Tumgik
thebalticscene-blog · 6 years
Text
ENDDUSTRIES Skateboard Trucks Scratched Series
ENDDUSTRIES Skateboard Trucks Scratched Series - Get it Now!!!
Skateboard truck seri “ENDDUSTRIES Scratched” telah dirilis bulan Agustus tahun 2018 ini oleh ENDDUSTRIES Skateboarding Co.Skateboard truck ini diproduksi untuk membuat skateboarder bisa riding di atas skateboard secara solid dan smooth. Buat skateboarder street, sampai skateboarder yang suka meluncur di skate park, di ramp, bahkan yang suka nge-grind di spot skatechy di dalam kota, skateboard…
View On WordPress
0 notes
thebalticscene-blog · 6 years
Text
Thank’s for visiting my NeverAvaliable Life web blog! Terima kasih sudah mengunjungi web blog milikku! Happy reading my writing about “Worth Wearing Tees”! Selamat membaca tulisanku tentang “Kaos yang Cukup Bernilai untuk Dikenakan”!
Worth Wearing Tees… Kaos yang Cukup Bernilai untuk Dikenakan…
It’s what I learned from investing in an expensive tees. Ini adalah apa yang aku pelajari setelah membeli kaos yang mahal.
Kaos… [sambil menghela nafas panjang] Kaos atau biasa aku sebut dengan tees, telah banyak dipakai oleh orang-orang yang menurutku sangat keren di bidangnya. Ada si James Dean yang membiarkan para gadis mengenakan tees miliknya ketika sedang membuat para gadis itu lunglai di lututnya, lalu ada si Jane Birkin yang telah membuktikan kalau kaos itu tidak ribet atau mudah dikenakan, dan banyak perempuan penuh inspirasi dari negeri Perancis yang dimana pun mereka berada selalu menambahkan berbagai outfit untuk dikenakan bersama tees mereka.
mamak-kurniawan-worth-wearing-tees
  Itulah kenapa aku hingga saat menulis tulisan ini, secara konsisten dibingungkan dengan sejumlah ejekan atau pandangan sebelah mata yang diberikan berulang kali pada sebuah tees yang sangat mahal harganya. Ini seakan-akan mereka tidak memandang sebelah mata pada saat mereka menghabiskan sebagian besar uang mereka untuk membeli sebuah jacket kulit atau tas kulit, tetapi ketika mereka mendengar ada sebuah simple tees warna putih dengan harga jutaan Rupiah, hal itu dianggap sebuah kekonyolan atau suatu hal yang tidak penting. Pertanyaan di pikiran mereka, kenapa harus menghabiskan lebih banyak uang pada sesuatu yang tampak sederhana? Mungkin sebuah cerita pendek yang nyata berikut ini akan menunjukkan jawabannya.
Aku dan sahabatku saat itu sedang ngobrol tentang rutinitas kami pergi ke mini market untuk membeli beberapa obat-obatan dan sebuah pisau cukur yang ada dalam daftar belanja kami. Kami secara bersamaan menertawakan kenyataan bahwa kami tidak membeli kemasan isi ulang pisau cukur [yang harganya sekitar dua ratus ribu Rupiah, tapi dalam jangka panjang membuat lebih hemat secara finansial], malahan kami selalu membeli pisau cukur baru karena harganya lebih murah 50% dari kemasan isu ulangnya.
Hampir sama seperti membeli kemasan isi ulang pisau cukur tersebut [yang aku sangat percaya seharusnya tersedia untuk pembelian secara eceran, tapi ini hanya khayalanku saja], membeli dengan harga mahal sebuah tees yang akan bertahan lebih lama merupakan suatu hal yang cerdas. Untuk menjelaskannya secara matematis [yang seharusnya tidak aku lakukan karena aku sendiri sangat buruk dalam matematika], jika kamu menghabiskan satu juta Rupiah untuk sebuah well-made tees yang bisa bertahan selama lima tahun [mungkin lebih lama lagi], kamu akan menghemat empat juta Rupiah dalam jangka waktu lama dibandingkan jika kamu membeli sebuah tees murah dengan harga 250 ribu Rupiah setiap tiga bulan sekali. Meskipun aku mungkin tidak bisa sepenuhnya menjelaskan kenapa tees tersebut sangat penting, jika karena aku sangat menyukainya, aku akan membelinya.
Tidak seperti sebuah kemeja full print atau celana pendek kain, sebuah tees bisa dikenakan di setiap jenis gaya fashion. Apakah kamu seorang minimalist yang senang mengenakan tees dipadu dengan jeans milikmu atau kamu seorang pecinta model-off-duty yang senang menjadikan tees sebagai pakaian dalam ketika mengenakan moto-jacket dengan model ripped-skinnies, semua orang pasti bisa menemukan tempat untuk sebuah tees di dalam lemari pakaian mereka. Selain itu, tees merupakan salah satu hal yang bisa dikenakan di dalam dan di luar kantor, serta masih banyak hal lagi yang belum bisa aku sampaikan tentang fleksibilitas dalam mengenakan sebuah tees.
Semua hal itu sebenarnya sudah pernah aku dengar sebelumnya, jujur saja aku masih mengalami kebimbangan setiap kali berbelanja secara royal hanya untuk sesuatu yang bisa digulung dan digenggam, yaitu sebuah tees. Bahkan mataku sampai berkaca-kaca ketika aku melihat sebuah tees dengan harga jutaan Rupiah, tetapi setelah aku menyadari bagaimana sebuah well-made tees benar-benar bisa membantu dan bertanggung jawab pada finansialku secara jangka panjang karena tidak mengecewakan atau sekedar tidak luntur ketika pertama kali dicuci, hal itu membuatku menjadi tidak ragu lagi untuk membeli dan setia mengenakan tees yang mahal harganya.
mamak-kurniawan-worth-wearing-tees-3
mamak-kurniawan-worth-wearing-tees-9
mamak-kurniawan-worth-wearing-tees-1
mamak-kurniawan-worth-wearing-tees-7
mamak-kurniawan-worth-wearing-tees-2
mamak-kurniawan-worth-wearing-tees-6
mamak-kurniawan-worth-wearing-tees-4
mamak-kurniawan-worth-wearing-tees-8
mamak-kurniawan-worth-wearing-tees-5
Jadi, bagaimana kamu bisa tahu jika sebuah tees cukup bernilai untuk dibeli? Sebuah label yang mencantumkan harga mahal tidak cukup menjadi alasan untuk sebuah kualitas [at some point, mungkin kita semua sudah belajar tentang hal ini], karena itu aku memastikan pada bahannya dan desainernya, terutama yang aku suka dan aku percaya. Jika kamu suka penampilan yang lebih draped-look, silahkan memilih bahan versi silk-jersey, tetapi jika boxy-shape lebih steeze buatmu, kamu bisa memilih bahan cotton dan variasinya. Aku saat ini sedang berburu tees yang dibuat dengan bahan supima-cotton-jersey, dan itu merupakan salah satu tees mahal impian yang pernah dibuat.
Thank’s for reading my writing! Terima kasih sudah membaca tulisanku!
Please browse this blog entirely to find my other writing, maybe you will find some of my favorite tees that will last, share this blog content on your social media and don’t forget to share your story about expensive tees on the comments section!
Silahkan telusuri seluruh blog ini untuk menemukan tulisanku lainnya, mungkin kamu akan menemukan beberapa tees favoritku yang bertahan lama, silahkan di-share tulisan ini di media sosial dan jangan lupa untuk berbagi ceritamu tentang tees yang mahal melalui kolom komentar di bawah ini!
Ps, if you have question about this content or maybe you want to share your own content, please contact me directly!
NB, jika kamu ada pertanyaan mengenai tulisan ini atau barangkali kamu ingin mengirimkan tulisanmu sendiri, silahkan kontak aku langsung!
  #Just4Share #FYI: Worth Wearing Tees
Thank’s for visiting my NeverAvaliable Life web blog! Terima kasih sudah mengunjungi web blog milikku! Happy reading my writing about “Worth Wearing Tees”!
#Just4Share #FYI: Worth Wearing Tees
Thank’s for visiting my NeverAvaliable Life web blog! Terima kasih sudah mengunjungi web blog milikku! Happy reading my writing about “Worth Wearing Tees”!
#Just4Share #FYI: Worth Wearing Tees
Thank’s for visiting my NeverAvaliable Life web blog! Terima kasih sudah mengunjungi web blog milikku! Happy reading my writing about “Worth Wearing Tees”!
#Just4Share #FYI: Worth Wearing Tees Thank's for visiting my NeverAvaliable Life web blog! Terima kasih sudah mengunjungi web blog milikku! Happy reading my writing about "Worth Wearing Tees"!
0 notes
thebalticscene-blog · 6 years
Text
The Profit Game - Aktivasi User B2B Gramedia Bermasalah
[PAK ENTUS MOHON DIBACA DENGAN SEKSAMA]
From: Mamak Kurniawan <[email protected]> Date: 2017-07-26 11:11 GMT+07:00 Subject: [PAK ENTUS MOHON DIBACA DENGAN SEKSAMA] The Profit Game – Aktivasi User B2B Gramedia Bermasalah To: [email protected]
[PAK ENTUS MOHON DIBACA DENGAN SEKSAMA] The Profit Game – Aktivasi User B2B Gramedia Bermasalah
Halo, selamat siang Bos Entus!! Gimana kabarnya nie?!?!! Mudah2an segalanya lancar dan barokah…
View On WordPress
0 notes
thebalticscene-blog · 6 years
Text
Beberapa foto dokumentasi untuk mengenang liburan di Yogyakarta bersama semua siswa kelas tiga SLTP Negeri 1 Perak, kabupaten Jombang tahun ajaran 1998/1999. Liburan ke Yogyakarta ini sengaja diadakan oleh pihak SLTP Negeri 1 Perak dengan memanfaatkan masa minggu tenang sebelum ujian nasional, yaitu EBTANAS.
Umumnya liburan setelah ujian nasional, tapi ini dilakukan sebelum ujian nasional. Over all, liburan ini menyenangkan karena ini merupakan kesempatan pertama kali aku ke Yogyakarta bersama teman-teman sekolahku [lonely traveler since day one in junior high school].
ENDjoy this photos!!!
foto-5
foto-2
foto-4
foto-6
foto-3
foto-1
Keterangan foto:
Foto ini diambil di pantai Parangtritis oleh Abdul Karim Al-Makkah. Sebenarnya di dalam foto ini cuma akan ada aku dan Evan Sany Sofan yang akan bergaya keren [sok cool gitu] di hamparan pantai. Tapi sesaat sebelum foto diambil, tiba-tiba saja Laily Farichul Aini muncul sambil berlari di depan kami. Ada hal yang menarik di dalam foto ini, yaitu foto ini menangkap ketika secara tidak sengaja kami berdua bersamaan mengangkat kedua tangan ke atas sebagai ungkapan kekecewaan atau menyayangkan terjadinya gangguan akibat muncul Laily Farichul Aini di dalam foto.
