Tumgik
#orang yang jujur dikhianati
masbagyo · 2 years
Text
Menumbangkan Ruwaibidhah
wallpaper (more…)
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
annisaldj · 1 year
Text
Cinta itu rumit.
Akan kuceritakan tentang kisah percintaanku. Tentang bagaimana aku tidak percaya cinta, tentang begitu banyaknya aku jatuh cinta diam-diam lalu lupa, tentang bagaimana orang-orang mencoba mendekatiku dengan sikapku yang terus menghindar, tentang bagaimana kali pertama akhirnya aku memberanikan diri untuk mengakui dan mengutarakan perasaanku, dan tentang bagaimana aku akhirnya memilih untuk tidak akan menjalin hubungan yang belum halal. 
Aku terlahir dari keluarga yang ‘hampir’ cemara, seperti kata Nadin Amizah “mencintai bukan perkara kebal, jauh dari kata mudah dan asa, hancur lebih mudah dari bertahan.” Ya benar, kupelajari sedari kecil, cinta dan sejenisnya seperti seram, takut dan gundah selalu menghantui, cara pandangku melihat cinta berwarna keruh. Cinta bagiku tak masuk akal. Siapa yang paling mencintai, dialah yang akan tersakiti, bertahun-tahun pacaran hingga memutuskan untuk menikah pun tidak mengurangi kemungkinan cinta yang ada untuk dikhianati. 
Bertahun-tahun aku dalam ketakutan dan kecemasan, kepercayaanku runtuh terhadap makhluk yang bernama laki-laki.
Aku seorang yang biasa-biasa saja. Aku aktif di berbagai organisasi, meski begitu aku cenderung introvert. Tak bisa dipungkiri dengan bertemu begitu banyak tipe manusia ada yang ingin mencoba mengenal lebih dekat -atau mungkin ini hanya intuisiku saja ya heheh- aku yang mudah insecure dan takut selalu slow respon bahkan sampai jutek untuk meladeni. Bukan sok keren atau jual mahal, aku terlalu pilih-pilih memang untuk berkomunikasi terlalu intens dengan lawan jenis. Apalagi untuk sampai ke tahap cinta-cintaan, itu terlalu tidak nyaman bagiku. 
Entahlah... mungkin juga aku masih takut untuk dicinta. Masih takut untuk menerima dan tak kunjung percaya. 
Hingga pada suatu waktu Sang pembolak-balik hati memberikanku sebuah rasa hangat dan bahagia. Ada rasa yang tak mau hilang, aku pun tak tahu perasaan macam apa itu, disebut apakah perasaan itu, tertarik? jatuh suka? jatuh cinta? kagum? atau hanya sekadar kasihan?
Rasa itu hadir kepada seorang makhluk ciptaanNya, dan itu berlanjut terus menerus, bahkan ketika perasaan itu berpindah kepada makhluk ciptaanNya yang lain, orang yang berbeda-beda, sampai muncul pertanyaan kenapa semudah itu aku berpindah rasa. Tapi yang aku syukuri dari semua itu adalah perasaan itu tetap terjaga. terjaga dalam artian tidak ada yang tau tentang perasaanku itu, hanya Tuhanku dan aku. Aku menjaga perasaan itu diam-diam lalu melupakan juga diam-diam.
Namun pada waktu itu aku cukup berani untuk mengakui dan mengutarakan perasaanku pada seseorang yang aku kagumi. Aku sebut dia. Dia ini teman kampusku, aku dan dia sekampus beda prodi. Jujur aku pribadi jarang banget lihat dia di kampus, pernah sekali lihatnya waktu dia lagi di mushola kampus. Mulai ketemu lagi waktu itu saat KKN/PLS/PLK. Nah dia ini seposko kkn dengan sahabatku, terus aku mulai curhatlah sama sahabatku dan teman poskoku yang cewek-cewek kalau aku kagum, kagum sama dia karena dia itu pendiam, auraya positif, sholeh gitu, mulai deh sahabatku ini juga mulai menceritakan kebaikan-kebaikan dia lainnya karena dia kenal. Lanjut, waktu itu aku chat dia untuk keperluan kkn karena dosen pembimbing lapangan kita itu sama, mulai save nomor, saling liat-liat story lah yah hehhe, teman-temanku dan sahabatku juga mulai heboh dan pada akhirnya waktu itu aku bilang sama sahabatku kalau begini terus sepertinya sebelum selesai kkn, aku mau bilang langsung kalo aku kagum sama dia biar tidak kepikiran terus, mana saat itu harus susun skripsi dan urusan kampus lainnya, pikiranku nanti jadi kacau. Aku mulai takut pokoknya dengan perasaanku ini, aneh rasanya, aku takut pada Tuhanku, dan memang ujian itu ada-ada aja, setan-setan pada bisik “ayo pacaran” heh. 
Sampai pada waktu itu seminggu sebelum pelepasan kkn tepat saat ulang tahunnnya dia di tanggal 31 Januari. Mungkin saat itu aku yang terbawa eforia dan pengaruh teman-teman yang bisa senekad dan seberani itu untuk mengirimkan sebuah pesan diaplikasi chat yang mengatakan aku kagum dan aku hanya ingin bilang saja. Lalu dia balasnya tidak apa-apa, terus dia mau jadi teman saja. hehhe padahalkan aku tidak ajak pacaran kan ya hanya sekedar mengungkapkan saja. Dan besoknya setelah confess via chat wa itu dia share story tentang larangan pacaran gitu-gitu. huh. aku kaya langsung ditampar. Sampai pada akhirnya aku jugalah yang menjauh, tidak membalas pesannya yang mengreply storyku, juga mulai menghapus nomornya hehhe.
Aku pribadi mengambil banyak pelajaran dari diri sendiri bahwa tidak apa-apa untuk mengakui perasaan kita //selagi itu tidak merugikan orang lain//. Meski memang ada sedikit rasa penyesalan terhadap diri sendiri yang tidak bisa menjaga perasaan, tapi tidak apa-apa. Aku juga tidak bisa pungkiri semua itu pasti terjadi atas kehendakNya. 
Jangan berhenti. Akan aku coba lagi untuk kembali menjaga, dengan sebaik-baik penjagaan yang aku titipkan kepada Tuhanku. 
Benar. Cinta itu rumit, jika tidak dijaga.
Benar. Cinta itu rumit, jika tidak kamu titipkan kepada yang punya cinta.
Benar. Cinta itu rumit, apalagi kalau belum halal.
2 notes · View notes
shalviohexia · 1 year
Text
"Kamu memang sudah benar-benar jatuh cinta, jika kamu rela menukar segala lelah panjangmu hanya demi waktu bertemu dengan orang itu."
Singkatnya sih begini, kalau aku memang tidak pernah peduli, aku tidak akan mau menempuh jarak 62km untuk bertemu, aku tidak mau membuang waktuku selama 2 jam di perjalanan, aku tidak mau menahan pegal berdesakan di transportasi umum.
Bagaimana jika kau adalah yang selama ini aku cari?
Bagaimana jika aku nyaman berada di dekatmu?
Bagaimana jika senyummu yang ada di tiap aku memejam malam?
Bagaimana jika kau memang untukku?
Bagaimana jika seharusnya aku memperjuangkanmu?
Bagaimana jika seharusnya kau memilihku?
Bagaimana jika seharusnya aku memang menunggumu?
Dan bagaimana jika kau memang yang tepat untukku? Lalu kita hanya perlu menunggu sedikit lebih lama untuk pada akhirnya bisa bersama?
Salahkah jika aku mengkhawatirkanmu?
Salahkah jika aku begitu ingin menanyakan bagaimana harimu dan kau ke mana saja tadi?
