Tulisan sebelum ini bahas soal kehilangan kucing yang punya cerebellar hypoplasia atau dikenal juga Wobbly Cat Syndrome. Setelah empat hari menghilang dan sehari tulisan itu tayang, kucingnya berhasil ditemukan. Meski beberapa hari kemudian hilang lagi dan sehari berikutnya ketemu juga. Agak drama emang ini kucing, karena sampai sekarang aku ngga tahu bagaimana caranya dia biasa keluar area kosan.
Dia memang agak beda dengan kucing pada umumnya. Keseimbangan cukup buruk sehingga kalau jalan atau cuma diam aja goyang (dalam arti sebenarnya) . Kondisi ini bakal sangat terlihat kalau jalan karena kaki belakangnya ngga bisa bergerak leluasa.
Kucing oren-putih ini pun sering jatuh atau keguling sendiri. Paling repot kalau urusan BAB pas lagi diare, bisa-bisa bagian belakang kotor juga, bahkan pernah sampe sebadan-badan. Padahal dia ngga suka dibersihin, walau cuma pake tisu basah.
Dulu waktu kecil, kucing yang sudah mau setahun nanti September ini agak susah buat makan dan minum. Kepalanya harus dipegang sebab goyang-goyang dan susah buat ambil makanan atau minuman yang tersedia. Ya sama hal pula buat perkara di kotak pasir.
Bertambah usia dia semakin tahu harus bersikap seperti apa buat mengikuti kebutuhan yang ada. Hampir segala kegiatan sudah ngga begantung lagi sama manusia, bahkan malah ngga mau kalau dibantuin. Sekarang sukanya di luar kamar terus, mampir ke dalem kalau mau makan, terkadang numpang tidur juga. Kalau dipaksa di dalam, dia bakal ngambek dengan ngeong keras atau cokelin pintu terus-terusan. Kalau sudah tidak bisa, satu-satunya jalan yang akan ditempuhnya dengan naik ke pohon tas yang ada disamping jendela dan keluar sambil membanting badannya yang besar, ya paling besar dia antara banyak kucing yang ada di kosan. DAS