Foto ini aku ambil sendiri ketika berada di dalam Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Awalnya aku ingin mengambil foto sebuah patung yang lumayan besar wujudnya dan bentuknya cukup menarik bagiku [terus terang aku suka dengan seni patung]. Setelah selesai mengambil foto sebuah patung, detik berikutnya aku ingin mengambil beberapa foto patung tersebut dengan teman-temanku berada di sekitar patung. Foto ini adalah salah satunya, foto Abdul Karim Al-Makkah dan Evan Sany Sofan sedang duduk di pinggiran punden tempat patung itu berdiri.
Foto ini diambil oleh temanku Ilyas secara candid ketika kami berada di candi Prambanan atau candi Rara Jonggrang. Kalau menurut yang tertulis di prasasti Siwagrha yang ditemukan di lokasi candi Prambanan, nama aslinya bukan candi Prambanan tapi Siwagrha [rumah dewa Siwa]. Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang didirikan oleh Wangsa Sanjaya di abad ke 9 masehi. Saat itu aku dan Evan Sany Sofan sedang jongkok berdua di samping bangunan candi terbesar di dalam komplek candi Prambanan. Kami berdua sebenarnya sedang asik bermain tik tak tuk atau tic tac toe dan temanku Ilyas diam-diam mengambil foto kami.
Foto ini aku ambil ketika berada di candi Borobudur yang berada di kecamatan Borobudur, kabupaten Magelang. Candi Borobudur merupakan candi Budha yang didirikan oleh Wangsa Syailendra di abad ke 9 masehi. Saat itu aku baru saja selesai menelusuri candi Borobudur dan mulai mengambil beberapa foto stupa dari candi Borobudur. Salah satunya adalah foto ini. Di dalam foto ini ada Laily Farichul Aini yang sedang duduk sendiri di sebuah stupa dan menurutku cukup bagus untuk diambil fotonya.
Foto kelima dan keenam adalah dua foto dengan sudut pengambilan yang berbeda. Kedua foto ini diambil oleh salah satu temanku yang aku sudah lupa siapa. Di dalam kedua foto ini ada aku, Abdul Karim Al-Makkah, Harjuno Legowo Rohman dan Evan Sany Sofan. Kami berempat sebenarnya sedang menikmati kemegahan candi Borobudur dan keindahan pemandangan alam sekitar candi Borobudur. Lalu kami memutuskan untuk mendokumentasikan moment ini dan meminta tolong salah satu temanku untuk mengambil fotonya.
Itulah beberapa dokumentasi foto ketika aku kembali lagi mengunjungi Yogyakarta tapi tidak sendirian melainkan bersama rombongan siswa kelas tiga SLTP Negeri 1 Perak, kabupaten Jombang tahun ajaran 1998/1999.
Ps, ada nama temanku yang aku lupa, bahkan aku juga sudah lupa beberapa temanku, jadi untuk mencegah lupa dan menolak lupa, aku ingatkan untuk kamu yang telah membaca tulisan ini, silahkan berkenalan denganku, kirim informasi kontakmu untuk kusimpan agar aku bisa menghubungimu lagi di lain waktu.
#Just4Share #FYI: Jogja Kembali
Beberapa foto dokumentasi untuk mengenang liburan di Yogyakarta bersama semua siswa kelas tiga SLTP Negeri 1 Perak…
#Just4Share #FYI: Jogja Kembali
Beberapa foto dokumentasi untuk mengenang liburan di Yogyakarta bersama semua siswa kelas tiga SLTP Negeri 1 Perak…
#Just4Share #FYI: Jogja Kembali
Beberapa foto dokumentasi untuk mengenang liburan di Yogyakarta bersama semua siswa kelas tiga SLTP Negeri 1 Perak…
#Just4Share #FYI: Jogja Kembali Beberapa foto dokumentasi untuk mengenang liburan di Yogyakarta bersama semua siswa kelas tiga SLTP Negeri 1 Perak…
0 notes
thebalticscene-blog · 6 years
Text
Gading Mangu LDII Religious Boarding School
#Just4Share #LatePost: Gading Mangu LDII Religious Boarding School
Pondok Pesantren LDII Gading Mangu atau Gading Mangu LDII Boarding School adalah tempatku belajar ilmu agama selama tiga tahun. Mungkin tidak ada yang istimewa dengan ceritaku mengenai belajar ilmu agama selama tiga tahun, tapi mengetahui di negara ini ada sebuah organisasi yang sangat ideal [yang aku pernah tahu] adalah suatu cerita yang istimewa bagiku untuk diceritakan di suatu hari nanti.
May…
View On WordPress
0 notes
thebalticscene-blog · 6 years
Text
Tulisan ini berisi cerita tentang pemalas [tapi cukup senang untuk berpikir dan bepergian] yang sedang melanjutkan sekolah menengah pertama atau junior high school selama tiga tahun di sebuah kabupaten yang beriman [mungkin yang dimaksud warganya yang beriman, bukan kabupatennya].
Sekolah Menengah Pertama [SMP] atau Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama [SLTP] adalah sekolah lanjutan setelah lulus Sekolah Dasar [SD]. Waktu itu pendidikan dasar masih diwajibkan sampai sembilan tahun, yaitu enam tahun SD ditambah tiga tahun SMP. Aku bersyukur pada akhirnya bisa menyelesaikan pendidikan dasar sampai lulus SMP, bahkan nantinya aku juga bisa melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan sampai perguruan tinggi [update 2006].
Sekitar tahun 1996, aku lulus dari SD Negeri Barata Jaya II No. 203 di kota Surabaya dan melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Perak [nama sebuah kecamatan, bukan nama sekolah] di kabupaten Jombang. Tentunya aku pindah domisili, dari rumah nenekku [nenekku itu ibunya bapakku] di Surabaya aku pindah ke rumah pamanku [pamanku itu suami dari kakak ipar bibiku, bibiku itu kakak perempuannya bapakku] di Jombang agar aku tidak setiap hari berangkat sekolah dari Surabaya ke Jombang lalu pulang sekolah dari Jombang ke Surabaya [mending buka jasa travel kalau seperti itu, upsss].
Sebenarnya tujuan utama aku pindah ke rumah pamanku di Jombang itu bukan karena urusan melanjutkan sekolah saja, tapi urusan utamanya adalah belajar ilmu agama di sebuah pondok pesantren di desa Gading Mangu, kecamatan Perak dengan tidak mengesampingkan urusan sekolahku. Aku ini banyak inginnya, ingin paham ilmu agama dan juga ingin paham ilmu dunia. Menurutku hal ini sangat didukung oleh suaminya bibiku [suaminya bibiku itu adik ipar pamanku yang di Jombang]. Beliau pernah berkata padaku seperti ini, “Kalau di sekolah berprestasi jangan meninggalkan sekolah hanya karena ingin belajar ilmu agama di pondok pesantren [bagian pertama], kecuali kalau di sekolah tidak berprestasi atau sekolahnya berantakan, lebih baik dimasukkan ke pondok pesantren daripada terus sekolah [bagian kedua]”. Dari apa yang dikatakan beliau, menurutku bagian pertama adalah pernyataan yang mendukungku, aku tidak sampai meninggalkan sekolah karena ingin belajar ilmu agama di pondok pesantren. Tapi di bagian kedua, pernyataan beliau sangat tidak aku dukung karena aku sama sekali tidak setuju [tolong dipahami dan dimengerti untuk pendidikan anak yang lebih baik].
Kebetulan rumah pamanku berada di desa Gading Mangu dan nantinya pamanku di akhir tahun 1998 [mudah-mudahan tidak salah] dipilih dan diangkat menjadi kepala desa Gading Mangu. Jadi, [sebelum aku pindah ke rumah pamanku] sudah bisa dibayangkan seperti apa figur pamanku ini di desanya [apalagi mengetahuinya setelah aku tinggal di rumah pamanku selama tiga tahun]. Selain itu, letak rumah pamanku di desa Gading Mangu ini juga strategis, dekat dengan pondok pesantren tempat untuk belajar ilmu agama dan masih satu kecamatan dengan salah satu SMP negeri terbaik di kabupaten Jombang, yaitu SLTP Negeri 1 Perak. Untuk bisa mengikuti kegiatan pendidikan ilmu agama di pondok pesantren diharuskan untuk tinggal di dalam asrama dan harus bersekolah di sekolah swasta yang dikelola oleh pihak pondok pesantren karena jadwalnya sudah diintegrasikan dengan sangat ketat. Jika ingin mengikuti kegiatan pendidikan ilmu agama di pondok pesantren tapi ingin bersekolah di luar pondok pesantren atau sekolah di sekolah negeri, tidak diharuskan tinggal di asrama, tapi bisa dengan tinggal di kost-kostan yang disediakan oleh warga sekitar pondok pesantren. Pamanku sendiri kebetulan juga menyediakan kost-kostan di rumahnya. Kalau menggunakan pendekatan politik keluarga [bukan politik bernegara dan berbangsa], pamanku merupakan figur yang tepat bagiku untuk berkoalisi dan bernaung di rumahnya yang strategis demi mencapai tujuanku, yaitu belajar ilmu agama dan melanjutkan sekolah serta tetap berprestasi [silahkan berpikir dan jangan berpolitik dalam keluarga].
Pamanku memiliki empat orang anak laki-laki, tidak lebih dan tidak kurang. Anak ketiganya yang membantu mendaftarkan aku di SLTP Negeri 1 Perak. Hal ini aku ketahui dengan jelas pada hari pertama sekolah, setelah aku bertemu dan berkenalan dengan Harjuno Legowo Rohman, teman sekelasku yang rumahnya di desa Gading Mangu dan keluarganya kenal baik dengan keluarga pamanku, Harjuno bercerita tentang anak ketiga pamanku yang mendaftarkan aku di SLTP Negeri 1 Perak bersamaan dengan Harjuno mendaftarkan dirinya. Sebelumnya, aku dipertemukan dan dikenalkan ke Harjuno oleh Abdul Karim Al-Makkah. Karim ini teman yang kukenal karena secara kebetulan dia memilih duduk sebangku denganku ketika pertama kali masuk kelas. Karim rumahnya juga di desa Gading Mangu tapi berbeda dusun denganku [dalam satu desa ada beberapa dusun]. Kami bertiga, aku, Harjuno dan Karim sudah menjadi teman yang cukup akrab dalam sehari karena rumah kami di Gading Mangu dan kami bertiga sekelas, yaitu di kelas 1-C.