Dosakah jika aku jujur bahwa aku sering merindukanmu?
Bodohkah jika aku memilih untuk menunggu?
Menunggu kau meninggalkannya lalu memilihku.
Aku harap kau mau mengerti,
Aku sudah pernah ditinggalkan ketika sedang cinta-cintanya,
Aku sudah pernah digantikan ketika kekasihku sendiri berkata ia tak akan melakukannya,
Aku sudah pernah dibohongi ketika mencoba memaklumi,
Aku juga sudah pernah dikhianati ketika aku mencoba percaya.
Ingatlah, ketika aku sudah mengatakan aku menyayangimu, itu termasuk aku sudah sepenuhnya siap menerima baik burukmu, semua kelam masa lalumu, kebiasaan-kebiasaan anehmu, seluruh isi duniamu, juga segala resiko-resikonya.
Aku mencoba.
Aku mencoba terus untuk bisa menjadi seseorang yang lebih baik dari masa lalumu. Tapi sebanyak apa pun aku mencoba, tampaknya untukmu aku tidak akan pernah menyentuh kata cukup. Atau mungkin, aku telah lebih, tapi tetap tak kau pilih hanya karena aku ini bukan dia.
Aku memang tak pernah bisa menggantikan posisinya di hatimu, bukan karena aku tak bisa, tapi karena kau sendiri yang tak mau lupa. 
Mau sesering apa pun aku ada, mau sesabar apa pun aku mendengarkan, nyatanya memang bukan aku yang selama ini kamu cari.
Aku hanyalah seorang teman yang bodohnya sudah terlanjur sayang.
Kau datang ke hidupku namun bukan untuk tinggal. Tak lebih dari sekedar mampir, membuatku merasa istimewa, lalu meninggalkanku dengan banyak kecewa.
Ternyata memang bukan aku.
Aku telah selesai.
Sudah usai segala usahaku untuk mendapatkanmu, sudah tak mungkin aku lakukan lagi, sudah habis segala waktu, sudah tuntas segala peluh untuk mengejarmu.
Aku sudah selesai sekarang, baiknya aku memang pergi, tanpa banyak kata, tanpa menunggu reaksi darimu, tanpa pamit.
Sejatinya selama ini aku memang tak pernah benar-benar ada di hatimu, karena kenyataannya aku kalah dengan perempuan yang kau sebut adik.
Maafkan aku,
Butuh selama ini agar aku tersadar, bahwa ternyata selama ini aku seperti sedang membodohi diri sendiri.
Kau harus mengerti, aku bukan sedang meninggalkanmu. Tapi jika yang biasanya selalu peduli lantas sekarang memilih pergi, maka baiknya tanyakan pada dirimu sendiri.
Bogor, 24 Maret 2023
2 notes · View notes
elfonce · 2 years
Text
TIDAK PERNAH MENGIRA, HARI-HARI YANG DULU TERASA BERAT, AKHIRNYA BISA TERLEWATI JUGA
Pada saat kenyataan terburuk datang menghampiri, rasa-rasanya tidak ada hal yang pantas dilakukan selain keluh dan kesah dibumbungkan. Bahkan, merasa bahwa diri sedang diadili dengan tidak adil. Merasa diri paling baik dan tak pantas mendapatkan kejutan cobaan yang Allah turunkan.
Jika melihat lagi ke belakang, cobaan berat itu terasa sulit untuk dilalui. Benar-benar terasa sulit. Mau bagaimanapun, diri akan menyangkal. Mengapa harus yang baik yang tersakiti? Mengapa harus yang tulus yang dikhianati? Mengapa harus yang jujur yang diingkari? Mengapa harus yang lemah yang dibuang bak sampah?
Tanpa kita sadari, diri sudah mengangung-agungkan nama sendiri. Meninggi-ninggikan diri sendiri layaknya hamba yang tak punya dosa sama sekali. Merasa paling tersakiti dengan cobaan yang baru ditimpa sekali.
Sombong, angkuh, ujub, takabbur, sum’ah, riya, kufur nikmat!
Mari refleksi. Apakah kita benar-benar baik dengan anggapan banyak orang bahwa diri kita baik? Sepertinya kita belum benar-benar baik, jika kita masih haus akan anggapan baik banyak orang, tanpa melihat masih begitu banyak kekurangan.
Kita tidak sadar, diri ini lah yang mungkin sudah lebih sering menyakiti banyak hati. Tangan kanan yang selalu ingin tampak oleh tangan kiri. Ucapan indah yang keluar dari mulut selalu ingin didengar dengan tenang, direspons dengan pujian, bahkan sampai ingin mengakukan bahwa diri sendiri lah yang telah mampu mengubah sikap buruk seseorang. Padahal, mungkin, dari sebuah ucapan indah, ternyata telah mencabik hati orang lain dengan mudah.
Astaghfirullah …
Hingga akhirnya kita menyadari, bahwa cobaan yang menimpa, ternyata menjadi penunjuk jalan saat kita tersesat. Cobaan menjadi cermin tajam nan lebar, cermin yang mampu dengan jelas menampakkan segala kekurangan, yang sebelumnya bahkan diri sendiri tak pernah memberikan celah untuk kekurangan itu tampak dan berhias.
Cobaan memberi arti, bahwa diri ini bukanlah manusia sempurna. Ia adalah hamba yang lemah. Tidak seharusnya mengakukan kuasa Allah seperti kuasa sendiri.
Ya, sekali lagi ... Cobaan itu menampar diri, dan cobaan itu sudah pasti. Ia akan datang pada setiap hamba yang bernyawa (Q.S. Al-Baqarah [2]: 155-156).
 Saat cobaan datang menghampiri, tetaplah berpegang teguh pada janji Allah “Sesungguhnya, sesudah kesulitan, pasti ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyirah [94]: 5).
Allah memberi cobaan, ujian, atau masalah kepada hambanya, karena Allah sayang.
Tiada kejadian tanpa hikmah. Allah maha baik, memberikan hikmah pada setiap masalah. Dan, Allah tentu semakin menguatkan kita melalui perantara berbagai cobaan yang menerpa. Buktinya, sekarang, bagaimana? Kita tidak pernah mengira, hari-hari yang dulu terasa berat, akhirnya bisa terlewati juga.
4 notes · View notes
kumpulan-suratku · 2 months
Text
Beberapa hari terakhir aku dibuat runsing karena ada orang yang selalu seen story tapi tiba-tiba absen. Galaunya brutal. Aku ngerasa ada yang aneh sama diriku sendiri. Sejak dia absen (padahal baru 3 harian kurang-lebih) aku jadi campur aduk perasaannya. Sedih, ngecekin terus seen list siapatau dia nongol. Jujur, aku nggak tau kenapa. Tapi ini juga efek aku scroll email lamaku untuk kuhapusin, yang mana dipenuhi sama emailnya dalam rangka support aku dari segala hal untuk lanjut studi abroad beberapa tahun lalu. Aku jadi flash back ke masa lalu, jadi keinget dia lagi, jadi keinget kadang nyeselnya nggak terima dia waktu itu setelah aku ngejalanin sama orang yang sekarang yang nyakitin aku. Apakah aku dihinggapi rasa bersalah dari masa lalu karena mengecewakannya(?) atau aku cuma penasaran aja sama cerita kami yang belum pernah mulai jadi belum kelar(?) atau apa... Ya Allah aku nih kenapa sih. Walaupun kami nggak pernah kontakan dan lainnya (bahkan nomer masing-masing aja nggak punya), tapi aku tau aku salah. Hati aku udah belok dari suami aku. Terlepas dari kesalahan-kesalahan yang suami aku lakukan ke aku, aku mau jadi pasangan yang setia. Semoga aku bisa segera mengatasi apa yang aku rasakan sekarang, walau aku belum tau harus darimana mulainya.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Ya, sebenarnya aku sedang denial saja. Sebenarnya diriku sendiri tahu kenapa hatiku tak sekuat dulu terpancang ditempatnya. Ya kan? Hei diriku! Ayo mengaku saja, kau tahu kenapa sampai menjadi seperti ini.
