuakui, Via merupakan wanita yang sangat pintar membahagiakan pasangannya.
Cerita sex, Cerita Dewasa, cerita mesum
Via terus menghisap dan menyedoti kontolku sembari mengocokngocoknya. Aku merasakan nikmat yang tiada tara.
Oh.. Via.. Teruss.. Teruss.. rintihku menahan sejuta kenikmatan.
Via terus mempercepat gerakan kepalanya.
Au.. Via.. Aku.. Keluuarr.. Oh.. Croott.. Croott.. Croot.. Maniku tumpah ke dalam mulutnya.
Sementara Via seakan tidak merelakan setetespun air maniku meleleh keluar.
Terimakasih sayang.. ucapku.. Aku merasa puas.. Ia mengecup bibirku.
Rik.. mungkinkah selamanya kita bisa seperti ini. Aku sangat puas dengan pelayananmu. Aku tidak ingin perbuatan ini kau lakukan dengan wanita lain. Aku sangat puas. Biarlah aku saja yang menerima kepuasan ini.
Aku hanya terdiam. Sejak saat itu, aku sering meniduri di kamarnya, selalu dalam keadaan telanjang bulat, terkadang dia juga tidur di dalam kamar kostku, tentu saja dengan mengendapendap. Terkadang, kami tidur saling tumpang tindih, membentuk posisi 69, aku tertidur dengan menghirup aroma segar kemaluannya, sedangkan Via mengulum penisku.
Di kala pagi, penisku selalu ereksi, diemutemutnya penisku yang ereksi itu, sementara aku dengan cueknya tetap tidur sambil menikmati oralnya, terkadang aku jilat kemaluannya karena gemas.
http://ceritasex1.com/cerita-dewasa-seks/
8 notes · View notes
esproberry7 · 5 years
Text
Ada yang pergi, pasti akan ada yang mengganti. Dan itu pasti lebih indah.
Walaupun sangat indah dan menenangkan, senja tetap akan tenggelam oleh malam. Biarkan saja senja itu pergi bersama malam. Karena sang fajar akan datang dan membuatmu tenang.
Sama seperti hujan, desahnya begitu merdu merayu, lama-lama ia akan mereda juga, pergi ke tempat lain bersama angin. Tapi yakinlah pelangi yang sangat indah akan datang, setelah hujan itu pergi.
-S.Hy-
Kamis, 22.10.19
1 note · View note
miharrunuamayram · 5 years
Text
Ada resah dalam tiap desahnya, gelisah dalam geraknya. Mati-matian menyangkal tiap riak rasa yang timbul tak terelakkan di kala temu. Meringis berusaha mengabaikan luapan memori yang tak sengaja tersembul.
Dia kira ringan saja.
Menduga pada awalnya mudah saja memutus semua. Padahal jelas sudah apa yang mesti ia pilih.
Nyatanya meski terang benderang segala urusan, tak mampu ia memegang kendali atas diri. Sering terantuk lagi, untuk kemudian menampar diri berulang kali. Tak jarang pula mengutuk diri, kenapa pula bisa selemah ini?
Dia sangka mudah saja.
Ternyata apa dayanya ketika bahkan bukan ia yang punya kuasa membolak-balikan hatinya sendiri.
___
Day24: ☄. 17062019
3 notes · View notes