Di hari pertama dan hari-hari berikutnya bersekolah, banyak informasi yang diceritakan kepadaku oleh Harjuno dan Karim. Terutama tentang desa Gading Mangu dan siapa-siapa saja anak Gading Mangu yang sekolah di SLTP Negeri 1 Perak, salah satunya adalah kakak sepupuku [kakak sepupuku ini adalah anaknya pamanku yang ke empat] yang sekarang sudah kelas dua di SLTP Negeri 1 Perak. Selain hari itu adalah hari pertama aku sekolah di Jombang, aku juga warga baru di desa Gading Mangu, jadi mendengar banyak informasi tentang desa Gading Mangu sangat aku butuhkan sambil aku membangun kekuatan-kekuatan politik di sini [poli artinya banyak, tik itu bunyi hujan di atas genting, jadi politik itu artinya tik tik tik bunyi hujan di atas genting, mohon dikoreksi kalau keliru].
Di depan rumah pamanku ada sebuah SD yang dibelakangnya ada sebuah lapangan sepak bola tempat warga desa Gading Mangu biasa menghabiskan sore hari dengan berolahraga dan beraktifitas bersama. Teman-teman sekolahku yang rumahnya di desa Gading Mangu kebanyakan lulusan dari SD depan rumah pamanku dan hampir setiap sore mereka menghabiskan waktu dengan bermain dan berolahraga di lapangan yang ada dibelakang SD depan rumah pamanku. Duduk di atas pagar tembok yang membatasi halaman belakang SD dan lapangan sepak bola adalah hal yang aku suka, karenanya itu menjadi tempat favoritku, aku menjulukinya dengan sebuah julukan yang sangat unik dan keren sekali, yaitu “pagar tembok” [maaf kalau tidak menarik]. Selain bisa melihat semua aktifitas di lapangan sepak bola, di sini adalah sudut terbaik untuk melihat pemandangan cakrawala ketika matahari tenggelam dan bagi pecinta adrenaline, duduk di atas “pagar tembok” merupakan hal yang menantang karena tepat berada di belakang gawang sepak bola yang tidak dilengkapi dengan jaring pengaman, jadi duduk di atas “pagar tembok” sangat rawan terkena hantaman bola kalau ada bola yang ditendang dan berhasil menembus gawang [ini tantangan yang keren].
Waktu pertama kali aku duduk di atas “pagar tembok” yang menantang, aku bertemu dan berkenalan dengan Evan Sany Sofan. Evan adalah anak Gading Mangu yang rumahnya di belakang rumah pamanku. Evan juga sekolah di SLTP Negeri 1 Perak tapi dia tidak sekelas denganku, dia kelas 1-B. Sepulang sekolah dan di luar kegiatanku belajar ilmu agama di pondok pesantren, aku sering bermain bersama Evan di rumahnya. Bahkan kalau malam aku sering tidur di rumah Evan dan kami berdua sering iseng-iseng naik di atas atap rumahnya hanya untuk baring-baring santai menikmati suasana malam. Pernah suatu hari di halaman belakang rumah Evan, ketika itu sedang musim hujan, kami melihat sebuah pohon besar tumbang diterpa hujan angin. Seketika itu kami iseng-iseng memanjatnya dan memasang berbagai instalasi tali-temali hanya untuk menjadikannya sebagai wahana baru bagi kami bermain. Di tengah serunya menikmati wahana baru itu, kaki kananku yang sedang bertumpu pada sebuah dahan pohon terperosok karena dahan pohon tersebut patah, akibatnya pahaku mengalami sebuah luka gores yang cukup dalam dan panjang akibat patahan dahan pohon yang tajam. Sampai hari ini bekas luka itu masih ada dan menjadi sebuah cerita yang cukup mendalam dan panjang seperti ceritaku ini.
Hampir setiap hari selama tiga tahun aku bersekolah di SLTP 1 Perak, aku berangkat ke sekolah dengan menaiki sepeda. Kadang aku berangkat bersepeda sendirian tapi lebih sering berangkat bersepeda bersama teman-temanku yang rumahnya di desa Gading Mangu. Awalnya kami tidak sengaja bertemu di jalan menuju ke sekolah, lama-kelamaan hal itu menjadi kebiasaan dan terus saja kami jalani tanpa ada perdebatan dan perselisihan tentang mana yang baik dan mana yang benar diantara berbagai pilihan dan cobaan hidup di waktu berangkat sekolah [upsss… I did it again…].
Di tahun ke dua aku sekolah di SLTP Negeri 1 Perak, aku berada di kelas 2-C dengan teman sekelas yang masih sama formasinya seperti pada waktu aku berada di kelas 1-C. Sedangkan temanku yang bernama Evan berada di kelas 2-B. Di kelas 2-C ini bertambah lagi teman dekatku. Selain ada Harjuno dan Karim, ada Beni Tito Anggo yang rumahnya di dusun Sembung [aku lupa nama desanya] dan ada Agung yang rumahnya di dusun Ngemplak, desa Pagerwojo [satu dusun dengan sebuah tempat yang akan aku jadikan sebagai permanent sanctuary, update 2013]. Keduanya sama-sama masih di wilayah kecamatan Perak. Kami berenam ini, aku, Harjuno, Karim, Evan, Benni dan Agung, kalau pulang sekolah kadang pergi bermain bersama di rumah Beni dan di rumah Agung . Pernah suatu hari kita bermain di rumah Beni karena ingin mandi di sungai yang dekat dengan rumahnya, yaitu sungai Sembung. Pernah juga kita bermain di rumah Agung karena kita ingin merasakan makan katak yang diternak oleh bapaknya Agung. Katak hidup yang ditangkap dari kolamnya lalu diolah dan langsung dimasak ketika masih segar, kemudian dimakan rame-rame, sensasi serunya menangkap katak, sensasi nikmat gurihnya makan katak, sampai hari ini masih menjadi cerita yang cukup sensasional seperti cerita-ceritaku yang tidak cukup sensasional dan selalu aku ceritakan dengan cukup tidak sensasional juga [maaf, jangan jadi sensi atau emosi baca tulisanku ini].
Masih di tahun ke dua aku sekolah di SLTP Negeri 1 Perak, sekolahku mengadakan kegiatan Study Tour ke kota kelahiranku, yaitu kota Surabaya. Study Tour ini diikuti oleh semua siswa kelas dua dan beberapa wali kelas sebagai pendamping untuk masing-masing kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan kegiatan belajar di luar sekolah. Kami diajak menjelajahi pangkalan TNI angkatan laut di Surabaya, meneliti kapal perang milik TNI angkatan laut, mengunjungi museum dan planetarium, lalu kami juga diajak mengamati berbagai satwa di kebun binatang Surabaya dan selebihnya bersenang-senang bersama.
Ada kejadian kecil yang sangat aku sesalkan pada waktu Study Tour. Waktu itu kami sedang mengunjungi museum TNI angkatan laut, ketika kunjungan sudah selesai dan kami diharuskan kembali ke dalam bis yang akan membawa kami ke tujuan berikutnya, aku dan beberapa temanku masih sibuk mengambil foto di depan sebuah pesawat tempur yang ada di halaman samping museum. Pesawat tempur itu sudah tidak lagi difungsikan karena telah dijadikan semacam monumen. Saat itu aku sedang memegang buku jurnalku, yaitu buku yang aku gunakan sebagai tempatku menulis catatan dan menuangkan ide atau cerita-cerita yang ada dalam pikiranku. Karena aku ingin tanganku leluasa bergaya, secara sadar aku meletakkan buku jurnalku di atas sayap pesawat tempur tersebut. Setelah selesai mengambil foto, secara sadar aku baru mengetahui bahwa buku yang aku letakkan di atas sayap pesawat tempur tersebut sangat susah untuk diambil. Satu-satunya cara adalah dengan naik ke atas body pesawat tempur tersebut dari bagian ekor pesawat dan itu butuh waktu yang cukup lama kalau dilakukan. Sedangkan waktu itu aku sudah ditunggu oleh teman-temanku dan harus segera kembali ke dalam bis untuk melanjutkan kunjungan ke lokasi berikutnya. Karena aku takut tertinggal oleh rombongan, dengan sangat amat terpaksa sekali, akhirnya aku merelakan buku jurnalku dan meninggalkannya di atas sayap pesawat tempur itu. Sampai hari ini aku masih berharap tidak akan ada yang menemukan buku jurnalku itu. Tapi bagi siapa saja yang menemukan buku jurnalku itu, aku mengharapkan untuk dikembalikan padaku meskipun tidak ada imbalan yang aku sediakan atau aku janjikan.
SLTP Negeri 1 Perak, just a Junior High School. This some of my photos with my friends. They are; me, Harjuno a.k.a. Jun, Karim a.k.a. Rama, Evan and Beni.
benny, evan, jun and rama
jun, me and benny
sp-354
me, rama, benny and jun
Indonesia sedang mengalami krisis moneter dan baru saja terjadi reformasi [dalam rangka menyambut dan merayakan ulang tahunku yang ke lima belas] yang ditandai dengan lengsernya presiden Suharto kerena tuntutan demonstran dari seluruh Indonesia. Saat itu liburan kenaikan kelas di SLTP Negeri 1 Perak dan sejak saat itu aku memasuki tahun ketiga di SLTP Negeri 1 Perak. Di tahun ketiga aku berada di kelas 3-F dan teman sekelasku tidak lagi sama formasinya dengan tahun sebelumnya karena di tahun ketiga ini siswa dari kelas 3-A sampai 3-F, ditentukan secara acak. Tapi temanku Harjuno masih sekelas denganku di kelas 3-F. Dari mitos yang aku dengar dan ditambah dengan pendapatku sendiri, siswa masing-masing kelas tiga, dari kelas 3-A sampai kelas 3-F, sebenarnya tidak ditentukan secara acak, melainkan ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu sehingga didapatkan kesimpulan bahwa kelas 3-A adalah kelasnya selebritis [siswa yang populer, cantik, tampan, keren, anak model, anak band, dsb.], lalu kelas 3-B adalah kelasnya kutu buku, [siswa yang pandai, berprestasi dalam hal pendidikan, juara kelas, dsb.], untuk kelas 3-C adalah kelasnya atlet [siswa yang berprestasi di bidang olahraga atau minimal menguasai salah satu jenis olahraga, dsb.], kalau kelas 3-D adalah kelasnya ambassador [siswa yang aktif di luar sekolah, sering dikirim mewakili sekolah untuk suatu kegiatan, dsb.], kelas 3-E adalah kelasnya aktifis [siswa yang aktif berorganisasi di sekolah, OSIS, PMR, anak Pramuka, dsb.], sedangkan kelasku 3-F adalah kelasnya siswa nakal [siswa yang bermasalah dengan pelajaran, sering tidak masuk sekolah, sering terlambat, sering berkelahi, dsb.]. Tentang mitos kelasku yang dikategorikan sebagai kelasnya siswa nakal juga diakui oleh wali kelasku sendiri. Tapi beliau sangat berharap, meskipun mitosnya siswa kelas 3-F adalah siswa nakal [sepertinya memang tidak benar seperti itu], setidak-tidaknya siswa kelas 3-F bisa jadi siswa yang pandai dan berprestasi dalam pelajaran. Harapan ini disampaikan beliau di hari pertama aku memasuki kelas 3-F di SLTP Negeri 1 Perak [hari terakhir tahun ketiga harapan itu terwujud dan melebihi dari yang diharapkan, update 1999].