Aku merasa tidak perlu sebegitu setianya karena diapun tak setia. Walau aku tau aku masih membatasi diri sangat keras dalam hal "tak sebegitu setia", aku tak akan pernah mewujudkannya di dunia nyata, itu hanya akan terjadi di pikiranku saja. Aku tak akan pernah mendatangi atau menghubungi atau memulai semuanya dengan orang yang ada dipikiranku, tidak akan pernah aku lakukan. Tapi, ini pun sudah berbahaya bukan? Tablis iblis sangat luar biasa. Dengan membuka hati tidak terpancang pada suami akan menimbulkan godaan-godaan berikutnya yang akan lebih berbahaya.
Hei diriku! Camkan ini baik-baik. Aku sedang memperingatkanmu, aku sungguh kerepotan menghadapi dirimu.
Urusan dikhianati itu keburukan dirinya, bukan dirimu. Kamu tidak bisa kendalikan orang lain, jika ia ingin bertahan, seribu godaan datang ia akan tetap bersamamu. Tetapi, jika ia tidak ingin bertahan, seribu aksi kamu lakukan, pada akhirnya ia akan pergi. Sulit, tapi lebih baik melihat kualitas hidup, daripada berfokus pada apa yang tidak bisa kamu pegang seutuhnya! Mari tetap setia sejak dalam hati dan pikiran. Itu akan menunjukkan kualitas dirimu.
0 notes
adaysorati · 3 months
Text
Diaryku
Suatu hari aku menemukan buku diaryku saat SD-SMP. Terlihat sangat berdebu karena disimpan di gudang. Rasa penasaran yang menguasai mendorongku untuk membuka buku tersebut lalu membaca setiap lembarnya. Jujur, sebenarnya aku tidak tahan untuk meneruskannya. Tentu saja karena sungguh begitu cringe-nya aku menangisi cinta masa remajaku yang bertepuk sebelah tangan, masalah dengan teman-temanku, tugas sekolah yang sulit, dikhianati oleh orang terdekatku, dan masih banyak lagi. Aku membacanya sambil mengomel dan sesekali tertawa karena banyak hal bodoh yang aku lakukan.
Namun selain itu, ada banyak hal yang aku temukan dan kini telah terlupakan begitu saja. Betapa ambisnya aku saat itu. Berbanding terbalik dengan yang terjadi sekarang. Dulu aku begitu yakin jika masa depanku pasti akan baik-baik saja. Yah, walaupun sekarang keadaanku cuma gini-gini aja. Mungkin jika aku bertemu dengan diriku yang dulu dan memberitahunya apa yang telah terjadi selama ini pasti akan kecewa.
Bagaimanapun aku bersyukur pernah menulis catatan harian di buku diaryku. Banyak hal telah terjadi tentang suka dan duka. Walaupun terkesan cringe aku jadi mengingat bahwa aku pernah sangat ambis dalam meraih impianku. Bahkan aku lupa jika dulu aku memiliki semangat yang luar biasa dan selalu berpikir positif. Aku harap hal-hal baik yang pernah ku lakukan dulu dapat aku lakukan di masa sekarang.
0 notes
dinaest · 3 months
Text
Pelajaran yang aku renungkan di dalam merasai kerapuhan; tidak ada orang yang tak pernah rapuh, tak pernah menangis, tak pernah terluka, dan tak pernah dikhianati atau ditinggalkan. Semua pengalaman itu membuat manusia bisa merengkuh kerapuhan. Orang yang rapuh dihina dan sepele. Aku merasai ketika menjadi jujur dan tulus di dunia yang maniak figur kuat dan super. Ketika memilih menjadi otentik, maka banyak luka. Aku dihajar sana sini bahkan setelah memberi dan mencintai sampai habis. Semua tidak bisa selesai hanya dengan satu kalimat harus kuat dan bersukacita. Tapi, dalam kediaman, aku mendengungkan ini terus : dalam keberadaanku, suatu kali, jika aku berumur panjang, aku akan menemui satu per satu orang akan riuh menatapku dan disitu arti diri teruji. Kedua, aku yakinkan diri sendiri: aku bukan orang yang sulit dicintai. Tuhan sangat mengasihiku, dan aku sangat mencintai diriku, sebagaimana adanya diriku, meski aku tidak melakukan apa apa dalam dunia.
0 notes
supitzjeed · 7 months
Text
Spoiler Alert!!!!!
Haiii,
Sebenernya udah ngantuk banget tapi pengen bahas drakor Strong Girl: Nam Soon dan baru kelar malam ini. I just finished it. So one thing I really mention from this KDrama is that 'your past is what made you now'. Gue sangat percaya kayak misal sifat orang sekarang itu terbentuk ada hal yang terjadi di masa lampau. Di drama ini, Ryu Si Oh mau jadi orang yang kuat karna dulu merada lemah saat ditemukan pavel untuk gelut tinju ituu (apasi namanya wkwkwk). He just wanna have a normal life sebenernya, setelah dibuang sama ortunya, diperlakukan ga baik di masa kelam pas kecilnya itu. Hatinya lembut banget sebenernya, asal ga dikhianati. Apalagi pas tau Tsetseg itu Nam Soon, padahal dia seneng dan percaya banget dan ternyata malah dikhianati banget. Bahkan dia yang kasih usaha alat tulis ke bapak kandungnya. He still care eventho he was dumped by his parents. Apa yang terjadi dulu gak selalu sekarang jadi orang yang buruk. Nggak juga. Justru bisa jadi lebih baik. Punya masa kelam bisa buat belajar dan jadi pribadi lebih baik. Masing masing orang punya jalan hidupnya, cara hidupnya sendiri. Itulah alasan kita gabisa judge atas kejahatan orang di awal. Ya emang sih ada beberapa yang emang ga bener dari sananya dah. Itu yang masih gue cari tau 😅
Dari drama ini juga gue sangat suka terhadap semangat dari ibunya Nam Soon yang terus berusaha ngejer kebaikan. Jujur kalo seru mana sama yang Bong Soon, lebih seru yang Bong Soon sih. Ceritanya beda jauhh dan ga melanjutkan cerita juga. Di seriesnya Bong Soon, up & downnya kerasa banget apalagi satu satunya yang kuat cuma dia dan neneknya. Ibunya udah kehilangan kekuatan, dan neneknya juga gak berperan banyak di situ karna hidup jauh. I could watch Bong Soon for several time. For real. I love how cute the romace, the company life and the gangster. Also bongbong and minmin forget about the triangle love. Anddd they got married and have 3 strong daughter hahaha. I like how the villain makes me scared on every episodes. Yang Nam Soon ini seru tapi somehow because I know that the mom is super power (money and literally power in everything), so everything will be alright. And everyone is support Nam Soon so much. So I guess theres nothing to be worried about and most impotantly Nam Soon wont died. Nam Soon is stronger than Do Bong Soon.
