Tumgik
frasetheo · 4 years
Text
Pendusta Ulung
"Janji ya, ini yang terakhir!" katanya di depan cermin.
Esoknya dia menangis lagi.
5 notes · View notes
frasetheo · 4 years
Text
Pengagum.
Akhirnya aku menemukan jawaban dari pertanyaan yang selalu muncul,
-"Bagaimana bisa aku sebahagia ini hanya dengan menemukan adanya akunmu di antara banyak akun yang memperbaharui ceritanya di beranda sosial media?"
Dan kemudian menemukan wajahmu yang sedang tersenyum, bahkan tertawa di sana.-
adalah karena ternyata bahagia rasanya mengetahui kamu sedang dalam keadaan baik-baik saja di sana, walau aku tak kunjung bisa menjadi penyebabnya.
3 notes · View notes
frasetheo · 5 years
Text
Katamu, jatuh cinta tak harus selalu disertai dengan alasan. Tapi, kenapa tidak mencintai harus selalu disertai alasan?
3 notes · View notes
frasetheo · 5 years
Text
Kekasih, ada satu hal yang turut hilang bersamaan dengan kepergianmu. Keyakinan.
13 notes · View notes
frasetheo · 5 years
Text
Malam ini dengan segala ke-random-annya, tiba-tiba saya mengingat perkataan presiden jancuk yang kira-kira begini bunyinya..
"Kita bisa memilih dengan siapa kita akan menikah, tapi kita tidak pernah bisa memilih dengan siapa kita jatuh cinta."
Semua itu tidak akan menjadi masalah, malah amat beruntungnya jika pasangan kita adalah orang yang kita cintai, tapi apa jadinya apabila orang yang kita cintai bukanlah pasangan kita?
Saya coba merenungi ini berulang kali. Betapa egoisnya kita apabila selalu berharap untuk mendapatkan pasangan yang mampu menerima kita apa adanya, sementara kita selalu bersedia untuk memberikan segalanya untuk orang yang kita cintai, walau dia bukan pasangan kita.
Seegois itu kah kita pada akhirnya?
Bandung, 12 Juni 2019
0 notes
frasetheo · 6 years
Text
Bagaimana mungkin setiap malam, dinding kamar menjadi begitu menawan? Ah, aku baru ingat, dahulu tergantung photo kita di sana. Sebelum amarah mengumpankannya pada api arang yang lapar. Tak terduga, ternyata senyumanmu tertinggal di dinding kamar.
Dinding Kamar
1 note · View note
frasetheo · 7 years
Text
-tak berarti-
lampu temaram, abu-abu langit sama saja detik-detik kembali menangisi kesia-siannya hari-hari menyesali kehadirannya baginya tak ada waktu, gumam melagu tanpa nada sakit buaian, rindu bualan, sesak kenangan tangisan hanya pelengkap kebahagiaan rindu hanya untaian kata makna yang tak berarti apa ocehan hanya rangkaian sendu bersembunyi luka hanya sementara, selebihnya adalah dosa terencana kita hanya gumpalan daging, belulang yang dinantikan makam
1 note · View note
frasetheo · 7 years
Quote
jika malam adalah tempat kau lambat terlelap dan berimpi pun tak sempat. maka pagi adalah tempat ku anjak bersiap menjemput kembali rindu yang terlambat.
fraseTHEO || @c_prasetiyo
4 notes · View notes
frasetheo · 7 years
Text
Bahkan Kebahagiaan Tak Kekal
selalu ada hal yang melampaui batas nalar manusia, hingga tak mampu diperhitungkan kapan kedatangannya, kepergiannya, selamanya, atau sejenak kemudian beranjak entah kembali atau tidak. seperti, senyum kebahagiaan.
