Tumgik
#tobepns
janatunrahmilah · 5 years
Text
Meninggalkan Bandung
Meninggalkan Bandung sama dengan meninggalkan sejuta kenangan di dalamnya. Meski tidak terlahir di sini, bagi saya Bandung layaknya kota kelahiran. Mencintai apa-apa yang ada di dalamnya adalah keharusan. Menanggalkan segala kenangannya adalah ketidakmampuan.
Ada senang dan sedih harus meninggalkan Bandung saat ini. Tapi ini juga doa yang terkabul dan mimpi yang terwujud. Ingat sekali, tahun lalu saya berdoa ingin merasakan hijrah dari kota ini. Hanya ingin suasana baru. Sesederhana itu. Tidak terpikir bisa secepat ini Allah kabulkan.
Saat kemarin survey tempat, saya baru merasakan "oh begini ya rasanya keluar dari kandang" haha. Sedikit ciut nyali nih rasanya.
Bukan hal lain. Saya hanya memikirkan apakah nanti di kota lain akan ada yang seperti Bandung? Saya akan merindukan beberapa masjid yang sering dikunjungi untuk sekedar kajian. Salman yang khas dengan kajian tematik sains dan Islam, juga i'tikafnya yang berkesan. Masjid Trans Studio yang menyuguhkan ustadz-ustadz muda terutama Rabu malam yang diisi ustadz Hanan Attaki. Hari ini, hampir seluruh masjid di Bandung selalu ada jadwal kajian. Ada pemuda-pemudi masjid yang aktif mengurusi.
Selain kajian, ada Seminar Geologi yang rutin setiap pekannya membahas berbagai fenomena kegeologian yang tentu mendukung keilmuan saya di bidang Geografi. Bandung punya banyak keunggulan untuk di tempati. Bandung memang punya fasilitas segala. Kecuali pantai. Ah itu tidak terlalu penting.
Meninggalkan Bandung juga harus siap meninggalkan orang-orang tersayang. Sesendu ini toh rasanya akan meninggalkan Bandung lebih dari sehari seminggu sebulan setahun...
Semoga betah meskipun bayeungyang (panas) haha. Dari satu faktor saja membuat beda. Bandung dingin, Cibinong panas. Semoga kamu menemukan hal baru yang tidak kamu temukan di Bandung. Apa hayo? Hayo apa? Hahaha.
Sepulang i'tikaf di Salman...
Bandung, 3 Juni 2019
16 notes · View notes