Tapi sayang bgt dari drama ini menunjukkan bahwa 'if you have power, you can have everything'. Also i like when the brother says that "keluarga kita selalu memutuskan sepihak dan itu tidak benar" (lupa kalimatnya gimana tapi kurleb gini). Me personally so agree with his statement. Dari awal pas si ibunya nikah, awalnya gue mikir pas yang ibunya ngelamar si bapak, kek wah jadi kebalik nih. But i like it better ketika ga dibalik gitu. Di situ seakan akan bapaknya mending diem di rumah, jaga anak, ibu cari uang. Ya namanya juga film wkwkwkwk
Ohiya lets talk about the girl who claimed herself as Nam Soon. I was scared about the final story with her apakah masih dendam atau ngga. Tp dengan mudah dia jadi baik. Di pemakamannya kan dibilang sama temennya kalau dia cuma mau jadi anak normal. Yup she looked so happy detik detik sebelum mati ituu. She joined a course, she had a new mom, she got a new life eventho not being "real" daughter but the support is quiet enough for her. Dia dibuang juga kan berarti di masa lalunya. Untungnya dia masih sempet jalanin hidup yang dia mau.
Ohiya, bahas 2 temen gelandangannya Nam Soon. Di akhir itu bagus banget. Gue pernah denger kalimat, "cowok kalau udah punya uang banyak, butuh banyak cewe, tapi kalo cewek udah punya uang banyak, ga butuh lagi cowo". Itulah yang terjadi sama si pasangan gelandangan ini. Udah dibantuin masa sulitnya sama si cewe, pas udah punya uang malah dibuang.
Duh udah gakuat ngantuk hahaha gatau bakal langsung bisa tidur juga sih. Wish me luck deh. Gakuat hahahaha
Nanite xx
0 notes
nastory · 10 months
Text
7 agustus 2023
Ini hari senin, aku pake outfit yang yang udh aku siapin dri hari minggu.
Brlakangan rmang lagi suka banget pake rok. Jadi ke kantor selalu rokan trus dan emang baju2 baru aku juga akhir2 ini beli didominasi sama rok.
Kemarin, magrib, aku ditelpon orang tua siswa yg bermasalah. Dia tipe orang tua yang ngebela anaknya apapun yang terjadi. S anak bermasalah ini maslaahnya adalah; berbohong. Dan dia ketauan menyontek sama aku ketika hari kamis.
Siswa ini adalah siswa yang paling deket sama aku, dan kita bebera kali hangout bareng. Tapi... aku ngerasa dikhianati ketika dia mencontek di tengah kotoba tesuto. Karena efek satu ini, kebukalah semua hal yang pernah ia lakukan di masa lalu.
Begitu aku mendapat telpon. Jujur aku gemetar. Aku langsung menghubungi atasanku, dan kami berdiskusi tentang kedangan ortu siswa ini esok hari.
Sebnernya kasus ini udah lama banget, tapi baru bener2 dapet puncaknya hari ini. Senin, ayah ybs datang ke kantor dan ya gak beda jauh sama anaknya, pembohong.
Karena keterangan yg dia sampaikan itu bertele2 dan berbeda-beda.
Atasanku adalah mantan hrd di kantor astra jkt dan yaaa dia tau cara memanipulasi biar orang di depannya menunjukkan sifat aslinya.
Bentar atur playlist dlu. Kenapa dri lagi river ganti ke alay sih.
Nah, sblm ketemu ortu aku minta anak2 di kls buat menjabarkan sifat ybs ini. Tapi nggak ada yg mau bilang makanya aku inisiatif buat bikin mereka nulis d kertas.
Waktu pertemuan jam 10 dan jam 9 aku menemui atasanku untuk briefing nanti gmna. Sambil aku baca. Aku bener2 ngerasa perih di ulu hati ketika baca "Aku udah lama tau kalau ybs suka nyontek. Tapi aku gak berani bilang k sensei karena ngeliat sensei deket banget sama dia."
Aku ngerasa gagal jadi sensei.
Kayak seorang ibu yang dianggap anak yang lain kalau terlalu sayang ke satu anak.
Jam 10 aku ketemu ortu ybs, dan yah alot banget dan bru kelar set 1.
Itu bener2 percakapan yang wow banget. Aku kagum sama atasanku yang bisa mengendalikan suasana hingga kebenarannya terbuka semua. Ibaratnya kayak nyayat. Pelan2 tapi dapet.
Aku makan, solat, touch up. Jam 1 aku ke kelas. Di klas aku berbicara depan anak2, menjelaskan kalau aku ada bersama mereka, aku sayang mreka, aku nggak mau dicap kalau aku berat di satu pihak, aku ngerasa gagal jadi netral dan membuat mereka segan. Dan aku... nangis.
Emosional banget. Rasa sakitnya nggak terdefinisi. Aku udah bkin mreka nggak percaya aku, bikin mereka takut menjabarkan kebenaran hanya karena aku terlihat dekat sama pelaku.
Huft.
Jam 3 kelar kelas aku ngbrol lagi sama atasanku.
Jam 4 aku pulang
Krena udah gajian, gacoan dulu gak sih?
Trus... aku ngbrol banyak hal sama temen yg bentar lagi mau resign :")))
Pokoknya pembicaraan tentang hubinganku yg nggak pernah aku ceritain ke siapapun.
Jam 7 stelah solat, aku pulang.
Ambil uang
Kasih mama.
Bayar semua cicilan.
Checkout shoopeee.
Bikin kombucha
Makan.
Dan ya nulis tumblr.
0 notes
dearesthana · 1 year
Text
A Chaos Weekend
Weekend ini lumayan chaos.
Aku sakit sejak Jumat. Perutku mendadak perih, tangan-kaki tiba-tiba terasa dingin, diikuti demam. Aku memutuskan untuk tidak ke kantor. Ugh, hal penting yang harus kukerjakan sudah dilakukan minggu ini, batinku.
Sabtu...tenang. Aku mulai tahu bahwa sakitku terjadi juga karena memendam terlalu banyak hal. Aku sedih karena kangen kampung halaman. Aku sedih karena sudah merasakan hari raya tanpa keluarga, jadi lebaran sendirian akan terasa sangat miserable tahun ini. Aku kangen teman-teman dan keluargaku. Aku kangen Jawa. Kangen banget.
Aku ingin bersandar. Aku juga ingin sedikit bermanja-manja. Aku ingin orang lain reach out dan bertanya, "Kamu baik-baik saja?".
Akhirnya, aku mengosongkan bagasi emosionalku. Aku menelepon teman dekatku dan berkata bahwa...aku ingin di-reach out duluan kadang-kadang.
Aneh rasanya melakukannya. Aku khawatir dia akan merasa aku terlalu clingy.
Instead, she said, "Aku selama ini bingung kamu butuh di-reach out duluan atau nggak. Aku malah senang kamu clingy, artinya aku merasa dibutuhkan,".
Permasalahan selesai.
Aku ingin menghabiskan hari Minggu ini dengan tenang. Aku mengajak teman dekatku nonton Netflix bareng. We talked a lot. We spent afternoon virtually together until 1.30 pm, when she said, "Aku beli makanan kucing dulu,".
"Oke," jawabku.
Temanku itu kemudian menelpon lagi sekitar 2.44 siang, tepat ketika sebuah pesan masuk.
'Aku mau jujur. Aku ghosting kamu belakangan karena lagi dekat sama seseorang'.
Cukup untuk membuat ketenangan itu jadi chaos.
Aku seorang surfer di lautan emosionalku sendiri. Tawa sarkas berubah jadi diam. Diam berubah jadi tangis. Tangis berubah jadi marah.
Un-be-lie-va-ble.
No, it doesn't matter who the woman is. It's his right.
But, what the hell?
What am I, then?
Why do I have to know all of this?
Bukannya dia bilang nggak mau in relationship? Sekarang dia mau menempatkanku in certain distance because he likes someone else? Dia berencana mau menungguku pulang dulu sebelum breaking the news?
Lah, selama ini kita ngapain? Pacar udah jelas bukan, tapi teman dekat...not quite like this, right?
Dan untungnya, ada teman di lautan saat aku berselancar melewati ombak-ombak yang besar.