1 note · View note
frasetheo · 7 years
Text
Lingkaran
menit menuju dini hari selalu menjadi waktu yg seru untuk berpikir ini itu. aku jadi ingat tentang pembagian rindu yg selalu dipermasalahkan tempo lalu. katamu rindu tak pernah sebulat lingkaran, selalu ada cacat di sana-sini, tidak bulat sempurna, tak genap. memang rindu bukan bilangan, bukan si genap yg dapat dibagi menjadi ganjil yang sama. "Rindu tak selalu adil, bagianku selalu yg lebih besar!" kau percis pelanggan mekdi yg protes saat tak dapat pembagian helai acar yg sesuai di lapisan burgermu. sayangnya kau tak paham, berprasangka untuk sesuatu yg tak terlihat adalah perbuatan yg sama sekali tak menyenangkan. biarlah rindu membentuk lingkarannya sendiri-sendiri, hingga memampat, mengeras, bagai batu-batu yg kita taruh di taman. kemudian biarlah kita debatkan bunga dan tanaman apa yg akan kita tanami di taman agar tumbuh menjalar dan membungkus batu-batu itu. biarlah waktu yg kemudian memaksa kita untuk terus merawat bunga-bunga dan tanaman itu agar semakin indah menyelimuti batu-batu itu, ataukah kita yg kunjung bosan sehingga membiarkan mereka tumbuh liar dengan akar-akar yg menyusup masuk ke dalam pori-pori batu-batu itu dan dengan bantuan waktu berhasil tumbuh semakin membesar hingga memecahkan batu-batu itu menjadi serpihan yg tak utuh lagi?
1 note · View note
frasetheo · 7 years
Quote
kita paham betul, keyakinan tidak pernah bisa dipaksakan sama. tapi bukankah kita yakin betul, akan sama-sama paham?
2 notes · View notes
frasetheo · 7 years
Text
Penyair Perindu yang Pecundang
Jalan menujumu dipenuhi sajak-sajak yang menggigil. Tak kunjung disentuh pena-pena penyair. Beberapa penggalan kata bahkan dibiarkan mati, berserakan memenuhi kotak sampah tiap pagi. kasihan, mereka belum sempat menemukan pelukan. dari dalam pena-pena penyair, tinta membentuk asa terus menggeliat. namun malah kunjung tersendat. sebab tumpukan rindu lama dibiarkan mengerak. sebab penyair yang pecundang tak kunjung berani mengalamat. sajak-sajak di jalan menujumu makin menggigil, terserak, tak usai, tak kunjung sampai.
3 notes · View notes
frasetheo · 8 years
Text
terlalu lama
di tengah jarak yang selalu tersalahkan, perlahan waktu mengubur debu di sepanjangnya menjadi gunduk tanah tandus. ada asa yang diam-diam dipupuk subur namun tak juga panen. lebih tepatnya tak ada yang tahu benar ia panen. buahnya menguncup malu-malu, enggan berkembang terang-terangan. tuan lupa, jika tidak menunjukkan tak akan ada mata-mata yang tertarik, tak ada tangan-tangan yang menuai, tak kan pernah ada puan yang bersedia mengolah. karena tuan, puan terlalu lelah menerka.
0 notes
frasetheo · 8 years
Text
Adalah Ajal
Sabarlah, layaknya ajal. Aku pasti datang, walau kau tak pernah tahu kapan. Biar saja tak terlihat, adalah aku yang paling dekat.
0 notes
frasetheo · 8 years
Text
Bahkan Senja Berguru Darimu
di pelataran senja, temaram melangkah masuk perlahan bagai langkah perindu yang ragu-ragu. atau goresan kuas para pesakitan yang melukis garis tawanya sendiri dengan begitu hati-hati, perlahan, agar lukanya tersembunyi. rapi.
1 note · View note
frasetheo · 9 years
Text
Melacak Jejak Senja
suatu senja, gulungan ombak melahap sunyi di tepian tawa, juga hening di sudut mata-matamu yang menghangat. angin teracuhkan, mengutuki air laut yang lekat di kepalamu, yang bahkan helaiannya kuyup tak mau diajak menari. malah isi kepalanya mengidung lincah dengan angin berdansa di udara, berpanggungkan waktu-waktu lalu yang tersusun bangun, lalu runtuh di tiap bulir embun, di sayu matamu.
0 notes
frasetheo · 9 years
Photo
Tumblr media
suatu senja, gulungan ombak melahap sunyi di tepian tawa, juga hening di sudut mata-matamu yang menghangat. angin teracuhkan, mengutuki air laut yang lekat di kepalamu, yang bahkan helaiannya kuyup tak mau diajak menari. malah isi kepalanya mengidung lincah dengan angin berdansa di udara, berpanggungkan waktu-waktu lalu yang tersusun bangun, lalu runtuh di tiap bulir embun, di sayu matamu.
0 notes