Selama menjalani tahun ketiga sekolah di SLTP Negeri 1 Perak, aku berteman dekat dengan beberapa teman sekelas yang rumahnya tidak berada di desa Gading Mangu. Salah satu temanku adalah Purwoko. Dia adalah temanku yang setiap akhir minggu aku sering bermain ke rumahnya dan kadang aku bermalam di rumahnya. Purwoko jadi akrab denganku awalnya karena sebuah hal yang kurang baik yang kami lakukan bersama. Waktu itu Purwoko bercerita tentang suatu tempat di Jombang, dari informasi yang diketahui oleh Purwoko, di tempat itu memiliki beberapa home theater yang disewakan khusus untuk memutar film-film porno. Karena tidak semua orang tahu mengenai tempat itu, membuat Purwoko semakin penasaran dan ingin sekali mengunjunginya untuk bisa melihat film porno di sana. Ketika selesai mendengar cerita Purwoko tentang tempat itu, aku langsung saja menanggapinya. Secara kebetulan aku sudah mengetahui tempat yang dimaksud oleh Purwoko karena sebelumnya aku sudah beberapa kali ke tempat itu dan sudah tahu siapa pemiliknya [jangan berpikir buruk tentang aku, aku ini hanya ingin tahu tentang banyak hal untuk menambah pengetahuan]. Aku beritahukan kepada Purwoko bahwa aku mengetahui tempat yang dia maksud, tempat itu adalah sebuah salon [tempat orang potong rambut] yang lokasinya ada di belakang pasar Jombang. Kalau dia mau ke sana, aku bisa mengantar dan menunjukkannya, tapi aku meminta Purwoko untuk menanggung biayanya [karena informasi selalu berharga untuk dibayar, ini salah satu manfaat dari pengetahun, membuat lebih produktif dan menghasilkan]. Setelah sepakat, sepulang sekolah aku antar dia ke tempat itu, sejak saat itu Purwoko akrab denganku [dikemudian hari aku mendapatkan informasi bahwa Purwoko temanku ini telah meninggal dunia karena kecelakaan, update 2010].
Ada sebuah pengalaman berdarah-darah yang pernah aku alami di tahun ketiga sekolah di SLTP Negeri 1 Perak. Waktu itu aku dan tiga orang temanku berangkat ke sekolah dengan bersepeda. Di dusun Babatan, desa Kalang Semanding, kami dihadang beberapa anak dusun Babatan dan mereka mengeroyokku. Anehnya mereka tidak mengeroyok teman-temanku dan teman-temanku hanya diam saja karena terpukau [entah kagum atau takut atau kaget dan tidak bisa berkutik]. Hingga aku jatuh tersungkur di bawah sepeda temanku dan berkat bantuan temanku yang melerai pengeroyokan itu, anak kampung yang mengeroyokku akhirnya pergi begitu saja. Kemudian temanku langsung menolongku dan segera membawaku ke sekolah. Aku minta ke teman-temanku untuk tidak menceritakan kejadian ini di sekolah karena aku takut memicu kejadian yng lebih berdarah-darah [ingat bahwa aku ini seorang penakut]. Tapi salah satu temanku, yaitu temanku yang melerai pengeroyokanku, dia kebetulan sekelas denganku, dia tidak menuruti permintaanku, dia menceritakan hal itu ke teman-teman di kelasku. Purwoko yang mendengar cerita itu langsung menghampiriku dan menawarkan bantuan sebagai bentuk solidaritasnya. Tapi kepalaku yang sudah pusing karena memar dan lebab di wajah memaksaku untuk memejamkan mata dan tidak menghiraukan tawaran Purwoko. Sampai hari ini, apa yang kemudian dilakukan oleh Purwoko menjadi cerita yang lebih berdarah-darah dari apa yang aku alami diceritaku tadi.
Pada caturwulan ketiga di tahun ketiga aku sekolah di SLTP Negeri 1 Perak, kegiatan belajar mengajar di sekolah semakin padat. Di caturwulan ini semua siswa kelas tiga dihadapkan dengan serangkain ujian kelulusan. Ujian terakhir disebut dengan EBTANAS, yaitu kependekan dari Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional. Sebelum ujian EBTANAS dimulai, pihak sekolah memberikan tenggang waktu sebelum jadwal EBTANAS dimulai, tenggang waktu itu yang disebut sebagai minggu tenang EBTANAS. Di minggu tenang itu pihak sekolah memanfaatkannya untuk semua siswa kelas tiga dengan mengadakan liburan ke Yogyakarta. Menurutku ini terbalik karena setahuku, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, bersusah-susah dahulu bergembira kemudian, ujian dulu liburan kemudian. Sedangkan aku, selain tetap mengikuti kegiatan liburan sebelum menghadapi ujian EBTANAS, meskipun itu liburan dulu ujian kemudian, aku memanfaatkan minggu tenang dengan caraku sendiri untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian EBTANAS. Persiapanku selain belajar dan berdoa, aku juga meluruskan niat dan membulatkan tekad untuk percaya dengan kemampuanku, yaitu mengerjakan ujian EBTANAS sepenuhnya semampuku apapun hasilnya. Aku berpikir, lebih baik bangga hasil ujian bagus tapi dikerjakan sendiri daripada malu hasil ujian jelek tapi mencontoh jawaban teman [pemikiran yang super sekali].
Di penghujung tahun ketiga aku sekolah di SLTP Negeri 1 Perak, diselenggarakan kegiatan perpisahan untuk siswa kelas tiga yang sudah lulus dan akan melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas [SMA] atau Sekolah Lanjutan Tingkat Atas [SLTA] atau Sekolah Menengah Umum [SMU]. Kalau tahun-tahun sebelumnya kegiatan perpisahan diselenggarakan di luar sekolah dengan menyewa gedung balai desa Kalang Semanding, di penghujung tahun ketiga aku sekolah di SLTP Negeri 1 Perak, kegiatan perpisahan diselenggarakan di dalam sekolah memanfaatkan halaman tengah sekolah yang biasa digunakan sebagai lapangan upacara. Sebuah panggung didirikan di ujung barat halaman dan dari depan panggung sampai ke ujung timur halaman didirikan tenda dan disediakan kursi untuk semua siswa kelas tiga, wali murid, guru, tamu undangan dan beberapa tamu tidak diundang. Aku sendiri saat itu tidak menghadiri kegiatan perpisahan di SLTP Negeri 1 Perak. Pada hari kegiatan perpisahan itu diselenggarakan, aku menghabiskan waktuku sendirian di dalam kamarku, di rumah nenekku, di Surabaya [being alone doesn’t mean being lonely, a lonelyness is a prevention from being lonely – a not too severe “obsessive-compulsive” disorder]. Aku mengetahui dengan jelas bagaimana jalannya kegiatan perpisahan pada waktu itu berdasarkan apa yang diceritakan oleh teman-temanku, Harjuno, Karim, Evan, Benny, Agung, Purwoko dan temanku lainnya.
Di tengah kegiatan perpisahan pada waktu itu, ada sebuah acara pembagian penghargaan untuk sepuluh siswa kelas tiga dengan nilai EBTANAS tertinggi diantara semua siswa kelas tiga SLTP Negeri 1 Perak. Penghargaan ini merupakan salah satu wujud apresiasi pihak sekolah terhadap siswa-siswa kelas tiga yang sudah bekerja keras, giat belajar hingga akhirnya berprestasi. Ada moment unik dan menarik di acara pembagian penghargaan waktu itu. Ketika sepuluh siswa dipanggil ke atas panggung, semua yang hadir pada waktu itu akhirnya mengetahui secara sadar bahwa siswa dengan nilai tertinggi urutan kesatu sampai kesembilan adalah siswa dari kelas 3-B dan siswa dengan nilai tertinggi urutan kesepuluh adalah siswa dari kelas 3-F. Adanya satu siswa dari kelas 3-F yang masuk dalam jajaran sepuluh siswa dengan nilai EBTANAS tertinggi waktu itu, membuat apa yang selama ini diharapkan oleh wali kelas 3-F jadi benar-benar terwujud. Menurut teman-temanku, wali kelas 3-F pada hari itu pasti bangga mengakui bahwa mitos yang mengatakan kelas 3-F adalah kelasnya siswa nakal, mulai hari itu mutlak hanya mitos belaka, karena faktanya pada hari itu ada seorang siswa kelas 3-F yang pandai dan berprestasi serta terbukti telah menjadi salah satu siswa dalam jajaran sepuluh siswa dengan nilai EBTANAS tertinggi waktu itu. Aku membayangkan hal itu secara singkat dan padat disampaikan oleh wali kelas 3-F setelah selesai menerima penghargaan [bayanganku selesai sampai disini], penghargaan yang seharusnya diterima oleh salah satu siswa kelas 3-F, pada hari itu harus diterima dengan diwakili oleh wali kelas 3-F karena siswa kelas 3-F dengan nilai EBTANAS tertinggi urutan kesepuluh tidak menghadiri kegiatan perpisahan pada hari itu, siswa itu lebih memilih membunuh sepi di dalam kamarnya [kamu pasti sudah tahu siapa siswa itu].
Terus terang sampai hari ini apa yang menjadi akhir tulisan di atas hanyalah sebuah kebanggaan, bukan sebuah kesombongan. Seperti aku tulis sebelumnya, aku berpikir bahwa lebih baik bangga hasil ujian bagus tapi dikerjakan sendiri daripada malu hasil ujian jelek tapi mencontoh jawaban teman [sudah pahamk].
  #TBT #Just4Share: Junior High School [SLTP Negeri 1 Perak]
Tulisan ini berisi cerita tentang pemalas yang sedang melanjutkan sekolah menengah pertama atau junior high school selama tiga tahun di sebuah kabupaten yang beriman .