"Apa yang kamu rasain sekarang?" tanya temanku di ujung telepon.
"Aku nggak ngerasa patah hati. Aku merasa...dikhianati," jawabku. "Aneh. Aneh banget aku merasa dikhianati. Kita padahal nggak ada hubungan apa-apa. Aku nggak ngerti ini maksudnya apa dia ngomong sekarang. Aku bingung. What am I? Why do I have to know? Dia bahkan bilang menungguku pulang ke Semarang buat ngomongin semuanya. It can only mean dia mau menemuiku di Semarang. Apa maksudnya?".
"I see, then?".
"Maksudku, ini aneh. Nggak make sense sama sekali. Bela-belain nunggu aku pulang cuma untuk bilang bahwa dia suka sama orang lain. Jadi, selama ini kita ngapain? Am I being seconded? Bukannya kita teman biasa? Teman biasa nggak kayak gini,".
Aku merasakan anggukannya dari Jakarta.
"It only makes senses kalau dia kayak gini karena sebenarnya dia menyukaiku juga. Masalahnya, bahkan dia juga nggak ngasih tahu whether or not he feels the same way about me,".
"I see. Yang kamu pengen adalah jawaban, karena kamu nggak pengen berasumsi. Iya, kan?".
"Right!" seruku. "Dan...aku harus stand up for myself. Kalau nggak, aku akan begini lagi kalau ketemu cowok yang baru.
Sulit untukku memproses semua pada jam 3-4 pm. Sulit, karena aku merasa dikhianati. Sulit, karena dikhianati adalah my pet peeve. Sulit, karena aku benci orang-orang yang mengkhianatiku. Sulit, karena sudah lama aku tidak bisa membenci orang lain.
Seakan berdoa, aku berbisik selama berjam-jam, "Please don't make me do this. I don't want to hate you,".
Maka, inilah balasanku untuk pesan itu pada akhirnya.
'It hurt me. I feel betrayed. Because, although I like you a lot, I never want to be in relationship you don't desire. Please give me an explanation. I don't want to hate you,".
Beberapa menit kemudian, dia menjawab.
"Well, hate me. Karena apapun penjelasanku, pasti bakal implies kalau aku pada akhirnya emang gamau punya relationship yang lebih jauh daripada teman ke kamu. Dan aku 'curang' karena ga bilang dari awal,".
Aku menarik napas dalam-dalam. Aku memang nggak bisa benci sama seseorang. Namun, aku benci situasi ini.
Mungkin kalian yang membaca berpikir, betapa mudahnya aku memproses semuanya ketika kubalas jawaban itu dengan, "Aku minta penjelasan karena aku nggak bisa benci seseorang. Tapi, aku manusia juga. Aku pengen komunikasiin apa yang kurasain. I will take your explanation as it is. Will you trust me, too?".
Namun, percayalah, ini semua nggak semudah itu untukku.
Aku melewati banyak waktu luangku untuk mengobservasi. Well, jadi kurasa bisa sih memprediksi apa yang terjadi jika aku menceritakan ini ke orang-orang yang tidak terlalu tahu situasi dan pria macam apa yang saat ini kuhadapi.
Bagi orang-orang yang mengenalku, tetapi tidak mengenalnya, mereka akan berkata, "Brengsek banget sih cowoknya,".
Bagi orang-orang yang sama-sama mengenal kami berdua, mereka akan berhenti kepada, "Aku nggak ngerti jalan pikirnya dia gimana sekarang. Rumit banget,".
Dan untukku sendiri, sikapku akan menjadi seperti orang-orang yang sama-sama mengenal kami berdua.
Karena aku masih percaya he's a good man. With a complicated past.
Makanya, aku meminta penjelasan darinya.
Dan aku percaya, somehow, dia akan memberikannya.
...
Di ujung telepon jam 5.30 pm, aku bisa mendengar temanku berkata, "Aku kagum banget sama kamu. Kamu memprosesnya dengan baik, kemudian surprisingly manage buat ngasih jawaban dengan baik,".
"Hahahaha. Aku tadi sempet nyuruh kamu diam, kan? Aku soalnya sedang memproses semuanya. I don't want my judgment to be clouded with my emotions only,".
Telepon kemudian ditutup jam 6.30 pm setelah aku mengomelinya untuk segera ke rumah sakit.
Saat menuliskan semua ini, aku menyadari ada banyak hal tentangku yang selama ini tidak pernah kuafirmasi dengan baik. I didn't give enough credit of myself. Aku lupa mengafirmasi diriku sendiri, kemudian memendam kesakitan sendirian.
Hingga akhirnya, sakit pikiran berpindah ke fisik.
I've been amazing. Aku nggak pernah sedingin ini saat menyampaikan hal-hal yang tidak kusukai. Dari hubunganku dengan orang-orang di sekitar, aku tahu biasanya ini akan membuatku marah berhari-hari. Kemudian, kemarahan itu jadi kecanggungan. Kalau tidak beruntung, itu membuat orang lain menjauh dariku juga karena...aku menyeramkan saat marah.
Aku berhasil berpikir dulu sebelum berbicara, haha.
I've been amazing, karena aku juga kuat sendirian di tanah perantauan. Aku nggak mundur. Aku nggak lari dari masalah. Jatuh sekeras apapun, aku tetap bangun. Meski pelan-pelan sekali.
Cici toko sembako yang jadi langgananku suatu hari kedatangan seorang tamu, tepat saat aku sedang belanja di sana. Ketika tamu itu bertanya asalku dari mana, cici itu menjawab sebelum aku sempat mengatakan apapun:
"Kakak ini berani, loh. Dia merantau sendirian dari Jawa. Dia kerja, masak sendiri, belanja sendiri, ngurus semuanya sendiri. Dia ke sini setiap minggu buat belanja habis pulang kerja,".
And, she's right, isn't she?
Tahun ini, alih-alih traveling, kurasa aku punya resolusi sederhana yang ingin kulakukan.
Aku ingin semakin menyempurnakan cintaku kepada diri sendiri.
Kemudian, aku akan menjadi wanita yang berdiri di samping laki-laki yang baik.
0 notes
kaidaastuti · 1 year
Text
DUNIA TIPU-TIPU
Rasanya masih tak percaya jika sekarang saya berada di atmosfer sebuah dunia yang berisi banyak topeng dan kemunafikan. Ya, saya terlanjur berharap terlalu banyak, terlalu indah, dan terlalu polos pada jalan yang kini sedang saya jalani.
Beberapa hari lalu ada satu peristiwa yang membuat nurani saya merasa dibohongi, ditipu, dikhianati, dikibuli, atau jangan-jangan sebenarnya justru sedang diberi peringatan untuk hati-hati? Ada suatu deadline pekerjaan yang harus saya lakukan. Saya menyadari sepenuh hati bahwa keteledoran saya dalam manajemen waktu adalah faktor utama tidak sempurnanya pekerjaan tersebut. Saya sungguh-sungguh mengakui di hadapan penilai bahwa itu adalah mutlak karena ketidakbecusan saya.
Di sini yang membuat saya sakit hati adalah beberapa teman (yang saya pikir) terbaik saya ternyata berkhianat. Malam menjelang penilaian mereka dengan santainya chatting dengan saya dan mengatakan dengan santainya bahwa tugas kami itu bukan sesuatu yang urgent sekali. "Bisalah kita susulkan besok", "Santai aja masih ada waktu", "Udahlah kita kerjain besok aja toh memang karena kemarin-kemarin kita ngejar deadline yang lain,kan", and the bla,bla,bla yang mereka katakan malam itu. Dan saya dengan polos dan demikian khusnudzonnya kepada mereka mengiyakan saja. Saya tidur nyenyak malam itu karena demikian percayanya esok pagi akan ada "teman seperjuangan" yang senasib dengan saya.