#TBT #Just4Share: Junior High School [SLTP Negeri 1 Perak]
Tulisan ini berisi cerita tentang pemalas yang sedang melanjutkan sekolah menengah pertama atau junior high school selama tiga tahun di sebuah kabupaten yang beriman .
#TBT #Just4Share: Junior High School [SLTP Negeri 1 Perak]
Tulisan ini berisi cerita tentang pemalas yang sedang melanjutkan sekolah menengah pertama atau junior high school selama tiga tahun di sebuah kabupaten yang beriman .
#TBT #Just4Share: Junior High School [SLTP Negeri 1 Perak] Tulisan ini berisi cerita tentang pemalas yang sedang melanjutkan sekolah menengah pertama atau junior high school selama tiga tahun di sebuah kabupaten yang beriman .
0 notes
thebalticscene-blog · 6 years
Text
Ini bukan kisah cerita tentang para pendekar pencak di dunia persilatan. Ini hanyalah beberapa dokumentasi foto tentang kegiatan pelatihan bela diri pencak silat di SDN Barata Jaya II No. 203 Surabaya di tahun 1996.
Di SDN Barata Jaya II No. 203 Surabaya pada rentang waktu sekitar tahun 1995 sampai 1996 ada kegiatan pelatihan bela diri pencak silat yang difasilitasi langsung oleh guru olah raga pada waktu itu [aku masih kelas 5 sekolah dasar]. Aku dan sebagian teman-teman sekolah mengikuti kegiatan ini. Visi ikut kegiatan pencak silat ini hanya karena ingin memiliki kemampuan bela diri layaknya seorang pendekar yang dikisahkan di film-film. Tapi apa mau dikata, aku cuma seorang penakut, hanya karena dibentak saja, badanku sudah gemetar, keringat dingin mengucur, detak jantung tidak karuan, pikiran kacau, rambut rontok, kulit mengelupas, gigi belubang, hidung tersumbat, batuk berdahak dan masuk angin. Jika hal itu terus berlanjut hingga lebih dari dua hari, segera aku menghubungi dokter terdekat [kadang ke pengobatan alternatif juga].
Berikut ini beberapa dokumentasi dari banyak dokumentasi yang masih aku simpan dalam ingatan pikiranku dan hati sanubariku yang paling dalam sedalam palung laut, sehingga tidak usang dimakan zaman yang penuh dengan kejahatan dan keserahkanan ini [tapi usang dimakan oleh jamur. hahaha…].
1st photo
2nd photo
3rd photo
last photo
[adrotate banner=”3″]
  Keterangan:
1st photo: Deddy Karana, Me, Aris Hari Martono, Kurniawan, Aris Hari Martono’s little brother.
2nd photo: Kurniawan versus Agil, di tengah ada Deddy Karana.
3rd photo: Pertarungan sengit Deddy Karana versus Aris Hari Martono, ahahahha!!!
Last photo: Para pendekar yang sebenarnya, Aris Hari Martono, Deddy Karana, Eko, Kurniawan dan Agil.
Ps, penakut itu tetaplah penakut, apalagi kalau penakut itu juga seorang anak pemalas yang memiliki kelainan obsessive-compulsive tidak parah seperti diriku, dan pada waktu masih sekolah dasar sebenarnya itu alasanku satu-satunya ikut berlatih bela diri pencak silat ketika di sekolahku ada kegiatan pelatihan bela diri pencak silat.
  #TBT #Just4Share: Pendekar SDN Barata Jaya 2 No. 203 Surabaya
Ini bukan kisah cerita tentang para pendekar pencak di dunia persilatan. Ini hanyalah beberapa dokumentasi foto tentang kegiatan pelatihan bela diri pencak silat di SDN Barata Jaya II No.
#TBT #Just4Share: Pendekar SDN Barata Jaya 2 No. 203 Surabaya
Ini bukan kisah cerita tentang para pendekar pencak di dunia persilatan. Ini hanyalah beberapa dokumentasi foto tentang kegiatan pelatihan bela diri pencak silat di SDN Barata Jaya II No.
#TBT #Just4Share: Pendekar SDN Barata Jaya 2 No. 203 Surabaya
Ini bukan kisah cerita tentang para pendekar pencak di dunia persilatan. Ini hanyalah beberapa dokumentasi foto tentang kegiatan pelatihan bela diri pencak silat di SDN Barata Jaya II No.
#TBT #Just4Share: Pendekar SDN Barata Jaya 2 No. 203 Surabaya Ini bukan kisah cerita tentang para pendekar pencak di dunia persilatan. Ini hanyalah beberapa dokumentasi foto tentang kegiatan pelatihan bela diri pencak silat di SDN Barata Jaya II No.
0 notes
thebalticscene-blog · 6 years
Text
I'm Chairil Anwar
I’m Chairil Anwar
Chairil Anwar
Chairil Anwar (26 July 1922 – 28 April 1949) was an Indonesian poet and member of the “1945 generation” of writers. He is estimated to have written 96 works, including 70 individual poems. Anwar was born and raised in Medan, North Sumatra, before moving to Batavia with his mother in 1940, where he began to enter the local literary circles. After publishing his first poem in 1942,…
View On WordPress
0 notes
thebalticscene-blog · 6 years
Text
Preface, background story for this moment…
Tiga tahun sebelum aku dikhitan, bapakku meninggal karena sakit. Beberapa ingatan tentang bapakku masih sangat jelas di otakku tapi banyak sekali yang sudah pudar karena dimakan oleh waktu, salah satunya adalah obrolanku dengan bapakku yang membahas tentang khitananku [fragmented brain]. Satu hal yang samar-samar aku ingat, bapakku menyarankan untuk membeli skateboard menggunakan uang yang aku dapatkan pada waktu aku dikhitan. Alasan bapakku menyarankan seperti itu mungkin karena dulu bapakku sering melihat aku bermain skateboard milik tetangga depan rumah nenekku [digging an old archive]. Sebenarnya bukan obrolan tentang khitananku yang penting, yang penting itu keberadaan bapakku saat khitananku. Tapi kenyataannya bapakku sudah meninggal tiga tahun sebelum khitananku, jadi obrolanku dengan bapakku tentang khitananku menjadi sangat penting bagiku, meskipun ingatan tentang itu sudah pudar dimakan oleh waktu. Andai saja waktu bisa diulang kembali dan bapakku meninggal diketahui tanggalnya, mungkin khitananku dilaksanakan pada waktu aku dengan bapakku membahasnya [creating time machine].
Dua tahun sebelum aku dikhitan, ibuku memaksakan diri untuk pergi merantau ke negara sebelah [desperate mother]. Banyak sekali ingatan tentang ibuku yang juga sudah pudar dimakan waktu tapi ada beberapa yang masih sangat jelas di otakku, salah satunya adalah kronologi bagaimana ibukku memaksakan diri pergi merantau ke negara sebelah [the x-files]. Sampai hari ini aku tidak beruntung karena waktu terus berlalu tapi tidak juga memakan ingatanku tentang hal itu. Padahal pada waktu aku dikhitan, ibuku bersamaku mempersiapkan khitananku. Mungkin yang membuat ingatanku tidak pudar adalah aku yang menginginkan pada waktu khitananku, kepulangan ibuku itu untuk seterusnya, tapi kenyataannya kepulangan ibuku hanya sebulan lamanya dan ibuku kembali lagi merantau ke negara sebelah untuk waktu yang lebih lama lagi dari dua tahun yang telah berlalu [unclosed case].
[fragmented brain] Selama mempersiapkan khitananku, ibuku sering bercerita tentang pengalamannya selama dua tahun merantau di negara sebelah. Ibuku juga mendengarkan ceritaku tentang bagaimana aku menjalani hari-hariku selama dua tahun ditinggal ibuku merantau. Aku juga membahas ingatanku tentang obrolanku dulu dengan bapakku, bapakku yang menyarankan untuk beli skateboard, selain itu aku juga bercerita tentang keinginan-keinginanku, minatku dengan dunia science dan kegemaranku membaca berbagai buku ilmu pengetahuan, yang sebenarnya semua itu didukung dan disukai oleh ibuku, diantaranya adalah keinginanku memiliki sebuah sanctuary yang berisi segala jendela untuk mengakses segala resource ilmu pengetahuan [dengan keleluasaanku bukan kekuasaanmu]. Hebatnya ibuku, ditengah kesibukan mempersiapkan khitananku dan mendengarkan cerita-ceritaku, ibuku tidak lupa memberikan nasehat-nasehat untukku tentang masa-masa setelah aku dikhitan nanti, di mana aku harus siap memasuki masa remaja atau baliq. Masa remaja itu cabangnya kegilaan, dan perempuan adalah jaring-jaring setan [menurut yang aku pelajari dan aku sepakat dengan hal itu].
[digging an old archive] Hari pertama, yaitu sehari sebelum anuku dipotong, pada malam hari, teman sekolahku [SDN Barata Jaya 2 No. 203 Surabaya] yang bernama Kurniawan dan Aris Hari Martono datang ke rumah. Tujuan mereka datang adalah ingin menemaniku menepis segala ketakutan tentang mitos dan horor-nya ketika dikhitan [sebenarnya aku biasa saja waktu itu, aku tidak terpengaruh mitos dan cerita horor]. Mulai dari saling berbagi cerita dan bercanda, sampai melakukan berbagai aktifitas konyol yang sebenarnya cukup wajar dilakukan oleh anak-anak seusia kami. Lalu lepas dari semua cerita mitos dan horor-nya dikhitan, ketika kedua temanku mau pamit pulang, salah satu temanku memutuskan untuk menemani aku di hari kedua ketika aku dikhitan, dia akan datang shubuh, sebelum aku berangkat ke TKP pemotongan anuku.
Hari kedua, setelah sholat shubuh selesai dilakukan, temanku Aris Hari Martono sudah datang. Tidak lama kemudian, kakekku, pamanku dan saudara lainnya mengajak berangkat menuju TKP pemotongan anuku, tentunya aku ditemani oleh Aris Hari Martono. TKP pemotongan anuku adalah sebuah rumah seorang dokter yang memiliki ruang praktek untuk khitan. Dari berbagai obrolan yang aku dengar selama berangkat, cukup banyak anak-anak dikampungku [kampung di mana rumah nenekku berada] yang dikhitan oleh dokter khitanku ini [aku lupa namanya]. Jadi, aku dan dokter khitanku ini masih satu kampung. Informasi ini bisa menjawab kenapa aku berangkat khitan cukup dengan naik becak, bukan naik mobil, taksi atau ambulance [ehehehehe…].