Tapi ternyata, taraa.... Pada hari penilaian itu tiba-tiba mereka menyodorkan hasil kerja mereka dan membiarkan saya jadi pesakitan sendirian. Mereka bilang itu hasil kerja asal-asalan lembur semalam agar yang penting dapat centang biru dari atasan. Lho, lho...siapa yang tadi malam bilang ke saya untuk santai saja? Lalu siapa yang tiba-tiba serasa menghunus pedang dari belakang kepada saya?
Marah? Ya, saya memang marah. Kecewa? Ya, jelas. Tapi saya lebih merasa marah dan kecewa kepada diri saya yang bisa segitu bodohnya percaya kepada mereka. Ketika saya ceritakan masalah ini kepada bapak, komentar beliau singkat. "Nduk, di dunia ini menemukan orang yang benar-benar tulus bertepuk bertepuk tangan atas kebahagiaanmu dan menangis atas kesedihanmu itu susah. Yang banyak adalah kebalikannya. Maka mintalah kepada Allah untuk berlindung dari orang-orang yang justru tertawa atas kegagalanmu dan merasa sedih atas kebahagiaanmu".
Bapak benar. Tiba-tiba saya merasa kasihan kepada diri saya sendiri. Duh Gusti, sebegitu susahnya kah bagi saya untuk menemukan kembali teman yang tulus tanpa topeng? Teman yang benar-benar saya harapkan untuk bersama hingga di surga nanti. Teman yang saling mengingatkan dan menguatkan dalam kebaikan. Saya rindu teman semacam itu, Ya Rabb. Semoga segera Kau pertemukan kembali saya dengan mereka yang benar-benar bisa saya percayai di dunia yang semakin tidak jujur ini. Aamiin....
Jan 3, 2023
1 note · View note
siderisejournal · 1 year
Text
Mighfar suganda merilis Ocean Clown menjadi rilisan terakhir dan penutup di tahun 2022, menuju album kedua dari trilogi “Meanor” yang akan dirilis tahun 2023
Tumblr media
Setelah Studio Album pertama Mighfar Suganda, Broken Beautiful Blue Ruin sukses besar, masuk berbagai playlist seperti “brb Crying”, “Fresh Finds Indonesia Best of 2022”, ”Skena Gres”, dan Playlist lainnya di platform YouTube, Resso, Treble, dan Joox. Dengan total streams hampir mencapai 1juta streams hanya dalam 3 bulan. Kali ini Mighfar Suganda kembali merilis EP bertajuk Ocean Clown pada tanggal 22/12/2022. Sebuah karya yang diproyeksikan sebagai peralihan, untuk menutup era album sebelumnya di akhir tahun 2022, sekaligus membuka jalan menuju Album kedua di tahun 2023. Setelah kumpulan benang merah cerita cinta yang tulus, polos, dan jujur di album pertama. Ocean Clown dan track lainnya di album kedua akan jauh lebih gelap. Masih melanjutkan cerita benang merah, namun menunjukkan perspektif sisi gelap cerita cinta, persahabatan, kehidupan. Sebuah tema quarter life crisis di fase mengetahui realita kehidupan yang pahit.
Tumblr media
Sedangkan Ocean Clown yang terinspirasi dari cerita seorang wanita bernama “Alieciea” yang di perkosa sahabat kekasihnya, dan kekasihnya dibunuh, Ocean Clown mengerucut menceritakan tentang pengkhianatan dari seseorang yang paling dipercaya dalam kehidupan. Bagaimana rasa shock, trauma, dan trust issue timbul karena kejadian ini. Tak ada rasa amarah yang bisa keluar, air mata yang tak bisa menetes, jiwa dan raga lemas mengetahui kenyataan pahit yang benar-benar tidak pernah dia pikirkan selama ini. Ocean Clown diambil dari istilah badut yang sedang viral di era kalangan remaja millennial, yang menyebutkan seorang yang bucin dan dimanfaatkan. Sedangkan Mighfar Suganda menyebut fenomena ini Ocean Clown, di perspektif seseorang yang dimanfaatkan diambil segalanya, pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan materi. Tanpa sedikitpun dia menyadarinya, saat dia sadar sudah tenggelam dalam palung lautan dan sangat sulit untuk berenang kembali ke permukaan.
Ocean Clown pertama kali diciptakan pada tahun 2021, setelah single pertama Broken Sunset dirilis, namun karena tema yang terlalu berat dan gelap untuk album pertama yang sederhana dan polos. Maka track lagu Ocean Clown sempat tertahan di folder demo laptop.  Dalam proses produksi, cukup rumit karena Mighfar Suganda kembali explore instrumen baru yaitu instrumen seperti gamelan, harpa, xylophone, violin, cello, pedal steel guitar, piano, steel drum, mbira, synthesizer, gitar akustik dan elektrik. Karena keunikan gamelan yang salah satu menjadi nyawa di bagian chorus. Mighfar Suganda membawa genre dan waves baru dengan istilah Indie Java Pop. Sampai saat ini satu-satunya lagu yang menggunakan instrumen gamelan, dan uniknya lagi bisa digabungkan dan match dengan instrumen orchestra, dan synthesizer musik indie modern terkini. Semua instrumen dan vokal direkam sendiri, diproduksi, mixing, dan mastering sendiri oleh Mighfar Suganda, kecuali bass, kali ini sekali lagi dibantu oleh Yosan L.C Aponno, Bassist dari Redwinemusic. Times never healJust leave and bear the painForget everything we troughLike we never met beforeReveal bitter truths
Di lirik ini Mighfar Suganda menyampaikan bahwa dikhianati orang terdekat yang paling kita percaya menimbulan rasa kecewa yang sangat dalam, kita bisa memaafkan tapi tak akan pernah bisa melupakan, rasa luka ini seperti tak akan pernah sembuh, sebuah trauma di alam bawah sadar. Mungkin di suatu pagi kita akan terbangun karena mimpi buruk teringat kejadian itu, disaat sendirian melihat benda kenangan tentang orang yang mengkhianati kita akan sangat menjengkelkan, karena kita tidak bisa marah dan balas dendam.
Lagu Ocean Clown merepresentasikan perasaan kekecewaan seseorang yang dikhianati orang terdekat. Lagu ini sangat emosional, sebuah tema gelap dan dingin. Mighfar mengaransemen lagu ini dengan intro vocal yang kalem dan pelan seperti sedang terbaring karena kejadian shock, pelan pelan berusaha melupakan, berbagai cara dilakukan, begitu juga dengan variasi aransemen, semua itu membawa ke chorus, dengan lirik diatas. Sebuah fase terburuk dalam hidup yang ingin di skip, dilupakan, atau berharap tak pernah terjadi. 
Artwork dari lagu Ocean Clown didesain sendiri oleh Mighfar Suganda, sebuah wanita yang duduk kesepian di dasar laut, seakan tidak tahu akan melakukan. Tanpa ada title atau tulisan, karena menunjukkan makna dari gambar. Ocean Clown akan menjadi rilisan terakhir dan penutup atas pencapaian luar biasa dan di luar ekspektasi di tahun 2022,  menuju album kedua dari trilogi “Meanor” yang akan dirilis tahun 2023, sekaligus memperkuat karakter Mighfar Suganda dalam menciptakan musik sederhana, dengan ambience dan instrumen-instrumen baru yang dipakai seperti marimba dan saxophone, namun juga fokus menjadi sebuah media yang storyteller benang merah antar lagu, yaitu makna keresahan-keresahan dalam masalah quarter life crysis. Album kedua akan begitu gelap, peralihan dari terang ke gelap ini akan berjalan pelan namun pasti, karena akan banyak lagu yang akan dirilis di tahun 2023 untuk menuntun ke Studio Album kedua.
0 notes
yasmijn · 2 years
Video
youtube
Jujur w benci banget sama judulnya tapi, asli ini bagus banget sih obrolan antara Aming dan Denny Sumargo.
Selama nonton ini, jadi makin respek sama Aming, karena selain dia emang being unapologetically himself, asli dia bener-bener dewasa dan bijak banget. Hidupnya sama sekali nggak mudah, dan banyak banget hardship yang dia jalani. Pertama, pelecehan yang dia alami sejak dia kelas 5/6 SD sampai dia kuliah - hal yang kayanya fundamental banget dan merusak cara pandang dia sama dirinya sendiri. Aming bilang hal itu membuat dia jadi merasa nggak berharga. Kedua, pelecehan itu dilakukan oleh seorang pria yang dia anggap bisa menggantikan sosok bapaknya (orang tuanya pisah dan Aming nggak punya sosok Bapak) - dan Aming bilang bahwa ini juga bikin dia merasa dikhianati. Ketiga dan seterusnya: tentang kepergian ayah-ibunya, pernikahannya yang nggak sampai 9 bulan, anaknya meninggal di kandungan, dan juga semua kontroversi dan berita yang menjelekkan Aming. 
Menurut w Aming pun amat sangat eloquent dalam menyampaikan pemikirannya. Rapi banget, terstruktur, terus ya itu... bijak. Aming bilang bahwa dia lagi work on his personality disorders, sudah mulai menerima apa yang terjadi sama dirinya, dan dia cuma minta satu aja dari semua orang: to have compassion. Welas asih. Jangan jadi keji sama orang lain, jangan jahat dan jangan menyakiti. Dia juga bilang bahwa sebagai muslim ya dia menjalankan semua perintah-Nya, dan dia bilang bahwa dia nggak perlu lah flexing kayak gituan karena itu adalah bagian dari habluminallah. Itu adalah hubungan personalnya sama Tuhan. 
Di sini Aming juga berbagi pemikirannya tentang Tuhan (menit 32:50) - Kenapa Tuhan menciptakan manusia? Karena Tuhan kesepian. Dia maha segalanya, entitas paling. Aming berpikir bahwa Tuhan itu kesepian banget sampai Dia membuat kehidupan, manusia, flora, fauna, galaksi. “Ketika lu udah punya segalanya, lu merasa kosong, ada omongan bahwa itu saatnya lu ngomong sama Tuhan. Karena Tuhan mau kamu ngerasain bahwa itulah yang Dia rasakan.” 
10/10 recommended.
43 notes · View notes
lainsudut · 2 years
Text
Sama Perlakuan
   Gender digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan serta keperluan seseorang. Beberapa orang bahkan menggunakan Gender sebagai barrier atau batasan atas kemampuan dan kewajiban melakukan suatu pekerjaan berdasarkan kemampuan fisik dan mental. Namun, ada sisi buruknya ketika ada “oknum” yang justru menggunakannya sebagai alasan untuk membenarkan sikap yang tidak seharusnya disangkut-paut kan dengan perbedaan tersebut.
   Sebut saja contohnya ketika mewajarkan kalimat “wanita selalu benar” yang seakan menunjukkan bahwa wanita adalah makhluk lemah yang tidak mungkin melakukan kesalahan sehingga banyak kasus wanita men-denial sikap buruk yang ia lakukan. Ada pula contohnya ketika suami tidak mau membantu sang istri mengerjakan pekerjaan rumah karena terpaku dengan pernyataan kolot “tugas rumah tangga adalah kewajiban istri”. Padahal tugas rumah adalah kompetensi dasar manusia untuk menjadikan dirinya manusia yang mandiri dan disiplin.
   Lucunya, diluar sana ribuan orang diseluruh dunia menggaungkan kesetaraan gender namun tidak mau berkomitmen didalamnya. Wanita ingin dianggap bahwa semua wanita setara dengan pria dalam berbagai hal termasuk : 
Dipercaya mengisi jabatan kepemimpinan.
Memiliki hak dan kewajiban yang setara dengan pria.
Tidak ingin dianggap lemah dan memiliki keterbatasan fisik dibawah pria.
Ingin dihargai pendapatnya bahwa wanita bisa memberikan gagasan yang tidak kalah hebat dari pria.
   Namun wanita melupakan bahwa pria juga memiliki hak yang sama untuk diperlakukan sama seperti wanita. Sebagian dari wanita justru melakukan hal yang mereka sangat tentang(kontra) jika terjadi pada sesama wanita jika diperlakukan oleh kaum pria. Seperti halnya kekasaran fisik, wanita yang melakukan pria harusnya kuat menerima jika yang terjadi sebaliknya pria harusnya tahu bahwa wanita adalah makhluk lemah.
  Ego itulah yang menjadikan “Kesetaraan Gender” sulit dicapai secara global. Sifat Egois yang ingin disamaratakan kemampuannya namun tidak ingin disamakan perlakuan seperti mana mereka diperlakukan. Didalam hubungan asmara, kaum wanita melupakan bahwa pria terkadang hanya INGIN untuk :
Dihargai perasaannya.
Diberikan perhatian dan dihubungi lebih dulu.
Ditanya kabarnya.
Tidak dikhianati kepercayaannya.
Ingin memiliki hubungan yang jujur.
Tidak dituntut untuk mengerti kemauanmu jika kamupun tidak bisa memahami kemauan mereka untuk diberi perhatian.
SERTA yang paling penting, Ingin Dipercaya.
   Namun didalam hubungan antar manusia dapat berjalan baik hanya dengan satu kunci yang seringkali diremehkan atau bahkan dilupakan yaitu KOMUNIKASI yang BAIK. Tak hanya perihal perasaan antar pasangan saja yang dapat diselesaikan dengan baik, kepercayaan untuk memegang jabatan seorang pemimpin bagi wanita juga bisa didapatkan melalui komunikasi yang baik. Semua permasalahan, keinginan, kebutuhan perihal cinta, pekerjaan dan kehidupan sehari-hari akan berjalan baik dengan KOMUNIKASI yang baik. permasalah masa lalu - masa kini - masa depan tidak akan menemukan masalah jika kita ingin berkomunikasi dengan baik dan saling percaya.
3 notes · View notes
bakpaokecil · 2 years
Text
Tumblr media
Love Lies, 2016. Air susu dibalas air tuba.
Sejak di Happines, aku jatuh hati sama Han Hyo Joo. Padahal sebelumnya aku tidak suka perannya di W, yang nampak seperti innocent girl. Dan lagi, di film ini aktingnya begitu memukau.
Ketika kita mencintai seseorang, kita ingin memberikan segalanya. Namun, suatu hari orang tersebut berkhianat. Dalam artian, mereka tidak lagi se frekuensi dengan kita. Ada dua jalan, pertama, membiarkan semuanya terjadi tanpa peduli apapun, jalan sendirian, atau mencari jalan baru yang lebih aman dari rasa sakit. Kedua, kita yang sudah hancur ini berusaha untuk menghancurkan hidup orang yang berkhianat itu. So Yool yang diperankan oleh Hyo Joo memilih jalan kedua. Begitu dia dikhianati, dia yang tadinya menjadi rumput segar yang menghiasi taman namun diinjak-diinjak berubah menjadi tanaman beracun, siapapun yang mengganggunya akan sekarat.