Setelah aku memasuki ruang praktek dokter khitanku, aku langsung disuruh berbaring di atas tempat tidur. Kemudian aku diminta untuk membuka sarung yang aku kenakan. Hal pertama yang dilakukan dokter khitanku adalah memberikan suntikan obat bius di anuku yang memberikan efek mati rasa di anuku. Tujuannya agar aku tidak merasakan sakit ketika anuku dipotong dan dijahit. Hal berikutnya yang dilakukan dokter khitanku adalah memotong sedikit bagian dari anuku lalu dijahit sehingga fungsi anuku menjadi lebih sehat dan tentunya penampilan anuku jauh lebih menarik [lebih menggemaskan dan sangat menggugah selera]. Hal terakhir yang dilakukan oleh dokter khitanku, setelah anuku sudah selesai dimodifikasi, adalah membungkus anuku agar luka bekas potongan dan jahitan di anuku lekas sembuh. Dokter khitanku tidak lupa juga memberikan resep obat untuk membantu mempercepat penyembuhan luka di anuku. Selama semua proses aku dikhitan, aku ditemani oleh kakek, paman, saudara dan temanku [sebuah dukungan berkualitas meskipun berbatas].
Setelah semua proses aku dikhitan selesai, aku diperbolehkan untuk pulang [dengan tetap] naik becak. Pengalaman yang aku rasakan saat itu adalah suasananya yang sangat meriah, sangat menyenangkan hati, meskipun bukan becak hias yang aku naiki [jaman dulu ketika seorang anak dikhitan, kendaraan yang digunakan untuk mengantar biasanya adalah becak yang telah dihias dengan berbagai kertas warna-warni]. Mungkin suasana meriah dan hati senang ini adalah akibat dari semua proses khitanku yang sudah berjalan dengan lancar dan ketika sudah sembuh, anuku jadi lebih istimewa [lebih menggemaskan dan sangat menggugah selera].
ladies…
Kurniawan dan Aris H.M.
SDN BAJA 2
Barata Jaya 2 No. 203
berangkat…
Hari ketiga adalah ketika aku mengundang teman-teman sekolahku [SDN Barata Jaya 2 No. 203 Surabaya]. Diantara mereka adalah Agustin Supriyanti, Mirza Indah Syafarani, Deddy Karana, Pedro, Eko Prasetyo, Dimasarian, Moch. Ramdhani, Kurniawan, Aris Hari Martono, Catur dan teman-teman sekolah lainnya [maaf kalau ada yang namanya salah tulis atau tidak disebutkan]. Bisa dibilang di sini ada pesta, pesta kecil-kecilan, silahkan datang tanpa dijemput dan pulang tanpa diantar [ehehehee…].
Meriahnya pesta [apapun pestanya, jadi lebih lengkap ketika ada dokumentasinya, waktu itu dokumentasi foto sudah cukup istimewa, tanpa perlu didokumentasikan dengan video karena video masih menjadi barang mahal waktu itu. Dari bergaya santai, resmi, ceria, bercanda sampai tingkah konyol teman-temanku sekolah, semua didokumentasikan dengan sebuah kamera foto milik ibuku [kalau tidak salah disebutnya dengan nama tustel]. Beberapa hari setelah itu, foto dokumentasi khitanku dicuci dan dicetak. Dengan melihat dokumentasi foto yang sudah dicuci dan dicetak, ketidak hebatanku terbukti, aku sangat mudah dialihkan sehingga melupakan keberadaan ibuku, hampir semua dokumentasi foto khitananku yang sudah dicuci dan dicetak, tidak ada fotoku bersama ibuku [dangerously fuckmily and friendshit not the reason – good people said], that’s it.
[creating time machine] Talk and talk about the future and the past with my mother, night by night till she go back to the neighbour country [preserved and protected].
[desperate mother] Some of the story about what happened to my mother when she working in the neighbour country, make me cry silently [preserved and protected].
[the x-files] Maybe till now, why and why still remains a question since two year before my circumcision, when my mother desperately take decision to go to the neighbour country [preserved and protected].
[unclosed case] Lately, I’m knowing the reality of the fuckmily and the friendshit in this my NeverAvailable Life [preserved and protected].
BTW, terima kasih sudah mengunjungi website-ku! Ini bukanlah posting-an pertamaku. Aku tidak tahu ini posting-an yang ke berapa. Posting-an dengan tanggal lebih awal bukan berarti aku posting-nya sesuai dengan tanggalnya karena aku posting bisa kapan saja. Tanggal di posting-an itu sebagai penanda kapan sesuatu yang ada dalam posting-an itu terjadi. Terjadi di sini maksudnya bisa benar-benar terjadi di dunia nyata, bisa juga hanya terjadi di dalam pikiranku saja.
Biasanya aku menulis cerita hanya di buku catatanku yang penuh dengan coretan kata-kata dan cerita-cerita fiksi. Menurut beberapa temanku, buku catatanku adalah jurnal hidupku. Jurnal yang membuatku sedikit marah kalau ada yang membaca isinya tanpa setahuku. Ini sangat berbeda dengan website-ku, aku mempersilahkan siapa saja untuk membaca isi website-ku ini tanpa perlu memberitahuku. Kalau ada yang membaca isi website-ku tanpa setahuku, itu akan membuatku sedikit senang [kecuali yang telah aku protected].
Selamat membaca dan aku harap jangan berhenti hanya di satu tulisanku, silahkan jelajahi semua isi website-ku, itu akan membuatku sangat senang [kalau tidak, itu tidak akan membuatku sangat marah, hahaha].
My Circumcision
Preface, background story for this moment… Tiga tahun sebelum aku dikhitan, bapakku meninggal karena sakit. Beberapa ingatan tentang bapakku masih sangat jelas di otakku tapi banyak sekali yang sudah pudar karena dimakan oleh waktu, salah satunya adalah obrolanku dengan bapakku yang membahas tentang khitananku .
My Circumcision
Preface, background story for this moment… Tiga tahun sebelum aku dikhitan, bapakku meninggal karena sakit. Beberapa ingatan tentang bapakku masih sangat jelas di otakku tapi banyak sekali yang sudah pudar karena dimakan oleh waktu, salah satunya adalah obrolanku dengan bapakku yang membahas tentang khitananku .
My Circumcision
Preface, background story for this moment… Tiga tahun sebelum aku dikhitan, bapakku meninggal karena sakit. Beberapa ingatan tentang bapakku masih sangat jelas di otakku tapi banyak sekali yang sudah pudar karena dimakan oleh waktu, salah satunya adalah obrolanku dengan bapakku yang membahas tentang khitananku .
My Circumcision Preface, background story for this moment... Tiga tahun sebelum aku dikhitan, bapakku meninggal karena sakit. Beberapa ingatan tentang bapakku masih sangat jelas di otakku tapi banyak sekali yang sudah pudar karena dimakan oleh waktu, salah satunya adalah obrolanku dengan bapakku yang membahas tentang khitananku .
0 notes
thebalticscene-blog · 7 years
Text
Type: Good Stuff Category: Original Product Condition: Brand New Price: Rp747.400,00 Status: ALREADY SOLD
Aku Cresta Pro GTX Expedition Boots Shoes.
Sepatu boot untuk expedisi naik gunung, hiking, trekking, adventure dan outdoor activity lainnya.
Barang second karena pemakaian wajar, ada beberapa defect. Sangat nyaman, anti air, dan light weight.
expedition boots shoes
expedition boots shoes
expedition boots shoes
expedition boots shoes
expedition boots shoes
expedition boots shoes
expedition boots shoes
expedition boots shoes
  Buy It Now at ENDHONESA Online Marketplace. Buy It Now here at eBay.Com. Order Now and make PayPal payment directly to my PayPal.Me. Beli sekarang di sini: Bukalapak.Com. HARGA BISA NEGO. Chat aja langsung!
Made in Romania. Brand/Merek: Aku (Italia) Type: Cresta Pro GTX Material: Leather, Suede Feature: Gore-TEX. Ukuran: US 10,5 (UK 10/EU 44,5)
Silahkan dilihat fotonya, silahkan tanya sebelum membeli. Thanks for watch my listing!
Buy It Now at ENDHONESA Online Marketplace. Buy It Now here at eBay.Com. Order Now and make PayPal payment directly to my PayPal.Me. Beli sekarang di sini: Bukalapak.Com. HARGA BISA NEGO. Chat aja langsung!
[adrotate banner=”2″]
  #FYI, Already Sold: Aku Cresta Pro GTX Expedition Boots Shoes. #BarangBagus #GoodStuff #AdventureStuff.
Type: Good Stuff Category: Original Product Condition: Brand New Price: Rp747.400,00 Status: ALREADY SOLD Aku Cresta Pro GTX Expedition Boots Shoes.
#FYI, Already Sold: Aku Cresta Pro GTX Expedition Boots Shoes. #BarangBagus #GoodStuff #AdventureStuff.
Type: Good Stuff Category: Original Product Condition: Brand New Price: Rp747.400,00 Status: ALREADY SOLD Aku Cresta Pro GTX Expedition Boots Shoes.
#FYI, Already Sold: Aku Cresta Pro GTX Expedition Boots Shoes. #BarangBagus #GoodStuff #AdventureStuff.
Type: Good Stuff Category: Original Product Condition: Brand New Price: Rp747.400,00 Status: ALREADY SOLD Aku Cresta Pro GTX Expedition Boots Shoes.
#FYI, Already Sold: Aku Cresta Pro GTX Expedition Boots Shoes. #BarangBagus #GoodStuff #AdventureStuff. Type: Good Stuff Category: Original Product Condition: Brand New Price: Rp747.400,00 Status: ALREADY SOLD Aku Cresta Pro GTX Expedition Boots Shoes.
0 notes
thebalticscene-blog · 7 years
Text
Type: Good Stuff Category: Official Product Condition: Brand New Price: Rp1.474.700,- Status: ALREADY SOLD
“(What’s The Story) Morning Glory?”, the follow-up to debut album “Definitely Maybe”, is Oasis’s biggest-selling album with 22 million copies sold worldwide. It was recorded between May and June 1995 in Rockfield Studios, Monmouthshire, with Owen Morris and Noel Gallagher producing. Released on October 2nd 1995 it spent 10 weeks at No.1, is the 5th biggest-selling album in UK chart history and became the band’s breakthrough album in the US where it sold 4 million copies.
This “(What’s The Story) Morning Glory?” Super Deluxe Box Set (Released on 29th September 2014) has been remastered from the original tapes by Ian Cooper at London’s Metropolis Studios, supervised by the album’s producer Owen Morris. A small army of contributors including original members of the inner circle who were involved in studio and live recordings came together to hunt down unheard demos and live material. The team also unearthed a wealth of never-seen-before photos and vintage memorabilia which will be included in the new artwork.