Meskipun terkesan sangat jahat, tapi penonton puas atas apa yang dia lakukan kepada sahabat dan cinta pertamanya. Namun pada akhirnya, So Yool yang sudah habis tak bersisa melupakan jati dirinya yang manis dan mulia. Dirinya dipenuhi dendam untuk menguasai dan menghancurkan hidup orang yang berkhianat. Pada akhirnya, dia sendirian dan kehilangan segalanya. Walaupun sukses menghancurkan hidup sahabat dan cinta pertamanya.
Jujur aku sangat merasakan kemarahan So Yool, dan jujur pula aku cenderung senang ketika dia mulai memegang kendali, tapi sekali lagi ending film ini membuatku berpikir bahwa dendam dan amarah hanya mampu merusak. Sementara sebagai manusia, kita selalu punya kesempatan untuk kembali dan melupakan dosa dosa dan berjuang di jalan kebaikan. Maka, jika sesuatu yang merusak itu mulai nampak, segeralah enyahkan. Seperi kanker, sel rusaknya di hilangkan agar sel baik dapat tetap bertahan. Meskipun kita menjadi kurang utuh, tapi setidaknya kita masih memiliki jati diri yang layak diperjuangkan.
Sementara untuk orang yang berkhianat, yakinlah bahwa takdir tak akan mengampuni mereka. Entah dengan tangan sendiri atupun hukum alam, dunia ini tidak akan pernah adil untuk mereka. Semua ada balasannya. Apa yang kau tanam, itulah yang kau tuai.
2 notes · View notes
lyrarch · 3 years
Text
“Kalian pernah ga sih di sakitin atau khianatin sama sahabat atau orang yang paling kalian percaya dan kalian sayangin? Terus kalian di tinggal gitu aja atau bahkan kalian seolah dianggap ga pernah hadir dalam hidupnya. Gimana cara kalian menghadapinya? Gimana cara kalian untuk sembuh dari rasa sakitnya?"
Begitu kurang lebih pertanyaan salah seorang teman dalam sesi diskusi serius kemarin. Pertanyaan itu ternyata mengembalikan satu per satu ingatan gue yang pernah sedemikian hancur berantakan karena disakiti banyak orang yang gue sayang dan yang paling gue percaya ga akan menyakiti. Gue fikir trauma karena disakiti itu bisa hilang gitu aja, ternyata engga. Bahkan sampai pertanyaan itu diajukan berulang kali gue masih bersusah payah mencerna dan memahami, juga berusaha relate dengan kalimat “Siapa sih yang ga suka dikasih perhatian? Kita semua pasti suka diperhatiin sama orang lain apalagi sama orang yang paling kita sayang.” Gue pengen banget nyaut dan bilang kalo gue termasuk salah seorang yang ga terbiasa menerima bentuk perhatian, ga suka diperhatikan dan mempercayai bahwa ketika seseorang menaruh perhatian ga berarti dia sayang.
Banyak banget cerita dan ingatan yang rasanya ga pernah bener-bener hilang, gue cuma pura-pura lupa sama semua rasa sakit itu. Rasanya selama 24 tahun hidup, gue udah belajar banyak tentang rasa sakit, kehilangan, dikhianati dan kejadian terakhir yang gue ingat seseorang memperlakukan juga menghapus gue seolah gue ga pernah ada dalam hidupnya. Jujur itu adalah rasa yang gue harap bisa menghapuskan semua rasa sakit lain yang pernah membuat gue sedemikian hancur. Satu orang yang Allah kirimkan untuk menyadarkan gue bahwa ga ada satu manusia pun yang bisa dan berhak mengatur apa yang gue rasain juga belajar untuk ga berharap apa-apa sama manusia. Ga berharap sama siapapun termasuk orang tua gue sendiri.
Jangan tanya sudah sedalam apa rasa sakitnya, karena bahkan kalo disuruh ngulang dan nyeritain lagi berbagai kekecewaan yang pernah gue rasain, gue ga akan bisa nahan diri untuk ga nangis. Rasanya cuma Allah yang tahu, sehancur dan sesakit apa yang pernah gue lalui untuk sembuh dan ada di titik dimana gue ga mau berharap lebih sama siapapun lagi. Enggak sekarang, besok, lusa atau kapanpun. Mengingat gue dulu pernah sedemikian gilanya memberikan seluruh versi terbaik, mengusahakan apapun yang bisa diusahakan, bahkan di titik gue ga perduli sama kebahagiaan diri gue sendiri demi membuat orang lain bertahan dan bahagia memiliki gue sebagai anak, adik, kakak, sahabat atau bahkan kekasih seperti gue. Apapun sebagai apapun literally apapun! Gue satu-satunya manusia gila yang bahkan rela bunuh dan menyakiti orang lain yang merusak kebahagiaan dan memporak porandakan hari orang yang gue sayang. Tapi Agama udah cukup baik mengatur gue untuk ga berbuat demikian. Ada banyak batasan yang rasanya cukup untuk gue ga melakukan hal tolol semacam itu. Gue mungkin ga sempurna, belum atau mungkin ga akan pernah bisa. Gue mungkin Cuma bisa menjamin untuk bisa dan selalu mengusahakan yang terbaik yang bisa gue usahakan untuk semua orang yang gue sayang.
Banyaknya upaya yang gue lakukan, sebanyak apapun gue berkorban, seberdarah dan sesakit apapun gue untuk mengupayakan semua yang terbaik nyatanya ga pernah cukup menjadikan gue layak dan berharga. Itu semua cukup, cukup membuat gue sadar bahwa gue ga mau terlalu bergantung, berharap lebih, atau apapun yang akhirnya akan membuat gue sakit lagi.
Gue mungkin bisa sembuh dan bisa kembali seperti biasa. Tapi ingatan itu ternyata tetap ada di kepala dan rasa sakitnya masih bisa gue ingat dengan sangat baik sampai detik ini. Ingatan tentang rasa sakit itulah yang gue jadikan pondasi utama untuk ga mudah menerima siapapun dan mempercayai oranglain lagi. Ingatan dan rasa sakit itu menjadikan gue untuk lebih sayang sama diri sendiri.
Kali terakhir gue disakiti dan dihancurkan sedemikian sama banyak orang yang paling gue sayang dan gue percaya itu cukup bikin gue sadar bahwa cuma Allah sebaik-baiknya tempat menaruh harapan dan semua hal baik itu emang cuma diniatin untuk nyari ridhonya Allah. Gue ga akan pernah mau menaruh ekpektasi tinggi dan berharap lebih pada manusia manapun dan siapapun lagi. Kalaupun gue sayang dan mau berbuat baik, itu cuma karena nyari ridhonya Allah. Hal itulah yang menjadikan gue sekarang mulai belajar terbiasa untuk ga mau bergantung dengan apapun dan siapapun lagi selain Allah. Mengingat terakhir kali gue memberikan semua hal terbaik yang bisa gue berikan dan lakukan untuk orang-orang yang gue sayang dan berekapektasi lebih untuk di perlakukan dengan hal yang serupa gue justru hancur dan yang lebih parahnya gue kehilangan diri gue sendiri.
Itu semua udah cukup, cukup bikin gue belajar bahwa manusia emang tempatnya salah, tempatnya bikin kecewa dan untuk semua hal baik yang kita berikan, belajarlah untuk melakukannya cuma karena Allah.
Terus kalo ada yang nyaut, mudah banget sih ber-teori doang. Gue ga berteori karena sejak awal pun banyak banget hal pait dalam hidup yang udah gue lalui dan hal yang mungkin ga akan pernah cukup untuk gue certain satu-per-satu. Tapi kalo lo semua nanya gimana cara untuk sembuh dari semua rasa sakit itu? Gue akan dengan lantang mengatakan untuk jangan berharap dan berekspektasi apapun sama manusia manapun di muka bumi ini termasuk keluarga yang lo sayangin. Udah segitu aja.
8 notes · View notes