Buy It Now at ENDHONESA Online Marketplace. Buy It Now here at eBay.Com. Order Now and make PayPal payment to my PayPal.Me. Beli sekarang di sini: Bukalapak.Com. HARGA BISA NEGO. Chat aja langsung!
[adrotate banner=”3″]
  What included in this Super Deluxe Box Set:
Collectors Coffee Table Book This beautiful 56 page hardback book contains rare and unseen photographs documenting the (What’s The Story) Morning Glory? period by Stefan Batselier, Brian Cannon, Kevin Cummings, Grant Fleming, Jill Furmanovsky, Owen Morris, Tom Sheehan – plus private photos taken by the inner circle. Original artwork designer Brian Cannon explains the story behind each single cover art and sleeve notes are written by Neil McCormick.
7 inch Vinyl This 7 inch vinyl includes demos of Hello and She’s Electric, both of which were recorded in Definitely Maybe producer Mark Coyle’s studio. The Hello (Demo) track is exclusive to the box set.
12 Inch Vinyl This 12 inch vinyl is a replica of the original promotional 12 inch, sent to industry contacts as a promotional item in 1995. Tracklisting features A side Cum on Feel The Noize and B side Champagne Supernova (Lynch Mob Beats Remix), which has never been commercially available
Cassette Exact replica of the original promotional copy of (What’s The Story) Morning Glory? This rare cassette, only sent out to industry contacts, has never been commercially available. It includes Step Out which was removed from the album prior to its release
Roll With It Cigarette Papers These rolling papers were an original 1996 promotional item. They have been replicated solely for the box set and feature the lyrics for Roll With It printed on the back.
180 gram double 12 Inch Vinyl in gatefold sleeve Heavyweight vinyl of (What’s The Story) Morning Glory? album, meticulously remastered from the original 1995 half inch tapes. Includes download code for B sides, plus unreleased and rare tracks including demos and live recordings.
Deluxe 3 x CD Album (What’s The Story) Morning Glory? deluxe CD, meticulously remastered with B sides, plus unreleased and rare tracks including demos and live recordings.
Postcards & Art Card Set 3 photograph postcards and a 12 x 12 inch art card.
All pre orders of the Super Deluxe Box set via Oasisinet come with a replica of the original Some Might Say 12″ featuring B sides Talk Tonight and Acquiesce (Remastered).
Highlights of the Bonus content include:
Previously unheard demos of She’s Electric and Rockin’ Chair recorded at Mark Coyle’s Manchester studio. Demos of Some Might Say, Hey Now, and Bonehead’s Bank Holiday recorded by Mark Coyle for the first time at the band’s soundcheck, Club Quattro in Tokyo in September 1994.
Live recordings from legendary gigs such as Knebworth House, Maine Road Stadium, Earls Court, and Bath Pavilion.
All of the Morning Glory singles and acclaimed B-sides including Talk Tonight, Acquiesce, The Masterplan, and Underneath The Sky.
oasis whats the story morning glory
oasis whats the story morning glory
oasis whats the story morning glory
oasis whats the story morning glory
oasis whats the story morning glory
oasis whats the story morning glory
  Buy It Now at ENDHONESA Online Marketplace. Buy It Now here at eBay.Com. Order Now and make PayPal payment to my PayPal.Me. Beli sekarang di sini: Bukalapak.Com. HARGA BISA NEGO. Chat aja langsung!
[adrotate banner=”2″]
  Tracklisting Disc 1:
Hello (Remastered)
Roll With It (Remastered)
Wonderwall (Remastered)
Don’t Look Back In Anger (Remastered)
Hey Now! (Remastered)
[Untitled] (Remastered)
Some Might Say (Remastered)
Cast No Shadow (Remastered)
She’s Electric (Remastered)
Morning Glory (Remastered)
[Untitled] (Remastered)
Champagne Supernova (Remastered)
Tracklisting Disc 2:
Talk Tonight (Remastered)
Acquiesce (Remastered)
Headshrinker (Remastered)
It’s Better People (Remastered)
Rockin’ Chair (Remastered)
Step Out (Remastered)
Underneath The Sky (Remastered)
Cum On Feel The Noize (Remastered)
Round Are Way (Remastered)
The Swamp Song (Remastered)
The Masterplan (Remastered)
Bonehead’s Bank Holiday (Remastered)
Champagne Supernova (Brendan Lynch Mix) (Remastered)
You’ve Got To Hide Your Love Away (Remastered)
Tracklisting Disc 3:
Acquiesce (Live At Earls Court)
Some Might Say (Demo)
Some Might Say (Live at Roskilde)
She’s Electric (Demo)
Talk Tonight (Live At Bath Pavilion)
Rockin’ Chair (Demo)
Hello (Live At Roskilde)
Roll With It (Live At Roskilde)
Morning Glory (Live At Roskilde)
Hey Now (Demo)
Bonehead’s Bank Holiday (Demo)
Round Are Way (MTV Unplugged)
Cast No Shadow (Live At Maine Road)
The Masterplan (Live At Knebworth Park)
Note: The condition is brand new never been used (baru dan belum dipakai). Box sudah tidak segel (unsealed) tetapi semua yang ada di dalam box (Vinyl, CD, Book, dll) masih dalam keadaan segel (sealed).
Buy It Now at ENDHONESA Online Marketplace. Buy It Now here at eBay.Com. Order Now and make PayPal payment to my PayPal.Me. Beli sekarang di sini: Bukalapak.Com. HARGA BISA NEGO. Chat aja langsung!
[adrotate banner=”1″]
  #FYI, Already Sold: Oasis (What’s The Story) Morning Glory? Deluxe Box Set. #GoodStuff #BarangBagus.
Type: Good Stuff Category: Official Product Condition: Brand New Price: Rp1.474.700,- Status: ALREADY SOLD “(What’s The Story) Morning Glory?”, the follow-up to debut album “Definitely Maybe”, is Oasis’s biggest-selling album with 22 million copies sold worldwide.
#FYI, Already Sold: Oasis (What’s The Story) Morning Glory? Deluxe Box Set. #GoodStuff #BarangBagus.
Type: Good Stuff Category: Official Product Condition: Brand New Price: Rp1.474.700,- Status: ALREADY SOLD “(What’s The Story) Morning Glory?”, the follow-up to debut album “Definitely Maybe”, is Oasis’s biggest-selling album with 22 million copies sold worldwide.
#FYI, Already Sold: Oasis (What’s The Story) Morning Glory? Deluxe Box Set. #GoodStuff #BarangBagus.
Type: Good Stuff Category: Official Product Condition: Brand New Price: Rp1.474.700,- Status: ALREADY SOLD “(What’s The Story) Morning Glory?”, the follow-up to debut album “Definitely Maybe”, is Oasis’s biggest-selling album with 22 million copies sold worldwide.
#FYI, Already Sold: Oasis (What’s The Story) Morning Glory? Deluxe Box Set. #GoodStuff #BarangBagus. Type: Good Stuff Category: Official Product Condition: Brand New Price: Rp1.474.700,- Status: ALREADY SOLD "(What’s The Story) Morning Glory?", the follow-up to debut album "Definitely Maybe", is Oasis’s biggest-selling album with 22 million copies sold worldwide.
0 notes
thebalticscene-blog · 7 years
Text
Type: Good Stuff Category: Original Product Condition: Brand New Price: Rp874.700,- Status: ALREADY SOLD
BRAND NEW POLER CAMPING STUFF NAPSACK BLUE SLEEPING BAG.
The Napsack has zippers at the shoulders, so you can stick your arms out, and a cinch at the bottom so that you can open it up and stick your legs out. Hike it up to your waist, cinch it, and wear it like a puffy coat around the campfire, and then crawl right back into your tent without ever having to leave the warmth of your bag.
Perfect for summer trips, couch surfing, music festivals, jumping into after snowboarding, surfing or any other activity that brings your core temperature down. Its not too hot for inside and is awesome for wearing around the house in the winter. The chest pocket fits a phone and has a pass through hole for your headphones to run internally, and it has pockets like a puffy jacket.
poler stuff napsack
poler stuff napsack
poler stuff napsack
poler stuff napsack
poler stuff napsack
poler stuff napsack
poler stuff napsack
poler stuff napsack
poler stuff napsack
  Beli sekarang di sini: Bukalapak.Com. Order now and make PayPal payment here: PayPal.Me. Buy it now here: eBay.Com. HARGA BISA NEGO. Chat aja langsung!
Sizing: Large – FITS UP TO 63″ and Medium – FITS UP TO 58″.
Available Size: Medium and Large.
Fabrication: Synthetic. Soft Microfiber body, leather tabs to cinch the hood. Rated to approximately 50 degrees.
All packed up in the stuff sack the medium Napsack comes in at 18″ by 8″ add a few inches in length for the large Napsack. If you throw it inside a compression sack it easily goes down to 8″ x10″.
Beli sekarang di sini: Bukalapak.Com. Order now and make PayPal payment here: PayPal.Me. Buy it now here: eBay.Com. HARGA BISA NEGO. Chat aja langsung!
For any question, please message me. Thank’s for watch my listing!
  [adrotate banner=”3″]
    #FYI Already Sold: Poler Camping Stuff Napsack Sleeping Bag Blue. #GoodStuff #BarangBagus.
Type: Good Stuff Category: Original Product Condition: Brand New Price: Rp874.700,- Status: ALREADY SOLD BRAND NEW POLER CAMPING STUFF NAPSACK BLUE SLEEPING BAG.
#FYI Already Sold: Poler Camping Stuff Napsack Sleeping Bag Blue. #GoodStuff #BarangBagus.
Type: Good Stuff Category: Original Product Condition: Brand New Price: Rp874.700,- Status: ALREADY SOLD BRAND NEW POLER CAMPING STUFF NAPSACK BLUE SLEEPING BAG.
#FYI Already Sold: Poler Camping Stuff Napsack Sleeping Bag Blue. #GoodStuff #BarangBagus.
Type: Good Stuff Category: Original Product Condition: Brand New Price: Rp874.700,- Status: ALREADY SOLD BRAND NEW POLER CAMPING STUFF NAPSACK BLUE SLEEPING BAG.
#FYI Already Sold: Poler Camping Stuff Napsack Sleeping Bag Blue. #GoodStuff #BarangBagus. Type: Good Stuff Category: Original Product Condition: Brand New Price: Rp874.700,- Status: ALREADY SOLD BRAND NEW POLER CAMPING STUFF NAPSACK BLUE SLEEPING BAG.
0 notes
thebalticscene-blog · 7 years
Text
Layanan Digital Marketing oleh NATEK STUDIO [#JasaBaik]
#FYI Already Sold: Layanan Digital Marketing oleh NATEK STUDIO [#JasaBaik]
Type: Good Service Category: Coding, Editing and Marketing Condition: Based on Contract Price: Negotiable Status: SOLD OUT AND IT’S COMPLICATED
Aku meyakini kalau barang atau jasa yang disediakan oleh kamu atau oleh perusahaanmu saat ini [apapun itu] adalah barang dan jasa yang keren dan dibutuhkan oleh banyak pelanggan. Tapi saat ini kamu masih bersusah payah mencari solusi marketing yang tepat…
View On WordPress
0 notes
thebalticscene-blog · 7 years
Text
Surabaya archaeologist is code name for a fad of a band of friends including me to cure our despair over the conditions of our capital crisis. This fad finally closed but not heal, such like our capital crisis is cureless. On the good side, I just sort of finished studying about a learner. That’s why I give another code for this fad, for me it’s an archaeology archaeologist.
Archaeology is the study of human history and prehistory through the excavation of sites and the analysis of artifacts and other physical remains. Archaeologist is a person who studies human history and prehistory through the excavation of sites and the analysis of artifacts and other physical remains.
So, archaeology archaeologist is the study of history and prehistory of a person who studies human history and prehistory through the excavation of sites and the analysis of artifacts and other physical remains [Hehehehe…]. Now, ENDjoy this some photo documentation of Surabaya Archaeologist, hope it can reveal more story for my website visitor!
one clue to bring us all
it was more precious than gold or jewel
make us thinking and smile
discussions to resolve and grabbed the keys
so we can relax for a moment of smoke
its looks like we are playing some fire
quick allert to all
obscure themselves in front of what is being sought
in an earlier era we’re just a great nation with shining brain…
  [adrotate banner=”2″]
    #FYI but it’s just a fad of me; Surabaya Archaeologist
Surabaya archaeologist is code name for a fad of a band of friends including me to cure our despair over the conditions of our capital crisis.
#FYI but it’s just a fad of me; Surabaya Archaeologist
Surabaya archaeologist is code name for a fad of a band of friends including me to cure our despair over the conditions of our capital crisis.
#FYI but it’s just a fad of me; Surabaya Archaeologist
Surabaya archaeologist is code name for a fad of a band of friends including me to cure our despair over the conditions of our capital crisis.
#FYI but it's just a fad of me; Surabaya Archaeologist Surabaya archaeologist is code name for a fad of a band of friends including me to cure our despair over the conditions of our capital crisis.
0 notes
thebalticscene-blog · 7 years
Text
Type: Good Stuff Category: Original Product Condition: Brand New Price: Rp3.747.474,- Status: ALREADY SOLD
Lightest and most portable model among the Tronix Explorers, designed to work with most bi-voltage/digital flashes (also called as monolights/monoblocks/studio lighting kits). Tronix Explorer Mini is best for 1 or 2 light set up (bi-voltage, digital or analog flashes).
The Tronix Explorer Mini is a portable power supply (pure sine wave inverter) designed to power flash and power pack units for location photo shoots. It uses a 12V power source and it is rated at 400 watts continuous power, and recommended up to 1200ws.
Equipped with one (1) 12V, 9Ah sealed lead acid batteries and efficient circuit design that generates around 180+ pops for 500ws bi-voltage flash units. It takes 4-6 hours to fully charge the unit.
The output voltage of this Tronix Explorer Mini model is 230V/50Hz.
This unit is compatible for countries on 220-240V, such as countries in Asia (except Japan), Oceania, Europe, Middle East, Africa, South and Central America. This model is recommended for EU countries due to plug and socket system compatibility.
This unit is provided with power plug/adaptor accessories. Carrying case or bag is already included. Buy recommended accessories only as back up or spare.
Performance Overview: @200ws flash, ~390 of pops, less than 1 second average recycling time @500ws flash, 180+ pops, 1 to 2 seconds average recycling time @1000ws flash, 80+ pops, 3 to 4 seconds average recycling time
tronix explorer mini
tronix explorer mini
tronix explorer mini
tronix explorer mini
tronix explorer mini
tronix explorer mini
For more info on Tronix Explorer products, click here.
On buying any Tronix products, customers enjoy the 30-day satisfaction guarantee where they can return the product if they are not satisfied with their purchase for a full refund and a one-year warranty, where customers can return the product for repair service or replacement. For more info on product warranty, click here.
INVERTER OUTPUT:
Output Voltage (Model Designation): 240V/60Hz / 240V @ ±5%
Power Output/Power Capacity: 400watts (500VA)
Current: 1.6A
Waveform: Pure sine wave
Socket: Schuko (x1)
INVERTER INPUT:
Voltage: 14Vdc
Current: 1.5A
Connector: Coaxial
INVERTER BATTERY:
Type: Maintenance-free, Valve Regulated sealed-lead acid (x1)
Voltage:12Vdc
Capacity: 9Ah
Charging Time: 4 to 6 hours
Runtime: Online – 10 hrs at no load
INVERTER INDICATORS:
Visual: Green LED for POWER, Red LED for battery status
INVERTER PHYSICAL CHARACTERISTICS:
Dimensions: 25.3cm x 19.0cm x 8.1cm
Net Weight: 5.0 kg
CHARGER OUTPUT:
Voltage: 14Vdc
Capacity: 1.5A
Connector: Coaxial
CHARGER INPUT:
Voltage: 100V to 240V
Frequency: 50/60Hz
Current: 222mA to 93mA
Connector: IEC C14
CHARGER INDICATORS:
Visual: Red LED for power, Green LED for battery full
CHARGER PHYSICAL CHARACTERISTICS:
Dimensions: 8cm x 14.5cm x 5.5cm
Net Weight: 0.5
GROSS WEIGHT: 7.5 kg (including packaging)
[adrotate banner=”2″]
    #TBT #Just4Share #AlreadySold: Tronix Explorer Mini 230V/50Hz (EU/Schuko Socket Model).
Type: Good Stuff Category: Original Product Condition: Brand New Price: Rp3.747.474,- Status: ALREADY SOLD Lightest and most portable model among the Tronix Explorers, designed to work with most bi-voltage/digital flashes (also called as monolights/monoblocks/studio lighting kits). 
#TBT #Just4Share #AlreadySold: Tronix Explorer Mini 230V/50Hz (EU/Schuko Socket Model).
Type: Good Stuff Category: Original Product Condition: Brand New Price: Rp3.747.474,- Status: ALREADY SOLD Lightest and most portable model among the Tronix Explorers, designed to work with most bi-voltage/digital flashes (also called as monolights/monoblocks/studio lighting kits). 
#TBT #Just4Share #AlreadySold: Tronix Explorer Mini 230V/50Hz (EU/Schuko Socket Model).
Type: Good Stuff Category: Original Product Condition: Brand New Price: Rp3.747.474,- Status: ALREADY SOLD Lightest and most portable model among the Tronix Explorers, designed to work with most bi-voltage/digital flashes (also called as monolights/monoblocks/studio lighting kits). 
#TBT #Just4Share #AlreadySold: Tronix Explorer Mini 230V/50Hz (EU/Schuko Socket Model). Type: Good Stuff Category: Original Product Condition: Brand New Price: Rp3.747.474,- Status: ALREADY SOLD Lightest and most portable model among the Tronix Explorers, designed to work with most bi-voltage/digital flashes (also called as monolights/monoblocks/studio lighting kits). 
0 notes
thebalticscene-blog · 7 years
Text
I was here and I use my skateboard as my ticket to meet this boy. A lonely skateboarder in this city. Soon I make many friends here because of him. But many of them not skateboarders. He tell me that he ussually ride his skateboard alone in the main city park. He also create his own obstacle using his own money to practice his skateboarding trick. I see many of obstacle and that is more than enough to build a skateboarding community here. I can count how much money and energy he was spend for this. It’s make me thinking and create a vision here. I just want to build the community here as good as I can.
First, I must provide skateboard equipment for the homies. Second, together with the homies build obstcle and skatepark. Third, create a media, it can be a routine event or an online discussion. But that just my plan. It can’t be done without the homies. Hope it can’t be done ASAP, I want this can be done a little bit slowly because ASAP I must build a House for Home in this city [cancelled, update 2014].
skatepark plan
skatepark construction
not a paid advice
build obstacle
skate obstacle
move the obstacle
My first plan is running well. I can provide skateboard equipment for the homies and now many of them have their own skateboard. I’m still continue to provide it. Also I’ve talk with some skateboarding brand that owned by my friends. I ask them to cooperate with me to provide skateboard equipment in this city.
My second plan not yet done but still running well. Now the homies have own obstacle. Big thanks for the one, the lonely skateboarder in this city that want to use his own money to build the obstacle. Thank’s for the government, to someone that provide a small area to put our obstacle in the main city park. That so big changes for this skateboarding scene. Hope it will make the scene more big and bigger.
Never ask your government to build a skatepark. It’s better build your own obstacle or keep skating on the street, check some spot till the government tired watching you and they starting up build skatepark, if they don’t accept your advice, keep skating on the street or build your own obstacle, anywhere in your city. You’re the homies, right!!!
[adrotate banner=”1″]
trying obstacle
Ps, thank’s for all the stake holder who build small skatepark in this city, thank’s for show me how bad your work. I’m so sorry because can’t give you paid advice.
    #TBT and #Just4Share: Create Our Own Park, Built Obstacle in Jombang. #gairahtakterbendung.
I was here and I use my skateboard as my ticket to meet this boy. A lonely skateboarder in this city.
#TBT and #Just4Share: Create Our Own Park, Built Obstacle in Jombang. #gairahtakterbendung.
I was here and I use my skateboard as my ticket to meet this boy. A lonely skateboarder in this city.
#TBT and #Just4Share: Create Our Own Park, Built Obstacle in Jombang. #gairahtakterbendung.
I was here and I use my skateboard as my ticket to meet this boy. A lonely skateboarder in this city.
#TBT and #Just4Share: Create Our Own Park, Built Obstacle in Jombang. #gairahtakterbendung. I was here and I use my skateboard as my ticket to meet this boy. A lonely skateboarder in this city.
0 notes
thebalticscene-blog · 7 years
Text
Matchstick Men - Stuff and Comfort
#TBT and #Just4Share: A Story of Matchstick Men - Stuff and Comfort. Please write your comment on this fiction story.
A story of matchstick men…
Lebih dari dua minggu yang lalu fly over homestay telah dibobol orang saat dia berada di Surabaya. Aku memutuskan datang ke fly over homestay sore itu untuk melihat situasinya dan bertemu dengan pemiliknya.
Di homestay ini ada empat kamar, paling kanan adalah kamar dia yang dibobol orang, ketiga kamar lain tidak dibobol. Ada satu kecurigaan muncul kenapa hanya satu…
View On WordPress
0 notes